Post on 02-Dec-2020
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG
KPHL UNIT XXXII NIAS PADA UPT. KPH WILAYAH XVI GUNUNGSITOLI
PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE TAHUN 2018 - 2027
UPT. KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN WILAYAH XVI
DINAS KEHUTANAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2018
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit XXXII Nias
merupakan salah satu KPH Produksi di Propinsi Sumatera yang wilayah kelolanya secara administrasi berada di 5 (lima) Kabupaten/kota Kabupaten
Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan dan Kota Gunungsitoli. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 102/Menhut-II/2010, dengan penyesuaian Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. SK.579/Menhut-II/2014, KPHL Unit XXXII Nias mempunyai wilayah kerja seluas ± 143.221,80 Ha tersebut terdiri dari Hutan Lindung
(HL) seluas ± 116.761,96 Ha, Hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 4.695,54 Ha dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 21.764,30 Ha.
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) merupakan salah satu tugas yang harus dipersiapkan organisasi KPH sesuai amanat Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah
No. 3 tahun 2008, Peraturan Menteri Kehutanan No. P.6/Menhut-II/2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2010. RPHJP KPHL Unit
XXXII Nias 2018 - 2027 merupakan rencana induk pengelolaan hutan untuk periode 2018-2027, dengan tujuan yaitu (1). menetapkan visi dan misi, (2). menetapkan proyeksi rencana pengembangan, dan (3). menyusun
rencana kegiatan strategis yang terukur dengan tata waktu sesuai skala prioritas untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari
berlandaskan sinergitas basis ekologi, ekonomi dan sosial. Secara umum kondisi wilayah KPHL Unit XXXII Nias yang masih
berhutan sudah tidak ada lagi dan tutupan lahan didominasi oleh pertanian lahan kering yang mencapai luasan 122.916,25 Ha dan semak belukar yang mencapai 13.882,25 Ha. Berdasarkan penutupan lahan, wilayah kerja KPHL
Unit XXXII Nias yang masih berhutan sudah tidak ada lagi. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pada areal kerja KPHL Unit XXXII Nias
terdapat potensi dari Karet, durian, dan aren. Tanaman tersebut adalah potensi yang bisa dikembangkan oleh KPHL Unit XXXII Nias dengan
bermitra kepada masyarakat yang ada di sekitar hutan. Permasalahan utama pada wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias adalah
: (1). Aspek ekologi; rendahnya potensi dan kualitas hutan, degradasi
hutan dan fragmentasi hutan, menurunnya keanekaragaman hayati (2). Aspek ekonomi; berkurangnya hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, menurunnya kesejahteraan diukur dari hasil hutan; kurangnya peluang usaha dan kesempatan kerja; belum dikembangkannya pengolahan dan akses pasar HHBK yang bebas; rendahnya insentif modal usaha
kehutanan; (3). Aspek sosial budaya; lemahnya penegakan hukum, rendahnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat sekitar hutan, serta
(4). Aspek kelembagaan; belum dipahaminya kawasan hutan dengan batas-batas kawasannya dan kepemilikan lahan yang belum jelas aspek
hukumnya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 4
Visi dalam RPHJP KPHL Unit XXXII Nias Tahun 2018 - 2027 adalah
”Kelola Hutan Tetap Terjaga Berbasis Pemberdayaan Masyarakat.” Rencana upaya pencapaiannya melalui Misi yaitu : (1) Pemantapan
kawasan hutan serta meningkatkan kualitas data dan informasi kehutanan. Misi tersebut bertujuan untuk melaksanakan penataan kawasan hutan menjadi blok dan petak yang mantap serta meningkatkan kualitas data dan
informasi melalui inventarisasi hutan secara berkala dengan basis blok dan petak sebagai bahan penyusunan rencana pengelolaan hutan; (2)
Meningkatkan tata kelola hutan yang baik melalui penegasan kewenangan dan penguatan kapasitas pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias yang profesional, efektif dan efisien. Misi ini bertujuan untuk menyiapkan
perangkat peraturan, penguatan kelembagaan KPHP dan peningkatan kapasitas SDM di organisasi KPHL Unit XXXII Nias; (3) Meningkatkan
pengelolaan hutan dan hasil hutan melalui tata kelola hutan yang bertanggung jawab pada areal yang telah dibebani ijin (konsesi) di dalam
wilayah KPHL Unit XXXII Nias secara terpadu, transparan dan bertanggung jawab untuk mendukung pengelolaan hutan lestari. Misi ini bertujuan untuk membentuk dan membina pemegang ijin, kelompok tani hutan,
membentuk lembaga usaha masyarakat (koperasi), meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap seluruh kegiatan pengelolaan hutan,
meningkatkan kapasitas keterampilan masyarakat serta meningkatkan nilai-nilai kreatif lokal dalam pengelolaan hutan lestari; (4) Meningkatkan
perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan. Misi ini bertujuan untuk menurunkan gangguan keamanan hutan melalui upaya-upaya pengamanan dan resolusi konflik serta pengembangan konservasi alam
pada KPHL Unit XXXII Nias.; dan (5) Mengembangkan secara aktif kegiatan produktif yang berkelanjutan pada wilayah di dalam dan luar konsesi. Misi
ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), jasa wisata dan jasa lingkungan lainnya melalui skema kemitraan kehutanan pada wilayah tertentu.
Capaian utama RPHJP 2018 - 2027 antara lain: (1) Tertatanya blok dan petak yang pengelolaannya dilakukan secara partisipatif, kolaboratif dan
berkelanjutan; (2) Terbangunnya database berbasis blok dan petak secara akurat setiap tahun; (3) Terbangunnya kelembagaan yang profesional,
efektif dan efisien (meliputi Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur tentang bagi hasil kemitraan, Standar Operasional dan Prosedur (SOP) KPH dan sumbangan pihak ketiga); (4) Tersusunnya perencanaan pengelolaan
hutan meliputi : Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2018-2027, Rencana Pengelolaan Jangka Pendek mulai Tahun 2018 sampai
dengan Tahun 2027, dan Rencana Jangka Menengah 5 (Lima) Tahun; (5) Terbangunnya kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait;
(6) Tersedianya SDM terampil dan profesional untuk pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias; (7) Terbangunnya sistem database KPHL Unit XXXII Nias yang dapat diakses oleh pihak – pihak yang berkepentingan; (8)
Tersedianya sarana dan prasarana operasional yang memadai; (9) Terbangunnya koordinasi dengan pemegang ijin yang berada di kawasan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 5
KPHL Unit XXXII Nias; (10) Terbangun komunikasi secara berkala dengan
pemegang ijin dan menyediakan pedoman terbaru (up to date) mengenai praktek dan operasional yang baik; (11) Terlaksananya kegiatan rehabilitasi
pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan; (12) Terbangunnya mekanisme dalam rangka monitoring dan evaluasi untuk memastikan tingkat kepatuhan pemegang ijin terhadap
pengelolaan hutan sesuai dengan peraturan nasional dan standar wajib; (13) Terlaksananya deliniasi areal perlindungan setempat, meliputi
pemetaan hutan lindung, perlindungan setempat, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana; (14) Terlaksananya kebijakan preventif dalam upaya perlindungan hutan; (15) Terlaksananya pemberantasan
illegal logging dan perambahan kawasan hutan, meliputi patroli pengamanan hutan dan hasil hutan, operasi pemulihan kawasan hutan, dan
eksekusi barang bukti hasil temuan di lapangan; (16) Terlaksananya penegakan hukum atas kasus – kasus kehutanan; (17) Terlaksananya
sosialisasi tata batas kawasan hutan dan peraturan perundang – undangan kehutanan; (18) Terlaksananya penyelesaian konflik tenurial; (19) Terlaksananya upaya perlindungan dan pengawetan flora dan fauna langka
dan endemik; (20) Terlaksananya monitoring dan pengendalian bahan baku industri kehutanan; (21) Terlaksananya pemantauan dan pengendalian
kebakaran hutan serta pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dan Masyarakat Peduli Api (MPA); (22) Terlaksananya
upaya konservasi HCVF (High Conservation Value Forest); (23) Terlaksananya pembinaan PKSM (Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat); (24) Terbangunnya hutan tanaman karet melalui pola
kemitraan kehutanan; (25) Termanfaatkannya HHBK; (26) Terbangunnya Hutan kemitraan kehutanan; (27) Keterlibatan masyarakat sekitar hutan
dan kelompok tani dalam pemanfaatan dan pengembangan usaha produktif berbasis kehutanan; (28) Terwujudnya kerjasama investasi dalam bentuk MoU dengan pihak ketiga sebagai penanam modal.
Target rencana kegiatan RPHJP tahun 2018-2027 sebagai berikut : (1)Terbangunnya Resort Pengelolaan Hutan sebanyak 3 unit;
(2)Terlaksananya penataan blok pengelolaan kawasan hutan seluas 665 Hektar; (3)Tersedianya SDM Penyuluh Kehutanan minimal sebanyak 16
orang; (4)Terbangunnya hutan karet seluas 240 Hektar; (5)Terlaksananya kerjasama kemitraan kehutanan seluas 190 Hektar; (6)Terlaksananya kerjasama MoU investasi sebanyak 2 Mou; (7)Terlaksananya partisipasi
masyarakat sekitar hutan dalam kegiatan perlindungan hutan sebanyak 4 kali/tahun; (8)Terlaksananya partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh KPH sebanyak 2 kegiatan/tahun; (9)Terlaksananya penanganan konflik penggunaan areal sekitar 3
kasus/tahun; (10)Terlaksananya kegiatan rehabilitasi hutan pada lahan kritis seluas 650 Hektar; (11)Terlaksananya pengembangan sistem tumpangsari seluas 200 Hektar; (12)Terlaksananya pengembangan
tanaman aren seluas 200 Hektar; (13)Terlaksananya pembangunan dan pengembangan jasa lingkungan sebanyak 2 unit; (14)Terlaksananya
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 6
pengembangan produk unggulan sebanyak 3 komoditi yaitu aren, gaharu
dan getah damar; dan (15)Terlaksananya upaya konservasi HCVF (High Conservation Value Forest) sebanyak 15 unit.
Kepala KPHL Unit XXXII Nias melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian internal baik secara parsial, kompherensif dan berjenjang, baik langsung maupun melalui tim pelaksana terhadap seluruh kegiatan
pengelolaan hutan. Adapun pembinaan, pengawasan dan pengendalian eksternal sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010
dilakukan oleh atau atas nama Menteri Kehutanan (eselon I terkait), dan dapat didelegasikan kepada Gubernur Sumatera Utara. Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan
tahapannya, terhadap seluruh komponen kegiatan pengelolaan hutan yang dilaksanakan KPHL Unit XXXII Nias. Tim pelaksana akan disesuaikan
dengan keterkaitan dengan tugas fungsinya, dan akan ditunjuk dengan surat perintah tugas. Pelaporan hasil akhir dari seluruh kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tugasnya, dilaporkan secara berkala. Pelaporan mengacu pada standar prosedur operasional yang berlaku. Tahapan dalam penyusunan laporan dimulai dari penyiapan format
laporan, penyusunan bahan laporan dan resume telaahan, dan penyusunan. Laporan ditandatangani Kepala KPHL Unit XXXII Nias dan
disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 7
KATA PENGANTAR
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit XXXII Nias dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
SK.102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang Pembentukan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan SK tersebut dan mengacu penyesuaian Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. SK.579/Menhut-II/2014, dapat
diketahui luas kawasan hutan di KPHL Unit Nias adalah 143.221,80 Ha.
Dasar penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL
Unit XXXII Nias ini terutama adalah Peraturan Direktur Jenderal Planologi Nomor
P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan
Hutan pada KPHL dan KPHP. Dokumen RPHJP KPHL Unit XXXIII Nias ini memuat
bagian-bagian pendahuluan, deskripsi kawasan, visi dan misi pengelolaan hutan,
analisis dan proyeksi, rencana kegiatan, pembinaan pengawasan dan pengendalian,
pemantauan evaluasi dan pelaporan, dan penutup, serta menjadi acyan dalam
penyusunan rencana pengelolaan yang telah disusun, dan menjadi pedoman dalam
kegiatan pengelolaan hutan jangka panjang, serta menjadi acuan dalam penyusunan
rencana derivatifnya dan pelaksanaannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Verifikasi dan Validasi RPHJP
KPHL Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPKH Wilayah I Medan dan Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara serta semua pihak yang telah membantu baik
dalam penyediaan data dan informasi, analis data, penulisan serta pembahasan draf
dokumen sehingga menjadi Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjag KPHL Unit
XXXII Nias. Semoga dokumen RPHJP KPHL Unit XXXII Nias ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk pengelolaan hutan yang lebih baik, lestari dan mensejahterakan
masyarakat di Pulau Nias.
Kepala UPT. KPH Wilayah XVI Gunungsitoli
Eta Fajar Wiriatmo Daely, SP.,MM. NIP. 19661105 200003 1 001
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 8
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ....................................................................................... i
Lembar Pengesahan .............................................................................. ii
Peta Situasi ............................................................................................ iii
Ringkasan Eksekutif ............................................................................ iv
Kata Pengantar ................................................................................... viii
Daftar isi .............................................................................................. ix
Daftar Tabel ......................................................................................... xi
Daftar Gambar ..................................................................................... xiii
Daftar Lampiran Peta ............................................................................ xiv
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Tujuan Pengelolaan .................................................................... 3 C. Sasaran ..................................................................................... 4 D. Ruang Lingkup ........................................................................... 5 E. Batasan Pengertian .................................................................... 7
II. DESKRIPSI KAWASAN ................................................................. 14 A. Risalah Wilayah .......................................................................... 14 B. Potensi Wilayah ......................................................................... 19 C. Sosial Budaya ............................................................................ 22 D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ................... 24 E. Posisi Areal kerja dalam Tata Ruang Wilayah Daerah .................... 25 F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan ..................................... 25
III. VISI DAN MISI ............................................................................. 30 A. Visi Pengelolaan Hutan KPHL Unit XXXI ........................................ 30 B. Misi Pengelolaan Hutan KPHL Unit XXXI ....................................... 31 C. Tujuan KPHL Unit XXXI ............................................................... 32
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ........................................................... 40 A. Analisis Data dan Informasi ......................................................... 40 B. Proyeksi Kondisi Wilayah ............................................................. 44
V. RENCANA KEGIATAN .................................................................... 50 A. Inventarisasi Wilayah serta Penataannya ...................................... 50 B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu .................................. 55 C. Pemberdayaan Masyarakat ......................................................... 60
D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ...................................................... 68
E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Ijin ...................................... 70 F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di Dalam Areal yang Berijin ....................................................................... 73
G. Rencana Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam ........................ 73 H. Rencana Penyelenggaran Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin ........................................................................... 79
I. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholders terkait .... 80
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 9
J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ................... 82 K. Penyediaan Pendanaan ……………………………………………………………… 84 L. Pengembangan Database ........................................................... 89 M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola ........................................... 92 N. Review Rencana Pengelolaan ...................................................... 94 O. Pengembangan Investasi ............................................................ 97
VI. PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN .................... 99 A. Pembinaan ................................................................................ 99
B. Pengawasan .............................................................................. 102 C. Pengendalian ............................................................................. 104
VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN .............................. 107 A. Pemantauan .............................................................................. 108 B. Evaluasi ..................................................................................... 108 C. Pelaporan .................................................................................. 109
VIII. PENUTUP .................................................................................... 115
LAMPIRAN PETA .................................................................................... 117
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 10
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII berdasarkan Batas Administrasi Kabupaten/kota dalam Kawasan Hutan………. .... . 15
Tabel 2.2. Luas Hutan berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan KPHL Unit XXXII …………………………………………………………… ................. . 15
Tabel 2.3. Sebaran Pembagian Blok Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII ...... . 16
Tabel 2.4. Sebaran blok pada setiap fungsi kawasan hutan KPHL Unit XXXII .............................................................................. . 17
Tabel 2.5. Arah Pemanfaatan Hutan Berdasarkan Pembagian Blok pada KPHL Unit XXXII............................. ........................... . 17
Tabel 2.6. Sebaran Luasan tingkat kekritisan lahan di wilayah kerja
KPHL Unit XXXII ............................................................... . 18 Tabel 2.7. Sebaran tingkat kekritisan lahan pada masing-masing
kawasan hutan di wilayah kerja KPHL Unit XXXII ................. . 18 Tabel 2.8. Penutupan Lahan berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan pada
Wilayah KPHL Unit XXXII ................................................... . 20
Tabel 2.9. Kepadatan Penduduk Desa di dalam dan sekitar wilayah kerja KPHL Unit XXXII ....................................................... . 22
Tabel 2.10. Sebaran penggunaan lahan menurut Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) Tahun 2011- 2030 pada KPHL Unit XXXII ........................................................................ . 25
Tabel 3.1. Koherensi Antara Visi, Misi dan Tujuan Pengelolaan Hutan KPHL Unit XXXII ............................................................... . 35
Tabel 4.1. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHL Unit XXXII ..... . 42
Tabel 4.2. Strategi Penggabungan faktor internal dan eksternal ........... . 43 Tabel 4.3. Arahan Pemanfaatan wilayah kelola KPHL Unit XXXII ........... . 44
Tabel 4.4. Kondisi KPHL Unit XXXII Saat Ini dan Proyeksi selama 10 (sepuluh) Tahun ke depan (2018 – 2027) ........................... . 49
Tabel 5.1. Inventarisasi Wilayah Serta Penataan dan Penetapan
Kawasan Hutan KPHL Unit XXXII ........................................ . 52 Tabel 5.2. Luas Potensi Areal Pemanfaatan pada Wilayah Tertentu
KPHL Unit XXXII ............................................................... . 56 Tabel 5.3. Uraian Kegiatan Pada Wilayah Tertentu (Wiltu) .................... . 57 Tabel 5.4. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat KPHL Unit XXXII ............ . 61
Tabel 5.5. Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan.............................................. . 69
Tabel 5.6. Kegiatan rehabilitasi di luar ijin pada areal kerja KPHL Unit
XXXII .............................................................................. . 71 Tabel 5.7. Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KPHL
Unit XXXII ........................................................................ . 76 Tabel 5.8. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang ijin
Terkait KPHL Unit XXXII .................................................... . 81
Tabel 5.9. Kegiatan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait KPHL Unit XXXII .................................. . 81
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 11
Tabel 5.10. Rencana Kegiatan Pengembangan/Peningkatan Kapasitas
SDM ................................................................................ . 83 Tabel 5.11. Penyediaan Pendanaan KPHL Unit XXXII ............................ . 85 Tabel 5.12. Pengembangan Database KPHL Unit XXXII ........................ . 90
Tabel 5.13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola ................................ . 93 Tabel 5.14. Review Rencana Pengelolaan ........................................... . 96
Tabel 5.15. Rencana Pengembangan Investasi .................................... . 98 Tabel 6.1. Uraian Pembinaan Pengelolaan KPHL Unit XXXII ................. . 100 Tabel 6.2. Uraian Pengawasan Pengelolaan KPHL Unit XXXII ................. . 102
Tabel 6.3. Uraian Pengendalian Pengelolaan KPHL Unit XXXII ............... . 105 Tabel 7.1. Uraian Kegiatan Pemantauan dan Tim Pelaksana
Pemantauan Kegiatan yang dilaksanakan KPHL Unit XXXII .... . 111 Tabel 7.2. Uraian Kegiatan Pemantauan dan Tim Pelaksana
Pemantauan Kegiatan yang Dilaksanakan Instansi /
Lembaga Lain ................................................................... . 114 Tabel 7.3. Uraian Kegiatan Evaluasi dan Tim Pelaksana Evaluasi
Kegiatan yang Dilaksanakan KPHL Unit XXXII ...................... . 114
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 12
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1. Peta Penetapan Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.
SK.102/Menhut-II/2010 .................................................. . 14 Gambar 2.2. Tingkat pendidikan masyarakat desa yang berada di dalam
dan sekitar Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII ........................ . 23
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 13
DAFTAR LAMPIRAN PETA
No Judul Halaman
Lampiran 1. Peta Wilayah Kerja KPHL Unit XXXI .................................. 117 Lampiran 2. Peta Penataan Hutan KPHL Unit XXXI ............................... 118
Lampiran 3. Peta Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu (WILTU) KPHL Unit XXXI ............................................................... 119
Lampiran 4.Peta Penutupan Lahan KPHL Unit XXXI .............................. 120
Lampiran 5.Peta Daerah Aliran Sungai KPHL Unit XXXI ......................... 121 Lampiran 6.Peta Aksesibilitas KPHL Unit XXXI ...................................... 122
Lampiran 7.Peta Penggunaan Lahan KPHL Unit XXXI ........................... 123 Lampiran 8.Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan Hutan dan
PenggunaanKawasan Hutan KPHL Unit XXXI ...................... 124
Lampiran 9.Peta Tanah KPHL Unit XXXI .............................................. 125 Lampiran 10. Peta Curah Hujan KPHL Unit XXXII .................................. 126
Lampiran 11. Peta Geologis KPHL Unit XXXII ........................................ 127
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan penyelesaikan persoalan-persoalan
dalam pengelolaan hutan di Indonesia diperlukan organisasi pengelola di
tingkat tapak. Pembangunan KPH sebagai pengelolaan hutan di tingkat
tapak merupakan salah satu terobosan kebijakan yang dibuat oleh
Kementerian Kehutanan. Pembentukan Organisasi / Kelembagaan KPH
merupakan program prioritas Pembangunan Nasional, yang telah
diamanatkan dalam Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan, dan Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.51/Menhut-II/2010 tentang Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kehutanan Tahun 2010-2014.
Sejarah kawasan hutan di Pulau Nias mengikuti sejarah kawasan
di Provinsi Sumatera Utara dimana pada tahun 1916 sampai dengan
tahun 1944, era Registrasi pada masa pemerintahan Belanda luas
kawasan hutan Sumatera Utara lk. 2.121.500,02 hektar. Penunjukan
kawasan hutan pertama di Provinsi Sumatera Utara yang dikenal TGHK
(Tata Guna Hutan Kawasan) pada tahun 1982 luas areal hutan di
Provinsi Sumatera Utara sehingga kawasan hutan menjadi 3.867.761
hektar. Pada tahun 1977 dilaksanakan paduserasi TGHK dan RTRW
Provinsi Sumatera Utara sehingga kawasan menjadi 3.867.761 hektar.
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor. SK. 44/ Menhut-II/2005
penunjukan kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara seluas lk.
3.742.120 hektar. Penunjukan kawasan hutan di Provinsi Sumatera
Utara di revisi berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor SK. 579/
Menhut-II/2014 , luas kawasan hutan Provinsi Sumatera Utara seluas lk.
3.055.795 hektar.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: SK.102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 15
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi Sumatera Utara,
ditetapkan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan di Provinsi Sumatera
Utara seluas kurang lebih 3.196.381 ha yang terdiri dari Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) sebanyak 14 unit seluas kurang
lebih 1.364.497 ha dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
sebanyak 19 unit seluas kurang lebih 1.831.884 ha. Salah satu KPHL
yang berada di Pulau Nias adalah KPHL Unit XXXII. KPHL Unit XXXII
merupakan bagian dari wilayah kerja KPH Wilayah XVI Gunungsitoli
yang di tetapkan Oleh Peraturan Gubernur No 38 Tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang
meliputi KPHL Unit XXXII dan KPHP Unit XXXIII Nias Selatan.
Luas wilayah Kawasan KPHL Unit XXXII Nias berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
SK.102/Menhut-II/2010, yang telah disesuaikan dengan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.579/Menhut-II/2014 tanggal 24
Juni 2014 tentang Kawasan Hutan di Sumatera Utara dan mengacu
pada revisi terakhir dari BPKH Wilayah I Medan. Uraian pembahasan
selanjutnya dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP)
KPHL Unit XXXII Nias akan mengacu pada luas ± 143.221,80 Ha
tersebut.
Mengacu pada Laporan Tata Hutan KPHL Unit XXXII Nias Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2017 yang disusun oleh Balai Pemantapan
Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Medan, bahwa wilayah KPHL Unit
XXXII seluas ± 143.221,80 Ha tersebut terdiri dari Hutan Lindung (HL)
seluas ± 116.761,96 Ha, Hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 4.695,54
Ha dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ± 21.764,30 Ha. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, KPH dinamakan
sesuai fungsi yang luasnya dominan, dengan demikian KPH Unit XXXII
Nias dinamakan KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 16
berdasarkan fungsi kawasan yang dominan pada wilayah KPHL Unit
XXXII Nias yaitu Hutan Lindung.
KPHL Unit XXXII Nias merupakan organisasi tingkat tapak sebagai
organisasi teritory (wilayah) yang dimaksudkan untuk melaksanakan
pengelolaan hutan produksi secara lestari di Pulau Nias. Pembentukan
KPHL Unit XXXII Nias menjadi salah satu wujud nyata desentralisasi
sektor kehutanan. Sehingga penyelenggaraan pengelolaan hutan yang
termasuk dalam areal kerja KPHL Unit XXXII Nias akan tepat lokasi,
tepat sasaran, tepat kegiatan, dan tepat pendanaan.
KPHL Unit XXXII Nias memiliki wilayah seluas ± 143.221,80 Ha
dan hampir seluruh kawasan hutannya telah diokupasi oleh masyarakat.
Areal bukan hutan tersebut sudah dikelola masyarakat sebagai lahan
permukiman, pertanian lahan kering, perkebunan, sawah, tambak dan
lain sebagainya. Permasalahan yang terjadi pada wilayah KPHL Unit
XXXII Nias diantaranya adalah :
1. Alih Fungsi lahan hutan menjadi areal perkebunan karet, dan
pemukiman;
2. Belum dilaksanakannya penataan batas kawasan hutan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut–
II/2010 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengelolaan
Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), perlu disusun Rencana Pengelolaan
Hutan Jangka Panjang (RPHJP) sebagai pedoman dan acuan seluruh
kegiatan pengelolaan hutan KPHL Unit XXXII Nias. RPHJP KPHL Unit
XXXII Nias disusun untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) tahun dari Tahun
2018 sampai dengan Tahun 2027.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 17
B. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengelolaan hutan yang efektif, efisien dan
berkelanjutan dalam wilayah kawasan hutan KPHL Unit XXXII Nias
selama kurun waktu Tahun 2018 sampai dengan Tahun 2027, dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan potensi serta karakteristik
wilayah KPHL Unit XXXII Nias.
2. Terselenggaranya pemberdayaan masyarakat pada Blok
Pemberdayaan, Blok Pemanfaatan dan Blok Khusus seluas ±
143.221,80 Ha, melalui skema Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan
Kemasyarakatan (HKm), dan pola kemitraan kehutanan atau
kerjasama untuk pemanfaatan jasa lingkungan dan ekowisata.
3. Terwujudnya perlindungan dan pengamanan kawasan hutan melalui
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, serta
sosialisasi tentang kawasan hutan pada masyarakat di dalam dan
sekitar hutan pada areal kerja KPHL Unit XXXII Nias.
C. Sasaran
Sasaran RPHJP KPHL Unit XXXII Nias diwujudkan dalam target –
target yang hendak dicapai dalam Tahun 2018–2027 adalah sebagai
berikut :
1. Terlaksananya pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, yaitu :
a. Pembangunan HTR seluas 4.695 Ha;
b. Pembangunan HKm seluas ± 5000 Ha;
c. Rencana lokasi kemitraan kehutanan seluas ± 100 Ha;
d. Pembangunan hutan karet seluas ± 80 Ha;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 18
2. Terlaksananya pemberdayaan masyarakat, meliputi kegiatan :
a. Pengembangan kelembagaan dan pembinaan kelompok tani pada
koperasi dan kelompok tani pengelola HKm dan kemitraan seluas ±
2.000 Ha;
b. Bimbingan teknologi serta pelatihan dan pendidikan kepada
koperasi dan kelompok tani pengelola HTR, HKm dan kemitraan
serta masyarakat sekitar hutan seluas ± 2.000 Ha;
c. Pengembangan tanaman aren produk turunannya seluas ± 300
Ha;
3. Terlaksananya pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, meliputi kegiatan monitoring dan
evaluasi pada pemegang ijin.
4. Rencana perlindungan hutan dan konservasi alam, meliputi kegiatan
:
a. Deliniasi areal perlindungan setempat, yaitu kegiatan pemetaan
kawasan hutan lindung, pemetaan kawasan perlindungan
setempat, pemetaan kawasan cagar budaya, dan pemetaan
kawasan rawan bencana;
b. Upaya perlindungan dan pengawetan flora dan fauna, yaitu
penetapan lokasi sumber plasma nutfah dan penangkaran flora
dan fauna;
c. Perlindungan hutan, yaitu sosialisasi tata batas kawasan hutan
dan peraturan perundang-undangan kehutanan, pembinaan
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), pembangunan
RPH (Resort Pengelolaan Hutan), penyelesaian konflik tenurial,
eksekusi barang bukti kasus - kasus kehutanan, penegakan
hukum atas kasus-kasus kehutanan dan konservasi tanah dan air;
5. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar
pemegang ijin.
6. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait baik
instansi perangkat daerah, instansi penegak hukum, Perguruan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 19
Tinggi, UPT. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di
daerah, LSM dan pemegang ijin.
7. Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM meliputi
pelatihan – pelatihan teknis kehutanan.
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Penyusunan RPHJP KPHL Unit XXXII Nias Tahun
2018 - 2027, meliputi:
1. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan pengelolaan, sasaran,
ruang lingkup, dan batasan pengertian.
2. Deskripsi Kawasan KPHL Unit XXXII Nias, yang terdiri dari:
a. Risalah wilayah (letak, luas, batas-batas, pembagian blok,
aksesibilitas kawasan, dan sejarah wilayah),
b. Potensi wilayah (penutupan vegetasi, potensi kayu dan bukan
kayu, keberadaan flora dan fauna, potensi jasa lingkungan dan
wisata alam),
c. Sosial budaya masyarakat di dalam dan sekitar hutan termasuk
keberadaan masyarakat hukum adat,
d. Data dan informasi ijin-ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan di dalam wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias,
e. Kondisi posisi KPHL Unit XXXII Nias dalam perspektif tata ruang
wilayah dan pembangunan daerah, dan
f. Isu strategis, kendala dan permasalahan.
3. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, berisi visi dan misi pengelolaan
hutan, serta tujuan pengelolaan hutan pada KPHL Unit XXXII Nias,
juga diuraikan tentang koherensi antara visi, misi, tujuan dan capaian-
capaian utama yang diharapkan untuk mewujudkan proyeksi atau
gambaran KPHL Unit XXXII Nias di masa depan.
4. Analisis dan Proyeksi, meliputi:
a. Analisis data dan informasi yang tersedia saat ini (baik faktor
internal maupun faktor eksternal),
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 20
b. Proyeksi kondisi wilayah KPHL Unit XXXII Nias di masa yang akan
datang.
5. Rencana Kegiatan, terdiri dari:
a. Inventarisasi wilayah kelola dan penataan hutan,
b. Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu,
c. Pemberdayaan masyarakat,
d. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan,
e. Rehabilitasi pada areal kerja di luar ijin,
f. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam
areal yang berijin,
g. Rencana perlindungan hutan dan konservasi alam,
h. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar
pemegang ijin,
i. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait,
j. Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM,
k. Penyediaan pendanaan,
l. Pengembangan database,
m. Rencana rasionalisasi wilayah kelola,
n. Review rencana pengelolaan,
o. Pengembangan investasi.
6. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian, berisi tentang uraian
tahapan, pelaksana, sasaran/target dan tujuan pelaporan dari kegiatan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian KPHL Unit XXXII Nias.
7. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan, meliputi uraian pemantauan
kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHL Unit XXXII dan oleh instansi/
lembaga lain serta kegiatan evaluasi yang dilaksanakan KPHL Unit
XXXII .
8. Penutup, merupakan penegasan bahwa RPHJP KPHL Unit XXXII Nias
diharapkan menjadi acuan dalam pengelolaan hutan KPHL Unit XXXII
Nias.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 21
9. Lampiran, berupa lampiran peta yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari RPHJP KPHL Unit XXXII Nias.
E. Batasan Pengertian
1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan;
2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya
sebagai hutan tetap.
3. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air
laut, dan memelihara kesuburan tanah.
4. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
5. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang
meliputi perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan
kehutanan dan pengawasan.
6. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta
perlindungan hutan dan konservasi alam.
7. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penetuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan
lestari untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin
tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 22
8. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun
wilayah pengelolaan hutan, mencakup pengelompokan sumber daya
hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung
didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat secara lestari.
9. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
penataan batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan
wilayah hutan, pengukuran dan pemetaan.
10. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan
sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara
efisien dan lestari.
11. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) adalah kesatuan
pengelolaan hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi
oleh kawasan hutan lindung.
12. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah kesatuan
pengelolaan hutan yang luas wilayahnya seluruhnya atau didominasi
oleh kawasan hutan produksi.
13. Resort Pengelolaan Hutan (RPH) adalah kawasan hutan dalam wilayah
KPH yang merupakan bagian dari wilayah KPH yang dipimpin oleh
Kepala Resort KPH dan bertanggungjawab kepada Kepala KPH.
14. Blok Pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH
yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pengelolaan.
15. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi
wilayah usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan
pengelolaan dan silvikultur yang sama.
16. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya
belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha
pemanfaatannya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 23
17. Rencana Pengelolaan Hutan KPH adalah rencana pada kesatuan
pengelolaan hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan
dalam kurun jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil
tata hutan dan rencana kehutanan, dan memperhatikan aspirasi,
peran dan nilai budaya masyarakat serta kondisi lingkungan dalam
rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk
memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari.
18. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) adalah rencana
pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10
(sepuluh) tahun atau selama jangka benah pembangunan KPH.
19. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek (RPHJPd) adalah rencana
pengelolaan hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan
operasional berbasis petak/blok.
20. Penggunaan Kawasan Hutan adalah kegiatan penggunaan kawasan
hutan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa
mengubah status dan fungsi pokok kawasan hutan.
21. Hutan / Lahan Kritis adalah hutan / lahan yang berada di dalam dan di
luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media
pengatur tata air dan unsur produktivitas lahan sehingga
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem DAS.
22. Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan
hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang, atau semak
belukar untuk mengembalikan fungsi hutan.
23. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan
kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi
secara optimal sesuai dengan peruntukannya.
24. Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan
vegetasi yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan
pada lahan bekas penggunaan kawasan hutan.
25. Pemeliharaan Hutan adalah kegiatan untuk menjaga, mengamankan,
dan meningkatkan kualitas tanaman hasil kegiatan reboisasi,
penghijauan jenis tanaman, dan pengayaan tanaman.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 24
26. Pengayaan tanaman adalah kegiatan memperbanyak keragaman
dengan cara pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal melalui
penanaman pohon.
27. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan.
28. Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang
pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
29. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah hutan tanaman pada hutan
produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk
meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber
daya hutan.
30. Hutan Desa (HD) adalah hutan negara yang belum dibebani hak/ijin,
yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
31. Hutan Adat adalah hutan yang berada di dalam wilayah masyarakat
hukum adat.
32. Blok Pemberdayaan merupakan blok yang telah ada upaya
pemberdayaan masyarakat dan yang akan difungsikan sebagai areal
yang direncanakan untuk pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
potensi kawasan hutan antara lain untuk Hutan Kemasyarakatan
(HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), kemitraan kehutanan,
pengelolaan jasa lingkungan dan pemberdayaan lainnya.
33. Blok Pemanfaatan merupakan blok yang difungsikan sebagai areal
yang direncanakan untuk pemanfaatan dan memiliki potensi jasa
lingkungan, wisata alam, atau hasil hutan bukan kayu, dekat dengan
masyarakat, serta memiliki aksesibilitas yang tinggi.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 25
34. Blok Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (HHK-HA) merupakan
blok yang telah ada ijin pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam
dan yang akan difungsikan sebagai areal yang direncanakan untuk
pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam sesuai dengan potensi
kawasan hutan.
35. Blok Perlindungan merupakan blok yang difungsikan sebagai
perlindungan tata air dan perlindungan lainnya.
36. Pemanfaatan Hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan kawasan
hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu
dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu
secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap
menjaga kelestariannya.
37. Pemanfaatan Kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang
tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan
manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi
utamanya.
38. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan
dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak
lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
39. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah kegiatan untuk
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan bukan kayu dengan
tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
40. Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan/atau Bukan Kayu adalah kegiatan
untuk mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau bukan kayu
dengan batasan waktu, luas dan/atau volume tertentu.
41. Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) adalah pungutan yang dikenakan
kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan
yang dipungut dari hutan negara.
42. Dana Reboisasi (DR) adalah dana yang dipungut dari pemegang
IUPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi untuk mereboisasi
dan merehabilitasi hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 26
43. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan
oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama
dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara,
masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan,
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan
hutan.
44. Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan
potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan
mengurangi fungsi utamanya.
45. Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam adalah keseluruhan
kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan sarana dan jasa yang
diperlukan oleh wisatawan/pengunjung dalam pelaksanaan kegiatan
wisata alam, mencakup usaha obyek dan daya tarik, penyediaan jasa,
usaha sarana, serta usaha lain yang terkait dengan wisata alam.
46. Wisata Alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan
hutan lindung.
47. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui Kemitraan Kehutanan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya
hutan secara optimal dan adil melalui Kemitraan Kehutanan dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
48. Masyarakat setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga
negara Republik Indonesia yang tinggal di dalam dan/atau di sekitar
hutan, yang bermukim di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang
memiliki kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan
dan aktifitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 27
49. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat
denganpemegang izin pemanfaatan hutan atau pengelola hutan,
pemegang izin usaha industri primer hasil hutan, dan / atau Kesatuan
Pengelolaan Hutan dalam pengembangan kapasitas dan pemberian
akses, dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.
50. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
51. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
52. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
53. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan.
54. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara
sistematik dan teratur, hasilnya digunakan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pelaksanaan perencanaan selanjutnya.
55. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi atau
menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga diperoleh
suatu hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui pemantauan,
pengawasan dan penilaian kegiatan.
56. Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di
bidang kehutanan.
57. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
58. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 28
I. DESKRIPSI KAWASAN
A. Risalah Wilayah
1. Letak
Wilayah kawasan hutan KPHL Unit XXXII Nias meliputi 5 (lima) wilayah
administrasi pemerintahan Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kota Gunungsitoli. Letak
kawasan hutan KPHL Unit XXXII Nias terletak pada sekitar titik koordinat
1021’14”LU 97013’48.8” BT; 1026’05,2”LU 970283’31,7” BT; 0036’0,01”LU
97042’08,2” BT dan 0037’22,9”LU 97052’56,6” BT
Kantor KPHL Unit XXXII Nias masih menyatu pada Kantor UPT. KPH
Wilayah XVI Gunungsitoli terletak di Jl. Ahmad Yani I Nomor 7, Kelurahan
Pasar Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli - Pulau Nias, dengan waktu tempuh
dari Kota Medan Ibukota Provinsi Sumatera Utara ± 1 jam menggunakan
pesawat udara dan sekitar 22 jam dengan angkutan darat dan
penyeberangan laut yang tergantung musim dan cuaca. Wilayah kerja KPHL
Unit XXXII Nias disajikan pada Gambar 2.1. berikut ini.
Gambar 2.1. Peta Penetapan Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII Nias
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.
SK.102/Menhut-II/2010
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 29
Wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias berdasarkan pembagian wilayah
administrasi, dengan luas masing-masing wilayah kecamatan seperti disajikan
pada Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII Nias berdasarkan Batas
Administrasi Kabupaten/kota dalam Kawasan Hutan
No Wilayah Administrasi Luas (Ha) Persentase (%)
1 Kota Gunungsitoli 5.147,36 3,59
2 Kabupaten Nias 24.383,89 17,03
3 Kabupaten Nias barat 14.455,87 10,09
4 Kabupaten Nias Selatan 59.022,28 41,21
5 Kabupaten Nias Utara 40.212,38 28,08
6 Total 143.221,80 100,00
2. Luas
Kawasan hutan KPHL Unit XXXII terdiri dari Hutan Lindung, Hutan
Produksi dan Hutan Produksi Terbatas dengan perincian luas masing-masing
arahan fungsi hutan seperti disajikan pada Tabel 2.2. Kawasan hutan lindung
mendominasi wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias yaitu mencapai 81,52%.
Tabel 2.2. Luas Hutan berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan KPHL Unit XXXII
Nias
No Fungsi kawasan Luas (ha) Luas (%)
1 Hutan Lindung (HL) 116.761,96 81,52
2 Hutan Produksi Tetap (HP) 4.695,54 3,28
3 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 21.764,30 15,20
Jumlah 143.221,80 100,00
Sumber : SK Menhut No. 579/Menhut-II/2014
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 30
3. Batas – batas
Wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias mempunyai batas – batas
administrasi sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nias Utara.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Nias Selatan.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nias dan Kota
Gunungsitoli.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nias Barat.
4. Pembagian Blok
Berdasarkan arahan fungsi kawasan hutan, wilayah kerja KPHL
Unit XXXII Nias terdiri atas Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas
dan Hutan Produksi. Pada masing-masing fungsi hutan selanjutnya
dibagi atas blok-blok pengelolaan seperti yang dapat dilihat pada Tabel
2.3. berikut ini.
Tabel 2.3. Sebaran Pembagian Blok Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII Nias
No Blok KPH Luas (ha) Luas (%)
1 Blok Inti (HL) 800,00 0,56
2
3
Blok Pemanfaatan (HL)
Blok Khusus (HL)
115.682,86
279,10
80,78
0,19
4 Blok Pemberdayaan (HP/HPT) 26.459,84 18,47
Jumlah 143.221,80 100,00
Blok Pemanfaatan berada pada Hutan Lindung. Sebesar 80,78 %
dari wilayah Kerja KPHL Unit XXXII Nias yang berupa kawasan Hutan
Lindung tersebut diarahkan sebagai Blok Pemanfaatan. Blok
pemanfaatan pada areal Hutan Lindung ini memiliki kriteria diantaranya
memiliki potensi jasa lingkungan, wisata alam, atau hasil hutan bukan
kayu, dekat dengan masyarakat, serta memiliki aksesibilitas yang tinggi.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 31
Blok Pemberdayaan seluas 26.459,84 Ha terdiri dari areal Hutan
Produksi dan Hutan Produksi Terbatas. Hutan Produksi seluas 4.695,54
Ha dan Hutan Produksi Terbatas seluas 21.764,30 Ha diarahkan sebagai
Blok Pemberdayaan yang akan difungsikan sebagai blok pemberdayaan
masyarakat sekitar kawasan hutan. Salah satu kriteria dari blok
pemberdayaan adalah memiliki persinggungan dengan lahan
masyarakat. Pembagian blok pengelolaan hutan berdasarkan fungsi
kawasan disajikan pada Tabel 2.4. berikut ini.
Tabel 2.4. Sebaran blok pada setiap fungsi kawasan hutan KPHL Unit
XXXII Nias
No Blok KPH
Hutan
Lindung
(HL)
Hutan
Produksi
(HP)
Hutan
Produksi
Terbatas
(HPT)
Jumlah
1 Blok Inti (HL) 800,00 - - 800,00
2
3
Blok Pemanfaatan (HL)
Blok Khusus (HL)
115.682,86
279,10
-
-
-
-
115.682,86
279,10
4 Blok Pemberdayaan (HP/HPT) - 4.695,54 21.764,3 26.459,84
Jumlah 116.761,96 4.695,54 21.764,30 143.221,80
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 32
Arah pemanfaatan hutan berdasarkan pembagian blok disajikan pada
Tabel 2.5 berikut ini.
Tabel 2.5. Arah Pemanfaatan Hutan Berdasarkan Pembagian Blok pada KPHL
Unit XXXII Nias
No Fungsi Kawasan Blok KPH Arah Pemanfaatan Luas (Ha)
1 Hutan Lindung (HL)
- Blok Inti
- Blok
Pemanfaatan
- perlindungan tanah dan tata air,
800,00
115.661,96
- pemanfaatan jasa lingkungan,
- perlindungan tanah dan tata air,
- upaya perlindungan dan
pengawetan flora fauna,
- konservasi HCVF.
- pemanfaatan HHBK,
- Blok Khusus
- Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus Religi
279,10
2 Hutan Produksi
(HP)
- Blok
Pemberdayaan
- pembangunan HTR,
4.695,54 - pemanfaatan HHK, HHBK.
3 Hutan Produksi
Terbatas (HPT)
- Blok
Pemberdayaan
- kemitraan kehutanan,
21.764,30
- pembangunan HKm,
- pemanfaatan jasa lingkungan,
- pemanfaatan HHK, HHBK.
Luas Total 143.221,80
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 33
Untuk melaksanakan pengelolaan hutan tingkat tapak, perlu dibentuk
Resort Pengelolaan Hutan (RPH). RPH dibentuk dengan mempertimbangkan
kelompok DAS / Sub DAS, arahan fungsi hutan dan aksesibilitas. Pada wilayah
kerja KPHL Unit XXXII Nias akan dibentuk 2 (dua) RPH yang mencakup
kawasan hutan wilayah Resort Pulau Nias Sebelah Utara dan Kawasan hutan
wilayah Resort Pulau Nias sebelah Selatan. Seluruh wilayah kerja KPHL Unit
XXXII Nias dibagi habis dalam RPH. Wilayah kerja RPH tersebut meliputi
hutan produksi, hutan produksi terbatas dan hutan lindung.
5. Tingkat Kekritisan Lahan
Luasan wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias yang berupa lahan sangat
kritis dan lahan kritis mencapai 130.313,20 Ha atau setara dengan 90,99%
dari total luasan wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias ( Tabel 2.6). Sebaran
kekritisan lahan sangat kritis dan kritis dominan terjadi pada kawasan hutan
lindung (HL) seperti yang disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.6. Sebaran Luasan tingkat kekritisan lahan di wilayah kerja KPHL
Unit XXXII Nias
No Kekritisan lahan Luas (Ha) Persentase
1 Sangat Kritis 12.910,04 9,01
2 Kritis 117.403,16 81,97
3 agak kritis 11681,05 8,16
4 Potensial Kritis 1090,91 0,76
5 Tidak Kritis 136,64 0,10
Grand Total 143221,80 100,00
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 34
Tabel 2.7. Sebaran tingkat kekritisan lahan pada masing-masing kawasan
hutan di wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias
Kawasan
Hutan
Luasan (Ha)
Grand Total Persen
tase Sangat
Kritis Kritis agak kritis
Potensial
Kritis
Tidak
Kritis
HL 12.782,63 98.379,59 5.578,59 13,38 7,76 116.761,96 81,53
HP 0,00 1.905,49 2.789,94 0,00 0,12 4.695,54 3,28
HPT 127,41 17.118,09 3.312,53 1.077,52 128,75 21.764,30 15,20
Jumlah 12.910,04 117.403,16 11.681,05 1.090,91 136,64 143.221,80 100,00
6. Aksesibilitas Kawasan
Jarak terjauh kawasan hutan wilayah KPHL Unit XXXII Nias di
Kabupaten Nias Utara lk. 40 km dari Kantor UPT KPH Wilayah XVI
Gunungsitoli. Jarak terjauh kawasan hutan wilayah KPHL Unit XXXII
Nias di Kabupaten Nias Barat lk. 60 km dari dari Kantor UPT KPH
Wilayah XVI Gunungsitoli. Jarak terjauh kawasan hutan wilayah KPHL
Unit XXXII Nias di Kota Gunungsitoli lk. 20 km dari dari Kantor UPT
KPH Wilayah XVI Gunungsitoli. Jarak terjauh kawasan hutan wilayah
KPHL Unit XXXII Nias di Kabupaten Nias lk. 50 km dari dari Kantor
UPT KPH Wilayah XVI Gunungsitoli. Jarak terjauh kawasan hutan
wilayah KPHL Unit XXXII Nias di Kabupaten Nias Selatan lk. 120 km
dari dari Kantor UPT KPH Wilayah XVI Gunungsitoli.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 35
7. Sejarah Wilayah KPH
Sejarah kawasan hutan di Pulau Nias mengikuti sejarah kawasan di
Provinsi Sumatera Utara dimana pada tahun 1916 sampai dengan tahun
1944, era Registrasi pada masa pemerintahan Belanda. Penunjukan kawasan
hutan pertama di Provinsi Sumatera Utara yang dikenal TGHK (Tata Guna
Hutan Kawasan) pada tahun 1982. Pada tahun 1977 dilaksanakan
paduserasi TGHK dan RTRW Provinsi Sumatera Utara. Penunjukan kawasan
hutan di Provinsi Sumatera Utara di revisi berdasarkan SK Menteri
Kehutanan Nomor SK. 579/ Menhut-II/2014.
Wilayah KPHL Unit XXXII Nias berada di kawasan hutan
Kabupaten Nias, Nias Barat, Nias Utara, Gunungsitoli dan Nias Selatan
seluas ± 143.221,80 ha, berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 102/Menhut-II/2010 tanggal 5 Maret 2010 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit
XXXII Nias. Perincian kawasan hutan tersebut adalah Hutan Lindung
(HL) seluas ± 116.761,96 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas ±
21.764 Ha dan Hutan Produksi Tetap (HP) seluas ± 4.695,54 Ha.
Luasan tersebut masih mengacu pada Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : SK. 44/Menhut-II/2005, tentang Penunjukan Kawasan Hutan
di Wilayah Provinsi Sumatera Utara seluas ± 3.742.120 (tiga juta
tujuh ratus empat puluh dua ribu seratus dua puluh) hektar.
Kemudian SK penetapan kawasan hutan direvisi berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.579/Menhut-II/2014 tanggal 24
Juni 2014 tentang Kawasan Hutan di Sumatera Utara.
B. Potensi Wilayah
1. Penutupan Vegetasi
Penutupan vegetasi berdasarkan tutupan lahan hasil penafsiran
citra satelit Landsat 8 liputan tahun 2016 di wilayah Sumatera Utara,
secara umum kondisi wilayah KPHL Unit XXXII Nias yang masih
berhutan sudah tidak ada lagi dan tutupan lahan didominasi oleh
pertanian lahan kering yang mencapai luasan 122.916,25 Ha dan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 36
semak belukar yang mencapai 13.882,25 Ha. Berdasarkan penutupan
lahan, wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias yang masih berhutan sudah
tidak ada lagi. Hal ini merupakan hal mendasar yang sangat penting
dalam penyusunan RPHJP ini. Luas penutupan lahan tersebut disajikan
pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Penutupan Lahan berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan pada
Wilayah KPHL Unit XXXII Nias
No Klasifikasi Tutupan
Lahan
Fungsi Kawasan Hutan (Ha) Luas Luas
HL HP HPT (Ha) (%)
1 Lahan Terbuka 67,06
2,21 69,27 0,05
2 Permukiman 19,43
234,93 254,36 0,18
3 Pertanian Lahan Kering 99.606,01 3.862,65 19.447,59 122.916,25 85,82
4 Pertanian Lahan Kering
CampurSemak 986,74
1.232,72 2.219,46 1,55
5 Sawah 2.829,68 95,60 792,97 3.718,25 2,60
6 Semak Belukar 13.091,09 737,29 53,87 13.882,25 9,69
7 Tubuh Air 4,95
0,01 4,95 0,00
8 (blank) 157,01 157,01 0,11
Jumlah 116.761,96 4.695,54 21.764,30 143.221,80 100
Sumber: BPKH Wilayah I Medan, 2016
2. Potensi Hasil Hutan Kayu (HHK)
Luas tutupan lahan berupa hutan KPHL Unit XXXII Nias sudah
tidak terdeteksi sehingga potensi kayunya pun tidak diketahui.
Sehingga KPHL Unit XXXII dalam aspek binisnya tidak berbasiskan
pada kayu.
3. Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pada areal kerja
KPHL Unit XXXII Nias Karet, durian, pinang, coklat dan aren.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 37
Tanaman tersebut adalah potensi yang bisa dikembangkan oleh KPHL
Unit XXXII Nias dengan bermitra kepada masyarakat yang ada di
sekitar hutan. Hasil survey di Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli
Barat, Kota Gunungsitoli yang merupakan salah satu desa yang masuk
dalam wilayah kerja KPHL XXXII Nias menggantungkan
perekonomiannya pada perkebunan Karet, coklat dan buah-buahan
(Durian, Duku, Mangga, Manggis, Rambutan dan Pisang).
Tabel. 2.9 Produktifitas Pertanian di Desa Onozikho Kecamatan
Gunungsitoli Barat, Kota Gunungsitoli
No. Jenis Tanaman Produktifitas
(Kg/Ha)
Keterangan
1 Karet 7,67
2 Coklat 4,42
3 Durian 32
4 Pisang 18
5 Duku 25
6 Mangga 23
Sumber BPS Gunungsitoli
4. Keberadaan Flora dan Fauna
Keberadaan flora dan fauna penting pada Areal kerja KPHL Unit
XXXII Nias sangat beragam namun ada beberapa jenis yang kondisinya
sangat sedikit bahkan beberapa diantaranya sudah mulai
langka/punah. Flora lokal yang ditemukan jumlahnya sedikit yang
tumbuh tersebar. Namun demikian KPHL Unit XXXII Nias akan terus
memutaakhirkan data mengenai keberadaan flora dan fauna yang
memiliki fungsi ekologi dan ekonomi.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 38
Tabel. 2.10. Jenis-jenis Flora dan Fauna di wilayah kerja KPH XVI
Guningsitoli
No. Jenis Sebaran Ket.
1 Rusa Kepulauan Nias -
2 Babi Hutan Kepulauan Nias -
3 Buaya Kepulauan Nias -
4 Biawak Kepulauan Nias -
5 Trenggiling Kepulauan Nias Langka
6 Merpati Buruu Kepulauan Nias -
7 Beo Nias Kepulauan Nias Langka
8 Berua Kepulauan Nias Flora
Lokal
9 Simalambuo Kepulauan Nias Flora
Lokal
10 Gitolio Kepulauan Nias Flora
Lokal
11 Gaharu Kepulauan Nias -
12 Afoa Kepulauan Nias Flora
Lokal
13 Aren Kepulauan Nias Flora
Lokal
14 Sagu Kepulauan Nias Flora
Lokal
15 Nilam Kepulauan Nias Flora
Lokal
Sumber BPS Gunungsitoli
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 39
5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam
Hasil diskusi dengan berbagai pihak, dapat diperoleh informasi
bahwa potensi jasa lingkungan yang ada di Pulau Nias sebagian besar
berada pada kawasan areal penggunaan lain (APL). Dengan demikian
maka sampai buku RPHJP ini disusun, informasi mengenai potensi jasa
lingkungan dan wisata alam dalam areal kerja KPHL Unit XXXII Nias
belum terdata. Namun demikian KPHL Unit XXXII Nias akan terus
memutakhirkan data mengenai potensi jasa lingkungan dan wisata
alam sehingga mampu untuk meningkatkan pendapatan bagi KPHL Unit
XXXII Nias.
C. Sosial Budaya
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan wilayah KPHL Unit XXXII
Nias pada umumnya memiliki hubungan yang kuat dengan hutan, di mana
kehidupan keseharian mereka tidak bisa dilepaskan dari keberadaan hutan yang
ada di dalam kawasan KPHL Unit XXXII Nias. Hasil survey terhadap 4 (empat)
desa sampel yaitu Onozikho, Lololakha, Ononamolo I Bot, Ononamolo Talafu
dapat diketahui bahwa masyarakat tidak mengetahui tentang kawasan hutan dan
batas kawasan hutan sehingga masyarakat desa ini mengakui bahwa lahan yang
mereka miliki adalah lahan pribadi yang telah di usahakan sejak turun temurun.
Bekaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan Sosialisasi kepada masyarakat
tentang kawasan Hutan, sehingga setelah mereka mengetahui akan pentingnya
hutan bagi kehidupan manusia, maka diharapkan masyarakat sekitar hutan ikut
menjaga dan melestarikan kawasan hutan tersebut.
Data kependudukan empat desa (Badan Pusat Statistik, 2016)
menunjukkan kepadatan penduduk paling tinggi adalah desa Ononamolo I Bot
sedangkan terendah di desa Onozikho dengan luas (0,99 Km2 yaitu 195 orang per
Km2 dengan luas desa paling luas yaitu 5,65. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 2.9.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 40
Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk Desa di dalam dan sekitar
wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias
Desa
Jumlah
penduduk
Luas Wilayah
(km2)
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)
Lololakha 1217 5,60 217,32
Onozikho 1097 5,63 195
Ononamolo talafu 11,170 O,99 789
Ononamolo I Bot 12,354 5 18,4
Tingkat pendidikan masyarakat ditunjukkan pada gambar 2.2 grafik
menunjukkan bahwa warga desa Onozikho Lololakha tingkat pendidikannya
lebih baik dibandingkan dengan desa lainnya, sedangkan desa Onozikho dan
Ononamolo I Bot tingkat pendidikannya hampir semuanya lulusan SD.
Gambar 2.2. Tingkat pendidikan masyarakat desa yang berada di dalam dan
sekitar Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII Nias
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 41
Hasil survey terhadap masyarakat di desa Onozikho, Lololakha,
Ononamolo I Bot, Ononamolo Talafu, menunjukkan bahwa di lapangan
masyarakat tidak mengetahui tentang kawasan hutan dan batas kawasan hutan
sehingga masyarakat desa ini mengakui bahwa lahan yang mereka miliki adalah
lahan pribadi yang telah di usahakan sejak turun temurun. Sehingga klaim
kawasan hutan sebagai hutan adat atau milik masyarakat yang sudah terjadi
secara turun temurun terjadi pada semua desa. Bekaitan dengan hal tersebut
perlu dilakukan Sosialisasi kepada masyarakat tentang kawasan Hutan berikut
dengan arti penting fungsi hutan. Harapannya setelah mereka mengetahui
akan pentingnya hutan bagi kehidupan manusia, maka diharapkan masyarakat
sekitar hutan ikut menjaga dan melestarikan kawasan hutan tersebut.
D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Kebutuhan lahan oleh masyarakat yang cukup tinggi mengakibatkan
sebagian besar areal kerja KPHL Unit XXXII Nias telah dikuasai oleh
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey terhadap empat desa
sampel yaitu Desa Onozikho, Lololakha, Ononamolo I Bot, Ononamolo
Talafu dimana masyarakat telah menggunakan lahan pada kawasan hutan
dengan di tanami tanaman karet, kelapa, dan tanaman semusim lainnya
Saat ini tidak terdapat pemegang ijin usaha dalam kawasan hutan
yang termasuk areal KPHL Unit XXXII Nias. Namun demikian hampir
seluruh kawasan hutan areal kerja KPHL Unit XXXII Nias diokupasi oleh
masyarakat. Sehingga perlu upaya yang tepat guna mengembalikan status
kawasan hutan namun sedikit terjadi konflik dengan masyarakat.
KPHL Unit XXXII Nias berinisiatif untuk mensosialisasikan program-
program perhutanan sosial dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi
yang dilakukan bertujuan membangkitkan minat masyarakat untuk bersinergi
mengelola hutan. Tahapan selanjutnya adalah pendampingan terhadap kelompok
masyarakat yang telah timbul minatnya untuk melaksanakan program-program
perhutanan sosial. Program-program perhutanan sosial yang akan dilaksanakan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 42
meliputi:
Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) pada Hutan Produksi,
Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada Hutan Produksi, Hutan
Produksi Terbatas dan Hutan Lindung,
Pola kemitraan kehutanan pada Hutan Produksi, Hutan Produksi
Terbatas dan Hutan Lindung.
Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan
(kawasan hutan produksi dan hutan lindung) harus didahului proses pinjam
pakai kawasan hutan sesuai norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
diatur Menteri. Bagi kegiatan non kehutanan yang bersifat strategis dan
tidak dapat dielakkan, proses pinjam pakai dapat dilakukan melalui
kerjasama yang diatur oleh Direktur Jenderal. Penggunaan kawasan hutan
dilakukan tanpa merubah fungsi pokok hutan.
E. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah Daerah
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.579/Menhut-
II/2014 dan Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) diketahui bahwa
sebanyak 48,61% wilayah kerja KPHL Unit XXXII diarahkan untuk kegiatan
rehabilitasi baik di hutan lindung maupun hutan produksi terbatas. Sebesar
51,39% diarahkan sebagai kawasan untuk usaha skala kecil yang meliputi
kawasan hutan lindung, hutan produksi maupun hutan produksi terbatas.
Pada kegiatan rehabilitasi hutan dapat dilakukan dengan melibatkan
masyarakat untuk membuat sumber pendapatan baru yang bersifat
ekonomi kerakyatan maupun ekonomi skala kecil menengah. Pada
kawasan lindung (hutan lindung) dapat dilakukan aktifitas pemanfaatan
kehutanan yang sesuai pada hutan lindung berdasarkan kajian biogeofisik,
kesesuaian lahan, dan kebutuhan masyarakat lokal, misalnya agroforestry,
budidaya karet dan sebagainya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 43
Tabel 2.12. Sebaran penggunaan lahan menurut Rencana Kehutanan Tingkat
Nasional (RKTN) Tahun 2018- 2027 pada KPHL Unit XXXII Nias
N
o
Arahan Penggunaan
Lahan
Luas (ha)
Jumlah Persentase
HL HP HPT
1 Arahan untuk Rehabilitasi 69.154,19
467,91 69.622,10 48,61
2 Arahan Usaha Skala Kecil 47.607,77 4.695,54 21.296,39 73.599,70 51,39
Jumlah 116.761,96 4.695,54 21.764,30 143.221,80 100.00
F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan
Isu Strategis
Berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan menjadi kewenangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi. Dengan demikian
urusan bidang kehutanan di Pulau Nias bukan lagi menjadi kewenangan
Pemerintah kabupaten dan kota yang ada di Pulau Nias, tetapi ditangani Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara melalui UPT. KPH Wilayah XVI Gunungsitoli .
Kondisi sarana prasarana dan Sumber Daya Manusia (SDM) pada UPT. KPH
Wilayah XVI Gunungsitoli yang salah satunya membawahi KPHL Unit XXXII Nias
saat ini masih sangat terbatas mengingat wilayah kerja yang cukup luas. Perlu
adanya alokasi SDM yang profesional dan berkompeten terutama fungsional
seperti Polisi Kehutanan (Polhut) dalam pengamanan hutan, penyuluh kehutanan
dan tenaga teknis lainnya sehingga pelaksanaan operasionalisasi KPHL Unit XXXII
Nias lebih optimal.
KPHL Unit XXXII Nias memiliki kekuatan dan peluang yang jika
dimanfaatkan secara maksimal dapat menjadi kunci keberhasilan bagi pengelolaan
KPHL Unit XXXII Nias. Kekuatan dan peluang yang menjadi isu strategis dalam
pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias tersebut adalah :
1. Mempunyai legalitas hukum kawasan;
2. Tersedia akses jalan utama menuju kawasan hutan;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 44
3. Mempunyai dukungan dari para pihak (pemerintah pusat, pemerintah
propinsi dan LSM);
4. Mempunyai peluang kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan hutan
untuk mewujudkan KPH yang mandiri;
Hambatan yang menjadi tantangan dalam pemanfaatan peluang yang
dimiliki KPHL Unit XXXII antara lain adalah :
1. Sebagian besar kawasan telah dikelola oleh masyarakat dengan ditanamani
berbagai tanaman pertanian seperti Karet dan tanaman semusim lainnya;
2. Belum didukung oleh SDM dan sarana prasarana yang memadai;
3. Belum terbangunnya koordinasi yang optimal dengan para pihak (KPH,
masyarakat dan stakeholder terkait);
4. Data potensi kawasan belum lengkap;
5. Sebagian besar wilayah kerja belum ditata batas;
6. Masyarakat belum tahu dan belum mengakui tata batas dan wilayah
kawasan hutan.
Hal-hal lain yang harus dipertimbangkan karena dapat menjadi ancaman
dalam pengelolaan KPHL Unit XXXII antara lain :
1. Adanya degradasi sumberdaya pohon di wilayah kelola;
2. Perambahan kawasan hutan untuk kegiatan perladangan masyarakat;
3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan
hutan;
4. Kawasan hutan berbatasan dengan lahan - lahan milik masyarakat sehingga
berpotensi timbulnya konflik tenurial;
5. Kepemilikan tanah adat belum diatur dengan peraturan daerah;
6. Konflik kepentingan atas kawasan hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 45
Kendala
Kondisi wilayah KPHL Unit XXXII Nias yang berpotensi menjadi kendala adalah:
1. Deforestasi dan degradasi hutan masih terjadi pada wilayah kerja
KPHL Unit XXXII Nias ;
2. Panjang garis batas KPHL Unit XXXII Nias dengan pemukiman dan
lahan budidaya masyarakat cukup panjang;
3. Sebagian besar wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias tidak berhutan
karena telah dikelola oleh masyarakat menjadi kebun karet atau
tanaman semusim lainnya;
4. Secara kewilayahan, KPHL Unit XXXII Nias terdiri atas beberapa
kelompok DAS yang membentang dari tengah Pulau Nias ke pesisir
pantai Pulau Nias. Kondisi DAS secara umum telah terfragmentasi dan
sebesar 90,99% merupakan lahan Sangat kritis dan kritis.
5. Banyak klaim lahan oleh masyarakat karena kurang informasi
mengenai batas kawasan hutan dan pal batas kawasan hutan.
Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias antara lain :
1. Pemahaman Masyarakat Tentang KPHL Unit XXXII Nias
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan kebijakan pemerintah
pusat untuk mengelola hutan di tingkat tapak. KPHP sebenarnya
bukan sesuatu yang baru karena telah diamanatkan dalam UU Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Namun, baru beberapa tahun
terakhir KPHP muncul di Pemerintah Daerah dan masyarakat. Sampai
saat ini masih banyak stakeholder yang belum mengetahui tentang
apa itu KPH, bagaimana konsepnya dan apa manfaatnya sehingga
masih belum terjadi kesepahaman bersama dalam pengelolaan hutan.
Masih kurangnya pemahaman aparatur pemerintah daerah bagaimana
dengan adanya KPHP dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 46
serta menambah PAD bagi daerah. Untuk itu, sangat diperlukan
sosialisasi kepada para stakeholder agar memahami konsep KPHP
sehingga dapat terwujud pengelolaan hutan yang optimal di Sumatera
Utara.
2. Sebagian besar wilayah tertentu telah dikuasai oleh masyarakat. Pada
hutan produksi, hutan produksi terbatas bahkan pada hutan lindung
telah dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan berkebun dan
pertanian semusim.
3. Penanganan kawasan hutan KPHP Unit XXXII Nias kurang diperhatikan
sejak keluarnya SK Menhut pada tahun 2010, disebabkan organisasi
dan penempatan SDM oleh Kementrian Kehutanan dan Dinas
Kehutanan Provinsi Sumatera Utara belum dilaksanakan dan
Pemerintah Kabupaten Kota di Pulau Nias melalui Dinas bidang
Kehutanan digabung dengan bidang Pertanian, Perkebunan dan
Peternakan sehingga skala prioritas bidang Kehutanan adalah skala
prioritas terakhir dibanding bidang lainnya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 47
III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
A. Visi Pengelolaan Hutan KPHL Unit XXXII Nias
Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015 - 2019 adalah “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”. Sementara itu, visi dari Dinas Kehutanan Provinsi
Sumatera Utara adalah “Mewujudkan Hutan Lestari Menuju Masyarakat
Sejahtera”.
Mempertimbangkan visi Pembangunan Nasional dan visi Provinsi
Sumatera Utara yang terkait dengan pengurusan hutan yaitu meningkatkan
ekonomi kerakyatan dan memulihkan keseimbangan lingkungan demi
pembangunan berkelanjutan, maka dirumuskan visi KPHL Unit XXXII Nias.
Atas dasar itu, maka visi KPHL Unit XXXII Nias Tahun 2018- 2027 adalah
”Kelola Hutan Tetap Lestari Berbasis Pemberdayaan Masyarakat.”
Visi ini ditetapkan berawal dari sebuah kesadaran bahwa pengelolaan hutan
yang berorientasi hasil kayu sudah pada sepuluh tahun ke depan di KPHL
Unit XXXII Nias sangat sulit diwujudkan dan tidak relevan dengan kondisi
wilayah KPHL Unit XXXII Nias sehingga harus beralih ke pengelolaan hutan
berbasis ekosistem untuk mengusahakan hutan tetap terjaga dan
mewujudkan kehidupan masyarakat sekitar hutan yang lebih sejahtera,
melalui pemberdayaan masyarakat tetap terjaga dengan mengoptimalkan
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.
Kelola Hutan Tetap Lestari merupakan suatu kondisi dimana
tujuan pengeloaan hutan yang ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan
terjaga (lestari) berlandaskan sinergitas basis ekologi, ekonomi dan sosial.
Walaupun saat ini tutupan lahan yang berupa hutan di KPHL Unit XXXII
Nias sudah sangat sedikit sekali namun pengelolaan sumberdaya hutan
yang ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini
diselaraskan dengan kebutuhan dan kepentingkan generasi yang akan
datang akan menjadi perhatian manajemen KPHL Unit XXXII Nias. Hal
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 48
tersebut menunjukkan bahwa hutan merepresentasikan kepentingan antar
generasi.
Berbasiskan pemberdayaan masyarakat adalah suatu kondisi
dimana pengelolaan kawasan hutan yang telah mengalami keterlanjuran
dikelola oleh masyarakat didalam dan atau disekitar kawasan hutan sudah
seharusnya melibatkan masyarakat dalam segenap aspek pengelolaan
hutan. Adanya kelompok-kelompok usaha kecil binaan di masyarakat
dalam dan atau sekitar kawasan hutan, adanya tambahan tingkat
pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan hidup, pendidikan,
kesehatan, dan akses terhadap layanan publik lainnya yang tersedia
diharapkan akan meningkatkan kinerja pengamanan dan pengelolaan
kawasan hutan.
B. Misi Pengelolaan Hutan KPHL Unit XXXII Nias
Visi KPHL Unit XXXII Nias tersebut diupayakan pencapaiannya
melalui misi pengelolaan hutan sebagai berikut :
1) Memantapkan kawasan hutan serta meningkatkan kualitas data dan
informasi kehutanan. Misi tersebut bertujuan untuk melaksanakan
penataan kawasan hutan menjadi blok dan petak yang mantap serta
meningkatkan kualitas data dan informasi melalui inventarisasi hutan
secara berkala dengan basis blok dan petak sebagai bahan penyusunan
rencana pengelolaan hutan.
2) Meningkatkan tata kelola hutan yang baik melalui penegasan
kewenangan dan penguatan kapasitas pengelolaan KPHL Unit XXXII
Nias yang profesional, efektif dan efisien. Misi ini bertujuan untuk
menyiapkan perangkat peraturan, penguatan kelembagaan KPHP dan
peningkatan kapasitas SDM di organisasi KPHL Unit XXXII Nias.
3) Meningkatkan pengelolaan hutan dan hasil hutan melalui tata kelola
hutan yang bertanggung jawab pada areal yang telah dibebani ijin
(konsesi) di dalam wilayah KPHL Unit XXXII Nias secara terpadu,
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 49
transparan dan bertanggung jawab untuk mendukung pengelolaan
hutan lestari. Misi ini bertujuan untuk membentuk dan membina
pemegang ijin, kelompok tani hutan, membentuk lembaga usaha
masyarakat (koperasi), meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap
seluruh kegiatan pengelolaan hutan, meningkatkan kapasitas
keterampilan masyarakat serta meningkatkan nilai-nilai kreatif lokal
dalam pengelolaan hutan lestari.
4) Meningkatkan perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan.
Misi ini bertujuan untuk menurunkan gangguan keamanan hutan
melalui upaya-upaya pengamanan dan resolusi konflik serta
pengembangan konservasi alam pada KPHL Unit XXXII Nias.
5) Mengembangkan secara aktif kegiatan produktif yang berkelanjutan
pada wilayah di dalam dan luar konsesi. Misi ini bertujuan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK), jasa wisata dan jasa lingkungan lainnya melalui
skema kemitraan kehutanan pada wilayah tertentu.
C. Tujuan Pengelolaan Hutan KPHL Unit XXXII Nias
Berdasarkan rumusan visi dan misi KPHL Unit XXXII Nias seperti
diuraikan di atas dan dalam rangka tercapainya visi dan misi tersebut, maka
tujuan yang hendak dicapai KPHL Unit XXXII Nias adalah sebagai berikut :
1) Memantapkan kawasan hutan serta meningkatkan kualitas data dan
informasi kehutanan.
a) Tertatanya blok dan petak yang pengelolaannya dilakukan secara
partisipatif, kolaboratif dan berkelanjutan;
b) Terbangunnya database berbasis blok dan petak secara akurat setiap
tahun.
2) Meningkatkan tata kelola hutan yang baik melalui penegasan
kewenangan dan penguatan kapasitas pengelolaan KPHL Unit XXXII
Nias yang profesional, efektif dan efisien.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 50
a) Terbangunnya kelembagaan yang profesional, efektif dan efisien
(meliputi Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur tentang bagi
hasil kemitraan, Standar Operasional dan Prosedur (SOP) KPH dan
sumbangan pihak ketiga);
b) Tersusunnya perencanaan pengelolaan hutan meliputi : Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Tahun 2018-2027 dan Rencana
Pengelolaan Jangka Pendek mulai Tahun 2018 sampai dengan
Tahun 2027.
c) Terbangunnya kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder
terkait;
d) Tersedianya SDM terampil dan profesional untuk pengelolaan KPHL
Unit XXXII Nias;
e) Terbangunnya sistem database KPHL Unit XXXII Nias yang dapat
diakses oleh pihak – pihak yang berkepentingan;
f) Tersedianya sarana dan prasarana operasional yang memadai.
3) Meningkatkan pengelolaan hutan dan hasil hutan melalui tata kelola
hutan yang bertanggung jawab pada areal yang telah dibebani ijin
(konsesi) di dalam wilayah KPHL Unit XXXII Nias secara terpadu,
transparan dan bertanggung jawab untuk mendukung pengelolaan dan
pemanfaatan hutan lestari. Sampai saat dokumen RPHJP ini disusun
belum ada ijin konsesi yang ada di wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias.
Mengingat sebagian besar wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias sudah
dimanfaatkan oleh masyarakat maka bentuk ijin yang dimungkinkan
untuk diberikan dimasa yang akan datang adalah hutan kemasyarakatan
(HKm) atau hutan desa (HD).
a) Terbangunnya koordinasi dengan pemegang ijin yang berada di
kawasan KPHL Unit XXXII Nias;
b) Terbangun komunikasi secara berkala dengan pemegang ijin dan
menyediakan pedoman terbaru (up to date) mengenai praktek dan
operasional yang baik;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 51
c) Terlaksananya kegiatan rehabilitasi pada areal yang sudah ada ijin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;
d) Terbangunnya mekanisme dalam rangka monitoring dan evaluasi
untuk memastikan tingkat kepatuhan pemegang ijin terhadap
pengelolaan hutan sesuai dengan peraturan nasional dan standar
wajib.
4) Meningkatkan perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan.
a) Terlaksananya deliniasi areal perlindungan setempat, meliputi
pemetaan hutan lindung, perlindungan setempat, kawasan cagar
budaya dan kawasan rawan bencana;
b) Terlaksananya kebijakan preventif dalam upaya perlindungan hutan;
c) Terlaksananya pemberantasan illegal logging dan perambahan
kawasan hutan, meliputi patroli pengamanan hutan dan hasil hutan,
operasi pemulihan kawasan hutan, dan eksekusi barang bukti hasil
temuan di lapangan;
d) Terlaksananya penegakan hukum atas kasus – kasus kehutanan;
e) Terlaksananya sosialisasi tata batas kawasan hutan dan peraturan
perundang – undangan kehutanan;
f) Terlaksananya penyelesaian konflik tenurial;
g) Terlaksananya upaya perlindungan dan pengawetan flora dan fauna
langka dan endemik;
h) Terlaksananya monitoring dan pengendalian bahan baku industri
kehutanan;
i) Terlaksananya pemantauan dan pengendalian kebakaran hutan serta
pembentukan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
j) Terlaksananya upaya konservasi HCVF (High Conservation Value
Forest);
k) Terlaksananya pembinaan PKSM (Penyuluh Kehutanan Swadaya
Masyarakat).
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 52
5) Mengembangkan secara aktif kegiatan produktif yang berkelanjutan
pada wilayah di dalam dan luar konsesi (Wilayah Tertentu KPHL Unit
XXXII Nias).
a) Terbangunnya hutan tanaman karet melalui pola kemitraan
kehutanan;
b) Termanfaatkannya keindahan bentang alam sebagai obyek wisata
alam;
c) Termanfaatkannya HHBK,
d) Terbangunnya Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan
Kemasyarakatan (HKm) dan kemitraan kehutanan;
e) Keterlibatan masyarakat sekitar hutan dan kelompok tani dalam
pemanfaatan dan pengembangan usaha produktif berbasis
kehutanan;
f) Terwujudnya kerjasama investasi dalam bentuk MoU dengan pihak
ketiga sebagai penanam modal.
Hubungan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi serta indikator capaian
yang akan dilaksanakan dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Unit XXXII Nias periode tahun 2018-2027, secara rinci disajikan pada
Tabel 3.1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 53
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 54
MISI KEGIATAN STRATEGIS CAPAIAN UTAMA INDIKATOR CAPAIAN
1. Pemantapan kawasan hutan serta meningkatkan kualitas data dan informasi kehutanan
Inventarisasi secara berkala wilayah kelola serta penataan hutannya.
Tertatanya blok dan petak di wilayah KPHL Unit XXXII Nias.
Adanya peta batas wilayah kelola KPHP.
Rasionalisasi wilayah kelola. Terbangunnya database berbasis blok secara akurat.
Adanya database pengelolaan hutan sesuai dengan analisis dan penilaian tata hutan dan kondisi lapangan.
2. Meningkatkan tata kelola hutan yang baik melalui penegasan kewenangan dan penguatan kapasitas pengelolaan di tingkat tapak
Pembangunan kelembagaan KPHL Unit XXXII Nias.
Terbangunnya kelembagaan yang profesional, efektif dan efisien.
Tersusunnya Perda dan/atau Pergub tentang bagi hasil kemitraan kehutanan, SOP KPH dan sumbangan pihak III.
Perencanaan pengelolaan hutan. Tersusunnya rencana pengelolaan hutan jangka panjang, menengah dan tahunan.
Tersusunnya dokumen RPHJP 10 Tahun, Renstra Jangka Menengah 5 Tahun, dan Rencana Pengelolaan Tahunan.
Koordinasi dan sinergi dengan Instansi dan stakeholder terkait.
Terbangunnya kerjasama dengan berbagai instansi dan stakeholder terkait.
Terwujudnya kerjasama dengan berbagai instansi terkait, pihak perusahaan, Perguruan Tinggi, LSM, Kelompok Tani dan sebagainya.
Penyediaan Kelembagaan dan SDM. Tersedianya SDM terampil dan profesional untuk pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias.
Tersedia kelompok tenaga fungsional untuk mendorong terbentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Pengembangan database. Terbangunnya sistem database KPHL Unit XXXII Nias yang dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Terbangunnya sistem komunikasi yang efektif.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 55
MISI KEGIATAN STRATEGIS CAPAIAN UTAMA INDIKATOR CAPAIAN
Lanjutan ……. Meningkatkan tata kelola hutan yang baik melalui penegasan kewenangan dan penguatan kapasitas pengelolaan di tingkat tapak
Penyediaan sarana dan prasarana operasional.
Tersedianya sarana prasarana operasional KPHL Unit XXXII Nias.
Terlaksananya penyediaan sarana dan prasarana operasional KPHL Unit XXXII Nias yang memadai.
3 . Meningkatkan pengelolaan hutan dan hasil hutan melalui tata kelola hutan yang bertanggung jawab pada areal yang telah dibebani ijin (konsesi) di dalam wilayah KPHP secara terpadu, transparan dan bertanggung jawab untuk
mendukung pengelolaan dan
Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi dengan para pemegang Ijin maupun calon pemegang ijin.
Terbangunnya koordinasi dengan pemegang ijin yang berada di kawasan hutan KPHL Unit XXXII Nias.
Terwujudnya koordinasi dengan pemegang ijin melalui forum maupun kegiatan lainnya.
Pembinaan dan pemantauan pada areal KPHL Unit XXXII Nias yang telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan.
Terbangun komunikasi secara berkala dengan pemegang ijin dan menyediakan pedoman terbaru (up to date) mengenai praktek dan operasional yang baik.
Adanya komunikasi yang aktif dengan pemegang ijin untuk mendukung pemanfaatan sumber daya yang lebih produktif dan dukungan penuh untuk perbaikan dalam pengelolaan hutan.
pemanfatan hutan lestari
Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Terlaksananya kegiatan rehabilitasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Terwujudnya rehabilitasi pada areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Monitoring dan evaluasi terhadap pemegang ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Terbangunnya mekanisme dalam rangka monitoring dan evaluasi untuk memastikan tingkat kepatuhan pemegang ijin terhadap pengelolaan hutan sesuai dengan peraturan nasional dan standar wajib.
Pemegang ijin dapat melaksanakan operasionalnya secara optimal sesuai dengan peraturan pengelolaan hutan
.
4. Meningkatkan perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan
Deliniasi areal perlindungan setempat. Terlaksananya pemetaan hutan lindung, perlindungan setempat, kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana.
Terwujudnya pemetaan dan deliniasi perlindungan setempat.
Penyelenggaraan perlindungan hutan.
Terlaksananya kebijakan preventif dalam upaya perlindungan hutan .
Adanya peringatan terhadap para pelaku illegal logging dan perambahan hutan serta pemasangan papan peringatan dan larangan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 56
MISI KEGIATAN STRATEGIS CAPAIAN UTAMA INDIKATOR CAPAIAN
Lanjutan………… Meningkatkan perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan
Pemberantasan illegal logging dan perambahan kawasan.
Terlaksananya pemberantasan illegal logging dan perambahan kawasan hutan.
a. Terlaksananya patroli pengamanan hutan dan hasil hutan di luar ijin;
b. Terlaksananya operasi pemulihan kawasan hutan;
c. Eksekusi barang bukti hasil temuan di lapangan pada patroli pengamanan hutan.
Penegakan hukum kasus – kasus
kehutanan. Terlaksananya penegakan hukum atas kasus – kasus kehutanan.
Terlaksananya penindakan hukum terhadap pelaku kasus – kasus kehutanan.
Penyelenggaraan sosialisasi terkait perlindungan dan pengamanan hutan .
Terlaksananya sosisalisasi tata batas kawasan hutan dan peraturan dan perundang-undangan kehutanan.
Terlaksananya kegiatan sosialisasi tata batas kawasan hutan dan peraturan perundang-undangan kehutanan kepada masyarakat, pemegang ijin dan stakeholders terkait.
Penyelesaian konflik tenurial. Terlaksananya penyelesaian konflik tenurial.
Menurunnya konflik tenurial pada kawasan hutan.
Perlindungan dan pengawetan flora dan fauna.
Terlaksananya upaya perlindungan dan pengawetan flora dan fauna langka / endemik .
a. Adanya penetapan lokasi sumber plasma nutfah,
b. penangkaran flora fauna langka dan endemik,
c. pengembangan keanekaragaman hayati.
Monitoring pengendalian bahan baku industri.
Terlaksananya kegiatan monitoring dan pengendalian bahan baku industri kehutanan.
Terlaksananya monitoring dan pengendalian bahan baku baik HHK maupun HHBK untuk industri kehutanan .
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 57
MISI KEGIATAN STRATEGIS CAPAIAN UTAMA INDIKATOR CAPAIAN
Lanjutan………… Meningkatkan perlindungan serta pengamanan hutan dan hasil hutan
Pengendalian kebakaran hutan. a. Terlaksananya pemantauan dan pengendalian kebakaran hutan.
Terlaksananya kegiatan pemantauan dan pengendalian kebakaran hutan di areal hutan KPHL Unit XXXII Nias
b. Terlaksananya pembentukan dan pembinaan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan serta Masyarakat Peduli APi (MPA).
Tebentuk dan terbinanya Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan serta Masyarakat Peduli Api (MPA).
Upaya Konservasi HCVF (High Conservation Value Forest).
Terlaksananya upaya konservasi HCVF (High Conservation Value Forest).
Terlaksananya konservasi flora langka dan konservasi pada hutan adat, hutan terlarang, gua karst dan perlindungan tata air.
Pembinaan PKSM. Terlaksananya pembinaan PKSM. Terbentuknya dan terbinanya Penyuluhan Kehutanan dan Swadaya Masyarakat (PKSM).
5. Mengembangkan dan diversifikasi kegiatan produktif yang berkelanjutan pada wilayah dalam dan luar konsesi (Wilayah Tertentu KPHL Unit XXXII Nias)
Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu. Pengembangan hutan tanaman karet di KPHL Unit XXXII Nias dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan.
a. Pengembangan hutan karet terutama pada kawaasan hutan yang arealnya di lapangan telah dikelola oleh masyarakat;
b. Terbangunnya Kemitraan kehutanan untuk hutan tanaman karet.
Termanfaatkannya HHBK (karet, aren dan lainnya).
Berkembangnya tanaman penghasil HHBK seperti karet, aren dan lainnya.
Pelaksanaan Program Perhutanan Sosial. Terbangunnya HTR, HKm dan kemitraan kehutanan.
Berkembangnya pelaksanaan program Perhutanan Sosial dan kemitraan kehutanan untuk pemanfaatan HHK, HHBK dan jasa lingkungan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 58
MISI KEGIATAN STRATEGIS CAPAIAN UTAMA INDIKATOR CAPAIAN
Lanjutan ……. Mengembangkan dan diversifikasi kegiatan produktif yang berkelanjutan pada wilayah dalam dan luar konsesi (Wilayah Tertentu KPHL Unit XXXII Nias)
Pemberdayaan masyarakat.
Berpartisipasinya masyarakat dalam pemanfaatan dan pengembangan usaha produktif.
Terbentuk dan terbinanya kelompok tani hutan dan koperasi sebagai lembaga usaha produktif kelompok, dalam upaya terwujudnya kearifan lokal dalam pengelolaan hutan lestari.
Pengembangan investasi.
Terwujudnya kerjasama investasi KPHL Unit XXXII Nias dalam bentuk MoU.
Terealisasikannya kerjasama investasi dalam penggunaan lahan lainnya yang berkelanjutan di dalam wilayah KPH.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 59
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 49
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI
A. Analisis Data dan Informasi
Untuk mengetahui kondisi KPHL Unit XXXII Nias diperlukan analisis
evaluasi diri untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki KPH,
serta peluang dan tantangan dalam menghadapi permasalahan bisnis
kehutanan. Analisis SWOT banyak digunakan untuk merumuskan tujuan yang
akan dicapai dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut, dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan,
kesempatan eksternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan suatu
kegiatan.
Metode SWOT digunakan untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah maupun konsep bisnis yang berdasarkan analisis
lingkungan internal (kekuatan/strengths, kelemahan/weakness) dan analisis
lingkungan eksternal (peluang/opportunities dan ancaman/threats). Dari hasil
analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHL Unit XXXII Nias beserta
para pihak, diperoleh faktor internal dan eksternal sebagai berikut :
1. Faktor Internal
a. Berdasarkan SK.579/menhut-II/2014, KPHL Unit XXXII Nias memiliki
wilayah kerja seluas ± 143.221,80 Hektar, Namun pengelolaan ini belum
didukung oleh SDM yang profesional dan berkompeten untuk mengelola
dan memanfaatkan peluang potensi SDA.
b. Unit manajemen KPH merupakan hal yang baru bagi masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten/Kota di Pulau Nias. Oleh karena itu, sangat
diperlukan sosialisasi dan koordinasi dengan para stakeholder terkait KPHL
Unit XXXII Nias yaitu masyarakat sekitar kawasan hutan, Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat, para pemegang ijin maupun calon pemegang
ijin pemanfaatan hutan dan pemegang ijin pinjam pakai kawasan hutan.
c. Tersedianya aksesibilitas menuju kawasan hutan memudahkan pihak lain
untuk berinvestasi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam
pada kawasan hutan KPHL Unit XXXII Nias.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 50
d. Sebagian besar wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias belum ditata batas
yang dapat berakibat timbulnya konflik tenurial, dimana wilayah KPH yang
telah dikuasai dan dimanfaatkan oleh masyarakat sangat besar.
2. Faktor Eksternal
a. Peluang kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan potensi hutan
(terutama HHBK dari karet dan aren) untuk mewujudkan KPH yang
mandiri.
b. Dukungan para pihak (pemerintah dan LSM).
Akan tetapi, KPHL Unit XXXII Nias juga menghadapi tantangan dan ancaman
yang besar dari faktor eksternal ini, yaitu:
a. Pengelolaan hutan adat dan hutan terlarang belum diatur dengan
peraturan daerah sehingga memungkinkan timbulnya konflik tenurial,
dimana banyak pihak yang mengklaim kepemilikan atas tanah tersebut.
b. Sebagian masyarakat di sekitar kawasan hutan memiliki tingkat pendidikan
yang rendah, umumnya masyarakat berprofesi sebagai petani dan
pekebun mengakibatkan masyarakat sekitar hutan dengan mudahnya
merambah dan mengalih fungsi lahan menjadi lahan pertanian dan
perkebunan.
Hasil identifikasi faktor internal yang berupa kekuatan dan kelemahan
serta faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman dapat dilihat pada
Tabel 4.1. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dapat diperoleh faktor-
faktor yang akan mendukung ataupun menghambat kinerja pelaksanaan
kegiatan KPHL Unit XXXII Nias untuk mencapai tujuan sesuai visi dan misi
menggunakan analisis SWOT. Berdasarkan analisis ini, telah diperoleh strategi
pencapaian tujuan dengan memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan
Opportunities (peluang), namun secara bersamaan meminimalkan Weaknesses
(kelemahan) dan Threats (ancaman), maka dapat ditentukan beberapa
kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 51
Beberapa strategi yang akan dijalankan merupakan strategi yang
diangggap mampu dan sesuai untuk mengatasi masalah / kendala serta
ancaman dari luar dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada.
Strategi-strategi ini diharapkan mampu menghasilkan KPH yang optimal dalam
pengelolaannya. Strategi yang telah disusun untuk mencapai tujuan
pengelolaan KPH dimuat dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.1. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHL Unit XXXII Nias
Faktor Internal Faktor Eksternal
Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Opportunity (Peluang)
Threats (Ancaman)
1. Mempunyai
legalitas hukum kawasan
1. Belum didukung
oleh SDM dan sarpras yang memadai
1. Pengembangan HHBK
yang didukung dengan kebijakan pemerintah
1. Adanya degradasi
sumberdaya di wilayah kelola
2. Memiliki potensi sumberdaya alam (HHBK, jasa Lingkungan,
keanekaragaman hayati)
2. Belum adanya koordinasi para pihak (KPH, masyarakat dan
stakeholder terkait)
2. Dukungan para pihak (pemerintah dan LSM)
2. Perambahan kawasan hutan untuk kegiatan perladangan dan
kebun karet
3. Tersedia akses jalan utama menuju kawasan
3. Data potensi kawasan belum lengkap
3. Peluang kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan
hutan untuk mewujudkan KPH yang mandiri
3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup
masyarakat di sekitar kawasan
4. Adanya High Conservation Value Forest
4. Sebagian besar wilayah kerja
belum ditata batas dan Masyarakat belum
tahu batas dan wilayah kawasan hutan
4. Potensi pasar jasa lingkungan karena
wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias relatif dekat dengan Kota
Gunungsitoli
4. Berbatasan dengan lahan-lahan milik
masyarakat berpotensi konflik dan Kepemilikan tanah adat
belum diatur dengan peraturan daerah
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 52
Tabel 4.2 Strategi Penggabungan faktor internal dan eksternal
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Kekuatan (S) : 1. Mempunyai legalitas hukum kawasan. 2. Memiliki potensi sumberdaya alam
(HHK, HHBK, Jasa Lingkungan, keanekaragaman hayati).
3. Tersedia akses jalan utama menuju kawasan.
4. Adanya High Conservation Value Forest (Hutan adat, hutan terlarang,dll).
Kelemahan (W) : 1. Belum didukung oleh SDM dan
sarpras yang memadai. 2. Belum adanya koordinasi para pihak
(KPH, masyarakat dan stakeholder terkait).
3. Data potensi kawasan belum lengkap.
4. Sebagian besar wilayah kerja belum ditata batas dan Masyarakat belum tahu batas dan wilayah kawasan hutan.
Peluang (O) : 1. Pengembangan HHBK yang
didukung dengan kebijakan pemerintah.
2. Dukungan para pihak (pemerintah dan LSM).
3. Peluang kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan hutan untuk mewujudkan KPH yang mandiri.
4. Potensi pasar jasa lingkungan karena wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias relatif dekat dengan kota Gunungsitoli.
Strategi SO : 1. Bekerjasama dengan pihak swasta
dan masyarakat luas dalam mengelola dan memanfaatkan serta mempromosikan sumber daya alam KPH.
2. Berkoordinasi dan bersinergi dengan pemegang izin dalam pengelolaan kawasan hutan yang lestari, berkesinambungan dan berbasis masyarakat.
3. Membangun serta mengembangkan unit-unit usaha jasa lingkungan dan keindahan bentang alam.
4. Proaktif dalam pendampingan dan fasilitasi perijinan HHBK.
Strategi WO : 1. Berkoordinasi dan Bekerjasama
dengan pihak lain dalam pengelolaan hutan dan pengembangan potensi SDM untuk mewujudkan KPH yang mandiri.
2. Menjalin kerjasama kemitraan dengan dengan pihak lain untuk melengkapi data base sumber daya hutan.
3. Membuat pal batas wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias.
4. Mensosialisasikan tentang batasan-batasan kawasan hutan kepadamasyarakat sekitar hutan.
Ancaman (T) : 7. Adanya degradasi sumberdaya
di wilayah kelola. 8. Perambahan kawasan hutan
untuk kegiatan perladangan 9. Rendahnya pendidikan dan
taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan.
10. Berbatasan dengan lahan-lahan milik masyarakat berpotensi konflik dan kepemilikan tanah adat dan hutan terlarang belum diatur dengan peraturan daerah.
Strategi ST : 1. Melakukan sosialisasi mengenai
KPH dan tata batas kepada stakeholder seperti masyarakat, pemerintah daerah, perusahaan dan LSM agar bersama-sama membangun KPH.
2. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat sekitar hutan agar bisa mandiri dalam pengelolaan hasil hutan.
3. Membuat peraturan daerah atas keberadaan hutan adat dan hutan terlarang seperti batasan wilayah, pemanfaatan hasil hutan, dll serta mensosialisasikan batasan wilayah kepada perangkat desa dan masyarakat.
4. KPHP memfasilitasi izin pinjam pakai kawasan dalam pemanfaatan potensi aliran sungai.
Strategi WT : 1. Berkoordinasi dengan multi pihak
seperti instansi pemerintah baik pusat maupun daerah terkait bidang kehutanan dalam melakukan kegiatan kehutanan.
2. Mensosialisasikan tentang batasan-batasan kawasan hutan pada wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias.
3. Membuat pelatihan dan pendidikan guna untuk meningkatkan kualitas SDM dalam KPHL Unit XXXII Nias.
4. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 53
Fungsi kawasan hutan berdasarkan SK.579/Menhut-I/2014 dan tata
hutan digunakan sebagai dasar untuk menyusun arahan pemanfaatan di
wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias. Hasil analisis tata hutan membagi
wilayah kelola ke dalam 3 (tiga) fungsi yaitu pemberdayaan, pemanfaatan dan
perlindungan. Arahan pemanfaatan wilayah kelola KPH dapat dilihat pada Tabel
4.3.
Tabel 4.3. Arahan Pemanfaatan wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias
ANALISIS TATA HUTAN
KHUSUS PEMANFAATAN PEMBERDAYAAN
SK
57
9/M
en
hu
t-I/2
01
4
HL PEMANFAATAN HL PEMANFAATAN HL
1. Jasa Lingkungan
2. Hasil hutan bukan kayu (HHBK)
1. Jasa Lingkungan
2. Hasil hutan bukan kayu (HHBK)
HPT PEMANFAATAN HHK-HA PEMANFAATAN HHK-HA
1. Hasil hutan bukan kayu (HHBK)
2. Restorasi Ekosistem
1. Restorasi Ekosistem
HP KHUSUS PEMANFAATAN HHK-HA PEMANFAATAN HHK-HT
1. Wisata rohani 1. Jasa Lingkungan 2. Hasil hutan bukan kayu
(HHBK)
3. Restorasi Ekosistem
1. Hasil Hutan Tanaman (karet)
2. Hasil Hutan Bukan
Kayu (HHBK)
B. Proyeksi Kondisi Wilayah
1. Pengembangan Usaha
KPH harus memiliki unit usaha yang di masa akan datang mampu
menopang pembiayaan pengelolaan operasional KPH serta tanggung jawab
sosialnya di tengah masyarakat. Oleh karenanya KPHL Unit XXXII Nias suatu
saat harus menjadi KPH yang mandiri dengan membangun usaha yang dapat
dijadikan sebagai sumber pembiayaan pengelolaan hutan. Usaha yang dapat
dilakukan oleh KPHL Unit XXXII Nias adalah pengembangan produksi hasil
hutan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 54
bukan kayu dan pemanfaatan jasa lingkungan. Pengembangan usaha KPHL Unit
XXXII Nias tersebut melalui konsep pengelolaan hutan berbasis masyarakat
dengan melakukan kerja sama kemitraan bersama kelompok tani / koperasi.
Pengembangan usaha tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan tanaman kehutanan tumpangsari dengan tanaman
perkebunan
Hampir sebagian besar wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias telah
diusahakan oleh masyarakat terutama dengan budidaya karet. Dalam
pemberdayaan masyarakat dengan pola kemitraan, tanaman kehutanan
(seperti sengon dan jabon) akan dilakukan tumpangsari dengan tanaman
perkebunan jenis karet. Karet menjadi pilihan karena masyarakat sudah
mengembangkan usaha tersebut cukup lama. Selain itu di Kabupaten Nias
juga terkenal dengan pisangnya, sehingga perlu ada studi terkait dengan
pengembangan tumpangsari dengan tanaman pisang.
b. Pengembangan tanaman aren (Arenga pinata)
Saat ini produk utama tanaman aren adalah nira hasil penyadapan
dari bunga jantan yang dijadikan gula aren maupun minuman ringan, cuka
dan etanol. Selain itu tanaman aren dapat menghasilkan produk makanan
seperti kolang kaling dari buah betina yang sudah masak dan tepung aren
untuk bahan makanan dalam bentuk kue, roti dan biskuit yang berasal dari
pengolahan bagian empulur batang tanaman dan ijuknya digunakan untuk
sapu dan penyaring air sumur.
Hasil produksi tanaman aren yang paling banyak diusahakan oleh
masyarakat Kepulauan Nias adalah nira yang diolah untuk menghasilkan
gula aren. Pada kenyataannya, gula merah yang berasal dari nira aren lebih
unggul dari gula merah yang berasal dari nira kelapa karena gula aren
memiliki cita rasa yang jauh lebih manis dan tajam. Jika diasumsikan bahwa
satu pohon aren dapat menghasilkan 10 liter nira per hari dan 5 liter nira
dapat menghasilkan 1 kg gula aren dengan harga di pasaran sekitar Rp
17.000,- hingga Rp 20.000,- per kg maka dari satu pohon dapat
menghasilkan pendapatan sekitar Rp 38.000,- per hari.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 55
c. Pembangunan hutan tanaman karet (Hevea brasiliensis)
Kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam wilayah KPHL Unit XXXII
Nias memungkinan pengembangan bisnis getah karet. Pembudidayaan dan
penyadapan getah karet telah membudaya di tengah-tengah masyarakat.
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki
posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia,
sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan
produktivitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang
teknologi budidayanya. Pendapatan maksimal usahatani karet merupakan
tujuan utama petani dalam melakukan kegiatan produksi, oleh karena itu
dalam menyelenggarakan usahatani setiap petani berusaha agar hasil
panennya banyak, sebab pendapatan usahatani yang rendah menyebabkan
petani tidak dapat melakukan investasi.
Prospek bisnis tanaman karet sangat menjanjikan, karena banyaknya
produk yang bahan dasarnya berupa lateks. Lateks adalah getah hasil dari
penyadapan pohon karet tersebut. Setelah melalui beberapa proses, maka
akan dihasilkan bahan pasar karet yang dibutuhkan oleh banyak produk.
Bisnis tanaman karet memiliki banyak keunggulan yang salah satunya
adalah murah dari segi biaya pengeluaran yang dibutuhkan, sedangkan hasil
yang didapatkan sangat menjanjikan. Karet alam didapat dari menyadap
pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa cairan karet yang disebut lateks.
Tak bisa dipungkiri bahwa lateks sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari
– hari, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan industri.
Sebagian besar karet digunakan sebagai bahan dasar pembuatan ban mobil.
Analisis kelayakan usaha getah karet, dengan asumsi biaya tetap
(Invest) sebesar Rp 18.430.000,- dan produksi Rp. 14.980.000,-/ha/thn,
maka ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut : berdasarkan uji Net Present
Value (NPV), proyek pada setiap Discount Factor menguntungkan dan layak
diusahakan, keuntungan maksimal berada pada tingkat suku bunga 18%
dan masih memberikan keuntungan pada tingkat suku bunga di bawah
27%. Berdasarkan uji Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), proyek layak
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 56
diusahakan dan memberi hasil maksimal dari umur tanaman mencapai
10 tahun pada tingkat suku bunga 14% dan kurang memberikan
keuntungan di atas 10 tahun dan suku bunga diatas 18%. Berdasarkan uji
Internal Rate of Return (IRR), proyek dinyatakan “go”, atau layak
diusahakan di bawah tingkat suku bunga 27%. Selain getah, pohon karet
yang sudah habis masa produktifnya dapat dimanfaatkan kayunya menjadi
kayu olahan.
2. Skema Lembaga Pengelola Usaha
Untuk mendukung pengelolaan usaha secara optimal berupa usaha
pemanfaatan, pengolahan dan pemasaran HHBK, HHK dan jasa lingkungan,
maka perlu upaya mendorong agar kelembagaan KPHL Unit XXXII Nias memiliki
badan hukum yang memungkinkan untuk menjalankan usaha tersebut
sebagaimana mestinya. Bentuk badan hukum yang dapat menjadi alternatif
pilihan untuk KPHL Unit XXXII Nias adalah Badan Layanan Umum Daerah
Wilayah KPHL Unit XXXII Nias.
Adanya Surat Keputusan Menteri Kehutanan terbaru mengenai kawasan
hutan Provinsi Sumatera Utara, wilayah KPHL Unit XXXII Nias saat ini
mengalami perubahan fungsi dan luasan sehingga diperlukan penataan areal
kerja yang terbaru. Hingga 10 tahun ke depan akan tertata blok dan petak
yang sesuai fungsi dan peruntukkannya. Lahan-lahan kritis yang berada di
dalam wilayah KPHL Unit XXXII Nias telah berkurang dan menjadi area dengan
penutupan vegetasi dan teknik konservasi dalam pemanfaatannya.
3. Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Saat ini KPHL Unit XXXII Nias merupakan salah satu unit pelaksana
teknis dinas yang tergabung dalam UPT. KPH Wilayah XVI Gunungsitoli, di
bawah koordinasi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Pada jangka
waktu 10 tahun ke depan diupayakan KPHL Unit XXXII Nias memiliki sistem
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 57
pengelolaan keuangan seperti Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang
dapat menghasilkan PAD kepada Propinsi Sumatera Utara. Selain itu dalam
jangka waktu lebih singkat, KPHL Unit XXXII Nias akan mengupayakan memiliki
resort di beberapa wilayah KPH.
Sumber daya manusia untuk mendukung pengelolaan KPHL Unit XXXII
Nias ditargetkan 10 tahun ke depan, KPHL Unit XXXII Nias mendapatkan
personil untuk Polisi Kehutanan, Penyuluh Kehutanan dan Tenaga Teknis
(Pemetaan, tumbuhan, dll) minimal 16 staf personil yang memiliki spesifikasi
kerja sehingga kinerja akan lebih efektif dan efisien.
4. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa Lingkungan
KPHL Unit XXXII Nias belum memiliki database potensi kawasan. Untuk
mendapatkan data-data tersebut kegiatan inventarisasi kawasan KPH mutlak
dilakukan sehingga ditemukan potensi yang dapat dimanfaatkan namun tetap
lestari pengelolaannya. Hingga 10 tahun ke depan diperkirakan bahwa KPHL
Unit XXXII Nias akan melakukan pemanfaatan hasil bukan kayu seperti karet,
durian, aren, nilam dan lain-lain, pemanfaatan jasa lingkungan yang bisa
diupayakan menjadi usaha.
5. Pengembangan Investasi
Untuk mendatangkan invenstasi di KPHL Unit XXXII Nias merencanakan
membuat MoU dengan investor dalam pengelolaan KPH berbasis bisnis.
Setelah mengetahui potensi maka akan dibuat rencana bisnis yang akan
ditawarkan kepada investor. Beberapa potensi yang memungkinkan dijadikan
bisnis di KPHL Unit XXXII Nias seperti usaha paket wisata, ijin penggunaan air,
pembuatan air kemasan, dan ekowisata pantai, ekowisata bentang alam.
Selain itu dapat membangun panggung atau ruang pertemuan terbuka di alam.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, kondisi KPHL Unit XXXII Nias saat ini dan
proyeksi untuk 10 tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 58
Tabel 4.4. Kondisi KPHL Unit XXXII Saat Ini dan Proyeksi selama 10 (sepuluh) Tahun ke depan (2018 – 2027)
No. Uraian Kondisi Saat Ini Kondisi Yang
Diinginkan (Tahun 2017)
1 Pembangunan Resort Pengelolaan Hutan - 2 Unit
2 Penataan Blok Kawasan Hutan - 460 Ha
3 SDM Penyuluh Kehutanan dan Tenaga Teknis 6 orang 16 orang 4 Pembangunan hutan karet - 80 Ha 5 Kerjasama kemitraan - 100 Ha 6 Kerjasama MoU Investasi - 2 MoU
7 Partisipasi Masyarakat dalam Perlindungan Hutan - 4 Kali/tahun
8 Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan KPH - 2 kegiatan/tahun
9 Penanganan konflik penggunaan areal - 3 kasus/tahun
10 Rehabilitasi Hutan pada Lahan Kritis - 1.900 Ha
11 Pengembangan sistem tumpangsari - 150 Ha
12 Pengembangan tanaman aren - 300 Ha 13 Pembangunan dan pengembangan jasa lingkungan - 2 unit 14 Pengembangan produk unggul - 3 komoditi 15 Upaya konservasi HCVF - 7 unit
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 59
V. RENCANA KEGIATAN
A. Inventarisasi Wilayah serta Penataannya
Inventarisasi hutan merupakan rangkaian kegiatan pengumpulan
data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta
lingkungannya secara lengkap. Inventarisasi hutan dimaksudkan untuk
memperoleh informasi potensi, karakteristik bentang alam, kondisi sosial
ekonomi, serta informasi lain pada wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias.
Inventarisasi hutan dilakukan pada seluruh areal KPHL Unit XXXII
Nias yang belum memiliki ijin usaha pemanfaatan hutan. Secara garis besar
inventarisasi hutan yang akan dilakukan secara berkala antara lain sebagai
berikut :
a. Inventarisasi Hasil Hutan Kayu (HHK)
Inventarisasi hutan bertujuan untuk mengetahui potensi kayu jenis
vegetasi, dan penyebarannya di wilayah KPHL Unit XXXII Nias. Selama
kurun waktu 10 (sepuluh) tahun, inventarisasi yang direncanakan
adalah seluas 130 ha, pada fungsi kawasan Hutan Produksi Tetap dan
Hutan Produksi Terbatas pada Blok Pemberdayaan. Kecilnya luasan
yang direncanakan karena sampai saat buku ini disusun hampir semua
kawasan hutan baik HP maupun HPT telah dikelola oleh masyarakat,
sehingga untuk hasil hutan kayu bukan menjadi prioritas dari KPHL
Unit XXXII Nias.
b. Inventarisasi Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Inventarisasi ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi terkini
mengenai lokasi, jumlah, jenis dan sebaran hasil-hasil hutan bukan
kayu seperti madu, rotan, aren, minyak nilam, karet dan lainnya.
Inventarisasi HHBK pada Tahun 2018 – 2027 direncanakan seluas 375
ha, pada fungsi kawasan Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi
Terbatas dan Hutan Lindung.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 60
Mengingat luasnya kawasan dan terbatasnya biaya, maka lokasi dan
frekuensi kegiatan inventarisasi disusun berdasarkan skala prioritas
pentingnya data yang harus diperoleh dan intensitas sampling. Inventarisasi
tersebut dilakukan secara bertahap, dan diharapkan semua wilayah dalam
kawasan KPHL Unit XXXII Nias sudah terinventarisasi dan terdokumentasi
dengan baik seluruh potensinya.
Untuk memperoleh kepastian batas blok dan petak perlu
dilaksanakan tata batas dalam wilayah KPHL Unit XXXII Nias. Tata batas ini
untuk memberikan kepastian wilayah kelola dan memberikan batas yang
jelas di lapangan. Selanjutnya, akan dilakukan tata batas antar blok dan
petak pengelolaan untuk memudahkan dalam pengelolaan hutan. Karena
sampai buku ini disusun pada wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias tidak ada
pemegang ijin kecuali rencana ijin untuk pengembangan wisata rohani
pada blok pemanfaatan dengan tujuan khusus petak HL 289 maka hampir
seluruh kegitan tata batas menjadi kewajiban dari KPHL Unit XXXII Nias.
Selama jangka waktu RPHJP 2018-2027 kegiatan tata batas yang akan
dilakukan oleh KPHL Unit XXXII Nias meliputi areal seluas 460 Ha.
Kegiatan inventarisasi wilayah serta penataan dan penetapan
kawasan hutan yang direncanakan pada KPHL Unit XXXII Nias Tahun 2018
– 2027 disajikan pada Tabel 5.1. berikut ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 61
Tabel 5.1. Inventarisasi Wilayah Serta Penataan dan Penetapan Kawasan Hutan KPHL Unit XXXII Nias
No Jenis Kegiatan Sumber
Pendanaan Biaya (Rp)
Lokasi Fungsi Kawasan
Fungsi Blok Luas (Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Pengukuran dan Pemasangan Tanda Batas Kawasan dan Fungsi Blok Hutan
APBN dan APBD
240.000.000 Hilisalo’o Sitolu Ori HP 187 Pemberdayaan 10
Fulolo Salo’o Sitolu Ori HP 205 Pemberdayaan 10
Lolowau Lahomi HPT 79 Pemberdayaan 10
Lawira II Lotu HP 96 Pemberdayaan 10
Simaeasi Mandrehe HPT 81,82
Pemberdayaan 20
Lombuzaua Lotu HP 191,186
Pemberdayaan 20
Bukit Tinggi Ulu Moro’o HPT 89 Pemberdayaan 10
Tuhenakhe Namohalu E Siwa
HPT 159 Pemberdayaan 10
Berua Namohalu Esiwa
HPT 152,153
Pemberdayaan 20
Lasara Namohalu Esiwa
HPT 155 Pemberdayaan 10
Kab Nias Selatan HL102 Pemanfaatan 10
Kab Nias Selatan HL111 Pemanfaatan 10
Kab Nias Selatan HL86 Pemanfaatan 10
Anaoma Alasa talu Muzoi
HL 445 Pemanfaatan 25
Ononazara Tugala Oyo HL 248 Pemanfaatan 25 Hilimbanua Namohalu
Esiwa HL309 Pemanfaatan 25
Tuhemberua Ma’u HL 207 Pemanfaatan 25 Dahadano Lotu HP 206 Pemberdayaan 25 Maziaya Lotu HPT 225 Pemberdayaan 25 Ombolata sawo
Sawo HP 186 Pemberdayaan 25
Hilisebua Siwalubanua
Alasa HPT 115 Pemberdayaan 25
Hilisebua Siwalubanua
Alasa HPT 114 Pemberdayaan 25
Loloana’a Alasa HL 269 Pemanfaatan 25 Atualuo Ma’u HL 207 Pemanfaatan 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 62
No Jenis Kegiatan Sumber
Pendanaan Biaya (Rp)
Lokasi Fungsi Kawasan
Fungsi Blok Luas (Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Atualuo Ma’u HL 204 Pemanfaatan 25 2 Inventarisasi
Hasil Hutan Kayu (HHK)
APBN dan APBD
570.000.000 Hilisalo’o Sitolu Ori HP 187 Pemberdayaan 10
Fulolo Salo’o Sitolu Ori HP 205 Pemberdayaan 10
Lolowau Lahomi HPT 79 Pemberdayaan 10
Lawira II Lotu HP 96 Pemberdayaan 10
Simaeasi Mandrehe HPT 81,82
Pemberdayaan 20
Lombuzaua Lotu HP 191,186
Pemberdayaan 20
Bukit Tinggi Ulu Moro’o HPT 89 Pemberdayaan 10
Tuhenakhe Namohalu E Siwa
HPT 159 Pemberdayaan 10
Berua Namohalu Esiwa
HPT 152,153
Pemberdayaan 20
Lasara Namohalu Esiwa
HPT 155 Pemberdayaan 10
3 Inventarisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
APBN dan APBD
570.000.000 Lololakha Gunungsitoli Selatan
HL 249 Pemanfaatan 25
Onozikho Gunungsitoli Barat
HL 281 Pemanfaatan 25
Hilimbowo Idanoi
Gunungsitoli Idanoi
HL 223 Pemanfaatan 25
Anaoma Alasa talu Muzoi
HL 445 Pemanfaatan 25
Ononazara Tugala Oyo HL 248 Pemanfaatan 25
Hilimbanua Namohalu Esiwa
HL309 Pemanfaatan 25
Tuhemberua Ma’u HL 207 Pemanfaatan 25
Dahadano Lotu HP 206 Pemberdayaan 25
Maziaya Lotu HPT 225 Pemberdayaan 25
Ombolata sawo
Sawo HP 186 Pemberdayaan 25
Hilisebua Siwalubanua
Alasa HPT 115 Pemberdayaan 25
Ononamolo I Botomuzoi
Hiliduho HL 347 Pemberdayaan 25
Loloana’a
Alasa HL 269 Pemanfaatan 25
Atualuo Ma’u HL 207 Pemanfaatan 25
Ononamolo Talafu
Botomuzoi HL 244 Pemanfaatan 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 63
No Jenis Kegiatan Sumber
Pendanaan Biaya (Rp)
Lokasi Fungsi Kawasan
Fungsi Blok Luas (Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
4 Inventarisasi Sosbud
APBN dan APBD
500.000.000
Kabupaten Nias HL, HPT Pemanfaatan Pemberdayaan
5 keca matan
Kota Gunungsitoli HL Pemanfaatan 3 keca matan
Kabupaten Nias Utara HL, HP, HPT
Pemberdayaan Pemanfaatan
3 keca matan
Kabupaten Nias Barat HL, HPT Pemberdayaan Pemanfaatan
3 keca matan
Kabupaten Nias Selatan HL, HPT Pemberdayaan Pemanfaatan
2 keca matan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 64
B. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
Secara umum pemanfaatan hutan dapat diselenggarakan melalui
kegiatan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan,
pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu dan/atau pemungutan hasil
hutan kayu dan bukan kayu. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang
situasi dan kondisinya belum menarik bagi pihak ketiga atau belum
diminati oleh pihak ketiga untuk mengembangkan usaha
pemanfaatannya. Wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias yang belum
diminati oleh investor akan dikelola sendiri sesuai dengan fungsi dan
potensi hutan. Seluruh areal kerja KPHL Unit XXXII Nias merupakan
wilayah tertentu yang tidak dibebani ijin seluas 143.221,80 Hektar,
terletak pada Hutan Lindung di Blok Inti 800,00 Hektar, Blok
Pemanfaatan 115.661,96 Hektar, pada Hutan Produksi di Blok
Pemberdayaan 4.695,54 Hektar, Hutan Produksi Terbatas di Blok
Pemberdayaan 21.764,30 Hektar dan Hutan Lindung di Blok
Pemanfaatan dengan tujuan Khusus 279,10 Hektar. Secara umum,
arahan pemanfaatan pada wilayah tertentu KPHL Unit XXXII Nias sesuai
dengan fungsi dan blok dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Rencana kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu KPHL
Unit XXXII Nias Tahun 2018 – 2027 meliputi (a) Pembangunan hutan karet
100 Hektar; (b) Kerjasama kemitraan 80 Hektar; dan (c) Pembangunan dan
pengembangan lokasi jasa lingkungan seluas 20 ha. Adapun uraian
kegiatan pada wilayah tertentu disajikan pada Tabel 5.2. berikut ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 65
Tabel 5.2. Luas Potensi Areal Pemanfaatan pada Wilayah Tertentu KPHL Unit XXXII Nias
No Fungsi Kawasan Blok KPH Arah Pemanfaatan Luas (Ha) Luas Wiltu(Ha)
1 Hutan Lindung (HL)
a. Blok Inti - perlindungan tanah dan tata air, 800,00 800,00
b. Blok Pemanfaatan
- pemanfaatan jasa lingkungan,
115.961,96
115.961,96
- pemanfaatan HHBK,
- upaya perlindungan dan pengawetan flora fauna,
- konservasi HCVF.
c. Blok Khusus - Kawasan Dengan Tujuan Khusus Religi 279,10 279,10
2 Hutan Produksi (HP) Blok Pemberdayaan - pemanfaatan HHK, HHBK
4.695,54 4.695,54
- Kemitraan Kehutanan
3 Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Blok Pemberdayaan
- kemitraan kehutanan,
21.764,30
21.764,30 - pemanfaatan jasa lingkungan,
- pemanfaatan HHK, HHBK.
Luas Total 143.221,80 143.221,80
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 66
Tabel 5.3. Uraian Kegiatan Pada Wilayah Tertentu (Wiltu)
No Jenis
Kegiatan
Sumber Pendanaan
Biaya (Rp)
X1000
Lokasi Fungsi
Kawasan Fungsi Blok
Luas (Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Kemitraan Kehutanan
Kebun Karet Penanaman modal pihak III
1.600.000 Esiwa Namohalu Esiwa
HPT 162 Pemberdayaan
10
Lasara Namohalu Esiwa
HPT 154 Pemberdayaan
10
Berua Namohalu Esiwa
HPT 149 Pemberdayaan
10
Hilisebua Siwaluba
nua
Alasa HPT 102 Pemanfaatan 10
Lolohia Mandrehe
Barat
HPT 183 Pemberdaya
an
10
Hiliadulo Lahomi HPT 75 Pemberdayaan
10
Simeasi Mandrehe HPT 234 Pemanfaatan 10
Lawelu Ulu Moro’o HPT 77 Pemberdaya
an
10
2 Pembangunan Hutan Karet
Pembangunan Hutan
Karet
APBN dan APBD
2.000.000 Siofabanua
Bawolato HPT 44 Pemberdayaan
10
Laowo
Hilimbaruzo
Idanogawo HPT 62 Pemberdaya
an
10
Hilifaosi Bawolato HPT 26 Pemberdayaan
10
Hilibadalu Ulugawo HPT 164 Pemberdayaan
10
Hiliadulo Lahomi HPT 61, 65
Pemberdayaan
10
Hilifadolo Moro’o HPT 227 Pemberdayaan
10
Onolimbu Lahomi HPT 76 Pemberdayaan
10
Harefanaese
Alasa TaluMuzoi
HPT 118 Pemberdayaan
10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 67
No Jenis
Kegiatan
Sumber Pendanaan
Biaya (Rp)
X1000
Lokasi Fungsi
Kawasan Fungsi Blok
Luas (Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Hilisebua Siwalubanua
Alasa HPT 114 Pemberdayaan
10
Esiwa Namohalu Esiwa
HPT 153 Pemberdayaan
10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 68
C. Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan kapasitas maupun pemberian akses pemanfaatan
sumberdaya hutan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
di dalam dan di sekitar hutan merupakan salah satu upaya pemberdayaan
dan pelibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan. Hal ini
bertujuan agar pemanfaatan sumberdaya hutan dapat berlangsung
secara optimal dan berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat setempat
tersebut merupakan kewajiban pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/ kota yang pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab KPH.
Dalam pemanfaatan kawasan hutan, wilayah KPHL Unit XXXII
Nias juga terbagi atas Blok Pemberdayaan Masyarakat. Blok
Pemberdayaan Masyarakat berada pada wilayah yang telah terdapat
aktifitas masyarakat di dalam kawasan hutan tersebut, atau masyarakat
memiliki akses yang tinggi terhadap kawasan hutan tersebut dan berada di
luar areal ijin pengusahaan hutan. Blok Pemberdayaan Masyarakat meliputi
kawasan hutan produksi yang akan direhabilitasi serta kawasan hutan
produksi untuk pengusahaan skala kecil. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang direncanakan KPHL Unit XXXII Nias Tahun 2018 – 2017
adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan kelembagaan dan pembinaan kelompok tani, pada Blok
Pemberdayaan meliputi Kelompok Tani / Koperasi pengelola ijin HTR
dan HKm, serta kelompok tani kemitraan;
b. Bimbingan teknologi serta pelatihan dan pendidikan bagi kelompok tani
dan masyarakat sekitar hutan;
c. Pengembangan sistem tumpangsari tanaman kehutanan dengan
tanaman perkebunan yaitu tanaman karet;
d. Pengembangan tanaman aren dan produk turunannya (yaitu gula merah,
air nira dan kolang-kaling);
Uraian rencana kegiatan pemberdayaan masyarakat pada KPHL Unit
XXXII Nias Tahun 2018 – 2017 disajikan pada Tabel 5.4. berikut ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 69
Tabel 5.4. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat KPHL Unit XXXII Nias
No Jenis Kegiatan
Sumber Pendanaan
Biaya (Rp)
Lokasi
Fungsi Kawasan Fungsi Blok Luas
(Ha)
Waktu
Kabupaten/ Kota
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Pengembangan Kelembagaan dan Pembinaan
Kelompok Tani
APBD dan APBN
500.000.000 Nias HL
Pemanfaatan
50
Nias HPT
Pemanfaatan
25
Gunungsitoli HL
Pemanfaatan
25
Nias Barat HL
Pemanfaatan
50
Nias Barat HPT
Pemanfaatan
25
Nias Utara HL
Pemanfaatan
50
Nias Utara HP
Pemanfaatan
25
Nias Utara HPT Pemanfaatan
25
2 Bimbingan Teknologi
serta Pelatihan dan Pendidikan
APBN 500.000.000 Nias
HL
Pemanfaatan
75
Nias HPT
Pemanfaatan
50
Gunungsitoli HL
Pemanfaatan
50
Nias Barat HL
Pemanfaatan
50
Nias Barat HPT
Pemanfaatan
50
Nias Utara HL
Pemanfaatan
50
Nias Selatan HL
Pemanfaatan
50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 70
No Jenis Kegiatan
Sumber
Pendanaan Biaya (Rp)
Lokasi
Fungsi Kawasan Fungsi Blok Luas (Ha)
Waktu
Kabupaten/ Kota
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
3 Pengembangan
Sistem Tumpangsari Tanaman Kehutanan dg
Tan. Perkebunan
APBD dan
APBN
150.000.000 Nias HPT
Pemberdayaan
50
Nias Utara HPT Pemberdayaan
50
Nias Barat HPT
Pemberdayaan
50
4 Pengembangan Tanaman Aren
dan Produk Turunannya
APBD dan APBN
1.000.000.000 Ehosakhozi Hiliserangkai HL 443
Pemanfaatan
25
Ononamolo
Talafu
Botomuzoi HL 244,
HL 247
Pemanfaatan
25
Awela Hiliserangkai HL 223
Pemanfaatan
25
Ononamolo I Lot Botomuzoi
Botomuzoi HL 347, HL 290
Pemanfaatan
25
Orahili Hiliserangkai HL 218
Pemanfaatan
25
Onozikho Gunungsitoli
Barat HL 281
Pemanfaatan
25
Onombongi Hiliserangkai HL207
Pemanfaatan
50
Lolofaoso Hiliserangkai HL 359
Pemanfaatan
25
Hilimbowo Idanoi
Gunungsitoli Selatan
HL 207
Pemanfaatan
25
Tuhemberua
dan Bukit Tinggi
Mandrehe
dan Ulu Moro’o
HL 87
Pemanfaatan
25
Holi Ulugawo HL 139
Pemanfaatan
25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 71
D. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Pengelolaan hutan berbasis ekosistem mengoptimalkan seluruh potensi
manfaat yang dapat diperoleh. Seluruh kawasan hutan dapat dimanfaatkan secara
optimal bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan sifat,
karakteristik dan kerentanannya dengan tidak mengubah fungsi pokok hutan, fungsi
konservasi, lindung dan produksi. Kesesuaian ketiga fungsi tersebut sangat dinamis
sehingga harus tetap menjaga sinergisitas dalam pemanfaatan hutan dan kawasan
hutan.
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan di luar kegiatan kehutanan
dapat dilakukan melalui ijin pinjam pakai kawasan hutan. Pinjam pakai kawasan
hutan hanya dapat dilakukan pada kawasan hutan produksi dan kawasan hutan
lindung tanpa merubah fungsi pokok kawasan hutan. Pada KPHL Unit XXXII Nias
belum ada ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Sehingga
kegiatan pembinaan dan pemantauan pada areal ijin pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan tidak disusun pada RPHJP KPHL Unit XXXII Nias periode
2018 – 2027 ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
| 72
Tabel. 5.5. Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
No Jenis
Kegiatan
Sumber Pendanaan
Biaya (Rp) Lokasi
Fungsi Kawasan
Fungsi Blok
Luas (Ha)
Waktu
Kabupaten/
Desa/ Kecamatan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Pembinaan dan Pemantauan Hutan dan
Penggunaan Kawasan Hutan
APBD dan APBN 2.000.000.000 Nias
HPT, HL, HP
Pemberdayaan Pemanfaatan
400 40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
Nias Utara HPT, HL, HP
Pemberdayaan Pemanfaatan
400 40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
40 Ha
Nias Barat
HPT, HL, HP
Pemberdayaan Pemanfaatan
500 50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
Gunungsitoli HL Pemberdayaan
Pemanfaatan
200 20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
20
Ha
Nias Selatan HPT, HL,
HP
Pemberdayaan
Pemanfaatan
500 50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
50
Ha
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN| 69
E. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Ijin
Rehabilitasi pada areal di luar ijin akan mengacu pada Rencana Teknik
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk-RHL) yang disusun oleh Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung Asahan Barumun. Sebagai pedoman rehabilitasi lebih
lanjut akan disusun Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan (RPRH) 5 Tahunan dan
Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan (RTn-RH) melalui koordinasi dengan BPDAS HL
Asahan Barumun dan para pihak terkait lainnya.
Rehabilitasi hutan di wilayah KPHL Unit XXXII Nias dilaksanakan melalui kegiatan
: (a) Penanaman / Reboisasi, (b) Pemeliharaan tanaman, dan (c) Pengkayaan
tanaman. Kegiatan dilaksanakan pada hutan darat dilaksanakan dengan tanaman kayu
– kayuan seperti jenis eksotik (mahoni, suren, jabon, kayu manis), jenis insotik
(simalambuo, godu, afoa, siholi,) dan tanaman MPTs (Multi Purpose Trees Spesies)
seperti durian, aren, duku, alpokat, pete, jengkol, karet dan sebagainya.
Kegiatan rehabilitasi di luar ijin pada areal kerja KPHL Unit XXXII Nias pada
Tahun 2018-2027 disajikan pada Tabel 5.6. berikut ini .
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN| 70
Tabel 5.6. Kegiatan rehabilitasi di luar ijin pada areal kerja KPHL Unit XXXII Nias
No
Jenis
Rehabilitasi
Hutan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp) Lokasi Fungsi
Kawasan
(Petak)
Fungsi Blok Luas
(Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Penanaman /
Reboisasi
APBD,DAK
dan APBN
6.800.000.000 Zuzundrao Mandrehe HL 209,
HL 195,
205
Pemanfaatan 100
Lahagu Mandrehe
Utara
HL 231 Pemanfaatan 50
Sitolu Ewali Moro’o HL 225 Pemanfaatan 50
Onozikho Gunungsitoli
Barat
HL 270,
HL 453
Pemanfaatan 100
Ononamolo
II Lot
Gunungsitoli
Barat HL 281,
HL 275
Pemanfaatan 100
Hilinakhe Gunungsitoli
Barat HL 289,
HL 285
Pemanfaatan 100
Balodano Kec. Mau HL 168 Pemanfaatan 50
Fatodano Kec. Ulu
Gawo
HL 143 Pemanfaatan 50
Fahandrona Kec. Ulu
Gawo
HL 131 Pemanfaatan 50
Namohalu Namohalu
Esiwa HL 320,
327
Pemanfaatan 50
Teolo Kec. Tugala
Oyo
HL 233 Pemanfaatan 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN| 71
No
Jenis
Rehabilitasi
Hutan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp) Lokasi Fungsi
Kawasan
(Petak)
Fungsi Blok Luas
(Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Ononazara Kec. Tugala
Oyo
HL 243 Pemanfaatan 50
Mazingo Kec. Alasa
Talu Muzoi
HL 302 Pemanfaatan 50
Kab. Nias Selatan HL 101 Pemanfaatan 50
Kab. Nias Selatan HL 345 Pemanfaatan 50
Kab. Nias Selatan HL 420 Pemanfaatan 50
2 Pemeliharaan
tanaman
APBD,DAK
dan APBN
2.800.000.000 Zuzundrao Mandrehe HL 209 Pemanfaatan 100
Lahagu Mandrehe
Utara
HL 231 Pemanfaatan 50
Sitolu Ewali Moro’o HL 225 Pemanfaatan 50
Onozikho Gunungsitoli
Barat
HL 270 Pemanfaatan 100
Ononamolo
I Lot
Gunungsitoli
Barat HL 281 Pemanfaatan 100
Hilinakhe Gunungsitoli
Barat HL 289 Pemanfaatan 100
Balodano Kec. Mau HL 168 Pemanfaatan 50
Fatodano Kec. Ulu
Gawo
HL 143 Pemanfaatan 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN| 72
No
Jenis
Rehabilitasi
Hutan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp) Lokasi Fungsi
Kawasan
(Petak)
Fungsi Blok Luas
(Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Fahandrona Kec. Ulu
Gawo
HL 131 Pemanfaatan 50
Namohalu Namohalu
Esiwa HL 320,
327
Pemanfaatan 50
Teolo Kec. Tugala
Oyo
HL 233 Pemanfaatan 50
Ononazara Kec. Tugala
Oyo
HL 243 Pemanfaatan 50
Mazingo Kec. Alasa
Talu Muzoi
HL 302 Pemanfaatan 50
Kab. Nias Selatan HL 101 Pemanfaatan 50
Kab. Nias Selatan HL 345 Pemanfaatan 50
Kab. Nias Selatan HL 420 Pemanfaatan 50
3 Pengkayaan
tanaman
APBD,DAK
dan APBN
7.000.000.000 Onozikho Gunungsitoli
Barat
HL 355 Pemanfaatan 50
Ononamolo
I Lot
Gunungsitoli
Barat HL 281 Pemanfaatan 50
Hilinakhe Gunungsitoli
Barat HL 289 Pemanfaatan 50
Lololakha Gunungsitoli
Selatan HL 356 Pemanfaatan 50
Lolomboli Mandrehe HL 413 Pemanfaatan 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN| 73
No
Jenis
Rehabilitasi
Hutan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp) Lokasi Fungsi
Kawasan
(Petak)
Fungsi Blok Luas
(Ha)
Waktu
Desa Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Utara
Hayo Mandrehe
Utara HL 202 Pemanfaatan 50
Ononamolo
Talafu
Botomuzoi HL 244 Pemanfaatan 50
Awela Hiliserangkai HL 211 Pemanfaatan 50
Lolofaoso Hiliserangkai HL 210 Pemanfaatan 50
Ehosakhozi Hiliserangkai HL 226 Pemanfaatan 50
Orahili Namohalu
Esiwa HL 315 Pemanfaatan 50
Ononamolo
I Lot Bot
Hiliduho HL 347,
HL 290
Pemanfaatan 50
Nias Selatan HL 390 Pemanfaatan 50
Nias Selatan HL 389 Pemanfaatan 50
Nias Selatan HL 28 Pemanfaatan 50
Nias Selatan HL 26 Pemanfaatan 50
Nias Selatan HL,100 Pemanfaatan 50
Nias Selatan HL 111 Pemanfaatan 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 74
F. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di Dalam Areal yang Berijin
Strategi yang akan dilakukan adalah mengembangkan sistem dan
mekanisme pembinaan dan pemantauan terhadap pemegang ijin konsesi
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Kegiatan pembinaan
meliputi penetapan areal rehabilitasi, peninjauan lokasi dalam RKT, evaluasi dan
monitoring penebangan dan sosialisasi terhadap anggota koperasi / masyarakat.
Pada wilayah kerja KPHL Unit XXXII Nias sampai saat RPHJP ini disusun tidak ada
ijin pemanfataan atau penggunaan kawasan. Sehingga rencana kegiatan
pembinaan dan pemantauan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berijin
tidak disusun.
G. Rencana Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Strategi penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi akan
menerapkan pola-pola pencegahan dan penindakan. Strategi yang
diterapkan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
dalam upaya perlindungan hutan dan konservasi alam. Perlindungan hutan
bertujuan untuk menjaga dan memelihara hutan, kawasan hutan dan
lingkungannya agar berfungsi secara optimal dan lestari yang dilaksanakan
melalui upaya mencegah dan menanggulangi kerusakan hutan, kawasan
hutan, dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,
kebakaran, daya-daya alam, serta hama dan penyakit.
Rencana perlindungan hutan dan konservasi alam meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1. Deliniasi areal perlindungan setempat, berupa kegiatan :
a) Pemetaan kawasan hutan lindung.
b) Pemetaan kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai, mata
air dan ruang terbuka hijau).
c) Pemetaan kawasan cagar budaya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 75
d) Pemetaan kawasan rawan bencana.
2. Perlindungan hutan, berupa kegiatan :
a) Sosialisasi tata batas kawasan hutan kepada masyarakat sekitar
kawasan hutan dan stake holder terkait.
b) Patroli pengamanan hutan dan hasil hutan di luar ijin.
c) Pembinaan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM).
PKSM merupakan penyuluh swadaya pada KPHL Unit XXXII Nias
yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar kawasan
hutan, sehingga perlu mendapatkan pembinaan agar PKSM
mempunyai wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan
tugasnya.
d) Pengendalian kebakaran hutan dan pembentukan Brigade
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan serta Masyarakat Peduli
Api (MPA).
e) Pembangunan Resort Pengelolaan Hutan (RPH) sebanyak 4 (empat)
unit yaitu di Kabupaten Nias dan Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias
Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Selatan
f) Sosialisasi peraturan perundang – undangan kehutanan.
Sosialisasi ditujukan kepada masyarakat sekitar hutan, kelompok tani
/koperasi pemegang ijin, dan stakeholder lainnya.
g) Penyelesaian perambahan kawasan, baik preventif pencegahan
kerusakan hutan berupa penerbitan surat peringatan maupun
tindakan represif berupa eksekusi terhadap kegiatan perambahan
hutan dan perusakan hutan.
j) Penyelesaian konflik tenurial terhadap persoalan ketidakpastian tata
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 76
batas dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan.
k) Eksekusi barang bukti kasus – kasus kehutanan yang ditemukan di
lokasi operasi pengamanan hutan.
l) Penegakan hukum kasus-kasus kehutanan, merupakan tindak lanjut
dari eksekusi terhadap kegiatan perambahan hutan dan perusakan
hutan.
m) konservasi tanah dan air (pembangunan sipil teknis), baik berupa
pembuatan gully plug, embung maupun dam pengendali.
4. Upaya konservasi HCVF (High Conservation Value Forest), berupa :
a) konservasi hutan adat;
b) perlindungan tata air.
Uraian rencana kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam KPHL
Unit XXXII Nias Tahun 2018 – 2027 disajikan pada Tabel 5.7. berikut ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 77
Tabel 5.7. Kegiatan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KPHL Unit XXXII Nias
No Jenis
Perlindungan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp)
Kegiatan Lokasi
Kegiatan
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Deliniasi areal
perlindungan
setempat
APBN dan
APBD
600.000.000 a. Pemetaan kawasan
hutan lindung
Kota
Gunungsitoli
Kab. Nias
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat
Kab. Nias
Selatan
b. Pemetaan kawasan
perlindungan setempat
(sempadan pantai,
sungai, mata air dan
ruang terbuka hijau)
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
c. Pemetaan kawasan
cagar budaya
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
d. Pemetaan kawasan
rawan bencana
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
2 Perlindungan
Hutan
APBN dan
APBD
6.000.000.000 a. Patroli pengamanan
hutan dan hasil hutan
di luar ijin
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
b. Sosialisasi tata batas
kawasan hutan
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 78
No Jenis
Perlindungan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp)
Kegiatan Lokasi
Kegiatan
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
c. Pembinaan PKSM Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
d. Pengendalian
kebakaran hutan dan
pembentukan
Brigdalhutla serta MPA
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
e. Pembangunan Resort
Pengelolaan Hutan
(RPH)
Kabupaten Nias
dan Kota
Gunungsitoli,
Kabupaten Nias
Utara,
Kabupaten Nias
Barat dan
Kabupaten Nias
Selatan
f. Monitoring
pengendalian bahan
baku industri
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
g. Sosialisasi Peraturan
dan perundang-
undangan kehutanan
kepada masyarakat,
pemilik ijin dan
stakeholder terkait
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
h. Pemberantasan illegal
logging dan
perambahan kawasan
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 79
No Jenis
Perlindungan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp)
Kegiatan Lokasi
Kegiatan
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
i. Penyelesaian konflik
tenurial
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
j. Eksekusi barang bukti
kasus kehutanan
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
k. Penegakan hukum
kasus kehutanan
Seluruh areal
kerja KPHL Unit
XXXII
l.Konservasi tanah dan
air (pembangunan sipil
teknis)
Kota
Gunungsitoli,
Kabupaten Nias,
Kabupaten Nias
Utara,
Kabupaten Nias
Barat dan
Kabupaten Nias
Selatan
3 Upaya
konservasi
HCVF
APBN dan
APBD
500.000.000 a. Konservasi hutan
adat
b. Perlindungan tata
air
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 80
H. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin
KPHL Unit XXXII Nias berperan sebagai penyelenggara pengelolaan hutan
di tingkat tapak harus menjamin bahwa pengelolaan hutan dilakukan secara
profesional. Keberadaan KPHL Unit XXXII Nias sebagai institusi negara
menyelenggarakan kewenangan tertentu pemerintah, dan pemerintah provinsi
sesuai mandat undang-undang yaitu hutan dikuasai negara dan harus dikelola
secara lestari.
Sesuai dengan pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo.
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 yang dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor: P.6/Menhut-II/2010 yang mengatur mengenai norma,
standar, prosedur dan kriteria pengelolaan hutan pada KPHL dan KPHP, dijelaskan
bahwa fungsi kerja KPH dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan secara
operasional diantaranya melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja
pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh pemegang ijin pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan, termasuk dalam bidang rehabilitasi dan reklamasi
hutan, serta perlindungan hutan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, koordinasi dan sinkronisasi antara
pemegang ijin dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan dilaksanakan dalam
rangka mencapai tujuan pengelolaan hutan di wilayah kelola KPHL Unit XXXII
Nias sebagaimana termuat dalam Rencana Pengelolaan Hutan KPHL Unit
XXXII Nias. Untuk itu, koordinasi dan sinkronisasi pemegang ijin pemanfaatan
hutan dan kawasan hutan di wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias dilaksanakan
menurut arahan kerangka kerja sebagai berikut:
1. Evaluasi dan sinkronisasi Rencana Kerja Usaha (RKU) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) pemegang ijin, mengacu pada Rencana Pengelolaan Jangka
Panjang dan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek KPHL Unit XXXII Nias.
2. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pemegang ijin mengacu pada RKU,
dan RKT pemegang ijin yang bersangkutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 81
Berdasarkan hasil analisa peraturan perundang-undangan, lingkup
perencanaan pemegang ijin yang dapat dijadikan bahan evaluasi dan penilaian
kinerja pemegang ijin meliputi pokok-pokok materi sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Karya / Kerja;
2. Penataan batas areal kerja;
3. Pelaksanaan sistem silvikultur;
4. Penggunaan peralatan pemanfaatan hasil hutan;
5. Penatausahaan hasil hutan;
6. Pengukuran atau pengujian hasil hutan;
7. Perlindungan hutan;
8. Penggunaan tenaga professional;
9. Pemberdayaan masyarakat;
10. Kondisi finansial termasuk iuran kehutanan.
Karena sampai RPHJP KPHL Unit XXXII Nias ini disusun dalam areal
kerjanya tidak terdapat ijin maka rencana penyelenggaraan koordinasi dan
sinkronisasi antar pemegang ijin tidak disusun. Jika nanti KPH Unit XXXII
Nias akan mengeluarkan ijin dalam wilayah kerjanya maka akan diarahkan
untuk ijin Hutan kemasyarakatan (HKm) maupun Hutan Desa (HD).
I. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
Koordinasi yang mantap dengan para stakeholder sehingga
program dan kegiatannya bersinergi. Adakalanya stakeholder terkait lain
sudah menetapkan rencana, tujuan dan kegiatan yang sama sehingga
terjadi tarik menarik kepentingan. Koordinasi dan sinkronisasi dilaksanakan
dengan instansi dan stakeholder terkait meliputi instansi perangkat daerah,
instansi penegak hukum, UPT. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, PT, LSM, para pemegang ijin baik jika ada, serta kelompok
kemitraan kehutanan. Kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan
stakeholder terkait disajikan dalam Tabel 5.9.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 82
Tabel 5.8. Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang ijin Terkait KPHL Unit XXXII Nias
No Stakeholder/Lembaga
Pemerintahan
Sumber Pendanaan Biaya (Rp) Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1. Instansi Pemerintah APBD dan APBN 250.000.000
2. Instansi penegak hukum APBD dan APBN 200.000.000
Tabel 5.9. Kegiatan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait KPHL Unit XXXII Nias
No Stakeholder/Lembaga
Pemerintahan
Sumber Pendanaan Biaya (Rp) Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1. Instansi perangkat daerah APBD dan APBN 500.000.000
2. Instansi penegak hukum APBD dan APBN 250.000.000
3. Perguruan Tinggi APBD dan APBN 100.000.000
4. UPT. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan di
daerah
APBD dan APBN 500.000.000
5. Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) APBD dan APBN 100.000.000
6. Kelompok tani Kemitraan APBD dan APBN 500.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 83
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 84
J. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM
Kondisi Personil dan Sumber Daya Manusia UPT. KPH Wilayah XVI Gunungsitoli
sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 adalah Pegawai Negeri Sipil sebanyak
20 orang dan Pegawai Tidak Tetap (Honorer) sebanyak 2 Orang, terdiri dari :
Kepala UPT (Eselon III.b) = 1 orang
Kepala Subbagian/Kepala Seksi (Eselon IV.a) = 3 orang
Staf/Analis/Fungsional = 9 orang (termasuk 1 orang Penyuluh Kehutanan)
Polisi Kehutanan = 7 orang
Pegawai Tidak Tetap = 2 orang
Kompetensi SDM yang dimiliki oleh KPHL Unit XXXII Nias belum merata bahkan
sampai saat dokumen RPHJP ini disusun belum ada tenaga yang mampu menjadi
analisis SIG untuk kegiatan pemetaan.
Strategi yang akan diterapkan adalah penyediaan dan peningkatan SDM
melalui tahap penyusunan analisis jabatan, analisis beban kerja,
penyusunan kebutuhan jabatan dan personil pengembangan usaha, serta
penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan. Selain itu, diperlukan
pemantapan kelembagaan dilakukan melalui pengusulan RPH, analisa
kebutuhan personalia sesuai tupoksi dan beban kerja, rekruitmen
personalia, serta pelengkapan sarana dan prasarana kelembagaan KPH.
Pemenuhan kapasitas dasar dilakukan melalui pemenuhan/
pembentukan tenaga-tenaga yang kompeten. Strategi yang ditempuh
adalah melalui pelatihan – pelatihan teknis dan pendidikan serta kerjasama
dengan lembaga/instansi peningkatan sumberdaya manusia terkait.
Rencana kegiatan pengembangan/ peningkatan kapasitas SDM disajikan
pada Tabel 5.10.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 85
Tabel 5.10. Rencana Kegiatan Pengembangan/Peningkatan Kapasitas SDM
No
Kegiatan
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp) Lembaga yang
terkait
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Pelatihan Perencanaan Hutan APBN 300.000.000 Balai Pelatihan
dan Pendidikan
Kehutanan, LSM,
Perguruan
Tinggi, Instansi
Penegak Hukum
2 Pelatihan GIS dan GPS APBN 300.000.000
3 Pembentukan Pengamanan Hutan Swakarsa APBD dan APBN 300.000.000
4 Pelatihan Pengamanan Hutan Swakarsa
APBD dan APBN
200.000.000
5 Pelatihan Pengolahan Produk Hasil
Hutan Bukan Kayu
APBD dan APBN 300.000.000
6 Pengadaan Sarana dan Prasarana
Operasional KPH Unit XXXII
APBD dan APBN 3.000.000.000
7 Study Banding / Outbond APBD dan APBN 600.000.000
8 Pelatihan tenaga teknis (Pengukuran
Kayu Bulat, Kayu Gergajian, Kayu
Olahan dan teknis lainnya)
APBD dan APBN 200.000.000
9 Pelatihan Administrasi Keuangan dan
Aset Daerah
APBD dan APBN 200.000.000
10 Pelatihan Peningkatan dan
Pengembangan Polisi Kehutanan
APBD dan APBN 300.000.000
11 Pelatihan Peningkatan dan
Pengembangan Penyuluh Kehutanan
APBD dan APBN 150.000.000
12 Pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
APBD dan APBN 300.000.000
13 Pelatihan Inventarisasi Tegakan APBD dan APBN 100.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 86
14 Pelatihan Budidaya Lebah APBD dan APBN 100.000.000
15 Pelatihan Budidaya Jamur APBD dan APBN 300.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 87
K. Penyediaan Pendanaan
Pembiayaan merupakan faktor berjalannya unit manajemen. KPHL
Unit XXXII Nias menyusun rencana sumber pembiayaan dan
penggunaannya. Perencanaan pembiayaan harus dilakukan secara terpadu
antara pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Pembiayaan pelaksanaan program dan kegiatan yang diusulkan harus
tersedia sesuai kebutuhan baik jumlahnya maupun waktu pelaksanaan
kegiatan. Pembiayaan dapat menjadi permasalahan ketika sumber-sumber
pendanaan pembangunan tidak pernah mencukupi dan selalu terbatas.
Selama jangka waktu pengelolaan Tahun 2018-2027, sumber pendanaan
pembangunan KPHL Unit XXXII Nias diharapkan berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Dana Alokasi Khusus
(DAK) bidang Kehutanan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi Sumatera Utara, dan penanaman modal dari Pihak III yang
berada di areal KPHL Unit XXXII Nias.
Terobosan-terobosan yang membangun harus dilakukan oleh Kepala
KPHL Unit XXXII Nias terutama mencari sumber-sumber pembiayaan diluar
APBN dan APBD. Penggalian sumber pembiayaan dari sumber lain dapat
dilakukan dengan menyampaikan program peluang investasi yang telah
disusun sesuai dengan rencana pengelolaan jangka panjang kepada
lembaga donor. Cukup banyak lembaga donor yang bersedia membantu
pembangunan KPH karena diyakni dengan adanya KPH akan memberikan
dampak positif dalam pengelolaan hutan lestari. Organisasi KPH dituntut
membangun jejaring dengan berbagai institusi untuk mempromosikan atau
menjual potensi yang dimilikinya. Strategi pendanaan yang ditempuh pada
tahap penyiapan pra kondisi adalah sosialisasi / kampanye, koordinasi antar
lembaga, serta pengajuan proposal kemitraan.
Penyediaan pendanaan untuk pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias
Tahun 2018–2027 disajikan pada Tabel 5.11.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 88
Tabel 5.11. Penyediaan Pendanaan KPHL Unit XXXII Nias
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
1
Inventarisasi Wilayah Serta
Penataan dan Penetapan
Kawasan Hutan
Inventarisasi Wilayah Serta
Penataan dan Penetapan
Kawasan Hutan
Pengukuran dan Pemasangan Tanda Batas
Kawasan dan Fungsi Blok Hutan APBD dan APBN 2018 s/d 2027
240.000.000
Inventarisasi Hasil Hutan Kayu APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 570.000.000
Inventarisasi Hasil Hutan Bukan Kayu APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 570.000.000
Inventarisasi Sosial Budaya APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 500.000.000
Jumlah 1.880.000.000
2 Pemanfaatan Hutan pada
Wilayah Tertentu
Rencana lokasi Kemitraan Kehutanan Penanaman modal pihak III 2020 s/d. 2027 1.600.000.000
Pembangunan Hutan Karet APBD dan APBN 2020 s/d. 2027 2.000.000.000
Jumlah 3.600.000.000
3 Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan kelembagaan dan pembinaan
kelompok tani
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 500.000.000
Bimbingan Teknologi serta pelatihan dan
pendidikan
APBN 2019 s/d. 2027 500.000.000
Pengembangan Sistem Tumpangsari tanaman
kehutanan dengan tanaman perkebunan
APBD dan APBN 2020 s/d. 2027 150.000.000
Pengembangan tanaman aren dan produk
turunannya
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 1.000.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 89
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
1 Inventarisasi Wilayah Serta
Penataan dan Penetapan
Kawasan Hutan
Inventarisasi Wilayah Serta
Penataan dan Penetapan
Kawasan Hutan
Pengukuran dan Pemasangan Tanda Batas
Kawasan dan Fungsi Blok Hutan APBD dan APBN 2018 s/d 2027
240.000.000
Jumlah 2.150.000.000
4 Pembinaan dan
Pemantauan Pemanfaatan
Hutan dan
Penggunaan Kawasan Hutan
Monitoring dan evaluasi serta APBD dan APBN 2018 s/d. 2027 2.000.000.000
pengecekan lokasi secara berkala
Jumlah 2.000.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 90
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
5 Rehabilitasi pada areal
kerja di luar ijin
Penanaman, Pengkayaan dan Pemeliharaan
Tanaman
APBD,DAK dan APBN 2018 s/d. 2027 16.600.000.000
(disesuaikan dengan
RTKRHL BPDAS Asahan
Barumun)
Jumlah 16.600.000.000
6 Rencana perlindungan hutan
dan konservasi alam
Pemetaan kawasan hutan lindung APBD dan APBN 2019 150.000.000
Pemetaan kawasan perlindungan setempat APBD dan APBN 2020 150.000.000
Pemetaan kawasan cagar budaya APBD dan APBN 2019 150.000.000
Pemetaan kawasan rawan bencana APBD dan APBN 2020 150.000.000
Patroli pengamanan hutan dan HH di luar ijin APBD dan APBN 2018 s/d. 2027 1.000.000.000
Sosialisasi tata batas kawasan hutan APBD dan APBN 2019 s/d. 2023 300.000.000
Pembinaan PKSM APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 150.000.000
Pengendalian kebakaran hutan dan
pembentukan Brigdalkarhutla dan MPA
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 400.000.000
Pembangunan Resort Pengelolaan Hutan APBD dan APBN 2019 s/d. 2023 650.000.000
Monitoring pengendalian bahan baku industri APBD dan APBN 2018 s/d. 2027 150.000.000
Sosialisasi Peraturan dan perundang-
undangan kehutanan kepada masyarakat,
APBD dan APBN 2019 s/d. 2021 150.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 91
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
pemilik ijin dan stakeholder terkait
Pemberantasan illegal logging dan
perambahan kawasan
APBD dan APBN 2018 s/d. 2027 150.000.000
Penyelesaian konflik tenurial APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 200.000.000
Eksekusi barang bukti kasus kehutanan APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 150.000.000
Penegakan hukum kasus-kasus kehutanan APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 300.000.000
Konservasi tanah dan air (pembangunan sipil
teknis)
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 2.000.000.000
Konservasi hutan adat APBD dan APBN 2021, 2023, 2025,
2027
400.000.000
Jumlah 6.000.000.000
8 Rencana penyelenggaraan
koordinasi dan sinkronisasi
antar pemegang izin
Instansi Pemerintah APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 250.000.000
Instansi penegak hukum APBD dan APBN 2020 s/d. 2026 200.000.000
Jumlah 450.000.000
9 Koordinasi dan sinergi Instansi perangkat daerah APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 500.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 92
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
dengan instansi dan
stakeholder terkait
Instansi penegak hukum APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 250.000.000
Perguruan Tinggi APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 100.000.000
UPT. Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan di daerah
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 500.000.000
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 100.000.000
Kelompok tani Kemitraan APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 500.000.000
Jumlah 1.950.000.000
10 Rencana Penyediaan dan
Peningkatan Kapasitas SDM
Pelatihan Perencanaan Hutan dan lainnya APBN 2019 s/d. 2023 300.000.000
Pelatihan GIS dan GPS APBN 2019 s/d. 2023 300.000.000
Pembentukan Pengamanan Hutan Swakarsa APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 300.000.000
Pelatihan Pengamanan Hutan Swakarsa APBD dan APBN 2019 s/d. 2020 200.000.000
Pelatihan Pengolahan Produk Hasil Hutan
Bukan Kayu
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 300.000.000
Pengadaan sarana dan prasarana operasional
KPHL Unit XXXII
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 3.000.000.000
Study Banding /Outbond APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 600.000.000
Pelatihan tenaga teknis APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 200.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 93
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
Pelatihan administrasi keuangan dan aset
daerah
APBD dan APBN 2019 s/d. 2027 200.000.000
Pelatihan Peningkatan dan Pengembangan
Polisi Kehutanan
APBD dan APBN 2019, 2021, 2023,
2025, 2027
300.000.000
Pelatihan Peningkatan dan Pengembangan
Penyuluh Kehutanan
APBD dan APBN 2019, 2021, 2023,
2025, 2027
150.000.000
Pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) APBD dan APBN 2019 s/d 2027 300.000.000
Pelatihan Inventarisasi Tegakan APBD dan APBN 2019 s/d 2027 100.000.000
Pelatihan Budidaya Lebah
APBD dan APBN 2019 s/d 2027 100.000.000
Pelatihan Budidaya Jamur APBD dan APBN 2019 s/d 2027 500.000.000
Jumlah 6.850.000.000
11 Pengembangan Database Kawasan dan Potensi Hutan APBD dan APBN 2019 s/d 2027 40.000.000
Rehabilitasi Lahan Kritis APBD dan APBN 2019 s/d 2027 40.000.000
Pemberdayaan Masyarakat APBD dan APBN, LSM 2019 s/d 2021 30.000.000
Tata Kelola Kehutanan APBD dan APBN 2018 s/d 2021 30.000.000
Jumlah 140.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 94
No Program Kegiatan Sumber Pendanaan Waktu Biaya (Rp)
12 Rencana Rasionalisasi
Wilayah Kelola
Peningkatan kualitas data dan informasi
teritorial
APBD dan APBN 2021 100.000.000
Legalisasi rasionalisasi wilayah KPH APBD dan APBN 2023 50.000.000
Pemekaran KPH menjadi beberapa RPH APBD dan APBN 2023 50.000.000
Jumlah 200.000.000
13 Review Rencana
Pengelolaan
Review rencana pengelolaan KPHL Unit XXXII APBD dan APBN 2022 100.000.000
Jumlah 100.000.000
14 Pengembangan Investasi Promosi APBD dan APBN 100.000.000
Kemitraan APBD dan APBN, LSM, Pihak
Ke-3
100.000.000
Jumlah 200.000.000
JUMLAH TOTAL 42.120.000.000
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 95
L. Pengembangan Database
Data base memuat segala hal yang berkaitan dengan keberadaan
KPHL Unit XXXII Nias . Segala informasi harus didokumentasi dengan baik,
teliti dan akurat di sistem database. Pengembangan database dilakukan
melalui penyediaan peralatan dan sarana pendukung penyusunan
database, peningkatan kapasitas SDM pengelola database, penyusunan dan
pengelolaan database, serta pemeliharaan database. Selain itu, diperlukan
kegiatan pengumpulan data dan informasi. Strategi yang akan diterapkan
adalah menyusun database yang akan memuat seluruh informasi wilayah
kerja KPHL Unit XXXII Nias dengan cara koordinasi dengan para pihak serta
pengumpulan data di instansi Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara,
Bappeda (Badan Perencanaan Daerah) Kabupaten Nias dan UPT
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pengembangan database meliputi database kawasan dan potensi
hutan, database rehabilitasi lahan kritis, database pemberdayaan
masyarakat dan database tata kelola kehutanan. Tujuan dikembangkan
data base KPHL Unit XXXII Nias antara lain :
1. Menyediakan data dan informasi yang dapat diakses dengan mudah bagi
masyarakat dan para stakeholder;
2. Sebagai media promosi berbagai produk unggulan yang dihasilkan KPHL
Unit XXXII Nias.
Pengembangan database KPHL Unit XXXII Nias disajikan dalam Tabel 5.12.
berikut.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 96
Tabel 5.12. Pengembangan Database KPHL Unit XXXII Nias
No Jenis Data
Sumber
Pendanaan
Biaya
(Rp) Uraian Jenis Data Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1. Kawasan dan
Potensi Hutan
APBD dan
APBN
40.000.000
1. Luas dan letak wilayah kelola KPHL
Unit XXXII Nias
2. Potensi Hasil Hutan Kayu(HHK) dan
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
3. Luas areal tertutup dan tidak
tertutup hutan
4. Jenis flora dan fauna
5. Lokasi dan luas areal yang
mengalami alih fungsi lahan
6. Lokasi dan luas rawan bencana
alam
7. Lokasi dan luas areal yang berijin
8. Lokasi dan luas areal konservasi
HCVF
2. Rehabilitasi
Lahan Kritis
1. Lokasi dan luas lahan kritis
berdasarkan DAS
2. Lokasi dan Luas lahan yang akan
direhabilitasi dan direklamasi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 97
No Jenis Data
Sumber
Pendanaan
Biaya
(Rp) Uraian Jenis Data Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
APBD dan
APBN
40.000.000 3. Jenis tanaman hasil rehabilitasi
dan reklamasi
4. Lokasi dan luas sumber benih
tanaman hutan
3. Pemberdayaan
Masyarakat
APBD APBN
dan LSM
30.000.000
1. Lokasi dan luas areal HTR,HKm (jika
ada penambahan ijin baru), dan
Kemitraan
2. Lokasi dan luas Jasa Lingkungan,
tanaman ungggul yang ada di KPHL
Unit XXXII Nias seperti aren dan karet
3. Lokasi dan jumlah kelompok tani
hutan yang sudah dan akan dibentuk
4. Lokasi dan jumlah PKSM
5. Lokasi dan luas Pengembangan
tumpangsari antara tanaman
kehutanan dengan tanaman
perkebunan/perikanan
6. Jumlah personil Tenaga Teknis
yang berkualifikasi (Canhut,PKBR)
4. Tata Kelola
Kehutanan
1. Jumlah Personil (PNS dan Non
PNS)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 98
No Jenis Data
Sumber
Pendanaan
Biaya
(Rp) Uraian Jenis Data Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
APBD dan
APBN
30.000.000
2. Alokasi Dan Realisasi Anggaran
3. Sarana Dan Prasarana Pengelolaan
Hutan
4. Pelaksanaan dan Pelaporan Audit
Kinerja
5. Penyuluhan Kehutanan
6. Hasil Hasil Penelitian
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 99
M. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola
Permasalahan pada wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias dapat
dikatakan belum ada karena lembaga ini baru akan beroperasi setelah ada
alokasi dan mobilisasi suberdaya misalnya alokasi sumberdaya pendanaan,
Sumberdaya manusia, mobilisasi sarana dan prasarana serta adanya
regulasi yang mengatur tentang administrasi dan kegiatan KPH. Strategi
yang ditempuh adalah proaktif dalam melakukan koordinasi penjemputan
program dan alokasi sumberdaya tersebut. sehinga pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten/kota memahami peran dan fungsi serta kebutuhan
KPH yang mendesak. Namun demikian tantangannya adalah bahwa masih
kurangnya pemahaman tentang peran strategis dan pentingnya KPH
terhadap pembangunan daerah dan nasional. Disisi lain keterbatasan dana
menjadi kendala yang harus dicarikan solusinya. Oleh karena itu wilayah
kelola KPHL Unit XXXII Nias akan dirasionalisasikan melalui pendelegasian
sebagian kewenangan kepada RPH. RPH akan dibentuk berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan kelompok DAS, arahan fungsi hutan, bloking
/zona pengelolaan, serta aksesibilitas.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 100
Tabel 5.13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola
No Strategi
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp)
Kegiatan Lokasi
Kegiatan
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Peningkatan
kualitas data
dan
informasi
teritorial
APBD dan
APBN
100.000.000 Analisis
tutupan
Lahan
Kelompok
DAS
Prioritas
Rehabilitasi
Analisis
tutupan DAS
lainnya.
DAS-DAS
lain dalam
Wilayah
KPHL Unit
XXXII
2 Legalisasi
rasionalisasi
wilayah KPH
APBD dan
APBN
50.000.000 Pengajuan
rasionalisasi
wilayah kerja
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
XXXII
3 Pemekaran
KPH menjadi
beberapa
RPH
APBD dan
APBN
50.000.000 Studi jenjang
pengawasan;
Seluruh KPHL
Unit XXXII
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
XXXII
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 101
N. Review Rencana Pengelolaan
Sesuai dengan ketentuan maka kegiatan ini dilakukan minimal 5
(lima) tahun sekali dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan dan
perolehan data terkini. Kegiatan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Kegiatan
ini bertujuan untuk memperoleh data update dan akurat pada masing - masing
program sesuai dengan kegiatan masing-masing. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan sesuai arah kebijakan pengelolaan
yang telah ditetapkan dan perkembangan yang dicapai.
Kegiatan review rencana pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias ini diarahkan
untuk mengevaluasi :
1. Mengevaluasi luasan kawasan yang sudah diinventarisasi;
2. Mengevaluasi keberhasilan penanaman rehabilitasi dan reklamasi di luar
areal ijin;
3. Mengevaluasi izin pinjam pakai kawasan;
4. Mengevaluasi jumlah kelompok tani yang masih aktif;
5. Mengevaluasi rencana pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan;
6. Mengevaluasi pola kemitraan dengan masyarakat yang sesuai dengan
peruntukan areal hutan;
7. Mengevaluasi terwujudnya pemberdayaan masyarakat melalui sistem HKM,
kemitraan, pembangunan hutan karet;
8. Mengevaluasi terwujudnya pengelolaan karet dan aren sebagai produk
unggul KPHL Unit XXXII Nias;
9. Mengevaluasi efektifitas dan keberhasilan perlindungan dan pengamanan
hutan dalam wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias yang telah dilakukan
selama 5 tahun.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 102
Tabel 5.14. Review Rencana Pengelolaan
No Strategi
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp)
Kegiatan Lokasi
Kegiatan
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1
Review dan
evaluasi
kinerja
pengelolaan
hutan
APBD
dan
APBN
100.000.000 1. Mengevaluasi luasan
kawasan yang sudah
diinventarisasi;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
2. Mengevaluasi keberhasilan
penanaman rehabilitasi dan
reklamasi di luar areal ijin;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
3. Mengevaluasi izin pinjam
pakai kawasan;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
4. Mengevaluasi jumlah
kelompok tani yang masih
aktif;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
5. Mengevaluasi rencana
pengembangan dan
pemanfaatan jasa
lingkungan;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
6. Mengevaluasi pola
kemitraan dengan
masyarakat yang sesuai
dengan peruntukan areal
hutan;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 103
7. Mengevaluasi terwujudnya
pemberdayaan masyarakat
melalui sistem HKM,
kemitraan, pembangunan
hutan karet;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
8. Mengevaluasi terwujudnya
pengelolaan karet dan aren
sebagai produk unggul KPHL
Unit XXXII Nias;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
9. Mengevaluasi luasan
kawasan yang sudah
diinventarisasi;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
10. Mengevaluasi
keberhasilan penanaman
rehabilitasi dan reklamasi di
luar areal ijin;
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 104
O. Pengembangan Investasi
Pengembangan investasi merupakan pelaksanaan dari misi
mengembangkan secara aktif kegiatan produktif yang berkelanjutan pada
area di luar ijin (wilayah tertentu KPHL Unit XXXII Nias). Program
kemitraan dan kerjasama investasi dalam bentuk MoU dan tujuan
termanfaatkannya potensi jasa lingkungan dan Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) akan dilaksanakan oleh KPHL Unit XXXII Nias.
KPHL Unit XXXII Nias akan terus melakukan eksplorasi peluang-
peluang dari investor untuk investasi sektor swasta dan pengembangan
regional di dalam areal KPH yang konsisten dengan tujuan pengelolaan
hutan lestari. Berdasarkan hasil analisis meskipun data yang ada sangat
terbatas yang dilakukan terhadap wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias,
maka dapat diketahui beberapa arahan pemanfaatan sesuai dengan
rencana kegiatan di KPHL Unit XXXII Nias untuk 10 (sepuluh) tahun ke
depannya yaitu Tahun 2018 - 2027. Beberapa arahan dalam
pemanfaatan berdasarkan analisis Tata Hutan KPHL Unit XXXII Nias yaitu
sebagai berikut :
1. pengolahan potensi unggulan (karet dan aren);
2. pengolahan HHBK (karet dan aren) melalui koperasi / kelompok tani;
3. peningkatan sumber plasma nutfah berupa sumber benih (durian dan
aren);
4. sertifikat pengelolaan hutan adat; serta
Arahan pemanfaatan ini bisa dijadikan acuan sesuai dengan hasil
analisis peta, meskipun ada kemungkinan berubah karena harus
mempertimbangkan kondisi sebenarnya di lapangan. Perbedaan arahan
pemanfaatan dengan kondisi lapangan dapat diganti menjadi solusi yang
mendekati arahan pemanfaatan awal namun tetap berkoordinasi dengan
masyarakat sekitar terutama yang telah memanfaatkan lahan di wilayah
kelola KPHL Unit XXXII Nias terlebih dahulu.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB V. RENCANA KEGIATAN | 105
Tabel 5.15. Rencana Pengembangan Investasi
No Strategi
Sumber
Pendanaan
Biaya (Rp)
Kegiatan Lokasi
Kegiatan
Waktu
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
1 Promosi APBD dan
APBN
100.000.000 Promosi ke
para mitra
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
XXXII
2 Kemitraan APBD dan
APBN,
LSM, Pihak
Ke-3
100.000.000 Penggalangan
mitra
masyarakat
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
XXXII
Pelaksanaan
Usaha
Seluruh
Wilayah
KPHL Unit
XXXII
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 107
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
A. Pembinaan
Pembinaan adalah kegiatan untuk memberikan pedoman dan
pendampingan agar kegiatan dalam rangka pengelolaan hutan di KPHL Unit
XXXII Nias berjalan sesuai rencana, dilaksanakan secara berkualias dan
mempunyai hasil dan dampak optimal. Pembinaan dilakukan bersamaan
dengan kegiatan pengawasan dan pengendalian. Kegiatan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah
mengikuti Norma, Standar, Prinsip dan Kriteria (NSPK) yang ditetapkan oleh
regulasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat Pemerintah Sumatera Utara.
Sasaran / target pembinaan adalah Sumber Daya Manusia sebagai
pelaksana pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias dan masyarakat sekitar hutan
areal KPHL Unit XXXII Nias serta aparat desa yang terkait dengan kegiatan
pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi dan perlindungan hutan.
Uraian tahapan pembinaan pada KPHL Unit XXXII Nias disajikan pada
Tabel 6.1. berikut ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 108
Tabel 6.1. Uraian Pembinaan Pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias
Aspek
Kegiatan Kegiatan Tahapan Pembinaan
Pelaksana
Pembinaan
Sasaran/
Target Pelaporan
Produksi / ekonomi
Pemanfaatan hutan dan kawasan hutan
(Saat RPHJP ini disusun di KPHL Unit XXXII belum
ada ijin sehingga kegiatan ini masih tentativ)
a. pendampingan pada penyusunan RKU/RKT pemegang ijin
IUPHHK/ IUPHHBK b. pendampingan pada
operasional kegiatan
di lapangan IUPHHK/ IUPHHBK
c. pendampingan pada pelaporan tahunan
IUPHHK/ IUPHHBK
Tenaga Teknis Pemegang IUPPHK/ IUPHHBK
Kepada Kepala KPH
Penggunaan
kawasan hutan
Pendampingan kegiatan
penggunaan kawasan
Tenaga Teknis
Pemegang
IPPKH
Kepada :
a. Kepala KPH b. Kepala
Dishut Prov
SU
Pengembangan
investasi
Pendampingan kegiatan
promosi dalam pengembangan investasi
Staf KPH Investor Kepada Kepala
KPH
Kerjasama kemitraan usaha
Pendampingan kegiatan usaha kelompok kemitraan
Staf KPH Kelompok Tani
Kepada Kepala KPH
Sosial Manajemen konflik
Pendampingan kegiatan yang berkaitan dengan pemetaan dan mediasi
konflik
Tenaga Teknis Kelompok tani, masyarakat
sekitar hutan
Kepada Kepala KPH
Kemitraan
berbasis masyarakat
Pendampingan dalam
rangka pengembangan kemitraan usaha berbasis masyarakat
Staf KPH Kelompok
Tani
Kepada Kepala
KPH
Peningkatan kapasitas
masyarakat
a. Fasilitasi pengembangan
kapasitas masyarakat; b. Pelatihan/ sosialisasi /
studi banding
Penyuluh Kehutanan, Balai
Diklat Kehutanan
Kelompok tani,
masyarakat sekitar hutan
Kepada Kepala KPH
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 109
Aspek
Kegiatan Kegiatan Tahapan Pembinaan
Pelaksana
Pembinaan
Sasaran/
Target Pelaporan
Lingkungan Rehabilitasi hutan a. Pendampingan kegiatan rehabilitasi hutan;
b. Fasilitasi partisipasi dan koordinasi program.
Staf KPH Kelompok tani, masyarakat sekitar hutan
Kepada Kepala KPH
Perlindungan hutan
a. Operasi pengamanan hutan;
b. Penyuluhan dalam
rangka perlindungan hutan;
c. Monitoring kawasan
hutan.
Staf KPH, Polisi Kehutanan, Penyuluh
Kehutanan
Kelompok tani, masyarakat sekitar hutan
Kepada Kepala KPH
Konservasi (kehati
dan ekosistem)
Pendampingan pada
kegiatan konservasi kehati dan ekosistemnya
Staf KPH Kelompok tani,
masyarakat adat
Kepada Kepala
KPH
Manajemen perkantoran
Pengelolaan keuangan
Pendampingan pada pelaporan jurnal keuangan, laporan
triwulan, laporan tahunan
Kepala KPH Staf yang menangani keuangan KPH
Kepada Kadishut Prov SU
Pengelolaan
Sarpras dan perlengkapan
Pendampingan
pelaksanaan inventarisasi dan pengelolaan sarpras dan perlengkapan
Kepala KPH Staf yang
menangani sarpras dan perlengkapan
Kepada Ka.
Dishut Prov SU
Pengelolaan kepegawaian
a. Pendampingan pada kegiatan rekrutmen, kenaikan pangkat,
mutasi, pemberhentian pegawai;
b. Fasilitasi pembinaan pegawai melalui study banding, peningkatan
kinerja
Kepala KPH Staf yang menangani urusan
kepegawaian
Dilaporkan setahun sekali kepada Ka.
Dishut Prov SU
Pengelolaan
promosi dan transaksi bisnis
Pendampingan terhadap
kemajuan kegiatan promosi dan transaksi bisnis
Kepala KPH Staf KPH Dilaporkan
setahun sekali kepada Ka. Dishut Prov SU
Pengelolaan
administrasi umum
Pendampingan kinerja administrasi umum
Kepala KPH Staf yang menangani administrasi
Dilaporkan setahun sekali kepada Ka.
Dishut Prov SU
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 110
B. Pengawasan
Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap kinerja
KPHL Unit XXXII Nias agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan baik. Fungsi dari pengawasan adalah sebagai penghimpun informasi
yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan
KPHL Unit XXXII Nias serta perubahan pada sosial ekonomi masyarakat.
Disamping sebagai penghimpun informasi, pengawasan juga dapat berfungsi
pemeriksaan terhadap ketepatan dan kesesuaian sasaran pengelolaan.
Pengawasan dilakukan oleh pihak internal pengelola maupun para pihak
yang berkompeten dan dilakukan secara langsung agar pelaksanaan
pengelolaan sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Maksud dan tujuan
pengawasan adalah untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana pengelolaan. Uraian pengawasan terhadap kegiatan disajikan
pada Tabel 6.2. berikut ini.
Tabel 6.2. Uraian Pengawasan Pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias
Aspek Kegiatan
Kegiatan Tahapan
Pengawasan Pelaksana
Pengawasan Sasaran /
Target Pelaporan
Produksi/ ekonomi
Pemanfaatan hutan dan
kawasan hutan (Jika nanti ada ijin di KPH)
Memeriksa RKU/RKT dan
Laporan Tahunan IUPHHK/IUPHBK
Tenaga Teknis Pemegang IUPPHK/
IUPHHBK
Kepada Kepala KPH
Penggunaan
kawasan hutan (Jika nanti ada ijin di KPH)
Memeriksa
kegiatan penggunaan kawasan
Tenaga Teknis Pemegang
IPPKH
Kepada :
a. Kepala KPH b. Ka. Dishut Prov
SU
Pengembanga
n investasi
Memeriksa kegiatan promosi
dan investasi
Staf KPH Investor Kepada Kepala KPH
Kerjasama
Kemitraan usaha
Memeriksa
kegiatan dalam rangka kemitraan usaha
Staf KPH Kelompok
Tani
Kepada
Kepala KPH
Sosial Manajemen konflik
Memeriksa kegiatan yang
berkaitan dengan pemetaan dan mediasi konflik
Tenaga teknis Kelompok Tani,
masyarakat sekitar hutan
Kepada Kepala KPH
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 111
Aspek Kegiatan
Kegiatan Tahapan
Pengawasan Pelaksana
Pengawasan Sasaran /
Target Pelaporan
Kemitraan berbasis masyarakat
Memeriksa kegiatan dalam rangka kemitraan usaha berbasis
masyarakat
Staf KPH Kelompok Tani
Kepada Kepala KPH
Peningkatan
kapasitas masyarakat
Memeriksa
kegiatan pegembangan kapasitas
masyarakat
Penyuluh
Kehutanan
Kelompok
Tani, masyarakat sekitar
hutan
Kepada Kepala
KPH
Lingkungan
Rehabilitasi
hutan
Memeriksa
kegiatan rehabilitasi hutan
Staf KPH
Kelompok
Tani, masyarakat sekitar
hutan
Kepada Kepala
KPH
Perlindungan
hutan
Memeriksa
kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan
Staf KPH,
Polisi Kehutanan, Penyuluh Kehutanan
Kelompok
Tani, masyarakat sekitar hutan
Kepada Kepala
KPH
Konservasi (kehati dan
ekosistem)
Memeriksa kegiatan
konservasi kehati dan ekosistemnya
Staf KPH Kelompok Tani,
masyarakat sekitar hutan
Kepada Kepala KPH
Manajemen perkantoran
Pengelolaan keuangan
Memeriksa laporan jurnal
keuangan, laporan triwulan, laporan tahunan
Kepala KPH Staf yang menangani
keuangan KPH
Kepada Ka. Dishut Prov SU
Pengelolaan Sarana
prasarana dan perlengkapan
Memeriksa pengelolaan
sarana prasarana dan perlengkapan
Kepala KPH Staf KPH Dilaporkan setahun sekali
kepada Ka. Dishut Prov SU
Pengelolaan
kepegawaian
Memeriksa
kegiatan terkait urusan kepegawaian
Kepala KPH Staf yang
menangani urusan kepegawaia
n
Dilaporkan
setahun sekali kepada Ka. Dishut Prov SU
Pengelolaan
promosi dan
transaksi bisnis
Memeriksa kemajuan
kegiatan promosi dan transaksi bisnis
Kepala KPH Staf KPH Dilaporkan setahun sekali
kepada Ka. Dishut Prov SU
Pengelolaan administrasi
umum
Memeriksa kinerja
administrasi umum
Kepala KPH Staf yang menangani
administrasi
Dilaporkan setahun sekali
kepada Ka. Dishut Prov SU
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 112
C. Pengendalian
Pengendalian adalah segala upaya untuk menjamin dan mengarahkan
agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Dalam instansi pemerintahan, pengaturan
pengendalian terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP). Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Unsur
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
pemantauan pengendalian intern.
Untuk menjadikan pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias berjalan dengan
baik sesuai dengan perencanaan, tersedianya informasi yang terbuka pada
tingkat manajemen KPHL Unit XXXII Nias, mitra pengelolaan, pemerintah
daerah dan masyarakat, maka perlu dilakukan pengendalian tatalaksana
pengelolaan pada wilayah pengelolaan sehingga tujuan dari pengelolaan
tercapai dan menjamin seluruh proses pengelolaan berjalan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Lingkup pengendalian dilakukan pada tingkat pimpinan
manajemen KPHL Unit XXXII Nias sampai kepada pelaksana di lapangan
sehingga tanggung jawab di dalam pelaksanaan pengelolaan berjalan
berdasarkan prosedur operasional dan tata kerja organisasi. Uraian
pengendalian pada KPHL Unit XXXII Nias disajikan dalam Tabel 6.3. berikut ini.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 113
Tabel 6.3. Uraian Pengendalian Pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias
Aspek Kegiatan
Kegiatan Tahapan
Pengendalian Pelaksana
Pengendalian Sasaran /
Target Pelaporan
Produksi/ ekonomi
Pemanfaatan hutan dan
kawasan hutan (Jika nanti ada ijin di KPH)
Memastikan tersedianya RKU/RKT,
Laporan Tahunan IUPHHK /IUPHHBK
Kasi. Perencanaan
dan Pemanfaatan Hutan
Pemegang IUPPHK/
IUPHHBK
Kepada Ka. KPH
Penggunaan
kawasan hutan (Jika nanti ada ijin di KPH)
Memastikan
penggunaan kawasan berjalan sesuai regulasi
Kasi.
Perencanaan dan Pemanfaatan
Hutan
Pemegang
IPPKH
Kepada :
a. Ka. KPH b. Ka. Dishut
Prov SU
Pengembangan
investasi Memastikan promosi dan investasi pada
KPHL Unit XXXII berjalan efektif
Kasi. Perencanaan
dan Pemanfaatan Hutan
Investor Kepada Ka. KPH
Kerjasama Kemitraan usaha
Memastikan kegiatan dalam rangka kemitraan usaha
berjalan efektif
Kasi. Perencanaan dan
Pemanfaatan Hutan
Kelompok Tani
Kepada Ka. KPH
Sosial Manajemen konflik
Memastikan kegiatan yang berkaitan dengan pemetaan dan mediasi konflik berjalan efektif dan tidak menimbulkan konflik baru
Kasi.
Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kelompok Tani,
Masyarakat sekitar hutan
Kepada Ka. KPH
Kemitraan berbasis masyarakat
Memastikan kegiatan dalam rangka kemitraan usaha berbasis masyarakat berjalan efektif
Kasi.
Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Kelompok Tani Kepada Ka. KPH
Peningkatan kapasitas masyarakat
Memastikan pegembangan kapasitas masyarakat
terlaksana
Kasi. Perlindungan Hutan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Kelompok Tani, masyarakat sekitar hutan
Kepada Ka. KPH
Lingkungan Rehabilitasi
hutan
Memastikan
kegiatan rehabilitasi hutan berjalan sesuai rencana
Kasi.
Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Kelompok
Tani, masyarakat sekitar hutan
Kepada Ka.
KPH
Perlindungan hutan
Memastikan kegiatan
perlindungan dan pengamanan hutan berjalan sesuai
rencana
Kasi. Perlindungan
Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kelompok Tani,
masyarakat sekitar hutan
Kepada Ka. KPH
Konservasi
(kehati dan ekosistem)
Memastikan kegiatan
konservasi kehati dan ekosistemnya berjalan sesuai
rencana
Kasi.
Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Kelompok Tani,
masyarakat sekitar hutan
Kepada Ka.
KPH
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 114
Aspek Kegiatan
Kegiatan Tahapan
Pengendalian Pelaksana
Pengendalian Sasaran /
Target Pelaporan
Manajemen perkantoran
Pengelolaan keuangan
Memastikan tersedianya laporan
jurnal keuangan, laporan triwulan, laporan tahunan
Kepala KPH Staf yang menangani
keuangan KPH
Kepada Ka. Dishut Prov
SU
Pengelolaan sarana prasarana
dan perlengkapan
Memastikan inventarisasi dan
stock opname sarana prasarana dan perlengkapan terlaksana paling
kurang setahun sekali
Kepala KPH Staf KPH Dilaporkan setahun sekali
kepada Ka. Dishut Prov SU
Pengelolaan kepegawaian
Mengawal kegiatan rekrutmen, pelatihan, kenaikan
pangkat, mutasi, pemberhentian terlaksana sesuai
SOP
Kepala KPH Staf yang menangani urusan
kepegawaian
Dilaporkan setahun sekali kepada Ka.
Dishut Prov SU
Pengelolaan
promosi dan transaksi bisnis
Menjamin kemajuan
kegiatan promosi dan transaksi bisnis
Kepala KPH Staf KPH Dilaporkan
setahun sekali kepada Ka. Dishut Prov
SU
Pengelolaan administrasi
umum
Memastikan kinerja administrasi umum
terlaksana sesuai SOP
Kepala KPH Staf yang menangani
administrasi
Dilaporkan setahun sekali
kepada Ka. Dishut Prov SU
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 115
VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Sistem monitoring dan evaluasi dalam wilayah pengelolaan hutan dalam
suatu wadah KPH merupakan salah satu komponen utama dalam sistem
pemantauan dan pengendalian. Sistem pemantauan dan pengendalian itu
sendiri merupakan suatu perangkat sistem yang bertugas untuk
membangkitkan dan menyediakan informasi sehingga data dan informasi
tersebut dapat digunakan untuk memberikan umpan balik sehingga seluruh
dinamika sistem manajemen dapat dijaga pada status dan kondisi yang
diinginkan.
Sebagaimana dijelaskan pada tujuan, tugas pokok dan fungsi KPH, maka
sistem monitoring dan evaluasi yang dikembangkan harus merupakan bentuk
umpan balik yang positif yaitu perangkat pemantauan dan pengendalian yang
mempunyai kapasitas untuk mengakses sistem manajemen dan melakukan
perubahan terhadap sistemnya sendiri apabila memang diperlukan. Dengan
demikian maka sistem monitoring dan evaluasi akan mencakup :
1 . Seluruh tingkat (level) dan perangkat organisasi;
2. Input, proses dan output yang dilaksanakan oleh KPH;
3. Fungsi - fungsi yang dijalankan KPH.
Di dalam proses manajemen, monitoring dan evaluasi dapat
mengambil bagian di hampir seluruh tingkatan, baik di tingkat perencanaan,
tingkat operasional kegiatan (implementasi), maupun tingkat pasca
implementasi. Evaluasi ditujukan untuk membuat justifikasi terhadap rencana
yang dibuat, pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana, serta dampak
yang ditimbulkan terhadap lingkungan maupun kinerja manajemen di lingkup
KPH sendiri.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 116
A. Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan pengamatan secara terus - menerus
terhadap pelaksanaan suatu tugas dan fungsi satuan organisasi. Kegiatan
pemantauan yang dilanjutkan dengan evaluasi dapat dilakukan oleh unsur
internal KPHL Unit XXXII Nias maupun unsur eksternal baik oleh instansi
pemerintah maupun masyarakat. Pemantauan atau monitoring terhadap
jalannya pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh KPHL Unit XXXII Nias
bersama-sama dengan instansi terkait dan pihak Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) sebagai mitra.
Kegiatan pemantauan akan dilakukan secara berkala dan berjenjang
sesuai dengan tahapannya, terhadap seluruh kegiatan dan komponen
pengelolaan lainnya yang dilaksanakan KPHL Unit XXXII Nias. Tim pelaksana
pemantauan disesuaikan dengan keterkaitan tugas dan fungsinya, serta akan
ditunjuk dengan surat perintah tugas. Hasil yang diperoleh dari pemantauan
tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan dalam evaluasi kegiatan tahun
berjalan dan sebagai dasar dalam penyusunan rencana untuk kegiatan
berikutnya. Rencana kegiatan pemantauan dan tim pelaksana pemantauan
terhadap seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan dalam KPHL Unit XXXII Nias
tahun 2017-2026 disajikan pada Tabel 7.1.
Pada kegiatan KPHL Unit XXXII Nias Tahun 2018-2027 terdapat juga
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi / lembaga lain dalam rangka
mendukung kapasitas kelembagaan KPHL Unit XXXII Nias. Kegiatan
pemantauan terhadap kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan instansi / lembaga
lain akan dilakukan seperti proses yang ditunjukkan pada Tabel 7.2.
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melihat ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan, yang dikategorikan
kedalam kelompok masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 117
manfaat (benefits). Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi mencakup :
1. Pemantauan dan evaluasi oleh internal KPHL Unit XXXII,
2. Pemantauan dan evaluasi oleh institusi lain, dan
3. Pemantauan dan evaluasi oleh masyarakat.
Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHL Unit XXXII Nias dapat diukur
dari:
1. Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan KPHL Unit
XXXII Nias semakin menurun.
2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat terutama
yang di sekitar kawasan hutan untuk menjaga dan melindungi hutan dari
gangguan keamanan, serta berkembangnya nilai-nilai kearifan lokal
masyarakat dalam mendukung pengelolaan kawasan hutan.
3. Berhasilnya program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan
sebagai upaya alternatif dalam peningkatan perekonomian masyarakat.
4. Meningkatnya pengelolaan kawasan hutan oleh seluruh stakeholder terkait
yang memiliki kepedulian terhadap hutan, yang dimulai dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara,
KPHL Unit XXXII Nias, dan pihak mitra pendukung.
5. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan hutan.
C. Pelaporan
Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada
instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan
disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja dari
suatu instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan
pencapaian tujuan dan sasarannya. Penyampaian laporan disampaikan kepada
pihak yang memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 118
Pada kegiatan pelaporan, KPHL Unit XXXII Nias melaporkan hasil akhir
dari seluruh kegiatan-yang dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya secara berkala. Pelaporan mengacu pada standar operasional
prosedur yang berlaku. Tahapan dalam penyusunan laporan dimulai dari
penyiapan format laporan, penyusunan bahan laporan dan resume telaahan,
serta penyusunan laporan. Laporan terdiri dari Laporan Bulanan, Laporan
Triwulan, Laporan Semester dan Laporan Tahunan. Seluruh laporan
ditandatangani Kepala KPHL Unit XXXII Nias dan disampaikan kepada Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara dengan tembusan instansi terkait
lainnya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 119
Tabel 7.1. Uraian Kegiatan Pemantauan dan Tim Pelaksana Pemantauan Kegiatan yang dilaksanakan KPHL Unit XXXII Nias
No Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Sasaran / Target Tim Pemantau
A Inventarisasi Wilayah serta Penataan dan Penetapan Kawasan Hutan
1. Inventarisasi Hasil Hutan Kayu (HHK) Penyusunan rencana, pembentukan tim, pelaksanaan
inventarisasi dan pembuatan laporan. Areal KPHL Unit XXXII Nias KPH, Dinas Kehutanan Prov
SU, Balai PSKL 2. Inventarisasi Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK)
Penyusunan rencana, pembentukan tim, pelaksanaan
inventarisasi dan pembuatan laporan.
Areal KPHL Unit XXXII Nias KPH, Dinas Kehutanan Prov
SU, Balai PSKL 3. Pengukuran dan Pemasangan Tanda
Batas Kawasan dan Fungsi Blok Penyusunan rencana, pembentukan tim, pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan.
Areal KPHL Unit XXXII Nias KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, BPKH Wil I Medan
4. Pemeliharaan Tanda Batas Kawasan dan Fungsi Blok Hutan
Penyusunan rencana, pembentukan tim, pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan.
Areal KPHL Unit XXXII Nias KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, BPKH Wil I Medan
B Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu
1. Pembangunan HTR Identifikasi lokasi usulan dan fasilitasi usulan Kelompok Tani / Koperasi KPH, Dinas Kehutanan Prov
SU, Balai PSKL 2. Pembangunan HKm Identifikasi lokasi usulan dan fasilitasi usulan Kelompok Tani / Koperasi KPH, Dinas Kehutanan Prov
SU, Balai PSKL
3. Kerjasama Kemitraan Kehutanan Identifikasi lokasi usulan, penyusunan Naskah Kerjasama Kemitraan dan pelaksanaan kerjasama kemitraan.
Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, Balai PSKL
4. Pembangunan dan Pengembangan Lokasi Jasa Lingkungan
Identifikasi potensi, penyusunan rencana, pelaksanaan pembangunan, promosi potensi dan pembuatan laporan.
Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, Balai PSKL
5. Pembangunan Hutan Karet Identifikasi lokasi dan kelompok tani, penyusunan rancangan, pelaksanaan penanaman / pengkayaan dan pembuatan laporan.
Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
C Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengembangan Kelembagaan dan
Pembinaan Kelompok Tani Inventarisasi kelompok tani, pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan.
Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, Balai PSKL
2. Bimbingan dan Teknologi serta Pelatihan dan Pendidikan
Identifikasi peserta, penyusunan rencana, pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan.
Kelompok Tani, Masyarakat sekitar Hutan
KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, Balai PSKL
3. Pengembangan Sistem Tumpangsari
Tanaman Kehutanan dengan Tanaman Perkebunan
Identifikasi lokasi, penyusunan rencana,
penyusunan naskah kerja sama, pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan.
Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU,
Balai PSKL
4. Pengembangan Tanaman Aren dan Identifikasi lokasi, penyusunan rencana, Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU,
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 120
No Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Sasaran / Target Tim Pemantau
Produk Turunannya pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan.
Balai PSKL
D Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
1. Pemantauan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Penanaman pada areal kewajiban rehabilitasi.
Pemegang IPPKH KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
E Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Ijin
1. Kegiatan Penanaman, Pengkayaan
Tanaman dan Pemeliharaan Tanaman
Identifikasi lahan kritis, penyusunan rancangan
teknis, persiapan alat dan bahan, pembuatan persemaian, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pembuatan peta dan laporan.
Kelompok Tani KPH, Dinas Kehutanan Prov SU,
BPDAS HL
F Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
1. Deliniasi Areal Perlindungan
Setempat Identifikasi areal, pemetaan areal lindung / perlindungan setempat, kawasan cagar budaya,
kawasan rawan bencana
Peta kawasan perlindungan setempat, cagar budaya,
rawan bencana
KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, BPDAS HL
2. Upaya Perlindungan dan Pengawetan Flora dan Fauna
Identifikasi lokasi sumber plasma nutfah, pembangunan tempat penangkaran flora dan
fauna
Lokasi plasma nutfah dan penangkaran flora dan fauna
KPH, Dinas Kehutanan Prov SU, BBKSDA
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 121
3. Perlindungan Hutan Penyusunan rencana, pembentukan panitia, penyiapan alat dan perlengkapan, pelaksanaan dan pembuatan laporan
Kelompok tani, masyarakat sekitar hutan, Penyuluh Kehutanan Swadaya
Masyarakat (PKSM), stake holder terkait.
KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
4. Upaya Konservasi HCVF Identifikasi lokasi, penyusunan rencana, pelaksanaan konservasi dan pembuatan laporan
Kelompok tani, masyarakat adat
KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
G Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Ijin
1. Rapat koordinasi antara KPH dengan Pemegang Ijin jika nanti ada
Penyusunan rencana, pelaksanaan rapat dan pembuatan laporan
Pemegang IUPHHK-HA, IUPHHK-HTR, IUPHHK-HKm, IPPKH
KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
H Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait
1. Rapat koordinasi antara KPH dengan Stakeholder terkait
Penyusunan rencana, pelaksanaan rapat dan pembuatan laporan
Stakeholder terkait KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
I Penguatan Kelembagaan KPH
1. Pengembangan dan Peningkatan
Kapasitas SDM
Identifikasi kebutuhan SDM, perekrutan SDM,
pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan
SDM KPH KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Operasional KPH
Identifikasi kebutuhan, pembentukan panitia, penyusunan rencana, penunjukan rekanan, pelaksanaan dan pembuatan laporan / Berita
Acara
SDM KPH KPH, Dinas Kehutanan Prov SU
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN | 122
Tabel 7.2. Uraian Kegiatan Pemantauan dan Tim Pelaksana Pemantauan Kegiatan yang Dilaksanakan Instansi /
Lembaga Lain No Kegiatan Proses Kegiatan yang Dipantau Sasaran / Target Tim Pemantau
A Penguatan Kelembagaan KPH
1. Pelatihan teknis Identifikasi peserta, Penyusunan rencana
kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pembuatan laporan
SDM KPH, PKSM,
Masyarakat sekitar hutan
Balai Diklat Kehutanan,
Lembaga Diklat lainnya
Tabel 7.3. Uraian Kegiatan Evaluasi dan Tim Pelaksana Evaluasi Kegiatan yang Dilaksanakan KPHL Unit XXXII Nias
No Kegiatan Proses Kegiatan yang Dievaluasi Sasaran / Target Tim Evaluasi
A Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan Jika nanti ada ijin baru dalam wilayah kerja KPHL Unit XXXII
1. Ijin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan Penanaman pada areal kewajiban rehabilitasi Pemegang IPPKH Dinas Kehutanan Prov SU,
Kemen LHK 2. Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (IUPHHK)
Evaluasi RKU dan RKT, pembayaran PSDH,
DR dan PNBP
Pemegang UPHHK HTR,
IUPHHK HKm
Dinas Kehutanan Prov SU,
Kemen LHK
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VIII. PENUTUP| 115
VIII. PENUTUP
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHL Unit
XXXII Nias Tahun 2018–2027 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman
pengelolaan / pembangunan kehutanan untuk mencapai kondisi sesuai visi dan
misi pembangunan KPHL Unit XXXII Nias pada tahun 2027. Di awal
beroperasinya KPHL Unit XXXII Nias tentu akan menghadapi berbagai kendala
seperti sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya SDM handal,
regulasi yang belum lengkap disamping belum memiliki pengalaman dalam
tindakan pengelolaan hutan lestari. Namun, diharapkan kendala-kendala
tersebut dapat segera diatasi dengan seiringnya waktu berjalan.
Kondisi wilayah kelola KPHL Unit XXXII Nias yang sebagian bukan hutan
memerlukan program kegiatan yang terarah dan terukur sehingga dapat
mengembalikan sebagian tutupan hutan yang berganti. Dalam proses dan
tahapannya pengembalian tutupan hutan harus bermanfaat untuk
pembangunan daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menjaga
keseimbangan lingkungan hidup. Perlindungan dan pelestarian hutan yang
tersisa di wilayah kelola KPH dapat mengurangi resiko akibat degradasi lahan
dan deforestasi. Kondisi ini memerlukan pencermatan dan perhatian dari
pengelola KPHL Unit XXXII Nias.
Arahan dalam RPHJP KPHL Unit XXXII Nias Tahun 2018–2027
memberikan pedoman agar lembaga KPH yang mandiri dapat terwujud,
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan optimal, berhentinya degradasi
hutan dan deforestasi, pengelolaan kawasan konservasi yang optimal dengan
kesetaraan antara perlindungan hutan, pengawetan dan pemanfaatan,
terinternalisasinya komitmen dan kesepakatan daerah, nasional di sektor
kehutanan dalam kebijakan dan pelaksanaan pembanguan kehutanan di pusat
dan provinsi.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHL UNIT XXXII NIAS
PROVINSI SUMATERA UTARA, TAHUN 2018 - 2027
BAB VIII. PENUTUP| 116
Proses penyusunan rencana pengeloloaan hutan melibatkan berbagai
pihak dan sektor untuk membangun pondasi dukungan yang kuat dari
para pihak dan sektor terkait dalam implementasinya. Sebagai pelengkap dan
pendukung kegiatan perencanaan dan implementasi kegiatan pengelolaan
hutan di KPHL Unit XXXII Nias, maka dokumen RPHJP KPHL Unit XXXII Nias
Tahun 2018 – 2027 dilengkapi dengan data dan informasi spasial berupa peta.
Jenis peta yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari dokumen ini meliputi:
1. Peta Wilayah Kerja KPHL Unit XXXII Nias
2. Peta Penataan Hutan KPHL Unit XXXII Nias
3. Peta Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu KPHL Unit XXXII Nias
4. Peta Penutupan Lahan KPHL Unit XXXII Nias
5. Peta Daerah Aliran Sungai KPHL Unit XXXII Nias
6. Peta Aksesibilitas KPHL Unit XXXII Nias
7. Peta Penggunaan Lahan KPHL Unit XXXII Nias
8. Peta Keberadaan Ijin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan KPHL Unit XXXII Nias
9. Peta Tanah KPHL Unit XXXII Nias
10. Peta Curah Hujan KPHL Unit XXXII Nias
11. Peta Geologis KPHL Unit XXXII Nias