Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang

download Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang

If you can't read please download the document

Transcript of Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang

1. MAKALAH MANAJEMEN FINANSIAL Sumber Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Disusun Oleh : Fredy Eka Ardhi Pratama NIM : P601142296 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN TERAPAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015 2. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun pengklasifikasian sumber dana berdasar atas jangka waktu tidaklah selalu tepat (kredit jangka pendek yang selalu diperpanjang akhirnya menjadi dana jangka panjang), harus diakui bahwa dalam praktiknya dilakukan pembagian dana berdasar atas jangka waktu sebagai contoh, bank mengklasifikasi kredit menjadi kredit investasi (jangka panjang) dan kredit modal kerja (jangka pendek). Pengklasifikasian ini nampaknya lebih banyak berhubungan dengan matching principle. Dengan demikian maka sumber dana jangka pendek seharunya dipergunakan hanya untuk kebutuhan jangka pendek pula. Sedangkan kebutuhan dana jangka panjang hendaknya dibiayai dengan jangka panjang. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari sumber dana menurut asalnya dan berdasar atas jangka waktu. 2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki ketika kita menggunakan jenis sumber dana yang akan dipilih dalam suatu kebutuha dana. 1.3 Manfaat Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan detail mengenai sumber dana menurut asalnya terutama berdasar atas jangka waktu, serta memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki ketika kita menggunakan jenis sumber dana yang akan dipilih dalam suatu kebutuha dana. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mengaplikasikan di dalam perusahaan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sumber Dana Menurut Asalnya Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 2 3. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang 2.1.1 Sumber Intern (Internal Sources) Sumber dana ditinjau dari asalnya pada dasarnya dibedakan menjadi sumber intern (internal sources) dan sumber extern (external sources). Dana yang berasal dari dari sumber intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penyusutan (depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua dana tersebut di dalam perusahaan tidak ada bedanya. Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, dividend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dari laba tersebut dibagikan sebagai deviden, maka bagian laba yang ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan cenderung besar kalau perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang besar. Sumber intern selain berasal dari laba ditahan atau cadangan juga berasal dari depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaannya sendiri. 2.1.2 Sumber Extern (External Sources) Sumber extern (external sources) adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan, Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur tersebut ialah apa yang disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 3 4. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang financing). Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan adalah merupakam dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian maka dana yang berasal dari sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal ekstern yang utama dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu: 1. Supplier. Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan di dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun untuk jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun). 2. Bank. Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuangan. Pemberian kredit oleh bank bisa jangka pendek (kurang dari 1 tahun), jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun), dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun). 3. Pasar modal Pasar Modal (capital market), adalah merupakan sumber dana ektern bagi suatu perusahaan, dimana pasar modal didefinisikan suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) disatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 4 5. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan antara pasar perdana dan pasar sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana adalah pasar bagi efek yang pertama kali diterbitkan dan ditawarkan dalam pasar modal, sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang sudah ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek. 2.2 Sumber Dana Jangka Pendek 2.2.1 Penting Pendanaan Jangka Pendek Manajemen modal kerja membutuhkan pembiayaan modal kerja yang bersifat sementara dan dapat dibiayai dengan sumber pendanaan jangka pendek. Sumber dana jangka pendek pada prinsipnya merupakan bentuk pendanaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun. Masalah yang paling penting yang harus diperhitungkan dalam menentukan pilihan sumber dana jangka pendek adalah tersedianya dana pada saat diperlukan dan biaya dana paling efektif. Salah satu dari tujuan perencanaan jangka pendek adalah untuk menjaga likuiditas perusahaan. Perusahaan yang dalam keadaan likuid akan memiliki kewenangan untuk memayar kewajiban yang sudah jatuh tempo akan mendukung aktivitas operasional perusahaan. Hal ini disebabkan perusaahaan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, seperti membayar hutang yang jatuh tempo, gaji karyawan, pajak, dan kewajiban jangka pendek lainnya yang hars segera dibayar. Dan yang memiliki hubungan erat dengan kemampuan memenuhi likuiditas tersebut adalah kebijakan pendanaan jangka pendek yang diterapkan oleh perusahaan. Pemenuhan keuangan jangka pendek, juga dibutuhkan untuk membiayai aktivitas perusahaan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan. Perencanaan keuangan jangka pendek kita kenal dengan nama pendanaan jangka pendek dikenal juga dengan nama pembelanjaan jangka pendek. Dalam pendanaan jangka pendek dikenal pembelanjaan atau pendanaan yang bersifat spontan dan tidak spontan.Bersifat spontan artinya pendanaan ini dilakukan untuk hal-hal yang bersifat jangka waktu singkat dan segera harus Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 5 6. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang dipenuhi serta tidak terlalu banyak persyaratan, misalnya hutang dagang. Sementara itu pendanaan yang tidak spontan seperti kredit atau pinjaman perbankan dan commercial paper (surat hutang/promes). Pinjaman bank memerlukan jaminan tertentu, sedangkan commercial paper tidak memerlukan jaminan, kecuali nama baik atau reputasi perusahan. Dengan demikian, pendanaan jangka pendek di samping digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas juga untuk membiayai perkembangan operasi perusahaan, membayar kewajiban, dan menandai sebagian perkembangan aktiva perusahaan. Dalam praktiknya pendanaan jangka pendek berkaitan erat dengan pembiayaan aktiva lancar. Karakteristik pendanaan jangka pendek terutama untuk membiayai modal kerja neto, antara lain sebagai berikut: 1. Setiap ragam sumber pendanaan jangka pendek memiliki keunggulan dan kelemahan dari masing-masing sumber tersebut. 2. Pendanaan jangka pendek dibutuhkan hanya dalam satu tahun atau beberapa tahun saja. 3. Pendanaan jangka pendek dipergunakan secara musiman dan fluktuasi waktu tertentu di dalam posisi pendanaan korporasi yang dibutuhkan dalam mengantisipasi perkembangan bisnis. 4. Sebagai contoh, pendanaan jangka pendek dipergunakan untuk menambah modal kerja (extra), misalnya untuk membiayai aktiva lancar atau pendanaan untuk proyek jangka panjang. 5. Apabila dibandingkan dengan pendanaan jangka panjang, pendanaan jangka pendek memiliki beberapa kelebihan, sebagai contoh: mudah untuk diatur, tidak terlalu mahal biayanya, dan hanya membutuhkan agunan yang sifatnya fleksibel. 6. Pengembalian pendanaan jangka pendek sangat tergantung kepada fluktuasi tingkat bunga, digunakan sebagai pendanaan baru apabila dibutuhkan dalam frekuensi kegiatan bisnis yang semakin meningkat. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 6 7. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang 7. Sumber utama jangka pendanaan jangka pendek adalah kredit dagang, pinjaman dari bank, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan barang dagangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam seleksi dari sumber pendanaan jangka pendek antara lain. 1. Biaya (cost) 2. Efek dari credit rating, beberapa sumber mungkin efeknya negative bila dilihat dari credit rating korporasi. 3. Risiko (risk), korporasi harus mampu memberikan jaminan bahwa pendanaan itu dapat menghasilkan. 4. Keterbatasan (restrictions), harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan minimum dari modal kerja neto 5. Fleksibilitas (flexibility), kebutuhan pendanaan jangka pendek harus disesuaikan secara periodik, menjaga kesinambungan modal kerja. 6. Sangat tergantung kondisi pasar uang (expected money market). 7. Sangat tergantung pada tingkat inflasi 8. Kemampuan korporasi untuk menghasilkan laba dan posisi tingkat likuiditas korporasi 9. Stabilitas operasional korporasi 2.2.2 Sumber Pendanaan Jangka Pendek Tersedianya kebutuhan dana jangka pendek sangatlah penting guna menunjang operasional perusahaan. Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis pendanaan jangka pendek yang dapat dipilih perusahaan. Artinya dari berbagai alternative tersebut perusahaan dapat memilih mana sumber yang paling menguntungkan dan paling cepat diperoleh. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 7 8. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Berikut ini beberapa jenis pendanaan jangka pendek yang tersedia, yaitu: 1. Kredit perdagangan 2. Beban yang masih harus dibayar (gaji dan pajak) 3. Kredit pasar uang 4. Pinjamanan jangka pendek 5. Wesel (draft) 6. Akseptasi bank (bankers acceptance) 7. Surat hutang (promes) 8. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan 9. Menjaminkan piutang dan persediaan 10. Anjak piutang (factoring) Dana jangka pendek bisa dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu: 1. Pendanaan spontan. 2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi. 2.2.2.1 Pendanaan Spontan Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan berubah.Contoh pendanaan spontan yang paling banyak di pergunakan oleh perusahaan adalah hutang dagang. a. Hutang Dagang (Trade Credits) Hutang dagang merupakan suatu bentuk sumber dana jangka pendek yang umum dimiliki hampir semua korporasi/perusahaan. Hutang dagang timbul karena transaksi pembelian suatu barang disetujui dan korporasi penjual setuju bahwa untuk pembelian tersebut dibayar kemudian, maka dikatakan pembeli memperoleh kredit atau sumber danahutang dagang (trade credits). Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 8 9. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Syarat pembayaran atas pembelian barang dinyatakan dalam credit terms. Pada umumnya, dalam setiap credit terms terdapat suatu pemberian diskonto, apabila atas pembelian barang tersebut dibayar dalam waktu yang ditetapkan. Sebagai contoh: apabila ada penawaran diskonto, misalnya 3/10, net 30, pengertiannya adalah apabila pembayaran hutang dilakukan dalam waktu 10 hari akan diberikan diskonto 3% atau pembayaran penuh apabila pembayaran dilakukan sampai dengan maksimal 30 hari. Penggunaan hutang dagang sebagai sumber dana jangka pendek mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: 1. Apabila terpaksa, hutang dagang dapat dibayar pada saat yang dijanjikan, tidak diperlukan lagi adanya suatu perjanjian formal. 2. Hutang dagang dapat dianggap sebagai kredit spontan yang mempunyai hubungan dengan kenaikan investasi dalam aktiva lancar. Penambahan atau pengurangan sumber danahutang tergantung dari jumlah kebutuhan dana yang dikaitkan dengan perubahan nilai investasinya. 3. Hutang dagang merupakan bentuk kredit umum yang relative mudah diperoleh sebagai akibat dari transaksi operasional korporasi. Kalau perusahaan selalu membeli barang dagangan secara kredit degan jangka waktu 3 bulan, pembelian dalam satu tahun senilai Rp 3.000 juta, maka rata- rata hutang dagang yang dimiliki perusahaan akan sebesar, Rata-rata hutang dagang = pembelian/ perputaran hutang Dengan demikian: Rata-rata hutang dagang = Rp3.000 juta/4= Rp 750 juta. Apabila pembelian yang dilakukan meningkat, misalnya menjadi Rp3.300 juta, maka rata-rata hutang dagang juga akan meningkat menjadi, Rata-rata hutang dagang= Rp 3.300 juta/4 = Rp 825 juta. Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembelian sebesar 10% juga akan meningkatkan hutang dagang sebesar 10%. Karena itulah dalam metode peramalan keuangan sering dipergunakan metode persentase penjualan, dan diaplikasikan untuk rekening hutang dagang. Daya tarik dari pendanaan spontan adalah bahwa perusahaan tidak perlu melakukan negosiasi atau perundingan formal untuk menambah atau mengurangi dana yang Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 9 10. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang diperlukan, juga kadang-kadang pengunduran sedikit dari waktu yang dijanjikan tidak segera mendapat teguran dari supplier. Secara umum terdapat tiga tipe hutang dagang, yaitu: 1) Open Account Open account merupakan tipe yang paling popular, dan tipe ini menunjukkan bahwa penjual mengirimkan barang ke pembeli dilengkapi dengan faktur yang menyebutkan barang yang dikirim, harga per satuan, harga keseluruhan, dan syarat-syarat pembayaran. Setelah pembeli menandatangi tanda penerimaan barang, pembeli berarti menyatakan berhutang kepada penjual. Berbagai persyaratan disertakan dalam open account. Persyaratan- persyaratan tersebut antara lain adalah a. COD (Cash On Delivery) yaitu pembayaran pada waktu pengiriman barang, dan CBD (Cash Before Delivery) yaitu pembayaran sebelum barang dikirim, yang menunjukkan bahwa penjual tidak memberikan kredit. b. Net period tanpa memberikan discount. Seperti misalnya net 60, yang berarti bahwa pembeli boleh membayar barang tersebut pada hari ke-60. Kalau disebutkan 2/10 net 30 berarti pembeli bisa memperoleh discount kalau membayar pada hari ke-10 (lewat hari tersebut berarti tidak memperoleh discount), dan paling lambat membayar pada hari ke-30. Untuk persyaratan 2/10 net 30 sebenarnya penjual menawarkan tingkat bunga yang cukup menarik. Kalau pembeli tidak memanfaatkan discount tersebut, maka sebenarnya mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh harga 2% lebih murah karena tidak bersedia membayar 20 hari lebih cepat (selisih antara hari ke-30 dan ke-10). Dengan demikian maka tingkat bunga efektif yang ditawarkan penjual adalah:= 2/98 x 360/20 = 36,7% Umumnya karena tujuan pemberian discount adalah untuk mempercepat pembayaran, maka discount yang ditawarkan harus cukup menarik untuk dimanfaatkan. Contoh di atas menunjukkan bahwa pembeli akan rugi apabila tidak memanfaatkan discount yang senilai 36,7% (bandingkan dengan bunga bank yang barangkali berkisar 18%). Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 10 11. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Dengan demikian, bagi pembeli tersebut akan lebih baik untuk memanfaatkan discount tersebut, sekalipun harus meminjam dari bank untuk menutupi kekurangan dananya. Perhatikan bahwa memanfaatkan diskon berarti mempercepat pembayaran dan memperkecil saldo hutang dagang. Dengan melakukan cara ini kebutuhan modal kerja akan meningkat. Peningkatan modal kerja memerlukan sumber dana, dan pendanaan dapat menggunakan sumber ekstern jangka pendek.Biaya discount tersebut akan makin berkurang, kalau periode netto- nya menjadi makin lama apabila dibandingkan dengan periode diskonnya. Sebagai misal, apabila persyaratan penjualannya adalah 2/10 net 60 (periode diskonnya tetap 10 hari, tetapi periode nettonya meningkat dari 20 hari menjadi 50 hari), maka tingkat bunga tahunnya adalah: 2/98 x 360/50 = 36,7%. 2) Notes Payable Notes payable berarti pembeli membuat surat pernyataan berhutang secara resmi kepada penjual, disertai kapan akan dilunasi hutang tersebut. Cara ini sering dilakukan setelah pembeli tidak melunasi open account. 3) Trade Acceptance Trade acceptance berarti penjual menarik draft kepada pembeli yang menyatakan kapan draft tersebut akan dibayar. Draft ini kemudian dijamin oleh bank yang akan membayar draft tersebut. Setelah itu barulah penjual mengirim barang tersebut. Selain hutang dagang pendanaan spontan juga bisa berasal dari rekening- rekening yang oleh akuntansi diklasifikasikan sebagai rekening accruals.Misalnya pembayaran upah dan pembayaran pajak.Upah sering dibayarkan mingguan setelah para karyawan melakukan pekerjaan mereka.Dalam hal ini sebenarnya para karyawan memberikan kredit kepada perusahaan (karena mereka kerja terlebih dahulu baru dibayar kemudian).Demikian juga dengan pembayaran pajak.Meskipun perusahaan-perusahaan mungkin mengangsur pajak penghasilan mereka, tetapi pada akhir tahun fiscal mereka mungkin masih harus menambah pembayaran pajak penghasilan.Ini berarti pemerintah sebenarnya memberikan kredit dalam bentuk membayar kekurangan pajak di kemudian hari. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 11 12. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang 2.2.2.2. Pendanaan Yang Memerlukan Negosiasi Sumber dana ini menunjukkan bahwa perusahaan harus melakukan perjanjian formal untuk memperolehnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari money market credit ataupun short-term loans yang berasal dari bank dan perusahaan pembiayaan. Untuk menghimpun dana yang berasal dari money market perusahaan menerbitkan instrument keuangan yang dijual kepada para pemodal, baik langsung ataupun lewat dealer. Sedangkan short-term loan sering berwujud kredit modal kerja. 1. Money Market Credit a. Commercial Paper (CP) atau Surat Berharga Commercial paper (cp) merupakan sekuritas jangka pendek yang diterbitkan oleh perusahaan (umumnya perusahaan besar dan mapan), yang menyatakan bahwa pada tanggal tertentu perusahaan tersebut bersedia membayar sejumlah yang tercantum dalam sekuritas tersebut. Commercial paper pada umumnya dikeluarkan oleh korporasi besar yang telah memiliki kepercayaan dan reputasi yang cukup dikenal luas di kalangan dunia bisnis.Instrument keuangan ini kemudian dijual kepada para pemodal di pasar uang.Pasar cp dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dealer market dan direct placement market. Jangka waktu commercial paper pada umumnya adalah 90 hari, meskipun terdapat juga yang mempunyai jangka waktu lebih lama, tingkat bunga untuk commercial paper bervariasi sekitar bunga utama yang berlaku (prime rate) untuk kredit perdagangan dari bank. Commercial paper dapat dipaksakan langsung korporasi yang mengeluarkannya atau dapat ditempatkan melalui perantara (brokers). Keuntungan bagi korporasi yang mengeluarkan commercial paper adalah berikut ini: 1. Meningkatkan status korporasi yang mengeluarkan commercial paper di pasar uang Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 12 13. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang 2. Jumlah kredit yang diperoleh melalui pengeluaran commercial paper pada umumnya besar. Oleh karena itu, cukup dibutuhkan satu sumber yang cukup besar bagi pendanaan korporasi. 3. Tingkat bunga yang ditawarkan untuk commercial paper cukup kompetitif dibandingkan dengan sumber danajangka pendek lainnya. b. Bankers acceptance Untuk perusahaan yang berbisnis pada perniagaan internasional atau domestik, bankers acceptance dapat menjadi sumber penting untuk pendanaan. Misalkan suatu perusahaan di Indonesia akan mengimpor barang senilai $100,000 dari suatu perusahaan di Inggris. Kedua perusahaan setuju untuk menggunakan time draft berjangka 90 hari untuk pembayaran.Perusahaan di Indonesia akan mengatur letter of credit(L/C) dengan banknya di Indonesia, dimana bank tersebut akan setuju untuk membayar draft atas perusahaan tersebut apabila ditunjukkan oleh bank di Inggris (yaitu bank perusahaan di Inggris). Perusahaan di Inggris kemudian mengirimkan barang yang dipesan dan pada waktu yang sama meminta perusahaan di Indonesia untuk membayar dengan draft berjangka 90 hari. Kemudian perusahaan Inggris membawa draft tersebut ke bank di Inggris. Bank di Inggris kemudian meminta bank di Indonesia untuk membayar draft tersebut apabila telah jatuh tempo. Dengan kata lain, bank di Indonesia menjamin bahwa pembelian barang tersebut akan dibayar. Apabila bank yang menjamin merupakan bank yang sangat dipercaya, bankers acceptance tersebut dapat dipedagangkan. Dengan demikian bank di Inggris tidak harus memegang draft tersebut sampai jatuh tempo, tetapi dapat menjualnya ke pihak lain dengan diskon tertentu, sebelum jatuh tempo. Diskon tersebut mencerminkan pembayaran bunga kepada pemodal untuk. Pada hari ke-90 pemodal menyerahkan bankers acceptance tersebut kepada bank untuk menerima pembayaran, dan pada tanggal tersebut perusahaan yang menerbitkan bankers Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 13 14. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang acceptance tersebut berkewajiban untuk memiliki dana sebesar $100,000 di bank tersebut untuk menutup pembayaran tersebut. 2. Kredit jangka pendek (short-term loans) Untuk maksud-maksud penyajian, seringkali lebih konvenien untuk memisahkan kredit jangka pendek menjadi dua jenis, yaitu unsercured loans dan secured loans. a. Unsercured loans Umumnya perusahaan pembiayaan (finance companies) tidak ada yang menawarkan unsercured loans, karena perusahaan yang memerlukan unsecured loans dapat memperoleh loans tersebut dari bank dengan bunga lebih murah. Unsercured loans merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan tanpa suatu agunan fisik tertentu. yang menjadi jaminan adalah kelayakan usaha yang diberi kredit tersebut. Umumnya diharapkan bahwa aktiva yang dibeli dengan kredit tersebut diharapkan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit unsercured tersebut.Karena itu jenis kredit ini sering disebut sebagai self liquidating.Unsercured loans mungkin diberikan dengan mencantumkan pengaturan tentang line of credit, dengan perjanjian revolving credit, atau berdasarkan atas transaksi. Kredit tersebut secara formal ditunjukkan oleh suatu nota promes (promissory notes) yang ditanda tangani oleh debitur (yaitu pihak yang menerima kredit) yang menjelaskan kapan hutang tersebut akan dilunasi beserta bunganya. 1) Line of credit. Line of credit merupakan kesepakatan antara bank dan debitur yang menyatakan jumlah maksimum kredit yang dapat dinikmati oleh debitur pada suatu waktu.Biasanya credit line dinyatakan dalam waktu satu tahun dan dapat diperpanjang satu tahun lagi.Seringkali credit line tersebut diperpanjang setelah bank menerima laporan keuangan yang telah diaudit dan menilai debitur memang menunjukkan perkembangan yang membaik.Meskipun demikian, line of credit tidaklah merupakan komitmen legal dari pihak bank untuk memperpanjang kredit Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 14 15. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang diberikan.Meskipun disebutkan bahwa kredit dapat diperpanjang satu tahun lagi, bank dapat saja menolak memperpanjang kredit tersebut apabila dinilai kondisi debitur tidak baik.Dalam banyak kasus, bank secara moral merasa terikat untuk memperpanjang kredit yang diberikan meskipun dapat saja menolak apabila situasi memang sangat buruk. 2) Revolving credit agreement Perjanjian ini merupakan komitmen legal yang diberikan oleh bank untuk menambah jumlah kredit sampai dengan jumlah tertentu. Apabila debitur ingin menarik tambahan kredit, bank harus menyediakan dana tersebut apabila debitur belum melanggar batas maksimum yang disepakati bersama. Sebagai missal batasan kreditnya adalah Rp.500 juta, dan telah dipergunakan debitur sebesar Rp.300 juta.Dengan demikian maka debitur dapat menarik tambahan kredit sebesar Rp.200 juta apabila diperlukan. Karena bank harus menyediakan kredit maksimum sebesar Rp.500 juta, sedangkan yang dimanfaatkan oleh debitur dapat saja kurang dari batas maksimum tersebut, maka bank akan meminta commitment fee atas kredit yang belum terpakai. Dengan demikian maka dalam satu tahun biaya yang dibayar oleh debitur adalah bunga ditambah commitment fee.Sering kali revolving credit management berlaku untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. 3) Kredit berdasar transaksi Meminjam di bawah kesepakatan credit line atau revolving credit management sering kali dirasa kurang konvenien atau agak mahal apabila perusahaan hanya memerlukan kredit jangka pendek untuk satu tahun saja.Sebagai misal, perusahaan kontraktor, mungkin memerlukan kredit jangka pendek sebelum perusahaan tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan. Karena itu kredit yang diperlukan hanyalah sejumlah kebutuhan dana untuk menyelesaikan tahap pekerjaan tertentu, dan untuk jangka waktu sampai dengan kontraktor tersebut menerima pembayaran dari pemberi pekerjaan. Dia tidak perlu meng- arange agreement apapun. 4) Tingkat bunga kredit Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 15 16. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Kalau penentuan tingkat bunga pada berbagai instrument keuangan yang telah dibicarakan di depan (yaitu cp dan bankers acceptance) lebih banyak ditentukan oleh pasar, maka penentuan tingkat bunga untuk unsecured loans lebih banyak ditentukan oleh negosiasi antara debitur dan bank. Bank akan menentukan tingkat bunga dengan memperhatikan credit worthiness (kelayakan diberikan kredit) calon debitur dan juga keadaan pasar uang. Keadaan pasar uang ditunjukkan dari prime rate yang berlaku pada waktu tertentu.Prime rate menunjukkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabah utama (yaitu nasabah yang secara finansial sangat baik).Kadang-kadang bank menawarkan suku bunga dengan mengaitkan dengan prime lending rate. Misalkan suku bunga kredit ditawarkan sebesar 1,25% di atas prime lenofing rate. Dengan demikian apabila prime lending rate adalah 16,75%, maka calon debitur akan memperoleh kredit dengan suku bunga sebesar 16,75% + 1.25% = 18,00%. b. Secured loans Istilah ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kredit dengan memberikan aktiva tertentu sebagai agunan kredit tersebut. Sebenarnya sesuai dengan UU Perbankan 1992, kredit yang diberikan harus disertai agunan.Hanya saja agunan tidak harus dinyatakan secara fisik, dalam bentuk aktiva tertentu.Dapat saja agunan tersebut berupa kelayakan usaha yang dibiayai kredit tersebut. Kredit kelayakan usaha (KKU) merupakan contoh kredit yang diberikan hanya berdasarkan atas kelayakan usaha tersebut. Apabila bank meminta agunan lain selain kelayakan usaha tersebut, dikatakan bahwa bank meminta agunan tambahan. Dalam pengertian inilah (kredit dengan agunan tambahan) disebut sebagai secured loans. Karena itu dalam pembicaraan dalam bab ini pengertian agunan hendaknya ditafsirkan sebagai agunan tambahan sesuai dengan UU Perbankan tahun 1992, atau aktiva tertentu yang dipergunakan sebagai agunan (tambahan). Banyak perusahaan yang tidak mampu memperoleh kredit dari bank tanpa menggunakan agunan, baik karena perusahaan tersebut masih baru, belum dikenal bank, ataupun karena bank ragu akan kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi kreditnya. Dengan meminta agunan (tambahan), kreditur (bank) mempunyai dua sumber untuk melunasi kredit tersebut, yaitu dari arus kas Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 16 17. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang perusahaan, dan apabila gagal, maka dapat diperoleh dari menjual aktiva yang dipergunakan sebagai agunan.Dengan demikian, dipandang dari teori keuangan, keharusan menyediakan agunan adalah dimaksudkan untuk menghindarkan penggeseran risiko ke pihak kreditor oleh pemilik perusahaan. Tanpa penyediaan agunan akan terjadi situasi pada saat perusahaan memperoleh keuntungan, maka selisih keuntungan di atas bunga yang dibayar akan dinikmati seluruhnya oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan rugi maka kreditur diminta untuk ikut menanggung kerugian tersebut, dan sering kali malah sebagian besar kerugian harus ditanggung oleh kreditur. Agunan (collateral) yang diminta kreditur untuk disediakan, pada dasarnya dimaksudkan untuk dijual apabila debitur tidak mampu membayar kreditnya.Apabila hasil penjualan agunan tersebut melebihi sisa hutangnya, maka kelebihannya dikembalikan ke debitur. Sebaliknya apabila kurang, maka kreditur akan menjadi kreditur umum, sama seperti kreditur-kreditur lain yang tidak dijamin dengan agunan tertentu. agunan tersebut sangat bervariasi jenisdan marketability- nya. Umumnya apabila agunan tersebut mempunyai harga pasar yang jelas dan mudah dijual, maka kredit yang diberikan dapat mencapai proporsi yang cukup besar. Sebaliknya apabila agunan tersebut merupakan aktiva yang sangat spesifik dan susah menjualnya, maka kreditur mungkin hanya memberikan kredit dengan proporsi yang relative rendah. Karena itulah di dalam analisis kredit, dikenal istilah 5 Cs of dredit yang salah satu komponennya adalah collateral. Secara lengkap 5 Cs of credit adalah character (watak dan kejujuran pimpina perusahaan), capacity (kemampuan manajemen), capital (modal perusahaan), collateral (agunan kredit), danconditions (kondisi bisnis). 2.2.2 Pendanaan denga memanfaatkan piutang dagang Pemanfaatan piutang dagang untuk memperoleh dana jangka pendek dapat dilakukan dengan menjaminkan (pledging) piutang tersebut kepada kreditur, atau menjualnya (factoring) ke perusahaan anjak piutang (atau juga bank). 1. Menjaminkan piutang Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 17 18. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Dengan cara ini maka piutang dipergunakan sebagai agunan untuk memperoleh kredit jangka pendek. Untuk itu akan dibuat perjanjian antara kreditur dan debitur yang merinci transaksi kredit tersebut. Jumlah kredit akan dinyatakan dalam persentase dari piutang yang dijaminkan. Umumnya debitur membayar processing fee (biasanya sekitar 1% dari piutang yang dijaminkan), yang dimaksudkan sebagai biaya untuk me-review dan menganalisis piutang yang dijaminkan. Apabila perjanjian kredit meng-cover seluruh piutang, maka kreditur tidak mempunyai kendali atas kualitas piutang yang dijaminkan. Sebagai alternatifnya, kreditur mungkin akan meminta hanya sebagian piutang yang memang dinilai aman sebagai jaminan kredit yang akan diterbitkan. Dengan demikian mungkin kreditur hanya bersedia memberikan kredit sebesar 60-70 persen dari total piutang, tetapi bersedia memberikan 85-90 persen dari selected piutang yang dinilai cukup aman. 2. Menjual (factoring) piutang Sebagai alternatif menjaminkan piutang, banyak perusahaan di industri- industri seperti garmen, tekstil, dan furniture menjual (atau melakukan factoring) piutang dagang mereka. Piutang dijual kepada perusahaan anjak piutang (atau bank) yang akan mengambil alih risiko penagihan piutang tersebut seandainya ada piutang yang tidak tertagih (without recourse). Factoring dilakukan dengan dua cara, yaitu:Maturity factoring dan Advance factoring. Dengan maturity factoring perusahaan anjak piutang membeli semua piutang perusahaan dan setiap bulan membayar ke perusahaan sebanyak piutang yang jatuh tempo.Perusahaan yang memilih jenis ini umumnya ingin menghindari analisis kredit dan biaya pengumpulan piutang, dan secara regular menerima sejumlah kas.Fee yang diterima oleh perusahaan anjak piutang berkisar 1-2 persen dari piutang yang dijual. 2.2.3 Pendanaan dengan memanfaatkan persediaan Persedian merupakan sumber kedua yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kredit jangka pendek. Besarnya kredit yang diperoleh akan tergantung pada nilai dan cepat tidaknya persediaan tersebut rusak. Bahan-bahan mentah Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 18 19. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang seperti gnadum, kayu, minyak, bahan-bahan kimia, merupakan jenis persediaan yang dapat memperoleh nilai tinggi karena mudah untuk dijual kembali. Sebaliknya barang-barang dalam proses merupakan jenis persediaan yang sulit untuk dijadikan agunan karena sulit untuk dijual. Ada beberapa cara untuk menggunakan persediaan sebagai agunan guna memperoleh secured loans. Cara-cara tersebut adalah: 1. Floating atau blanket lien Dengan perjanjian ini, debitur memberikan hak (legal right) kepada debitur atas barang-barang (persediaan) yang dijadikan agunan. Cara ini merupakan cara yang paling sederhana tetapi paling tidak aman bagi kreditur. Debitur (yaitu perusahaan yang pinjam) tetap mempunyai control sepenuhnya atas persediaan tersebut. Ia bisa menjual dan mengganti persedian tersebut sesuai dengan keinginannya. Karena ketiadaan kendali atas persediaan inilah yang membuat kreditur merasa bahwa risiko yang ditanggungnya cukup tinggi.Dengan demikian maka umumnya kredit yang diberikan hanyalah merupakan persentase yang cukup kecil apabila dibandingkan dengan nilai persediaan yang dijaminkan. Jaminan yang dipergunakan umumnya juga menyangkut bukan hanya persediaan saat ini tetapi juga persediaan di masa yang akan datang. 2. Chattel mortgage agreement Untuk meningatkan kendali atas persediaan tersebut, kreditur bisa melakukan identifikasi atas barang-barang tertentu (misalnya dengan nomor identifikasi). Apabila cara ini dipergunakan, diperlukan Charttel Mortgage Agreement. Debitur tetap mengelola persediaan tersebut, tetapi baru bisa menjualnya dengan persetujuan kreditur.Cara ini cukup mahal pengaturannya karena diperlukan identifikasi terhadap barang-barang tertentu.karena itu umumnya hanya dilakukan untuk barang-barang seperti alat mesin (machine tools) atau barang-barang modal. 3. Field warehouse financing agreement Kendali yang lebih baik atas barang-barang yang dijadikan sebagai agunan dapat makin ditingkatkan apabila dipergunakan field warehouse financing Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 19 20. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang agreement. Dengan cara ini persediaan yang dijadikan agunan akan dipisahkan dari persediaan lain, dan dikelola oleh pihak ketiga yang merupakan perusahaan pengelola pergudangan. Pemisahan tersebut tidaklah berarti bahwa persediaan yang dijadikan agunan harus ditaruh di gudang milik perusahaan pengelola.Barang- barang tersebut tetap di gudang debitur, tetapi pengelolaan persediaan tersebut yang dilakukan oleh pihak ketiga.Cara ini terutama bermanfaat untuk persediaan dalam bentuk curah (bulky), seperti minyak tanah. Apabila minyak tanah tersebut akan dipergunakan sebagai agunan dengan perjanjian ini, maka minyak tersebut akan ditaruh di tanki atau kapal tanker yang terpisah, sehingga mudah untuk memonitornya. Dengan cara ini debitur tidak diizinkan untuk menjual atau menggunakan persediaan tersebut tanpa persetujuan kreditur. Perusahaan pengelola gudang tersebut akan menerima fee dari kegiatan tersebut. Biaya untuk cara ini umumnya cukup mahal karena fee tersebut ditangung oleh debitur. 4. Terminal warehouse agreement Perbedaan cara ini dengan cara lain di atas adalah bahwa gudang yang dipergunakan merupakan gudang public (artinya bukan milik debitur). Dengan demikian maka barang-barang yang dijaminkan di kirim ke gudang public tersebut, dan kemudian dikelola oleh pihak ketiga. Biayanya akan lebih mahal dari acara di atas, karena diperlukan biaya transportasi ke gudang public tersebut. 2.2.4 Perhitungan Tingkat Bunga Salah satu faktor yang sering menjebak calon debitur adalah informasi tentang tingkat bunga.Kreditur mungkin menyebut tingkat bunga yang relatif rendah, tetapi tidak menjelaskan bagaimana basis perhitungannya. Pada umumnya tertdapat tiga metode perhitunga tingkat bunga, yaitu collect basis, discount basis, dan add on basis. Misalkan jumlah kredit yang diterima adalah Rp.100 juta, dengan tingkat bunga 15%. Apabila dipergunakan collect basis, maka pada awal tahun debitur menerima Rp.100 juta dan pada akhir tahun membayar bunga Rp.15 juta (plus Rp.100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian tingkat bunga efektifnya adalah Rp.15 juta/Rp.100 juta = 15,00% Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 20 21. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Apabila digunakan discount basis, maka kreditur akan menerima hanya Rp.85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu), dan membayar Rp.100 juta pada akhir tahun. Tingkat bunga efektifnya adalahRp.15 juta/Rp.85 juta = 17,65% Apabila dipergunakan add on basis, maka perusahaan akan diminta membayar secara angsuran (misalnya perbulan). Pembayaran perbulan akan sebesar.Rp.100 juta (1,15)1/12 = Rp.583.000. 2.2.5 Compensating balances Compensating balance adalah saldo rekening giro yang harus dipertahankan sesuai dengan besarnya kredit yang ditarik. Misalkan ditentukan bahwa compensating balance adalah sebesar 10% dari kredit yang ditarik. Apabila debitur menarik kredit sebesar Rp.300 juta, maka ia harus mempertahankan saldo giro sebesar Rp.30 juta. Dengan demikian maka efektif dana yang dapat dipergunakannya hanyalah Rp.270 juta. Apabila bunga yang dibayar adalah 17% per tahun, maka ia harus membayar bunga sebesar 17% x Rp.300 juta = Rp.51 juta, padahal ia hanya dapat menggunakan dana sebesar Rp.270 juta. Dengan demikian maka bunga efektifnya adalah,(51/270) x 100% = 18,89%. Semakin besar compensating balance yang harus dipelihara, semakin tingi tingkat bunganya.Perhitungan akan berbeda kalau giro yang harus dia pelihara memberikan jasa giro. Apabila dari dana giro-nya ia memperoleh jasa giro sebesar 6% per tahun, maka ia menerima bunga 6% x Rp.300 juta = Rp.1,80 juta. Dengan demikian maka tingkat bunga efektif yang dia tanggung adalah,[(51-1,8)/270] x 100% = 18,22%. 2.3 Sumber Dana Jangka Panjang Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan perusahaan. Jenis pendanaan jangka panjang yang umum kita kenal antara lain : Kredit Investasi, Hipotek (Mortgage), Obligasi, Saham. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 21 22. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang 2.3.1 Kredit Investasi Kredit investasi adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang yang umumnya disediakan oleh kalangan perbankan selain kredit modal kerja ( pendanaan jangka pendek ) yang selama ini kita kenal. Keputusan perusahaan untuk memanfaatkan kredit investasi ini hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini : a. Kelayakan jenis investasi yang akan dilaksanakan. b. Pola cashflow dari investasi yang akan dilaksanakan c. Lamanya jangka waktu kredit d. Besarnya pengembalian pinjaman setiap periodenya e. Tingkat suku bunga yang dipersyaratkan f. Persyaratan mengenai pelunasan kredit sebelum jatuh tempo yang biasanya dalam bentuk penalty. Contoh : Perusahaan Mandiri menandatangani perjanjian kredit investasi dengan Bank Mapan senilai Rp. 1 milyar pada pertengahan tahun 2004 untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 16% per tahun dengan persyaratan tambahan bahwa pelunasan sebelum jatuh tempo akan dikenakan penalty sebesar 2% dalam bentuk bunga per tahun. Pada pertengahan tahun 2007 ini, perusahaan mendapatkan tawaran kredit dari Manhattan Bank dengan tingkat suku bunga sebesar 13,5% per tahun. Apabila perusahaan tetap meneruskan kreditnya pada Bank Mapan, maka bunga yang harus dibayar adalah : Bunga = 2 x 16% x Rp. 1 milyar = Rp. 320 juta Andaikan sekarang perusahaan punya niat menerima tawaran Manhattan Bank, maka denda yang harus dibayar ke Bank Mapan dan bunga yang harus dibayar ke Manhattan Bank oleh perusahaan Mandiri adalah : Denda = Rp. 40 juta Bunga = 2 x 13,5% x Rp. 1 milyar = Rp. 270 juta Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 22 23. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Total = Rp. 310 juta Dari ilustrasi diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa alternatif menerima tawaran Manhattan Bank akan lebih menguntungkan bagi perusahaan Mandiri. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa Bank Mapan mengenakan penalty dalam pelunasan kredit sebelum jatuh tempo ? Hal ini dikarenakan Bank Mapan harus berupaya untuk menjual kembali dana dari perusahaan Mandiri tersebut agar dapat menghasilkan return. 2.3.2 Hipotek (Mortgage) Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang dalam bentuk hutang yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa aktiva tidak bergerak (tanah, bangunan). Dalam hal terjadinya likuidasi perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban kreditur harus dipenuhi terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva yang dijadikan sebagai agunan tersebut. 2.3.3 Obligasi Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Oleh karenanya kalau perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum. Dalam Obligasi, akan mencantumkan : a. Nilai pelunasan atau face value b. Jangka waktu pelunasan c. Bunga yang dibayarkan (coupon rate) d. Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan Tipe obligasi konvensional mempunyai dampak resiko baik bagi pemilik maupun penerbit obligasi. Resiko ini biasanya dikaitkan dengan tingkat suku bunga. Artinya, apabila suku bunga naik maka harga obligasi akan turun ( dalam kondisi ini pemilik obligasi akan rugi ). Akan tetapi apabila tingkat suku bunga turun, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan ( dalam kondisi yang demikian ini penerbit obligasi akan rugi ). Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 23 24. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Dalam rangka untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh perusahaan penerbit obligasi yang disebabkan karena menurunnya tingkat suku bunga, penerbit obligasi kemudian menawarkan : a) Obligasi dengan suku bunga mengambang ( floating rate ). Misalnya, suku bunga obligasi ditentukan sebesar sama dengan suku bunga rata-rata deposito jangka waktu 6 bulan pada bank pemerintah ditambah dengan 1,00%. b) Mencantumkan call price. Call price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi, pada saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh penerbit obligasi. Misalkan : call price sebesar 110. Artinya Penerbit obligasi dapat meminta obligasi yang dimiliki oleh pemodal dengan membayarnya sebesar Rp. 1.100.000,- pada saat harga obligasi di pasar sebesar Rp. 1.100.000,- bagi pemilik obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000.000,-. Pada saat obligasi dilunasi oleh penerbit, maka penerbit kemudian akan mengganti dengan obligasi baru dengan coupon rate yang lebih rendah. Misalkan : Perusahaan menerbitkan obligasi dengan coupon rate 17% per tahun. Karena menurunnya suku bunga, obligasi yang ekuivalen dapat dijual sesuai dengan nilai nominal dengan coupon rate hanya 14% per tahun. Saat ini obligasi tersebut masih mempunyai usia 9 tahun lagi. Kondisi ini menyebabkan perusahaan ingin memanggil obligasi lama. Apabila call price sebesar 105 dan diperlukan waktu 3 bulan overlap sebelum obligasi baru dipergunakan untuk melunasi obligasi lama. Berapakah keuntungan daripada penggantian obligasi tersebut kalau nilai nominalnya sebesar Rp. 1.000.000,- ? Pelunasan obligasi lama = 105 x Rp. 1.000.000,- = Rp. 1.050.000,- Kas masuk obligasi baru = Rp. 1.000.000,- Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 24 25. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Selisih Rp. 50.000,- Bunga selama periode overlap = 0,25 x 17% x Rp. 1 juta = Rp. 42.500,- Kas keluar pada awal periode Rp. 92.500,- Penghematan pembayaran bunga ( 17% - 14% ) x Rp. 1.000.000,- = Rp. 30.000,- Dengan menggunakan tingkat bunga 14% maka Present Value (PV) penghematan selama 9 tahun sebesar = 4,946 x Rp. 30.000,- = Rp. 148.380,- Dengan demikian keuntungan bagi penerbit obligasi sebesar = Rp. 148.380,- - Rp. 92.500,- = Rp. 55.880,- Untuk melunasi obligasi, perusahaan sering menyisihkan dana khusus yang sering disebut sebagai Sinking Fund , dimana dana tersebut biasanya ditempatkan pada bank setelah mencapai usia tertentu. Jenis-jenis obligasi : 1. Obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva tertentu ( unsecured bond ) atau disebut juga dengan debenture . 2. Subordinate debenture, merupakan obligasi yang pelunasannya akan dilakukan oleh perusahaan setelah debenture terselesaikan pada saat terjadi likuidasi perusahaan. 3. Income Bonds, merupakan jenis obligasi yang hanya membayarkan bunga saja kepada pemiliknya, apabila perusahaan memperoleh keuntungan 4. Zero Coupon Bonds, merupakan jenis obligasi yang tidak membayarkan bunga kepada pemiliknya, dan perusahaan dalam menjual obligasi jenis ini dengan memberikan discount. Penerbitan jenis obligasi semacam ini sering didasarkan atas maksud untuk memperoleh keuntungan karena present value pembayaran pajak. Dalam penerbitan obligasi, perusahaan kadang-kadang menyertakan warrant , yang merupakan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu dan digunakan sebagai semacam penarik minat agar orang mau membeli obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 25 26. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Contoh : Misalkan Perusahaan Mandiri mau menerbitkan obligasi dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000.000,- dengan coupon rate sebesar 13% dan jangka waktu 5 tahun, dimana obligasi tersebut ditawarkan sebesar nilai nominalnya. Andaikan saat ini coupon rate yang umum berlaku untuk obligasi yang ekuivalen dengan obligasi yang mau ditawarkan sebesar 15%. Perusahaan Mandiri dalam menawarkan obligasi ini disertai dengan warrant, yang menyatakan bahwa pembeli obligasi ini berhak membeli 100 lembar saham biasa dengan harga Rp. 8.000,- per lembar saham pada lima tahun yang akan datang, dimana harga saham saat ini sebesar Rp. 6.000,-. Apabila para pemodal memperkirakan bahwa lima tahun yang akan datang harga saham perusahaan Mandiri sebesar Rp. 11.000,-, maka warrant tersebut akan cukup menarik investor untuk membeli obligasi yang ditawarkan oleh Perusahaan Mandiri. Mengapa demikian ? Jawabannya cukup sederhana, karena dengan harga saham sebesar Rp. 11.000,- maka investor akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.000,- per lembar saham. Dengan demikian total keuntungan yang didapatkan dari warrant dalam bentuk saham ini menjadi = 100 x Rp. 3.000,- = Rp. 300.000,- Pola arus kas yang diharapkan oleh investor dengan membeli obligasi tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi perhitungan berikut ini. Tahun Arus Kas 0 (1.000.000 ) 1 130.000 2 130.000 3 130.000 4 130.000 5 130.000 1.000.000 300.000 Dengan menggunakan formulasi berikut, maka tingkat keuntungan yang diharapkan dari obligasi dengan warrant tersebut adalah 5 130 1.000 130 Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 26 27. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang 1.000 = + + t = 1 (1+i )t (1+i)5 (1+i)5 Dari perhitungan diatas akan diperoleh nilai i sebesar 17,25% Dari contoh ilustrasi diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila harga saham di bawah Rp. 11.000,- maka tingkat keuntungan akan lebih kecil dari 17,25% dan apabila harga saham lebih besar dari Rp. 11.000,- maka tingkat keuntungan akan lebih besar dari 17,25%. Dalam hal ini para pemegang saham akan menerima keuntungan minimal sebesar 13% ( sebesar coupon rate-nya ). Apabila kita mau menaksir nilai warrant dengan menggunakan konsep teori opsi dari Black and Scholes, maka akan diperoleh nilai seperti nampak dalam ilustrasi perhitungan berikut ini. Diasumsikan bahwa deviasi standar perubahan harga ( a ) saham sebesar 0,20 dan tingkat bunga bebas resiko sebesar 10% per tahun. Langkah 1 : Kalikan deviasi standar perubahan harga saham dengan akar dari jangka waktu opsi jatuh tempo : 0,20 x 5 = 0,45 Langkah 2 : Hitung rasio nilai saham dengan PV exercise opsi PV harga exercise = 8.000 / ( 1 + 0,1 )5 = Rp. 4.967,- Rasio = 6.000 : 4.967 = 1,20 Langkah 3 : Dari tabel A-4 kita akan menemukan harga opsi call sebesar 25,94 persen ( lihat sumbu tegak angka 0,45 dan sumbu datar 1,20 ) dari harga saham saat ini atau sebesar 25,94% x Rp. 6.000,- = Rp. 1.554,- Langkah 4 : Kalikan nilai call tersebut dengan 100, karena warrant tersebut memberikan hak untuk membeli saham Nilai warrant = 100 x Rp. 1.554,- = Rp. 155.400,- Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 27 28. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Apakah warrant tersebut menarik untuk dibeli oleh calon investor ? Jawabannya adalah ya ! Perhatikan ilustrasi perhitungan dibawah ini : Nilai obligasi seandainya tanpa warrant sebesar : 5 130.000 130.000 Po = + = Rp. 932.960,- t = 1 (1+0,15 )1 (1+0,15)5 Dari ilustrasi perhitungan diatas, maka selisih harga obligasi seandainya tanpa warrant akan sebesar Rp. 67.040,- berasal dari ( Rp. 1.000.000,- - Rp. 932.960,- ). Dan apabila dibandingkan dengan harga obligasi yang menggunakan warrant akan lebih menguntungkan, karena disini calon investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 155.400,- > Rp. 67.040,-. Dengan demikian warrant tersebut akan tetap menarik dimata calon investor. Penambahan jumlah lembar saham yang tanpa disertai dengan pemasukan modal sesuai dengan harga saham yang berlaku saat itu, akan mengakibatkan penurunan harga saham dan sebagai akibatnya nilai call dan juga warrant juga akan turun. Fenomena ini disebut sebagai dilusi . 2.3.4 Obligasi Konversi Obligasi konversi ( Convertible Bonds / CB ) merupakan obligasi yang dapat dikonversikan ( dirubah ) menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi akan memiliki obligasi dan opsi call atas saham perusahaan. Misalkan : Perusahaan Mandiri diatas menerbitkan obligasi konversi dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,- per lembar dan membayarkan coupon rate 14% per tahun, yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa pada lima tahun yang akan datang. Setiap lembar obligasi konversi dapat dikonversikan menjadi 100 lembar saham biasa. Andaikan pada akhir tahun kelima, harga per lembar saham biasa mencapai lebih dari Rp. 10.000,- maka para pemegang obligasi akan mengkonversikannya Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 28 29. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang menjadi saham biasa. Akan tetapi apabila harga saham di bawah Rp. 10.000,- mereka mungkin akan memilih untuk menguangkan obligasi tersebut. Dari contoh diatas, ratio konversi sebesar 100, dan harga konversi sebesar Rp. 10.000,-. Apabila harga saham saat sekarang ini sebesar Rp. 8.000,- per lembar, maka nilai konversi akan menjadi sebesar 100 x Rp. 8.000,- = Rp. 800.000,- Apabila jangka waktu pelunasan obligasi adalah 5 tahun, sedangkan obligasi yang ekuivalen dengan obligasi tersebut memberikan coupon rate sebesar 15%, maka nilai obligasi akanh menjadi : 5 140.000 1.000.000 Nilai Obligasi = [ ] + = Rp. 966.520,- t = 1 (1+0,15 )t (1+0,15)5 Andaikan harga pasar obligasi sebesar Rp. 980.000,-, maka premi konversi adalah sebesar Rp. 980.000,- - Rp. 966.480,- = Rp. 13.520,- Permasalahan yang kemudian muncul adalah Bagaimana cara menilai menarik tidaknya tawaran obligasi konversi tersebut di mata calon investor? Jawabannya adalah sangat sederhana, yakni dengan menggunakan teori opsi call. Misalkan : harga saham Perusahaan Mandiri Rp. 7.000,- per lembar, dan obligasi dapat ditukar dengan 100 lembar saham. Nilai nominal ( pelunasan ) obligasi sebesar Rp. 1.000.000,-. Dengan demikian exercise price-nya sebesar Rp. 10.000,- ( Rp. 1.000.000,- : 100 ). Andaikan deviasi standar ( ) perubahan harga saham ditaksir sebesar o,20 dan risk free rate sebesar 10% per tahun Dengan menggunakan model Black and Scholes, maka kita dapat menaksir nilai opsi call sebagai berikut : Langkah 1 : Kalikan deviasi standar perubahan harga saham dengan akar dari jangka waktu opsi jatuh tempo : 0,20 x 5 = 0,45 Langkah 2 : Hitung rasio nilai saham dengan PV exercise opsi Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 29 30. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang PV harga exercise = 10.000 / ( 1 + 0,1 )5 = Rp. 6.209,- Rasio = 7.000 : 6.209 = 1,12 Langkah 3 : Dari tabel A-4 kita akan menemukan harga opsi call sebesar 22,7 persen ( lihat sumbu tegak angka 0,45 dan sumbu datar 1,12 ) dari harga saham saat ini atau sebesar 22,7% x Rp. 7.000,- = Rp. 1.589,- Langkah 4 : Konversikan nilai call tersebut sesuai dengan rasio konversinya, karena obligasi tersebut dapat dikonversikan menjadi 100 saham, maka nilai call 100 saham adalah: Nilai call = 100 x Rp. 1.589,- = Rp. 158.900,- Dari ilustrasi perhitungan diatas, maka selisih harga obligasi seandainya tanpa konversi akan sebesar Rp. 33.520,- berasal dari (Rp. 1.000.000,- - Rp. 966.480,-). Dan apabila dibandingkan dengan harga obligasi yang menggunakan konversi akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan obligasi yang tanpa konversi. Hal ini disebabkan karena obligasi yang setara menawarkan coupon rate 15%, dan nilai obligasi ( dengan coupon rate hanya 14% ). Artinya terlampau mahal sebesar Rp. 33.520,- apabila tidak mempunyai hak konversi. Dengan demikian tawaran obligasi konversi tersebut cukup menarik bagi calon investor karena nilai hak sebesar Rp. 158.900,- > Rp. 33.520,- nilai cost yang harus dibayar. 2.3.5 Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang memberikan deviden yang tetap besarnya. Besarnya deviden yang diterima oleh pemegang saham preferen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Dalam hal ini deviden saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak. Misalnya nilai nominal saham sebesar Rp. 1.000,- dengan memberikan deviden rate sebesar 16%, maka pemegang saham prederen akan memperoleh deviden sebesar Rp. 160,- Pemegang saham preferen adakalanya tidak menerima pembagian deviden setiap tahun. Artinya, apabila perusahaan mengalami kerugihan pada tahun lalu, Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 30 31. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang maka pembagian deviden oleh perusahaan sementara waktu akan ditunda dan akan diberikan manakala perusahaan mengalami keuntungan pada periode tahun berikutnya. Dalam kondisi yang demikian ini, maka perusahaan akan memberikan deviden secara kumulatif. Dalam hal diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ), pemegang saham preferen ini tidak berhak memberikan suara. 1. Saham Biasa Dan Right Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan. Para pemegang saham mempunyai hak untuk memilih direksi perusahaan. Yang umumnya berlaku adalah one share one vote . Artinya satu saham memiliki satu suara. Penerbitan rights ( rights issue ) saham baru akan dilakukan oleh perusahaan apabila : a. Perusahaan memerlukan tambahan dana untuk keperluan ekspansi. b. Perusahaan dapat menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada publik umum atau kepada pemegang saham lama c. Apabila perusahaan menawarkan saham baru ke publik umum, maka perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin ( yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laku terjual semua ) atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini kepada para pemegang saham lama. Contoh : Misalkan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta lembar dan ditawarkan dengan harga Rp. 5.000,- per lembar kepada para pemegang saham lama. Dengan demikian, maka setiap pemilik satu lembar saham lama diberi hak membeli satu lembar saham baru dan kepada mereka diberikan bukti rights sesuai dengan jumlah saham yang mereka miliki. Bagi mereka yang tidak ingin membeli saham baru dapat menjual bukti rights. Penawaran semacam ini disebut sebagai Penawaran Terbatas , karena hanya dibatasi kepada para pemegang saham lama. Mengapa perusahaan menerbitkan rights ? Alasan utama perusahaan menrbitkan rights adalah untuk menghemat biaya emisi dan menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan jumlah lembar saham Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 31 32. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang diperdagangkan di pasar bursa, maka diharapkan akan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut ( meningkatkan likuiditas saham ). 2. Penerbitan Sekuritas Di Pasar Modal Apablia perusahaan akan menerbitkan saham di pasar modal, berbagai pihak perlu dihubungi, sebelum memperoleh ijin dan persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM ). Pihak-pihak tersebut antara lain : a. Akuntan Publik yang akan menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan telah diaudit dan dinyatakan wajar tanpa syarat ( WTS ). b. Notaris, yang akan meyatakan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memang telah memutuskan bahwa perusahaan untuk go public. c. Konsultan Hukum, yang menyatakan bahwa perusahaan memang sedang tidak berada dalam sengketa hukum dengan pihak manapun juga. d. Appraisal ( perusahaan penilai ), yang akan membuat pernyataan tentang nilai wajar dari berbagai aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini. e. Underwriter ( perusahaan penjamin ), yang akan menjamin bahwa keseluruhan saham yang ditawarkan oleh perusahaan akan laku terjual, dan apabila ada sebagian besar saham yang tidak laku terjual, maka underwriter inilah yang nantinya akan membeli secara keseluruhan terhadap saham-saham yang belum laku terjual. Sedangkan persyaratan-persyaratan lain yang menyangkut kondisi intern perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas di pasar modal, antara lain : a. Perusahaan adalah merupakan perusahaan yang baik ( telah lama beroperasi, dan selama dua tahun terakhir menghasilkan keuntungan ). b. Besar ( jumlah saham yang diterbitkan minimal satu juta lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,- ). DAFTAR PUSTAKA J. Fred Weston, dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta, Erlangga, 1990. Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Kencana, 2010. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 32 33. Sumber-Sumber Pembelanjaan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Manahan P, Manajemen Keuangan (Finance Management): Konseptual, Problem & Studi Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Suad Husnan, dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006. Politeknik Negeri Jember Tahun 2015 33