Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

23
Pengauditan II | Kelompok 4 PEMBAHASAN SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang. Aktivitas Pembelanjaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali 1 | Pengauditan Siklus Investasi dan Pembelanjaan

description

Tugas Makalah Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan.

Transcript of Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

Page 1: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

PEMBAHASAN

SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN

Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan,

peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu,

aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak

dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena

aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya.

Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva

yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan,

fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan

akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi

penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva

tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva

jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar

aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering

memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan

populasi aktiva jangka panjang.

Aktivitas Pembelanjaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa dimana

kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembelanjaan dengan utang) atau

pemilik (pembelanjaan dengan ekuitas). Aktivitas pembelanjaan dapat meliputi, misalnya,

mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen

atau saham biasa. Aktivitas pembelanjaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi

utang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen.

SIKLUS INVESTASI

1. TUJUAN AUDIT

Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi. Tujuan-

tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit. Setiap

tujuan diambil dari asersi-asersi manajemen implisit atau eksplisit tentang transaksi-

transaksi siklus investasi yang berkaitan dengan aktiva jangka panjang.

1 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 2: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

2. PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN AUDIT

a. Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah

penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai

laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya

untuk mendeteksi kesalahan.

b. Risiko Bawaan

Risiko bawaan (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi

eksistensi/keberadaan seringkali rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri.

Risiko bawaan akan keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau

tinggi karena potensi bahwa aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin

tidak dihapuskan. Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi

dalam kasus aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai

lease operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan

tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta

kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian

mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam

hubungannya dengan estimasi beban penyusutan.

c. Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu

auditor dalam  mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara

relative harus stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan

tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.

d. Risiko Pengendalian

Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau

bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari

pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan

komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan

atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian mencakup

pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.

2 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 3: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

3. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP

a. Menentukan Risiko Deteksi

Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif

dalam audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang

berulang. Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal

akun dan kepemilikan aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan

dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang

mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun

sebelumnya.

Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada

transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus

mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal

yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva

itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan

estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya risiko deteksi dalam penugasan

yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.

b. Perancangan Pengujian Substantif

Prosedur Awal

Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman

tentang bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana

untuk mengevaluasi kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit

berikutnya. Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk

akun-akun aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya.

Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan matematis dari skedul

penambahan dan pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya

dengan perubahan saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama

periode berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu

dengan memvouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku

besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk

menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang

disiapkan dari buku tersebut telah dilakukan.

3 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 4: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

Prosedur Analitis

Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan

bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi

auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus

mempertahankan tingkat skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki

hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan

ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi

luas pengujian rincian transaksi dan saldo.

Pengujian Detil Transaksi

Pengujian-pengujian  substantive ini mencakup tiga jenis transaksi

yang berkaitan dengan aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3)

reparasi serta pemeliharaan.

1) Pencocokan Tambahan Aktiva Tetap dengan Bukti

Pendukung

Semua penambahan yang normal harus didukung oleh

dokumentasi berupa otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur,

kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus

divouching untuk mendukung dokumentasi (AT1). Vouching atas

penambahan memberikan bukti tentang asersi

eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence-

AT1), hak dan kewajiban (rights and obligations – HK1) dan

penilaian atau alokasi (valuation or allocation – NA2).

2) Pencocokan Penghentian Aktiva Tetap ke Dokumen

Pendukung

Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah

harus tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas,

otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut

harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan

kelayakan catatan akuntansi, termasuk pengakuan keuntungan atau

kerugian, (jika ada).

4 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 5: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

3) Review Ayat Jurnal atas Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah

untuk menentukan kelayakan dan konsistensi pembebanan ke

beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai

apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara

pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini, auditor

harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual,

pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna

menentukan kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal

penyesuaian (AT3).

Penngujian Detil-detil Saldo

Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1)

menginspeksi aktiva tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak

kepemilikan.

1) Inspeksi Aktiva Tetap

Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk

mendapatkan pengetahuan pribadi yang langsung mengenai

eksistensinya. Dalam penugasan yang berulang, inspeksi yang

terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada skedul

penambahan aktiva tetap.

2) Pemeriksaan Dokumen Pemilikan dan Kontrak Hak

Kepemilikan

Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan

memeriksa sertifikat hak (BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK),

dan polis asuransi. Untuk peralatan, perabotan, dan furniture,

faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti terbaik

mengenai kepemilikan. Bukti tentang kepemilikan dalam industri

real estate apartemen dapat ditemukan dalam akte pembelian, polis

asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima

pembayaran hipotek dan polis asuransi kebakaran.

5 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 6: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi

Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian

substantif untuk (1) mereview penyisihan penyusutan (NA1,2) dan (2)

mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap (NA3).

1) Review Besarnya Depresiasi

Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang

kelayakan, konsistensi, dan ketepatan beban penyusutan.

Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi

pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa lalu klien

dalam mengestimasi umur manfaat dan (2) umur manfaat yang

tersisa atas aktiva yang ada.

2) Penurunan Nilai Aktiva Tetap

Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah

memperhitungkan secara layak penurunan nilai (impairment)

aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material  bagaimana

suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi perubahan yang

material dalam lingkungan bisnis.

Perbandingan Penyajian Di Laporan Dengan Prinsip Akuntansi Berlaku

Umum

Ketentuan tentang cara penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan

bersifat ekstensif (SU1,2,3). Properti yang digadaikan sebagai jaminan atas

pinjaman harus diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan

dengan aktiva menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali ke

pengumuman akuntansi otoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.

SIKLUS PEMBELANJAAN

Siklus pembelanjaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai

berikut:

a) Transaksi utang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek,

wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.

6 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 7: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

b) Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham

preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan

pembayaran dividen.

1. TUJUAN AUDIT

Dibawah ini menunjukkan daftar sejumlah jutuan khusus untuk rekening-rekening

yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi pembelanjaan. Pertimbangan pertimbangan

serta prosedur-prosedur untuk mencapai tujuan tersebut akan dijelaskan sbb.

Kategori Asersi Tujuan Audit Kelompok

Transaksi

Tujuan Audit Saldo Rekening

Keberadaan atau keterjadian

Transaksi-transaksi biaya bunga

dan transaksi rugi-laba-lainnya

yang telah dibukukan

mencerminkan pengaruh dari

transaksi dan kejadian utang

jangka panjang yang terjadi

dalam tahun yang diperiksa

(AT1)

Saldo utang jangka panjang dan

pembuku-an mencerminkan utang

yang ada pada tanggal neraca

(AT2)

Saldo equitas pemegang saham

(modal) dalam pembukuan

mencerminkan hak yang ada pada

tanggal neraca (AT3)

Kelengkapan

Semua biaya bunga dan

transaksi pendapatan lain yang

berkaitan dengan utang jangka

panjang yang terjadi selama

periode yang diperiksa telah

dicatat (L1)

Saldo-saldo utang jangka panjang

mencerminkan semua utang

jangka panjang kepada kreditur

per tanggal neraca (L2)

Saldo equitas pemegang saham

mencerminkan klaim pemilik atas

aktiva perusahaan perusahaan

(L3)

Hak dan kewajiban Semua saldo utang jangka

panjang dalam pembukuan

mencerminkan kewajiban

perusahaan (HK1)

Saldo equitas pemegang saham

7 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 8: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

mencerminkan klaim pemilik atas

aktiva perusahaan (HK2)

Penilaian atau pengalokasian

Transaksi biaya bunga dan

pendapatan lain yang berkaitan

dengan utang jangka panjang

telah dinilai dengan tepat sesuai

dengan prinsip akuntansi berlaku

umum (NA1)

Saldo-saldo utang jangka panjang

(NA2) dan ekuitas pemegang

saham (NA3) telah dinilai dengan

tepat sesuai dengan prinsip

akuntansi berlaku umum

Penyajian dan pengungkapan

Transaksi utang jangka panjang

dan ekuitas pemegang saham

( modal ) telah diidentifikasi dan

dikelompokkan dengan benar

dalam laporan keuangan (SU1)

Saldo-saldo utang jangka panjang

dan ekuitas pemegang saham

telah diidentifikasi dan

dikelompokkan dengan tepat

dalam laporan keuangan (SU2)

Semua syarat,

ketentuan,komitmen, dan

kewajiban yang berkaitan dengan

utang jangka panjang telah

diungkapkan dengan memadai

( SU3)

Semua hal yang berkaitan dengan

penerbitan saham seperti nilai

pari atau nilai ditetapkan, saham

diotorisasi dan saham

ditempatkan, serta jumlah saham

yang dibeli kembali, telah

diungkapkan (SU4)

2. PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN AUDIT

a. Materialitas.

Ekuitas pemegang saham jelas merupakan komponen neraca yang material.

Pengaruh transaksi siklus pembelanjaan terhadap laporan laba rugi juga sangat

bervariasi dalam hal signifikansinya seperti juga pengaruh dividen terhadap laba

ditahan.

8 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 9: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

b. Risiko Bawaan.

Risiko salah saji dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus

pembelanjaan biasanya rendah. Dalam banyak perusahaan, transaksi ini tidak sering

terjadi, kecuali untuk pembayaran dividend bunga, yang sering ditangani oleh agen-

agen dari luar.

c. Risiko Prosedur Analitis.

Prosedur analitis ini memberikan indikator tentang kebutuhan entitas akan

pembelanjaan, kemampuannya, untuk melunasi utang, dan kelayakan biaya bunga

(termasuk baik beban bunga maupun bunga yang dikapitalisasi).

d. Risiko Pengendalian.

Aplikabilitas komponen pengendalian internal untuk transaksi dan saldo siklus

pembelanjaan serupa dalam banyak hal dengan yang telah diuraikan sebelumnya

untuk siklus investasi.

3. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO UTANG JANGKA PANJANG

Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi

mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan

perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3)

dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah

yang relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.

Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun.

Jadi, pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik

sebelum maupun sesudah tanggal neraca.

a. Penentuan Risiko Deteksi

Berhubung sifat dan volume transaksi pada kebanyakan jenis utang jangka

panjang sangat jarang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi

saldo akun yang berkaitan kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko

inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi karena

kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian

9 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 10: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi

signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.

b. Merancang Pengujian Substantif

Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program audit

untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor

mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen

dari luar, (2) penelaahan dokumentasi, dan (3) perhitungan kembali untuk

mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi mengenai asersi yang bersangkutan

dengan saldo hutang jangka panjang.

Prosedur-prosedur Awal

Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan

industrinya, menentukan kebutuhan entitas akan pembelanjaan eksternal, dan

kemampuan untuk melunasi hutang. Karena pembelanjaan begitu jelas

berkaitan dengan aktivitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan

prosedur-prosedur tersebut secara serentak.

Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas

masing-masing daftar yang dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan

dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal dari asersi penilaian atau

alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang jangka

panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

Prosedur Analitis

Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah

menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan

harapan auditor. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai

jatuh tempo hutang dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab

auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu

untuk menghasilkan arus kas yang mencukupi guna memenuhi komitmen

yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga yang dikapitalisasi),

jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang. Ketika melaksanakan prosedur

10 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 11: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang

tepat dan menyelidiki hasil-hasil yang abnormal.

Pengujian Detil Transaksi

Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal

dan hasil bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen

hutang ini harus ditelusuri ke penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan

oleh surat kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang jangka

panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang

dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa

wesel yang dibatalkan atau sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi

semacam itu dapat tersedia dalam bentuk sertifikat obligasi yang dibatalkan

dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.

Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor

harus memeriksa laporan agen tentang pembayaran tersebut. Vouching atas

ayat jurnal yang dicatat tidak akan mengungkapkan hutang jangka panjang

yang belum tercatat.

Pengujian Detil-detil Saldo

Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi

dan kontrak atas hutang jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan

pemberi pinjaman dan perwalian obligasi, serta (3) menghitung kembali beban

bunga.

Pembandingan Penyajian Di Laporan Dengan Prinsip Akuntansi Yang

Berlaku Umum

Dalam penelitian ketepatan penggolongan dan pengungkapan utang

jangka panjang yang dibuat klien, auditor harus memahami standar akuntansi

keuangan (SAK). Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan

mengkonfirmasi hutang memberikan data tentang klien untuk digunakan

dalam perbandingan. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan

pengungkapan.

11 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 12: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

4. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM

(MODAL)

Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas

pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo-

saldo ini, asersi penilaian atau alokasi dan penyajian atau pengungkapan adalah

mempertahankan perbedaan antara modal disetor dan laba ditahan.

a. Menentukan Risiko Deteksi

Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo

ekuitas pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang

mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam

perusahaan terbuka sering ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus

tersebut, baik penilaian risioko inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo akun

yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren

dan pengendalian mungkin lebih tingg jika ada transaksi non-rutin yang melibatkan

penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.

b. Merancang Pengujian Substantif

Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas

pemegang saham dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.

Prosedur-prosedur Awal

Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri

serta menentukan (1) kebutuhan entitas akan pembelanjaan eksternal dan (2)

manfaat menggunakan pembelanjaan dengan ekuitas guna mendukung

pertumbuhan entitas itu. Pembelanjaan dengan ekuitas dapat digunakan baik

untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun untuk mendukung investasi

yang diperlukan dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan persediaan dan

piutang yang diperlukan untuk mengembangkan entitas itu).

Prosedur Analitis

Hubungan keuangan yan dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat

bermanfaat untuk mengevaluasi kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang

saham. Bukti yang diperoleh dari prosedur analitis ini berkaitan dengan asersi

keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

12 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 13: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

Pengujian Detil Transaksi

Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun

modal disetor dan laba ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal

disetor, dan (2) vouching ayat juranl ke laba ditahan.

1) Pencocokan Ayat-Ayat jurnal ke Rekening Modal Saham

Disetor dengan Dokumen Pendukung

Setiap perubahan dalam rekening modal saham harus

dicocokkan ke dokumen pendukungnya. Untuk penerbitan saham

baru, auditor bisa memeriksa bukti penerimaan kas dari hasil

penerbitan saham tersebut. Apabila untuk penerbitan saham ini

perusahaan menerima aktiva dalam bentuk lain (bentuk kas), maka

auditor harus memeriksa dengan seksama dasar penilaian yang

digunakan seperti nilai pasar yang digunakan untuk saham yang

diberikan atau untuk aktiva yang diterima. Untuk saham yang

diterbitkan, harga pasar saham bisa digunakan sebagai dasar

penilaian; sedangkan untuk nilai aktiva yang diterima bisa dinilai

berdasarkan harga wajar aktiva tersebut.

2) Pencocokan Ayat-Ayat Jurnal ke Rekening Laba Ditahan

dengan Dokumen Pendukung

Setiap ayat jurnal ke rekening laba ditahan kecuali posting

laba bersih (rugi bersih) harus dicocokkan ke dokumen

pendukungnya. Jurnal untuk mencatat pengumuman dividen dan

penyisihan laba ditahan harus ditelusur ke buku notulen rapat.

Pencocokan ke dokumen dimaksudkan agar auditor dapat

menetapkan apakah: (1) Pemisahan yang tepat telah dilakukan

antara modal saham disetor dengan laba ditahan, dan (2)

ketentuan-ketentuan hukum serta perjanjian telah dipenuhi. Selain

untuk asersi penilaian atau pengalokasian, pengujian ini juga

bersangkutan dengan aseris-asersi keberadaan atau keterjadian dan

hak dan kewajiaban.

13 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 14: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

Pengujian Rincian Saldo

Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima

bagian, yaitu: (1) review anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, (2)

review otorisasi dan ketentuan-ketentuan penerbitan saham, (3) konfirmasi

tentang saham yang beredar dengan registrar dan agen penjual, (4) inspeksi

buku sertifikat saham, (5) inspeksi atas saham yang dibeli kembali.

Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP

APB Opinion No. 12 menetapkan bahwa pengungkapan atas

perubahan dalam akun-akun terpisah yang terdiri dari ekuitas pemegang

saham disyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif.

Pengungkapan tersebut dapat dibuka pada laporan dasar dan catatan yang

menyertainya atau disajikan dalam laporan terpisah.

JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN

Setelah menyelesaikan audit atas aktivitas investasi, auditor dapat mengevaluasi investasi

entitas dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor juga dapat

memberikan dua jasa bernilai tambah yang penting. Pertama, auditor dapat mengevaluasi

seberapa efektif entitas telah memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan penjualan, laba, dan

arus kas, serta mencapai tujuan entitas itu. Kedua, auditor kemudian dapat memberikan jasa

independen dengan mengevaluasi aktiva investasi yang direncanakan dapat menjadi pendukung

yang penting untuk mencapai sasarannya.

14 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n

Page 15: Audit Siklus Investasi dan Pembelanjaan

P e n g a u d i t a n I I | Kelompok 4

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono, Auditing (pengauditan) Buku II, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002

15 | P e n g a u d i t a n S i k l u s I n v e s t a s i d a n P e m b e l a n j a a n