Post on 30-Dec-2014
KELAINAN PENYAKIT PADA GINJAL
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Ginjal berbentuk menyerupai biji kacang
buncis, berwarna merah cokelat. Di dalam tubuh manusia terdapat sepasang ginjal yang terletak
di dekat tulang-tulang pinggang. Kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi
bermacam-macam, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Albuminuri
Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di
dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal. Penyakit
ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang
bersama urine. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena
berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyebab
albuminuria di antaranya adalah kekurangan protein, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
2. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam
urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan karena proses
perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat.
Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa
diekskresikan bersama urine. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan
baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya
komplikasi. Upaya untuk mengendalikan diabetes melitus di antaranya adalah:
a. Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.
b. Minum obat sesuai petunjuk dokter.
c. Mengatur diet
d. Olahraga secara teratur.
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi karena kekurangan
hormon antidiuretik. Kelainan ini dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan serta
pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer. Diabetes insipidus terjadi akibat
penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang secara alami mencegah
pembentukan air kemih yang terlalu banyak. Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika
kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal
terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik). Penyebab lain
terjadinya diabetes insipidus adalah:
a. Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan.
b. Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).
c. Tumor.
d. Sarkoidosis atau tuberkulosis.
e. Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak
f. Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.
g. Histiositosis X (penyakit Hand-Schüller-Christian)
Diabetes insipidus dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau
desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) dapat diberikan sebagai obat semprot
hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Tetapi
harus hati-hati, karena jika terlalu banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan
penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik
diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan
diri.
Diabetes insipidus juga dapat dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang
pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai
diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada
diabetes insipidus yang berat.
4. Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada glomerulus yang
disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini dapat menyebabkan uremia (urea dan asam
urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan penyerapan air terganggu. Akibatnya
terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut oedema (kaki penderita
membengkak).
Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanak-kanak dan dewasa
dibandingkan pada orang-orang setengah baya. Penderita biasanya mengeluh tentang rasa
dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka
biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air
seni menjadi keruh.
Gambar penyakit nefritis
5. Poliuria dan Oligouria
Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat banyak
dan encer. Sedangkan, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.
6. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini
disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak dapat
dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan. Sebagai akibat terjadinya anuria, maka
akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan,
elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya keluar bersama urine.
Keadaan inilah yang akan memberikan gambaran klinis daripada anuria. Tindakan
pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan. Misalnya, pada keadaan yang
memungkinkan terjadinya anuria tinggi, pemberian cairan untuk tubuh harus selalu
diusahakan sebelum anuria terjadi.
Gambar penyakit Anuria
7. Pyelonephritis
Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari
perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi
ini biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi,
pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.
Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan
tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang
tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat
ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga
diperkirakan meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin
dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat
berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat
menyebabkan infeksi.
Gambar penyakit pyelonephritis
8. Glomerulonephritis
Glomerulonephritis, penyakit ginjal lain yang sering terjadi, ditandai dengan
peradangan sebagian glomeruli ginjal. Kondisi ini dapat terjadi ketika sistem imun tubuh
lumpuh. Antibodi dan zat-zat lainnya membentuk partikel dalam aliran darah yang
terjebak dalam glomeruli. Hal ini menyebabkan peradangan dan membuat glomeruli
tidak dapat bekerja dengan baik. Gejala dari penyakit ini bisa termasuk darah dalam urin,
pembengkakan jaringan tubuh, dan adanya protein dalam urin, dalam hasil tes
laboratorium. Glomerulonephritis bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jika pengobatan
diperlukan, dapat dilakukan diet khusus, obat-obatan pencegah kekebalan
(immunosuppressant), atau plasmapheresis (pemisahan plasma dari darah), suatu
prosedur untuk membuang bagian darah yang mengandung antibodi.
Glomerulonephritis merupakan kelainan yang dikenal dengan nephritis, atau
penyakit Bright. Bagian utama yang terserang penyakit ini adalah pembuluh darah dalam
bongkah glumerular. Imbuhan “-itis” menandakan luka peradangan, dan
glomerulonephritis memang berhubungan dengan infeksi, dalam arti kata sempit,
penyakit ini menyerang setelah adanya infeksi bakteri streptococcal dan kemudian
semakin berat karena berbagai macam infeksi lainnya. Namun demikian, terdapat bukti
yang meyakinkan bahwa glomerulonephritis bukan merupakan penyakit yang menyerang
ginjal secara langsung karena satu penyebab infeksi. Penyakit ini lebih kepada kelainan
sistem kekebalan tubuh, dimana pembentukan antibodi sebagai respon dari adanya
protein asing (antigen) ditempat lain dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan terbentuknya
antigen-antibodi kompleks yang tersangkut dalam bongkah glomerular atau pada sedikit
kasus, antigen ini menumpuk pada dinding kapiler glomerular. Pada tiap kasus, antibodi
atau antigen-antibodi kompleks mencapai ginjal melalui sirkulasi, dan mekanisme ini
disebut sebagai penyakit sirkulasi komspleks.
Gambar penyakit Glomerulonephritis
9. Batu Ginjal
Disebut juga Renal Calculus, plural Renal Calculi, terkumpulnya mineral dan
benda organik yang terbentuk dalam ginjal. Ada batu yang menjadi demikian besar yang
melumpuhkan fungsi ginjal. Urin mengandung banyak garam dalam bentuk larutan dan
jika konsentrasi garam mineral menjadi berlebih, kelebihan garam ini mengendap
menjadi partikel padat disebut batu ginjal. Batu ginjal diklasifikasikan sebagai primer jika
batu tersebut terbentuk tanpa ada sebab yang jelas seperti infeksi atau penyumbatan.
Diklasifikasikan sekunder jika berkembang setelah adanya infeksi ginjal atau kelainan.
Beberapa keadaan memperbesar peluang terbentuknya batu ginjal. Baik itu
berkurangnya volume cairan atau bertumpuknya mineral cukup membuat terganggunya
keseimbangan yang sempurna antara cairan dan larutan yang ada dalam ginjal. Ketika
batu mulai berkembang, biasanya ia akan terus tumbuh. Sebuah nukleus dari endapan
garam urin bisa merupakan kumpulan bakteri, jaringan yang rusak, sel mati, atau keping
darah kecil. Mineral menarik partikel dari luar dan membungkusnya. Pada saat batu
bertambah besar, bagian permukaan dapat menjadi tempat bagi mineral lain dan
kemudian bertambah besar.
Batu ginjal yang lebih kecil dapat keluar dari badan dengan sendirinya meski akan
menimbulkan rasa sakit.Batu yang lebih besar memerlukan pembedahan, atau dapat
dipecah menjadi bagian-bagian kecil dengan gelombang suara dalam prosedur yang
disebutulltrasoniclithotripsy.
Gambar penyakit batu ginjal
10. Gagal Ginjal
Disebut juga Renal Failure, hilangnya sebagian atau keseluruhan fungsi ginjal.
Gagal ginjal digolongkan menjadi akut (ketika serangannya tiba-tiba) atau kronis. Gagal
ginjal akut berakibat pada berkurangnya volume urin, kadar zat-zat bernitrogen,
potasium, sulfat, dan fosfat diatas normal dalam darah, dan rendahnya kadar sodium,
kalsium, dan karbon dioksida darah yang juga jauh dibawah normal. Biasanya orang yang
terkena ini sembuh dalam enam minggu atau kurang.
Sebab dari gagal ginjal ini antara lain karena rusaknya tubulus didalam ginjal oleh
obat-obatan atau larutan organik seperti karbon tetraklorida, aseton, dan etilen glikol,
bersinggungan dengan senyawa logam seperti merkuri, timah, dan uranium. Gagal ginjal
dapat pula disebabkan karena cidera fisik atau operasi besar yang membuat kehilangan
banyak darah atau juga akibat penyakit yang merusak korteks (bagian luar) dari ginjal.
Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri berat, diabetes yang merusak medula (bagian
dalam) ginjal, dan karena kelebihan garam kalsium dalam ginjal.
Tersumbatnya arteri ginjal, penyakit liver, dan tersumbatnya saluran kencing
dapat mengakibatkan gagal ginjal akut; pada situasi yang jarang terjadi, gagal ginjal
dapat terjadi tanpa gejala awal. Komplikasi yang timbul dari gagal ginjal termasuk gagal
jantung, paru-paru berair, dan bertumbuknya potasium dalam tubuh.
Gagal ginjal kronis biasanya merupakan akibat dari penyakit yang sudah lama
diidap oleh ginjal. Pada gagal ginjal kronis darah menjadi lebih asam dibandingkan
biasanya dan dapat terjadi hilangnya kalsium dalam tulang. Kerusakan saraf dapat pula
terjadi.
Gambar gagal ginjal
Sumber :
http://clicks-myblog.blogspot.com/2011/08/penyakit-dan-kelainan-pada-ginjal.html
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/kelainan-penyakit-pada-ginjal/