Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia - lpem.org · dan menurunkan biaya utang AS, mereka mendapat...

Post on 31-Mar-2019

221 views 0 download

Transcript of Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia - lpem.org · dan menurunkan biaya utang AS, mereka mendapat...

Highlights• Bank Indonesia perlumempertahankan tingkatsukubungabeberapabulanke depan, dengan biaskebijakan moneter yanglebihlonggar

• Inflasi 2017 mendekatitarget 4% BI, meskipuninflasi inti menunjukkanpermintaan yang rendahhinggaakhir2017

• USD akan tetap lemahmeskipun Fed menaikkansuku bunga; arus modalmasuk mengurangi risikonilaitukardi2018

Macroeconomic&FinancialSectorPolicyResearchFebrioN.Kacaribu,Ph.D.(HeadofResearch)febrio.kacaribu@lpem-feui.orgAlvinU.Lumbanrajaalvin.lumbanraja@lpem-feui.orgDennyIrawandenny.irawan@lpem-feui.org

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Januari 2018

nflasi Desember memberikan sinyal yang beragam mengenai kondisi perekonomian,namun angka inflasi akhir 2017 menunjukkan bahwa inflasi jangka panjang berada di

tingkat yang stabil dan lebih rendah. TanpakenaikanhargaBBM, inflasi 2018akanberadadidalam target BI sebesar 3.5±1%.Meskipun inflasi yang stabil dan peningkatan pertumbuhanglobal akan meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia di 2018, kami masih melihat targetpertumbuhan PDB pemerintah terlampau optimistis. Pertumbuhan PDB di 2018 jugasebenarnyamasihmemberikanruangbagiBIuntukmenurunkansukubunga,mengingatinflasiintiyangmasihrendah.Darisisieksternal,tekananterhadapRupiahsudahjauhberkurang,dimana reaksi pasar terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserves lebih tenang dari yangdiperkirakan. Saat ini, kami melihat bahwa langkah paling tepat bagi Bank Indonesia adalahtetapmemeprtahankansikapwait-and-seedanmempertahankantingkatsukubungasaatini.

PertumbuhanKonsumsiAkanMengikutiPeningkatanInvestasidanEkspordi2018

Inflasitahun2017menceritakanduaceritayangberbeda,terutamadenganinflasiumumyanglebih tinggi di Desember. Inflasi umum pada tingkat 3,61% sekilas menunjukkan kesuksesankebijakanBI, yangmenargetkan inflasi 2017pada4%,danperlumeningkatkankehati-hatian.Meskipundemikian,inflasiintimenunjukkankenyataanyangberbeda;inflasiintisebesar2,95%menunjukkan kondisi ekonomi yang masih berada di bawah potensi jangka panjang. Inflasimonth-to-month jugamemberikan pesan yang sama; jumlah inflasi inti adalah 2.91% selamatahun 2017. Rumah tangga masih belum sepenuhnya merespon perbaikan ekonomi danpenurunansukubunga.

Grafik1:PertumbuhanPDB(y.o.y)

Source:CEIC

Grafik2:TingkatInflasi(%,mtm)

Source:CEICTren ini akan berubah di 2018 seiring dengan peningkatan pertumbuhan investasi riil danekspor,yangmencatatkanpertumbuhan7,11%y.o.ydan17,27%y.o.yditriwulan-III2017,yangakan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kekayaan rumah tangga. Pertumbuhaninvestasi yangkuatdisumbang terutamaoleh investasidimesindanperalatan (15,18%y.o.y)danperalatanlainnya(16,83%y.o.y),yangdapatmeningkatkankapasitasproduksidomestikdijangka panjang. Kami melihat bahwa pemotongan suku bunga sebelumnya sudah cukup,terutama karena tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman telah merespon penurunantingkatsukubungaacuan.

Di sisi lain, peningkatan harga komoditas menciptakan risiko bagi target inflasi BI di 2018.Denganhargaminyakmentahdiatas$70/bareldandefisitAPBNmasihdiatas2%PDB,akanmuncul tekanan untuk menghilangkan subsidi BBM tidak langsung (kebijakan saat ini yangmematok harga BBM jenis Premium/Pertalite/Solar di bawah harga keekonomian dan

I

Angka-angkaPenting• BIRepoRate(7-day,Des‘17)4,25%

• PertumbuhanPDB(Q3‘17)5,06%

• Inflasi(y.o.y,Des‘17)3,61%

• InflasiInti(y.o.y,Des‘17)2,95%

• Inflasi(mtm,Des‘17)0,71%

• InflasiInti(mtm,Nov‘17)0,13%

• CadanganDevisa(Nov‘17)$130,2milyar

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Januari 2018

membiarkan Pertamina merugi) untuk memperbaiki postur APBN. Dengan inflasi yang akansedikitmeningkatdi2018,BItidakmemilikialasanyangkuatuntukmengubahsukubunga.

BankIndonesiaAkanMengambilSikapWait-and-See

Bank Indonesiadapatbernapas legadengannilai tukarUSD/IDRyangkembalike level13.300dan tren Rupiah yang stabil beberapa bulan ke depan. Kekhawatiran mengenai pengetatankebijakanmoneter di Amerika Serikat, Eurozone, dan Jepang telahmereda, dan reaksi pasarcenderung lebih tenang dari perkiraan ketika Federal Reserves menaikkan suku bungaDesember kemarin. USD bahkan cenderungmelemah dan investor global sedangmengalamieuforia. Hal ini terlihat dari arusmodalmasuk yang kuat ke Indonesia (Grafik 4) dan sahamglobal, yang mendorong peningkatan Rupiah (Grafik 4), penurunan imbal hasil surat utang(Grafik 3), dan IHSG yang menembus rekor tertinggi sepanjang masa. BI bahkan mencobamenahan penguatan Rupiah, yang terlihat dari cadangan devisa yang naik ke rekor tertinggisebesar$130,2milyardiDesember2017

Grafik3:ImbalHasilSuratUtangPemerintah(%pa)

Source:CEIC

Grafik4:IDR/USDdanAkumulasiArusModalMasukkePortofolio,YTD

Source:CEIC

KenyataanbahwaUSDmelemahdi tengahkenaikansukubungaFed,pemotonganpajak,dankinerjasahamdiASyangbaikcukupmenarikuntukdiperhatikan.Hal initerjadibukankarenafaktor ekonomi, melainkan akibat ketidakstabilan politik AS, terutama retorika Trump.Penelitian Eichengreen, Mehl, dan Chitu (2017) menunjukkan bahwa bank-bank sentralmemegang USD, selain karena besarnya ekonomi AS, juga didorong oleh motif geopolitik.Memegang USD sebagai cadangan devisa merupakan hubungan timbal balik, di mana banksentralberharapbahwadenganmeningkatkanpermintaan terhadapasetberdenominasiUSDdanmenurunkanbiayautangAS,merekamendapatjaminanperlindunganmiliterAS.

Retorika Trump, terutama dalam mengurangi peran AS dalam melindungi sekutu-sekutunyadan perang kata-kata dengan Korea Utara, mengurangi kepercayaan negara-negara lainterhadap komitmen AS dalam menjaga keamanan global. Hal ini mengurangi insentif untukmemegangUSD,yangditunjukkanolehberkurangnyaporsiUSDdalamcadangandevisabank-banksentraldunia,dari66%ditriwulan-I2015menjadi63,5%ditriwulan-III2017.Mengingatbahwa tindakan dan retorika Presiden Trump tidak akan berubah ke depannya, terdapatpeningkatan peluang USD tetap lemah serta mengurangi risiko depresiasi Rupiah di 2018.Berdasarkan kondisi saat ini, Bank Indonesia dapat tetap melanjutkan sikap wait-and-seeselamabeberapabulankedepandenganbiasterhadapkebijakanmoneteryanglebihlonggar.