INFLASI September 2015 - lpem.org · Indonesia untuk kembali melakukan kebijakan pelonggaran...

2
U m u m (Headline) Mei Juni Juli Agustus September 0,50 0,54 0,93 0,39 -0,05 1. Bahan Makanan 1,39 1,60 0,40 0,91 -0,23 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,50 0,55 2,02 0,71 0,07 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0,20 0,23 0,51 0,16 0,05 4. Sandang 0,23 0,28 0,13 0,01 0,06 5. Kesehatan 0,34 0,32 0,39 0,70 0,02 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,06 0,07 0,36 1,72 0,07 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,20 0,11 0,34 -0,58 -0,09 ANALISIS INFLASI BULAN SEPTEMBER 2015 LPEM FEB UI BPS mencatat deflasi (umum) sebesar 0,05% (mtm) pada bulan September 2015. Penyebab deflasi adalah penurunan harga beberapa indeks kelompok pengeluaran, diantaranya: kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (tabel 1). Deflasi pada bulan September 2015 merupakan deflasi pertama kali setelah pada 6 bulan sebelumnya terjadi inflasi. Selain didorong oleh faktor musiman, penurunan inflasi/deflasi—sesuai dengan ekspektasi LPEM FEB UI—didorong adanya kecenderungan mean- reverting yang telah terjadi sejak Agustus 2015. Tabel 1: Tingkat Inflasi September 2015 Sumber: BPS Secara year-on-year (September 2014-September 2015), inflasi tercatat sebesar 6,83% atau menurun dibandingkan inflasi bulan Agustus 2015 yang tercatat sebesar 7,18%. Inflasi pada bulan September 2015 mencatatkan penurunan nilai setelah sebelumnya sejak bulan Februari 2015 telah terbentuk kecenderungan peningkatan inflasi (yoy) (Grafik 1). Tingkat inflasi inti (mtm) mencatatkan nilai 0,44%, menurun dari bulan Agustus 2015 sebesar 0,52%. Dengan tingkat inflasi Januari-September 2015 yang hanya sebesar 2,24 persen dan kecenderungan mean reverting yang masih akan berlanjut paling tidak sampai Oktober maka inflasi umum diprediksi berada dalam range target Bank Indonesia sebesar 4 +/- 1 persen. Kondisi ini memberi peluang Bank Indonesia untuk kembali melakukan kebijakan pelonggaran makroprudensial untuk mendorong perekonomian sekaligus menjadi pelengkap paket kebijakan ekonomi tahap I dan II yang diluncurkan bulan September. 1

Transcript of INFLASI September 2015 - lpem.org · Indonesia untuk kembali melakukan kebijakan pelonggaran...

U m u m (Headline) Mei Juni Juli Agustus September

0,50 0,54 0,93 0,39 -0,05

1. Bahan Makanan 1,39 1,60 0,40 0,91 -0,23

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,50 0,55 2,02 0,71 0,07

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0,20 0,23 0,51 0,16 0,05 4. Sandang 0,23 0,28 0,13 0,01 0,06 5. Kesehatan 0,34 0,32 0,39 0,70 0,02 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,06 0,07 0,36 1,72 0,07 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,20 0,11 0,34 -0,58 -0,09

ANALISIS INFLASI BULAN SEPTEMBER 2015

LPEM FEB UI

BPS mencatat deflasi (umum) sebesar 0,05% (mtm)

pada bulan September 2015. Penyebab deflasi

adalah penurunan harga beberapa indeks kelompok

pengeluaran, diantaranya: kelompok bahan

makanan dan kelompok transpor, komunikasi, dan

jasa keuangan (tabel 1). Deflasi pada bulan

September 2015 merupakan deflasi pertama kali

setelah pada 6 bulan sebelumnya terjadi inflasi.

Selain didorong oleh faktor musiman, penurunan

inflasi/deflasi—sesuai dengan ekspektasi LPEM FEB

UI—didorong adanya kecenderungan mean-

reverting yang telah terjadi sejak Agustus 2015.

Tabel 1: Tingkat Inflasi September 2015

Sumber: BPS

Secara year-on-year (September 2014-September

2015), inflasi tercatat sebesar 6,83% atau menurun

dibandingkan inflasi bulan Agustus 2015 yang

tercatat sebesar 7,18%. Inflasi pada bulan

September 2015 mencatatkan penurunan nilai

setelah sebelumnya sejak bulan Februari 2015 telah

terbentuk kecenderungan peningkatan inflasi (yoy)

(Grafik 1).

Tingkat inflasi inti (mtm) mencatatkan nilai 0,44%,

menurun dari bulan Agustus 2015 sebesar 0,52%.

Dengan tingkat inflasi Januari-September 2015 yang

hanya sebesar 2,24 persen dan kecenderungan

mean reverting yang masih akan berlanjut paling

tidak sampai Oktober maka inflasi umum diprediksi

berada dalam range target Bank Indonesia sebesar 4

+/- 1 persen. Kondisi ini memberi peluang Bank

Indonesia untuk kembali melakukan kebijakan

pelonggaran makroprudensial untuk mendorong

perekonomian sekaligus menjadi pelengkap paket

kebijakan ekonomi tahap I dan II yang diluncurkan

bulan September.

1

LPEM FEB UI

Grafik 1: Inflasi Berdasarkan IHK (mtm)

Sumber: BPS

Penulis:Febrio Kacaribu ([email protected])

Chaikal Nuryakin ([email protected])Faradina Alifia Maizar ([email protected])

LPEM FEB UI

Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430, Indonesia

Phone. +62-21-3143177, Fax. +62-21-31934310

E-mail. Website. [email protected]