PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan...

9
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020 COVER AGUSTUS

Transcript of PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan...

Page 1: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

COVER

AGUSTUS

Page 2: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

INFOGRAFIS

“Pada triwulan II tahun 2020, sebagian besar negara mengalami

kontraksi dan perlambatan ekonomi yang kian dalam, seiring

penerapan lockdown. Sementara itu, gelombang kedua Covid-19

mulai bermunculan di beberapa negara, seperti Vietnam dan Korea

Selatan. Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan

dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi

tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat. Pada bulan

Agustus 2020, kembali terjadi deflasi di Indonesia.”

ISU UTAMA

• Resesi di berbagai negara

• Gelombang kedua Covid-19

• Kembali terjadi deflasi

Neraca Perdagangan: surplus USD2,3

miliar

Cadangan Devisa: USD137,0 miliar

Nilai Tukar: Rp14.554/USD

Suku Bunga: 4,00%

Inflasi: 1,32% (YoY)

KOMODITAS ENERGI

Minyak Mentah: USD43,4/bbl ↑

Gas Alam: USD2,3/mmbtu ↑

Batu Bara: USD50,3/mt ↓

KOMODITAS PERTANIAN DAN

PERKEBUNAN

Minyak Kelapa Sawit: USD760,3/mt ↑

Kopi: USD1,6/kg ↑

Karet: USD1,7/kg ↑

KOMODITAS LOGAM DAN

MINERAL

Bijih Besi: USD121,1/dmtu ↑

Nikel: USD14.537,8/mt ↑

Emas: USD1.968,6/toz ↑

Page 3: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

Perekonomian Global dan Domestik

Perkembangan jumlah wisatawan pada bulan Juli masih sangat rendah, yakni sebesar 159,8 ribu, sedikit lebih tinggi dari bulan Juni yang sebesar 158,3 ribu kunjungan. Sebagian besar kunjungan wisatawan mancanegara ditempuh melalui jalur darat dengan peningkatan tertinggi melalui Entikong yang mencapai 225,0 persen (MtM). Sementara yang menggunakan angkutan udara hanya sebesar 2,5 persen. Terjadi peningkatan kunjungan melalui bandara Soekarno Hatta sebesar 243,1 persen (MtM). Bandar udara Sam Ratulangi juga meningkat 159,6 persen (MtM). Sementara itu, melalui Bandar Udara Juanda mengalami penurunan 21,7 persen (MtM).

Sejalan dengan hal diatas, transportasi angkutan udara mulai kembali bergeliat. Pada bulan Juli 2020, jumlah penumpang penerbangan domestik sebanyak 1,5 juta orang, naik 135,7 persen dibandingkan bulan Juni. Penumpang angkutan kereta api juga mulai meningkat 12,2 juta orang. KCI menambah frekuensi perjalanan KRL diiringi dengan jam operasional yang telah kembali normal. Penumpang transportasi angkutan laut juga meningkat 29,6 persen (MtM). Peningkatan perjalanan juga didorong oleh momentum Idul Adha dimana masyarakat pulang ke kampung setelah menunda kepulangannya pada Idul Fitri.

Pelonggaran PSBB juga mendorong aktivitas wisata domestik termasuk akomodasi. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada bulan Juli meningkat menjadi 28,1 persen. Didorong oleh wisatawan domestik yang mulai mencari suasana baru setelah diam di rumah selama beberapa bulan. TPK tertinggi berada di DKI Jakarta sebesar 41,0 persen, disusul oleh Maluku, dan Lampung. Di sisi lain, TPK di daerah tujuan wisata masih rendah diantaranya Bali, Maluku Utara, dan Bangka Belitung. Rata-rata penghunian hotel bintang 5

paling rendah, hanya 23 persen. Sementara TPK hotel bintang 2 sebesar 30,9 persen.

Mobilitas penduduk pada bulan Agustus meningkat terutama di tempat belanja kebutuhan sehari-hari yang telah kembali seperti sebelum panemi. Mobilitas di tempat perdagangan retail dan rekreasi bergerak menuju normal meskipun masih dibawah baseline. Sementara itu, mobilitas di tempat transit masih rendah sejalan dengan kebijakan WFH yang masih diterapkan.

Meskipun perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2020 terkontraksi, pasar masih optimis akan pemulihan ekonomi pada triwulan selanjutnya. Selain itu, kontraksi yang terjadi masih berada dalam perkiraan pasar sehingga tidak menimbulkan kepanikan. Penelitian vaksin Covid-19 dari dalam negeri maupun negara lainnya juga menambah optimisme pasar. Beberapa perusahaan farmasi bahkan sudah memasuki tahap akhir penelitian.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat. Sepanjang Agustus 2020, IHSG bergerak diatas 5.000. Pada akhir Agsutus IHSG berada level 5.238,5 atau menguat 1,7 persen dibandingkan posisi akhir bulan Juli.

5.006,2

5.371,5

4.800

4.900

5.000

5.100

5.200

5.300

5.4003

/8/2

02

0

4/8

/20

20

5/8

/20

20

6/8

/20

20

7/8

/20

20

10

/8/2

02

0

11

/8/2

02

0

12

/8/2

02

0

13

/8/2

02

0

14

/8/2

02

0

18

/8/2

02

0

19

/8/2

02

0

24

/8/2

02

0

25

/8/2

02

0

26

/8/2

02

0

27/8

/202

0

28

/8/2

02

0

31

/8/2

02

0

Pergerakan IHSG

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Page 4: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

Perkembangan nilai tukar Rupiah sepanjang bulan Agustus bergerak fluktuatif. Pada awal bulan, Rupiah tertekan hingga 14 Agustus 2020 mencapai Rp14.917 per USD. Setelah itu Rupiah kembali menguat secara perlahan dan ditutup sebesar Rp14.554 per USD atau menguat 0,7 persen (MtM). Namun, secara keseluruhan, nilai tukar Rupiah terdepresiasi 4,7 persen (YtD).

Posisi cadangan devisa pada bulan Agustus 2020 kembali meningkat menjadi USD137,0 miliar. Peningkatan tersebut sejalan dengan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Selain itu juga didukung peningkatan penerimaan pajak dan devisa migas. Posisi cadangan devisa pada bulan Agustus setara dengan pembiayaan 9,0 bulan impor dan pembayaran atas luar negeri pemerintah.

Kinerja ekspor Indonesia pada bulan Agustus 2020 turun 4,6 persen (MtM) menjadi USD13,1 miliar. Baik ekspsor migas maupun nonmigas turun yang disebabkan oleh turunnya beberapa komoditas. Ekspor hasil pertanian pada bulan Agustus turun 2,4 persen (MtM) karena beberapa komoditas seperti tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah, tembakau, kopi, dan mutiara budidaya. Industri pengolahan turun 4,9 persen (MtM) yang disebabkan oleh turunnya ekspor logam dasar mulia, minyak kelapa sawit, sepatu olahraga, dan kimia dasar organik. Komoditas pertambangan yang turun cukup besar yakni batu bara, disebabkan oleh penurunan harga. Ekspor pertambangan turun 0,3 persen (MtM).

Sementara itu, kinerja impor Indonesia pada bulan Agustus meningkat 2,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada impor barang konsumsi dan bahan baku masing-masing sebesar 7,3 dan 5,0 persen (MtM). Peningkatan impor barang konsusmsi didominasi oleh buah anggur, milk/cream in powder, dan raw sugar. Impor bahan baku tertinggi terjadi pada emas, non defatted soya-bean flour, besi baja, dan part of transmission aparatus untuk komunikasi. Sementara itu, impor barang modal turun 8,8 persen dibandingkan bulan Juli.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan pada bulan Agustus tahun 2020 surplus USD2,3 miliar. Surplus tersebut masih jauh lebih besar dibandingkan Agustus 2019. Neraca perdagangan Indoenesia dengan Amerika Serikat pada bulan Agustus surplus USD1,0 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan dengan Tiongkok masih defisit USD0,9 miliar.

14.917

14.554

14.300

14.400

14.500

14.600

14.700

14.800

14.900

15.000

3/8

/20

20

4/8

/20

20

5/8

/20

20

6/8

/20

20

7/8

/20

20

10/8

/202

0

11/8

/202

0

12/8

/202

0

13/8

/202

0

14/8

/202

0

18/8

/202

0

19/8

/202

0

24/8

/202

0

25/8

/202

0

26/8

/202

0

27/8

/202

0

28/8

/202

0

31/8

/202

0

Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD)

Sumber: Bank Indonesia

110

115

120

125

130

135

140

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020

Posisi Cadangan Devisa (USD miliar)

Sumber: Bank Indonesia

Page 5: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

Pergerakan inflasi terus menunjukkan perlambatan sejak bulan Mei 2020. Inflasi tahun kalender hingga Agustus sebesar 0,93 persen. Sepanjang tahun 2020 telah terjadi deflasi pada bulan Juli dan Agustus. Turunnya harga bahan makanan di berbagai daerah menjadi penyebab utama terjadinya deflasi pada bulan Agustus tahun 2020 sebesar 0,05 persen (MtM). Secara tahunan, inflasi sebesar 1,3 persen.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,9 persen (MtM). Komoditas yang memberi andil terhadap deflasi antara lain daging ayam ras, bawang merah, tomat, telur ayam ras, dan buah-buahan. Sementara itu, kenaikan harga minyak goreng dan rokok kretek filter menahan laju deflasi pada bulan Agustus 2020.

Kelomppok transportasi pada bulan Agustus juga mengalami deflasi sebesar 0,1 persen (MtM), yang disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara. Turunnya harga tiket pesawat terjadi di 25 kota IHK yang terbesar terjadi di Ternate.

Sejalan dengan aktivitas tahun ajaran baru, kelompok pendidikan terjadi inflasi 0,6 persen (MtM). Inflasi didominasi oleh kenaikan uang sekolah SD dan SMA serta uang kuliah. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 2,0 persen (MtM). Kenaikan harga komoditas yang

paling dominan adalah lonjakan harga emas yang terjadi di 90 kota IHK. Peningkatan harga emas secara year-to-date mencapai 35,2 persen.

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) pada bulan Agustus deflasi 0,1 persen. Kondisi ini merupakan deflasi ketiga sepanjang tahun berjalan. Deflasi terjadi pada sektor pertanian. Sementara sektor industri inflasi 0,2 persen (MtM). Inflasi IHPB sector konstruksi terjadi pada semua kelompok bangunan.

Harga Komoditas

Melemahnya nilai Dolar Amerika mendorong peningkatan harga-harga komoditas. Mayoritas komoditas internasional bergerak menguat pada bulan Agustus. Di tengah menguatnya harga komoditas energi, harga batu bara masih menunjukkan pelemahan. Sementara itu, harga komoditas pertanian dan logam secara umum mengalami penguatan.

Harga minyak kembali meningkat pada bulan Agustus. Kondisi ini ditopang oleh beberapa hal seperti dibukanya kembali aktivitas perekonomian yang mendorong peningkatan permintaan minyak. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan akan naik hingga triwulan IV tahun 2020. Selain itu, Tiongkok juga meningkatkan pembelian minyak mentah dari Amerika Serikat untuk memenuhi komitmen atas perjanjian perdagangan sebelumnya. Di sisi lain, badai di

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

02468

1012141618

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020N

erac

a P

erd

agan

gan

Neraca Perdagangan (USD miliar)

NERACA PERDAGANGAN EKSPOR TOTAL

IMPOR TOTAL

0

10

20

30

40

50

60

70

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020

Harga Minyak Mentah (USD/barel)

Dubai Brent WTI

Sumber: BPS

Sumber: Pink Sheet

Page 6: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

Teluk Meksiko juga mengurangi produksi minyak mentah.

Harga minyak rata-rata pada bulan Agustus meningkat menjadi USD43,4 per barel. Harga minyak mentah Brent meningkat 3,4 persen (MtM) menjadi USD44,3 per barel. Minyak mentah Dubai menjadi USD43,7 per barel. Sementara harga minyak mentah WTI meningkat 4,0 persen (MtM) menjadi USD42,4 per barel.

Harga komoditas batu bara melanjutkan pelemahan pada bulan Agustus yang masih dipengaruhi oleh turunnya permintaan batu bara internasional dari Tiongkok dan India. Lebih lanjut, Tiongkok berencana meningkatkan produksi batu bara domestik sekaligus mengurangi kebutuhan impor. Faktor lainnya, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Vietnam berencana menaikkan pajak atas impor batu bara. Selain itu, Korea Selatan dan Vietnam berencana melakukan decarbonize dengan menutup pembangkit listrik tenaga batu bara. Harga batu bara acuan turun dari USD51,6 per metrik ton pada Juli 2020 manjadi USD50,3 per metrik ton.

Harga gas alam pada bulan Agustus 2020 meningkat cukup tinggi, sebesar 31,8 persen (MtM) menjadi USD2,3 per mmbtu. Penguatan harga gas alam ditopang oleh optimisme pemuihan ekonomi global serta kemajuan pada vaksin Covid-19. Selain itu juga didorong oleh pemberian stimulus yang terus dilanjutkan.

Harga komoditas pertanian secara umum menguat pada bulan Agustus, hampir menyentuh level yang sama dengan harga sebelum pandemi. Harga minyak kelapa sawit (CPO) menguat 9,5 persen (MtM) menjadi USD760,3 per metrik ton, yang didorong oleh membaiknya permintaan CPO dari India dan Tiongkok. Permintaan ini diyakini mampu menjaga sentimen positif harga minyak sawit mentah hingga akhir tahun. Di sisi lain, produksi di Malaysia mengalami tekanan karena kendala tenaga kerja seiring dengan pandemi. Harga di tingkat petani domestik juga meningkat seiring meningkatnya permintaan terhadap minyak sawit domestik.

Peningkatan yang cukup tinggi juga terjadi pada harga kakao sebesar 11,5 persen (MtM). Hal tersebut terkait dengan turunnya pasokan kakao di pasar internasional. Salah satu penyebabnya adalah cuaca kering di Afrika Barat yang mengganggu produksi tanaman kakao. Selain itu, persediaan kakao di Nigeria juga menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya.

Harga karet melonjak 14,9 persen (MtM) menjadi USD1,7 per metrik ton seiring meingkatnya permintaan dari Tiongkok. Sejalan dengan hal tersebut, harga karet di Sumatera Selatan juga terdorong naik seiring dengan ekspor ke TIongkok dan Amerika Serikat. Beberapa pabrik ban telah

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020

Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam

Batu Bara, Australia (USD/mt)

Gas Alam, AS (USD/mmbtu)

0

200

400

600

800

1.000

0,0

5,0

10,0

15,0

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020

Perkembangan Harga Komoditas Pertanian

Kakao (USD/kg)

Kopi, Robusta (USD/kg)

Karet, SGP/MYS (USD/mt)

Udang, Meksiko (USD/kg)

Minyak Kelapa Sawit (USD/mt) (RHS)

Kedelai (USD/mt) (RHS)

Sumber: Pink Sheet

Sumber: Pink Sheet

Page 7: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

kembali beroperasi di beberapa negara didukung oleh pelonggaran lockdown.

Pergerakan harga berbagai komoditas logam industri pada bulan Agustus tahun 2020 mengalami peningkatan. Kenaikan ini didukung oleh permintaan nikel dan timah untuk pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle). Selain itu juga dipengaruhi asset aversion dari high risk menjadi safe haven dan kembalinya aktivitas bisnis pada negara importir terbesar.

Harga nikel meningkat 8,5 persen dibandingkan bulan Juli 2020. Sejalan dengan pengembangan kendaraan listrik oleh salah satu produsen mobil terbesar dunia, permintaan nikel sebagai bahan utama baterai kendaraan mendorong permintaan komoditas tersebut. Permintaan kendaraan elektrik di Eropa bahkan sudah melampaui suplainya. Di sisi lain, produksi nikel saat ini sedang mengalami penurunan. Kondisi ini mendorong harga nikel naik pada level USD14.537,8 per metrik ton.

Kondisi serupa terjadi pada komoditas timah. Dimana suplai global sedikit menurun sementara permintaan tengah mengalami perbaikan terutama dari Tiongkok. Perusahaan timah terbesar dunia, PT Timah, juga menurunkan produksinya pada tahun ini. Sebesar 95 persen total produksi timah di Indonesia diekspor

terutama ke Singapura, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Sejauh ini hanya manufaktur di Tiongkok yang sudah kembali beroperasi normal. Namun, peningkatan permintaannya sudah cukup meningkatkan harga timah dunia.

Lonjakan harga paling tinggi terjadi pada komoditas bijih besi yang meningkat 11,6 persen (MtM) menjadi USD121,1 per dmtu. Harga tersebut bahkan lebih tinggi 30,1 persen dibandingkan Agustus 2019. Tingginya impor bijih besi dari Tiongkok terjadi setelah pemerintah memberikan stimulus fiskal yang sebagian besar berakhir pada pembangunan infrastruktur. Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan produksi besi. Di sisi lain, produsen utama bijih besi dunia, Brazil, masih terganggu oleh tingginya kasus Covid-19 termasuk di daerah pertambangan. Namun, peningkatan harga ini diprediksi hanya sementara hingga aktivitas konstruksi selesai, paling tidak hingga tahun 2021.

Harga emas terus meningkat pada bulan Agustus 2020 sebesar 6,6 persen (MtM) menjadi USD1.968,6 per troy ons. Tingginya harga emas didorong oleh melemahnya Dolar AS dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset alternatif. Harga emas diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun 2020.

0

50

100

150

0

5.000

10.000

15.000

20.000

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020

Perkembangan Harga Logam

Tembaga (USD/mt)

Nikel (USD/mt)

Timah (Usd/mt)

Seng (USD/mt)

Bijih Besi, cfr spot (USD/dmtu) (RHS)Sumber: Pink Sheet

1.968,6

1050

1150

1250

1350

1450

1550

1650

1750

1850

1950

2050

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

2019 2020

Harga Emas (USD/troy ons)

Sumber: Pink Sheet

Page 8: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

Indikator Makro Inflasi Agustus 2020

Sumber: Badan Pusat Statistik

Neraca Perdagangan (USD miliar)

URAIAN 2019 2020

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

Neraca Perdagangan

0,09 -0,18 0,12 -1,40 -0,08 -0,64 2,51 0,72 -0,37 2,02 1,25 3,24 2,33

Migas -0,79 -0,76 -0,84 -1,09 -1,00 -1,18 -0,95 -0,96 -0,29 -0,01 -0,95 -0,25 -0,34

Nonmigas 0,88 0,60 1,01 -0,30 0,94 0,54 3,46 1,66 -0,08 2,10 1,36 3,52 2,67

Ekspor Total 14,28 14,10 14,93 13,95 14,45 13,63 14,06 14,09 12,16 10,45 12,01 13,70 13,07

Ekspor Migas 0,88 0,83 0,92 1,04 1,13 0,81 0,80 0,65 0,56 0,56 0,57 0,70 0,61

Ekspor Nonmigas 13,41 13,27 14,02 12,91 13,31 12,82 13,26 13,41 11,60 9,89 11,44 13,03 12,46

Impor Total 14,17 14,26 14,76 15,34 14,51 14,27 11,55 13,35 12,54 8,44 10,76 10,46 10,74

Impor Migas 1,63 1,59 1,76 2,13 2,13 1,99 1,75 1,61 0,85 0,66 0,68 0,96 0,95

Impor Nonmigas 12,54 12,67 13,00 13,21 12,37 12,28 9,80 11,75 11,68 7,78 10,08 9,51 9,79

Impor Menurut Gol. Barang

14,17 14,26 14,76 15,34 14,51 14,27 11,60 13,35 12,54 8,44 10,76 10,47 10,74

Barang Konsumsi 1,36 1,41 1,44 1,67 1,65 1,47 0,88 1,27 1,22 0,93 1,41 1,11 1,19

Bahan Baku 10,33 10,26 10,88 11,17 10,40 10,58 8,88 10,28 9,36 6,11 7,58 7,39 7,75

Barang Modal 2,48 2,59 2,44 2,50 2,45 2,23 1,83 1,80 1,96 1,39 1,77 1,97 1,79

Cadangan Devisa 126,4 124,3 126,7 126,6 129,2 131,7 130,4 121,0 127,9 130,5 131,7 135,1 137,0

Sumber: Badan Pusat Statistik

Andil Inflasi Inflasi MtM Inflasi YoY

Inflasi Umum -0,05 -0,05 1,32

Makanan, Minuman, dan Tembakau -0,22 -0,86 0,79

Pakaian dan Alas Kaki 0,00 0,07 1,14

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 0,01 0,02 0,64

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,01 0,08 1,55

Kesehatan 0,00 0,06 3,65

Transportasi -0,02 -0,14 -0,13

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,00 0,03 -0,24

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,00 0,05 1,16

Pendidikan 0,03 0,57 1,61

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,01 0,13 2,45

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,13 2,02 7,47

Inti 0,19 0,29 2,03

Harga Diatur Pemerintah 0,00 -0,02 1,03

Bergejolak -0,24 -1,44 -1,09

Komponen Energi 0,00 -0,01 -0,60

Komponen Bahan Makanan -0,23 -1,29 -0,85

Page 9: PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat.

DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020

Pertumbuhan Ekonomi

2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2

Produk Domestik Bruto (persen, YoY) 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97 -5,32

Konsumsi Rumah Tangga 5,1 5,0 5,2 5,0 5,0 2,8 -5,5

Konsumsi LNPRT 9,1 17,0 15,3 7,4 3,5 -5,1 -7,8

Konsumsi Pemerintah 4,8 5,2 8,2 1,0 0,5 3,8 -6,9

PMTB 6,6 5,0 4,6 4,2 4,1 1,7 -8,6

Ekspor Barang dan Jasa 6,6 -1,6 -1,7 0,1 -0,4 0,2 -11,7

Impor Barang dan Jasa 11,9 -7,5 -6,8 -8,3 -8,0 -2,2 -17,0

Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 2,3 1,8 5,3 3,1 4,3 0,0 2,2

Pertambangan dan Penggalian 14,0 2,3 -0,7 2,3 0,9 0,4 -2,7

Industri Pengolahan 3,2 3,9 3,5 4,1 3,7 2,1 -6,2

Listrik dan Gas 3,2 4,1 2,2 3,7 6,0 3,9 -5,5

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang 0,6 8,9 8,3 4,9 5,4 4,6 4,6

Konstruksi 4,4 5,9 5,7 5,6 5,8 2,9 -5,4

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 4,0 5,2 4,6 4,4 4,2 1,6 -7,6

Transportasi dan Pergudangan 1,4 5,5 5,9 6,7 7,6 1,3 -30,8

Akomodasi dan Makan Minum 0,9 5,9 5,5 5,4 6,4 1,9 -22,0

Informasi dan Komunikasi 1,7 9,1 9,6 9,2 9,7 9,8 10,9

Jasa Keuangan dan Asuransi 3,6 7,2 4,5 6,1 8,5 10,6 1,0

Real Estate 2,6 5,4 5,7 6,0 5,9 3,8 2,3

Jasa Perusahaan 3,2 10,4 9,9 10,2 10,5 5,4 -12,1

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,4 6,4 8,9 1,9 2,1 3,2 -3,2

Jasa Pendidikan 2,3 5,6 6,3 7,8 5,5 5,9 1,2

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,9 8,6 9,1 9,2 7,8 10,4 3,7

Jasa lainnya 3,0 10,0 10,7 10,7 10,8 7,1 -12,6

PDB Harga Berlaku (Rp Triliun) 14.838 3.784 3.964 4.067 4.019 3.923 3.687

Sumber: Badan Pusat Statistik