PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan...
Transcript of PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO...Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan dengan...
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
COVER
AGUSTUS
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
INFOGRAFIS
“Pada triwulan II tahun 2020, sebagian besar negara mengalami
kontraksi dan perlambatan ekonomi yang kian dalam, seiring
penerapan lockdown. Sementara itu, gelombang kedua Covid-19
mulai bermunculan di beberapa negara, seperti Vietnam dan Korea
Selatan. Kasus di Indonesia sendiri juga semakin tinggi sejalan
dengan pelonggaran PSBB. Kondisi saat ini masih memberi
tekanan pada ekonomi dan daya beli masyarakat. Pada bulan
Agustus 2020, kembali terjadi deflasi di Indonesia.”
ISU UTAMA
• Resesi di berbagai negara
• Gelombang kedua Covid-19
• Kembali terjadi deflasi
Neraca Perdagangan: surplus USD2,3
miliar
Cadangan Devisa: USD137,0 miliar
Nilai Tukar: Rp14.554/USD
Suku Bunga: 4,00%
Inflasi: 1,32% (YoY)
KOMODITAS ENERGI
Minyak Mentah: USD43,4/bbl ↑
Gas Alam: USD2,3/mmbtu ↑
Batu Bara: USD50,3/mt ↓
KOMODITAS PERTANIAN DAN
PERKEBUNAN
Minyak Kelapa Sawit: USD760,3/mt ↑
Kopi: USD1,6/kg ↑
Karet: USD1,7/kg ↑
KOMODITAS LOGAM DAN
MINERAL
Bijih Besi: USD121,1/dmtu ↑
Nikel: USD14.537,8/mt ↑
Emas: USD1.968,6/toz ↑
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
Perekonomian Global dan Domestik
Perkembangan jumlah wisatawan pada bulan Juli masih sangat rendah, yakni sebesar 159,8 ribu, sedikit lebih tinggi dari bulan Juni yang sebesar 158,3 ribu kunjungan. Sebagian besar kunjungan wisatawan mancanegara ditempuh melalui jalur darat dengan peningkatan tertinggi melalui Entikong yang mencapai 225,0 persen (MtM). Sementara yang menggunakan angkutan udara hanya sebesar 2,5 persen. Terjadi peningkatan kunjungan melalui bandara Soekarno Hatta sebesar 243,1 persen (MtM). Bandar udara Sam Ratulangi juga meningkat 159,6 persen (MtM). Sementara itu, melalui Bandar Udara Juanda mengalami penurunan 21,7 persen (MtM).
Sejalan dengan hal diatas, transportasi angkutan udara mulai kembali bergeliat. Pada bulan Juli 2020, jumlah penumpang penerbangan domestik sebanyak 1,5 juta orang, naik 135,7 persen dibandingkan bulan Juni. Penumpang angkutan kereta api juga mulai meningkat 12,2 juta orang. KCI menambah frekuensi perjalanan KRL diiringi dengan jam operasional yang telah kembali normal. Penumpang transportasi angkutan laut juga meningkat 29,6 persen (MtM). Peningkatan perjalanan juga didorong oleh momentum Idul Adha dimana masyarakat pulang ke kampung setelah menunda kepulangannya pada Idul Fitri.
Pelonggaran PSBB juga mendorong aktivitas wisata domestik termasuk akomodasi. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada bulan Juli meningkat menjadi 28,1 persen. Didorong oleh wisatawan domestik yang mulai mencari suasana baru setelah diam di rumah selama beberapa bulan. TPK tertinggi berada di DKI Jakarta sebesar 41,0 persen, disusul oleh Maluku, dan Lampung. Di sisi lain, TPK di daerah tujuan wisata masih rendah diantaranya Bali, Maluku Utara, dan Bangka Belitung. Rata-rata penghunian hotel bintang 5
paling rendah, hanya 23 persen. Sementara TPK hotel bintang 2 sebesar 30,9 persen.
Mobilitas penduduk pada bulan Agustus meningkat terutama di tempat belanja kebutuhan sehari-hari yang telah kembali seperti sebelum panemi. Mobilitas di tempat perdagangan retail dan rekreasi bergerak menuju normal meskipun masih dibawah baseline. Sementara itu, mobilitas di tempat transit masih rendah sejalan dengan kebijakan WFH yang masih diterapkan.
Meskipun perekonomian Indonesia pada triwulan II tahun 2020 terkontraksi, pasar masih optimis akan pemulihan ekonomi pada triwulan selanjutnya. Selain itu, kontraksi yang terjadi masih berada dalam perkiraan pasar sehingga tidak menimbulkan kepanikan. Penelitian vaksin Covid-19 dari dalam negeri maupun negara lainnya juga menambah optimisme pasar. Beberapa perusahaan farmasi bahkan sudah memasuki tahap akhir penelitian.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat. Sepanjang Agustus 2020, IHSG bergerak diatas 5.000. Pada akhir Agsutus IHSG berada level 5.238,5 atau menguat 1,7 persen dibandingkan posisi akhir bulan Juli.
5.006,2
5.371,5
4.800
4.900
5.000
5.100
5.200
5.300
5.4003
/8/2
02
0
4/8
/20
20
5/8
/20
20
6/8
/20
20
7/8
/20
20
10
/8/2
02
0
11
/8/2
02
0
12
/8/2
02
0
13
/8/2
02
0
14
/8/2
02
0
18
/8/2
02
0
19
/8/2
02
0
24
/8/2
02
0
25
/8/2
02
0
26
/8/2
02
0
27/8
/202
0
28
/8/2
02
0
31
/8/2
02
0
Pergerakan IHSG
Sumber: Bursa Efek Indonesia
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
Perkembangan nilai tukar Rupiah sepanjang bulan Agustus bergerak fluktuatif. Pada awal bulan, Rupiah tertekan hingga 14 Agustus 2020 mencapai Rp14.917 per USD. Setelah itu Rupiah kembali menguat secara perlahan dan ditutup sebesar Rp14.554 per USD atau menguat 0,7 persen (MtM). Namun, secara keseluruhan, nilai tukar Rupiah terdepresiasi 4,7 persen (YtD).
Posisi cadangan devisa pada bulan Agustus 2020 kembali meningkat menjadi USD137,0 miliar. Peningkatan tersebut sejalan dengan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Selain itu juga didukung peningkatan penerimaan pajak dan devisa migas. Posisi cadangan devisa pada bulan Agustus setara dengan pembiayaan 9,0 bulan impor dan pembayaran atas luar negeri pemerintah.
Kinerja ekspor Indonesia pada bulan Agustus 2020 turun 4,6 persen (MtM) menjadi USD13,1 miliar. Baik ekspsor migas maupun nonmigas turun yang disebabkan oleh turunnya beberapa komoditas. Ekspor hasil pertanian pada bulan Agustus turun 2,4 persen (MtM) karena beberapa komoditas seperti tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah, tembakau, kopi, dan mutiara budidaya. Industri pengolahan turun 4,9 persen (MtM) yang disebabkan oleh turunnya ekspor logam dasar mulia, minyak kelapa sawit, sepatu olahraga, dan kimia dasar organik. Komoditas pertambangan yang turun cukup besar yakni batu bara, disebabkan oleh penurunan harga. Ekspor pertambangan turun 0,3 persen (MtM).
Sementara itu, kinerja impor Indonesia pada bulan Agustus meningkat 2,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada impor barang konsumsi dan bahan baku masing-masing sebesar 7,3 dan 5,0 persen (MtM). Peningkatan impor barang konsusmsi didominasi oleh buah anggur, milk/cream in powder, dan raw sugar. Impor bahan baku tertinggi terjadi pada emas, non defatted soya-bean flour, besi baja, dan part of transmission aparatus untuk komunikasi. Sementara itu, impor barang modal turun 8,8 persen dibandingkan bulan Juli.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan pada bulan Agustus tahun 2020 surplus USD2,3 miliar. Surplus tersebut masih jauh lebih besar dibandingkan Agustus 2019. Neraca perdagangan Indoenesia dengan Amerika Serikat pada bulan Agustus surplus USD1,0 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan dengan Tiongkok masih defisit USD0,9 miliar.
14.917
14.554
14.300
14.400
14.500
14.600
14.700
14.800
14.900
15.000
3/8
/20
20
4/8
/20
20
5/8
/20
20
6/8
/20
20
7/8
/20
20
10/8
/202
0
11/8
/202
0
12/8
/202
0
13/8
/202
0
14/8
/202
0
18/8
/202
0
19/8
/202
0
24/8
/202
0
25/8
/202
0
26/8
/202
0
27/8
/202
0
28/8
/202
0
31/8
/202
0
Nilai Tukar Rupiah (Rp/USD)
Sumber: Bank Indonesia
110
115
120
125
130
135
140
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020
Posisi Cadangan Devisa (USD miliar)
Sumber: Bank Indonesia
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
Pergerakan inflasi terus menunjukkan perlambatan sejak bulan Mei 2020. Inflasi tahun kalender hingga Agustus sebesar 0,93 persen. Sepanjang tahun 2020 telah terjadi deflasi pada bulan Juli dan Agustus. Turunnya harga bahan makanan di berbagai daerah menjadi penyebab utama terjadinya deflasi pada bulan Agustus tahun 2020 sebesar 0,05 persen (MtM). Secara tahunan, inflasi sebesar 1,3 persen.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,9 persen (MtM). Komoditas yang memberi andil terhadap deflasi antara lain daging ayam ras, bawang merah, tomat, telur ayam ras, dan buah-buahan. Sementara itu, kenaikan harga minyak goreng dan rokok kretek filter menahan laju deflasi pada bulan Agustus 2020.
Kelomppok transportasi pada bulan Agustus juga mengalami deflasi sebesar 0,1 persen (MtM), yang disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara. Turunnya harga tiket pesawat terjadi di 25 kota IHK yang terbesar terjadi di Ternate.
Sejalan dengan aktivitas tahun ajaran baru, kelompok pendidikan terjadi inflasi 0,6 persen (MtM). Inflasi didominasi oleh kenaikan uang sekolah SD dan SMA serta uang kuliah. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 2,0 persen (MtM). Kenaikan harga komoditas yang
paling dominan adalah lonjakan harga emas yang terjadi di 90 kota IHK. Peningkatan harga emas secara year-to-date mencapai 35,2 persen.
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) pada bulan Agustus deflasi 0,1 persen. Kondisi ini merupakan deflasi ketiga sepanjang tahun berjalan. Deflasi terjadi pada sektor pertanian. Sementara sektor industri inflasi 0,2 persen (MtM). Inflasi IHPB sector konstruksi terjadi pada semua kelompok bangunan.
Harga Komoditas
Melemahnya nilai Dolar Amerika mendorong peningkatan harga-harga komoditas. Mayoritas komoditas internasional bergerak menguat pada bulan Agustus. Di tengah menguatnya harga komoditas energi, harga batu bara masih menunjukkan pelemahan. Sementara itu, harga komoditas pertanian dan logam secara umum mengalami penguatan.
Harga minyak kembali meningkat pada bulan Agustus. Kondisi ini ditopang oleh beberapa hal seperti dibukanya kembali aktivitas perekonomian yang mendorong peningkatan permintaan minyak. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan akan naik hingga triwulan IV tahun 2020. Selain itu, Tiongkok juga meningkatkan pembelian minyak mentah dari Amerika Serikat untuk memenuhi komitmen atas perjanjian perdagangan sebelumnya. Di sisi lain, badai di
-2,0
-1,0
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
02468
1012141618
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020N
erac
a P
erd
agan
gan
Neraca Perdagangan (USD miliar)
NERACA PERDAGANGAN EKSPOR TOTAL
IMPOR TOTAL
0
10
20
30
40
50
60
70
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020
Harga Minyak Mentah (USD/barel)
Dubai Brent WTI
Sumber: BPS
Sumber: Pink Sheet
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
Teluk Meksiko juga mengurangi produksi minyak mentah.
Harga minyak rata-rata pada bulan Agustus meningkat menjadi USD43,4 per barel. Harga minyak mentah Brent meningkat 3,4 persen (MtM) menjadi USD44,3 per barel. Minyak mentah Dubai menjadi USD43,7 per barel. Sementara harga minyak mentah WTI meningkat 4,0 persen (MtM) menjadi USD42,4 per barel.
Harga komoditas batu bara melanjutkan pelemahan pada bulan Agustus yang masih dipengaruhi oleh turunnya permintaan batu bara internasional dari Tiongkok dan India. Lebih lanjut, Tiongkok berencana meningkatkan produksi batu bara domestik sekaligus mengurangi kebutuhan impor. Faktor lainnya, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Vietnam berencana menaikkan pajak atas impor batu bara. Selain itu, Korea Selatan dan Vietnam berencana melakukan decarbonize dengan menutup pembangkit listrik tenaga batu bara. Harga batu bara acuan turun dari USD51,6 per metrik ton pada Juli 2020 manjadi USD50,3 per metrik ton.
Harga gas alam pada bulan Agustus 2020 meningkat cukup tinggi, sebesar 31,8 persen (MtM) menjadi USD2,3 per mmbtu. Penguatan harga gas alam ditopang oleh optimisme pemuihan ekonomi global serta kemajuan pada vaksin Covid-19. Selain itu juga didorong oleh pemberian stimulus yang terus dilanjutkan.
Harga komoditas pertanian secara umum menguat pada bulan Agustus, hampir menyentuh level yang sama dengan harga sebelum pandemi. Harga minyak kelapa sawit (CPO) menguat 9,5 persen (MtM) menjadi USD760,3 per metrik ton, yang didorong oleh membaiknya permintaan CPO dari India dan Tiongkok. Permintaan ini diyakini mampu menjaga sentimen positif harga minyak sawit mentah hingga akhir tahun. Di sisi lain, produksi di Malaysia mengalami tekanan karena kendala tenaga kerja seiring dengan pandemi. Harga di tingkat petani domestik juga meningkat seiring meningkatnya permintaan terhadap minyak sawit domestik.
Peningkatan yang cukup tinggi juga terjadi pada harga kakao sebesar 11,5 persen (MtM). Hal tersebut terkait dengan turunnya pasokan kakao di pasar internasional. Salah satu penyebabnya adalah cuaca kering di Afrika Barat yang mengganggu produksi tanaman kakao. Selain itu, persediaan kakao di Nigeria juga menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya.
Harga karet melonjak 14,9 persen (MtM) menjadi USD1,7 per metrik ton seiring meingkatnya permintaan dari Tiongkok. Sejalan dengan hal tersebut, harga karet di Sumatera Selatan juga terdorong naik seiring dengan ekspor ke TIongkok dan Amerika Serikat. Beberapa pabrik ban telah
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020
Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam
Batu Bara, Australia (USD/mt)
Gas Alam, AS (USD/mmbtu)
0
200
400
600
800
1.000
0,0
5,0
10,0
15,0
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020
Perkembangan Harga Komoditas Pertanian
Kakao (USD/kg)
Kopi, Robusta (USD/kg)
Karet, SGP/MYS (USD/mt)
Udang, Meksiko (USD/kg)
Minyak Kelapa Sawit (USD/mt) (RHS)
Kedelai (USD/mt) (RHS)
Sumber: Pink Sheet
Sumber: Pink Sheet
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
kembali beroperasi di beberapa negara didukung oleh pelonggaran lockdown.
Pergerakan harga berbagai komoditas logam industri pada bulan Agustus tahun 2020 mengalami peningkatan. Kenaikan ini didukung oleh permintaan nikel dan timah untuk pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle). Selain itu juga dipengaruhi asset aversion dari high risk menjadi safe haven dan kembalinya aktivitas bisnis pada negara importir terbesar.
Harga nikel meningkat 8,5 persen dibandingkan bulan Juli 2020. Sejalan dengan pengembangan kendaraan listrik oleh salah satu produsen mobil terbesar dunia, permintaan nikel sebagai bahan utama baterai kendaraan mendorong permintaan komoditas tersebut. Permintaan kendaraan elektrik di Eropa bahkan sudah melampaui suplainya. Di sisi lain, produksi nikel saat ini sedang mengalami penurunan. Kondisi ini mendorong harga nikel naik pada level USD14.537,8 per metrik ton.
Kondisi serupa terjadi pada komoditas timah. Dimana suplai global sedikit menurun sementara permintaan tengah mengalami perbaikan terutama dari Tiongkok. Perusahaan timah terbesar dunia, PT Timah, juga menurunkan produksinya pada tahun ini. Sebesar 95 persen total produksi timah di Indonesia diekspor
terutama ke Singapura, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Sejauh ini hanya manufaktur di Tiongkok yang sudah kembali beroperasi normal. Namun, peningkatan permintaannya sudah cukup meningkatkan harga timah dunia.
Lonjakan harga paling tinggi terjadi pada komoditas bijih besi yang meningkat 11,6 persen (MtM) menjadi USD121,1 per dmtu. Harga tersebut bahkan lebih tinggi 30,1 persen dibandingkan Agustus 2019. Tingginya impor bijih besi dari Tiongkok terjadi setelah pemerintah memberikan stimulus fiskal yang sebagian besar berakhir pada pembangunan infrastruktur. Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan produksi besi. Di sisi lain, produsen utama bijih besi dunia, Brazil, masih terganggu oleh tingginya kasus Covid-19 termasuk di daerah pertambangan. Namun, peningkatan harga ini diprediksi hanya sementara hingga aktivitas konstruksi selesai, paling tidak hingga tahun 2021.
Harga emas terus meningkat pada bulan Agustus 2020 sebesar 6,6 persen (MtM) menjadi USD1.968,6 per troy ons. Tingginya harga emas didorong oleh melemahnya Dolar AS dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset alternatif. Harga emas diprediksi akan terus meningkat hingga akhir tahun 2020.
0
50
100
150
0
5.000
10.000
15.000
20.000
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020
Perkembangan Harga Logam
Tembaga (USD/mt)
Nikel (USD/mt)
Timah (Usd/mt)
Seng (USD/mt)
Bijih Besi, cfr spot (USD/dmtu) (RHS)Sumber: Pink Sheet
1.968,6
1050
1150
1250
1350
1450
1550
1650
1750
1850
1950
2050
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2019 2020
Harga Emas (USD/troy ons)
Sumber: Pink Sheet
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
Indikator Makro Inflasi Agustus 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik
Neraca Perdagangan (USD miliar)
URAIAN 2019 2020
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
Neraca Perdagangan
0,09 -0,18 0,12 -1,40 -0,08 -0,64 2,51 0,72 -0,37 2,02 1,25 3,24 2,33
Migas -0,79 -0,76 -0,84 -1,09 -1,00 -1,18 -0,95 -0,96 -0,29 -0,01 -0,95 -0,25 -0,34
Nonmigas 0,88 0,60 1,01 -0,30 0,94 0,54 3,46 1,66 -0,08 2,10 1,36 3,52 2,67
Ekspor Total 14,28 14,10 14,93 13,95 14,45 13,63 14,06 14,09 12,16 10,45 12,01 13,70 13,07
Ekspor Migas 0,88 0,83 0,92 1,04 1,13 0,81 0,80 0,65 0,56 0,56 0,57 0,70 0,61
Ekspor Nonmigas 13,41 13,27 14,02 12,91 13,31 12,82 13,26 13,41 11,60 9,89 11,44 13,03 12,46
Impor Total 14,17 14,26 14,76 15,34 14,51 14,27 11,55 13,35 12,54 8,44 10,76 10,46 10,74
Impor Migas 1,63 1,59 1,76 2,13 2,13 1,99 1,75 1,61 0,85 0,66 0,68 0,96 0,95
Impor Nonmigas 12,54 12,67 13,00 13,21 12,37 12,28 9,80 11,75 11,68 7,78 10,08 9,51 9,79
Impor Menurut Gol. Barang
14,17 14,26 14,76 15,34 14,51 14,27 11,60 13,35 12,54 8,44 10,76 10,47 10,74
Barang Konsumsi 1,36 1,41 1,44 1,67 1,65 1,47 0,88 1,27 1,22 0,93 1,41 1,11 1,19
Bahan Baku 10,33 10,26 10,88 11,17 10,40 10,58 8,88 10,28 9,36 6,11 7,58 7,39 7,75
Barang Modal 2,48 2,59 2,44 2,50 2,45 2,23 1,83 1,80 1,96 1,39 1,77 1,97 1,79
Cadangan Devisa 126,4 124,3 126,7 126,6 129,2 131,7 130,4 121,0 127,9 130,5 131,7 135,1 137,0
Sumber: Badan Pusat Statistik
Andil Inflasi Inflasi MtM Inflasi YoY
Inflasi Umum -0,05 -0,05 1,32
Makanan, Minuman, dan Tembakau -0,22 -0,86 0,79
Pakaian dan Alas Kaki 0,00 0,07 1,14
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 0,01 0,02 0,64
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,01 0,08 1,55
Kesehatan 0,00 0,06 3,65
Transportasi -0,02 -0,14 -0,13
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,00 0,03 -0,24
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,00 0,05 1,16
Pendidikan 0,03 0,57 1,61
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,01 0,13 2,45
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,13 2,02 7,47
Inti 0,19 0,29 2,03
Harga Diatur Pemerintah 0,00 -0,02 1,03
Bergejolak -0,24 -1,44 -1,09
Komponen Energi 0,00 -0,01 -0,60
Komponen Bahan Makanan -0,23 -1,29 -0,85
DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO DAN ANALISIS STATISTIK
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Agustus 2020
Pertumbuhan Ekonomi
2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1 2020:2
Produk Domestik Bruto (persen, YoY) 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97 -5,32
Konsumsi Rumah Tangga 5,1 5,0 5,2 5,0 5,0 2,8 -5,5
Konsumsi LNPRT 9,1 17,0 15,3 7,4 3,5 -5,1 -7,8
Konsumsi Pemerintah 4,8 5,2 8,2 1,0 0,5 3,8 -6,9
PMTB 6,6 5,0 4,6 4,2 4,1 1,7 -8,6
Ekspor Barang dan Jasa 6,6 -1,6 -1,7 0,1 -0,4 0,2 -11,7
Impor Barang dan Jasa 11,9 -7,5 -6,8 -8,3 -8,0 -2,2 -17,0
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 2,3 1,8 5,3 3,1 4,3 0,0 2,2
Pertambangan dan Penggalian 14,0 2,3 -0,7 2,3 0,9 0,4 -2,7
Industri Pengolahan 3,2 3,9 3,5 4,1 3,7 2,1 -6,2
Listrik dan Gas 3,2 4,1 2,2 3,7 6,0 3,9 -5,5
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang 0,6 8,9 8,3 4,9 5,4 4,6 4,6
Konstruksi 4,4 5,9 5,7 5,6 5,8 2,9 -5,4
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 4,0 5,2 4,6 4,4 4,2 1,6 -7,6
Transportasi dan Pergudangan 1,4 5,5 5,9 6,7 7,6 1,3 -30,8
Akomodasi dan Makan Minum 0,9 5,9 5,5 5,4 6,4 1,9 -22,0
Informasi dan Komunikasi 1,7 9,1 9,6 9,2 9,7 9,8 10,9
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,6 7,2 4,5 6,1 8,5 10,6 1,0
Real Estate 2,6 5,4 5,7 6,0 5,9 3,8 2,3
Jasa Perusahaan 3,2 10,4 9,9 10,2 10,5 5,4 -12,1
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
1,4 6,4 8,9 1,9 2,1 3,2 -3,2
Jasa Pendidikan 2,3 5,6 6,3 7,8 5,5 5,9 1,2
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,9 8,6 9,1 9,2 7,8 10,4 3,7
Jasa lainnya 3,0 10,0 10,7 10,7 10,8 7,1 -12,6
PDB Harga Berlaku (Rp Triliun) 14.838 3.784 3.964 4.067 4.019 3.923 3.687
Sumber: Badan Pusat Statistik