as Pk.encep

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahka suatu ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Mendalami masalah kepemimpinan sebenarnya ada dua 1

Transcript of as Pk.encep

Page 1: as Pk.encep

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Literatur-

literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana

menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi

kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik. Suatu organisasi akan

berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu

ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab

atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahka suatu

ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi

yang terpenting. Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu

mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.

Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai

dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan

menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan

sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena

adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.

Mendalami masalah kepemimpinan sebenarnya ada dua pendapat yang saling tarik

menarik. Yaitu antara apakah pemimpin itu dilahirkan atau pemimpin itu dibentuk

dan ditempa. Pandangan pertama, berkisar pada pendapat bahwa seorang hanya

akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-

bakat kepemimpinan.

Sedangkan pandangan kedua, berkisar pada pendapat yang mengatakan

bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Sehingga

diantara para ahli muncul pendikotomian pandangan tentang asal usul pimpinan.

Paradigma ilmiah yang paling dapat dipertanggungjawabkan adalah yang terdapat

diantara kedua pandangan yang ekstrem itu.

1

Page 2: as Pk.encep

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Keberhasilan maupun kegagalan dari suatu organisasi, apakah perusahaan,

lembaga pemerintah, rumah sakit, ataupun organisasi sosial lainnya, akan selalu

dikaitkan dengan pemimpin dari organisasi dimaksud. Dengan kata lain,

kepemimpinan merupakan unsur kunci dalam menentukan efektivitas maupun

tingkat produktifitas suatu organisasi. Banyak definisi kepemimpinan yang

dikemukakan para ahli, beberapa diantarnya dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Ordway Tead (dalam Kartini Kartono, 1994:49

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2 . George R. Terry (dalam Kartini Kartono, 1994:49) Kepemimpinan adalah

kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai

tujuan-tujuan kelompok.

3. K. Hemphill (dalam M. Thoha, 1996:227)

Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertidak yang menghasilkan suatu

pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu

persoalan bersama.

4. Prof. Kimball Young (dalam Kartini Kartono, 1994:50)

Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang sanggup

mendorong atau mengajak orang lain unuk berbuat sesuatu, berdasarkan

akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus

yang tepat bagi situasi khusus.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa kepemimpinan

merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggeakkan, dan

mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan

kelompok dalam situasi tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas unsur-unsur yang ada pada

kepemimpinan menurut Hadari Nawawi (1995:15) adalah:

2

Page 3: as Pk.encep

1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin.

2. Adanya oang lain yang dipimpin.

3. Adanya kegiatan menggerakkan orang lain, yang dilakukan dengan

mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya.

4. Adanya tujuan yang hendak dicapai, baik yang dirumuskan secara sitematis

maupun bersifat sukarela.

5. Berlangsung berupa proses didalam kelompok atau organisasi, baik besar

maupun kecil, dengan banyak maupun sedikit orang yang dipimpin.

Untuk dapat mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan orang lain,

pemimpin membutuhkan kemampuan dan ketarampilan serta sifat-sifat yang

memadai untuk melaksanakan kegiatnnya. Sehubungan

dengan hal tersebut Ordway Tead (dalam Kartini Kartono, 1994:38)

mengemukakan kemampuan dan sifat pemimpin sebagai berikut:

1. Energi jasmani dan mental, yaitu pemimpin mempunyai daya tahan, keuletan,

kekuatan atau tenaga yang istimewa. Demikian juga didukung dengan semangat

juang, motivasi kerja, disiplin, dan kesabaran.

2. Kesadaran akan tujuan dan arah, yaitu pemimpin memiliki keyakinan yang teguh

akan kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan pemimpin tahu

persis kemana arah yang akan ditujunya dan memberi manfaat bagi dirinya dan

kelompok.

3. Antusiasme, yaitu pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai

membangkitkan, optimisme, dan semangat besar pada pribadi pemimpin

maupun anggota kelompok.

4. Keramahan dan kecintaan, yaitu kasih sayang dan dedikasi pemimpin bisa

menjadi tenaga penggerak yang positif untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang

menyenangkan bagi semua pihak. Sedangkan keramahan juga memberikan

pengaruh pemimpin dalam mencapai tujuan.

5. Integritas, yaitu dengan segala ketulusan hati dan kejujuran, pemimpin

memberikan ketauladanan, agar dia patuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya.

6. Penguasaan teknis, yaitu pemimpin harus memiliki satu atau beberapa

kemahiran teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk

memimpin kelompoknya.

3

Page 4: as Pk.encep

7. Ketegasan dalam mengambil keputusan, yaitu mengambil keputusan secara tepat,

tegas, dan cepat sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.

8. Kecerdasan, yaitu kemampuan pemimpin untu melihat dan mematuhi

dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang

krusial, dan cepat menemukan cara-cara penyelesaiannya dalam waktu yang

singkat.

9. Keterampilan mengajar, yaitu pemimpin harus mampu menuntun, mendidik,

mengarahkan, mendorong, dan menggerakkan anak buahnya atau anggotanya

untuk berbuat sesuatu.

10.Kepercayaan, yaitu bahwa para anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi

secara positif dan diarhkan pada sasaran-sasaran yang benar.

2.2 Ciri - ciri Pemimpin

Pemimpin merupakan orang yang diberi kepercayaan untuk memanage atau

mengatur sesuatu dengan penuh bijak serta tanggung jawab, ada ciri-ciri pemimpin

yang baik diantaranya :

* Integritas

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan akan

Anda lakukan. Integritas membuat Anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang

lain mengandalkan Anda. Integritas adalah penepatan janji-janji Anda. Satu hal yang

membuat sebagian besar orang enggan mengikuti Anda adalah bila mereka tak

sepenuhnya merasa yakin bahwa Anda akan membawa mereka kepada tujuan yang

Anda janjikan.

* Optimisme

Tak ada orang yang mau menjadi pengikut Anda bila Anda memandang suram

masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan

memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik

dan mereka dapat mencapai tempat itu.

* Menyukai perubahan

4

Page 5: as Pk.encep

Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan,

bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka

untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik

perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak

berubah, Anda takkan berkembang.

* Berani menghadapi resiko

Kebanyakan orang menghindari resiko. Padahal, kapan pun kita mencoba

sesuatu yang baru, kita harus siap menghadapi resiko. Keberanian untuk mengambil

resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin

menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka

mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang

lebih baik.

* Ulet

Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi

sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka

lalu mencanangkan motto, “Jika Anda gagal di langkah pertama, menyerahlah dan

lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan

pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan

selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.

* Katalistis

Pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang

lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zona kenyamanan

dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah,

antusiasme, dan tindakan para pengikut.

* Berdedikasi dan komit

Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan

komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang

5

Page 6: as Pk.encep

senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya

pencapaian tugas-tugas dan tujuan.

2.3 Sifat-sifat Pemimpin Luar Biasa

1. Integritas.

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang anda katakan akan

anda lakukan. Integritas membuat anda dapat dipercaya. Integritas membuat

orang lain mengandalkan anda. Integritas adalah penepatan janji-janji anda.Satu

hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti anda adalah bila

mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka

menuju ke tujuan yang anda janjikan. 

2. Optimisme.

Takkan ada orang yang mau mengikuti anda bila anda memandang suram masa

depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan

dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang

lebih baik, dan mereka dapat mencapai tempat itu.

3. Menyukai perubahan.

Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan,

bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih

suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya

kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikanny a dengan para pengikut

mereka. Jika anda tidak berubah, anda takkan tumbuh. 

4. Berani menghadapi resiko.

Kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita mengambil resiko. Keberanian

untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat

penting.Kebanyak orang menghindari resiko. Karena itu, mereka bukan

pemimpin. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik

resiko. Mereka mengkomunikasikanny a pada pengikut mereka dan melangkah

pada hari esok yang lebih baik. 

5. Ulet.

6

Page 7: as Pk.encep

Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi

sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal,

mereka lalu mencanangkan motto, "Jika anda gagal di langkah pertama,

sudahlah menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka

melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa

yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya.

Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.

6. Katalistis.

Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu

menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain

keluar dari zone kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka

mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para pengikut.

7. Berdedikasi/ komit.

Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan

komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang

senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya

pencapaian tugas-tugas dan tujuan.

2.4 Kopetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Pemimpin

Kompetensi yang harus di miliki manajer keperawatan telah dilaksanakan suatu

penelitian sebanyak 313 tenaga kesehatan di Australia (Harris & Belakley, 1995).

Kompetensi tersebut dikatagorikan menjadi 7, yaitu:

1) Kepemimpinan,

2) Pengambilan keputusan dan perencanaan,

3) Hubungan masyarakat/komunikasi,

4) Anggaran,

5) Pembangunan ,

6) Personaliti / perilaku, dan

7) Negosiasi.

7

Page 8: as Pk.encep

2.5 Gaya Kepemimpinan

Gaya di artikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri. Menurut

Follet (1940), gaya di definisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari si ahli

dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies (1970),

menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan perilaku

pemimpin itu sendiri.

A. Gaya kepemimpinan menurut Tannenbau dan Warrant H. Schnitdt

Menurut kedua ahli, gaya kepemimpinan dapat di jelaskan melalui dua titik ekstrim

yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan.

Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika

dibandingkan dengan kepentingan individu, maka pemimpin akan lebih otoriter, akan

tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan

partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.

B. Gaya kepeminpinan menurut Likert

Likert mengelompokan gaya kepemimnan dalam empat system yaitu:

1) Sistem Otoriter-eksplotatif

Pemimpin otoriter mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya,

memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang di

lakukan satu arah ke bawah(top-down).

2) Sistem Benevolent-Authoritative

Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu, memotivasi

bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan

komunikasi ke atas.

3) Sistem konsultatif

Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup besar. Pemimpin

menggunakan balasan (insetif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang

menggunakan ancaman atau hukuman.

4) Sistem partisipatif

8

Page 9: as Pk.encep

Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, selalu

memanfaatkan ide bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi

bawahan.

C. Gaya menurut teorix dan y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side

Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi

dapat di kelompokan dalan dua kutub utama yaitu sebagai teori x dan teori y. gaya

kepemimpinan dibedakan menjadi 4 macam yaitu:

1) Gaya kepemimpinan dictator

Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta

menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan teori

x

2) Gaya kepemimpinan autokratis

Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak

pernah di benarkan. Gaya ini merupakan pelaksanaan dari teori x

3) Gaya kepemimpinan demokratis

Ditemukan adanya peran dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan

yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini sesuai teori

y.

4) Gaya kepemimpinan santai

Peranan dari pemimpin hamper tidak terlihat karena segala keputusan

diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai teori y (Azwar,1996).

D. Gaya kepemimpinan menurut Robert House

Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan 4 gaya

kepemimpinan yaitu:

1) Directive

Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu

tugas

2) Supportive

9

Page 10: as Pk.encep

Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan berdikap ramah

terhadap bawahan.

3) Participative

Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan

saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.

4) Achievement oriented

Pemimpun merupakan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan

berusaha untuk mencapai tujuan dengan seoptimal mungkin (Sujak, 1990)

E. Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard

Ciri-ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard meliputi:

1) Instruksi

2) Konsultasi

3) Partisipasi

4) Delegasi

F. Gaya kepemimpinan menurut Ronald Lippits dan Rapiph K. White

Menurut Ronald Lippith dan rapiph K. White, terdapat 3 gaya kepemimpinan

yaitu: otoriter, demokrasi dan liberal yang mulai dikembangkan di Universitas Iowa.

G. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang

Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan

kekuasaan dibedakan menjadi 4 yaitu:

1) Otoriter

Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.

2) Demokratis

Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.

3) Parsipatif

Merupakan gabungan antara otokratik dan demokrasi, yaitu pemimpin yang

menyampaikan hasil analisa masalah dan kemudian mengusulkan tindakan

tersebut pada bawahannya.

4) Bebas Tindak

10

Page 11: as Pk.encep

Merupakan pimpinan offisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa

pengarahan, supervise dan koordinasi.

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya dan Efektivitas Kepemimpinan

Hasil studi Tannenbaum dan Schmid sebagaimana dikutip Kadarman, et.al.(1996)

menunjukkan bahwa gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh :

1. Diri Pemimpin.

Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin

sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya

kepemimpinan yang dipilihnya.

2. Ciri Atasan.

Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi

kepemimpinan manajer.

3. Ciri Bawahan.

Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas

kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat

menentukan pula caramanajer menentukan gaya kepemimpinannya.

4. Persyaratan Tugas.

Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya

kepemimpinan manajer.

5. Iklim Organisasi dan Kebijakan.

Ini akan mempengaruhi harapan dan prilaku anggota kelompok serta gaya

kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.

6. Perilaku dan Haapan Rekan.

Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala

pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi

efektivitas hasil kerja manajer.

2.7 Pendekatan Teori Kepemimpinan

Dalam upaya melaksanakan kepemimpinan yang efektif, selain memiliki

kemampuan dan keterampilan dalam kepemimpinan, seorang pemimpin sebaiknya

menentukan gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi anggota

11

Page 12: as Pk.encep

kelompok. Banyakstudi ilmiah yang dilakukan oleh banyak ahli

mengenaikepemimpinan, dan hasilnya berupa teori-teori tentang

kepemimpinan.Sehingga teori-teori yang muncul menunjukkan perbedaan.

MenurutKartini Kartono (1994:61) perbedaan-perbedaan tersebut antara lain dalam;

pendapat dan uraiannya, metodologinya, intepretasi yangdiberikan dan kesimpulan

yang ditarik.

Menurut M. Thoha (1994:250) mengungkapkan beberapa teorikepemimpinan yaitu:

1. Teori Sifat ( Trait Theory)

Pada pendekatan teori sifat, analisa ilmiah tentang kepemimpinan dimulai

denganmemusatkan perhatiannya pada pemimpin itu sendiri. Yaitu apakah sifat-siftat

yang membuat seseorang itu sebagai pemimpin. Dalam teori sifat, penekanan lebih

padasifat-sifat umum yang dimilki pemimpin, yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir.

Teori ini mendapat kritikan dari aliran perilaku yang menyatakan bahwa pemimpin

dapat dicapai lewat pendidikan dan pengalaman.Sehubungan dengan hal tersebut ,

Keith Davis (dalam Kartini Kartono, 1994:251) merumuskan empat sifat umum yang

nampaknya mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan efektifitas kepemimpinan

yaitu:

a. Kecerdasan, hasil penelitian pada umunya membuktikan bahwa pemimpin

mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

dipimpin.

b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, pemimpincenderung menjadi matang

dan mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. Dia

mempunyai keinginan menghargai dan dihargai.

c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara relatif mempunyai

dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja berusaha

mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan dengan ekstrinsik.

d. Sikap dan hub ungan kemanusiaan, pemimpin-pemimpin yang berhasil mau

mengakui harga diri dan kekuatan para pengikutnya dan mampu berpihak

kepadanya.

12

Page 13: as Pk.encep

2. Teori Situasional dan Model Kontingensi.

Dalam model kontingensi memfokuskan pentingnya situasi dalam menetapkan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Sehingga model tersebut

berdasarkan kepada situasi untuk efektifitas kepemimpinan. Menurut Fread Fiedler,

kepemimpinan yang berhasil bergantung kepada penerapan gaya kepemimpinan

terhadap situasi tertentu. Sehingga suatu gaya kepemimpinan akan efektif pabila gaya

kepemimpinan tersebut digunakan dalam situasi yang tepat. Sehubungan dengan hal

tersebut Fiedler (dalam Abi Sujak, 1990:10) mengelompokkan gaya kepemimpinan

sebagai berikut:

a. Gaya kepemipinan yang berorientasi pada orang (hubungan).\

Dalam gaya ini pemimpin akan mendapatkan kepuasan apabila terjadi hubungan

yang mapan diantara sesama anggota kelompok dalam suatu pekerjaan.

Pemimpin menekankan hubungan pemimpin degan bwahan atau anggota

sebagai teman sekerja.

b. Gaya kepemimpinan yang beroreitasi pada tugas.

Dalam gaya ini pemimpin akan merasa puas apabila mampu menyelesaikan

tugas-tugas yang ada padanya. Sehingga tidak memperhatikan hubungan yang

harmonis dengan bawahan atau anggota, tetapi lebih berorentasi pada

pelaksanaan tugas sebagai prioritas yang utama.

3. Teori Jalan Kecil-Tujuan (Paht-Goal Theory)

Dalam teori Jalan Kecil-Tujuan berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku

pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahan atau

angotanya. Berdasarkan hal tersebut, House (dalam M. Thoha, 1996:259) dalam

Path-Goal Thery memasukkan empat gaya utama kepemimpinan sebagai berikut:

a. Kepemimpinan direktif.

13

Page 14: as Pk.encep

Gaya ini menganggap bawahan tahu senyatanya apa yang diharpkan dari

pimpinan dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pimpinan. Dalam model

ini tidak ada partisipasi dari bawahan atau anggota.

b. Kepemimpinan yang mendukung.

Gaya ini pemimpin mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat,

mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap

bawahan atau anggotanya.

c. Kepemimpinan partisipatif.

Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha meminta danmempergunakan

saran-saran dari para bawahannya. Namunpengambilan keputusan masih tetap

berada padanya.

d. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.

Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuanyang menantang para

bawahannya untuk berprestasi.Demikian juga pemimpin memberikan keyakinan

kepadamereka mampu melaksnakan tugas pekerjaan mencapaitujuan secara baik.

4. Teori X dan Teori Y - Douglas Mc Gregor

Pada tahun 1950, Douglas McGregor (1906-1964), seorang psikolog yang

mengajar di MIT dan menjabat sebagai presiden Antioch College 1.948-1.954,

mengkritik baik klasik dan hubungan manusia tidak memadai untuk sekolah sebagai

kenyataan di tempat kerja. Dia percaya bahwa asumsi yang mendasari kedua sekolah

mewakili pandangan negatif tentang sifat manusia dan pendekatan lain yang

berdasarkan manajemen yang sama sekali berbeda serangkaian asumsi yang diperlukan.

McGregor meletakkan ide-idenya dalam buku klasiknya 1957 artikel berjudul "The

Human Side of Enterprise" dan buku tahun 1960 dengan nama yang sama, di mana ia

memperkenalkan apa yang kemudian disebut humanisme baru. McGregor menyatakan

bahwa pendekatan konvensional untuk mengelola didasarkan pada tiga proposisi utama,

yang disebut Teori X:

14

Page 15: as Pk.encep

1. Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha

produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-dalam kepentingan ekonomi

berakhir.

2. Menghormati orang lain, ini adalah proses mengarahkan usaha mereka,

memotivasi mereka, mengendalikan tindakan mereka, dan memodifikasi

perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

3. Tanpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan pasif-bahkan resisten-untuk

kebutuhan organisasi. Oleh karena itu mereka harus dibujuk, dihargai,

dihukum, dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus diarahkan.Tugas

manajemen yang demikian hanya menyelesaikan sesuatu

Menurut McGregor organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam

pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X dan

Theori Y. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka

diperintah, dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan

atas segalanya. Lebih lanjut menurut asumís teori X dari McGregor ini bahwa orang-

orang ini pada hakekatnya adalah:

1. Tidak menyukai bekerja

2. Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih

menyukai diarahkan atau diperintah

3. Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-

masalahorganisasi.

4. Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

5. Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi.

Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan

alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini menyatakan bahwa

orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang

diduga oleh teori X. Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia

seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan

diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk

bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,

kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja.

Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.

15

Page 16: as Pk.encep

Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan

lepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik

dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jira keadaan

sama-sama menyenangkan.

2. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam

rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan

organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.

4. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan

aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan

keamanan.

5. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jira dimotivasi

secara tepat.

16

Page 17: as Pk.encep

BAB III

KESIMPULAN

A.    KESIMPULAN

               Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan

untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan

kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk

mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang

harus dilaksanakan.

Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi,

Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan

demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut

bakat.Disamping tipe-tipe kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang

mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin meliputi ; kepribadian

(personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan

kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-

faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan

aktivitasnya. 

Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-

kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang

realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-

apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya

merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami

akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik

dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa

aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam

rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

17

Page 18: as Pk.encep

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini, (1994), Pemimpin dan Kepemimpinan, PT.Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Nawawi, Hadari, (1995), Kepemimpinan yang Efektif, GajahMada Unisity Press,

Yogyakarta.

Thoha, Miftah, (1996), Perilaku Organisasi, PT. Raja ErfindoPersada, Jakarta.

www.Google.com

18

Page 19: as Pk.encep

19