Rabu o 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15 18 19 20 22 23 24 25 26...

Post on 06-Jul-2018

523 views 5 download

Transcript of Rabu o 2 3 4 5 10 11 12 13 14 15 18 19 20 22 23 24 25 26...

KOMPAS• Sabtuo Selasa o Rabu o Kamis o Jumat

2 3 4 5 6 7 8 9 10 1118 19 20 ® 22 23 24 25 26

OPeb oMar OApr OMei OJun OJul eAgsi»"G<>W>lll<· ••>row"G",ZlJRJ::Wi*"Mili!·.~~,J11i2J4

12 13 14 1527 28 29 30----~. ~----~~----=-----o Sep 0 Okt 0 Nov,""••,._,",,,~",,,,~.,,,,,,,,,..,..,.,,,,,,,,,=""""'ii!III'"

CERITA ILATDANRO SUNDA·KINIJ \I)1 \Ri\·"VGi .. / /..... .Ar .... 1" ..... _ ... _J

Ketika duduk di kelas IV atau V so, penulis mulai mengenal bukucerita silat dan roman bahasa Sunda, terutama cerita silat Si Bun-tung Jago Tutugan (40 jilid) dan Djaka Santang (40 jilid). Keduanyakarya S Sukandar dan diterbitkan Tjaringin, Bandung, 1970. Ceritakeduanya terpusat di kawasan Samarang, Garut.

OLEH ELVINARO ARDIANTO

arya S Sukandar yang berju-dul Waliwis Bodas (45 jilid),terbitan Tjaringin, Bandung,1969, bercerita tentang perla-wanan rakyat Sunda terhadap

penjajahan Belanda, yang mengambil lo-kasi di daerah Karawang. Karya S Sukan-dar yang lain berjudul Gumilar (24 jilid),Kudjang Pusaka (36 jilid), dan Si WesiKuning(42 Jilid),juga terbitan Tjaringin,1970.

Pengarang lain adalah Entang Sumar-na, dengan karya berjudul Si KengkongTi Guha Racun (8jilid), Rusiah Radja Pati(9 jilid), terbitan Laksana, Bandung,1970. Pengarang RAKosasih menulis ko-mik Mashabrata, terbitan Melodie, Ban-dung.

Seorang penjual buku cerita romandan silat Sunda melalui internet, yakniJohan di Bandung, mengatakan, satu pa-ket Si Buntung Jago Tutugan senilai Rp1,5juta. Buku cerita silat dan roman Sun-da ini sempat naik daun awal1980-an ka-rena beberapa radio swasta di Bandungmenyiarkannya setiap hari. Presenter ce-rita Sunda saat itu adalah Rachmat Di-prajadanAbahKabayan.

Banyak sekali keluarga di Bandung,selepas maghrib, mengakses radio untukmendengarkan cerita silat dan romanSunda. Seingat penulis, dua penyiar distudio radio berbeda itulah yang memba-wakan cerita Sunda itu. Rachmat Dipra-dja melalui studio radionya lebih banyakmemperdengarkan cerita roman Sunda,sedangkan Abah Kabayan dengan studioradionya banyak menyajikan cerita silatSunda. Ketika itu media televisi hanya

TVRI milik pemerintah. Belum ada siar-an televisi swasta nasional dan televisi 10-kal komersial seperti sekarang ini.

Kini cerita roman dan silat Sunda itumenjadi barang antik. Generasi yang la-hir akhir 1980-an sampai 2000-an tidakpernah lagi teterpa cerita silat dan romanSunda yang memiliki filsafat tinggi untukmenjadi pedoman hidup masyarakat ditengah krisis dunia dan lokal.

Apakah Pemerintah Provinsi Jawa Ba-rat tidak lebih baik mulai memikirkanmenerbitkannya kembali, dengan ke-masan khusus, misalnya disertai ilustrasiyang menarik, dan kemudian menghi-bahkannya kepada sekolah-sekolah da-saruntukmenjadi bacaan wajib pada pel-, ajaran Bahasa Sunda. Buku-buku ini sa-ngat sederhana karena hanya dalam ben-tuk stensilan. Sampul buku hanya me-nampilkan ilustrasi. Bila dicetak lagi,ilustrasi bisa ditambah pada tubuh ceritasilat Sunda itu.

Mudah-mudahan para inohongdi pe-merintah tergerak menjadikannya ko-leksi perpustakaan sekolah, dengan me-milahnya untuk SD, SMP, dan SMA Se-karangjumlah tayangan produk impor ditelevisi lebih banyak dibandingkan de-ngan tayangan produk lokal, yang lebihbenuansa filosofis dengan konteks buda-ya lokal atau daerah.

Suri teladanCerita Si Buntung Jago Tutugan

memberikan pelajaran bagi masyarakattentang suri teladan jawara (pendekar)yang meski pergelangan tangannya bun-tung, ia selalu membela kebenaran dan

Kliping Humas Unpad 2010

II(memberantas kejahatan sehingga sangpemimpinpenjahatyangsangattan ,Bahrowi, harus bertekuk lutut kepadapendekar Andi, nama dari Si Buntung Ja-go Tutugan. Banyak muatan filosofisyang dapat menjadi pelajaran bagi 0 angtua, pemuda, dan anak-anak, Sifat yangbisa ditiru dari seorang pendekar i ahpekerja keras, cerdas, peduli terhadaplingkungan sekitar, selalu membela yanglemah, dan mengajari hal-hal lain tukmenjaga lingkungan fisik dan sosial.

Lain halnya dengan Waliwis B tfasyang mengambillokasi cerita di kaw anKarawang. Cerita Waliwis Bodas, 'tuselain tentang seorang jago silat ataupendekar Sunda, juga dikaitkan denganzaman penjajahan Belanda. Dari ceritaini masyarakat dapat memetik pelajarantentang banyaknya orang Indonesia yangmenjadi pengkhianat bangsa. Merekabergabung dengan orang Belanda untukmenghancurkan perlawanan bangsa In-donesia terhadap penjajah Belanda.

Sikap dan perilaku pengkhianat seba-gai petbuatan keji dan memakan tulangkawan sendiri tentu tidak perlu ditiru.Mereka yang berkhianat umumnya be-kerja di kemiliteran zaman penjajahanBelanda. Kebanyakan hanya sampaipangkat upas (setara dengan pangkatprajurit). Dalam buku itu dikenal nama-nama Upas Santa, Upas Juned, Upas Ba-sar, dan lainnya

Buku cerita silat Sunda ini merupakansebuah karya sastra gemilang yang ber-nuansa sejarah. Ceritanya memang fiksi,tetapi mengandung nilai sejarah. .nya, walaupun Si Buntung Jago Tutuganhanya sebuah fiksi, ia memberikan nuan-sa sejarah bahwa itu seolah terjadi di ka-wasan Samarang, Garut. Nilai- nilai so ialdan budaya Garut muncul sebagai nilaisejarah yang memiliki arti pada zamansekarang.

Cerita Waliwis Bodas juga sebuah fik-si, tetapi nuansa sejarahnya jelas b wahal itu terjadi pada zaman penjajahanlanda, Para pendekar itu ternyata ib atseorang pahlawan yang sebenarnya in .mengusir penjajah. Narnun, karena p r-

lawanannya bersifat lokal dan ada peng-khianat bangsa, perjuangan mereka sela-lu dapat dipatahkan kaum penjajah.

Mudah-mudahan ada kemauan poli-tik dari Pemprov Jabar dan Banten un-tuk membeli buku -buku itu dari kolektorbarang antik dan meminta izin denganmembayar royalti kepada penulisnyaatau ahli warisnya. Buku tersebut nanti-nya diterbitkan kembali dan menjadi ba-caan wajib pelajar di Tatar Sunda,

Anak-anak sekarang lebih mengenalDoraemon, Naruto, dan lainnya (ceritakartun Jepang) daripada mengenal Pra-bu Siliwangi, Kian Santang (anak PrabuSiliwangi yang masuk Islam), dan Sang-kuriang (cerita legenda GunungTangku-banparahu). Apalagi, anak-anak zamansekarang tidak mengenal pahlawan daribukusilatSund~sepertiSiBuntungJagoTutugan, Djaka Santang, Waliwis Bodas,RuyungKawaung, dan Gumilar.

Semoga penerbitan kembali buku ce-rita itu menjadi kenyataan untuk meng-hargai nilai sosial dan budaya Sunda dimasa globalisasi dan lokal.

ELVINARO ARDIANTODosen

Mata Kuliah Filsafat danEtikaKomunikasi

Jurusan Ilmu HumasFik..Q!]lJlPPfld