o Rabu Kamis • Jumat o 2 3 12 13 14 15 16 18 19 27 28 29...

2
~ihunJabar o Senin o Sabtu 0 Minggu o Selasa 0 Rabu 0 Kamis Jumat 23 18 19 OJan OPeb 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 OSep OOkt eNov ODes PAHLAWAN SOSIAL podium DALAM konteks kekininan, konsep kepahlawan tarn- paknya harus mengalami rekonstruksi makna, seiring dengan berbagai fenomena masyarakat yangsemakin hari semakin tak menentu karena minimnya jarninan sosial. Kendatipun masih terdapat "pahlawan sosial" yang sangat idealis dan berkarakter sangat luar biasa, karena bekerja tanpa pamrih, kecuali pengabdian dan amal ibadah semata. Musuh utama pembangunan masyarakat adalah kemis- kinan dan kebodohan laten yang sistemik, karena kealfaan negara (pemerintah) yang memarjinalkan rakyat dalam konsep pembangunan. Banyak kisash-kisah "kepahlawanan sosial" dalam kehidupan sehari-hari yang teramat menarik dan menyentuh rasa kemanusiaan siapapun, kecuali para elite birokrasi yang selama ini dengan sengaja (tentu dengan berbagai alasan) belum mampu memenuhi hak-hak mereka sebagai rakyat untuk menikmati kesejahteraan dan kehidupan yang layak sebagai manusia yang normal, apalagi mengatasnamakan sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka. Nilai-nilai kepahlawanan seyogianya dirnaknai dan direkonstruksi sesuai situasi masyarakat yang semakin hari semakin sulit untuk bisa mengenyam arti kemer- dekaan yang sesungguhnya. Merdeka dari kemiskinan, pengangguran dan kebo- dohan telah digaungkan dan ditorehkan oleh para founding father dalam bentuk UUD 1945dan Pancasila. Kisah para pahlawan sosial sebenamya akan selalu ada dan abadi, namun menjadi tak memiliki pengaruh apapun bagi negara, karena nihil moralitas, tanggung jawab serta salah urusnya elite birokrasi (pemerintah) dalam mengemban ama- nahnya. Negara seolah milik segelintir para elite penguasa, politisi dan pengusaha yang telah berkolaborasi dengan apik dan sistematis. Maka telah lahir fenomena keterpu- rukan pada berbagai dirnensi kehidupan yang luar biasa. Relevansi dengan UU BP}S Tak ada kata terlambat SUWANDI SUMARTIAS Pengajar Komunikasi Politik dan Ketua Jurusan Humas di Fikom Unpad untuk berbuat baik, itulah kiranya yang bisa diung- kapkan untuk menyambut lahirnya UU BPJS(Badan Penyelenggara [aminan Sosial). Setelah 66 tahun sejak merdeka, baru saat ini para elite negeri tersadarkan akan pentingnya negara untuk melindungi rakyat yang selarna ini selalu dipinggirkan dan diskrirninatif. Kini rakyat boleh berharap dan menunggu bukti nyata, bahwa negara sesuai amanat UUD 1945dan Pancasila telah bemiat serius .untuk peduli dan bertanggung jawab pada rakyat. Setelah hampir satu tahun dibahas di DPR, akhimya Undang- Undang Badan Penyeleng- gara [arninan Sosial (BPJS) yang telah disyahkan DPR pada [um'at 28 Oktober 2011.UU BPJSini lahir sebagai bentuk nyata perhatian negara dalam upaya memberikan perlin- dungan hukum tentang jarninan sosial bagi rakyat. Kehadiran undang-undang ini merupakan amanat Pasal ' 28H Ayat (3) dan 34 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang . dalam irnplementasinya masih banyak kelemahan. Terlepas dari pro-kontra . akan lahimya UU BPJS, jika dibandingkan dengan UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jarninan Sosial Nasional (SJSN)yang menaungi 4 BUMN, jelas bahwa UU BPJS bukanlah badan yang berorientasi profit, tetapi ~ebagai bentuk dan. ~ggung jawab negara yang mgm melindungi dan menjarnin kesejahteraan dan kesehatan bagi rakyatnya, khususnya mereka yang selama ini tergolong kurang beruntung, selalu dirnarjinalisasi dan mendapat tindakan diskrimi- natif dalam mendapatkan hak dan kesempatannya. Dan dalam konteks ini, Kllplng Humas Onpad 2011 T

Transcript of o Rabu Kamis • Jumat o 2 3 12 13 14 15 16 18 19 27 28 29...

Page 1: o Rabu Kamis • Jumat o 2 3 12 13 14 15 16 18 19 27 28 29 ...pustaka.unpad.ac.id/.../2011/11/tribunjabar-20111111-pahlawansosia… · dan apatis terhadap berbagai praktik diskrirninatif

~ihunJabaro Senin o Sabtu 0 Mingguo Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat

2 318 19

OJan OPeb

12 13 14 15 1627 28 29 30 31

OSep OOkt eNov ODes

PAHLAWAN SOSIALpodiumDALAM konteks kekininan,

konsep kepahlawan tarn-paknya harus mengalamirekonstruksi makna, seiringdengan berbagai fenomenamasyarakat yangsemakinhari semakin tak menentukarena minimnya jarninansosial. Kendatipun masihterdapat "pahlawan sosial"yang sangat idealis danberkarakter sangat luarbiasa, karena bekerja tanpapamrih, kecuali pengabdiandan amal ibadah semata.Musuh utama pembangunanmasyarakat adalah kemis-kinan dan kebodohan latenyang sistemik, karenakealfaan negara (pemerintah)yang memarjinalkan rakyatdalam konsep pembangunan.Banyak kisash-kisah

"kepahlawanan sosial" dalamkehidupan sehari-hari yangteramat menarik danmenyentuh rasa kemanusiaansiapapun, kecuali para elitebirokrasi yang selama inidengan sengaja (tentu denganberbagai alasan) belummampu memenuhi hak-hakmereka sebagai rakyat untukmenikmati kesejahteraan dankehidupan yang layak sebagaimanusia yang normal, apalagimengatasnamakan sebagaibangsa yang berdaulat danmerdeka.Nilai-nilai kepahlawanan

seyogianya dirnaknai dandirekonstruksi sesuai situasimasyarakat yang semakinhari semakin sulit untuk bisamengenyam arti kemer-dekaan yang sesungguhnya.Merdeka dari kemiskinan,pengangguran dan kebo-dohan telah digaungkan danditorehkan oleh parafounding father dalam bentukUUD 1945 dan Pancasila.Kisah para pahlawan sosial

sebenamya akan selalu adadan abadi, namun menjaditak memiliki pengaruhapapun bagi negara, karenanihil moralitas, tanggungjawab serta salah urusnyaelite birokrasi (pemerintah)dalam mengemban ama-nahnya. Negara seolah miliksegelintir para elite penguasa,politisi dan pengusaha yangtelah berkolaborasi denganapik dan sistematis. Makatelah lahir fenomena keterpu-rukan pada berbagai dirnensikehidupan yang luar biasa.

Relevansi dengan UUBP}S

Tak ada kata terlambat

SUWANDI SUMARTIASPengajar KomunikasiPolitik dan KetuaJurusan Humas di FikomUnpad

untuk berbuat baik, itulahkiranya yang bisa diung-kapkan untuk menyambutlahirnya UU BPJS(BadanPenyelenggara [aminanSosial). Setelah 66 tahun sejakmerdeka, baru saat ini paraelite negeri tersadarkan akanpentingnya negara untukmelindungi rakyat yangselarna ini selalu dipinggirkandan diskrirninatif.Kini rakyat boleh berharap

dan menunggu bukti nyata,bahwa negara sesuai amanatUUD 1945 dan Pancasilatelah bemiat serius .untukpeduli dan bertanggungjawab pada rakyat. Setelahhampir satu tahun dibahas diDPR, akhimya Undang-Undang Badan Penyeleng-gara [arninan Sosial (BPJS)yang telah disyahkan DPRpada [um'at 28 Oktober2011.UU BPJSini lahirsebagai bentuk nyataperhatian negara dalamupaya memberikan perlin-dungan hukum tentangjarninan sosial bagi rakyat.Kehadiran undang-undangini merupakan amanat Pasal '28H Ayat (3) dan 34 Ayat (2)Undang-Undang Dasar 1945serta Undang-UndangNomor 40 Tahun 2004tentang Sistem JaminanSosial Nasional (SJSN), yang. dalam irnplementasinyamasih banyak kelemahan.Terlepas dari pro-kontra .

akan lahimya UU BPJS, jikadibandingkan dengan UU No40 Tahun 2004 tentang SistemJarninan Sosial Nasional(SJSN) yang menaungi 4BUMN, jelas bahwa UU BPJSbukanlah badan yangberorientasi profit, tetapi~ebagai bentuk dan. ~ggungjawab negara yang mgmmelindungi dan menjarninkesejahteraan dan kesehatanbagi rakyatnya, khususnyamereka yang selama initergolong kurang beruntung,selalu dirnarjinalisasi danmendapat tindakan diskrimi-natif dalam mendapatkanhak dan kesempatannya.Dan dalam konteks ini,

Kllplng Humas Onpad 2011

T

Page 2: o Rabu Kamis • Jumat o 2 3 12 13 14 15 16 18 19 27 28 29 ...pustaka.unpad.ac.id/.../2011/11/tribunjabar-20111111-pahlawansosia… · dan apatis terhadap berbagai praktik diskrirninatif

tentu semua pihak,khususnya parapengambil kebijak-an di tingkatbirokrasi pemerin-tah, pengusaha danpekerja dituntutkesadaran yangtinggi untukbersama-sama

mengawal dan mewujudkanniat baik pemerintah(negara). BPJSKesehatanberasal dari PT Askes(Persero) dan BPJSKetena-gakerjaan dari PT Jamsostek(Persero), yang akanberubah bentuk dariperseroan terbatas menjadibadan hukum publik yangmengelola dana amanat.BPJSKesehatan akanmenjalankan jaminankesehatan yang berasal dariprogram jaminan kesehatan

kan representasi darifenomena gunung es daripersoalan keseharianmasyarakat sebagai manusiayang martabat dan berdau-lat, karena kealfaan negarayang nihil komitmen padarakyatnya. Di tengah-tengah reputasi negatifterhadap keseriusan pene-gakan kepastian hukumakibat berbagai pelanggaranyang dilakukan para elitebirokrasi dan politisi,munculnya VU BPJStentutidak hanya disambutoptimisme rakyat yangsudah merasa kewalahandan apatis terhadap berbagaipraktik diskrirninatif danpelayanan yang tidakprofesional dalam urusankesejahteraan, kesehatanserta jaminan sosiallainnya.Absennya negara (pe-

Askes, Jaminan KesehatanMasyarakat (Jamkesmas)pemerintah, JaminanPemeliharaan Kesehatan(JPK)[amsostek, dan akan. diperluas lagi untuk rakyatIndonesia. Adapun BPJSKetenagakerjaan akanmenjalankan JaminanKecelakaan Kerja, JaminanKematian, Jaminan Hari Tua,dan Jaminan Pensiun, yangakan beroperasi selam-batnya 1Jull 2015.

Harapan RakyatPara "pahlawan sosial"

dan atau keterpurukan sosialdalam masyarakat merupa-

merintah) dalam urusanmenyejahterakan danmenjamin kehidupan sosialbagi rakyat sudah sedemi-kian buruknya, hal ini tidakhanya representasi kega-galan negara di mata rakyat,juga dalam ranah internasio-nal, karena hampir sernuanegara telah lama memilikiVU yang menjamin kehidup-an sosial rakyatnya. Dinegara maju (menurutberbagai sumber) seperti[erman, Prancis dan AmerikaSerikat, Kanada, Jepang, .jaminan sosial telah dibuatsejak awal abad 20, ketika

negara tersebut sedang dililitmasalah ekonomi.Bahkan negara tetangga

seperti Malaysia, Filipina danSingapura, telah menja-lankan prinsip jaminan sosialyang jauh lebih paripumasejak tahun 1951. Malaysia,misalnya, memulai programtabungan wajib pegawaiuntuk menjamin hari tua(employee provident fund-EPF)melalui Ordonansi EPF.Seluruh pegawai swasta danpegawai negeri wajibmengikuti program ini.Malaysia juga membangunsistem jaminan kecelakaankerja dan pensiun cacat yangdikelola oleh Social SecurityOrganization (SOCSO).Dikarenakan seluruh rakyatsudah mendapat jaminanpelayanan kesehatan gratis,maka jaminan kesehatantidak masuk dalam sistemjaminan sosial di Malaysia.Begitujuga di Filipina,

pengembangan progr~jaminan sosial di negara inisudah dimulai sejak1948.Tahun 1992semua pekerjainformal sudah wajib ikutprogram jaminan sosial, dandi tahun 1993pembanturumah tangga juga diwajib-kan mengikuti programjaminan sosial, yang disebutsocial security system (SSS)dandikelola oleh suatu badan dibawah departemenkeuangan.Padasaatini,SSSmempunyai anggotasebanyak 23,5juta tenagakerja atau sekitar 50 persendari angkatan kerja, termasukdi antaranya 4 juta tenagakerja di sektor informal.Korea Selatan memulaijaminan sosialnya denganmengembangkan asuransikesehatan wajib di tahun 1976.Pada saat ini seluruh pendu-duk Korea Selatan sudahmendapat jaminan kesehatandan jaminan pensiun. Jaminankesehatan dan pendidikanmemang sering menjadi pintumasuk jaminan sosial untuksemua.Semoga para pahlawan

sosial akan terus hadirmenjadi bagian dinamikasosial yang konstruktifseiring lahimya VU BPJS,bukan lagi sebagai ironi ataufakta kehidupan yang sangatmemprihatinkan dalamkonteks kenegaraan. (*)

FikomUnpad, 9 November 2011