o Rabu o 8 (!) OJan OPeb oMar Apr Mei Ju~ • Ju...
-
Upload
duongtuyen -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of o Rabu o 8 (!) OJan OPeb oMar Apr Mei Ju~ • Ju...
Pikiran Rakyato Senin • Sabtuo Se/asa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat2 3
17 18 19OJan OPeb
4 5 6 7 8 (!) 10 1120 21 22 23 24 25 26
--~--~-----~--~~---r~--~~--oMar 0Apr 0Mei 0Ju~ • Ju/ 0 Ags
12 1327
OSep
14 15 1628 29 30 31o Okt 0Nov 0Des
Napak
Kuda .Renggong p........-.~n~utMenari
o Minggu
LUTHA ADAM
KERlANGAN di acara "Napakkeun Kuda" Sekolah Kuda Renqqonq Sanggar Motekar, Jatinangor (5/6). Acara ini meru-pakan ujian bagi calon kuda renggong agar bisa menari seiring dengan irama musik dan terbiasa menari sambil ditunggangianak-anak. * .
BEBERAPA waktu lalu, tepat-nya Minggu (5/6), SanggarMotekar Jatinangor riuh oleh
puluban orang. Ada anak-anak, orangdewasa, bahkan kakek nenek yangmenyaksikan dua kuda tengah diuji eo-ba menari dengan iringan musik. Tidakbetah hanya diam, orang-orang punikut menari.Bagi yang belum kenal, selamat
berkenalan dengan seni tradisional asalSumedang, Kuda Renggong. Inilahsatu-satunya kreativitas yang memper-lakukan kuda di luar kodratnya. Kudadiajari menari!Acara ini memiliki istilah napakkeun
kuda. Arti bebasnya adalah menco-cokkan irama tarian kuda denganmusik pengiringnya. Bukan sekadaritu, napakjuga mencocokkan calonKuda Renggong dengan elemen-ele-men lain dalam pertunjukan KudaRengg ng, yakni penunggang dan pararonggeng."Si Gending lulus! Si Supenir masih
harus latihan lagi," ujar AkiAli (69),maestro Kuda Renggong yang kinibermarkas di Sekolah Kuda Renggong,
bagian dari Sanggar Motekar Jatina-ngor. Si Gending dan si Supenir adalahdua kuda yang tengah dilatih di Seko-lah Kuda Renggong.Sanggar Motekar sejak empat bulan
yang lalu mengusahakan berdirinyaSekolah Kuda Renggong. Sekolah inibertujuan memelihara dan mewariskanpengetahuan seni Kuda Renggong yanglahir pada tahun 1910. Secara khusus,program ini didedikasikan untuk AkiAli, yang dijuluki Rektor Sekolah KudaRenggong. Di sekolah ini Aki Ali bukanhanya melatih kuda, tetapi juga melatihpara pelatih muda Kuda Renggong.Kuda Renggong diciptakan oleh Aki
Sipan dan anaknya, Aki Sukriya, di BuahDua,Sumedang.Alkisah,PangeranSuriaatmadja, Bupati Sumedang, adalahorang yang mengilhami kemunculanseni ini. la memberi titah kepada AkiSipan, abdi dalem urusan kuda untukberkreasi membuat kuda bisa menari.Duet kreativitas ayah anak ini meng-hasilkan Kuda Renggong pertama yangdipertunjukan sebagai tunggangan cucusang bupati seabad yang lalu.Aki Sukriya kemudian menyebarkan
Kllplng Humas lInpad 2011
seni ini hingga ke pelosok Sumedang.Gaung Kuda Renggong membuat se-orang remaja bemama AliAb udinyang kini dikenal sebagai AkiAli atauAki Hideung, asal Cikeruh, Ja inangor,melepaskan diri dari bangku sekolahmenengah dan memilih bergurukepadanya. Aki Ali merupakan muridterakhir dari 11murid Aki Sukriya.Belajar langsung dari Aki S iyadi-
lanjutkan dengan terus mengejar ilmuke berbagai ahli kuda lainnya membuatAkiAli kaya raya akan ilmu. KiniAkiAlibukan hanya ahli mengajari kudamenari, tetapi ia juga menguasai ilmucaturangga -ilmu membaca karakter ku-da dari pusar bulunya- serta ilmu per-awatan kuda tradisional. Sejak lama iaresah karena belum ada generasi mudayang mewarisi ilmunya. Apa sebabnya?Generasi muda, menurut Aki Ali,
cenderung puas sebelum waktunya.Mereka merasa telah menjadi pelatihhebat setelah bisa membuat kudasedikit berjingkrak. Logika eko omiikut campur, membeludaknya pula-ritas seni Kuda Renggong sama dengannaiknya permintaan. Kemudia para
pelatih generasi masa kini kerap me-manggungkan kuda yang menurut AkiAli belum layak disebut Kuda Reng-gong. Logika budaya instan telah mera-suki seni Kuda Renggong.
Problematika pewarisanTantangan zaman inilah yang harus
dihadapi Aki Ali dan seniman sepuhSanggar Motekar pada umumnya. Tan-tangan zaman ini bisa dibedah menjadimasalah teknis dan nonteknis. .
Masalah teknisnya adalah bahwaseniman tradisi tidak terbiasa denganpendekatan pedagogis. Mereka takmenguasai cara mengajar dengan ban-tuan kurikulum. Seniman sepuh-dulubelajar dengan pola nyantri, merekabelajar,sambil mondok bertahun-tahunpada gurunya. ltu dilakukan oleh AkiAli kepada Aki Sukriya.
Masalah nonteknisnya adalah soalmentalitas. Mereka bukan guru sepertiyang peradaban modern definisikan,mengajar dalam disiplin ruang danwaktu yang telah ditentukan. Hidupmereka yang utama adalah bekerjadengan/dalam kesenian. Menjadi gurutidak masuk dalam kesadaran peransosial mereka. Kesenian tradisi jugapunya corak khusus di mana pengha-yatan seni tidak bisa diperoleh dariajaran lisan ataupun tulisan semata,melainkan dari pengalaman. Dalamseni tradisi, Yang paling utama bukan-lah penguasaan teknis melainkan peng-hayatan terhadap pengalaman, keba- .likan dari pendidikan modern.
Dalam kasus-kasus pewarisan sepertidi atas, kami banyak belajar sekaligusmempraktikkan model-model pe-warisan yang paling cocok, Untuk ka-sus seni Kuda Renggong, jalan yangtengah kami tempuh adalah dengantetap memberikan ruang yang leluasabagi praktik seni tradisional, yakni be-lajar dalam keseharian untuk mengun-duh pengalaman. Namun, pelan-pelankami juga coba membantu Aki Alimemerankan diri menjadi guru versimodern.
Upaya pewarisan seni tradisi harusnapak dengan irama waktu. Upayakreatif dibutuhkan agar seni tradisibisa menjawab tantangan zaman. Ren-cana kami, program ini akan dibuka se-bagai objek wisata budaya. Anak-anakdi mana pun tentu suka naik kuda."Kuda yang menari" kami pikir jugaakan memikat turis asing. (LuthfiAdmufKetua Sanggar Motekar,dose~Fikom Unpad)***