o Senin Selasa Rabu 60 B OJan OPeb oMar OApr OMei OJul 0...

2
SEPUTAR INDONESIA ecUNPAD ) QC NON UNPAO ) () o Senin e Selasa o Minggu o Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu 123 17 18 19 OJan OPeb 60 20 21 22 o Mar OApr OMei 14 15 16 28 29 30 31 OOkt ONov ODes 4 5 B 9 10 11- 23 24 25 26 eJun OJul 0 Ags 12 13 27 OSep Korupsi di Sek.tor Swasta Guru Besar Hukum Pidana Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Kiranya penyusunan rancangan Undang- Undang Tipikor yang akan datang seharusnya dapat menjangkau aktivitas korporasi nasional dan asing yang bersifat koruptif dan penyuapan. rima suap (suap pasif). Hampir dapat dipastikan bahwa 100% kasus korupsi di Indonesia adalah hasil kerja sama pelaku sektor swasta dan pejabat publik/penyeleng- gara negara. KAK PBB telah mewajibkan perlakuan hu- kum yang sama terhadap ke- dua golongan pelaku korupsi tersebut. idak banyak orang yang mengetahui bahwa sektor swasta termasuk penyebab juga korupsi oleh pejabat publik. Untuk meng- atur isu ini, Pemerintah Indo- nesia telah mengadopsi bebe- rapa konvensi, yaitu Konvensi Uni Eropa tentang Pemberan- tasan Suap terhadap Pejabat Publik Asing dalam Transaksi Bisnis Internasional (1997), dan diperkuat oleh Konvensi Dewan Uni Eropa tentang Ko- rupsi (1999).Terakhir diadopsi dari PBB pada 2003 yaitu Kon- vensi Anti-Korupsi PBB (KAK PBB), yang telah diratifikasi Indonesia dengan Undang- Undang RI Nomor 7 Tahun 2006. Peraturan perundang- undangan antikorupsi di Indo- nesia bahkan tidak secara spe- sifik dan khusus menempat- kan sektor swasta sebagai sub- jek hukum yang dapat di- pidana. Peraturan yang ada hanya memasukkan pengerti- an setiap orang, yaitu orang perorangan atau korporasi; dan sektor swasta termasuk salah satu dari pengertian korporasi. Tampak peraturan per- undang-undangan antiko- rupsi di Indonesia telah me- nempatkan pejabat publikl penyelenggara negara se- bagai intellectuelle dader (ak- tor intelektual) dalam koru psi (termasuk suap). Sedangkan sektor swasta hanya ditem- patkan sebagai "pelengkap derita".Kinisetelahratifikasi KAK PBB, pandangan atau persepsi tersebut harus di- hilangkan karena korupsi dan suap selalu melibatkan pe- laku sektor swasta sebagai pemberi suap (penyuap aktif) dan pejabat publik/penye- lenggaranegara sebagai pene- ------.~~------~--------- Menjerat SuapSwasta Bagaimana regulasinya di dalam rancangan Undang- UndangTipikoryang akan da- tang? KAK PBB hanya difokus- kan pada perbuatan suap dan penggelapan harta benda di sektor swasta, sudah tentu ke- tentuan tersebut belum cukup memadai menjangkau peri- laku sektor swasta yang korup- tif. Untuk melengkapinya, KAK PBB mewajibkan setiap negara menyusun regulasi ter- hadap internal sektor swasta. Yaitu kepatuhannya sejak pendirian korporasi, aktivitas korporasi termasuk dan tidak terbatas pada internal audit tahunan, tetapi juga regulasi yang ketat dalam pemberian keringanan pajak atau pem- bebasan pajak berganda sam- pai pada penghapusan pajak serta pembayaran restitusi pajak. Semua aktivitas korporasi tersebut berdasarkan pene- litian dan praktik penegakan hukum di negara maju, sering ditengarai menjadi ajang korupsi dan suap terhadap pejabat publik/penyeleng- gara negara. Dalam kasus ter- tentu bahkan telah terbukti terjadi konspirasi (permu- fakatan jahat) untuk me m- bobol keuangan negara de- ngan cara-cara yang tampak sekilas legal seperti praktik 'transfer pricing' yang sering Kliping Humas Unpad 2011

Transcript of o Senin Selasa Rabu 60 B OJan OPeb oMar OApr OMei OJul 0...

SEPUTAR INDONESIA ecUNPAD )QC NON UNPAO )( )

o Senin e Selasa o Mingguo Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu

12317 18 19

OJan OPeb

6020 21 22

oMar OApr OMei

14 15 1628 29 30 31

OOkt ONov ODes

4 5 B 9 10 11-23 24 25 26eJun OJul 0 Ags

12 1327

OSep

Korupsidi Sek.torSwasta

Guru Besar Hukum PidanaInternasional UniversitasPadjadjaran (Unpad)

Kiranyapenyusunan

rancanganUndang- Undang

Tipikor yang akandatang

seharusnya dapatmenjangkau

aktivitaskorporasi nasional

dan asing yangbersifat koruptifdan penyuapan.

rima suap (suap pasif).Hampir dapat dipastikan

bahwa 100% kasus korupsi diIndonesia adalah hasil kerjasama pelaku sektor swasta danpejabat publik/penyeleng-gara negara. KAK PBB telahmewajibkan perlakuan hu-kum yang sama terhadap ke-dua golongan pelaku korupsitersebut.

idak banyak orang yangmengetahui bahwasektor swasta termasuk

penyebab juga korupsi olehpejabat publik. Untuk meng-atur isu ini, Pemerintah Indo-nesia telah mengadopsi bebe-rapa konvensi, yaitu KonvensiUni Eropa tentang Pemberan-tasan Suap terhadap PejabatPublik Asing dalam TransaksiBisnis Internasional (1997),dan diperkuat oleh KonvensiDewan Uni Eropa tentang Ko-rupsi (1999).Terakhir diadopsidari PBB pada 2003 yaitu Kon-vensi Anti-Korupsi PBB (KAKPBB), yang telah diratifikasiIndonesia dengan Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun2006.

Peraturan perundang-undangan antikorupsi di Indo-nesia bahkan tidak secara spe-sifik dan khusus menempat-kan sektor swasta sebagai sub-jek hukum yang dapat di-pidana. Peraturan yang adahanya memasukkan pengerti-an setiap orang, yaitu orangperorangan atau korporasi;dan sektor swasta termasuksalah satu dari pengertiankorporasi.

Tampak peraturan per-undang-undangan antiko-rupsi di Indonesia telah me-nempatkan pejabat publiklpenyelenggara negara se-bagai intellectuelle dader (ak-tor intelektual) dalam koru psi(termasuk suap). Sedangkansektor swasta hanya ditem-patkan sebagai "pelengkapderita".KinisetelahratifikasiKAK PBB, pandangan ataupersepsi tersebut harus di-hilangkan karena korupsi dansuap selalu melibatkan pe-laku sektor swasta sebagaipemberi suap (penyuap aktif)dan pejabat publik/penye-lenggaranegara sebagai pene-------.~~------~---------

Menjerat Suap SwastaBagaimana regulasinya di

dalam rancangan Undang-UndangTipikoryang akan da-tang? KAKPBBhanya difokus-kan pada perbuatan suap danpenggelapan harta benda disektor swasta, sudah tentu ke-tentuan tersebut belum cukupmemadai menjangkau peri-laku sektor swasta yang korup-tif. Untuk melengkapinya,KAK PBB mewajibkan setiapnegara menyusun regulasi ter-hadap internal sektor swasta.Yaitu kepatuhannya sejakpendirian korporasi, aktivitaskorporasi termasuk dan tidakterbatas pada internal audittahunan, tetapi juga regulasiyang ketat dalam pemberiankeringanan pajak atau pem-bebasan pajak berganda sam-pai pada penghapusan pajakserta pembayaran restitusipajak.

Semua aktivitas korporasitersebut berdasarkan pene-litian dan praktik penegakanhukum di negara maju, seringditengarai menjadi ajangkorupsi dan suap terhadappejabat publik/penyeleng-gara negara. Dalam kasus ter-tentu bahkan telah terbuktiterjadi konspirasi (permu-fakatan jahat) untuk me m-bobol keuangan negara de-ngan cara-cara yang tampaksekilas legal seperti praktik'transfer pricing' yang sering

Kliping Humas Unpad 2011

dilakukan oleh korporasimultinasional/internasionaldi negara berkembang.

Sampai saat ini praktik ter-akhir masih menjadi perde-batan karena karakter per-bua tan transfer pricing beradadi wilayah abu-abu (green-area) antara ranah hukumperdata/bisnis dan ranahhukum administratif sertaranah hukum pidana inter-nasional. Undang-undangantikorupsi yang berlaku diIndonesia saat ini masih be-lum dapat menjangkau prak-tik tersebut.

ProporsionalKiranya penyusunan ran-

cangan Undang-UndangTipi-kor yang akan datang seharus-nya dapat menjangkau aktivi-tas korporasi nasional danasing yang bersifat koruptifdan penyuapan. Langkahnyadengan menentukan secarabenar dan hati- hati baik straaf-bar, straafmat, maupun straaf-modus-nya sehingga dapat me-menuhi asas lex certa demi ter-capainyakepastianhukumdarrkeadilan dalam penegakannyakelak.

Mengapa demikian? Hal inidisebabkan langkah hukumuntuk memasukkan korporasidengan segala aktivitasnya kedalam VU Antikorupsi, rentanterhadap penyalahgunaanwewenang (abuse of power),konflikkepentingan (conflict ofinterest), perdagangan penga-ruh (trading in influence), sertabersentuhan dengan sistem po-litik terutama di negara ber-kembang termasuk Indonesia.Dengankatalain,kriminalisasiaktivitas sektor swasta selainberhadapan dengan kekuasa-an juga jika tidak hati-hati cen-derung kontraproduktif jikaterjadi "overcriminalization"

dan excessive penalty dalamperumusannya di dalam UUAntikorupsi.

Bagaimana solusinya?Solusi untuk mencegah eksesnegatiftersebutadalahdenganmengintensifkan fungsi inteli-jen keuangan (financial intelli-gence) yang selama ini dilak-sanakan PPATK untuk men-dukung kegiatan KPK dan ke-jaksaan serta kepolisian. Inti-nya, tugas dan fungsi penye-lidikan dalam menghadapi ka-sus sektor swasta teramat pen-ting dan harus didahulukandaripada tugas dan fungsipenyidikan.

Dalamkonteksinilahdiper-lukan integritas, profesionali-tas, dan akuntabilitas penegakhukum termasuk PPATK seh-ingga tidaklah terjadi skandalpenegakan hukum sepertikasus Gayus dan sebagainya.Korupsi/suap di sektor swastapascaratifikasi KAK PBB me-merlukan masukkan anggotaKADIN dan asosiasi peng-usaha sebagai pemangku ke-pentingan dalam transaksibisnis nasional dan inter-nasional.

Uraian di atas bermaksudmengingatkan bahwa korupsidan suap secara internasionalimplisit secara nasional kinitidaklagimenjadi "monopoli"pejabat publik/penyeleng-gara negara. Kriminalisasi pe-laku sektor swasta dalamUndang-UndangAntikorupsidi Indonesia bak "berjalan diatas duri" dan "memungutjarum di dalam semak be-lukar". Akan tetapi, apa dayadan tidak ada kata mundur,melainkan harus terus ber-jalan karena jika tidak, re for-masi birokrasi saja tanpa re-forrnasi sektor swasta, secaraparalel, bak teka-teki "telurdanayam" .•