Post on 20-Jun-2015
EKONOMI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
DOSEN : YULIA ANAS, SE, M.SI
2010
PROGRAM PMT-AS DALAM MENINGKATKAN
GIZI ANAK SEKOLAH DI SUMATERA BARAT
WAHYU HIDAYAT
07151027
J U R U S A N I L M U E K O N O M I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan Shalawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari masa
zaman Jahilliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
seperti sekarang ini.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi ujian akhir semester dari mata kuliah
Ekonomi Pendidikan dan Kesehatan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing mata kuliah ini, yang telah
memberikan ilmu dan penjelasan mengenai Ekonomi Pendidikan dan Kesehatan sehingga
penulis dapat memahami materi dalam membahas makalah ini.
Untuk itu penulis berharap, semoga makalah ini bisa dipahami dengan mudah dan
bermanfaat bagi seluruh pembaca walaupun masih terdapat kekurangan maupun kekhilafan
dalam penulisannya. Atas kekurangan dalam penulisan ini, penulis berharap aka ada kritik dan
saran sehinnga penulis dapat membuat tulisan yang lebih baik dikemudian hari. Terima kasih.
Padang, 05 Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep PMT-AS
2.2. Program PMT-AS Dalam Meningkatkan Gizi di Sumatera Barat
2.2.1 Kinerja Program PMT-AS
2.2.2 Sosialisasi Program PMT-AS
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya
manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki daya tahn fisik yang tangguh,
mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa
hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh
jumlah asupan pangan yang dikonsumsi. Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung
oleh faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi. Apabila gizi kurang dan gizi buruk
terus terjadi dapat menjadi faktor penghambat dalam pembangunan nasional.
Kualitas sumberdaya manusia yang berkualitas harus dimulai sejak dini dimana pada saat
dalam kandungan. Dinegara maju, seorang ibu telah memeriksa bayinya agar terhindar dari
permasalahan perkembangan bayi terutama kesehatan. Kesehatan bayi sangat penting terutama
pada gizi untuk perkembangan bayi untuk kedepannya. Pada negara berkembang, banyak para
ibu tidak memeriksa kesehatan bayinya. Banyak beberapa faktor yang menyebabkan
permasalahan ini terutama masalah biaya yang sangat mahal. Kita bisa melihat perbandingan
tubuh atau ukuran anak sekolah negara maju dengan negara berkembang yang sangat jauh
berbeda, dimana negara maju lebih unggul daripada negara berkembang. Sehinnga kualitas sdm
negara maju lebih berkualitas dibandingkan dengan negara berkembang termasuk Indonesia.
Di Indonesia banyak anak sekolah yang bergizi buruk yang hampir mencapai 50%.
Tingginya angka gizi buruk juga mempengaruhi kondisi belajar mereka. Banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama pada faktor ekonomi terutama kemiskinan. Sekian banyak kepala
keluarga di Indonesia yang miskin sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi
anak mereka. Hal serupa juga terjadi di Provinsi di Sumatera Barat dimana angka gizi buruk
pada anak sekolah juga cukup tinggi. Ini yang membuat prestasi Sumbar di bidang pendidikan
naik turun.
Kelompok usia sekolah dasar merupakan golongan penduduk yang berada pada masa
pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam kondisi ini anak harus mendapat masukan gizi dalam
kuantitas dan kualitas yang tepat. Sementara itu, di Indonesia masalh lingkungan fisik yang
ditandai dengan buruknya keadaan sanitasi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi yang tidak
mendukung menjadi keadaan-keadaan yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan optimal
kelompok ini. Keadaan ini akan menjadi lebih berat lagi bila timbul perilaku keluarga yang
kurang membiasakan diri dalam memberi makan anak sebelum anak tersebut pergi ke sekolah.
Sehubungan dengan peningkatan kualitas SDM dalam mencapai tujuan nasional terutama
untuk meningkatkan keadaan gizi anak, prioritas ditujukan untuk meningkatkan keadaan gizi
anak-anak SD dari keluarga miskin terutama di perdesaan tertinggal, maka pemerintah
mencanangkan program dibidang kesehatan yaitu Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS). Tujuannya untuk meningkatkan ketahanan fisik siswa SD/MI negeri dan swasta
melalui perbaikan keadaan gizi dan kesehatan, sehingga dapat mendorong minat dan kemampuan
belajar anak untuk meningkatkan prestasi dalam rangka menunjang tercapainya Program
Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun untuk SDM yang berkualitas.
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah merupakan program pemerintah yang
ditujukan kepada siswa-siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di desa-desa yang
termasuk dalam program IDT. Sasaran yang dicapai program PMT-AS adalah kelompok anak
usia sekolah dasar karena kelompok ini dianggap dalam kelompok penduduk yang memasuki
masa pertumbuhan. Mereka perlu perlindungan dan pemberdayaan agar dapat berkembang
menjadi sumberdaya manusia yang bekualitas yang akan menjadi generasi penerus untuk
kemudian hari.
Tujuan umum dari program PMT-AS yang dicanangkan oleh pemerintah adalah
meningkatkan perkembangan ketahanan fisik serta mendorong minat dan keterampilan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SD, MI maupun Swasta. Untuk itu diperlukan instansi
terkait dalam mendukung menyukseskan program ini Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul “PROGRAM PMT-AS DALAM
MENINGKATKAN GIZI ANAK SEKOLAH DI SUMATERA BARAT“.
1.2 Perumusan Masalah
PMT-AS merupakan program yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat mengenai
meningkatkan gizi anak sekolah yang dirumuskan secara nasional. Masyarakat Sumatera Barat
dikenal dengan berbagai macam keanekaragaman budaya dan sosial, ekonomi serta aksesbilitas.
Keanekaragaman ini akan mempengaruhi pelaksanaan program PMT-AS. Untuk itu diperlukan
suatu bentuk penyelenggaraan PMT-AS yang disesuaikan dengan kondisi setempat, selain
bentuk penyelenggaraan selama ini. Program ini masih baru dilaksanakan di Sumbar maka
sangat diperlukan upaya untuk mencari suatu bentuk yang tepat dalam penyelenggaraan PMT-
AS. Dengan demikian, Program PMT-AS yang dilaksanakan mampu memberikan manfaat
dalam meningkatkan gizi anak sekolah kedepannya.
1.3 Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui Konsep PMT-AS
• Untuk mengetahui Program PMT-AS baik Kinerja maupun Sosialisasi dalam
meningkatkan gizi anak sekolah di Sumatera Barat
• Untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Ekonomi pendidikan dan
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Program PMT-AS
Secara Umum Program PMT-AS adalah untuk meningkatkan ketahanan fisik pada anak
SD/MI maupun Swasta melalui perbaikan gizi dan kesehatan sehingga mampu mendorong minat
dan bakat serta keterampilan dalam belajar untuk memperoleh prestasi yang lebih baik dalam
rangka mewujudkan program wajib belajar sembilan tahun pada pendidikan dasar.
2.1.1Tujuan-tujuan dari Program PMT-AS
• Meningkatkan gizi anak SD/MI maupun swasta, meningkatkan minat belajar siswa,
mengurangi absensi siswa dan tinggal kelas serta mengurangi jumlah anak yang
putus sekolah.
• Mendukung diversifikasi pangan dan menanamkan sikap menyukai makanan
jajanan setempat dalam mendukung gerakan Aku Cinta Makanan Indonesia yang
dimulai sejak usia dini.
• Menanamkan prilaku makan yang baik, serta kebiasaan hidup bersih dan sehat sejak
anak-anak untuk mengembangkan prilaku hidup sehat yang didukung oleh sanitasi
lingkungan yang baik
• Mendorong peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan anak dengan
memperhatikan gizi anak dan kesehatannya.
Dalam jangka panjang, program PMT-AS ini mampu memberikan konstribusi dalam
memajukan kesehatan dan gizi anak sekolah SD/MI maupun Swasta. Tujuan jangka panjang
program ini adalah :
• Meningkatkan status gizi dan kesehatan siswa
• Meningkatkan kemampuan balajar
• Memberdayakan masyarakat
• Meningkatkan pendapatan msayarakat
2.1.2 Sasaran Pokok Program PMT-AS
Ada terdapat dua sasaran dalam Program PMT-AS :
• Seluruh anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maupun Swasta yang ditetapkan
oleh pemerintah baik ditingkat kota maupun kabupaten.
• Masyarakat luas terutama orang tua murid ikut berperan aktif dalam pelaksanaan
Program PMT-AS. Dengan demikian, diharapkan program ini menjadi program
mandiri yang diselenggarakan oleh orang tua dan masyarakat sendiri.
2.1.3 Manfaat Program PMT-AS
Manfaat dari Program PMT-AS ini bukan hanya meningkatkan gizi anak dan
kemampuan belajar anak tetapi juga mengembangkan perekonomian masyarakat. Namun, belum
sepunuhnya masyarakat memahami program ini. Keinginan masyarakat biasanya mendapatkan
manfaat secara langsung, dan Program PMT-AS ini hanya pengembangan perekonomian
masyarakat. Masyarakat hanya memikirkan keuntungan dan kerugian dalam menjalankan
program ini. Dengan permasalahan demikian diperlukan sosialisasi dalam menjalankan Program
PMT-AS ini. Sosialisai diharapkan mampu membangkitkan semangat masayarakat dalam
menjalankan program ini sehingga perekonomian mereka baik. Dengan perekonomian cukup
baik akan mampu memberikan kesempatan anak-anak untuk melanjutkan pendidikannya.
Dari uraian diatas, manfaat yang diterima dari Program PMT-AS dalam
meningkatkan gizi anak sekolah adalah :
• Mengembangkan perekonomian masyarakat melalui :
a. Pemanfaatan lahan perkarangan sekolah
b. Mendorong industri rumah tangga
c. Membudayakan aku cinta makanan Indonesia.
• Mensukseskan program Sembilan tahun wajib belajar dalam rangka
meningkatkan belajar peserta didik.
2.1.4 Bentuk Makanan Tambahan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan oleh Program PMT-AS
makanan yang diberikan kepada anak sekolah harus memenuhi kriteria dalam meningkatkan gizi
dan ketahanan fisik sebagai berikut :
• Bentuk makanan dalam Program PMT-AS tidak berupa makanan lengkap tetapi
makanan jajan dengan dua pertimbangan yakni pertama, makanan lengkap lebih
mahal dan rumit dalam penyajiannya dan kedua, makanan lengkap sering
dianggap makanan pengganti makan siang sehingga orang tua tidak lagi
memberikan makan siang dirumah.
• Tidak dibolehkan makanan yang menggunakan bahan dari pabrik atau industri
karena tidak mendukung pendidikan gizi yang menekankan penggunaan bahan
local seoptimal mungkin.
• Diberikan paling sedikit tiga kali seminggu dalam proses kegiatan belajar.
• Bahan dasar yang digunakan dalam jajanan terutama berasal dari sumber hidrat
seperti umbi-umbian, sagu, biji-bijian, buah-buahan serta susu peras dari hasil
peternakan.
2.2 Program PMT-AS Dalam Meningkatkan Gizi di Sumatera Barat
Permasalahan yang dialami oleh anak usia Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah serta
Swasta terutama masalah kesehatan dan gizi. Selain belum adanya suvei maupun data yang
memonitor perkembangan gizi anak sangat sulit untuk mengurangi jumlah gizi buruk pada usia
anak sekolah. Angka kurang gizi pada anak usia Sekolah Dasar relatif tinggi termasuk di
Sumatera Barat. Dengan berbagai kondisi dan masalah yang terjadi maka dikeluarkan Inpres no
1/1997 tentang Program PMT-AS yang merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan di
SD/MI maupun Swasta. Program ini ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka perbaikan
keadaan gizi dan kesehatan anak, sehingga mendorong minat dan kemampuan belajar siswa.
Padahal program ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 1996, dimana seluruh anak sekolah dasar
yang tinggal di desa miskin mulai memperoleh bantuan berupa makanan dan obat cacing.
2.2.1 Kinerja Program PMT-AS
Dalam meningkatkan mutu gizi dan kesehatan pada anak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maupun Swasta, Pemprov Sumbar melaksanakan Program
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah(PMT-AS) melalui Inpres no1/1997 dengan
program sebagai berikut :
A. Perbaikan Gizi
Perbaikan Gizi merupakan bagian dari tugas dan wewenang Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat, yang dalam operasional di lapangan dilakukan melaui peran dari
petugas gizi di Puskesmas dan Bidan desa dibawah pengawasan tugas dokter puskesmas.
Program perbaikan gizi ini langsung pada kelompok anak usia Sekolah Dasar diupayakan untuk
pemberantasan cacing pada anak. Dan petugas gizi memberikan contoh makanan yang bergizi
baik pada orang tua untuk makanan anaknya serta cara pengolahannya.
B. Pembinaan Pendidikan Dasar
Pembinaan Pendidikan Dasar ini meliputi tentang proses kegiatan belajar
mengajar dalam kelas serta makanan yang halal dan haram. Instansi yang terkait dalam program
ini adalah Dinas Pendidikan dan Budaya serta Dinas Agama Provinsi Sumatera Barat.
C. Pembinaan Anak dan Remaja
Dalam pembinaan anak dan remaja, orang tua harus berperan aktif dalam
membantu perkembangan gizi anak seperti dalam pola makanan. Disini para orang tua harus
menetapkan jam berapa anak akan makan dan jangan sampai anak-anak terlambat makan karena
akan mempengaruhi kondisi tubuh dan akan berdampak gizi buruk pada anak. Selain itu, para
orang tua harus memperhatikan jajanan yang dimakan oleh anak-anak karena banyak jajanan
yang dapat merusak kesehatan dan menghambat perkembangan gizi anak.
Salah satu contoh yang diambil oleh pemerintah provinsi Sumbar adalah dengan
menggelar acara lomba PMT-AS tingkat provinsi Sumbar tahun 2009 dimana juara pertama
diraih oleh SD 05 Guguak Malintang Kecamatan Simpang Alahan Mati. Untuk kedepannya,
lomba ini terus diadakan agar dapat meningkatkan prestasi siswa.
2.2.2 Sosialisasi Program PMT-AS
Sosialisasi Program ini adalah suatu bentuk upaya pemberian informasi yang
benar mengenai kegiatan PMT-AS. Sosialisasi ini dilakukan pada semua jenjang dan melalui
berbagai media seperti iklan, poster, leaflet, booklet maupun temu desa dalam menunjang
program PMT-AS ini. Upaya sosialisasi ini masih sangat terbatas dan partial sehingga PMT-AS
ini dipahami dipermukaanya saja, bahkan ditafsirkan salah. Masih banyak yang beranggapan
bahwa PMT-AS merupakan program makanan gratis bagi anak sekolah karena bantuan dari
pemerintah. Walaupun demikian, masyarakat perlu dilibatkan kedalamnya dengan adanya
pengarahan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dengan bijak. Ini dikarenakan
masyarakat sekaligus orang tua juga merupakan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai
keberhasilan Program PMT-AS ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
• Dalam penyelenggaraan program ini yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi Sumbar
masih belum dipersiapkan secara matang. Masih banyak permasalan yang terjadi.
• Program PMT-AS meliputi program perbaikan gizi, program pembinaan pendidikan dasar
dan program pembinaan anak dan remaja.
• Sosialisasi masih kurang tidak hanya masyarakat tetapi juga aparat penunjang
program(sektoral) yang seharusnya terlibat. Keterbatasan pemahaman tentang PMT-AS
Nampak pada praktek penyelenggaraanya tidak sesuai dengan program yang dijalankan.
• Partisipasi masyarakat dalam menunjang PMT-AS sangat terbatas.
• Belum sempurnnya informasi mengenai PMT-AS
• PMT-AS merupakan program yang bermanfaat bagi anak sekolah, orang tua murid serta
sekolah yang mendidik.
3.2 Saran
• Diperlukan peningkatan sosialisai mengenai PMT-AS baik kepada masyarakat maupun tim
pelaksana.
• Diperlukan Informasi yang sempurna dan pasti mengenai PMT-AS dalam meningkatkan
gizi pada anak sekolah serta memajukan perekonomian.
• Menyempurnakan sistem informasi yang datang dari atas agar cepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Aswatini, Yulfita dan Bayu Setiawan. 1998. Kajian Kinerja PMT-AS Provinsi Sulsel.
Puslitbang Penduduk dan Ketenagakerjaan LIPI, Jakarta.
Elfindri . 2001. Ekonomi SDM. Andalas University Press.
Elfindri. 2003. Ekonomi Layanan dan Kesehatan. Andalas University Press.
Herry, Yulfita dan Suko Bandiyono. 1998. Kajian Kinerja PMT-AS Provinsi Jabar. Puslitbang
Penduduk dan Ketenagakerjaan LIPI, Jakarta.
Http://www.sumbarprov.go.id/detail_news.php?id=1188
Http://ppsub.ub.ac.id/perpustakaan/abstraksi/tesis/Sri-Wahjuningtyas-IMPLEMENTASI-
KEBIJAKAN-PROGRAM-PEMBERIAN-MAKANAN-TAMBAHAN-TAMBAHAN-ANAK-
SEKOLAH-(PMT-AS)--.pdf
Riyadi, Dedi, M.Masyukur. 2006. PMT-AS dan Peninkatan Kualitas SDM dalam Perspektif
IPM. Bappenas(Rapat Koordinasi Teknis PMT-AS).