Post on 05-Apr-2018
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
1/31
LAPORAN PENDAHULUAN dan ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
Pada Sdr.A dengan Isolasi Sosial
di Bangsal Maespati Rumah Sakit Jiwa Derah
Surakarta
Disusun Oleh :
1. Ema Retnaningsih (P 27220010 055)
2. Fajar Pujiyastuti (P 27220010 056)
3. Farida Mei A (P 27220010 057)
4. Fera Kurniawati (P 27220010 058)
5. Feri Agung N (P 27220010 059)
6. Fitrianita Sari (P 27220010 060)7. Hasnan Setyo G (P 27220010 061)
8. Herwin A (P 27220010 062)
9. Idayati (P 27220010 063)
10. Ikasari (P 27220010 064)
11. Isya Ryan S (P 27220010 065)
12. Jamal Ichsan T (P27220010 066)
13. Lis Widati (P 27220010 067)
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
2012
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
2/31
LAPORAN PENDAHULUAN
Masalah Utama
Isolasi sosial : menarik diri (MD)
Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Menarik diri adalah suatu usaha untuk menghndari interaksi dengan orang lain
dan kemudian menghindari berhubungan ini merupakan pertahanan terhadap
stressor ansretas yang berhubungan dengan suatu stressor atau ancaman
(tucker,1998)
Menarik diri adalah kondisi kesepian yang diexpresikan oleh individu dan
dirasakan sebagai yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan
negativ atau mengancam (Townsend, 1998).
B. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes, 2000, perilaku dengan gangguan hubungan sosial menarik diri
memiliki tanda dan gejala antara lain :
1. Kurang spontan
2. Apatis / acuh terhadap lingkungan
3. Expresi wajah kurang berseri
4. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
5. Tidak ada / kurang komunikasi verbal
6. Mengisolasi diri
7. Tidak / kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
8. Masukan makanan dan minuman terganggu
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
3/31
9. Refensi urine dan dan feses
10. Aktivitas menurun
11. Kurang energi atau tenaga
12. Rendah diri
13. Postur tubuh berubah, misal sikap fetus / janin saat tidur
C. Penyebab Terjadinya Masalah
Gangguan konsep diri = HDR, terjadi karena perasaan malu terhadap diri sendiri
dan bersalah terhadap diri sendiri dan juga kurangnya rasa percaya diri.
D. Akibat Terjadinya Masalah
Yang akan terjadi adalah halusinasi. Yaitu sikap yang memisahkan diri dari
lingkungan dan orang lain, serta apatis yang kemudian klien mengalami perasaan
mendalam sehingga akhirnya terjadi halusinasi.
E. Faktor Predisposisi
Menurut Depkes 2000, beberapa faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial :
1) Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individuada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan. Bila tugas-tugas perkembangan
tersebut tidak terpenuhi maka akan menghambat fase-fase perkembangan sosial
selanjutnya. Yang dapat menakibatkan masalah antara lain adalah curiga.
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
4/31
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung untuk
terjadinya gangguan dalam hub.sosial , dalam hal ini termasuk masalah
komunikasi yang tidak jelas / double blind yaitu suatu keadaan dimana anggota
keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan,
ekspresi emosi yang meningkat yang menghambat untuk berhubungan dengan
lingkungan di luar keluarga.
3) Faktor sosial budaya
Yaitu terjadinya gangguan dalam hub.sosial, hal ini disebabkan oleh norma
yang salah yang dianut keluarga, dimana setiap anggota keluarga yang tidak
produktif seperti usia lanjut , penyakit kronis, penyandang cacat, diasingkan
dari lingkungan sosial.
4) Faktor biologis
Merupakan salah satu pendukung terjadinya gangguan dalam hub.sosial. organ
tubuh yang sangat mempengaruhi terjadinya hub.sosial adalah otak.
F. Faktor Presipitasi
Menurut depkes , 2000, faktor presipitasi terjadinya gangguan sosial menarik
diri,
Adalah :
1) Faktor Eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya yaitu stres yang ditimbulkan oleh
faktor sosial antara lain keluarga.
2) Faktor Internal
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
5/31
Contohnya adalah stressor psikologik yang terjadi anxretas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
individu untuk mengatasinya. Anxretas ini dapat terjadi akibat tuntutan
untuk berpisah dengan orang lain atau tidak terpenuhinya kebutuhan
ketergantungan individu.
Menurut stuard dan sundeen , 1998. Faktor presipitasi yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk berhubungan degan orang lain :
1) Stressor Sosiokultural
Disebabkan karena menurunya stabilitas unit keluarga dan terpisah dengan
orang-orang yang berarti dalam kehidupanya. Misalnya : karena di rawat di
RS.
2) Stressor Psikologik
Anxietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan
ketergantungan dapat menimbulkan anxietas.
G. Pohon Masalah
Akibat
Core Problem
Perubahan Sensori Persepsi :
Halusinasi
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri :
HDR
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
6/31
Penyebab
(Keliat, 1998)
H. Masalah Keperawatan Dan Data
Ada 3 masalah keperawatan :
1) Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Data :
a) Bicara , senyum, tertawa sendiri
b) Menarik diri dan menghindari orang lain
c) Tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata
d) Tidak dapat berkonsentrasi
e) Curiga bermusuhan , merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
f) Ekspresi muka tegang dan mudah tersinggung
g) Disorientasi, kekacauan alur pikiran dan takut.
2) Isolasi Sosial : Menarik Diri
Data :
a) Kurang Spontan, apatis, afek tumpul.
b) Tidak merawat dan menjaga kebersihan diri
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
7/31
c) Tidak ada / kurang komunikasi Verbal
d) Aktivitas menurun
e) Mengisolasi diri dan rendah diri
f) Tidak / kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
g) Kurang energi atau tenaga
h) Postur tubuh berubah , misal : sikap janin waktu tidur
3) Gangguan Konsep Diri : HDR
Data :
a) Perasaan malu terhadap diri sendiri
b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c) Percaya diri kurang
d) Pandangan hidup yang pesimis
e) Menarik diri secara sosial
f) Mudah tersinggung
I. Diagnosa Keperawatan
- Isolasi Sosial : Menarik Diri (MD)
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
8/31
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
Pada Sdr.A dengan Isolasi Sosial
di Bangsal Maespati Rumah Sakit Jiwa Derah
Surakarta
A. Pengkajian
Pengkajian dilakuan pada hari Jumat tanggal 22 Juni 2012 pukul 12.30 WIB Diruang
Maespati RSJD Surakarta melalui wawancara,observasi dan status klien.
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Sdr.A
Umur : 26 tahun
Alamat : Kebon Agung RT 07/II Sragen
Pekerjaan : Belum bekerja
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
b. Identitas penanggung Jawab
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
9/31
Nama : Ny.B
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Hub.dengan klien :Ibu Klien
c. Rekam Medik
Tanggal Masuk : 4 Juni 2012
No.RM : 047037
Diagnosa Medik : F 20.8
2. Alasan masuk
Keluarga mengatakan klien gelisah.sering berdiam diri dan jarang bicara sejak sekitar
6 bulan yang lalu. Klien bingung dan tiduran terus selama dirumah.Sebelumnya klien
pernah diobatkan di Puri waluyo tetapi pengobatan kurang berhasil karena tidak ada
perubahan.
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
- Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu,ini adalah pertama
kalinya klien di RSJD Surakarta.
- Sebelumnya klien pernah berobat di Puri Waluyo tetapi tidak ada perubahan.
- Dalam keluarga klien tidak ada riwayat gangguan jiwa.
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah saat
gagal masuk universitas yang didambakan dan saat ayahnya meninggal.
- Klien tidak memiliki riwayat penganiayaan baik sebagai pelaku, saksi maupun
korban.
- Klien sedikit berinteraksi dengan orang lain dan klien dikenal orang yang pendiam.
b. Faktor Presipitasi
Klien gelisah, sering berdiam diri dan jarang bicara sejak 6 bulan yang lalu.
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
10/31
4. Fisik
Tanda-tanda Vital :
- TD : 120 / 60 mmHg
- N :88 kpm
- Rr :18 kpm
- S :36.5 C
Ukur :
- BB : 60 kg, TB : 160 cm
Keluhan Fisik :
- Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien untuk saat ini.
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal : Garis keturunan
: Perempuan : Cerai : Garis keturunan
: Klien --------- : Serumah
Penjelasan :
Klien tinggal bersama ibunya,klien adalah anak terakhir dari 12 bersaudara. Klien saat ini
belum menikah dan tidak bekerja. Ayah klien sudah meninggal 4 tahun yang lalu dan hal
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
11/31
ini membuat klien sedih dan sangat kehilangan. Hubungan klien dengan ayahnya cukup
dekat dan kematian ayahnya membuat klien semakin sering mengurung diri dikamar.
Saudara saudara klien kebanyakan merantau dan punya keluarga sendiri serta tinngal
dirumah mereka masing masing. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, klien dibantu oleh
kakak kakaknya. Pengambilan keputusan dikeluarga diambil oleh ibu klien. Hubungan
klien dengan ibunya sangat dekat.
Dalam keluarganya klien agak dimanja dan klien sudah terbiasa tergantung dengan kakak
dan orang tua klien. Pola komunikasi dalam keluarga bersifat terbuka dimana setiap
anggota keluarga berhak mengutarakan pendapat dengan bebas
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya,tidak ada yang tidak disukai
meskipun masih banyak kekurangan yaitu klien merasa pendek dan kulitnya
hitam.Tapi hal ini tidak sampai mennganggu konsep diri klien.
2) Identitas Diri
Klien adalah seorang lelaki berusia 26 tahun yang belum menikah dan tidak
bekerja.Klien adalah lulusan SMA terbuka. Klien tampak kurang puas dengan
identitasnya sebagai seorang yang tida bekerja dan berasal dari keluaga yang
kurang mampu. Klien adalah anak terakir dari 12 bersaudara dan saudara
saudaranya yang lain sudah bekarja dan berkeluarga.
3) Peran Diri
Klien berperan sebagai seorang anak bungsu dalam keluarganya yang
kebutuhan hidupnya tergantung pada saudara saudaranya yang lain.klien
merasa tidak puas dengan perannya sebagai seorang laki laki berusia 26
tahun yang belum menikah dan tidak bekerja dalam keluarganya.Hal ini
membuat klien minder karena merasa tidak ada yang bisa dibanggakan.
4) Ideal Diri
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
12/31
Klien berharap dapat segera keluar dari RSJ dan berkumpul dengan ibunya
serta mendapat pekerjaan agar tidak tergantung pada kakaknya dan dapat
mencukupi kebutuhan nya beserta ibunya..
5) Harga Diri
Klien merasa minder karena berasal dari keluarga yang tidak mampu dan tidak
bekerja.Klien merasa tidak ada yang bisa dibanggakan dan malu saat
dibandingkan dengan kakak-kakaknya. klien merasa dipandang sebelah mata
oleh orang lain
c. Hubungan Sosial
1) Orang paling dekat adalah Ibu
2) Peran dalam masyarakat :
Klien ikut kegiatan masyarakat seperlunya, dimasyarakat klien memiliki beberapa
teman akrab tetapi klien jarang berkumpul bersama mereka karena merasa
minder.
3) Hambatan dalam berhubungan :
Klien lebih suka berdiam diri dirumah,klien jarang berbicara dengan orang
lain.klien hanya akrab dengan teman yang sudah lama dikenal.
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan menjalankan keyakinannya dengan baik. Menurut klien
gangguan jiwa dipandang dari segi agama adalah merupakan penyimpangan dan
cobaaan dari Tuhan untuk itu klien berdoa dan memperbanyak ibadah agar segera
sembuh.
2) Kegiatan Ibadah
Klien biasanya menjalankan ibadah yaitu sholat 5 waktu secara rutin baik sebelum
maupun selama dirawat di RSJD Surakarta.
6. Status Mental
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
13/31
a. Penampilan : Lumayan rapi, penggunaan pakaian sudah sesuai dengan yang
seharusnya. Klien mau memakai baju RSJ, pasien mandi secara mandiri, makan
mandiri dan piring dicuci sendiri.
b. Pembicaraan : Pembicaraan agak lambat dan kadangkala klien tampak enggan
menjawab pertanyaan yang diberikan, klien menutup rapat mulutnya dan menunduk
ketika pertanyaan yang diajukan tidak ingin dijawab. Klien tampak enggan
mengobrol dengan perawat tetapi pada hari berikutnya lebih bisa akrab dan mau
menjawab pertanyaan. Saat merasa tidak bisa melanjutkan percakapan dengan
perawat, klien sering tiba-tiba meninggalkan percakapan tanpa permisi.
c. Aktivitas Motorik : Klien tampak lebih banyak diam dan menyendiri, klien tampak
lesu dan tidak bersemangat tetapi ADL sudah baik dan mandiri.
d. Alam Perasaan : Klien tampak sedih dan agak ketakutan saat didekati perawat
karena klien merasa malu dan belum mengenal baik perawat.
e. Afek : Klien kurang bersemangat dan kurang berinteraksi dengan orang lain, klien
sulit diajak bercanda dan enggan berkomunikasi.
f. Interaksi selama wawancara : Klien awalnya kurang kooperatif, lebih banyak
menunduk dan hanya mau sedikit menjawab pertanyaan yang diberikan. Tetapi
pada hari kedua dan ketiga klien terlihat lebih kooperatif, klien mampu menjawab
pertanyaan dari perawat dengan baik.
g. Persepsi : Klien mengatakan pernah mendengar suara berupa dengungan di telinga.
Tetapi suara tersebut jarang muncul, biasanya muncul saat klien melamun atau
sendirian dan lamanya hanya sekitar 5 10 menit.
h. Proses Pikir : Klien dalam bercerita / berbicara seringkali blocking secara tiba tiba
dan dilanjutkan kembali setelah agak lama
i. Isi Pikir : Dari hasil wawancara didapatkan data bahwa klien cenderung merasa
merasa kurang seperti berasal dari keluarga tidak mampu dan tidak bekerja
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
14/31
sehingga klien malu atau minder dalam berinteraksi dengan orang lain dan memilih
untuk menyendiri.
j. Tingkat Kesadaran : Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan data bahwa
klien tingkat kesadarannya baik meskipun kadang terlihat bingung mau melakukan
apa dan lebih banyak berdiam diri serta melamun. Orientasi klien terhadap waktu,
orang dan tempat jelas, tetapi kadang klien tidak bisa mengingat waktu secara
benar, klien kadang salah dan tidak mampu menyebutkan hari serta tanggal.
k. Memory : Dari hasil wawancara didapatkan data bahwa klien tidak mengalami
gangguan daya ingat baik gangguan daya ingat panjang, pendek ataupun saat ini.
Klien dapat menceritakan kembali apa yang dilakukan hari ini, satu minggu yang
lalu dan satu tahun yang lalu.
l. Tingkat Konsentrasi : Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa klien tidak
mengalami gangguan dalam konsentrasi dan berhitung. Klien tidak mudah beralih,
klien dapat berkonsentrasi meskipun kadang meminta perawat mengulang
pertanyaan dan klien dapat berhitung dengan baik.
m. Kemampuan penilaian dan pengambilan keputusan : Dari hasil wawancara
didapatkan data bahwa klien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan
karena klien bingung saat diminta memilih tidur atau sholat dulu.
n. Daya Tilik Diri : Klien mengingkari penyakit yang dideritanya dibuktikan dari hasil
wawancara yang menyebutkan bahwa klien tidak tahu mengapa ia dibawa ke RSJ
dan dianggap gila.
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan : Klien sudah mengetahui tujuan dan fungsi makan yaitu supaya tidak lapar,
cara makan yang benar serta kerugian tidak makan yaitu kelaparan. Klien makan
dengan mandiri 3x sehari makanan dari RS, makan habis dan klien dapat mencuci
alat makan secara mandiri.
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
15/31
b. BAB / BAK : Klien sudah tahu cara BAB / BAK yang baik yaitu di toilet dan harus
dibersihkan. Klien BAB sehari sekali, BAK 4-5x sehari di toilet secara mandiri dan
mampu membersihkan diri setelah dari toilet.
c. Mandi : Klien sudah tahu fungsi dan tujuan mandi yaitu untuk menjaga kebersihan
serta cara mandi yang benar yatu dengan sabun. Selama dirumah dan di RS klien
mandi 2x sehari dengan sabun, keramas 2x seminggu dan sikat gigi 2x sehari.
d. Berpakaian/berhias : Klien mengetahui tujuan dan fungsi berhias/berpakaian yaitu
untuk kerapiaan. Klien berpakaian secara mandiri dan ganti pakaian sehari satu kali,
pakaian yang dipakai sesuai dengan aturan RS. Klien jarang bersisir karena merasa
tidak begitu ada bedanya antara bersisir atau tidak dengan keadaan rambutnya yang
tipis dan sedikit.
e. Istirahat/tidur : klien mengetahui fungsi dan tujuan istirahat yaitu untuk
memulihkan tenaga. Selama di RS klien tidak mengalami sulit tidur, klien tidur di
tempat tidur klien. Klien tidur siang pukul 2-4 dan malam mulai pukul 9-5 pagi.
Klien kadang berdoa sebelum tidur, saat bangun klien terkadang merapikan tempat
tidur tetapi terkadang tidak karena lupa.
f. Penggunaan obat : klien tidak tahu fungsi masing-masing obat, klien hanya tahu
harus minum obat supaya sembuh, klien tidak pernah mengingat obat apa yang
diminum, klien hanya minum sesuai yang diminta. Klien hanya ingat obat yang
berwarna orange, biasanya akan membuat klien mengantuk.
g. Pemeliharaan kesehatan : klien mengatakan bersedia kontrol ke RSJ jika obat habis
dan klien berjanji akan rajin kontrol supaya cepat sembuh. Klien mengatakan akan
kontrol bersama kakaknya.
h. Aktifitas di dalam rumah: klien mengatakan bahwa saat dirumah aktifitas yang
biasa dilakukan klien adalah membantu merapikan rumah (menyapu, mengepel)
dan mencuci baju sendiri. Untuk kebutuhan biaya biasanya diatur oleh ibu klien.
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
16/31
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
17/31
c. Masalah dengan pendidikan : Klien lulus SMA terbuka, klien bercita-cita menjadi
pengacara tetapi malas untuk kuliah.
d. Masalah dengan pekerjaan : Klien tidak bekerja, untuk mencukupi kebutuhan klien
dicukupi oleh kakak-kakaknya.
e. Masalah dengan perumahan : Klien tinggal bersama ibunya, tidak ada masalah
dengan perumahan.
f. Masalah dengan ekonomi : kebutuhan klien dicukupi oleh kakak-kakak klien.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan : Klien berobat ke puskesmas saat sakit.
10. Pengetahuan Kurang Tentang
Klien kurang memahami tentang penyakitnya dan alasan kenapa dibawa ke RSJ.
11. Aspek Medik
Diagnosa Medis : F 20.8
Terapi Medis : Risperidon 2 x 2 mg
Tryhexypenidhyl 3x2 mg
Chlorpromazin 1 x 100 mg
B. Data Fokus
a. Data Subjektif
1) Keluarga mengatakan klien sering menyendiri dan berdiam diri di kamar serta
jarang keluar rumah untuk bergaul dengan orang lain.
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
18/31
2) Klien mengatakan merasa malu karena banyak kekurangan yaitu minder karena
keluarga kurang mampu dan tidak bekerja.
3) Klien mengatakan kadang pernah mendengar bisikan atau dengungan telinganya
saat sedang melamun atau sendirian. Biasanya selama 5 10 menit dan hilang saat
klien beraktivitas.
b. Data Objektif
1) Kontak mata klien kurang
2) Klien tampak pasif dan hipoaktif
3) Klien tampak menghindar dari orang lain
4) Klien sering menunduk
5) Klien kurang mobilitas
6) Klien tampak memutuskan percakapan atau pergi saat diajak bicara
7) Klien sering tampak melamun
8) Ekspresi klien tampak sedih dan kurang bersemangat
C. Analisa Data
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
19/31
No Analisa Data Masalah Keperawatan
1.
2.
3.
DS :
- - Klien mengatakan sering berdiam diri di
kamar terutama saat ada masalah.
DO :
- Klien tampak pasif dan hipoaktif.
- Klien sering menunduk.
- Klien kurang mobilitas.
- Ekspresi klien tampak sedih dan kurang
bersemangata.
DS :
- Keluarga mengatakan klien sering
menyendiri dan berdiam diri di kamar serta
jarang keluar rumah untuk bergaul dengan
orang lain
- Klien mengatakan malu karena banyak
kekurangan yaitu minder karena berasal
dari keluarga tidak mampu dan belumbekerja.
DO :
- Kontak mata klien kurang.
- Klien tampak menghindar dari orang lain
(berdiam diri di kamar dan menyendiri )
- Klien tampak memutuskan percakapan atau
pergi saat diajak bicara.
DS :
- Klien mengatakan kadang mendengar
dengungan di telinganya saat sedang
melamun atau sendirian. Biasanya selama 5
10 menit dan hilang saat klien
beraktivitas.
DO :
- Klien sering tampak melamun.
Mekanisme koping tidak efektif
Isolasi sosial
Resiko gangguan persepsi
sensori : Halusinasi
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
20/31
D. Daftar Masalah Keperawatan
a. Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
b. Isolasi Sosial
c. Mekanisme koping tidak efektif
E. Daftar Diagnosa Keperawatan
Pohon Masalah :
Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi............ ( Akibat )
Isolasi Sosial : Menarik Diri...............................Core problem
Mekanisme koping tidak efektif.............................. (Penyebab)
F. Rencana Asuhan Keperawatan
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
21/31
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Isolasi Sosial
: Menarik
Diri
TUM :Klien dapat
berinteraksi
dengan orang lain
TUK :
1. Kien dapat
membina
hubungan
saling
percaya.
Setelah 3x interaksi
klien menunjukkan
tanda-tanda percaya
kepada/terhadap
perawat :
Wajah cerah,
tersenyum.
Mau berkenalan.
Ada kontak mata.
Bersedia menceritakan
perasaan.
Bersedia
mengungkapkan
masalahnya.
1.1 bina hubungan
saling percaya.
Beri salam setiap
berinteraksi.
Perkenalkan nama,
nama panggilan
perawat dan tujuan
perawat
berkenalan.
Tanyakan dan
panggil nama
kesukaan klien.
Tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
berinteraksi.
Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi
klien.
Buat kontrak
interaksi yang
jelas.
Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien.
2. klien
mampu
Setelah 3x interaksi
klien dapat
2.1 Tanyakan pada
klien tentang :
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
22/31
G. Implementasi dan Evaluasi
Hari/Tgl Dx/SP Implementasi Evaluasi TTD
Jumat
22/6/2012
13:00 WIB
Isolasi Sosial
SP 1
- BHSP
- Mendiskusikan
penyebab
menarik diri
- Mendiskusikan
keuntunganberinteraksi dan
kerugian
menarik diri
- Mengajarkan
cara berkenalan
dengan orang
lain
- Melatih cara
berkenalan
dengan orang
lain
- Memberi salam
terapeutik
- Memperkenalkan
diri dan berkenalan
dengan klien
- Menjelaskan
tujuan pertemuan
- Menanyakanperasaan saat ini
- Menanyakan pada
klien tentang orang
yang tinggal
serumah dan yang
paling dekat
dengan klien
- Mendiskusikan
dengan klien
tentang penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang lain
S :
- Klien mengatakan
namanya Sdr. A dan
lebih suka dipanggil
mas A
- Klien mengatakan
perasaannya hari ini
biasa saja- Klien mengatakan
tinggal di rumah
bersama ibunya dan
orang paling dekat
adalah ibunya
- Klien mengatakan
tidak apa-apa saat
ditanya penyebab
tidak mau bergaul
dengan orang lain
O :
- Klien tampak kurang
bersemangat
- Kontak mata kurang,
klien sering
menunduk
- Klien mau diajak
berkenalan dengan
perawat
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
23/31
- Klien enggan
menjawab
pertanyaaan perawat
- Klien belum mau
mendiskusikan
perasaan
- Klien tidak mau
melanjutkan
percakapan dan tiba-
tiba pergi tanpa
mengucapkan salam
atau meminta ijin
A :
- Klien belum bisa
mendiskusikan
perasaannya
- Klien belum bisa
mendiskusikan
penyebab menarikdiri yang dialaminya
Pp:
- Memperdalam Bina
Hubungan Saling
Percaya.
- Mengevaluasi dan
mengulangi SP 1
(mendiskusikan
keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik
diri, mengajari cara
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
24/31
berkenalan)
- Memotivasi klien
untuk mendiskusikan
perasaan
Pk:
- Anjurkan klien untuk
mengungkapkan
perasaannya secara
terbuka
14:00 WIB SP 1 - Mengevaluasi
perasaan klien
- Mendiskusikandengan klien
tentang penyebab
tidak mau bergaul
dengan orang lain.
- Mendiskusikan
manfaat
berhubungan
soaial dan kerugian
menarik diri
- Mengobservasi
perilaku klien
selama interaksi
- Memotivasi klien
untuk berkenalan
dengan perawat/
klien lain
- Memberi contoh
cara berkenalan
dengan orang lain
S :
- Klien mengatakan
maaf karena tadipergi tanpa permisi
- Klien mengatakan
malu ketika ditanya
penyebab tidak mau
bergaul dengan orang
lain
- Klien mengatakan
tidak tahu tentang
manfaat berhubungan
sosial dan kerugian
menarik diri
- Klien mengatakan
iya saat mendengar
penjelasan perawat
tentang manfaat
berhubungan sosial
dan kerugian menarik
diri
- Klien mengatakan
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
25/31
- Meminta klien
untuk latihan cara
berkenalan dengan
praktek pada
perawat
- Menganjurkan
klien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan
tidak mau berkenalan
dengan perawat /klien
lain
O:
- Klien tampak lebih
suka menundukkan
kepala, kontak mata
kurang
- Klien tampak enggan
berbicara dengan
perawat
- Klien tidak mau
mengulangi
penjelasan perawat
tentang keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik diri
- Klien belum mau
berkenalan denganperawat/klien lain
- Selama interaksi
klien seringkali
terlihat menggigit
bibir dan menutup
rapat mulutnya, klien
sulit menjawab
pertanyaan perawat
A :
- Klien masih belum
bisa menyebutkan
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
26/31
keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik diri
- Klien tidak mau
diajak berkenalan
dengan orang lain
- Kontak mata kurang
- Klien tidak mau
mengisi jadwal
kegiatan hari
Pp :
- Memperdalam BHSP
- Mengevaluasi dan
mengulangi SP 1
(mendiskusikan
keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik
diri, mengajari caraberkenalan)
Pk :
- Memotivasi klien
untuk terbuka dan
tidak takut
berinteraksi dengan
orang lain
Sabtu
23/6/2012
13:00 WIB
Isolasi Sosial
SP 1
- Memberi salam
terapeutik
- Memvalidasi
perasaan klien
- Menjelaskan
S :
- Klien mengatakan
masih ingat dengan
perawat
- Klien mengatakan
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
27/31
tujuan pertemuan
- Mendiskusikan
penyebab menarik
diri
- Mendiskusikan
keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik
diri
- Melatih klien cara
berkenalan dengan
orang lain kepada
perawat
- Memberi pujian
saat klien dapat
melakukan latihan
cara berkenalan
dengan baik
- Memotivasi klienuntuk
mempraktekkan
langsung cara
berkenalan dengan
orang lain
perasaanya hari ini
baik
- Klien mengatakan
sudah mengerti
keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik diri
- Klien mengatakan
mau latihan cara
berkenalan
- Klien mengatakan
mau mempraktekkan
langsung pada
perawat lain
A :
- Klien tampak lebih
bersemangat
- Klien tampak lebih
mudah diajak berkomunikasi
- Kontak mata klien
lebih baik dan klien
sudah lebish sering
melihat ke arah
perawat saat
berbicara
- Klien mau menjawab
dan mengangguk saat
mendengar
penjelasan perawat
- Klien mau
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
28/31
mempraktekkan
latihan cara
berkenalan
- Klien mau mengisi
jadwal kegiatan
harian
A :
- Klien lebih kooperatif
- Klien sudah paham
keuntungan
berinteraksi dan
kerugian menarik diri
- Klien dapat
melakukan latihan
berkenalan dengan
perawat dengan baik
meski masih terlihat
takut
Pp :- Evaluasi SP 1
lanjutkan SP2
(meminta klien
mempraktekkan
berkenalan langsung
dengan orang lain)
Pk :
- Anjurkan klien
berlatih cara
berkenalan secara
mandiri
13.30 SP 2 - Mendampingi S :
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
29/31
klien berkenalan
dengan perawat
lain
- Memberi pujian
karena klien sudah
mempraktekkan
langsung cara
berkenalan
- Klien mengatakan
senang bisa
berkenalan
- Klien mengatakan
nama perawat nya
adalah mbak F
O :
- Klien tampak senang
- Kontak mata lebih
baik
A :
- Klien dapat
mempraktekkan cara
berkenalan dengan
baik
- Klien dapat
menceritakan
perasaannya
Pp :
- Evaluasi SP 2 lanjut
ke SP 3 (meminta
klien berkenalan
dengan 2 orang/lebih)
- Motivasi klien untuk
latihan berkenalan
secara mandiri
Pk :
- Motivasi klien untuk
memperbanyak
interaksi dengan
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
30/31
orang lain
Senin
25/6/2012
09:00
Isolasi sosial
SP3
- Memberi
kesempatan
untuk
berkenalan
denagn 2
orang/lebih
- Memberi salam
terapeutik
- Memvalidasi
perasaan klien
- Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian
- Mendampingi
klien berkenalan
dengan 2 orang
atau lebih- Memberi pujian
atas keberhasilan
klien
S :
- Klien mengatakan
belum latihan cara
berkenalan secara
mandiri
O :
- Klien tampak takut
saat akan diajak
berkenalan dengan
lebih banyak orang
orangA :
- Klien dapat
mempraktekkan cara
berkenalan dengan
satu orang lagi
- Klien menolak diajak
berkenalan dengan
lebih banyak orang
Pp:
- Evaluasi dan ulangi
SP 3(meminta klien
berkenalan dengan 2
orang/lebih)
- Motivasi klien untuk
lebih aktif dalam
berinteraksi
Pk :
- Anjurkan klien
memasukkan
7/31/2019 Presentasi Jiwa (Poltekkes Surakarta)
31/31
kegiatan dalam
jadwal kegiatan
harian
- Motivasi untuk
berkenalan dengan
lebih banyak orang