Post on 16-Jul-2015
C.Kerangka Pikir Penelitian Penderita TB dengan BTA positif, X-Ray positif dan Status gizi kurang, apabila diobati dengan program DOTS disertai pemberian suplemen gizi VCO (Virgin Coconut Oil) plus kapsul Albumin akan mempercepat Sputum Conversion Ratenya (SCR), meningkatkan status gizi penderita, memperbaiki lesi cavitas.
KERANGKA PIKIR PENELITIAN
SUPLEMEN VCO
Penderita TB: 1.BTA (+) 2.Status Gizi Kurang. 3.X-Ray positif
DIOBATI DENGAN PROGRAM DOTS
1.Mempercepat Sputum ConVersion Rate. 2.Meningkatkan Status gizi pen Derita. 3.Memperbaiki lesi cavitas
SUPLEMEN GIZI VIRGIN COCONUT OIL(VCO) + KAPSUL ALBUMIN
D.Kerangka Konsep Penelitian Populasi: Penderita TB yang datang berobat di BBKPM & Puskesmas di 3 Kabupaten
Sampel: 1.Kasus BTA positif 2.Kasus ROpositif 3.Status gizi buruk-sedang 4.Tdk menderita penyakit Paru berat 5.Tdk menderita DM,PJ & bukan perokok berat 6.Tdk menderita HIV
BEROBAT DENGAN PROGRAM DOTS Kelompok Intervensi dgn VCO+Kapsul albumin PRE TEST 1.Sputum BTA 2.Foto thorax 3.Status gizi Kelompok Intervensi dgn Placebo
E V A L U A S I 6 B U L A N
Kelompok Intervensi dgn VCO+Kapsul albumin
POST TEST 1.Sputum BTA 2.Foto thorax 3.Status gizi
Kelompok Intervensi dgn Placebo
KOMPARASI Hasil Pre & Post Test
Defenisi Operasional Kerangka Konsep Penelitian Populasi : 1. Semua pengunjung yang datang berobat di BBKPM Makassar dan di 6 Puskesmas Kabupaten yaitu;Gowa, Takalar, Maros yang teridentifikasi hasil pemeriksaan sputum BTA positif (3 kali pemeriksaan) dan foto thorax mendukung positif TB. 2. Sampel : Jumlah sampel yang dicuplik pada populasi ini untuk penelitian sebanyak 60 penderita TB yang diobati dengan program strategi DOTS.Semua populasi dengan criteria inclusive: Umur, antara 15-55 tahun TB Positif, berdasarkan pemeriksaan sputum (3 specimen positif) disertai tanda klinik dan radiologi Pasien yang belum memperoleh pengobatan TB DOTS sebelumnya (penderita baru) plus pasien pernah mendapat pengobatan dibawah 1 bulan. Status gizi IMT: 16-18,5. Kriteria status gizi kurang apabila IMT dibawah 16,0 dan status gizi baik apabila IMT diatas 18,5. Tidak menderita komplikasi paru yang berat seperti pleural effusion. Tidak menderita penyakit degeneratif yang berat (diabetes, hipertensi, payah jantung, perokok berat) Tidak menderita HIV positif.
3. Variabel Yang Diukur: Pengukuran dilakukan awal, perminggu, perbulan, dan akhir bulan ke- 6 penelitian); Tahap awal penelitian: Sputum BTA (tiga kali pemeriksaan sputum SPS) X-ray dada pada awal penelitian setelah BTA dinyatakan Positif. Status gizi awal penelitian (BB, TB, dengan menghitung IMT) Pemeriksaan Fisik:Plural effusion,Payah jantung, Hipertensi dan perokok berat. Tahap proses penelitian:
Sputum BTA/setiap minggu 3 kali pemeriksaan sputum SPS. Mengukur BB, TB setiap bulannya untuk menghitung IMT.
Tahap akhir penelitian: Sputum BTA (tiga kali pemeriksaan sputum SPS) X-ray (bulan ke 6) akhir penelitian. Status gizi bulan ke-6 akhir penelitian (BB, TB, dihitung IMT)
4.Metode Pengukuran Pemeriksaan Sputum: Pemeriksaan sputum BTA sampel penelitian menggunakan metode pewarnaan Ziehl Neelsen, dilaksanakan di BBKPM Makassar dan Puskesmas PRM (Puskesmas Rujukan Mikroskopis) di 3 Kabupaten yang terpilih, dengan menggunakan sputum SPS (3 kali pemeriksaan sputum BTA), dengan melakukan uji silang mikroskopis laboratorium BBKPM Makassar, sehingga kualitas pengukuran tetap sama. Pengukuran status gizi: Pengkuran status gizi sampel dilakukan di BBKPM Makassar dan di 6 Puskesmas Kabupaten terpilih dengan cara menimbang BB dan TB setiap bulannya untuk menghitung IMT, dengan menggunakan timbangan badan dan tinggi badan digital merek......? , sehingga kualitas pengukuran tetap sama. Chest X-ray: Semua dilaksanakan di BBPKM Makassar dengan membawa semua pasien sampel penelitian dari 6 Puskesmas ke BBKPM
Makassar.Hasilnya dibaca oleh seorang radiologist (Spesialis Radiologi) BBKPM Makassar untuk melihat gambaran lesi pada ke dua belahan paru penderita, sehingga kualitas pengukuran tetap sama. Petugas yang melaksanakan pengukuran baik petugas laboratorium, petugas gizi dan petugas chest X-Raynya sebelum penelitian dilaksanakan terlabih dahulu dilatih di BBKPM Makassar.Petugas pengkur tidak diberitahu siapa kelompok intervensi dan siapa kelompok kontrol.
E. Hipothesis Penelitian 1. Hipothesis Nol: Tidak mempercepat conversi sputum BTA, status gizi dan tidak lesi cavitas pada pasien TB yang berobat dengan program DOTS disertai pemberian suplemen gizi VCO plus Kapsul albumin pada penderita TB yang datang berobat di BBKPM Makassar dan Puskesmas di Kab Maros, Gowa dan Takalar. 2. Hipothesis Alternatif: Mempercepat conversi sputum BTA, meningkatkan status gizi dan memperbaiki lesi cavitas pada pasien TB yang berobat dengan program DOTS disertai pemberian suplemen gizi VCO plus Kapsul albumin pada penderita TB yang datang berobat di BBKPM Makassar dan Puskesmas di Kab Maros, Gowa dan Takalar.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan metode rancangan
pendekatan studi experimen Randomized, controlled, double-blind design. Subjek penelitian akan dibagi ke dalam 2 kelompok secara non random (Non Random Propability Sampling) dengan metode Accidental Sampling. Sampel diambil dari kasus penderita TB (BTA positif) serta memenuhi kriteria penelitian yang kebetulan datang berkunjung di BBKPM Makassar dan 6 Puskesmas lokasi penelitian. Sampel dibagi 2; kelompok pertama (intervention group) akan mendapat pengobatan DOTS dan suplement gizi (VCO plus Albumin), sedangkan kelompok kedua (kontrol) mendapat pengobatan DOTS dan obat Placebo tapi tidak mendapat suplemen gizi (VCO plus Albumin). Penentuan nomor urut kelompok ditentukan berdasarkan urutan kunjungan, dimana setiap pemilhan kelompok intervensi diikuti dengan pemilihan kelompok kontrol. B. Bentuk Intervensi 1. Pengobatan dengan metode DOTS, paduan obat anti tuberkulosis (OAT-KDT), terdiri dari; Isoniazid(H), Rifampicin(R), Pyrazinamid(Z), Etambutol(E) + minyak ikan) dalam bentuk paket dalam 2 tahap (tahap intensif dan tahap lanjutan) akan diberikan pada semua subjek dalam penelitian dengan besaran dosis sesuai berat badan penderita dan diberikan selama 6 bulan. Semua prosedur DOTS (termasuk PMO). 2. Kelompok intervensi selain diobati dengan metode DOTS, juga diberikan VCO dalam kemasan botol, dengan dosis sehari 3 kali 5 ml sehari dan kapsul Albumin dengan dosis 3 kali 2 kapsul sehari, selama 8 minggu (2 bulan). 3. Kelompok kontrol selain diobati dengan metode DOTS, juga diberikan placebo VCO dalam kemasan botol yang sama dengan VCO asli, dengan dosis sehari 3 kali 5 ml sehari serta kapsul placebo Albumin yang berisi gula saccharin, dengan dosis 3 kali 2 kapsul sehari, selama 8 minggu (2 bulan). 4. Pasien menerima konseling gizi yang difokuskan pada perbaikan pola makan setiap hari dengan menggunakan resources yang tersedia di tingkat rumah tangga, oleh petugas gizi yang sudah dilatih.
5. Semua kegiatan intervensi di atas dilaksanakan oleh petugas BBKPM dan Puskesmas yang sudah dilatih (petugas pelaksana penelitian, petugas Gizi dan petugas laboratorium). 6. Pasien dianjurkan datang setiap minggu, selama 8 minggu untuk pemeriksaan sputum BTA dan setiap bulan selama 6 bulan masa untuk mengkur status gizi penderita pengobatan serta bulan terakhir masa pengobatan, untuk foto thorax di BBKPM Makassar.
C. Lokasi Dan Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di BBKPM Makassar dan di 3 Kabupaten, yaitu; Kabupaten Gowa(Puskesmas Bajeng dan Somba Opu), Kabupaten Maros(Puskesmas Bantimurung dan Alliritenggae) dan Kabupaten
Takalar(Puskesmas Pattoppakkang dan Bontomarannu), dimana masing-masing Kabupaten dipilih 2 Puskesmas dengan Insidens dan prevalensi TB(BTA positif), tertinggi di wilayah tersebut.Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 sampai dengan Desember 2010, dimana skedul penelitian terlihat pada table di bawah ini:
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengaruh Efikasi Pengobatan Pasien TB Dengan Program DOTS Melalui Pemberian Suplemen Gizi Albumin Dan VCO Di BBKPM Makassar Dan Puskesmas Di 3 KabupatenTahun 2010 Ket BULAN/TAHUN 2010 N o WAKTU BULAN M A M J A P E U R R I N E I I T L J U L I A S G E U P S T T E U M S B E R O K T O B E R N O V E M E B R D E S E M B E R
KEGIATAN I Tahap PersiapanA. Pembentukan Tim B. Pertemuan Tim C. Penyusunan Proposal Penelitian D. Seminar Proposal E. Perbaikan dan Uji Coba Penelitian
II
Tahap PelaksanaanA. Pre Test awal Penelitian B. Proses Penelitian C. Post Test Penelitian D.Pengumpulan,Pengolahan, Analisis & interpretasi data
III Tahap Menyusun LaporanPenyusunan & Penyempurnaan Laporan Hasil Penelitian
D. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Subjek populasi penelitian ini adalah pasien TB dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif yang baru datang ke BBPKM dan 6 Puskesmas di 3 Kabupaten yaitu; Kabupaten Gowa, Takalar dan Maros). 2. Sampel: Perhitungan jumlah sampel dilakukan.dengan menggunakan hasil
penelitian sebelumnya, setelah mengoreksi dengan sample DO (hilang follow-up atau exclussion criteria) maka jumlah sampel 60 sampel (30 per kelompok). E. Sumber Data 1. Data Primer Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan selama proses penelitian, dimana kelompok intervensi dan control diberi perlakukan, kemudian diamati dan dicatat perkembangan kemajuannya oleh peneliti selama kurang lebih 6 bulan. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari BBKPM Makassar, Dinas Kesehatan Provinsi dan data TB dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas pada 3 Kabupaten
yaitu;Gowa,Takalar, Maros dan Kota Makassar.
F. Pengelolaan dan Analisis Data Pengelolaan data dilaksankan awal, proses dan akhir penelitian yang kemdian data diolah di computer. Penelitian ini menggunakan analisis statistic Non-Parametrik, dengan menggunakan uji statistic bivariat, untuk melihat efikasi pemberian suplemen gizi VCO dan Albumin pada pasien yang memperoleh pengobatan DOTS kaitannya dengan Sputum Conversion Rate (SCR), status gizinya dan gambaran lesi cavitas Radiologi.
BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Variabel Penelitian:
a. Konversi Sputum BTA:Tabel. Distribusi Hasil Pengamatan Conversi Sputum BTA Selama 8 Minggu Kelompok BTA Negatif n Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Minggu VI Minggu VII Minggu VIIISumber : Data PrimerGrafik Distribusi Hasil Pengamatan Conversi Sputum BTA Selama 8 Minggu
Intervensi % 0 56.7 83.3 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 n 0 1 8 16 21 24 26 30
Kontrol % 0 3.3 26.7 53.3 70.0 80.0 86.7 100.0 n 0 18 33 46 51 54 56 60
Jumlah % 0 30 55 76.7 85 90 93.3 100
0 17 25 30 30 30 30 30
35 30 25 20 15 10 5 0
30 30 30 30 30 25 24 26 21 17 16 Intervensi 8 0 1 Kontrol
B. Status Gizi Tabel.1 Distribusi Hasil Pengamatan Status Gizi Penderita Selama 6 Bulan Kelompok Waktu n Awal Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VISumber : Data Primer
Intervensi % 0,0 40.0 60.0 63.3 70.0 76.7 100,0 n 0 2 3 3 4 6 8
Kontrol % 0,0 6.7 10.0 10.0 13.3 20.0 26.7 n 0 14 21 22 25 29 38
Jumlah % 0,0 23.3 35.0 36.7 41.7 48.3 51.7
0 12 18 19 21 23 30
Grafik 1. Distribusi Hasil Pengamatan Status Gizi Penderita Selama 6 Bulan
35 30 25 20 15 10 5 0 Awal
30
1812 0 2 3
19
21
23 Intervensi 6 8 Kontrol
3
4
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
Tabel.2 Distribusi Hasil Pengamatan Kenaikan Rata Rata IMT Selama 6 bulan Jenis Perlakukan Rata rata IMT Awal Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI Sumber : Data Primer Intervensi 16.491.59 17.482.052 18,032.046 20,042.06 22,431.98 22,032.08 22,42 1,32 Kontrol 16.911.35 17.270.98 17.270.98 17.601.10 17.881.33 18.201.69 19,111,03 Total 16.701.48 17.381.60 17.531.61 17.821.65 18.121.69 18.321.88 20,221,12
Grafik 2. Perbandingan Kenaikan Rata-Rata IMT Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Selama 6 Bulan
Intervensi Kontrol
Tabel. 3 Kenaikan Status Gizi Pasien Intervensi dan Kontrol Dari Bulan ke Bulan Selama 6 Bulan PenelitianKelompok
Kelompok IntervensiGizi Baik Gizi Kurang
Kelompok KontrolGizi Baik Gizi Kurang
Bulan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
12 18 19 21 23 23
18 12 11 9 7 7
2 3 3 4 6 8
28 27 27 26 24 22
Sumber: Data Primer
Grafik. 1 Kenaikan Status Gizi Pasien Intervensi dan Kontrol Dari Bulan ke Bulan Selama 6 Bulan Penelitian25 20 15 10 5 0 Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI
23 21 18 12 18 12 19
23
11 9 7 7
Gizi Baik Gizi Kurang
Grafik. 2 28
30 25 20 15 10 5 0
27
27
26
24
22 Gizi Baik
2Bulan I
3Bulan II
3
4
6
8
Gizi Kurang
Bulan III Bulan IV
Bulan V
Bulan VI
C.Gambaran X-Ray(Foto Thorax) Tabel 1. Distribusi Hasil Pengamatan Gambaran X-Ray Awal Hasil Rontgen Awal Berawan pada paru KP Bronchitis spesifik+ KP KP Dupleks aktif Total Sumber : Data Primer Grafik 1. Distribusi Hasil Pengamatan Gambaran X-Ray Awal Intervensi n 1 1 28 30 % 3.3 3.3 93.3 100.0 n 1 1 28 30 Kontrol % 3.3 3.3 93.3 100.0 n 2 2 56 60 Jumlah % 3.3 3.3 93.3 100.0
Kelompok Intervensi30 25 20 15 10 5 0
28
30
1Berawan pada paru KP
1Bronchitis spesifik+ KP KP Dupleks aktif Total
Intervensi
Grafik 2.
Kelompok Kontrol30 25 20 15 10 5 0
28
30
Kontrol 1 1KP Dupleks aktif Total
Berawan Bronchitis pada paru KP spesifik+ KP
Tabel 2. Distribusi Hasil Pengamatan Gambaran X-Ray Pasca Pengobatan Kelompok Intervensi Kontrol n % n % 0 0 9 30.0 1 3,3 4 13.3 0 0 8 26.7 1 3.3 0 .0 2 6.7 2 6.7 13 43.3 6 20.0 7 23.3 0 .0 3 10.0 0 .0 2 6.7 1 3.3 1 3.3 0 .0 30 100.0 30 100.0 Jumlah n 9 11 8 1 4 19 1 3 3 1 60 % 15.0 18.3 13.3 1.7 6.7 31.7 1.7 5.0 5.0 1.7 100.0
Hasil Rontgen Akhir Lesi cavitas aktif Fibrosis aktif (cavitas aktif) Tuberkel aktif Schwarte(cavitas tdk aktif) Sikatrik(cavitas tdk aktif) Lesi cavitas tdk aktif Cavitas Fibrosis tdk aktif Tuberkel tdk aktif Perbaikan( cavitas tidak aktif) Sikatrik tdk aktif Total Sumber : Data Primer
Grafik 1. Hasil Rontgen Kelompok Intervensi Penelitian
Grafik 2.
2. Analisis Variabel Penelitian a. Conversi Sputum BTA Tabel 12. Pengaruh Terhadap Conversi Sputum BTA BTA Intervensi Conversi Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Minggu VI Minggu VII Minggu VIII Sumber : Data Primer Pada Tabel 12, menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi, 0 17 25 30 30 30 30 30 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Nilai p Conversi 0 2 3 3 4 6 8 30 1,000 0,068 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Kontrol Nilai p
konversi sputum BTA dari BTA (+) menjadi BTA (-), dimulai dari minggu kedua pada proses penelitian, demikian pula halnya dengan kelompok kontrol, namun perubahan itu lebih besar pada kelompok intervensi.
Hasil uji statistik dengan Mc Nemar diperoleh nilai p=0,000 (p