Presentasi Hasil

74
DIKA HERZA PRATAMA 08310077

description

bph

Transcript of Presentasi Hasil

Page 1: Presentasi Hasil

DIKA HERZA PRATAMA08310077

Page 2: Presentasi Hasil

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: Presentasi Hasil

Latar belakangBPH adalah ialah hiperplasia kelenjar

periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.

BPH merupakan penyakit tersering kedua di klinik urologi di Indonesia.

Gangguan prostat: 80% terjadi BPH 18% kanker prostat dan sisanya prostatitis

Page 4: Presentasi Hasil

Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah diteliti, tetapi sebagai gambaran hospital prevalence di dua Rumah Sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun (1994-1997) terdapat 1040 kasus

Sedangkan di bagian rawat inap bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek jumlah pasien BPH pada tahun 2006 berjumlah 114, 2008= 65 kasus, 2010=36 kasus.

Page 5: Presentasi Hasil

Rumusan masalah“Bagaimanakah gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang pada pasien BPH di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2010-2011?”

Page 6: Presentasi Hasil

Tujuan PenelitianTujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang pada pasien BPH di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2010-2011.

Page 7: Presentasi Hasil

Tujuan Khusus1.Untuk mengetahui proporsi pasien BPH.2.Untuk mengetahui gambaran straining,

pancaran urin lemah, intermittency, tidak lampias, frequency, nocturia, urgency, dan retensi urin pada pasien BPH.

3.Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Ultrasonography (USG) Transabdominal pada pasien BPH.

Page 8: Presentasi Hasil

Manfaat PenelitianPenelitiPihak instansi terkaitMasyarakatUniversitas Malahayati

Page 9: Presentasi Hasil

Ruang lingkupRuang lingkup dalam penelitian ini adalah :

Sifat Penelitian : Deskriptif retrospektif. Subyek Penelitian : Pasien BPH di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2010-2011.

Objek Penelitian : Umur, gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang pada pasien BPH di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2010-2011.

Page 10: Presentasi Hasil

4. Tempat : Bagian Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar lampung.

5. Waktu : Bulan Desember 2011 - Januari 2012.

Page 11: Presentasi Hasil

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 12: Presentasi Hasil

DefinisiHiperplasia prostat merupakan kelainan yang sering ditemukan. Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat karena yang terjadi sebenarnya ialah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.

Page 13: Presentasi Hasil

Etiologi1. Adanya hiperplasia periuretral yang

disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen.

2. Ketidakseimbangan endokrin.3. Faktor umur/usia lanjut.

Biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun.4. Unknown / tidak diketahui secara pasti.

Page 14: Presentasi Hasil

Gambaran prostat

Page 15: Presentasi Hasil

Gejala dan tandaGejala1.Gejala obstruktif2.Gejala iritatif

TandaDitemukannya pembesaran konsistensi kenyal

pada pemeriksaan colok dubur.

Page 16: Presentasi Hasil

Derajat hiperplasi prostatDerajat Colok dubur Sisa volume urinI Penonjolan prostat, batas atas

mudah diraba< 50 mL

II Penonjolan prostat jelas, batas atas dapat dicapai

50-100 mL

III Batas atas prostat tidak dapat diraba

> 100 mL

IV Retensi total

Page 17: Presentasi Hasil

International Prostat Symptom ScoreTidakpernah

Kurangdari sekali

dalamlima kali

Kurangdari

setengah

Kadang-kadangsekitar(50%)

Lebihdari

setengah

Hampirselalu

SkorAnda

1. Tidak lampias:Sepanjang bulan lalu, berapa banyak Anda merasa tidak puas saat selesai berkamih?

0 1 2 3 4 5

2. Frekuensi:Sepanjang bulan lalu,

berapa sering Anda merasa harus berkemih lagi kurang dari 2 jam setelah berkemih sebelumnya?

0 1 2 3 4 5

3. Intermitensi:Sepanjang bulan lalu,

seberapa sering Anda merasa saat berkemih, Anda ingin berhenti tetapi kemudian berkemih lagi?

0 1 2 3 4 5

Page 18: Presentasi Hasil

4. Urgensi:Sepanjang bulan lalu,

seberapa sering Anda mendapatkan bahwa Anda sulit menahan kencing?

0 1 2 3 4 5

5. Pancaran urin lemah:Sepanjang bulan lalu,

seberapa sering pancaran kencing Anda lemah?

0 1 2 3 4 5

6. Straining:Sepanjang bulan lalu,

seberapa sering Anda harus mengedan untuk mulai berkemih?

0 1 2 3 4 5

7. Nocturia:Sepanjang bulan lalu,

seberapa sering Anda harus bangun untuk berkemih sejak mulai tidur pada malam hari hingga bangun dipagi hari?

Tidakada0

1 kali1

2 kali2

3 kali3

4 kali4

5 kaliatau lebih

5

Page 19: Presentasi Hasil

Senangsekali

SenangPada

umumnyapuas

Campuranantara

puas dantidak

Padaumumnyatidak puas

Tidakbahagia

Buruksekali

Seandainya Anda harus menghabiskan sisa hidup Anda dengan fungsi berkemih saat ini bagaimana perasaan Anda?

0 1 2 3 4 5 6

Skor IPSS= ……....Skor QOL = ………. (Skor kualitas hidup)Total IPSS Score: Ringan (Mild) : 0-7

Sedang (Moderate) : 8-19Berat (Severe) : 20-35

Page 20: Presentasi Hasil

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan mikroskopis urinElektrolit, Ureum, KreatininProstat Specific Antigen

Page 21: Presentasi Hasil

Pemeriksaan RadiologiFoto polosPielografi intravenaSistografiUltrasonography(USG)

Page 22: Presentasi Hasil

Pemeriksaan USG secara Transrectal Ultrasonography (TRUS), digunakan untuk mengetahui besar dan volume prostat, adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna sebagai petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat, menentukan jumlah residual urin dan mencari kelainan lain pada buli-buli.

Pemeriksaan Transabdominal Ultrasonography (TAUS) dapat mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama

Page 23: Presentasi Hasil

PenatalaksanaanDerajat I : medikamentosa (penghambat

adrenoresptor α)Derajat II: indikasi untuk melakukan

pembedahan (Trans Urethral Resection)Derajat III: pembedahan (Trans Urethral

Resection) atau bedah terbukaDerajat IV: Kateterisasi (retensi urin total)

lalu pembedahan (Trans Urethral Resection)

Page 24: Presentasi Hasil

Kerangka teori

BPH

Gejala Klinis

-Straining

-Pancaran urin lemah

-Intermittency

-Tidak lampias

-Frequency

-Terminal dribbling

-Nocturia

-Urgency

-Disuria

-Hematuria

-Retensi urin

Pemeriksaan Penunjang

-Pemeriksaan mikroskopis urin

-Pemeriksaan Prostat Specific Antigen (PSA)

-Foto polos abdomen

-Pielografi intravena

-Sistografi

-Ultrasonografi (USG)

Transrectal Ultrasound (TRUS)

Transabdominal Ultrasound (TAUS)

Umur

Page 25: Presentasi Hasil

Kerangka konsepGejala Klinis

-Straining

-Pancaran urin lemah

-Intermittency

-Tidak lampias

-Frequency

-Nocturia

-Urgency

-Retensi urin

Pemeriksaan Penunjang

-Ultrasonography (USG)

Transabdominal Ultrasonography (TAUS)

BPH

Umur

Page 26: Presentasi Hasil

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Page 27: Presentasi Hasil

Jenis penelitianJenis penelitian yang digunakan adalah studi

deskriptif retrospektif.Sumber data penelitian menggunakan data

sekunder yaitu rekam medik.

Page 28: Presentasi Hasil

Waktu & tempat penelitianWaktu penelitian : Bulan Desember 2011-

Januari 2012.

Tempat penelitian :Di Bagian Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

Page 29: Presentasi Hasil

Subyek PenelitianPopulasi

Populasi penelitian adalah semua kasus BPH Rawat Inap yang tercatat di Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung

SampelSampel yg diambil pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yg dibuat oleh peneliti.

Page 30: Presentasi Hasil

Cara Pengambilan DataData diperoleh dengan melihat semua status/rekam medik pasien BPH yang berasal dari Bagian Rekam Medik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

Page 31: Presentasi Hasil

Kriteria Inklusi & EkslusiKriteria inklusi: Pasien yang didiagnosa

dengan BPH pada bagian rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2010-2011.

Kriteria ekslusi: Pasien BPH yang rawat jalan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan di luar periode 2010-2011.

Page 32: Presentasi Hasil

Variabel penelitianVariabel pada penelitian ini yaituUmurStariningPancaran urin lemahIntermittencyTidak lampiasFrequencyNocturiaUrgency Retensi urinPemeriksaan ultrasonografi (USG): Transrectal

Ultrasonography (TRUS)

Page 33: Presentasi Hasil

Definisi OperasionalNo.

Variabel Definisi operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Umur Umur pasien BPH

Mengitung semua umur pasien BPH

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Umur pasien BPH:0= 40-49 tahun1= 50-59 tahun2= 60-69 tahun3= 70-79 tahun4= ≥80 tahun

Ordinal

1.Straining Pasien harus

mengejan dahulu sebelum berkemih

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala klinis seperti harus menunggu sebelum berkemih.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Harus menunggu sebelum berkemih:0=Ada1=Tidak ada

Nominal

3. Pancaran urin lemah

Pasien dengan pancaran kencing yang lemah

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala pancaran kencing yang lemah.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Pancaran kencing lemah:0=Ada1=Tidak ada

Nominal

1.

No

2.

Page 34: Presentasi Hasil

5. Tidak lampias Pasien merasa tidak puas setelah selesai berkemih

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala tidak merasa puas setelah berkemih.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Tidak puas setelah berkemih:0=Ada1=Tidak ada

Nominal

6. Frequency Pasien dengan peningkatan frekeunsi berkemih

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala peningkatan frekuensi berkemih.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Frekuensi berkemih:0= >8 kali1= ≤8 kali

Nominal

7. Nocturia Pasien dengan peningkatan frekuensi berkemih pada malam hari

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala peningkatan frekuensi berkemih pada malam hari.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Frekuensi berkemih pada malam hari:0= >2 kali1= ≤2 kali

Nominal

No.

Variabel Definisi operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukurNo

4. Intermittency Pasien dengan keluhan pada saat berkemih ingin berhenti tapi kemudian berkemih lagi

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala pada saat berkemih ingin berhenti tapi kemudian berkemih lagi.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Saat berkemih ingin berhenti tapi kemudian berkemih lagi:0=Ada1=Tidak ada

Nominal

Page 35: Presentasi Hasil

No.

Variabel Definisi operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

9. Retensi Urin Pasien dengan keluhan tidak dapat berkemih

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala tidak dapat berkemih.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Tidak dapat berkemih:0=Ada1=Tidak ada

Nominal

10. Pemeriksaan ultrasonografi (USG): TRUS atau TAUS

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk melihat pembesaran prostat

Menghitung jumlah pasien dengan pembesaran prostat

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Hasil pemeriksaan TRUS atau TAUS:0= dilakukan pemeriksaan USG1= Tidak dilakukan pemeriksaan USG

Nominal

8. Urgency Pasien dengan keluhan tidak dapat menunda pada waktu akan berkemih

Menghitung jumlah pasien BPH dengan gejala harus mengejan pada waktu akan berkemih.

Catatan medik RSUDAM Lampung tahun 2009-2010

Tidak dapat menunda pada saat akan berkemih:0=Ada1=Tidak ada

Nominal

Page 36: Presentasi Hasil

Pengolahan dataSetelah data terkumpul melalui rekam medik

maka dilakukan tahap pengolahan data. Pengolahan data dalam penelitian dimulai dengan memeriksa data, menyunting data (editing), mengolah data (coding), memasukkan data (entry), memproses data (processing), membersihkan data (cleaning) dan tabulasi data (tabulating).

Page 37: Presentasi Hasil

Analisa dataPada penelitian ini analisis data

menggunakan proporsi presentase yaitu:

F P = X 100

N

P = Besarnya presentaseF = Jumlah tiap kategori variableN = Jumlah seluruh sample

Page 38: Presentasi Hasil

BAB IVHASIL & PEMBAHASAN

Page 39: Presentasi Hasil

Hasil PenelitianPenelitian: Desember 2010-Januari 2011Tempat: Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul

MoeloekJumlah kasus BPH sebanyak 151 penderitaData yang diteliti 8170 data yang tidak diikut sertakan dalam

penelitian ini dengan rincian: 1. 26 data tidak terekam di Bagian

Rekam Medik 2. 44 data tidak dilakukan

anamnesa secara lengkap

Page 40: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persen (%)

40-49 1 1.250-59 15 18.5

60-69 32 39.5

70-79 31 38.3

>80 2 2.5

Total 81 100.0

Page 41: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Straining

Straining Frekuensi Persen (%)

Ada 22 27.2

Tidak ada 59 72.8

Total 81 100.0

Page 42: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Pancaran Urin Lemah

Pancaran Urin Lemah

Frekuensi Persen (%)

Ada 18 22.2

Tidak ada 63 77.8

Total 81 100.0

Page 43: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Intermittency

Intermittency Frekuensi Persen (%)

Ada 32 39.5

Tidak ada 49 60.5

Total 81 100.0

Page 44: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Tidak Lampias

Pengosongan Tak Tuntas

Frekuensi Persen (%)

Ada 43 53.1

Tidak ada 38 46.9

Total 81 100.0

Page 45: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Frequency

Dari 81 sampel penelitian hanya 18 penderita dengan keluhan sering buang air kecil dan juga pada rekam medik tidak dituliskan seberapa sering pasien BPH tersebut buang air kecil.

Karena peneliti mendefinisikan frequency sebagai buang air kecil lebih dari delapan kali selama satu hari, sehingga peneliti tidak mengambil variabel ini sebagai variabel penelitian.

Page 46: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Nocturia

Nocturia Frekuensi Persen (%)

Ada 49 60.5

Tidak ada 32 39.5

Total 81 100.0

Page 47: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Urgency

Urgency Frekuensi Persen (%)

Ada 6 7.4

Tidak ada 75 92.6

Total 81 100.0

Page 48: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Gejala Klinis Retensi Urin

Retensi urin Frekuensi Persen (%)

Ada 77 95.1

Tidak ada 4 4.9

Total 81 100.0

Page 49: Presentasi Hasil

Proporsi Penderita BPH Berdasarkan Pemeriksaan USG

Pasien yang didiagnosa BPH sebanyak 81 penderita, dan yang dilakukan pemeriksaan USG sebanyak 68, sedangkan 13 penderita BPH lain dilakukan pemeriksaan BNO, IVP dan sistografi.

Pemeriksaan USG Frekuensi Persen (%)

Dilakukan 68 84.0

Tidak dilakukan 13 16.0

Total 81 100.0

Page 50: Presentasi Hasil

Pembahasan: Umur Penderita BPHPenelitian yang

dilakukan oleh Furqan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2003, penderita BPH yang berusia:

50-59 tahun (7.81%)60-69 tahun (56.25%)70-79 tahun (32.81%)>80 tahun (3.13%)

Page 51: Presentasi Hasil

Hasil ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tanagho (1995) bahwa penderita BPH yang datang ke klinik 50 % dijumpai penderita yang berusia 60-69 tahun.

Untuk umur termuda pada usia 49 tahun ini sesuai dengan teori oleh P.Birowo dimana pada usia 40-49 tahun sudah dapat menimbulkan gejala BPH.

Page 52: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis StrainingPenelitian ini tidak

jauh berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty tahun 2007 di RSUP dr. Kariadi Semarang didapatkan persentase pasien dengan gejala klinis straining sebanyak 30.4%

Page 53: Presentasi Hasil

BPH adalah pertumbuhan nodul-nodul fibroadenomatosa majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang tersisa. Prostat tersebut mengelilingi uretra, dan pembesaran bagian periuretral akan menyebabkan obstruksi leher kandung kemih dan uretra pars prostatika dan mengakibatkan gejala obstruksi yaitu kesulitan dalam memulai berkemih (straining) (Price.S.A. 2005).

Page 54: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis Pancaran Urin Lemah

Penelitian yang dilakukan Ferawaty tahun 2007 di RSUP dr. Kariadi Semarang, pasien BPH dengan gejala klinis pancaran urin lemah sebanyak 17.3%.

Pancaran Urin Lemah

Page 55: Presentasi Hasil

Hasil penelitian ini dan penelitian yang dilakukan Ferawaty sesuai dengan teori, dimana tidak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi, meskipun volume kelenjar periuretral sudah membesar dan elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun, tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan.

Page 56: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis IntermittencyHasil penelitian ini

sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty tahun 2007 di RSUP dr. Kariadi Semarang, pasien BPH yang memiliki gejala intermittency sebanyak 28.3%.

Page 57: Presentasi Hasil

Pada BPH biasanya ditemukan gejala obstruksi dan iritasi. Gejala dan tanda obstruksi saluran kemih berarti penderita harus menunggu pada tahap permulaan miksi, menetes pada akhir miksi, pancaran miksi menjadi lemah, rasa belum puas sehabis miksi dan miksi terputus (intermittency). Gejala intermittency ini terjadi karena detrusor gagal berkontraksi dengan cukup kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus (Sjamsuhidajat, 2010).

Page 58: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis Tidak LampiasHasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty tahun 2007 di RSUP dr. Kariadi Semarang bahwa pasien BPH yang disertai dengan gejala tidak lampias sebanyak 65.2%.

Tidak Lampias

Page 59: Presentasi Hasil

Gejala obstruksi biasanya lebih disebabkan oleh karena prostat dengan volume besar. Apabila vesika menjadi dekompensasi, maka akan menjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin di dalam vesika, hal ini menyebabkan rasa tidak lampias pada akhir miksi (Djamaloeddin, 1995).

Page 60: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis FrequencyDari 81 sampel penelitian hanya 18 penderita

dengan keluhan sering buang air kecil dan juga pada rekam medik tidak dituliskan seberapa sering pasien BPH tersebut buang air kecil.

Karena peneliti mendefinisikan frequency sebagai buang air kecil lebih dari delapan kali selama satu hari, sehingga peneliti tidak mengambil variabel ini sebagai variabel penelitian.

Page 61: Presentasi Hasil

Frekuensi berkemih yang normal adalah tiap tiga jam sekali atau tak lebih dari delapan kali sehari. Pada orang normal, sensasi pertama ingin berkemih biasanya timbul pada saat volume kandung kemih mencapai 300 – 600 ml. Umumnya kandung kemih dapat menampung urin sampai lebih kurang 500 ml tanpa terjadi kebocoran (Ganong W, 2003).

Sedangkan pada penderita BPH dengan gejala klinis frequency, terjadi pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat yang menyebabkan rangsangan pada kandung kemih sehingga vesika sering berkontraksi meskipun belum penuh (Sjamsuhidajat, 2010).

Page 62: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis NocturiaHasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty tahun 2007 di RSUP dr. Kariadi Semarang bahwa kebanyakan pasien BPH yang disertai dengan gejala nocturia sebanyak 93.5%.

Page 63: Presentasi Hasil

Hasil penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Du Beau (1995) bahwa nocturia terjadi pada 73% pasien dengan prostat yang membesar dan merupakan empat gejala utama yaitu penurunan pancaran urine, nocturia, berkemih terputus-putus dan keinginan yang mendesak untuk berkemih.

Page 64: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis UrgencyHasil penelitian ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty tahun 2007 di RSUP dr. Kariadi Semarang bahwa pasien BPH dengan gejala urgency sebanyak 56.6%.

Page 65: Presentasi Hasil

Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan alat ukur yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan oleh Ferawaty menggunakan metode kuesioner sedangkan penelitian ini menggunakan data dari rekam medik.

Urgency termasuk salah satu gejala iritatif pada penderita BPH, gejala iritatif ini disebabkan oleh karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesika, sehingga vesika sering berkontraksi meskipun belum penuh (Sjamsuhidajat, 2010).

Page 66: Presentasi Hasil

Gambaran Klinis Retensi UrinMenurut Sjamsuhidajat

(2011), apabila vesika menjadi dekompensasi, akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin di dalam kandung kemih, dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Jika keadaan ini berlanjut, pada suatu saat akan terjadi kemacetan total sehingga penderita tidak mampu lagi miksi.

Page 67: Presentasi Hasil

Menurut Djamaloeddin (1995), pada taraf awal setelah terjadi pembesaran prostat akan terjadi resistensi yang bertambah pada leher vesika dan daerah prostat, kemudian detrusor akan mencoba mengatasi keadaan ini dengan jalan kontraksi lebih kuat. Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal.

Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi sehingga akan terjadi retensi urin total.

Page 68: Presentasi Hasil

Pemeriksaan USGDari 81 pasien, yang

dilakukan pemeriksaan USG sebanyak 68 (84.0%), selebihnya 13 (16.0%) pasien tidak dilakukan pemeriksaan USG tetapi dilakukan pemeriksaan lain seperti BNO, IVP dan Sistografi.

Page 69: Presentasi Hasil

Pemeriksaan ini merupakan salah satu modalitas pemeriksaan noninvasif dibidang urologi terutama pada BPH, selain itu pemeriksaan ini nyaman bagi pasien. Ultrasonografi transabdominal dengan full bladder biasanya dapat memperlihatkan dan memungkinkan mengukur volume prostat (Sari, 2010).

Page 70: Presentasi Hasil

BAB VKESIMPULAN & SARAN

Page 71: Presentasi Hasil

KesimpulanAngka kejadian BPH di Bagian Rawat Inap SMF

Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2010-2011 sebanyak 151 kasus dan yang diikutsertakan dalam penelitian sebanyak 81 kasus.

Proporsi umur penderita BPH tertinggi pada kelompok umur 60-69 tahun sebanyak 32 (39.5%) dari 81 kasus.

Gambaran klinis penderita BPH yang tidak disertai gejala straining sebanyak 59 (72.8%).

Gambaran klinis penderita BPH yang tidak disertai gejala pancaran urin lemah sebanyak 63 (77.8%).

Page 72: Presentasi Hasil

Gambaran klinis penderita BPH yang tidak disertai gejala intermittency sebanyak 49 (60.5%).

Gambaran klinis penderita BPH yang disertai gejala tidak lampias sebanyak 43 (53.1%).

Gambaran klinis penderita BPH yang disertai gejala nocturia sebanyak 49 (60.5%).

Gambaran klinis penderita BPH yang tidak disertai gejala urgency sebanyak 75 (92.6%)

Gambaran klinis penderita BPH yang disertai gejala retensi urin sebanyak 77 (95.1%).

Pemeriksaan USG yang dilakukan pada semua penderita BPH didapatkan hasil pembesaran kelenjar prostat yaitu 68 (84.0%).

Page 73: Presentasi Hasil

SaranBagi rumah sakit, sebaiknya status rekam

medik untuk pasien BPH dianamnesa sesuai dengan standar International Prostat Symptom Score (IPSS).

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data dan diharapkan dapat meningkatkan hasil penelitiannya dengan mengkaji hal-hal yang belum dapat dimunculkan penulis dalam penelitian ini.

Page 74: Presentasi Hasil

Terima Kasih