Prescil - Sle

Post on 12-Jan-2016

281 views 0 download

description

SLE PPT

Transcript of Prescil - Sle

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

LARASJATI TARTIKO 1410221030HASYATI DWI K 1410211013DESI MEGAFINI 1410211062ANNISA ISLAM 1410211062

Sistemic Lupus Eritematosus

Pembimbing: dr. Heppy Sp.PD

Latar belakang

Imunitas dalam tubuh sangat pentingTerdapat beberapa penyakit yang disebabkan

gangguan pada sistem imun antara lain lupus eritematosus sistemik

Etiologi lupus eritematosus belum bisa dipastikan tetapi terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskannya

Butuh pengkajian lebih dalam kedepannya

Identitas

Nama : Ny. WUsia : 22 tahunJenis kelamin : PerempuanStatus : MenikahAgama : IslamPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat : Purbadana RT02 RW1,

PurwokertoTanggal masuk : 27 Desember 2014Tanggal periksa : 28 Desember 2014No. CM : 922496

Subjektif

Keluhan Utama : Sesak napasKeluhan Tambahan : Nyeri menelan,

rasa panas di perut dan dada, muncul ruam kemerahan di wajah, nyeri sendi.

RPS

Pasien datang dengan keluhan sesak napas 1 hari sebelum masuk RSMS. Sesak dirasakan memberat disertai dada dan perut terasa panas. Keluhan tersebut dirasa memburuk jika pasien beraktivitas, saat malam hari, dan saat berbaring terlentang. Keluhan dirasa membaik jika pasien istirahat dan tidur dengan posisi setengah duduk. Pasien juga merasakan nyeri menelan karena bibir pecah-pecah. Pasien juga mengeluhkan muncul ruam kemerahan di wajah sudah satu tahun tetapi hilang timbul dan menetap kurang lebih satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lain juga dirasakan oleh pasien yakni nyeri sendi. Pasien mengaku belum pernah dirawat di RSMS dengan keluhan yang sama.

Riwayat

Riwayat Penyakit Dahulu-Riwayat keluhan serupa : diakui sejak satu

tahun belakangan ini

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Sosial EkonomiCommunityOcupational Personal habbit

Objektif

Wajah : ruam (+), lesi diskoid (+)Rambut : warna hitam kemerahan,

mudah dicabut dan rontok, distribusi merata Mulut : bibir kering kering, ulserasi

AbdomenInspeksi : cembungAuskultasi : bising usus (+) normal, Perkusi : timpani, pekak sisi (+), pekak

alih (+)Palpasi : supel, undulasi (+), hepar tidak

teraba besar, dan lien tidak teraba

besar, nyeri tekan (+) epigastrium dan hipokondrium dextra

Ekstremitas : edem dan purpura

Px penunjang

Darah lengkapHemoglobin : 8 g/dl Leukosit : 4190 uLHematokrit : 23% Eritrosit : 3,0 x 10^6/uLTrombosit : 34.000/uLMCV : 65,6 fLMCH : 23,2 pgMCHC : 35,5 %RDW : 15 %MPV : 8 %

Hitung Jenis Basofil : 0 % Eosinofil : 2 % Batang : 5 % Segmen: 77 % Limfosit: 13 % Monosit : 2 %

Kimia Klinik SGOT : 125 SGPT : 39 Ureum : 151,7 Kreatinin : 2,51 GDS : 99 Natrium : 129 Kalium : 3 Klorida : 95

Assessment

Diagnosis Klinis : SLE

Planning

Rawat inap FarmakologiO2 3 lpm nasal kanul (bila perlu)IVFD RL 20 tetes/menitInj. Ondansetron 2x1 ampul IVInj. Ranitidin 2x1 ampul IVInj. Metilprednisolon 2x62,5 mg IVDrip Ketorolac 3x1 ampul IVDrip Nistatin 3x1 ampul IVPO. Inpepsa syr 3x1 cth.

Non FarmakologiEdukasi tentang penyakit, faktor risiko,

pengobatan dan komplikasi penyakit.Keseimbangan nutrisi antara protein, lemak,

karbohidrat. Monitoring

Keadaan umum dan kesadaran Tanda Vital

 

Prognosis

Ad vitam : dubia ad malamAd fungsionam : dubia ad malamAd sanationam : dubia ad malam 

Definisi

Suatu kondisi inflamasi yang berhubungan dengan sistem imunologis yang menyebabkan kerusakan multi organ

Etiologi

interaksi antara faktor genetik, faktor yang didapatfaktor lingkunganUltraviolet B lightHormon sexFaktor dietFaktor InfeksiFaktor paparan dengan obat tertentu

Patogenesis

Faktor genetik memegang peranan pada banyak penderita lupus dengan resiko yang meningkat pada saudara kandung dan kembar monozigot

Faktor lingkungan dapat menjadi pemicu pada penderita lupus, seperti radiasi ultra violet, obat-obatan, virus

Faktor imunologis, selama ini dinyatakan bahwa hiperaktivitas sel limfosit B menjadi dasar dari pathogenesis lupus eritematosus sistemik

Meskipun hormon steroid (sex hormone) tidak menyebabkan LES, namun mempunyai peran penting dalam predisposisi dan derajat keparahan penyakit

Patofisiologi

Klasifikasi

Sistemik lupus eritematosusChronik cutaneous lupusSubkutaneus lupus eritematosusDrug induced lupus eritematosusNeonatal lupus eritematosus

Gejala

Gejala KonstitusionalGejala MuskuloskeletalGejala MukokutanKelainan pada GinjalSerositis (pleuritis dan perikarditis)Pneuminitis InterstitialGastrointestinalHati dan LimpaKelenjar Getah Bening dan Kelenjar ParotisSusunan Saraf TepiHematologiFenomena Raynaud

Px penunjang dan diagnosis

Darah rutin dan LEDAntibodi antinuclear (ANA)Anti-dsDNA (anti DNA natif)Autoantibodi lain (anti SM, RF, antifosfolipid,

antihiston, dll)Titer komplemen C3, C4 dan CH50, Titer

IgM, IgG, IgAKrioglobulin, masa pembekuan, serologi

sifilis (VDRL), Uji Coombs, Elektroforesis protein

Kriteria SLE dari ARA, tahun 1997

1. Malar rash.2. Discoid rashi. FotosensitivitasUlkus oralArthritis .Serositis.Gangguan Renal .Kelainan neorologis.Kelainan hematologis.Kelainan imunologis.Antibodi antinuclear .

Komplikasi

Hipertensi (41%)Gangguan pertumbuhan (38%)Gangguan paru-paru kronik (31%)Abnormalitas mata (31%)Kerusakan ginjal permanen (25%)Gejala neuropsikiatri (22%)Kerusakan muskuloskeleta (9%)Gangguan fungsi gonad (3%).

Penatalaksanaan

Diet seimbang dengan masukan kalori yang sesuai

Penggunaan tabir surya dengan kadar SPF lebih dari 15

Pencegahan infeksi dilakukan dengan cara imunisasi

Lupus diskoid

Terapi standar adalah fotoproteksi, anti-malaria dan steroid topikal. Krim luocinonid 5% lebih efektif dibadingkan krim hidrokrortison 1%.

Serositis lupus (pleuritis, perikarditis)

Standar terapi adalah NSAIDs (dengan pengawasan ketat terhadap gangguan ginjal), antimalaria dan kadang-kadang diperlukan steroid dosis rendah

Arthritis lupus

Untuk keluhan muskuloskeletal, standar terapi adalah NSAIDs dengan pengawasan ketat terhadap gangguan ginjal dan antimalaria.

Sedangkan untuk keluhan myalgia dan gejala depresi diberikan serotonin reuptake inhibitor antidepresan (amitriptilin)

Miositis lupus

Standar terapi adalah kortikosteroid dosis tinggi, dimulai dengan prednison dosis 1-2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi, bila kadar komplemen meningkat mencapai normal, dosis di tapering off secara hati-hati dalam 2-3 tahun sampai mencapai dosis efektif terendah

Fenomena Raynaud

Standar terapinya adalah calcium channel blockers, misalnya nifedipin;  alfa 1 adrenergic-receptor antagonist dan nitrat, misalnya isosorbid mononitrat.

Gangguan hematologis

Untuk trombositopeni,  terapi yang dipertimbangkan pada kelainan ini adalah kortikosteroid, imunoglobulin intravena, anti D intravena, vinblastin, danazol dan splenektomi.

Obat-obatan yang dipakai

AntimalariaKortiko-steroid  Obat imuno-supresif Non-steroidal anti-inflam-matory drugs

(NSAIDs)Suplemen Kalsium dan vitamin D        Anti-hipertensi

Prognosis

SLE pada awalnya dipandang sebagai penyakit fatal. Dengan kemajuan dalam diagnosis dan perawatan, survival rate dalam 5 tahun lebih besar dari 90%..

Penyebab utama kematian pada pasien dengan lupus saat ini termasuk infeksi, nefritis, penyakit SSP, perdarahan paru-paru, dan infark miokard; yang terakhir mungkin komplikasi akibat administrasi kortikosteroid kronis dalam pengaturan kekebalan penyakit kompleks.

Kesimpulan

Lupus eritematosus didefinisikan sebagai gangguan autoimun, dimana sistem tubuh menyerang jaringannya sendiri.

Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh.

Jenis penatalaksanaan ditentukan oleh beratnya penyakit. Luas dan jenis gangguan organ harus ditentukan secara hati-hati. Dasar terapi adalah sesuai dengan kelainan organ yang sudah terjadi.