Preeklampsia & Eklampsia Berlanjut Post Partum

Post on 24-Apr-2015

183 views 24 download

Transcript of Preeklampsia & Eklampsia Berlanjut Post Partum

Journal Reading

Preeklampsia Dan Eklampsia Berlanjut Postpartum

Rizdwan030.04.270

Pendahuluan

Tujuan• Untuk memperkirakan dan mengevaluasi

demografi, tanda klinis, dan komplikasi pada pasien preeklampsia berlanjut postpartum dengan atau tanpa eklampsia

Metode• Penelitian kohort retrospektif• Dilakukan pada pasien yang baru pulang dan

kemudian dirawat kembali dengan diagnosis preeklampsia berlanjut postpartum

• Lebih dari 2 hari sampai 6 minggu atau kurang setelah melahirkan antara Januari 2003 dan Agustus 2009.

Hasil• 152 pasien memenuhi kriteria diagnosis• 152 pasien

– 96 (63.2%) hipertensi (-)– 7 (4.6%) hipertensi gestasional– 14 (92%) hipertensi kronik– 28 (18.4%) preeklampsia– 7 (4.6%) preeklampsia + hipertensi kronik

• 22 pasien menjadi eklampsia• Lebih 90% menunjukkan gejala dalam waktu 7 hari post

rawat → sakit kepala

Kesimpulan• 1 minggu post rawat adalah waktu kritis untuk

terjadinya eklampsia• Edukasi ke pasien penting dilakukan ke pasien

post partum → mencakupi semua pasien dengan atau tanpa hipertensi saat dirawat

Preeklampsia

• Preeklamsia adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal

• Sekitar 5% - 9% dari kehamilan, jika tidak diobati → eklampsia

• Suatu masalah kebidanan yang serius dengan komplikasi kematian ibu di Amerika Serikat dan seluruh dunia

• Preeklampsia mereda dengan pelepasan plasenta, profilaksis kejang dihentikan setelah 48 jam post partum

• Tetapi didapatkan 26% kasus kejang eklampsia muncul setelah 48 jam sampai dengan kurang dari 6 minggu post partum

• Pada kasus langka (extra uterine & intra abdominal pregnancy), pelepasan plasenta tidak terjadi → preeklampsia bertahan sampai 99 hari post partum

• Teori patogenesis preeklampsia terkait dengan disfungsi sel endotelial → akibat peningkatan level sirkulasi Faktor Antiangiogenik seperti FMS-like tyrosine kinase-1 receptor isoform soluble truncated dan endoglin soluble

• Onset gejala dan tanda2 penyakit dikait → derajat dan waktu kerusakan endotel

• Blaauw dkk, melakukan penelitian pada wanita dengan onset dini preeklampsia ternyata ada kerusakan endotel persisten

Bahan & Metode

• Sampel → Pasien preeklampsia postpartum dari 2 hari sampai 6 minggu atau kurang post partum antara Januari 2003 dan Agustus 2009 di Pusat Medis Detroit

• Jumlah sampel 253 pasien → 152 pasien memenuhi kriteria

• Analisa statistik menggunakan Paket Statistik Sains Sosial

• Tes menggunakan P≤ 0.05

• Variabel distribusi → mean & standard deviasi, range & median

• Variabel numerik, perbandingan univariabel:– Data normal: Student’s t test– Data non normal: Wilcoxon’s rank test

• Data kelompok → Chi Square & Fisher’s exact test

• Potensi terjadi eklampsia jika faktor risiko eklampsia P ≤ 0.05

Hasil

• Tercatat 48,498 kelahiran, preeklampsia 3,072 kasus → 152 kasus preeklampsia atau eklampsia post partum

• Mean ± standar deviasi:– usia ibu 27.6 ± 6.8 dan 28 (15– 44) tahun– usia gestasi 38.2 ± 2.5 dan 39 (28–42) minggu

• Primigravida 23.3% (95% CI 17.3 – 30.7)• Nullipara 32.9% (95% CI 26.3 – 41.2)• Medicaid 78.9% (95% CI 71.8 – 84.7)• African American 96.7% (95% CI 92.5 – 98.6)• Data gravida & para 2 pasien hilang• Pervaginam 57.9% (95% CI 49.9 – 65.5)• SC 42.1% (95% CI 34.6 –50.1)• 4 pasien gemelli (2.6%, 95% CI 0.9 –7.0)

• Dari 152 pasien:– 96 (63.2%, 95% CI 55.3–70.4) tidak mempunyai

riwayat hipertensi– 7 (4.6%, 95% CI 2.3–9.2) hipertensi gestational– 14 (9.2%, 95% CI 5.6 –14.9) hipertensi kronik– 28 (18.4%, 95% CI 13.1– 25.3) preeklampsia– 7 (4.6%, 95% CI 2.3–9.2) preeklampsia dengan

hipertensi kronik

• Tekanan darah sistolik saat dirawat kembali:– mean (range) → 176 (116 –240) mmHg

• Tekanan darah diastolik saat dirawat kembali:– Mean (range) → 101 (72–131) mmHg

• Gejala:– Headache (n105, 69.1%, 95% CI 61.3–75.9)– Sesak (n41, 30.0%, 95% CI 20.6 –34.5)– Penglihatan kabur (n32, 21.1%, 95% CI 15.3–28.2)– Mual (n19, 12.5%, 95% CI 8.2–18.7)– Muntah (n17, 11.2%, 95% CI 7.1–17.2)– Edema (n16, 10.5%, 95% CI 6.6 –16.4)– Kejang (n6, 4.0%, 95% CI 1.8–8.4)– Defisit nuerologis (n8, 5.3%, 95% CI 2.7– 10.0)– Nyeri epigastric(n8, 5.3%, 95% CI 2.7– 10.0)

• Eklampsia– 6 pasien kejang di rumah– 5 pasien kejang IGD– 11 pasien kejang saat

• Jumlah kasus eklampsia dengan diagnosa masuk preeklampsia 14.5% (n22, 95% CI 9.8 – 20.9)

• Lebih dari 90% (90.9%, 95% CI 72.2–97.5) menunjukkan gejala eklampsia dalam waktu 7 hari post partum

• Penyakit lain yang didiagnosis post partum– Edema paru (n17, 11.2%, 95% CI 7.1–17.2)– Kardiomiopati (n4, 2.6%, 95% CI 0.9–7.0)– Hemolisis, enzim hati meningkat, sindrom platelet

rendah (n3, 2.0%, 95% CI 0.5– 6.1)– Pneumonia (n1, 0.7%, 95% CI 0.03– 4.2)– Kematian maternal dengan stroke hemoragik (n1,

0.7%, 95% CI 0.03– 4.2)

n Tidak Eklampsia n Eklampsia P

Tekanan darah sistolik tinggi (mmHg) 130 175.2 ± 19.4 22 177.3 ± 23.7 0.64

Tekanan darah diastolik tinggi (mmHg) 130 101.7 ± 11.6 22 100.0 ± 11.4 0.52

MgSO4 dipakai pada peripartum 130 23 (17.7) 22 4 (18.2) 0.96

MgSO4 dipakai di bagian gawat darurat 130 108 (83.1) 22 21 (95.5) 0.57

Jumlah hari dari melahirkan 130 7.7 ± 3.8 22 6.8 ± 2.7 0.28

Jumlah hari setelah keluar RS 130 4.0 (0 - 19) 22 3.50 (0 - 12) 0.26

Dirawat kembali pada H+7 atau kurang 130 108 (83.1) 22 20 (90.9) 0.53

Hemoglobin saat melahirkan (g/dL) 128 11.3 ± 1.4 20 11.0 ± 1.5 0.32

Hemoglobin saat dirawat kembali (g/dL) 130 10.7 ± 1.7 22 11.6 ± 2.2 0.03

Platelet saat melahirkan (103/mikroliter) 128 236.6 ± 72.0 20 233.6 ± 75.2 0.62

Platelet saat dirawat kembali (103/mikroliter) 130 323.6 ± 145.1 22 304.1 ± 126.2 0.55

Aspartat Aminotransferase saat melahirkan (unit/L) 123 77 (24 - 1.044) 22 32 (19 - 45) 0.92

Kreatinin saat dirawat kembali (mg/dL) 127 0.7 (1 - 1) 20 0.6 (1 - 1) 0.56

Proteinuria +1 atau lebih 125 50 (40.0) 21 9 (42.9) 0.97

Data Rumah Sakit Dan Laboratorium Pada Pasien Dengan Eklampsia Postpartum Dibanding Dengan Pasien Yang Tidak

Berkembang Menjadi Eklampsia Postpartum

Medikasi Oral Antihipertensi Pada Rawat Ulang

• *P = 0.90• + Termasuk diuretik, angiotensin-converting enzyme inhibitors dan

klonidin• # Termasuk calcium channel blocker, α-blocker, β-blocker, α- dan β-

blocker, diuretik dan klonidin

Tidak Eklampsia* Eklampsia*

Non antihipertensi 68 (52.3) 10 (45.5)

Calsium Channel Blocker 31 (23.8) 7 (31.8)

α / β Blocker atau keduanya 9 (6.9) 1 (4.5)

Lain-lain+ 3 (2.3) 1 (4.5)

Kombinasi (2 – 4 obat)# 19 (14.6) 3 (13.6)

Data Demografi Dan Riwayat Medis Pada Pasien Dengan Eklampsia Postpartum Dibanding Dengan Pasien Yang Tidak

Berkembang Menjadi Eklampsia Postpartum

n Tidak Eklampsia n Eklampsia P

Umur maternal (tahun) 130 28.3 ± 6.7 22 23.2 ± 6.2 0.001

Graviditas 128 4 (1 - 13) 22 2 (1 - 6) 0.03

Indeks massa tubuh (kg/m2) 115 35.5 ± 8.6 17 34.9 ± 7.3 0.76

American African 130 126 (96.9) 22 21 (95.5) 0.55

Medicaid 130 102 (78.5) 22 20 (90.9) 0.25

Merokok 129 21 (16.3) 22 2 (9.1) 0.53

Umur gestasi (minggu) 129 38.1 ± 2.5 20 38.7 ± 2.1 0.30

Berat lahir fetus (g) 105 3180.8 ± 786.8 14 3159 ± 754.6 0.92

Hipertensi gestational 130 6 (4.6) 22 1 (4.5) 1.00

Preeklampsia peripartum 130 25 (19.2) 22 3 (13.6) 0.77

Riwayat hipertensi kronik 130 20 (15.4) 22 1 (4.5) 0.31

Riwayat DM 130 18 (13.8) 22 1 (4.5) 0.31

Riwayat penyakit ginjal 130 3 (2.3) 22 1 (4.5) 0.47

Diskusi

• 152 kasus:– 96 % American African, 78 % Medicaid, 63.2 % hipertensi

(-) pada saat kehamilan• Chames dkk melaporkan kelompok hipertensi (-) ini

merupakan kelompok risiko → eklampsia (77.3 %) → kemungkinan dokter yang merawat tidak memerhatikan hipertensi merupakan risiko terjadi eklampsia

• 543 kasus yang terdiagnosis preeklampsia dengan hipertensi kronik → hanya 28 (5.2 %) terjadi preeklampsia → eklampsia (-) → dapat antihiperensi & kemungkinan tidak tercatat

• Dalam penelitian ini, hanya kriteria usia ibu & hemoglobin yang didapat saat dirawat kembali menjadi mempunyai nilai bermakna

• Eklampsia sering terjadi pada saat ante & intra partum, tetapi didapatkan 44 % post partum, 1/3 pasien mengalami kejang eklampsia setelah 48 jam post partum atau lebih

• Sakit kepala merupakan gejala yang banyak ditemukan dalam penelitian ini (69.1 %)

• 100 % menunjukkan gejala prodromal berbeda pada penelitian sebelumnya 91 %

• Penting dalam mengevaluasi tanda2 preeklampsia untuk mencegah terjadi eklampsia

• Profilaksis MgSO4 dapat diberikan untuk mencegah terjadinya kejang

• Edukasi pada pasien untuk mengenal tanda2 preeklampsia bagi mencegah terjadinya eklampsia

• Informasikan ke pasien mengenai risiko preeklampsia dan eklampsia meningkat dalam 6 minggu post partum

• Dalam penelitian ini, didapatkan 96 % kasus terjadi dalam waktu 7 hari post partum, hanya 2 kasus terjadi pada hari ke-11 dan 12

• Kekurangan dalam penelitian ini:– Banyak data yang hilang– Pasien berobat ke tempat lain– Pasien telah dapat obat antihipertensi saat di IGD– Kurangnya pengetahuan tentang asosiasi antara

hipertensi, preeklampsia, penyakit ginjal dan DM

• Kesimpulan:– Wanita muda risiko lebih tinggi untuk kejang

eklampsia– Kejang eklampsia terjadi dalam waktu 7 hari post

partum– Edukasi tentang preeklampsia dan eklampsia post

partum harus diberikan saat kehamilan– Hipertensi saat dirawat harus diperhatikan supaya

tidak terjadi preeklampsia dan eklampsia

Terima Kasih