Ppt Referat+Case Spondilitis Da

Post on 25-Jul-2015

207 views 20 download

Transcript of Ppt Referat+Case Spondilitis Da

SPONDILITIS TUBERKULOSIS

Erina Steviana

Fakultas Kedokteran Trisakti

Pembimbing : dr. Anthony Tulak , Sp.P

DEFINISI

Spondilitis tuberkulosa adalah infeksi tuberkulosis ekstra pulmonal yang bersifat kronis berupa infeksi granulomatosis disebabkan oleh kuman spesifik yaitu Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra sehingga dapat menyebabkan destruksi tulang, deformitas dan paraplegia.

EPIDEMIOLOGI

- Insidensi bervariasi di seluruh dunia dan biasanya berhubungan dengan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang tersedia serta kondisi sosial di negara tersebut.

- Sumber morbiditas dan mortalitas utama pada negara yang belum dan sedang berkembang, terutama asia

ETIOLOGI

ANATOMI TULANG BELAKANG

7 Ruas Tulang

Cervical

12 Ruas Tulang Thorax

5 Ruas Tulang Lumbal

5 Ruas Tulang Sakral

4 Tulang Koksigeal

STRUKTUR TULANG PUNGGUNG

• Corpus vetebrae• Fungsi : menyanggah berat badan• Terdapat diskus intervetebralis

sebagai shock absorberANTERIOR

• Pergerakan tulang belakang• Perlindungan• StabilisasiPOSTERIOR

PATOFISIOLOGI

Usia dan Jenis kelamin

Nutrisi

Faktor Toksik

Lingkungan yang buruk

PATOFISIOLOGI

Tuberkulosa pada tulang belakang dapat terjadi karena penyebaran hematogen atau penyebaran langsung nodus limfatikus para aorta. Pada penampakannya fokus primer tuberkulosa dapat bersifat tenang. Sumber infeksi tersering adalah berasal dari sistem pulmoner dan genitourinarius.

PATOFISIOLOGI

STADIUM SPONDILITIS TB

Stadium Implantasi

Stadium Destruksi Awal

Stadiium Destruksi Lanjut

Stadium Gangguan Neurologis

Stadium Deformitas Residual

BENTUK SPONDILITIS

•Banyak ditemukan pada orang dewasa. Dapat menimbulkan kompresi, iskemia dan nekrosis diskus.

•Terbanyak ditemukan di regio lumbal.

Paradiskal•Sering

terjadi pada anak-anak

•Terbanyak di temukan di regio torakal.

Sentral

•Infeksi yang terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari vertebra di atas dan dibawahnya

Anterior

•Dikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan fokus primernya tidak dapat diidentifikasikan

Apikal

Diagnosa

Anamnesis

Pemeriksaan fisikPemeriksaan Penunjang

Anamnesis

1. Gambaran adanya penyakit sistemik : kehilangan berat badan, keringat malam, demam yang berlangsung secara intermitten terutama sore dan malam hari.

2. Adanya riwayat batuk lama (lebih dari 3 minggu) berdahak atau berdarah.

3. Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa nyeri yang menjalar

4. Defisit Neurologi

PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI

1.Tampak adanya deformitas, dapat berupa : kifosis (gibbus/angulasi tulang belakang), skoliosis, bayonet deformity, subluksasi, spondilolistesis, dan dislokasi

Pemeriksaan FisikPalpasi :

1. Bila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi dan kulit diatasnya terasa sedikit hangat (disebut cold abcess, yang membedakan dengan abses piogenik yang teraba panas). Dapat dipalpasi di daerah lipat paha, fossa iliaka, retropharynx, atau di sisi leher (di belakang otot sternokleidomastoideus), tergantung dari level lesi. Dapat juga teraba di sekitar dinding dada. Perlu diingat bahwa tidak ada hubungan antara ukuran lesi destruktif dan kuantitas pus dalam cold abscess.

2. Spasme otot protektif disertai keterbatasan pergerakan di segmen yang terkena.

Perkusi :

Pada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus spinosus vertebrae yang terkena, sering tampak tenderness.

 

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

2. Radiologi

3. CT Scan

4. MRI

PENATALAKSANAAN

Tujuan terapi pada kasus spondilitis tuberkulosa adalah :

1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya menahan progresifitas penyakit

2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau defisit neurologis

PENATALAKSANAAN

Terapi Konservatif

- Medikamentosa

- Non medikamentosa

Terapi Operatif

- Debridement

- Operasi Radikal

Medikamentosa

- Rifampisin 10-20 mg/kgBB, maksimum 600 mg/hari

- Etambutol 15 mg/kgBB, maksimum 1200 mg/hari

- Pyrazinamid 15-30 mg/kgBB

- INH 5-10 mg/kgBB, maksimum 300 mg/hari

Non Medikamentosa

1. Pemberian nutrisi yang bergizi

2. Tirah baring

Istirahat di tempat tidur dapat berlangsung 3-4 minggu, sehingga dicapai keadaan yang tenang dengan melihat tanda-tanda klinis, radiologis dan laboratorium.

Terapi OperatifIndikasi operasi :- Adanya abses paravertebra- Deformitas yang progresif- Gejala penekanan pada sumsum tulang belakang- Gangguan fungsi paru yang progresif- Kegagalan terapi konservatif dalam 3 bulan- Terjadi paraplegia dan spastisitas hebat yang tidak

dapat dikontrol

Kontra-indikasi operasi :- Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang

membahayakan operasi

PROGNOSIS

Mortalitas Relaps Kifosis

Defisit Neurologis Fusi

PRESENTASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N

Usia : 55 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Gurami 2/249 Kota Bekasi

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai swasta

Agama : Islam

Tanggal masuk : 03 Februari 2012

ANAMNESIS

Dilakukan anamnesis secara autoanamnesia pada tanggal 07 Februari 2012

Keluhan utama : Batuk sejak 1 bulan smrs

Keluhan tambahan : Diare, Demam, keringat dingin , Nafsu makan menurun dan Lemas

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG• Demam terutama

pada malam hari• Keringat dingin• Nyeri pinggang

sebelah kiri, hilang timbul,nyeri saat menggerakkan kaki dan hilang denganistirahat

• Tidak ada batuk

6 Bulan smrs

• Batuk berdahak, tidak berdarah

• Demam, terutama pada malam hari dan keringan dingin menjelang subuh

• Nyeri pinggang kiri menjalar ke kaki kiri, hilang timbul, timbul saat menggereakkan kaki dan hilang saat beristirahat

• Nafsu makan berkurang dan merasa semakin kurus

1 Bulan smrs

• Batuk berdahak, tidak berdarah

• Demam malam hari, tidak terlalu tinggi

• Mual dan muntah berisi makan

• nyeri pinggul kiri menjalar sampai ke kaki kiri dan tidak dapat menggerakan kakinya. Pasien tidak dapat menggerakan kakinya dikarenakan merasa nyeri hebat. Nyeri dirasakan lebih hebat dibandingkan sebelumnya, dan muncul tanpa di dahului oleh kejadian tertentu

1 Hari smrs

ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu

Pasien pernah didiagnosis menderita TBC kurang lebih 20 tahun yang lalu, dan sudah menjalani pengobatan TB selama 7 bulan dan sudah dinyatakan sembuh. Tidak terdapat kencing manis serta hipertensi dan tidak terdapat alergi terhadap obat tertentu dan terhadap makanan.

Riwayat penyakit keluarga

Adik perempuan pasien, juga didiagnosis menderita TBC dan sedang menjalani terapi TBC sejak 1 bulan SMRS.

ANAMNESIS

Riwayat kebiasaan

Os tidak merokok, tetapi suami os seorang perokok aktif 5-7 batang per hari.

Riwayat pengobatan

Os juga sedang menjalani pengobatan TBC sejak 1 bulan SMRS sampai sekarang.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,8o

STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata

Mata : Exophthalamus (-), Enopthalamus (-), Kelopak oedem (-), Lensa jernih, Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (- ), Nistagmus (-), Gerakan Mata : dapat digerakkan ke segala arah

Telinga : Normotia, Liang teliang lapang, sekret (-), serumen (-), darah (-)

Hidung : Septum deviasi (-), Sekret (-), Epistaksis (-)

STATUS GENERALIS

Mulut

Tonsil : T1 –T1 tenang

Gigi geligi : lengkap, tidak ada caries

Faring : tidak hiperaemis

Lidah : tidak tampak papil atrofi

Leher

JVP : 5 - 2 cm H2O.

Kelenjar Tiroid : tidak tampak membesar.

STATUS GENERALISThorax

Paru

Inspeksi : Pergerakan simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Vokal fremitus simetris

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikular, Rhonki -/- , Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Tampak pulsasi iktus cordis di ICS V, 1 jari medial linea midklavikula kiri

Palpasi : Teraba ictus cordis pada ICS V, 1 jari medial linea midclavicularis kiri

Perkusi : dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

STATUS GENERALISAbdomen

Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus tidak ada, dilatasi vena tidak ada

Palpasi : supel, hepatomegali(-), splenomegali (-), NT (-), NL(-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas

Akral : Hangat pada keempat ekstremitas

Oedem : Tidak ada oedem pada keempat ekstremitas

Kekuatan : 5555 5555 5555 3333

STATUS LOKALIS

Punggung (pemeriksaan dilakukan saat pasien terlungkup)

Inspeksi : Kifosis (-) , Benjolan (-) , Perubahan warna (-), Tanda radang (-),

Luka (-), Gibbus (-)

Palpasi : Benjolan (-), NT (+), Perabaan Hangat

Nyeri Ketok : Nyeri Ketok CVA (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

- LED : 16 mm (meningkat)- Lekosit : 2,6 ribu/uL (menurun)- Hb : 13,1 g/dL- Ht : 37,1 %- Eritrosit : 4,6 juta/uL- SGOT : 202 U/L (meningkat)- SGPT :233 U/L (meningkat)- Ureum : 17 mg/dL(menurun)- Kreatini : 0,63 mg/dL- GDS : 80 mg/dL

PEMERIKSAAN BTA

Pemeriksaan Sputum BTA

2X BTA Positif

FOTO RONTGEN

FOTO RONTGEN

Rontgen Vertebra Thorakolumbal AP-Lat

Deskripsi : alignment tulang normal, terdapat gambaran kompresi vertebra lumbal III, erosi +, discus intervertebralis normal

Kesan : spondilitis vertebra lumbal III

RESUMESeorang wanita, 33 tahun, datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan SMRS, batuk berdahak tidak berdarah. Demam (+), lebih sering dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat dingin.Pasien merasa berat badannya makin menurun, tidak dapat menggerakan kaki kirinya sejak 1 hari SMRS. Terdapat nyeri pada pinggang kiri, hilang timbul, muncul saat menggerakan kaki dan berkurang bila beristirahat. Nyeri menjalar dari pinggang sampai ke kaki kiri dan dirasakan makin bertambah parah sampai tidak dapat menggerakan kakinya., BAB dan BAK normal. Riwayat TB (+), os dalam pengobatan TB. Pada pemeriksaan fisik RR 20x/mnt, Suhu 36. Pada punggung, gibbus (-), kifosis (-), perubahan warna (-), Bejolan (-), NT (+), Perabaan Hangat, Nyeri Ketok CVA (-), Gerak terbatas karena Nyeri. Pem. Lab Hb 8,1 g/dl, Leukosit 11890/mm3, LED 80 mm/jam, Ht 27%, Sputum BTA 2x positif. Foto rontgen terdapat gambaran corpus VL III compresi dan erosi.

DIAGNOSIS KERJA

Spondilitis TBBerdasarkan :

a. Terdapat riwayat TB

b. Terdapat keluhan nyeri pinggang yang makin memburuk sampai mengakibatkan keterbatasan gerak dari extremitas bawah pasien

c. Terdapat riwayat keluarga yang menderita TB.

d. Terdapat adanya peningkatan LED

e. Pada pemeriksaan Rontgen Vertebrae, terdapat gambaran yang sesuai dengan gambaran spondilitis berupa gambaran compresi corpus VL III dan gambaran osteolitik.

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa Ketorolac 3 X 10 mg IV RHZE selama 9 bulan

NonMedikamentosa Tirah baring dan menggunakan korset Pemberian makanan bergizi

PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan yang dianjurkan:

1.Patologi anatomi untuk memastikan diagnosis TB tulang dan apakah terdapat tanda keganasan atau tidak.

3. MRI untuk menegakan diagnosis

PROGNOSIS

Ad vitam : ad Bonam

Ad functionam : Dubia ad Bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam.

THANK YOU