Post on 22-Jan-2018
PENERAPAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT (TQM)
DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM
Oleh :
Bisri Nikmatul
Wakhidah
(20164711150)
Dosen Pengampu :
DR. Afiful ikhwan, M.Pd.I
1. Apakah TQM termasuk dalam struktur POAC?
2. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan dalampenerapan TQM?
3. Apa yang dimaksud dengan skateholders dalam makalah?
PERTANYAAN
Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana,
TQM ialah suatu pendekatan dalam usaha
memaksimalkan daya saing melalui perbaikan
terus-menerus atas jasa, manusia, produk,
dan lingkungan
Total quality management (TQM) dapat
didefinisikan dari tiga kata yang
dimilikinya yaitu: total (keseluruhan),
quality (mutu, derajat, tingkat baik
atau buruk suatu benda atau jasa),
management (tindakan, seni, cara
menghendel, pengendalian,
pengarahan).
Dalam
penerapan
total
quality
manageme
nt pada
pendidikan
ada
beberapa
perencana
an yang
harus
diperhatik
an, yaitu
sebagai
berikut:
1. Kepemimpinan dan
komitmen terhadap
mutu harus datang
dari atas.
2. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan
TQM.
3. Menunjuk fasilitator
mutu.
4. Membentuk kelompok pengendali mutu.
5. Menunjuk koordinator mutu.
6. Mengadakan seminar manajemen senior untuk
mengevaluasi program.
7. Menganalisa dan mendiagnosis
situasi yang ada.
8. Menggunakan contoh-contoh yang sudah
berkembang di tempat lain.
9. Mempekerjakan konsultan
eksternal.
11. Mengkomunikasikan pesan
mutu.
10. Memprakarsai pelatihan mutu
bagi para staf.
12. Mengukur biaya mutu.
13. Mengaplikasikan alat dan teknik
mutu melalui pengembangan
kelompok kerja yang efektif.
14. Mengevaluasi program
dalam interval yang
teratur.
1. Persiapan
2. Pengembangan sistem
3. Penerapan sistem
Prosedur dalam mengimplementasikan TQM pada dasarnya
menempuh tiga tahapan sebagai berikut:
Berikut ini adalah
kendala-kendala yang
sering dihadapi dalam
penerapan
manajemen mutu
terpadu / total quality
management
sebagaimana dikutip
oleh Djamhuri (2001),
merinci kendala dalam
menerapkan
Manajemen Mutu
Terpadu adalah:
1. Lemahnya
kepemimpinan dan
delegasi wewenang
manajemen
2. Proses pengaturan yang
tidak memadai
3. Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatic
4. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur
keberhasilan
Beberapa manfaat penerapan TQM dalam lembaga pendidikan Islam,
antara lain :
1. Pelaksanaan perubahan/mutasi pegawai tidak mengganggu aktivitas
utama lembaga pendidikan.
2. Keluhan dari pelanggan internal maupun eksternal dapat dieliminasi
sekecil mungkin.
3. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan ada di lembaga lebih optimal.
4. Pelaksanaan aktivitas utama lebih efisien dan efektif.
5. Memperoleh pengakuan dari pihak lain (dalam negeri maupun luar negeri)
terhadap eksistensi lembaga pendidikan.
6. Dapat menjadi model untuk mengembangkan lembaga pendidikan lainnya
(yang belum mengimplementasikan TQM di Indonesia bahkan di asia).
7. Hubungan antar lembaga pendidikan dengan stakeholders menjadi lebih
baik.