Post on 05-Mar-2019
Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner
Disampaikan Pada Seminar Nasional “Antisipasi Produksi Telur Sistem Bebas Sangkar (Cage Free) Berazas Kesrawan Di Indonesia”
POSISI INDONESIA DALAM MENDUKUNG KONSEP KESRAWAN
AYAM PETELURJakarta, 4 Juli 2018
Pokok Bahasan
1. Latar Belakang
2. Definisi Kesejahteraan Hewan
3. Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan MasyarakatVeteriner
4. Program/Kegiatan Kesejahteraan Hewan
5. Tantangan dan Peluang Penerapan Kesejahteraan Hewan
6. Peran Pemerintah dan Swasta dalam penerapanKesejahteraan Hewan di Peternakan Unggas
7. Penerapan Kesrawan Pada Peternakan Ayam Petelur di Indonesia
8. Upaya Yang Dilakukan Pemerintah
9. Kesimpulan
Kondisi Perunggasan di IndonesiaData Statistik 2016,
• Populasi broiler 1,59 miliar ekor
• Populasi petelur 162 juta ekor
• Populasi Buras 299 juta ekor
(meningkat 4,2% dari tahun 2015) Sumber : data buku statistik peternakan 2017
• Konsumsi masyarakat daging unggas ; 10kg/kapita/thn
• Produksi daging unggas menyumbang 83%
penyediaan daging nasional (Amran sulaiman-Mentan)
SURPLUS DAGING UNGGAS Perdana Ekspor
• Tanggal 13 Februari 2017, Indonesia ekspor ayam olahan ke Papua Nugini 6 Ton (19 produk)
• Ekspor daging olahan ke Jepang (6,571 Ton) 22 Maret 2018
• Ekspor 25.940 butir telur ayam tetas ke Myanmar April 2018
• Ekspor Timor Leste 6,6 Ton daging ayam
1. Latar Belakang
Peran Indonesia dalam level regional dan Internasional :
a. Level Regional; Indonesia aktif dalam penyusunanstandar kesrawan dalam penyusunan module ASEAN-GAHP
b. Level Internasional ; Anggota OIE mendukungpenerapan kesejahteraan hewan (surat dukungan UDAWoleh Mentan –sidang umum PBB Mei 2013)
UU No. 18/2009 Jo UU 41/2014 tentang Peternakan danKesehatan Hewan Bahwa Penyelenggaraan KesejahteraanHewan dilaksanakan oleh Pemerintah dan PemerintahDaerah bersama Masyarakat
Kewajiban ASEAN-GAHP tentang penerapan kesejahteraanhewan yang diperdagangkan di lingkup ASEAN, menuntutkesiapan sumber daya masing-masing negara
Kerjasama dengan masyarakat melalui kegiatan KIE,peningkatan penerapan kesrawan pada ternak dan nonternak, pengawasan dan pembinaan kesrawan
Latar Belakang…..(lanjutan)
2. Definisi Kesejahteraan Hewan
Segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental
hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan
ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak
layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.
UU Nomor 18 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (42)
5 Prinsip Kebebasan Hewan
1) bebas dari rasa lapar, haus, dan malnutrisi (freedom from hunger, thirst, and malnutrition)
2) bebas dari ketidaknyamanan (freedom from discomfort)
3) bebas dari rasa nyeri, luka dan sakit (freedom from pain, injury and disease)
4) bebas mengekspresikan perilaku alaminya (freedom to express normal behaviour)
5) bebas dari rasa takut dan tertekan (freedom from fear and distress)
P E R K E M B A N G A N H U K U M P O S I T I F P E N E R A P A N K E S R A W A N D I I N D O N E S I A
1938
• Staatsblad Nomor 614 tentang Petunjuk mengenai pemotongan hewan danpemotongan hewan besar betina bertanduk
1958
• UU No. 73 Tahun 1958 tentang Menyatakan Berlakunya UU No. 1 /1946 RI tentang Peraturan Hukum Pidana Untuk Seluruh Wilayah Republik Indonesia
• KUHP, Bab XIV – Kejahatan terhadap Kesusilaan, Pasal 302
1967
• Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakandan Kesehatan Hewan, Pasal 22 – Kesejahteraan Hewan
2009
• Undang-Undang No. 18 Tahun 2009
• Pasal 66-67 tentang Kesejahteraan Hewan
2012
• Peraturan Pemerintah No. 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veterinerdan Kesejahteraan Hewan
2013
• Menteri pertanian memberikan dukungan terhadap deklarasi universalkesejahteraan hewan (UDAW) di sidang umum PBB pada 10 mei 2013
……..
• Peraturan lainnya terkait penerapan Kesrawan di bidang Karantina, Konservasi, danPerikanan -- Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
- Peraturan Dirjen PHKA No. 09/IV-set/2011 tentang Pedoman Etika dan Kesejahteraan Satwa di LembagaKonservasi
2014
• Undang – Undang No. 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Amanat Undang-Undang dan PP :
a. UU Nomor 18 Tahun 2009 Jo UUNomor 41 Tentang Peternakan danKesehatan Hewan Pasal 67;
“Penyelenggaraan kesejahteraan hewandilaksanakan oleh Pemerintah, PemerintahDaerah bersama Masyarakat”
b. PP Kesmavet dan Kesrawan (pasal 5)
Cara yang baik di tempat budidaya untuk unggas petelur meliputi :
Penjaminan kebersihan kandang, peralatan, dan lingkungannya;
Penjaminan kesehatan dan kebersihan unggas;
Penjaminan kesehatan dan kebersihan personel;
Pencegahan tercemarnya telur oleh bahaya biologis, kimiawi, dan fisik;
Pemisahan unggas baru dari unggas lama dan unggas sakit dari unggas sehat;
Pencegahan bersarangnya Hewan pengganggu;
Pemberian obat Hewan di bawah Pengawasan Dokter Hewan; dan
Pemberian pakan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan fisiologis Hewan.
3. Tugas dan Fungsi Direktorat KesehatanMasyarakat Veteriner
Dibentuk pada tahun 2000 melalui Keputusan MenteriPertanian Nomor 99/2000
Fungsi kesejahteraan hewan ditangani oleh SubditKesejahteraan Hewan berdasarkan Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi danTata Kerja Kementerian Pertanian
Kegiatan Dit Kesmavet :
1.Penerapan Sistem Jaminan Keamanan Pangan Asal Hewan
2.Pengamanan Produk Hewan Pengawasan Peredaran PAH (Public Awarness)
3.Pencegahan Penularan Zoonosis
4.Pembinaan Penerapan Kesejahteraan Hewan
Penerapan Kesejahteraan Hewan
Pada Rantai Produksi Peternakan
Produsen/Farm
•GFP•GHP
Saleyards
(Pemasaranternak)
•GHP
Processing (RPH-U)
•GMP
•GPP
•GDP
Market (distribusi)
•GDP
Consumen
•GCP
PUBLIC AWARENESS
(PAH ASUH)
Direktorat Kesmavet
Policy
1. Government
Ilmu
2. Academician
3.Farmer
4. Private sector
Transport TransportTransportTransport
Animal welfare practice
4. Program/Kegiatan Dalam ImplementasiKesejahteraan Hewan
Sasaran Pokok Strategi Nasional PenerapanKesejahteraan Hewan Terbangunnya komitmen Kementerian dan Lembaga,
organisasi dan masyarakat dalam hal penerapankesejahteraan hewan;
Tersedianya standar kesejahteraan hewan nasional;
Terlaksananya penerapan standar dan pedomankesejahteraan hewan secara berkesinambungan danterkoordinasi;
Terlaksananya penelitian dan pengembangankesejahteraan hewan yang terintegrasi;
Terwujudnya koordinasi penanganan isu strategiskesejahteraan hewan yang berdampak kepadakepentingan Nasional.
KEGIATAN KESEJAHTERAAN HEWAN
KESRAWAN
Sub KegiatanPenerapan
NSPKKOORDINASIMONEV
Sub KegiatanAdvokasi
5. Tantangan dan Peluang PenerapanKesejahteraan Hewan di Indonesia
a. Tantangan penerapan kesrawan
Kesadaran publik terhadap kesejahteraanhewan masih rendah
Penerapan aspek kesejahteraan hewanmasih dikesampingan
Terbatas jumlah SDM dan kompetensinyayang mengerti ttg kesrawan
Perlu terbangun sistem yang terintegrasidalam mengimplementasikankesejahteraan hewan di peternakan Layers
b. Peluang Penerapan Kesrawan;
Terus meningkatknya pemahamanmasyarakat akan tuntutanpemenuhan kesejahteraan hewan disektor peternakan
Adanya dasar hukum yang jelas(Standar internasional (OIE), UU, PP,Pedum, Standar2 swasta)
Effisiensi peluang usaha peternakan
TANTANGAN GLOBAL KESRAWAN
1. Kesrawan merupakan isu publik yang menjadi perhatian dunia
2. Masih kurangnya penelitian ilmiah dalam menentukan indikatorkesejahteraan hewan
3. Isu Kesrawan dalam perdagangan dunia
WTO-GATT Article XX General Exceptions Suatu negaraberhak melakukan pembatasan perdagangan atas alasan“kepentingan melindungi moral publik”
4. Contoh kasus hambatan perdagangan negara akibat isukesrawan:• Indonesia VS Australia (2011) perlakukan sapi eks Australia
• Uni Eropa VS Kanada, Norwegia (2010) pelaranganperdagangan bulu anjing laut
• Australia Mempersyaratkan penerapan kesrawanterhadap rencana pemasukan sapi Brahman Cross 2017/2018
6. Peran Pemerintah dan Swasta dalam penerapanKesejahteraan Hewan di Peternakan Unggas
Aturan penerapan kesejateraan hewan secara
internasional tidak mungkin sama ; Good AnimalHusbandary Practice-ASEAN
Pemerintah&swasta Bersinergi mengimplementasikankesejahteraan Hewan
Standar penerapan kesejahteraan hewan swasta tidakdapat menggantikan standar publik namun dapatmemberikan kontribusi yang baik terhadap standartpublik
Standar Publik (Public Standards)
• Global International Standard Setting Bodies (The Three Sisters)
• Nasional Undang – Undang, PP, PerMen, Perda
Standar Swasta (Private Standards)
• Global Ritel Internasional, RestoranWaralaba, Jaringan Hotel Internasional
• Nasional Asosiasi Peternak, RumahPotong, Produsen, Ritel
• Penerapan standar Kesrawan oleh perusahaanpangan, ritel, restoran, dan peternak secara globalsemakin meningkat setiap tahun menjadi katalisterhadap perbaikan kesrawan pada ternak/hewanproduksi (melalui pemberian insentif)
• Standar swasta tidak bisa menggantikanPeraturan (Standar Publik), tetapi dapatmemfasilitasi penerapan Standar Publik denganmenciptakan peluang pasar dan mekanismeinsentif
Standar Publik VS Standar Swasta
RESOLUSI OIE NO. 26(78th OIE General Session 23–28 May 2010)
• Peran Standar Publik dan Swasta dalamKesehatan dan Kesejahteraan Hewan(Roles of public and private standards in animal health and animal welfare)
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Internationa_Standard_Setting/docs/pdf/en_executive_20summary.pdf
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Internationa_Standard_Setting/docs/pdf/A_RESO_2010_PS.pdf
Kata Kunci“HARMONISASI”
GAHP For Layers- ASEAN
1. Umum; terkait implementasi
kesejahteraan hewan
2. Persyaratan teknis;
a. Pakan dan minum yang baik
b. Lingkungan yang mendukung
termasuk handling dan transport
c. Kesehatan hewan
d. Perilaku manusia dan unggas
e. Instalasi gawat darurat ; SDM dan
tanggap darurat
AGAR Perunggasan Indonesia Semakin Berdaya SAING
APA yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkandaya saing perunggasan khususnya di negara-negaraASEAN?
Empat hal yang perlu mendapat prioritas (Prof. Budi Tangendjaja);
Konsolidasi usaha (perusahaan yang terintegrasi)
Dukungan kebijakan pemerintah
Dorongan untuk ekspor; meningkatkan
inovasi dan permintaan konsumen
ex. telur omega-3, rendah lemak/kolestrol
Perbaikan peningkatan biosekuriti (strategipengendalian penyakit)
7. Penerapan Kesrawan Pada Peternakan AyamPetelur di Indonesia
Permentan nomor 31/2014 tentang PedomanBudidaya Ayam Pedaging dan Ayam Peteluryang Baik dan standar swasta (perusahaan)
Rancangan Permentan kesejahteraan hewanpada unggas;
(Harus sinergi dengan GAHP-ASEAN)
Implementasi Penerapan Kesejahteraan Hewan (Ayam
Petelur) Menggunakan Kandang Baterai/Free Range dan
Kondisi Saat Ini??
1. Penggunaan kandang baterai pada ayam petelur masih dianggap effisien
2. Belum ada anggapan manfaat/nilai tambah bagiprodusen terhadap hasil produksinya denganmenerapkan kesejahteraan hewan
3. Upaya Pemerintah edukasi kepadaprodusen dan masyarakat, pembinaan danpengawasan penerapan kesrawan mampumeningkatkan produksi dan produktifitas
4. Kewajiban ASEAN GAHP penerapankesejahteraan hewan yang diperdagangkandi lingkup ASEAN, menuntut kesiapan sumberdaya masing-masing negara Perlu lahan untuk pengembangan kandang yang lebih luas serta sarana dan
prasarana pendukung Perlu biaya investasi yang besar untuk pembuatan kandang baru
5. Perlu Dukungan dari berbagai pihak dalamimplementasi Kesejahteraan Hewan
Lanjutan……..
8. Upaya yang dilakukan pemerintah Surat Edaran Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor
2286/SE/PK.400/F/03/2018 tentang Peningkatan Penyelenggaraan danPengawasan Penerapan Kesejahteraan Hewan
Meningkatkan kepedulian penerapan kesrawan pada peternakan ayampetelur melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Penerapankesejahteraan hewan sejak usia dini (anak usia sekolah) bekerjasamadengan asosiasi peternakan, pramuka dan Lembaga SwadayaMasyarakat.
Pengawasan dan pembinaan penerapan kesejahteraan hewan di Unit Usaha/peternakan;
Implementasi Good Animal Husbandry Practice (GAHP-ASEAN) (wajibmenerapkan kesejahteraan hewan terutama produk ekspor)- NKV (Nomor Kontrol Veteriner)
Permentan nomor 31/2014 tentang Pedoman Budidaya Ayam Pedagingdan Ayam Petelur yang Baik dapat digunakan sebagai acuan penerapankesejahteraan hewan pada budidaya ayam petelur
Mendukung usaha perunggasan, mengatur tata ruang & perijinan, menyediakan sarana dan prasarana pendukung, dan ikut menciptakaniklim usaha yang kondusif
9. Kesimpulan
Kesejahteraan hewan bukanlah isu baru di Indonesia karena telahdiakui dalam hukum pidana sejak jaman kolonial yang kemudiandituangkan dalam perundangan Republik Indonesia, namunreformasi hukum perlu dilakukan khususnya terhadap KUHPmengingat masih rendahnya ancaman hukuman terhadappelanggaran kesejahteraan hewan
Kendala penerapan kesejahteraan hewan secara umum berkaitandengan peranan hewan dalam kehidupan manusia baik hewansebagai (1) komoditas, (2) sahabat manusia, (3) pembantu pekerjaanmanusia, (4) sebagai bagian dari ekosistem, dll
Sosialisasi dan kerjasama lintas pemangku kepentingan terusdilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemahaman dankepedulian masyarakat terhadap kesejahteraan hewan
Penerapan kesejahteraan hewan harus dipandang sebagai peluangyang dapat meningkatkan daya saing produk hewan yangdihasilkan, sehingga kesejahteraan hewan secara langsung maupuntidak langsung akan mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Perkembangan penerapan kesejahteraanhewan akan berupa “evolusi bukan revolusi”
“Tuntutan konsumen & peningkatan produktifitasakan meningkatkan kesadaran terhadap penerapan
kesejahteraan hewan itu sendiri”
TERIMAKASIH….