SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

51
SKRIPSI PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : RATIH KUSUMI KEDIRI- JAWA T Oleh : DEVY AGUSTIA PRATIWI SURABAYA JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus DEVY AGUSTIA PRATIWI

Transcript of SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

Page 1: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

SKRIPSI

PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYATETAS TELUR Argulus japonicus

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh :

RATIH KUSUMI

KEDIRI- JAWA T

Oleh :

DEVY AGUSTIA PRATIWI

SURABAYA – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTANUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 2: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

SKRIPSI

PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAPDAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikananpada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

DEVY AGUSTIA PRATIWINIM. 141011066

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Serta,

Dr. Kismiyati, Ir, M.Si Sudarno, Ir. M. KesNIP 19590808 198603 2 002 NIP 19550713 198601 1 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 3: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

SKRIPSI

PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAPDAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

Oleh :

DEVY AGUSTIA PRATIWINIM. 141011066

Telah diujikan pada

Tanggal : 18 September 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA

Anggota : Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.

Abdul Manan, S. Pi. M. Si

Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.

Sudarno, Ir. M. Kes

Surabaya, 2 Oktober 2014

Fakultas Perikanan dan KelautanUniversitas Airlangga

Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEANIP. 19520517 197803 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 4: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

v

RINGKASAN

Devy Agustia Pratiwi. Pengaruh Perendam Insektisida Permetrin TerhadapDaya Tetas Telur Argulus japonicus. Dosen pembimbing Dr. Kismiyati, Ir.,M.Si dan Ir. Sudarno, M.Kes.

Parasit adalah organisme yang bergantung pada inang sebagai habitatnyadan mengambil makanan dari inang tersebut. Infestasi parasit merupakan masalahterbesar yang dihadapi oleh pembudidaya ikan hias. Argulus japonicus merupakanektoparasit yang menginfestasi ikan air tawar dibagian sirip, kulit, insang danoperkulum. Pengendalian Argulus japonicus yang efisien dapat dilakukan denganmemotong daur hidup terutama pada stadium telur dengan insektisida permetrin.Prinsip kerja insektisida pyretroid berfungsi sebagai racun axonik yang merusakserabut saraf. Tosisitas yang ditimbulkan oleh insektisida permetrin menyebabkanembrio tidak dapat berkembang dan mengalami kematian.

Penelitian ini bertujuan untuk munurunkan daya tetas telur Argulusjaponicus. Menurunnya daya tetas telur Argulus japonicus dapat terjadi akibatterikatnya sejenis protein di dalam saraf yang dikenal sebagai voltage-gatedsodium channel sehingga menyebabkan embrio dalam telur tidak dapatberkembang. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL). Perlakuan terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan. Konsentrasiyang diberikan adalah Kontrol, 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, dan 1 ppm.Parameter utama yang diamati adalah menghitung daya tetas telur Argulusjaponicus. Parameter pendukung meliputi DO, pH, suhu. Data dianalisis denganANOVA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur Argulus japonicus padaperlakuan A sebagai kontrol didapatkan persentase daya tetas telur 44%, padaperlakuan B konsentrasi 0,70 ppm persentase yang didapat sebanyak 19,5%,perlakuan C dengan konsentrasi 0,80 ppm persentase sebanyak 12%, perlakuan Ddengan konsentrasi 0,90 ppm persentase yang didapat sebanyak 8% dan perlakuanE dengan konsentrasi 1 ppm persentase yang didapat sebanyak 3%. Konsentrasioptimal dari pemberian insektisida permetrin pada daya tetas telur Argulusjaponicus terdapat pada perlakuan E konsentrasi 1 ppm dengan daya tetas Argulusjaponicus sebanyak 3%.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 5: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

vi

SUMARRY

Devy Agustia Pratiwi. The influence diping insecticide permetrhin againsthatching rate Argulus japonicas eggs. Supervising lecturer dr. Kismiyati, Ir.,M.Si and Ir. Sudarno, M.Kes.

Parasite is an organism that depends on a host as their habitats and takesfood from the host. Parasite’s infestation is the biggest problem facing thecultivator of the ornamental fish. Argulus japonicus is ectoparasite that infestfreshwater fish fin, to the skin gills and operculum. Argulus japonicus efficientControl can be done by cutting life cycle especially on stage permetrin eggs withinsecticide. The working principle of the insecticide pyretroid serves as the poisonaxonik that damage nerve fibers. Tosisitas inflicted by an insecticide permetrincause embryo cannot have developed and experienced the death.

This study aimed to decrease hatching rate of Argulus japonicus eggs. Thedecrease hatching rate of Argulus japonicus eggs it can result from a kind ofprotein in nervous known as voltage-gated sodium channel so as to cause anembryo in the egg cannot have developed. The study method was done byexperiment with the experimental design was used Completely RandomizedDesign (CRD). Five treamental and four replicates. The treatment consists theaddition solution insecticide permetrin with concentration control, 0,70 ppm, 0,80ppm, 0,90 ppm, 1 ppm. The main parameter is counting of hatching rate ofjaponicus eggs. The supporting parameter on the research were temperature, pHand DO. Data analysis was by ANOVA.

The result showed that Argulus japonicas eggs on treatment A as a controlacquired a percentage resources hatching rate eggs 44 %, on treatment Bconcentration 0,70 ppm percentage obtained as many as 19,5 %, treatment C withconcentration by 0.80 ppm percentage some 12 %, treatment D by concentration0,90 ppm percentage obtained by 8 % and treatment E by concentration 1 ppmpercentage gained as much as 3 %. Optimal concentration of insecticide permetrinon resources Hatching rate eggs Argulus japonicus are on treatment Econcentration 1 ppm by its hatching rates Argulus japonicus as much as 3 %

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 6: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Pemrendaman

Insektisida Permetrin Terhadap Daya Tetas Telur Argulus japonicus dapat

terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan di Laboratorium pendidikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan,

Universitas Airlangga pada bulan Juli 2014.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak.

Surabaya, Agustus 2014

Penulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 7: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak melibatkan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan puji

syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga skripsi

ini berjalan dengan lancar. Tidak lupa rasa hormat serta ucapan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA Dekan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga.

2. Dosen Wali Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.

3. Ibu Dr. Kismiyati, Ir., M.Si Dosen Pembimbing pertama dan Bapak Ir.

Sudarno, M.Kes Dosen Pembimbing kedua yang telah memberikan

bimbingannya sejak penyusunan usulan hingga penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si, Ibu Prof. Dr Subekti, drh., DEA., dan

Bapak Abdul Manan S. Pi., M. Si. sebagai dosen penguji yang

memberikan saran dan evaluasi demi perbaikan skripsi.

5. Orang tua dan keluarga besar yang memberikan doa dan motivasi hingga

selesainya skripsi

6. Seluruh staf Pengajar dan staf kependidikan Fakultas Perikanan dan

Kelautan

7. Mbak Anita, Mbak Dini, Mbak Is, Mbak Irma yang telah membantu dalam

memberikan informasi selama penelitian dan pembuatan skripsi.

8. Teman seperjuangan saat skripsi Deriva, Rahma, Sari, Ade. Sahabat saya

Mega, Dhanik, Catur, Shasa, Shinta, Maya, Fifit, Amalia, Mentari.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 8: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

ix

9. Keluarga besar Piranha 2010 dan KKN BBM 49.

10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini.

Surabaya, Agustus 2014

Penulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 9: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

Ringkasan......................................................................................................... v

Sumarry............................................................................................................ vi

Kata Pengantar ................................................................................................. vii

Ucapan Terima Kasih....................................................................................... viii

Daftar Isi........................................................................................................... x

Daftar Gambar.................................................................................................. xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

I. Pendahuluan......... ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan .......... ................................................................................... 3

1.4 Manfaat............................................................................................... 3

II. Tinjauan Pustaka .. ................................................................................... 4

2.1 Argulus japonicus ............................................................................ 4

2.1.1 Klasifikasi Argulus japonicus................................................ 42.1.2 Morfologi Argulus japonicus................................................. 42.1.3 Habitat dan Penyebaran ........................................................ 62.1.4 Reproduksi............................................................................. 72.1.5 Daur Hidup Argulus japonicus .............................................. 72.1.6 Telur Argulus japonicus ........................................................ 8

2.2 Insektisida Permetrin........................................................................ 9

2.3 Pengendalian Argulus japonicus dengan Insektisida Permetrin ..... 10

III. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ........................................................ 12

3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 12

3.2 Hipotesis....... ................................................................................... 14

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 10: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

xi

IV. Metodologi Penelitian................................................................................ 15

4.1 Tempat dan Waktu ........................................................................... 15

4.2 Materi Penelitian .............................................................................. 15

4.3 Metodologi Penelitian........................................................................ 15

4.3.1 Metodologi Penelitian............................................................ 154.3.2 Penelitian Pendahuluan.......................................................... 164.3.3 Rancangan Percobaan............................................................ 164.3.4 Prosedur Kerja ....................................................................... 17

V. Hasil dan Pembahasan................................................................................. 22

5.1 Hasil................................................................................................... 225.1.1 Daya Tetas Telur Argulus japonicus...................................... 225.1.2 Kualitas Air............................................................................. 25

5.2 Pembahasan......................................................................................... 26

VI. Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 30

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 30

6.2 Saran................................................................................................. 30

Daftar Pustaka .................................................................................................. 31

Lampiran ........................................................................................................ 35

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 11: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Morfologi Argulus japonicus ....................................................... 6

2. Daur hidup Argulus japonicus ..................................................... 8

3. Struktur Senyawa Permetrin ........................................................ 10

4. Skema Kerangka Konseptual ....................................................... 14

5. Denah penempatan perlakuan ...................................................... 19

6. Prosedur Kerja Penelitian............................................................. 21

7. Telur Argulus japonicus ............................................................... 23

8. Grafik Daya Tetas Telur Argulus japonicus................................... 25

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 12: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Data Penelitian Pendahuluan ..................................................... 16

2 Rata-rata Daya Tetas Telur Argulus japonicus........................... 24

3 Data Kualitas Air Saat Penelitian............................................... 26

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 13: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Tabel daya tetas telur Argulus japonicus ..................................... 35

2 Perhitungan statistik daya tetas telur Argulus japonicus.............. 36

3 Kunci identifikasi Argulus japonicus........................................... 38

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 14: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau di dalam organisme

lain dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya (Subekti dan

Mahasri, 2010). Berdasarkan predileksi parasit dibagi menjadi dua yaitu

ektoparasit dan endoparasit (Kabata, 1985). Menurut Levine (1978), ektoparasit

merupakan parasit yang habitatnya atau hidup pada permukaan tubuh inangnya

sedangkan endoparasit merupakan parasit yang habitatnya pada bagian dalam

organ tubuh inangnya.

Argulus japonicus merupakan salah satu ektoparasit yang sering ditemukan

pada budidaya ikan hias air tawar di Indonesia khususnya di Jawa Timur

(Kismiyati dan Mahasri, 2012). Argulus ditemukan menginfestasi ikan koi di

Tulungangung dengan prevalensi sebesar 14% (Azmi dkk, 2013). Argulus

japonicus ditemukan menginfestasi ikan hias Platy Koral (Xyphophorus

maculatus) dengan prevalensi sebesar 50% (Nurfatimah, 2001). Menurut Taylor

et al (2006) Argulus ditemukan di Inggris dengan prevalensi 29% yang

menyebabkan kerugian ekonomi melalui penurunan jumlah peminat.

Predileksi Argulus japonicus adalah pada sirip, kulit, insang dan

operkulum. Infestasi Argulus japonicus pada inang ditandai dengan luka pada

permukaan tubuh, pendarahan, berenang tidak teratur dan kehilangan

keseimbangan (Menezes et al, 1990). Selain itu, ikan yang terinfestasi juga

menunjukkan produksi lendir yang meningkat (Pasca, 1967 dalam Taylor et al,

2005). Luka bekas stylet dari Argulus japonicus dapat menyebabkan infeksi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 15: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

2

sekunder yang disebabkan oleh bakteri dan jamur, dan membuat inang menjadi

lemah (Yildiz and Kumantas, 2002). Argulus japonicus memiliki ukuran tubuh 4

sampai 8 mm sehingga dapat dilihat dengan kasat mata. Argulus japonicus betina

memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan yang jantan (Alas et al,

2010).

Argulus japonicus memiliki daur hidup secara langsung yang hanya

membutuhkan satu inang untuk berkembang dari nimfa sampai dengan dewasa.

Menurut Steckler and Yanong (2012), telur Argulus japonicus menetas dalam

waktu 10 hari pada suhu 350C tetapi memerlukan waktu 61 hari pada suhu 150C.

Argulus japonicus memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, sehingga mudah

sekali bertelur. Pemutusan rantai daur hidup Argulus japonicus dapat dimulai dari

stadium telur, sehingga populasinya dapat dihentikan sebelum menetas menjadi

individu baru.

Pengendalian Argulus japonicus dapat dilakukan dengan menggunakan

insektisida yaitu organophosphates, potassium permanganat 2-5 mg/l (Oge, 2002)

; pyrethrum (20-100 ppm selama 10-20 menit), dipterex (100 ppm selama 1 jam),

malathion (0,25 ppm selama 6 jam), trichlorfon 0,25 ppm (Kabata, 1985).

Pengendalian terhadap daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilakukan dengan

pemberian NaCl (Fatiza dkk., 2011).

Penggunaan insektisida sintetis dalam mengatasi permasalahan akibat

parasit pada ikan terutama yang disebabkan oleh Argulus japonicus masih banyak

digunakan. Berdasarkan keputusan Mentri Pertanian Republik Indonesia Nomor

445/Kpts/SR. 140/9/2003 tentang pendaftaran dan pemberian izin tetap bahan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 16: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

3

teknik pestisida mentri pertanian pasal 2 menyatakan bahwa bahan teknis

permetrin mengandung kadar bahan aktif minimum dan diperbolehkan di

Indonesia. Permetrin merupakan salah satu insektisida pyretroid, berfungsi

sebagai racun axonik yang beracun terhadap serabut saraf. Pyretroid digunakan

karena memiliki efek melumpuhkan yang cepat, terdegradasi di lingkungan cepat

membutuhkan waktu 6-10 hari (Sastroutomo, 1992). Pada penelitian ini

digunakan insektisida permetrin sebagai pengendali daya tetas telur Argulus

japonicus yang diharapkan dapat memotong daur hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah permetrin mempengaruhi daya tetas telur Argulus japonicus?

2. Berapa konsentrasi optimal permetrin untuk mengendalikan daya tetas

Argulus japonicus?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh insektisida permetrin terhadap daya tetas telur

Argulus japonicus.

2. Untuk mengetahui konsentrasi insektisida permetrin yang tepat untuk

mengendalikan daya tetas telur Argulus japonicus.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

persentase daya tetas telur Argulus japonicus yang direndam dalam insektisida

permetrin untuk mengurangi populasi Argulus japonicus yang dimulai pada

stadia telur.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 17: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Argulus japonicus

2.1.1 Klasifikasi

Menurut Kabata (1985) klasifikasi Argulus japonicus adalah sebagai

berikut:

Phylum : ArthropodaSubphylum : CrustaceaClassis : MaxillopodaSubclassis : BranchiuraOrdo : ArguloidaFamilia : ArgulidaeGenus : ArgulusSpesies : Argulus japonicus

2.1.2 Morfologi

Morfologi Argulus berbeda pada setiap spesies. Organ tubuh yang

digunakan sebagai kunci identifikasi antara lain adalah bentuk carapace,

abdomen, antena, maksila II, kaki dan respiratori area (Kismiyati dan Mahasri,

2012). Tubuh dari parasit ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu cephalothorax,

thorax, dan abdomen (Walker, 2008). Bagian dorsal tertutup carapace mulai

chepal hingga thorax. Sedangkan Argulus foliaceus carapace berbentuk

subobicular dari anterior sampai pangkal uropoda yang ke empat.

Thorax Argulus japonicus terdiri dari empat segmen yang masing-masing

dilengkapi dengan sepasang kaki renang. Argulus japonicus memiliki dua maxilla,

Anterior maxilla terdapar sucker yang dikelilingi oleh supporting rod terdiri dari

enam sampai tujuh bagian. Sucker berfungsi sebagai penempel utama pada parasit

Argulus japonicus (Philip, 2004). Probocis digunakan untuk melukai dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 18: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

5

menghisap sari makanan dari inang dan Stylet berada di anterior mulut. Respirasi

area ada dua pasang kecil dan besar, yang kecil jauh di anterior yang besar

(Kismiyati, 2009). Argulus japonicus memiliki antena pertama terdiri dari dua

segmen yang dilengkapi dengan spina posterior serta prosesus pada bagian basal

spina, antena kedua terdiri dari empat segmen dimana segmen basal berukuran

paling besar (Seng, 1986).

Pada bagian abdomen berbentuk pipih dan terbelah menjadi dua bagian.

Belahan abdomen Argulus japonicus mencapai pertengahan, sedangkan Argulus

foliaceus belahan abdomennya tidak mencapai pertengahan hanya seperempat dari

panjang abdomen. Menurut Yildiz and Kumantas (2002), abdomen Argulus

japonicus lebih runcing daripada Argulus foliaceus. Pada Argulus japonicus

jantan dipangkal abdomen terdapat testis, tidak memiliki kantung telur selain itu

juga terdapat peg dan socket di kaki ke empat (Everst, 2010). Menurut Wadeh and

Yang (2007), Socket dan peg digunakan untuk membawa sel sperma yang

ditujukan untuk fertilisasi. Argulus japonicus betina memiliki ovary dan sepasang

seminal receptakel yang terletak di bagian thorax. Morfologi Argulus japonicus

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 19: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

6

Gambar 2.1. Morfologi Argulus japonicus (Everts, 2010)

Keterangan:

1. an : Antennae 7. bp : Basal plate2. ar : Anterior respirator area 8. ms : Maxillules3. as : Antennule 9. mt : Probocis4. pr : Posterior respirator area 10. mx : Maxillae5. si : Biramous swimming legs 11. ps : Stylet6. sp : Spermatheca

2.1.3 Habitat dan Penyebaran

Argulus japonicus memiliki distribusi luas di seluruh dunia. Menurut

McLaughlin et al (2005), parasit ini juga ditemukan di sebelah tenggara Amerika

Serikat, California, Hawaii, Washington dan Wisconsin. Seiring berkembangnya

waktu dan didukung transportasi atau distribusi ikan maka di indonesia juga

ditemukan. Bahkan di Jawa Timur, hampir semua yang menyerang ikan budidaya

air tawar adalah Argulus japonicus (Kabata, 1984 dalam Kismiyati dan Mahasri,

2012). Predileksi Argulus japonicus pada permukaan tubuh, sirip atau insang

(Kismiyati dan Mahasri, 2012).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 20: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

7

2.1.4 Reproduksi Argulus japonicus

Reproduksi Argulus japonicus adalah secara seksual. Sistem reproduksi

jantan lebih kompleks (Everts, 2010). Organ reproduksi betina terdiri dari

ovarium yang terletak di bagian tengah dan spermathecae di bagian anterior

abdomen (Debaisieux dalam Everts, 2010). Kopulasi Argulus japonicus terjadi

pada saat menempel pada inang, tetapi ada pula kopulasi yang terlepas dari tubuh

inangnya atau berenang bebas di air (Pasternak et al, 2004). Proses kopulasi dapat

terjadi melalui transfer sperma jantan langsung ke betina, sel sperma kemudian

disimpan dalam spermathecae betina sampai terjadi pembuahan (Walker, 2008),

kemudian betina melakukan oviposisi. Telur Argulus japonicus diletakkan pada

subtrat keras (batu) (Kearn, 2004). Setelah Argulus japonicus bertelur terdapat

tiga tahap perkembangan yaitu pertama adalah perkembangan bintik mata, kedua

perkembangan pelengkap thorax, tahap ketiga meliputi pergerakan embrio

biasanya terjadi 24-48 jam sebelum menetas (Taylor et al, 2005).

2.1.5 Daur Hidup Argulus japonicus

Telur Argulus japonicus menetas dalam waktu 17 hari pada suhu 230C dan

30 hari pada suhu 200C (Kearn, 2004). Menurut Kismiyati dan Mahasri (2012),

telur Argulus japonicus dapat menetas setelah 10 hari pada 350C dan setelah 61

hari pada suhu 150C. Menurut Mikheev (2001), telur Argulus japonicus dapat

hidup pada suhu ekstrim yaitu 100C. Keseluruhan daur hidup berlangsung selama

40-100 hari bergantung pada suhu air dan spesiesnya. Menurut Iskhaq (2010),

Argulus japonicus betina meletakkan telur-telurnya pada subtrat (batu).

Selanjutnya, proses penetasan yang disebut dengan eklosi dimana permukaan telur

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 21: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

8

mengalami retakan secara tidak teratur, setelah menetas langsung menjadi nimfa.

Nimfa Argulus japonicus mencari inang untuk diinfestasi agar dapat bertahan

hidup sampai dewasa (Kismiyati dan Mahasri, 2012). Stadium nimfa memiliki

ukuran 0,6 mm, kemudian akan moulting selama delapan kali sebelum mencapai

dewasa dengan ukuran 3-3,5 mm, berlangsung dalam waktu lima minggu

(Rusthon-Mellor, 1994 dalam Walker et al, 2011). Daur hidup Argulus japonicus

dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Daur Hidup Argulus japonicus (Walker, 2004)

2.1.6 Telur Argulus japonicus

Telur Argulus japonicus berbentuk oval dan dilapisi oleh kapsul gelatin

sehingga mampu menempel dengan kuat pada subtrat dan sangat keras (Hoffman,

1997). Telur Argulus japonicus yang terbuahi akan mengalami tiga tahap

perkembangan yaitu pertama adalah perkembangan bintik mata, kedua

perkembangan pelengkap thorax, tahap ketiga meliputi pergerakan embrio

biasanya terjadi 24-48 jam sebelum menetas (Taylor et al, 2005). Menurut Fatiza

Inang

Argulusjaponicusbetina

Nimfa

Telur

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 22: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

9

dkk (2011), telur Argulus japonicus yang rusak dapat dilihat dengan hilangnya

lendir yang menyelimuti lapisan luar telur serta kerapatan dinding sel telur

semakin berkurang.

2.2 Insektisida Permetrin

Insektisida merupakan bahan yang mengandung senyawa kimia dapat

digunakan untuk mematikan semua jenis serangga (Wudianto, 2010). Pyretroid

merupakan racun saraf yang mempengaruhi sistem saraf (Sastroutomo, 1992).

Menurut Djojosumarto (2008), dinyatakan bahwa golongan pyretroid memiliki

beberapa keunggulan, spektrum pengendaliannya luas, tidak resisten, memiliki

efek melumpuhkan yang sangat baik, dan masa terdegradasi di lingkungan

singkat. Salah satu insektisida yang temasuk dalam golongan pyretroid adalah

permetrin. Permetrin merupakan senyawa insektisida pyretroid pertama yang

digunakan di lahan pertanian. Berfungsi sebagai rancun saraf pada serangga. Di

indonesia diperdagangkan dengan nama Pounce®, Corsair® dan Perigen®.

Nama Umum : Permetrin

Nama IUPAC : 3-Phenoxybenzyl (1RS)-cis,trans-3-(2,2-dichlorovinyl) -2,2-

dimethylcyclopropanecarboxylate

Rumus molekul : C21H20Cl2O3

Berat molekul : 391,28 g/mol

Titik didih : 2000C (Sastroutomo, 1992)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 23: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

10

2.3 Pengendalian Argulus japonicus dengan Insektisida Permetrin

Pengendalian Argulus japonicus dapat dilakukan dengan menggunakan

insektisida golongan pyretroid yaitu permetrin. Permetrin memiliki empat isomer

yaitu cis-permetrin dan trans-permetrin. Isomer cis-permetrin adalah isomer

paling beracun. Struktur senyawa permetrin dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Struktur senyawa permetrin (Zilfa, 2007)

Insektisida pyretroid adalah racun axonik, yaitu beracun terhadap

serabut saraf. Proses penghambat daya tetas telur terjadi karena masuknya cairan

permetrin ke dalam membran plasma dari telur dan merusak sistem saraf. Sifat

saraf Arthropoda adalah tangga tali yang saraf pusat otaknya berhubungan dengan

alat indera (Chapman, 1997 dalam Puspitasari dkk, 2012). Cara kerja pyretroid

yang terikat pada suatu protein di dalam saraf yang dikenal sebagai voltage-gated

sodium channel. Pada keadaan normal protein ini membuka untuk memberikan

rangsangan pada saraf dan menutup untuk menghentikan sinyal saraf. Pyretroid

terikat pada sodium channel (saluran natrium) ini mencegah penutupan secara

normal yang menghasilkan rangsangan saraf berkelanjutan sehingga

mengakibatkan kelumpuhan dan berakhir dengan kematian (Dadang, 2007).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 24: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

11

Penggunaan permetrin ini diharapkan dapat menurunkan daya tetas telur Argulus

japonicus sehingga tidak dapat berkembang menjadi individu baru.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 25: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

12

III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Inang yang terinfestasi oleh Argulus japonicus menunjukkan gejala klinis

ikan berenang tidak menentu, lesu, nafsu makan hilang, sisik terkelupas, luka

berdarah yang berkembang menjadi hiperplasia dan nekrosis. Infeksi sekunder

yang disebabkan oleh bakteri dan jamur pada Argulus japonicus akibat dari

penempelan stylet yang menimbulkan bekas luka. Infeksi sekunder inilah yang

dapat menjadikan ikan mati secara massal. Menurut Poulin and Fitzgerald, 1998

dalam Taylor et al (2005), ikan yang telah terinfestasi oleh Argulus japonicus

lebih rentan terinfestasi kembali dari pada ikan yang tidak pernah terinfestasi

sama sekali.

Argulus japonicus merupakan ektoparasit yang menyerang pada

permukaan tubuh inang yang hidup di air tawar. Argulus japonicus memiliki daur

hidup secara langsung yang hanya membutuhkan satu inang untuk berkembang

dari nimfa sampai dengan dewasa. Menurut Steckler and Yanong (2012), telur

Argulus japonicus menetas dalam 10 hari pada 350C tetapi memerlukan 61 hari

pada suhu 150C. Menurut Kismiyati dan Mahasri, (2012) bahwa semakin dingin

suhu perairan telur parasit semakin lama menetas sebaliknya semakin panas suhu

perairan telur parasit menetas cepat. Argulus japonicus pada stadium nimfa

mampu bertahan hidup 2-3 hari tanpa inang. Telur Argulus japonicus berbentuk

oval dan dilapisi oleh kapsul gelatin. Menurut Gault et al., (2002), tindakan

pengendalian Argulus japonicus yang efisien dapat dilakukan dengan memotong

daur hidup terutama pada saat stadium telur.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 26: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

13

Pengendalian terhadap parasit ini dimulai dari stadia telur dengan

menggunakan insektisida golongan pyretroid yaitu permetrin. Permetrin bekerja

melumpuhkan sel saraf (Sigit dkk, 2006), yang berhubungan dengan inervating

membran yang terletak di lateral carapace (Wilson, 1902). Fungsi dari inervating

membran adalah mempengaruhi saraf untuk bekerja. Akibat dari inervating

membran yang lumpuh menyebabkan embrio tidak berkembang dan telur tidak

menetas. Adapun skema kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 3.1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 27: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

14

Gambar 3.1. Skema Kerangka KonsepKeterangan :

: yang diteliti: yang tidak diteliti

3.2 Hipotesis

H1 : Terdapat perbedaan pengaruh perendaman insektisida permetrin terhadap

daya tetas telur Argulus japonicus.

Inang

Penyakit

Bakteri

Virus

Jamur

Parasit Argulus japonicus

Pengendalian

Merusak Telur

Deterjen

pengeringan

Insektisida

Racun axonik(beracun padaserabut saraf)

Melumpuhkan sel saraf yangberhubungan dengan inervating

membran

Terhambatnya daya tetastelur Argulus japonicus

Permetrin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 28: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

15

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan,

Universitas Airlangga pada bulan Juli 2014.

4.2 Meteri Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ikan komet (Carassius auratus)

sebagai inang, insektisida permetrin dan Argulus japonicus jantan dan betina, batu

sebagai substrat penempelan telur. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah

akuarium (15 x 15 x 30 cm3) sebanyak 20 buah, selang aerasi, termometer, pH meter,

DO meter, mikroskop, object glass, cover glass, handcounter.

4.3 Metodologi Penelitian

4.3.1 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental yang bertujuan

untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu

atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan kontrol yang tidak

diberikan perlakuan (Narbuko dan Achmadi, 2004). Penelitian ini dilakukan di dalam

ruangan terkontrol. Penelitian dilakukan dengan akuarium yang telah diberi batu

sebagai substrat diisi air, kemudian dimasukkan inang dan Argulus japonicus jantan dan

betina sampai bertelur. Tahap selanjutnya adalah merendam telur dalam larutan

insektisida permetrin 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm; 1 ppm, kemudian diamati di

bawah mikroskop terhadap terjadinya penurunan daya tetas telur Argulus japonicus.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 29: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

16

4.3.2 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan konsentrasi

perendaman insektisida permetrin untuk mengendalikan daya tetas telur Argulus

japonicus. Pada penelitian pendahuluan penetasan telur Argulus japonicus dilakukan

dengan perbandingan Argulus japonicus jantan dan betina 15:15. Konsentrasi yang

digunakan adalah kontrol, 0,10 ppm, 0,20 ppm, 0,30 ppm 0,40 ppm, 0,50 ppm, 0,60

ppm, 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm. Dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Penelitian Pendahuluan Penetasan Telur Argulus japonicusNo Konsentrasi

insektisidapermetrin

(ppm)

Jumlah AwalTelur Argulus

japonicus(butir)

Jumlah TelurArgulus

japonicusmenetas (butir)

Persentase teluryang menetas

(%)

12345678910

0,100,200,300,400,500,600,700,800,90

1

50505050505050505050

20181614998532

403632281818161064

Hasil penelitian pendahuluan didapatkan konsentrasi insektisida permetrin

tertinggi yang dapat mempengaruhi daya tetas telur Argulus japonicus adalah 1 ppm.

Pada penelitian digunakan konsentrasi 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm dan

kontrol yang diharapkan dapat mempengaruhi daya tetas telur Argulus japonicus

sehingga tidak menetas.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 30: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

17

4.3.3 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL). RAL digunakan bila media atau bahan percobaan seragam

(Kusriningrum, 2008).

Penelitian ini dilakukan dari lima perlakuan, yaitu insektisida permetrin dan

kontrol, sedangkan ulangan dilakukan sebanyak empat kali untuk setiap perlakuan.

Prosedur kerja dapat dilihat pada gambar 4.1.

4.3.4 Prosedur Kerja

a. Tahap Penelitian

1. Sterilisasi Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan harus dibersihkan dari debu dan kotoran yang

menempel dengan cara dicuci dengan sabun hingga bersih, kemudian dikeringkan.

2. Pemilihan Argulus japonicus Jantan dan Betina

Jenis kelamin dapat di amati melalui mikroskop. Dilihat melalui bagian

posterior dari tubuh Argulus japonicus. Jenis kelamin Argulus japonicus dapat dilihat

dari ukuran tubuhnya. Ukuran tubuh Argulus japonicus jantan lebih kecil yaitu 6 mm

dan betina lebih besar 8-9 mm (Kimura, 1970). Selain itu, dapat juga dibedakan dengan

melihat adanya bulatan telur berwarna putih pada ovarium di sepanjang garis tengah

tubuhnya (Walker, 2008).

3. Persiapan Telur Argulus japonicus

Menyiapkan akuarium dan diberi batu sebagai tempat perlekatan telur kemudian

diisi dengan air, 15 Argulus japonicus betina dan jantan serta seekor ikan komet ukuran

5 cm sebagai inangnya. Biarkan sampai Argulus japonicus bertelur. Telur-telur tersebut

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 31: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

18

akan menempel pada batu. Setelah itu, batu yang tertempeli telur Argulus japonicus

diambil dan dimasukkan dalam media perlakuan.

4. Perendaman Telur Argulus japonicus dalam Larutan Insektisida permetrin

Telur-telur Argulus japonicus yang menempel pada batu di pindahkan dalam

konsentrasi larutan insektisida permetrin dan direndam sesuai konsentrasi dan waktu

yang telah ditetapkan. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

penelitian Pendahuluan. Pembuatan larutan stok insektisida dengan konsentrasi 10 ppm

dari insektisida permetrin dengan cara mencampurkan 10 ml permetrin ke dalam 1 liter

air tawar. Larutan insektisida permetrin yang digunakan untuk perlakuan adalah 0,70

ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm dan kontrol. Pemberian stok insektisida permetrin

pada masing-masing perlakuan dengan cara pengenceran. Prosedur kerja penelitian

dapat dilihat pada gambar 4.1 Perlakuan dilakukan sebagai berikut.

Penyediaan Telur: ikan komet + sepasang Argulus japonicus + objek batu.

Telur-telur yang dihasilkan setelah itu dipindahkan ke dalam setiap perlakuan.

Perlakuan A (Kontrol) : 1 liter Air + 50 butir telur

Perlakuan B : 50 butir telur + insektisida permetrin 0,70 ppm

Perlakuan C : 50 butir telur + insektisida permetrin 0,80 ppm

Perlakuan D : 50 butir telur + insektisida permetrin 0,90 ppm

Perlakuan E : 50 butir telur + insektisida permetrin 1 ppm

Penempatan perlakuan-perlakuan penelitian ke dalam tempat percobaan setelah

dilakukan pengacakan sebagaimana tergambar pada gambar 4.2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 32: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

19

A1 K4 C4 A4 C1

D2 C3 K3 B3 D4

B1 D3 A2 C2 K1

D1 B2 K2 B4 A3

Gambar 4.2. Denah Penempatan Perlakuan pada (RAL)

5. Daya Tetas Telur Argulus japonicus

Daya tetas telur Argulus japonicus berkurang disebabkan telur parasit tersebut

rusak sehingga tidak menetas. Telur tersebut tidak menetas karena pengaruh dari

permetrin yang berkerja sebagai racun axonik, yang menyebabkan rangsangan saraf

pada embrio tidak normal singga terjadi penghambatan penetasan telur. Sesuai dengan

pernyataan Sigit dkk (2006), bahwa pyretroid bersifat racun axonik menyebabkan

kelumpuhan pada makhluk hidup dan akirnya menimbulkan kematian.

Rumus yang digunakan untuk menghitung daya tetas dari telur Argulus

japonicus adalah:

Daya tetas telur = Argulus japonicus stadia Metanauplius X 100%

Jumlah Telur

6. Parameter

Parameter utama dalam penelitian ini adalah menentukan persentase daya tetas

Argulus japonicus setelah direndam insektisida permetrin dan sebelum direndam.

Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air, pH, pengukuran suhu, dan

DO.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 33: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

20

7. Analisis Data

Data yang diperoleh berupa telur Argulus japonicus yang telah direndam pada

larutan insektisida permetrin. Menentukan telur yang menetas maupun yang tidak

kemudian melakukan perhitungan untuk mengetahui persentase daya tetas telur Argulus

japonicus dan dianalisis data menggunakan ANOVA, jika terdapat perbedaan maka

dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 34: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

21

Gambar 4.1. Prosedur Kerja Penelitian

Persiapan telur Argulus Japonicus

Telur direndam dalam insektisdapermetrin

0,70 ppm 0,80 ppm 0,90 ppm 1 ppmKontrol(tanpa

insektisidapermetrin)

Daya tetas telur Argulusjaponicus

Analisis Data

Sterilisasi Alat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 35: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

22

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Hasil penelitian yang diperoleh adalah daya tetas telur Argulus japonicus yang

direndam dalam larutan insektisida permetrin 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm

dan kontrol (tanpa insektisida permetrin). Perlakuan tersebut dilakukan selama 18 hari.

Masing-masing ulangan terdapat 50 butir telur Argulus japonicus. Kondisi telur Argulus

japonicus diamati di mikroskop sebelum dilakukan perlakuan. Daya tetas telur dapat

diketahui dari struktur terluar telur apabila selaput dari telur tersebut rusak atau yang

disebut dengan eclosi. Daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Daya tetas telur Argulus japonicus terbesar terdapat pada perlakuan E (3%), D (8%), C

(12%) , B (19,5%)dan A kontrol (44%). Dari data diatas menunjukkan bahwa

konsentrasi 1ppm pada perlakuan E merupakan konsentrasi optimal untuk dapat

mengurangi daya tetas telur Argulus japonicus.

5.1.1 Daya Tetas Telur Argulus japonicus

Hasil dari penelitian menunjukkan daya tetas telur Argulus japonicus yang

berbeda-beda. Pengamatan terhadap daya tetas Argulus japonicus pertama yang

dilakukan adalah memastikan apakah didalam telur tersebut terdapat embrio sebelum

dilakukan perlakuan. Telur Argulus japonicus rusak berwarna putih pucat. Terdapatnya

embrio di dalam telur ditandai dengan adanya bintik hitam di dalam telur, sedangkan

telur yang menetas ditandai dengan sobeknya selaput telur yang disebut eclosi dan telur

yang tidak menetas dapat ditandai dengan perubahan warna telur dari coklat kehitaman

menjadi putih pucat. Telur Argulus japonicus dapat dilihat pada gambar 5.1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 36: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

23

a b

c

Gambar 5.1. Telur Argulus japonicus

Keterangan a. Telur Argulus japonicus rusak (tanda panah) b. Telur Argulus japonicus berembrio (tandah panah) c.Telur Argulus japonicus menetas (tanda panah)

Pengendalian daya tetas telur Argulus japonicus terbesar terdapat pada

perlakuan E (3%), D (8%), C (12%), B (19,5%) dan kemudian pada perlakuan A

sebagai kontrol (44%). Hasil statistik menggunakan ANOVA menunjukkan F hitung >

F tabel (p<0,01) dan hasil tersebut terdapat perbedaan sangat nyata antara perlakuan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 37: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

24

dengan pemberiaan insektisida permetrin terhadap hasil pengamatan yaitu penetasan

daya tetas telur Argulus japonicus. Daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat

pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Rata-rata Daya Tetas Telur Argulus japonicus dengan berbagai perlakuan

Perlakuan Daya Tetas Telur (%) + SD

A 44a + 17,07

B 19,5b + 10,7

C 12c + 9,04

D 8d + 6,7

E 3e + 2,9

Keterangan : A, B, C, D, E : Konsentrasi larutan insektisida permetrin (Kontrol (tanpa perlakuan),

0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm, 1 ppm). Superscript : Superscript menunjukkan adanya perbedaan (p<0,01) sangat nyata

antar perlakuan. SD : Standart deviasi

Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa pemberian insektisida permetrin

berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus. Terlihat pada tabel 5.1 bahwa

dari kelima perlakuan kontrol(tanpa insektisida permetrin), 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90

ppm dan 1 ppm terdapat perbedaan sangat nyata. Daya tetas tertinggi terdapat pada

perlakuan A sementara daya tetas terendah terdapat pada perlakuan E, hal ini

disebabkan konsentrasi pemberian insektisida permetrin pada perlakuan E lebih besar

dari pada perlakuan lainnya, sedangkan pada perlakuan A tanpa dipengaruhi oleh

pemberian insektisida permetrin. Grafik persentase daya tetas telur Argulus japonicus

dapat dilihat pada gambar 5.2

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 38: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

25

Gambar 5.2 Grafik Daya Tetas Telur Argulus japonicus

Data daya tetas telur Argulus japonicus dapat dilihat pada lampiran 1.

Perhitungan statistik daya tetas telur Argulus japonicus terdapat pada lampiran 2.

5.1.2 Kualitas Air

Pengamatan terhadap kualitas air selama penelitian meliputi suhu, pH dan DO

(oksigen terlarut). Hasil pengamatan terhadap parameter kualitas air dilakuakn selama

penelitian pada setiap perlakuan dan ulangan. Data yang diperoleh yaitu suhu 29-30 0C,

DO 8 mg/L, sedangkan pH 7. Pada saat penelitian berlangsung pengamatan terhadap pH

menggunakan pH meter, pengamatan terhadap suhu menggunakan thermometer dan

pengamatan terhadap DO menggunakan Do meter. Data rata-rata kualitas air saat

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

kontrol 0.70 ppm 0.80 ppm 0.90 ppm 1 ppm

Day

a T

etas

Tel

ur A

rgul

us j

apon

icus

(%

)

Konsentrasi Insektisida Permetrin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 39: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

26

Tabel 5.2 Data Kualitas Air Saat Penelitian

Parameter

Perlakuan

A B C D E

Suhu (0C) 29-30 29-30 29-30 29-30 29-30

DO (mg/L) 8 8 8 8 8

pH 7 7 7 7 7

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata dalam perlakuan

pendahuluan yang telah dilakukan. Hasil tersebut didapat bahwa pemberian insektisida

permetrin dengan konsentrasi 0,70 ppm, 0,80 ppm, 0,90 ppm dan 1 ppm dapat

berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus.

Pengamatan terhadap daya tetas telur Argulus japonicus dilakukan dengan

menggunakan mikroskop stereo karena telur menempel pada batu sangat keras sehingga

sulit diambil dari permukaan batu tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan , Hoffman,

(1997) telur dilapisi oleh kapsul gelatin sehingga mampu menempel pada substrat dan

sangat keras. Telur Argulus japonicus yang menetas ditandai dengan rusaknya selaput

terluar telur yang disebut dengan eclosi, sedangkan untuk telur yang rusak ditandai

dengan perubahan warna dari semula telur berwarna coklat kehitaman menjadi putih

pucat.

Hasil pengamatan didapatkan persentase daya tetas telur Argulus japonicus

tertinggi terdapat pada perlakuan A (kontrol) (44%), kemudian diikuti dengan perlakuan

B konsentrasi 0,70 ppm (19,5%), perlakuan C konsentrasi 0,80 ppm (12%), perlakuan D

konsentrasi 0,90 ppm (8%) dan perlakuan E dengan konsentrasi 1 ppm (3%).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 40: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

27

Pada uji jarak berganda duncan pada setiap perlakuan dari mulai A (kontrol)

sampai dengan perlakuan E konsentrasi 1 ppm disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang sangat nyata antar perlakuan. Hal ini dikarenakan konsentrasi insektisida

permetrin yang diberikan lebih besar pada setiap perlakuan. Menyebabkan telur yang

diberi perlakuan insektisida permetrin mengalami kerusakan, karena keluarnya cairan di

dalam telur serta masuknya insektisida permetrin menyebabkan telur tersebut rusak dan

embrio tidak berkembang sehingga tidak menetas.

Dari beberapa permedaan konsentrasi insektisida permetrin yang digunakan,

jumlah penetasan telur Argulus japonicus terendah terdapat pada perlakuan E sebanyak

3 % yang berarti pengendalian terdapat pada perlakuan ini. Daya tetas yang rendah

disebabkan karena konsentrasi yang diberikan lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan lainnya, selain itu konsentrasi 1 ppm pada perlakuan E merupakan

konsentrasi optimal untuk mengurangi daya tetas telur Argulus japonicus.

Menurut Pasternak (2000) menjelaskan bahwa penetasan telur Argulus

japonicus normal sebesar 66%. Daya tetas Daphnia (Crustacea) pada keadaan normal

berkisar antara 40 – 50 % (Pancella and Stroos, 1963), sedangkan menurut Branstrator

et al (2013), daya tetas normal dari Bythotrephes longimanus (Crustacea) berkisar

antara 49- 67%. Data yang didapat bahwa penetasan kontrol persentasenya 44%. Karena

menurut Taylor et al (2005) menyatakan bahwa, penetasan terbaik Argulus japonicus

terdapat pada suhu 250C.

Perendaman telur Argulus japonicus dalam insektisida permetrin memberikan

perbedaan yang sangat nyata terhadap persentase daya tetas telur Argulus japonicus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman telur Argulus japonicus dalam

insektisida permetrin berpengaruh terhadap daya tetas telur Argulus japonicus, dapat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 41: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

28

dibuktikan dengan perhitungan statistik pada lampiran 2. Hal tersebut dikarenakan

insektisida permetrin memiliki fungsi sebagai racun axonik yang melumpuhkan serabut

saraf (Valles and Koehler, 2003).

Sistem saraf Argulus japonicus seperti tangga tali yang saraf pusatnya

berhubungan dengan alat indera. Saraf tersebut terdiri dari enam gangglia otak dorsal

dan ventral. Saraf dari ganglia pertama berhubungan dengan sucker. Saraf dari ganglia

kedua berhubungan dengan maxillae kedua dan innervating membran di karapas

(Wilson, 1902).

Pemberian larutan insektisida permetrin pada telur Argulus japonicus

menyebabkan embrio dalam telur rusak. Cara kerja permetrin merusak telur dengan

merusak sistem saraf dalam embrio. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djojosumarto

(2008), bahwa pyretroid merupakan racun saraf yang cara kerjanya mengikat sejenis

protein yang ada pada saraf. Pada perkembangan embrio di dalam telur, sistem saraf

rusak pada saat pembentukan thorax karena pada saat bersamaan juga terjadi

pembentukan karapas. Di karapas terdapat inervating membran yang berfungsi

merangsang bagian saraf, otot untuk bertindak, karena pengaruh pemberian insektisida

permetrin yang dapat merusak saraf sehingga innervating membran rusak. Hal tersebut

membuat embrio tidak dapat berkembang secara normal sehingga mempengaruhi

keberhasilan dalam penetasan.

Kualitas air merupakan salah satu faktor pendukung yang harus diperhatikan

selama penelitian berlangsung. Parameter kualitas air dalam penelitian ini memiliki

kisaran yang sama, yaitu pada suhu berkisar antara 29-30 0C, DO sebesar 8 mg/l, pH 7.

Suhu sangat mempengaruhi daya tetas dari telur Argulus japonicus semakin tinggi suhu

maka daya tetas telur tersebut semakin cepat sebaliknya semakin rendah suhu pada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 42: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

29

media penetasan maka daya tetas semakin lambat. Hal ini mengacu pada pernyataan

Walker (2008), bahwa penetasan telur parasit bergantung pada suhu air di sekitarnya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 43: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian insektisida permetrin terhadap

daya tetas telur Argulus japonicus telah didapatkan:

1. Terdapat perbedaan insektisida permetrin pada media penetasan berpengaruh

terhadap daya tetas telur Argulus japonicus.

2. Konsentrasi optimal insektisida permetrin dalam menghambat daya tetas telur

Argulus japonicus adalah 1 ppm (daya tetas Argulus japonicus sebanyak 3 %).

6.2 Saran

1. Dapat meneliti Ld 50 untuk ikan komet sehingga penerapan dilapangan tidak

berakibat jelek terhadap ikannya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 44: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

31

DAFTAR PUSTAKA

Alas, A., A. Oktener., and K. Solak. 2010. A Study on the Morphology of Argulus

foliaceus Lin.,1758 (Crustacea; Branchiura) procured from Cavuscu Lake (Central Anatolia-Turkey) with scanning electron microscopy. Tubitak, 34 (1): 147-151.

Azmi, H., D. Rini dan N, Kariada. 2013. Identifikasi Ektoparasit Pada Ikan Koi

(Cyprinus carpio L) di Pasar Ikan Hias Jurnatan Semarang. Jurnal MIPA 2 (2). Branstator, D. K., L. J Shannon, M. E. Brown., and M. T. Kitson. 2013. Effect of

Chemical and Physical Condition on Hatching Success of Bythotrephes longimanus Resting eggs. Lim Nol. Oceanogr. 58(6): 2171-2184.

Cesare, Levina Catherina. 1986. Taksonomie, Ekologie en Morfologie Van Die Argulus

muller, 1785 (Crustacea: Branchiura) in Afrika. University of Randse Afrikaanse. 26-70 page.

Dadang. 2007. Bahan Kuliah Pestisida dan Teknik Aplikasi (Insektisida). Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta. Everst, L. A. M. 2010. Aspect of the Reproductive Biology of Argulus japonicus and Morphology of Argulus caregoni from Malaysia. University of Johannesburg South Africa. Fatiza, R. N., Kismiyati., K. Rahayu. 2011. Pengaruh Pemberian garam (NaCl) Terhadap Kerusakan Telur Argulus japonicus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3 (1): 113-115. Gault, N.F.S., Kilpatrick, D.j. and Stewart, M.t. 2002. Biological Control of the Fish Louse in a Rainbow Trout Fishery. Fish Biol, 60 (1): 226-237. Hoffman, G. L. 1997. Argulus branchiura Parasiter of Freshwater Fish. United States Departement of the Interior. Fish Disease Leaflet. 49 page. Iskhaq, N. M., Kismiyati., J. Triastuti. 2010. Objek Kesukaan untuk Penempelan Telur

(Oviposisi) Ektoparasit Argulus japonicus. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 2 (2).

Kabata, Z. 1985. Parasit Disease Of Fish Culture in The Tropics. Taylor and Francis. London. 263 page.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 45: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

32

Kimura, S. 1970. Notes on the Reproduction of water lice (Argulus japonicus). Bull. Freshwater Fish Reb Lab. 20, 109-126.

Kismiyati. 2009. Infestasi Ektoparasit Argulus japonicus Pada Ikan Maskoki (Carassius auratus) dan Upaya Pengandalian dengan Ikan Sumatera. Disertasi Universitas Airlangga. Surabaya. Kismiyati dan G. Mahasri. 2012. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan I. Global Persada Press. Surabaya. 33-37 Hal. Kusriningrum. 2008. Perancangan Percobaan Airlangga University Press. Surabaya. 23- 24 Hal. Kearn, G. C. 2004. Leeches, Lice and Lamprey. A Natural History of Skin and Gill Parasiter of Fishes. Spinger. Netherland. 432p. Levine, D. N. 1990. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta. Mikheev, V. N. 2001. Spatial Distribution and Hatching of Overwintered Eggs of a Fish Ektoparasite, Argulus caregoni (Crustacean: Branchiura). Dis Aquatic Org. 46: 123-128. Menezes, J., M. A. Ramos., T. G. Pereira., Moreira and A. Silva. 1990. Rainbow Trout Culture Failure in a Small Lake as a Result of Massive Parasitosis Related to Careles Introduction. Aquaculture 89: 123-126.

McLaughlin, P.A., D.K. Camp, M.V., and T.T. Turgeon. 2005. Common and scientific names of aquatic invertebrates from the United States and Canada: crustaceans. American Fisheries Society. Special Publication 31, Bethesda, Maryland.

Narbuko, C. dan A. Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 51-52. Nurfatimah, A. 2001. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Hias Koral Platy (Xyphophorus

maculatus), Ikan Gupi Kobra (Poecilia reticulata), Ikan Red Nose Tetra (Hemigrammus rhodostomus) dan Ikan Serpe Minor (Hyphessobrycon serpae) yang Dilalulintaskan Melalui Balai Karantina Ikan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 69 hal.

Oge, S. 2002. Chemotherapy for parasites of freshwater fish. J. Turkish Parazitol., 26: 113-118. Pancella, J. R and R. G. Stroos. 1963. Light Induced Hatching of Daphnia Resting

Eggs. Chesapeake Science 4 (3): 135-140.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 46: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

33

Pasternak, A. F., V. N. Mikheev and E. T. Valtonen. 2000. Life history characteristics of Argulus foliacceus L. (Crustacea: Branchiura) population in Central Finland. Ann. Zool. Fennici 37: 25-35. Pasternak, A. F., V. N. Mikheev and E. T. Valtonen. 2004. Growth and Development of Argulus coregoni (Crustacea: Branchiura) on Salmonid and Cyprinid host Dist. Aqust. Org. 58. 203-207. Puspitasari, P., Kismiyati dan L. Sulmartiwi. 2012. Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Pengendali Infestasi Argulus Pada Ikan Komet. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(1):48-52. Philip, D. 2004. The Common Fish Louse-Argulus Springer. Netherlands. Page Sci. 17 page. Sastroutomo, S, S. 1992. Pestisida, Dasar-dasar dan Dampak Penggunaannya. Gramedia Pustaka. Jakarta. 45 Hal Sigit, S. H, Koesharto, F. X, Hadi, U. K, Gunandi, D. J, Soviana, S., Wirawan, I. A,

Chalidapura, M., Rivai, M. 2006. Hama Permukiman Indonesia (Biologi dan Pengendalian). Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman. Fakultas Kedokteran Hewan Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Subekti, S dan G, Mahasri. 2010. Parasit Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. Seng, L. T. 1986. Two Ectoparasitic Crustacea Belonging Two the Fa,ily Argulidae

(Crustacea: Branchiura) in Malaysian Freshwater Fishes. Malayan Nature Journal. 39: 157-164 page.

Steckler, N and R. P. E. Yanong. 2012. Argulus (Fish Louse) Infection in Fish University of Florida. Tam, Q. 2005. Aspects of Biology Argulus. Dissertation. University of Johannesburg. 104p. Taylor, N, G. H., C. Sommerville and R. Wotten. 2005. A. Review of Argulus spp. Occuring in UK Freshwater Agency. Bristol. Taylor, N. G. H., C. Sommerville and R. Wootten. 2006. The Epidemiology of Argulus spp. (Crustacea: Branchiura) infections in Stillwater Trout Fisheries. Journal of Fish Diseases, 29: 193-200. Valles, S.M. and P. G. Koehler. (2003). Insecticides Used in the Urban Environment:

Mode of Action (ENY282). Department of Entomology and Nematology, University of Florida, Gainesville, Florida.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 47: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

34

Wadeh, H and J. W. Yang. 2007. Ultrastructure of Argulus japonicus (Crustacea: Branchiura) Collected from Guangdong China Collage of Veterinary Medicine. South China Agricultural University, Guangzhou 510642, China.

Walker, P.D, G. Flik and S. E. W. Bonga. 2004. The biology of parasites from the genus

Argulus and a review of the interactions with their host. Symposia of the Society for Experimental Biology 55, 107-29. University Nijmegen. Netherlands.

Walker, P. D. 2008. Argulus The Ecology of Fish Pest Doctoral Thesis University Nijmegen. 134-138 page. Walker, P. D., J. Russon., R. Doijf., G. V. D. Velde and S. E. W. Bonga. 2011. The Off.

Host Survival and Viability of a Native and Non Native Fish Louse (Argulus, Crustacea: Branchiura). Current Zool 57 (6): 828-835.

Wilson, C. B. 1902. A New Species of Argulus, With a More Complete Account of

Two Species Already Described. Prod. U.S National Museum, XXVII (1368): 627-655.

Wudianto, R. 2010. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta. Yildiz, K and A. Kumantas. 2002. Argulus foliaceus Infection in a Goldfish (Carassius auratus). Israeel. 57 (3) : 118-120 Zilfa, H. Suyani, Safni dan N. Jamarun. 2007. Degradasi Senyawa Permetrin secara

Fotolisis dengan TiO2-ANATASE sebagai Katalis. Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Andalas. Padang.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 48: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

35

Lampiran 1. Daya Tetas Telur Argulus japonicus

Perlakuan Ulangan

Jumlah telur

Argulus japonicus

normal (butir)

Telur Argulus japonicus yang menetas

Jumlah telur Argulus

japonicus yang

menetas(butir)

Persentase telur

Argulus japonicus

yang menetas

(%)

Transformasi arcsin

Kontrol 1 50 24 48 43,85 2 50 20 40 39,23 3 50 21 42 40,40 4 50 23 46 42,71

Total 200 88 44 166,19 0,70 ppm 1 50 10 20 26,56

2 50 12 24 29,33 3 50 9 18 25,10 4 50 8 16 23,58

Total 200 39 19,5 104,57 0, 80 ppm

1 50 7 14 21,97 2 50 5 10 18,44 3 50 6 12 20,27 4 50 6 12 20,17

Total 200 24 12 84,95 0,90 ppm 1 50 5 10 18,44

2 50 4 8 16,43 3 50 4 8 16,43 4 50 3 6 14,18

Total 200 16 8 65,48 1 ppm 1 50 2 4 11,54

2 50 1 2 8,13 3 50 1 2 8,13 4 50 2 4 11,54

Total 200 6 3 39,34

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 49: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

36

Lampiran 2. Perhitungan Statistik Daya Tetas Telur Argulus japonicus.

Transformasi arcsin

Ulangan Perlakuan Total A B C D E

1 45,85 26,56 21,97 18,44 11,54 2 39,23 29,33 18,44 16,43 8,13 3 40,40 25,10 20,27 16,43 8,13 4 42,71 23,58 20,27 14,18 11,54

Total 166,19 104,57 80,95 65,48 39,34 456,53 Rata-rata 41,55 26,14 20,24 16,37 9,84

FK = (���,��)�

�� = 10420,98205

JKT = (43,85)2 + (26,56)2 + …… + (11,54)2 – FK

= 12793,8215 – 10420,98205 = 2372,83945

JKP = (���,��)��(���,��)��(��,��)��(��,��)��(��,��)�

� – FK

= 12735,54238 – 10420,98205 = 2314,56033

JKG = JKT – JKP

= 2372,83945 – 2314,56033 = 58,27912

SK db JK KT F.Hit F.Tab 0,05 0,01

Perlakuan 4 2314,56033 578,640 148,94** 3,06 4,89 Galat 15 58,27912 3,885 Total 19 2372,83945

Kesimpulan :

F. Hitung > F. Tabel 0,01, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang sangat nyata antara perlakuan terhadap hasil pengamatan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 50: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

37

Uji jarak berganda Duncan :

s.e = 0,985

LSR = SSR X s.e

Perlakuan x Beda

P SSR LSR (x-E) (x-D) (x-C) (x-B)

A 41,55 31,71* 25,18* 21,31* 15,41* 5 3,31 3,26

B 26,14 16,3* 9,77* 5,9* 4 3,25 3,20

C 20,24 10,4* 3,87* 3 3,16 3,11

D 16,37 6,53* 2 3,01 2,96

E 9,84

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI

Page 51: SKRIPSI TETAS TELUR PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

38

Lampiran 3. Kunci Identifikasi Argulus japonicus

Argulus japonicus (Thiele, 1900 and Fryer 1959 dalam Cesare, 1986)

a. Argulus japonicus Betina dorsal b. Argulus japonicus Jantan dorsal c. Antenulle dan Antennae d. supporting rod terdiri dari enam sampai tujuh bagian e. Kaki Argulus japonicus f. Respiratori area

e

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH PERENDAMAN INSEKTISIDA PERMETRIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR Argulus japonicus

DEVY AGUSTIA PRATIWI