POLIP NASI

Post on 03-Jul-2015

393 views 2 download

Transcript of POLIP NASI

POLIP NASIRHINITIS ALERGI

Case Report Session

Akhnal SyaputraDian Kurnia AndrisLayla Andayani

Preseptor : dr. Allan Gazali S, Sp.THT-KL

Bagian Ilmu Kesehatan Telinga , Hidung, Tenggorok, Kepala, LeherRSUD DR ACHMAD MUCHTAR BUKITTINGGI2011

Anatomi Hidung

Fisiologi Penghidu

Polip nasi adalah….

Polip nasi atau polip hidung adalah kelainan selaput permukaan hidung berupa massa lunak yang bertangkai berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan licin dan agak bening karena mengandung banyak cairan

Polip

Etiologi Polip nasi

Terdapat 3 faktor penting yang berperan di dalam terjadinya polip, yaitu Peradangan lama dan berulang

pada selaput permukaan hidung dan sinus

Gangguan keseimbangan Vasomotor

Peningkatan tekanan cairan antar ruang sel dan bengkak selaput permukaan hidung

Rhinitis AlergiAsmaRiwayat atopi lainnyaSinusitis kronik

Patofisiologi

teori Brenstein, terjadi perubahan mukosa hidung akibat peradangan

atau turbulensi udara  terutama di daerah sempit di kompleks ostiomeatal

prolaps submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi dan pembentukan kelenjar baru

peningkatan penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang berakibat retensi air

POLIP NASI

Teori ketidakseimbangan saraf vasomotor peningkatan permeabilitas kapiler

dan gangguan regulasi vascular edema polip.

Bila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab semakin membesar turun ke rongga hidung dengan membentuk tangkai

Patofisiologi

Diagnosis

Anamnesis hidung rasa tersumbat rinore hiposmia atau anosmia. bersin-bersin, rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala daerah

frontal. Bila infeksi sekunder didapati post nasal drip dan rinore purulen

Gejala sekunder bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup

riwayat rhinitis alergi, asma, alergi makanan.

Diagnosis

Rhinoskopi anterior

Rhinoskopi posterior Kadang tampak polip koanal Sekret mukopurulen yang kadang berasal dari daerah

etmoid atau rongga hidung bagian superior, menandakan rinosinusitis

Klasifikasi

Pembagian stadium polip menurut Mackay dan Lund (1997), stadium 1 : polip masih terbatas di meatus

medius stadium 2 : polip sudah keluar dari meatus

medius, tampak di rongga hidung tapi belum memenuhi rongga hidung

stadium 3 : polip yang masif, polip yang sudah menyebabkan obstruksi total.

Diagnosis Banding

papiloma sel skumosa

Pemeriksaan penunjang

Naso-Endoskopi

Rontgen Foto polos sinus paranasal (posisi waters, AP,

Caldwell dan lateral) dapat memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara cairan di dalam sinus, tetapi kurang bermamfaat pada kasus polip

Pemeriksaaan Penunjang

Biopsi Di anjurkan jika terdapat massa

unilateral pada pasien berusia lanjut, menyerupai keganasan pada penampakan makroskopis dan ada gambaran erosi tulang pada foto polos rontgen.

Penatalaksanaan

Terapi medikamentosa polip yang masih kecil pemberian kortikosteroid sistemik dalam jangka

waktu singkat atau kortikosteroid hidung atau kombinasi keduanya▪ Oral : prednison 50 mg/hari atau deksametason selama

10 hari, tappering off ▪ Suntikan intrapolip : triamsinolon asetonid atau

prednisolon 0,5 cc, tiap 5 – 7 hari sekali sampai polipnya hilang.

▪ Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid

Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder

Indikasi polipektomi Polip menghalangi saluran nafas Polip menghalangi drainase dari sinus

sehingga sering terjadi infeksi sinus. Polip berhubungan dengan tumor Pada anak – anak dengan multipel polip atau

kronik rhinosinusitis yang gagal  pengobatan maksimum dengan obat- obatan.

Penatalaksanaan

Prognosis dan komplikasi

Prognosis multiple rekuren tunggal dan besar jarang relaps

Komplikasi : perdarahan dan infeksi

Rhinitis Alergi Definisi

kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rhinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E

Patofisiologi

Diagnosis dan Pentalaksanaan

Kasus

Seorang pasien laki-laki ,J, 26 tahun datang ke poli THT RSAM Bukittinggi pada tanggal 18 April 2011, dengan :

Keluhan Utama : Hidung tersumbat sejak 1 minggu yang lalu

Keluhan tambahan : bersin-bersin berulang sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang Hidung tersumbat sejak 1 minggu yang lalu.

Awalnya bergantian kiri dan kanan, satu minggu ini lebih dirasakan di hidung sebelah kiri

Bersin- bersin berulang sejal 1 minggu yang lalu, dipengaruhi oleh cuaca dingin, makanan (udang dan ikan tongkol) dan debu. Bersihn dirasakan lebih dari 4 hari dalam seminggu dalam satu bulan ini

Riwayat hidung berair sejak 1 minggu yang lalu, cair, jernih, tidak berbau

Riwayat keluar darah dari hidung tidak ada Gangguan penciuman tidak ada Riwayat cairan mengalir di tenggorongkan tidak

ada Nyeri disekitar hidung, pipi dan dahi tidak ada

Riwayat demam dan batuk tidak ada Riwayat mata gatal dan berair ada Riwayat suara sengau, sesak nafas dan

gangguan tidur tidak ada Riwayat trauma hidung tidak ada Riwayat telinga kiri-kanan nyeri, berair,

berdengung tidak ada Riwayat pusing berputar tidak ada Riwayat nyeri tenggorokan dan susah menelan

tidak ada Sebelumnya pasien sudah pernah di Rontgen di

Lampung, dokter disana mengatakan ada polip di hidung kiri dan disarankan untuk operasi

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien sudah menderita penyakit

Rhinitis Alergi sejak SD

Riwayat Penyakit Keluarga Ibu kandung pasien juga menderita

penyakit Rhinitis Alergi

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan pasien wiraswasta (menjual pakaian di Lmpung) Pasien merokok, namun tidak sering

Pemriksaan Fisik

Status Generalis Keadaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran : CMC Tekanan darah : 110/70 mmHg Frekuensi Nadi : 82 x/menit Suhu tubuh : 37,2°C Frekuensi Nafas : 21 x/ menit

Pemeriksaan Sistemik

Kepala : tidak ditemukan kelainan Mata : konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik Toraks : jantung dan paru dalam

batas normal Abdomen : dalam batas normal Ekstrimitas : akral hangat, perfusi

baik, refleks fisiologis positif/positif, refleks patologis negatif/negatif

Telinga Daun telinga dekstra dan sinistra : kelainan kongenital

tidak ada, trauma tidak ada, radang tidak ada, kelainan metabolik tidak ada, nyerik tarik dan tekan tragus tidak ada

Liang dan dinding telinga dekstra dan sinistra: cukup lapang, tidak hiperemis, edema tidak ada, massa tidak ada, sekret tidak ada

Membran timpani : utuh, putih mengkilat, reflek cahaya ada ( d: arah jam 5, s: arah jam 7), retraksi, bulging dan atrofi tidak ada, perforasi tidak ada

Mastoid : tanda radang, fistel, sikatrik, nyeri tekan dan ketok tidak ada

Tes garpu tala : Rinne (D/S positif), Schwabach (D/S tidak memanjang), weber (tidak ada lateralisasi), kesimpulan : tidak ada gangguan pendengaran

Hidung Hidung luar : deformitas, kelinan kongenital, trauma, radang

dan massa tidak ada

Sinus paranasal : nyeri tekan dan nyeri ketok tidak ada

Rinoskopi anterior : Vestibulum D/S : vibrise ada, radang tidak ada Cavum nasi D/S : sempit Sekret : tidak ada Konka inferior D/S : hipertropi, hiperemis, licin, dan edema Konka media : sukar dinilai Septum : tidak deviasi, licin, merah muda. Spina, krista, abses dan

perforasi tidak ada Massa : dektra tidak ada, sinistra : ada di meatus media, lonjong,

ukuran sukar dinilai, licin, putih keabu-abuan, lunak, mudah digoyang. Pengaruh vasokonstriktor tidak dilakukan.

Rinoskopi posterior : sukar dinilai

Orofaring dan Mulut Palatum mole dan arkus faring : simetris, merah muda, tidak

edema, tidak ada bercak maupun eksudat

Dinding faring : merah muda, licin / tidak bergranu

Tonsil : T1-T1, merah muda, rata, kripti dan dtritus tidak ada, eksudat tidak ada, perlengketan dengan pilar tidak ada

Peritonsil : merah muda, tidak edema, abses tidak ada

Tumor : tidak ada

Gigi : karies/ radiks ada di M2 kanan bawah, M2, M3 kiri atas (kesan : higiene mulut kurang)

Lidah : merah muda, bentuk normal, deviasi dan massa tidak ada

Laringoskopi indirek : sukar dilakukan

Pemeriksaan kelenjar getah bening

Inspeksi : tidak tampak adanya pembesaran KGB

Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran KGB leher

Diagnosis kerja

Polip nasi sinistra grade II Rhinitis alergi persisten serangan

ringan

Diagnosis banding : Hipertropi konka Pemeriksaan Anjuran :

Nasoendoskopi Rontgen sinus paranasal Prick test

Terapi

Dekongestan hidung Kortikosteroid oral dan topikal Antibiotik

Prognosis : Bonam, namuan dapat berulang

Nasehat : hindari faktor-faktor pencetus

Diskusi

Anamnesis Pemeriksaan fisik Diagnosis dan diagnosis banding Terapi Prognosis

Terima Kasih