Post on 30-Nov-2015
description
PICK’S DISEASE
1. Definisi Pick’s Disease
Pick’s disease merupakan salah satu bentuk demensia yang relative
jarang dan menyebabkan penyusutan sel-sel otak secara perlahan karena
kelebihan akumulasi protein. Pasien dengan Pick’s disease pada awalnya
menunjukkan perubahan personality dan perilaku, dan kemudian mengalami
kemunduran dalam kemampuan berbicara secara koheren (Block & Segal,
2012). Pengertian lain dari Pick’s disease adalah bentuk demensia yang jarang
dan bersifat permanen yang hampir sama dengan Alzheimer’s disease, namun
Pick’s disease cenderung terjadi pada area tertentu pada otak (Jasmin, 2012).
Penyakit ini terutama mempengaruhi perilaku dan kemampuan berbahasa
penderitanya, dan dikarakteristikkan dengan perubahan personality, gangguan
dalam berbicara, dan demensia secara bertahap. Diperkirakan seseorang dapat
bertahan hidup selama antara dua dan tujuh tahun setelah terdiagnosa penyakit
ini, namun kadang bisa juga lebih lama, dengan rata-rata delapan tahun
(Claveland, 2011).
2. Epidemiologi
Pick’s disease diperkirakan mencapai 2-10% dari senile dementia dan
mencapai 25% dari semua kasus presenile dementia. Setelah Alzheimer’s
disease dan diffuse Lewy body disease, Pick’s disease menempati urutan
ketiga dari neurodegenerative cortical dementia yang paling umum. Dari tujuh
juta penduduk Amerika yang mungkin menderita dementia, lima persen di
antaranya mungkin menderita Pick’s disease (Block & Segal, 2012). Onset
Pick’s disease pada umumnya terjadi pada usia 40 dan 65 tahun dengan onset
rata-rata pada usia 54 tahun. Penyakit ini berkembang secara cepat dengan
menimbulkan adanya disability (kecacatan) dan bahkan kematian karena
kegagalan sistem tubuh.
3. Etiologi Pick’s Disease
Penderita Pick’s disease memiliki sunstansi abnormal, yaitu Pick bodies
dan Pick cells, di dalam sel-sel saraf pada area otak yang mengalami
kerusakan. Pick bodies dan Pick cells mengandung bentuk abnormal dari
protein tau. Protein ini ditemukan pada semua sel-sel saraf. Namun pada
beberapa pasien ditemukan protein ini dalam jumlah yang tidak normal.
Penyebab utama bentuk abnormal protein ini belum diketahui. Beberapa gen
abnormal yang dapat menyebabkan penyakit ini telah ditemukan, salah satunya
adalah gen yang mengkode protein tau (Gambar 1). Beberapa kasus Pick’s
disease diturunkan dalam keluarga (Jasmin, 2012).
Gambar 1. Mutasi dan atau polimorfisme pada gen tau dan kombinasi dengan
lingkungan serta factor genetic lainnya menginisiasi proses patogenik yang
menyebabkan tau pathology dan neurodegererasi, dengan demikian menyebabkan
fenotip clinicopathology yang spesifik. Salah satu penyakit neurodegenerative yang
terjadi yaitu Pick’s disease.
Pick’s disease merupakan salah satu contoh dari ‘lobar’ atrophy, dengan
lobus fontal dan temporal yang mengalami kerusakan. Bahkan ketika lobus
temporal mengalami kerusakan yang sangat berat, dua per tiga bagian
posterior dari superior temporal gyrus tidak mengalami kerusakan apapun
(Gambar 2). Walaupun pada sebagian besar kasus terjadi kerusakan pada
kedua lobus frontal dan temporal, pada beberapa kasus dapat terjadi hanya
satu lobus saja yang abnormal secara makroskopis. Pick cells (neuron yang
besar dan menggelembung) dan Pick bodies (argentophilic intracytoplasmic
inclusions yang bulat atau oval) dapat terlihat pada area yang mengalami
kerusakan (Moore, 2008).
Gambar 2. Dua per tiga bagian posterior dari superior temporal gyrus tidak mengalami
kerusakan pada Pick’s disease
4. Tanda dan Gejala Pick’s Disease
Penyakit ini berkembang menjadi lebih berat dalam waktu yang lama.
Jaringan pada lobus temporal dan frontal otak mengalami kemunduran seiring
dengan berjalannya waktu. Gejala seperti perubahan perilaku, kesulitan dalam
berbicara, dan kerusakan dalam berpikir terjadi secara lambat, tetapi akan terus
berlangsung dan bertambah parah. Perubahan personality awal dapat
membantu dokter untuk membedakan antara Alzheimer’s disease dan Pick’s
disease (kehilangan memori biasanya merupakan gejala utama dan paling awal
dari Alzheimer’s disease). Penderita Pick’s disease cenderung bersikap yang
salah pada setting social yang berbeda. Perubahan perilaku ini terus
berkembang menjadi lebih berat dan biasanya merupakan gejala yang paling
mengganggu dari penyakit ini (Jasmin, 2012).
a. Tanda dan gejala perilaku
Impulsive dan kemampuan penilaian yang buruk
Extreme restlessness (pada tahap awal)
Kurang memperhatikan kebersihan diri
Penurunan atau tidak adanya minat terhadap kegiatan sehari-hari
Kemunduran fungsi dalam lingkungan pekerjaan maupun rumah
Obsesif
b. Tanda dan gejala emosi
Perubahan mood secara tiba-tiba
Kurang kehangatan, perhatian, atau empati
Apathy
Agresif, tidak sabaran, bersikap kasar
Mudah terganggu
Tidak sadar akan perubahan perilaku yang dialaminya
c. Tanda dan gejala dalam hal bahasa
Kehilangan kosa kata
Mengalami masalah atau kesulitan dalam menentukan kata yang tepat
Kesulitan dalam berbicara atau memahami pembicaraan
Mengulangi apa yang dikatakan orang lain
Nada bicara yang lemah dan tidak terkoordinasi
Penurunan kemampuan dalam membaca atau menulis
Tidak mampu berbicara sama sekali
d. Tanda dan gejala secara fisik
Peningkatan kekakuan otot
Sulit untuk bergerak
Koordinasi buruk
Kelemahan general (umum)
Kehilangan memori
Inkontinensia urine
5. Patofisiologi Pick’s Disease
Pick’s disease pertama dikenal sebagai penyakit yang terpisah dari
penyakit neurodegenerative lainnya karena adanya agregar protein yang besar
dan gelap pada jaringan saraf, yang disebut dengan Pick cells. Pick bodies
umumnya dapat ditemukan pada pasien dengan penyakit ini, namun pada
beberapa kasus baru, Pick bodies sulit untuk ditemukan atau dikenali
(Yamakawa, et al., 2006). Beberapa pewarnaan dapat membantu visualisasi
Pick bodies dan Pick cells, tetapi pewarnaan immunohistokimia menggunakan
antibody anti-tau dan anti-ubiquitin memiliki efisiensi dan spesifisitas yang
paling baik (Armstrong, et al., 1998).
Beberapa area pada otak mengalami kerusakan pada Pick’s disease.
Pick bodies hampir selalu ditemukan pada beberapa tempat pada otak,
termasuk dentate gyrus, sel-sel pyramidal dari sector CA1 dan subiculum dari
hippocampus, dan neocortex sebagaimana plurality pada nuclei lain. Pada
neocortex, Pick bodies terletak pada lapisan II dan IV dari cortex, yang mana
mengirimkan neuron dalam cortex dan sinaps thalamic. Ketika lapisan III dan V
memiliki Pick bodies yang sedikit, terjadi kehilangan neuron yang sangat
ekstrim. Region lain yang terlibat dalam penyakit ini, yang mana mengalami
kerusakan yang berat, region dorsomedial dari putamen, globus pallidus, dan
locus cerulus (Wang, et al., 2006). Nucleus hypothalamic lateral tuberal juga
mengalami kerusakan yang sangat berat. Elemen cerebellar yang penting
dalam menerima input, termasuk
Pick’s disease memiliki karakteristik biokimia yang unik. Pada penyakit
ini, terdapat protein tau yang ‘kusut’ (tangled tau protein) pada beberapa neuron
yang terkena, mengandung hanya satu atau dua dari enam isoform protein tau.
Semua isoform ini merupakan hasil dari splicing alternative gen tau (Arai, et al.,
2003). Pick bodies memiliki isoform protein tau 3R, 4R, dan gabungan dari
3R/4R.
6. Diagnosis Pick’s Disease
Pick’s disease hanya dapat ditentukan secara konklusif dengan
pemeriksaan post-mortem pada otak, namun terdapat beberapa cara untuk
mencapai diagnosis yang mungkin ketika tanda sudah mulai tampak. Saat ini,
metode yang paling baik dalam mencapai diagnosis yang mungkin meliputi
evaluasi simtomatik yang teliti, bersamaan dengan dilakukan CT-scan dan
EEG. Teknik ini dapat memastikan apakah kondisi yang dialami merupakan
Pick’s disease atau gangguan lain yang berhubungan, seperti Alzheimer’s
disease (Block & Segal, 2012).
Menurut Jasmin (2012), Pick’s disease didiagnosis secara tentative
berdasarkan gejala dan hasil dari beberapa tes di bawah ini:
Pengkajian pikiran dan perilaku (Pengkajian neuropsikologis)
MRI otak
Electroencephalogram (EEG)
Pemeriksaan otak dan system saraf (pemeriksaan neurologis)
Pemeriksaan CSF setelah lumbar puncture
CT-scan kepala
Pemeriksaan sensasi, berpikir, dan reasoning (fungsi kognitif) dan fungsi
motor
Biopsy otak (merupakan satu-satunya pemeriksaan yang dapat
mengkonfirmasi diagnosis.
Secara radiografis, Pick’s disease, yang merupakan salah satu jenis
frontotemporal dementia, tampak sebagai atropi yang menonjol pada lobus
frontal dan/atau temporal (pemeriksaan dengan CT scan). Tonjolan Sulcal,
pelebaran fiura Sylvian dengan atropi dari insula, lobus frontal inferior dan
temporal superior, pembesaran frontal dan temporal horn dari ventrikel lateral
merupakan bukti paling banyak ditemukan pada pemeriksaan MRI.
Gambar 3. Axial head CT scan. Pada gambar sebelah kiri dapat dilihat adanya focal
bifrontotemporal atropi, yang ditunjukkan dengan pelebaran sulci frontal dan temporal,
dilatasi ventrikel lateral, dan proyeksi seperti pisau (‘knife-like’ projection) pada gyri.
Gambar sebelah kanan adalah control dengan usia yang sama.
Untuk mendiagnosa Pick’s disease harus terdapat paling tidak tiga dari
criteria (tanda) di bawah ini:
Onset sebelum usia 65 tahun
Perubahan personality
Kehilangan control normal (seperti gluttony, hiperseksualitas)
Kurangnya penghambatan
Roaming behavior
(Block & Segal, 2012)
Differential diagnosis Pick’s disease
Multi-infark demensia
Alzheimer’s dementia
Normal pressure hydrocephalus
Temporal lobe neoplasma
Limbic encephalitis
Alcoholic dementia
Huntington’s disease
Psychiatric illness (seperti depresi mayor dengan psikosis atau
gangguan personality
(Brilman & Kahan, 2005)
Perbedaan antara Pick’s disease dengan Alzheimer’s disease antara lain
(Caveland, 2011):
Pick’s Disease Alzheimer’s Disease
Kerusakan terlokalisasi pada lobus
frontal dan temporal
Menyerang beberapa area pada otak,
termasuk region posterior, temporal,
dan parietal serta hippocampus
Onset antara 40 dan 65 tahun Tidak biasa terjadi sebelum usia 65
tahun
Gangguan perilaku berat biasanya
merupakan gejala yang pertama
muncul
Penderita cenderung menunjukkan
gejala kerusakan memori pada awal
perkembangan penyakit
Tidak terdapat amyloid plaque
(deposisi aluminium silicate dan
protein amyloid peptide)
7. Terapi dan Manajemen Pick’s Disease
Tidak terdapat terapi spesifik untuk menangani Pick’s disease.
Antidepressant tertentu dapat membantu perubahan mood yang terkait penyakit
ini, tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan
antidepressant ini. Beberapa penderita penyakit ini menerima medikasi yang
digunakan untuk mengatasi dementia tipe lain, seperti medikasi yang
menurunkan pemecahan messenger kimia, acetylcholine dan memantine.
Pada beberapa kasus, penghentian atau perubahan medikasi yang
memperberat konfusi atau medikasi yang tidak esensial dapat memperbaiki
kemampuan berpikir dan fungsi kognitif lainnya. Terapi ini meliputi medikasi
seperti:
Analgesic
Anticholinergic
Central nervous system depressants
Cimetidine
Lidocaine
Penting untuk menangani beberapa gangguan yang berkontribusi dalam
konfusi yang terjadi. Gangguan tersebut antara lain
Anemia
Hipoksia
Gagal jantung
Kadar CO2 yang tinggi
Infeksi
Gagal ginjal
Gagal hati
Gangguan nutrisi
Gangguan thyroid
Kondisi psikiatrik seperti depresi
Menangani gangguan medis dan psikiatrik sering dapat membantu dalam
meningkatkan fungsi mental. Medikasi mungkin diperlukan untuk mengontrol
perilaku agresif dan berbahaya. Terapi juga harus mencakup dukungan
emosional dan substantive untuk pemberi perawatan (caregiver). Dukungan di
bawah ini dapat mengontrol gejala yang muncul:
Fungsi sensoris
Penggunaan kaca mata atau alat bantu dengar dapat meningkatkan
kemampuan pengideraan
Modifikasi perilaku
System yang memberikan penghargaan pada perilaku positif yang dilakukan
dapat membantu dalam memperkuat perilaku yang tepat ketika muncul
gejala.
Terapi professional
Terapi wicara dan atau okupasional capat meningkatkan kemampuan
berku=omunikasi dan pergerakan (movement) pasien
Medikasi untuk mengontrol perilaku yang berbahaya bagi penderita dan
orang lain
Antidepressant diketahui sebagai selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRI) dapat digunakan untuk mengatasi apathy dan depresi serta
mengurangi kehilangan control impuls dan aktivitas kompulsif (Block &
Segal, 2012).
8. Prognosis
Gangguan ini memburuk dengan cepat dan terus menerus. Pasien
mengalami gangguan dan ketidakmampuan sejak awal dari penyakit ini. Pick’s
disease secara umum menyebabkan kematian dalam 2-10 tahun, biasanya
karena infeksi, tetapi kadang karena kegagalan system tubuh secara general.
9. Komplikasi
Komplkasi yang mungkin terjadi antara lain:
Perilaku kekerasan dari pemberi perawatan (care giver)
Infeksi
Kehilangan kemampuan dalam perawatan diri atau melakukan aktivitas
normal
Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
Kehilangan fungsi dan peran secara progresif
Efek samping medikasi yang digunakan
Harapan hidup yang berkurang
DAFTAR PUSTAKA
1. Block, J., MA., Segal, J. 2012. Pick's Disease: Signs, Symptoms, Treatment,
and Support. http://www.helpguide.org/elder/picks_disease.htm. diakses pada
tanggal 4 Januari 2013
2. Jasmin, L. 2012. Pick’s Disease.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001752/. Diakses pada
tanggal 4 Januari 2013
3. Brillman, J. Kahan, S. 2005. Neurology: In a Page. Blackwell publishing
4. Cleveland, J. 2011. Pick's Disease: Frontal Lobe Dementia.
http://www.tree.com/health/dementia-causes-picks-disease.aspx. diakses pada
tanggal 4 Januari 2013
5. Wang, LN., Zhu, MW., Feng, YQ., Wang, JH. 2006. Pick's disease with Pick
bodies combined with progressive supranuclear palsy without tuft-shaped
astrocytes: a clinical, neuroradiologic and pathological study of an autopsied
case. Neuropathology 26(3): 222-30
6. Yamakawa, K, Takanashi M, Watanabe M, Nakamura N, Kobayashi T,
Hasegawa M, Mizuno Y, Tanaka S, Mori H. 2006. Pathological and biochemical
studies on a case of Pick disease with severe white matter atrophy.
Neuropathology 26(6): 586–91
7. Armstrong, RA., Cairns NJ., Lantos, PL. 1998. A comparison of histological and
immunohistochemical methods for quantifying the pathological lesions of Pick’s
disease. Neuropathology 18(4): 295–300
8. Arai, T., Ikeda K., Akiyama H., Tsuchiya K., Iritani S., Ishiguro K., Yagishita S.,
Oda T., Odawara T., Iseki E. 2003. Different immunoreactivities of the
microtubule-binding region of tau and its molecular basis in brains from patients
with Alzheimer's disease, Pick's disease, progressive supranuclear palsy, and
corticobasal degeneration. Acta Neuropathol. 105(5): 489–98
9. Moore, DP. 2008. Textbook of Neuropsychiatry Second Edition. Hodder Arnold