Post on 12-Jun-2015
PERKEMBANGAN , PROSPEK DAN TANTANGAN PEREKONOMIAN 2014
Disampaikan Pada TOT dan Evaluasi Kurikulum Kebanksentralan
Yogyakarta, 20 Maret 2014
Dr. Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif/Kepala Pusat Riset dan
Edukasi Bank Sentral, Bank Indonesia
Ekonomi Global
• Perekonomian global 2014 dan 2015 diprakirakan membaik. Pertumbuhan AM meningkat didorong oleh stimulus moneter dan menurunnya hambatan fiskal, smntr pertumbuhan EM berlangsung tidak merata.
• Perdagangan internasional meningkat terkait perbaikan ekonomi AM dan akan berdampak pada peningkatan ekspor negara EM. Harga komoditas membaik meski bias kebawah.
NPI
&
Nilai Tukar
• Fundamental ekonomi yang semakin sehat mendorong perbaikan kinerja sektor eksternal dan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah.
• Pada Februari 2014 Rp menguat didorong o/ perbaikan persepsi investor global dan sentimen perbaikan kondisi fundamental ekonomi domestik. Rp secara rata-rata menguat 2,02% ke level Rp.11.919/US$ dari Rp.12.160/US$ pd bln sebelumnya. Smntr secara ptp, Rp menguat 5,18% dan ditutup di level Rp.11.609/US$. Menguatnya Rp diiringi naiknya volatilitas ke 16,5% dari 5,68% di Jan’14.
• Trade Balance Jan’14 mengalami defisit US$0,43M sejalan dgn moderasi kinerja ekspor (kontraksi 14,63% mtm atau 5,79% yoy) terutama batubara, CPO, tembaga dan nikel. Sementara impor juga masih terkontraksi (3,5% mtm atau 3,46% yoy).
• Pada Tw.I-2014 tren perbaikan neraca TB diperkirakan berlanjut
PDB
• Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang. Pertumbuhan terutama ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan potensi berlanjutnya pemulihan kinerja eksternal. Konsumsi RT diprakirakan membaik didorong oleh dampak pemilu. Kinerja ekspor terus meningkat sejalan dengan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dunia dan perbaikan harga komoditas global.
• Sejalan dg hal tsb, PDB utk keseluruhan tahun 2014 diprakirakan sebesar 5,5%-5,9% yoy.
Inflasi
• Realisasi inflasi Feb’14 sebesar 7,75% (yoy) lebih rendah dari prakiraan (8,06% yoy). Inflasi VF (9,85% yoy) lebih rendah dari proyeksi (10,62% yoy) krn dampak banjir yg tdk setinggi prakiraan. Inflasi inti (4,57% yoy) jg lbh rendah dr proyeksi (4,48% yoy) sbg dampak penguatan Rp sebesar 0,2% (mtm).
• IHK pada Tw.I-2014 diprakirakan lebih rendah (7,54% yoy) dari sebelumnya 7,74% yoy. Utk keseluruhan tahun inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014 yakni 4,5±1%y.
Moneter & Pasar
Keuangan
• Pertumbuhan kredit pada Jan 2014 turun mjd 21,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 21,6% (yoy) atau menurun 1,0% (mom). Pertumbuhan DPK pd Jan-14 menurun mjd 12,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 13,6% (yoy).
• Pertumbuhan M1 pd Jan14 meningkat menjadi 6,96% (yoy) dari 5,40% (yoy). Pertumbuhan M2 melambat sebesar 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy)..
• Kinerja IHSG selama Februari 2014 mencapai level 4.620,22 atau naik 4,6% (mtm) dibandingkan Desember 2013 (4,418,18 per 30 Jan 2014) diatas kinerja bursa saham Malaysia dan Singapura. Yield SBN mengalami penurunan di seluruh tenor. Secara keseluruhan selama Feb 2014, yield menurun sebesar 37,06 bps menjadi 8,23% dibanding Januari 2014 (8,60%). Yield benchmark turun sebesar 63 bps ke level 8,33% dibandingkan Januari 2014 sebesar 8,97%.
Fiskal • Realisasi pembiayaan s.d. Februari 2014 mencapai 30,4% dr target APBN, lbh tinggi dr capaian 2012 (25,8%) dan 2013 (18,6%) krn
strategi front loading yg lbh optimal.
Evaluasi Perekonomian Triwulan I-2014 2
3 Outline
Perekonomian Global
• Ekonomi Global
• Harga Komoditas dan Pasar Keuangan Global
Perekonomian Domestik
• Pertumbuhan Ekonomi
• Neraca Pembayaran, Nilai Tukar, dan Inflasi
• Kredit, Uang Beredar, dan Pasar Keuangan
Prospek dan Risiko Perekonomian
• Prospek Perekonomian
• Risiko
Kebijakan Bank Indonesia
• Keputusan Rapat Dewan Gubernur
4
Perekonomian Global
5 Ekonomi Global
Perekonomian global semakin membaik, meski dengan kecepatan pemulihan yg lebih lambat... Pemulihan didukung perbaikan ekonomi AE, sedangkan ekonomi EM berisiko melambat.
Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan volume perdagangan dunia.
Pertumbuhan Ekonomi Global Volume Perdagangan Dunia
6 Ekonomi Negara Maju Ekonomi negara maju terus membaik....
Ekonomi AS dalam tren meningkat, ditopang oleh sektor manufaktur yang ekspansif.
Ekonomi Eropa juga menunjukkan pemulihan didukung kinerja ekspor dan ekspansi sektor manufaktur. Tingkat keyakinan konsumen dan tingkat keyakinan thd ekonomi meningkat.
Pemberian stimulus Pemerintah berhasil mendorong perbaikan kinerja sektor manufaktur dan ekspor Jepang.
PMI Manufaktur AS PMI Manufaktur dan Servis Eropa
7 Ekonomi Emerging Markets Ekonomi negara berkembang dibayangi oleh risiko perlambatan yang besar….
Indikasi perlambatan ekonomi China semakin kuat sejalan dg menurunnya kinerja sektor manufaktur
Fundamental ekonomi di beberapa negara seperti Turki, Brazil, Argentina dan Afrika Selatan kurang kuat, dapat berdampak ke negara emerging lainnya
Forex Indeks Negara Berkembang PMI Manufaktur China
8 Suku Bunga Acuan dan Indikator Makroekonomi Emerging Markets
Kebijakan Suku Bunga Indikator Makroekonomi
Indikator 2011 2012 2013
INDIA Inflasi (%) 8,86 9,31 7,52
Reserve Bank of India (RBI) pd 28 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 25bps menjadi 8%
GDP growth (%) 6,33 3,24 4,50
CAD (%GDP) -3,34 -4,97 -1,20
BRAZIL Inflasi (%) 6,64 5,40 5,77
Bank Sentral Brazil pd 15 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 10,50%
GDP growth (%) 2,73 0,87 2,30
CAD (%GDP) -2,12 -2,41 -3,66
TURKI Inflasi (%) 6,47 8,89 7,50
Bank Sentral Turki pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 550bps menjadi 10%
GDP growth (%) 8,77 2,24 4,40
CAD (%GDP) -9,69 -6,05 -6,80
AFRIKA SELATAN Inflasi (%) 5,28 5,41 5,80
Bank Sentral Afrika Selatan pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 5,5%
GDP growth (%) 3,46 2,55 1,80
CAD (%GDP) -3,41 -6,26 -6,80
9 Harga Komoditas Dunia
Moderasi pertumbuhan ekonomi China menahan laju pemulihan harga komoditas
Harga minyak diperkirakan masih berada pada level yang lebih rendah sejalan dengan pasokan yang meningkat
Peningkatan harga komoditas masih terbatas....
Pertumbuhan Harga Migas dan Nonmigas
10 Pasar Keuangan Global
Bursa saham global pada Februari 2014 kembali mengalami kenaikan seiring rebound di bursa saham AS dan Jepang yang berdampak positif bagi bursa saham EM Asia.
Bursa saham global kembali naik....
Bursa Saham Global
11
Perekonomian Domestik
12 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Secara keseluruhan perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,8%, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yg tumbuh sebesar 6,3%. Namun dibandingkan dengan negara2 G-20, pertumbuhan 2013 tsb menduduki ranking No. 2.
Sumber pertumbuhan lebih berimbang, dipengaruhi kenaikan ekspor dan moderasi pertumbuhan permintaan domestik. Hal ini searah dengan langkah stabilisasi BI dan Pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,8%…
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
13 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi RT dan konsumsi pemerintah meningkat sejalan peningkatan belanja Pemilu
Peningkatan konsumsi RT juga dipengaruhi oleh keyakinan konsumen yang tetap kuat
Ekspektasi kenaikan harga hingga pertengahan tahun 2014 juga dapat menjadi insentif bagi konsumen untuk segera melakukan konsumsi
Permintaan domestik diprakirakan tumbuh moderat pada triwulan I 2014, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya….
Indeks Ekspektasi Harga Indeks Keyakinan Konsumen
Mengapa Konsumsi RT Bertahan Tinggi?,
Peningkatan konsumsi RT ditopang oleh gol. kelas menengah…
14
PDB per kapita & % Kelas Menengah PDB per kapita (Atlas Method)
Sumber : World Bank
USD %
Sumber : Povcal net
Upper Middle Income ($4,086 – $12,615)
Lower Middle Income ($1,036 - $4,085)
Low Income (≤$1,035)
Konsumsi Rumah Tangga
15
Sumber : BPS
Pertumbuhan Kontribusi Expenditure Side
• Moderatnya penurunan pertumbuhan ekonomi al. disebabkan masih kuatnya konsumsi kelas menengah
• Kontribusi Konsumsi meningkat dari 66 persen pada periode sebelum krisis 1997/98, menjadi 68 persen pada periode setelah krisis
……namun peningkatan permintaan konsumsi kelas menengah banyak berasal dari barang2 berteknologi tinggi
16 Investasi
Prospek ekspor yang membaik menjadi pendorong pulihnya investasi nonbangunan. Sementara itu, investasi bangunan diprakirakan tumbuh melambat
Prospek ekspor yang positif berpotensi memengaruhi perilaku pelaku usaha yang selama ini cenderung wait and see dalam mengambil keputusan investasi di tahun Pemilu
Namun, respons pelaku usaha melakukan investasi diprakirakan masih terbatas disebabkan tingkat utilisasi kapasitas industri yang masih rendah dibandingkan historisnya
Kinerja investasi diprakirakan meningkat, khususnya investasi non bangunan....
Utilisasi Kapasitas Pertumbuhan Investasi dan Ekspor
17 Ekspor
Pada Januari 2014, perlambatan ekspor terjadi pada komoditas pertambangan dan pertanian. Sebaliknya, ekspor manufaktur masih tumbuh kuat merespons peningkatan permintaan negara maju.
Pertumbuhan impor diprakirakan meningkat sebagai respons peningkatan konsumsi RT dan ekspor (khususnya ekspor manufaktur). Impor barang modal meningkat sejalan dengan membaiknya investasi nonbangunan. Impor bahan baku juga membaik seiring perbaikan ekspor manufaktur. Di sisi lain, impor barang konsumsi melambat.
Ekspor pada triwulan I 2014 diprakirakan tumbuh terbatas....
Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil
18 Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan mencatat defisit, namun diperkirakan bersifat temporer....
Neraca perdagangan Jan 2014 mengalami defisit US$0,4 miliar akibat ekspor yang terkontraksi 5,8% (yoy), sedangkan impor terkontraksi sebesar 3,5% (yoy)
Defisit neraca perdagangan diperkirakan bersifat temporer karena dipengaruhi pola musiman serta dampak sementara implementasi UU Mineral
Neraca Perdagangan Indonesia
19 Ekspor Migas dan Nonmigas
Kontraksi ekspor terutama terjadi pada komoditas migas dan komoditas nonmigas utama yang berbasis SDA....
Perkembangan Ekspor Nonmigas Januari 2014
(Berdasarkan SITC) Ekspor komoditas migas turun sesuai
dg pola berakhirnya puncak permintaan ekspor bahan bakar untuk musim dingin.
Ekspor komoditas nonmigas pertambangan juga menurun karena masih berlangsungnya proses negosiasi kontrak baru di tiap awal tahun dan sebagai dampak implementasi UU Minerba.
Sementara itu, ekspor manufaktur spt mesin & mekanik, produk kimia, pakaian jadi dan barang-barang rajutan masih tetap tumbuh positif. Kinerja manufaktur diperkirakan tetap baik sejalan dg perbaikan ekonomian AE.
20 Aliran Dana Asing
Aliran Dana Nonresiden
Aliran masuk dana asing meningkat dipengaruhi oleh perbaikan fundamental ekonomi dan persepsi investor….
Pada Feb 2014 kepemilikan investor asing pada instrumen SBI dan SBN (termasuk SBSN) serta saham meningkat.
Net beli di SUN, saham dan SBI masing-masing tercatat sebesar US$1,4 miliar, US$655,84 juta dan US$240,97 juta.
21 Cadangan Devisa
Posisi cadangan devisa pada akhir Feb 2014 meningkat US$2,09 miliar menjadi US$102,74 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Cadangan devisa berada dalam tren meningkat....
Perkembangan Cadangan Devisa
22
Nilai tukar Rupiah terdepresiasi pada 2013, namun tekanan mulai mereda pd Januari 2014..
Nilai Tukar Rupiah
Event Analysis Nilai Tukar
• Rupiah tahun 2013 secara point-to-point melemah 20,8%(yoy) ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% (yoy) ke level Rp10.445 per dolar AS .
• Tekanan terhadap rupiah terutama cukup kuat terjadi sejak akhir Mei 2013 hingga Agustus 2013, sejalan dengan meningkatnya aliran modal keluar dipicu kenaikan inflasi domestik pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, persepsi terhadap prospek transaksi berjalan, serta pengaruh global akibat sentimen terhadap rencana pengurangan stimulus moneter oleh The Fed.
23 Nilai Tukar Rupiah Pada Februari 2014, Nilai tukar rupiah menguat seiring dengan fundamental ekonomi yang membaik....
Rupiah ditutup menguat 5,18% di level Rp11.609 per dolar AS pada akhir Feb 2014.
Penguatan rupiah tinggi dibandingkan mayoritas mata uang negara-negara lain di kawasan
Apresiasi / Depresiasi Mata Uang Kawasan Nilai Tukar Rupiah
24 Inflasi
Inflasi Februari 2014 tercatat rendah 0,26% (mtm) atau 7,75% (yoy)
Inflasi VF turun tajam akibat membaiknya pasokan. Inflasi administered price terutama disumbang oleh koreksi harga LPG 12 kg.
Inflasi inti terkendali didorong moderasi permintaan domestik dan dan ekspektasi inflasi yang terjaga
Inflasi Februari 2014 menurun tajam....
Inflasi
25 Ekspektasi Inflasi
Hasil Survei Bank Indonesia dan Consensus Forecast menunjukkan ekspektasi inflasi masih terjaga dan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014.
Namun, ekspektasi inflasi jangka pendek (3 bulan) perlu dicermati karena relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi inflasi jangka panjang (6 bulan) yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku dan kondisi cuaca yang kurang baik.
Ekspektasi inflasi masih terkendali….
Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast
5.3 5.7
9.0 8.67.7
7.2
4.7 4.9 4.9 5.1
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
I II III IV I II III IV I II
2013 2014 2015
IHK%, yoy%, yoy
Quarterly Consencus Forecast, Desember 2013
26 Inflasi IHK: Regional Tekanan inflasi yang mereda terjadi sebagian besar daerah...
Kawasan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mencatat deflasi seiring dengan membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong koreksi harga pada beberapa komoditas pangan strategis seperti aneka bumbu, daging ayam, dan sayuran.
Sementara itu, inflasi di beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, NTT, Banten, Papua Barat, dan Jakarta meningkat antara lain bersumber dari tarif angkutan udara, dampak penerapan pajak daerah untuk rokok kretek, dan kenaikan harga ikan segar.
Sebaran Inflasi Daerah (%mtm)
27 Suku Bunga PUAB
Suku bunga PUAB O/N cenderung stabil dan bahkan sedikit menurun pada Februari 2014
RRT suku bunga PUAB O/N tercatat 5,85%, sedikit turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,90%
Suku Bunga PUAB O/N
Suku bunga PUAB cenderung stabil ….
-
20
40
60
80
100
120
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
7.5
Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13
Vol DF O/N (RHS) Vol PUAB O/N (RHS)
rBI Rate rPUAB O/N
rDF O/N
Rp T%
Avg Vol DF: Rp 86,5 TRRT Vol PUAB : Rp 10,4 T
rPUAB : 5.88%
28 Suku Bunga Perbankan
Pada Januari 2014, transmisi kenaikan BI Rate di tahun 2013 kepada kenaikan suku bunga perbankan masih berlanjut
Suku bunga kredit meningkat 8bps menjadi 12,47% sedangkan suku bunga deposito naik 14bps ke level 7,83%. Namun demikian, suku bunga deposito jangka pendek (1 bulan) turun 3bps.
Kenaikan BI Rate masih tertransmisi kepada suku bunga perbankan.…
Suku Bunga Kredit Perkembangan Suku Bunga Perbankan
11
12
13
14
15
16
17
Jan
-08
Ma
r-0
8M
ei-
08
Jul-
08
Se
p-0
8N
op
-08
Jan
-09
Ma
r-0
9M
ei-
09
Jul-
09
Se
p-0
9N
op
-09
Jan
-10
Ma
r-1
0M
ei-
10
Jul-
10
Se
p-1
0N
op
-10
Jan
-11
Ma
r-1
1M
ei-
11
Jul-
11
Se
p-1
1N
op
-11
Jan
-12
Ma
r-1
2M
ei-
12
Jul-
12
Se
p-1
2N
op
-12
Jan
-13
Ma
r-1
3M
ei-
13
Jul-
13
Se
p-1
3N
op
-13
Jan
-14
r Credit r Credit : Work Cap r Credit : Investment r Credit : Consumption
%
Data Per Jan 2014
13.17
12.47512.23
11.920
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5
7
9
11
13
15
Jan
-05
Jul-
05
Jan
-06
Jul-
06
Jan
-07
Jul-
07
Jan
-08
Jul-
08
Jan
-09
Jul-
09
Jan
-10
Jul-
10
Jan
-11
Jul-
11
Jan
-12
Jul-
12
Jan
-13
Jul-
13
Jan
-14
Spread-rhs Sb Kredit Sb Dep 1 bln BI rate Sb LPS
%
Selisih rKredit - rDepo1: 458 bps
%
7.89
12.47
29 Kredit Perbankan
Pada Januari 2014, kredit tumbuh 20,9% (yoy), menurun dari 21,4% (yoy) di Des 2013
Perlambatan terutama terjadi pada KMK dan KI. Dari sisi sektoral, perlambatan terlihat pada Sektor Pertambangan, Sektor LGA, dan Sektor Jasa Dunia Usaha.
Pertumbuhan Kredit
Pertumbuhan kredit masih melambat seiring moderasi di ekonomi dan kenaikan suku bunga perbankan ....
5
6
7
8
9
10
11
12
-10
-3
4
11
18
25
32
39
Jan-
08M
ar-0
8M
ei-08
Jul-0
8Se
p-08
Nop-
08Ja
n-09
Mar
-09
Mei-
09Ju
l-09
Sep-
09No
p-09
Jan-
10M
ar-1
0M
ei-10
Jul-1
0Se
p-10
Nop-
10Ja
n-11
Mar
-11
Mei-
11Ju
l-11
Sep-
11No
p-11
Jan-
12M
ar-1
2M
ei-12
Jul-1
2Se
p-12
Nop-
12Ja
n-13
Mar
-13
Mei-
13Ju
l-13
Sep-
13No
p-13
Jan-
14
Total KMK KI KK BI Rate (RHS)
% yoy %
per Jan 2014
30 Pembiayaan Nonbank
Total pembiayaan Januari-Februari 2014 mencapai Rp6,0 triliun, turun dari Rp11,3 triliun di periode yang sama tahun 2013.
Penurunan terutama dipengaruhi oleh pembiayaan dari saham dan obligasi, sedangkan pembiyaan dari MTN dan Promissory Notes tercatat meningkat
Pembiayaan Nonbank
Pembiayaan nonbank juga menurun sejalan moderasi permintaan domestik....
Rp, Triliun
2011
Total Total Total TW I TW II TW III TW IV Total Jan Feb TW I TW II TW III TW IV Total Jan Feb Total
Non Bank 47,5 123,5 120,0 13,6 47,3 10,8 37,2 108,9 0,8 10,5 16,3 58,3 3,6 34,7 112,9 1,2 4,9 6,0
Saham 12,4 78,0 62,8 2,4 5,6 1,8 11,2 21,0 0,7 1,4 2,8 29,3 2,8 22,7 57,5 0,5 0,0 0,5 o/w Emiten Sektor Keuangan 6,6 20,6 20,4 0,0 2,3 0,7 0,0 3,1 0,0 0,0 0,3 6,0 1,2 9,1 16,6 0,4 0,0 0,4
Obligasi 25,8 34,7 51,3 9,6 41,0 7,1 20,1 77,7 0,0 8,7 12,7 27,7 0,3 9,9 50,5 0,0 4,8 4,8
o/w Emiten Sektor Keuangan 17,5 27,0 41,4 8,3 26,2 4,8 14,4 53,7 0,0 7,3 9,9 13,5 0,0 7,5 30,8 0,0 3,2 3,2
MTN dan Promissory Notes + NCD 3,9 10,8 5,9 1,6 0,8 1,9 5,9 10,1 0,1 0,4 0,8 1,3 0,6 2,2 4,9 0,6 0,1 0,7
o/w Emiten Sektor Keuangan 3,2 1,9 1,3 0,1 0,6 0,1 2,1 0,0 0,4 0,7 1,3 0,1 1,1 3,2 0,6 0,1 0,7
2009 2010 2013 20142012
31 Uang Beredar
Pada Januari 2014, pertumbuhan M2 melambat menjadi 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy) di bulan sebelumnya.
Kontribusi Pertumbuhan M1 Kontribusi Pertumbuhan M2
Pertumbuhan likuiditas perekonomian M1 dan M2 melambat sejalan moderasi pertumbuhan ekonomi …
0
5
10
15
20
25
Jan-11 Mei-11 Sep-11 Jan-12 Mei-12 Sep-12 Jan-13 Mei-13 Sep-13 Jan-14
M2 M1 Uang Kuasi
% Kontribusi Pertumbuhan M2
32 Pasar Saham dan Pasar SBN
Kinerja IHSG mencapai level 4.620,22 (28 Februari 2014), naik 4,6% dibandingkan Januari 2014 yang sebesar 4,418,76 (30 Januari 2013).
Yield SBN turun 37,06 bps menjadi 8,23% dibandingkan yield Januari 2014 sebesar 8,60%
IHSG & Net Beli/Jual Non Residen Perubahan Bulanan Yield SBN
Pasar saham dan pasar SBN menguat sejalan meningkatnya optimisme investor....
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Net Beli/Jual (RHS) IHSG
-80
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 30
Jan 2014 - Feb 2014 (mtm)Jan-14Feb-14
%bps
Tenor
33
Prospek dan Risiko
Perekonomian
34 Perekonomian Global
Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan terus meningkat….
Perbaikan ditopang oleh perkembangan positif ekonomi negara maju.
Namun, kenaikan struktur ekonomi dunia yang belum solid belum dapat mendorong peningkatan harga komoditas.
Proyeksi Pertumbuhan Harga Komoditas Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Global
Proyeksi (%yoy)
35 Ekonomi 2014 lebih stabil dan seimbang
Perekonomian 2014 diperkirakan kembali stabil, didukung pertumbuhan yang lebih seimbang serta defisit transaksi berjalan yang menurun ke arah yang lebih sehat….
Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi
Pertumbuhan Kredit
5,5-5,9%
4,5±1%
15-17%
Transaksi Berjalan < 3,0% thd PDB
2014
36 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2014
Pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan pada kisaran 5,5-5,9% ….
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula,
o Pengaruh pelaksanaan Pemilu lebih terbatas dibandingkan dengan dampak di periode-periode Pemilu sebelumnya
o Kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah juga berpengaruh
Pertumbuhan investasi, termasuk investasi non-bangunan, diperkirakan kembali naik terutama mulai semester II 2014.
Ekspor riil juga lebih berada dalam tren meningkat, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya, akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan dampak temporer implementasi UU Minerba.
Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang
37 Beberapa Risiko di 2014 Perlu Dicermati
KOMPONEN RISIKO
Ketidakpastian Normalisasi
Kebijakan The Fed
• The Fed tetap menerapkan kebijakan moneter yg akomodatif melalui forward guidance (dg indikator unemployment dan inflasi)
• Risk aversion terhadap negara EM meningkat dpt mengakibatkan peningkatan yield obligasi dan suku bunga jangka panjang EM
Perlambatan Ekonomi China
• Sejumlah analis memperkirakan ekonomi China diprakirakan dapat lebih rendah dibandingkan dengan target 7,5%.
• Tingginya risiko default dari shadow banking berpotensi mendorong pengetatan kredit lebih lanjut dan menekan ekonomi
Kerentanan Negara
Emerging
• Ketahanan eksternal negara emerging yang masih rentan masih dapat terjadi
Tekanan Inflasi • Tekanan yang bersumber dari kemungkinan kenaikan administered
price strategis
38
Masih terdapat resiko exit yang tidak berjalan mulus ….
Ekonomi AS yang membaik menyebabkan penurunan capital inflow ke negara-negara EM. Kondisi ini akan menyulitkan pembiayaan eksternal di negara-negara EM dengan CAD besar. Akibatnya, risk aversion terhadap negara EM meningkat
Menurut penelitian IIF dan Oxford Economics, peningkatan risk aversion akan mengakibatkan peningkatan yield obligasi EM dan suku bunga jangka panjang EM.
Tiap kenaikan 1% pada suku bunga jangka panjang akan mengurangi pertumbuhan PDB EM rata-rata 0,5%. Namun untuk Indonesia, sebagai negara yg memiliki CAD, penurunan pertumbuhan PDB diperkirakan lebih dari 0,5%
Risiko : Normalisasi Kebijakan The Fed
EM Risk Premium Shock- LT Gov’t Bond Yields %, GDP weighted EM aggregate
Efek Peningkatan Risk Premium terhadap PDB % Perubahan thd perkiraan PDB 2015
39
Produk ekspor Indonesia ke China umumnya digunakan untuk konsumsi domestik (bukan re-ekspor) maka dampak rebalancing ekonomi China diperkirakan terkendali.
Indonesia lebih dipengaruhi oleh perkembangan domestic demand ketimbang external demand di ekonomi China
Risiko : Perlambatan Ekonomi China (Rebalancing)
Perekonomian China dalam tren melambat….
Untuk Dom.
Demand China
Untuk Ekspor
China
Australia (1.79)
Indonesia (0.68)New Zealand (1.66)
India (1.03)
HK SAR (0.81)
Jepang (1.28)
Malaysian (0.90)
Phililipines (2.95)
Singapore (1.78)
Thailand (1.37)
Sumber: IMF Staff es timates .
Eksportir
Komoditas
Eksportir
Produk
Manufaktur
Angka dlm kurung menunjukkan elastis i tas ekspor ke China
s igni fikan dg a l fa 5%, daerah abu2 menunjukkan tidak adanya
hubungan yg s igni fikan.
IDN: 78,7%
Persentase Impor China Untuk Pemenuhan Permintaan Domestik
Elastisitas Ekspor Indonesia terhadap Perekonomian China
40
Kebijakan Bank Indonesia
41 Bauran Kebijakan BANK INDONESIA 2013
KEBIJAKAN RESPON ASESMEN LESSON LEARNED
Suku Bunga (i) BI Rate naik 175 bps dari 5,75% menjadi 7,50%; (ii) kenaikan DF rate 175bps dari 4,0% menjadi 5,75% dan penyesuaian LF Rate dari BI Rate+100 bps menjadi BI Rate+0 bps;
Pengendalian inflasi: • Inflasi kembali ke kisaran sasarannya di
2014 • Inflasi inti masih dalam tren meningkat • Penyesuaian ekspektasi inflasi berjalan
lambat. Bahkan ekspektasi di tingkat produsen masih cenderung meningkat
Mempercepat penyesuaian CAD • Pelemahan nilai tukar cukup efektif dalam
meningkatkan competitiveness produk ekspor Indonesia, sekaligus meningkatkan biaya impor
• Namun, efektivitasnya utk mengerem CAD blm signifikan, baik krn dampak perlambatan ek. global thd ekspor, kuatnya permintaan domestik, tingginya impor migas yg tertahan oleh subsidi BBM, maupun tingginya defisit neraca jasa akibat outflows income transfer
Memperkuat kapasitas TMF • Kombinasi antara keb.nilai tukar, sk.bunga,
& langkah pendalaman pasar valas, serta berbagai langkah kerjasama internasional utk memperkuat 2nd-line of defense, terlihat cukup efektif dlm memulihkan confidence pelaku pasar keuangan
• Namun, upaya tersebut terlihat belum cukup signifikan dalam meredam pelemahan nilai tukar dlm intensitas tekanan yang tinggi
• Melebarnya defisit transaksi berjalan yang telah berlangsung sejak 2012 membutuhkan kombinasi kebijakan struktural dan siklikal. Penanganan kebijakan hanya melalui pendekatan permintaan , yang tidak diikuti dengan penyelesaian masalah struktural, tidak akan efektif.
• Kenaikan harga BBM bersubsidi belum cukup signifikan dalam mempengaruhi kekuatan daya serap permintaan domestik.
• Tren depresiasi nilai tukar akan terus berlangsung selama CAD tetap lebar, dan dalam kondisi mikrostruktur pasar valas domestik yang relatif dangkal, tren pelemahan tersebut akan diikuti oleh intensitas tekanan yang tinggi
• Ditengah kondisi pasokan valas yang terbatas, upaya penguatan akumulasi cadev dapat berpotensi mengurangi pasokan valas di pasar.
Nilai Tukar Penyesuaian nilai tukar yg searah dengan dengan kondisi fundamental dan memelihara kecukupan cadangan devisa
Penguatan OM, pengelolaan LLD & pendalaman pasar
(i) SDBI (ii) Mini MRA (iii) Relaksasi MHP SBI (iv) JISDOR (v) FX Swap (vi) Swap Hedging (vii) TD valas (viii) relaksasi ULN perbankan (ix) relaksasi DHE
Makro-prudensial
(i) LTV (ii) GWM LDR (iii) GWM Sekunder (iv) supervisory action
Koordinasi Kebijakan
(i) TPI/TPID (ii) pengendalian impor, (iii) penguatan struktur neraca transaksi berang dan jasa (iv) penguatan buffer second line of defense cadangan devisa
Pengendalian inflasi dan penguatan struktur NPI untuk menjaga confidence...
42 Arah Kebijakan Bank Indonesia 2014
Kebijakan BI tahun 2014 tetap difokuskan menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran….
Di bidang moneter, kebijakan tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Proses pendalaman pasar uang rupiah dan valas juga akan terus dilakukan guna meredam ketidakpastian pasar keuangan global
Di bidang makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi
Di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yg lebih efisien
Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi kebijakan bersama Pemerintah, termasuk dalam upaya mengendalikan harga pangan