Post on 08-Apr-2019
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh:
SUSANTI BUDI PRATIWI
A 610090080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
1
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
Susanti Budi Pratiwi, A 610 090 080, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
ABSTRAK
SMP Negeri 1 Grogol terletak dekat dengan Sungai Samin. Sekolah ini sering
terkena banjir apabila badan sungai tidak mampu menampung debit air.
Pengetahuan dan keterampilan diperlukan untuk mengurangi dampak bencana.
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerentanan sosial, ekonomi, dan
lingkungan di Kecamatan Grogol serta mengetahui apakah kesiapsiagaan siswa
kelas VII dalam menghadapi banjir dapat ditingkatkan melalui simulasi bencana
di SMP Negeri 1 Grogol. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan
deskriptif-kuantitatif, dengan populasi siswa kelas VII sebagai kelompok yang
paling rentan tehadap bencana di sekolah. Sampel diambil 90 siswa dari kelas VII
(A,B,C). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1) Kerentanan sosial kecamatan
Grogol masuk dalam kategori sedang, kerentanan ekonomi kategori sedang, dan
kerentanan lingkungan ketegori rendah, 2) Hasil tabulasi data diketahui bahwa
kegiatan simulasi mampu meningkatkan kesiapsiagaan siswa kelas VII. Nilai
indeks kesiapsiagaan siswa kelas VII dalam menghadapi banjir sebelum dilakukan
kegiatan simulasi bencana adalah 77,5 (Siap), dengan persentase nilai indeks 80-
100% (Sangat Siap) = 57%, 65-79% (Siap) = 36%, 55-64 (Hampir Siap) = 3%,
40-54 (Kurang Siap) = 3%, dan 0-3 (Belum Siap) = 1%. Sedangkan nilai indeks
kesiapsiagaan siswa kelas VII setelah dilakukan kegiatan simulasi bencana adalah
adalah 85 (Siap), dengan persentase nilai indeks 80-100 (Sangat Siap) = 84%, 65-
79 (Siap) = 13%, 55-64 (Hampir Siap) = 1%, 40-54 (Kurang Siap) = 1%, dan 0-39
(Belum Siap) = 0%.
Kata kunci : Banjir, Kerentanan, Kesiapsiagaan, Simulasi.
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ancaman banjir terjadi di Kecamatan Grogol Kabupaten
Sukoharjo. Banjir Tahun 2007 berdampak tergenangnya rumah, sekolah,
kantor, tempat ibadah, jalan, sawah, serta fasilitas umum lainnya.
SMP Negeri 1 Grogol terletak dekat dengan Sungai Samin.
Sekolah ini sering terkena banjir apabila badan sungai tidak mampu
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
2
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
menampung debit air. Pada kejadian banjir besar pada Bulan Desember
Tahun 2007 sekolah terpaksa diliburkan satu hari karena tidak dapat
melaksanakan pembelajaran pada kondisi banjir. Kondisi ini merugikan
pihak sekolah, tidak hanya mengganggu pelaksanaan pembelajaran saja
namun banjir merusak bangunan, perlengkapan, dan dokumen sekolah.
Bagi sekolah di kawasan rawan bencana dengan siswa yang rentan
terhadap bencana perlu adanya pendidikan kebencanaan sebagai bekal
menghadapi bencana. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki
peran penting untuk menerapkan pendidikan kebencanaan. Pendidikan
kebencanaan dapat di terapkan melalui pelatihan/simulasi bencana. Upaya
ini merupakan kegiatan tanggap menghadapi bencana. Siswa kelas VII
sebagai peserta didik yang paling rentan terhadap bencana dapat
meningkatkan kesiapsiagaannya menghadapi bencana melalui kegiatan
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan di
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo?
2. Apakah simulasi bencana dapat meningkatkan kesiapsiagaan siswa
kelas VII dalam menghadapi banjir?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan di
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
2. Mengetahui apakah kesiapsiagaan siswa kelas VII dalam menghadapi
banjir dapat ditingkatkan melalui simulasi bencana.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan kepada sekolah tentang kesiapsiagaan menghadapi
bencana.
2. Memberi pengetahuan, keterampilan dan kesadaran kepada siswa
kelas VII tentang pengurangan risiko bencana sejak dini.
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
3
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
2. Tinjauan Pustaka
a. Hakikat Pembelajaran
Hariyanto Suyono (2011) memberikan resep berupa empat pilar
belajar (four pillars of education/learning), yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk bekerja (learning to do),
belajar untuk hidup bersama (learning to live together), dan Belajar untuk
menjadi manusia yang utuh (learning to be).
b. Pendidikan Kebencanaan
Menurut Sunarto, Muh Aris Marfai, dan Djati Mardiatno (2010),
Pendidikan kebencanaan merupakan suatu usaha pemahaman konsep-
konsep yang berkaitan dengan kebencanaan, dalam rangka
mengembangkan pengertian dan kesadaran yang diperlukan untuk
mengambil sikap dalam melakukan adaptasi kehidupan di daerah yang
rawan bencana.
c. Pengelolaan Bencana
1. Pengertian Bencana
Menurut Erman Mawardi dan Asep Sulaeman (2011), Bencana
diartikan sebagai suatu rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
fenomena alam, ulah manusia atau oleh keduanya yang
mengakibatkan korban jiwa, penderitaan dan atau kesengsaraan
manusia kerugian harta benda kerusakan lingkungan hidup dan
kerusakan sarana dan prasarana umum.
2. Penyebab Bencana
Menurut Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief (2006)
penyebab bencana dibagi menjadi dua, yaitu alam dan manusia.
Secara alami bencana akan selalu terjadi dipermukaan bumi, misalnya
tsunami, gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, banjir, longsor
dan lain sebagainya. Sedangkan bencana yang diakibatkan oleh
aktifitas manusia segala aktifitas manusia yang merusak atau
menggangu keseimbangan alam sehingga alam mencari
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
4
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
keseimbanganya dangan wujud berupa perubahan yang sangat cepat
atau kontras sehingga menimbulkan ancaman kepada manusia.
3. Jenis-jenis Bencana
Joko Cristanto (2011) membagi jenis bencana menjadi 3,
yaitu bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
4. Definisi Banjir
Menurut Erman Mawardi dan Asep Sulaeman (2011) Banjir
adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air sungai tidak
tertampung oleh palung sungai sehingga terjadi limpasan dan atau
genangan pada lahan yang semestinya kering. Banjir disebut pula
sebagai suatu keadaan aliran permukaan yang relatif tinggi dan tidak
tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran drainase.
5. Penyebab Banjir
Robert J.Kodoatie dan Sugiyanto (2002) mengklasifikasikan
penyebab banjir dalam 2 kategori yaitu banjir yang disebabkan oleh
alam dan manusia. Banjir yang disebabkan oleh alam seperti curah
hujan, pengaruh fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai,
kapasitas drainasi yang tidak memadai, pengaruh air pasang.
Sedangkan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia antara lain
perubahan kondisi DPS, kawasan kumuh, sampah, drainasi lahan,
bendung dan bangunan air, kerusakan bangunan pengendali banjir,
dan perencanaan sistem pengendali banjir tidak tepat.
6. Jenis-jenis Banjir
Krishna S. Pribadi, dkk (2008) mengelompokkan jenis banjir
menjadi empat yaitu banjir sungai, banjir pantai, banjir bandang, dan
banjir kota. SMP Negeri 1 Grogol merupakan sekolah rawan bencana
banjir dengan jenis bencana banjir sungai.
7. Kerentanan Bencana
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.24
Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, ancaman bencana
adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
5
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
Dalam buku Pemetaan Risiko Bencana Gunung Api Merapi,
Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik biologis, geografis,
sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di
suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan masyarakat tersebut untuk mencegah, meredam,
mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu.
8. Simulasi
Menurut IOM (International Organization for Migration)
JAWA BARAT dalam buku yang berjudul Panduan Simulasi,
Simulasi adalah metode pembelajaran atau pendampingan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan
keadaan yang sesungguhnya. Metode ini menggunakan gambaran dari
suatu situasi yang nyata tanpa harus mengalaminya. Simulasi
memberikan latihan dalam situasi tiruan.
9. Kesiapsiagaan
Kharisma Nugroho, dkk (2009) Kesiapsiagaan merupakan
kegiatan yang menunjukkan tingkat efektivitas respon terhadap
bencana secara keseluruhan. Kesiapsiagaan masyarakat merupakan
bagian dari pengurangan resiko bencana. Muara kesiapsiagaan ini
adalah untuk membangun ketahanan masyarakat untuk menghadapi
bencana.
3. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang
menggambarkan peran simulasi bencana terhadap kesiapsiagaan siswa
kelas VII dalam menghadapi bencana banjir. Kesiapsiagaan mengacu
pada 10 standar yaitu pembentukan dan pembangunan kapasitas
organisasi untuk mengawasi dan menjalankan sistem peringatan,
evakuasi, penyelamatan dan bantuan, pembuatan rencana pelaksanaan
menangani bencana atau rencana penanganan bencana, mobilisasi
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
6
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
langsung, pengaturan stok persediaan, komunikasi bahaya, pelatihan
relawan, latihan dan simulasi masyarakat, pendidikan dan kesadaran.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Grogol yang terletak
di Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian
dilaksanakan selama 6 bulan yaitu Bulan Februari sampai dengan Bulan
Juli 2013.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yaitu
sejumlah 321 siswa, dengan pengambilan sampel sebanyak 90 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kesiapsiagaan yang
merupakan tindakan pengurangan resiko bencana. Pengurangan dampak
negatif dari bencana dapat dengan salah satu aksi dari kesiapsiagaan
salah satunya melalui simulasi bencana. Untuk mengetahui tingkat
kesiapsiagaan siswa kelas VII dalam menghadapi bencana dapat diukur
melalui 10 standar kesiapsiagaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui
pengamatan dan ingatan yang dilakukan peneliti terhadap suatu
kegiatan atau keadaan yang sedang berlangsung dengan cakupan
lebih luas bisa dengan berkomunikasi dengan orang ataupun
mengamati obyek. Observasi dilakukan dengan mengamati letak
sekolah yang dekat dengan sungai sehingga memiliki kerentanan
terhadap bencana, keadaan sarana dan prasarana sekolah, bangunan
sekolah dan lain sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan. Wawancara di sekolah ditujukan kepada perwakilan
guru sebagai staf pengajar yang mengetahui kondisi sekolah. Tujuan
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
7
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
dilaksanakan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai
bencana yang pernah terjadi dan kesiapan yang telah dilakukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperkuat
penelitian berupa gambar/foto saat penelitian berlangsung di SMP
Negeri 1 Grogol.
4. Angket
Menurut Sugiyono (2011) Angket atau Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Penelitian ini memberikan angket kepada siswa
kelas VII dengan tujuan mengetahui dan menilai sejauh mana
kesiapsiagaannya dalam menghadapi bencana yang diukur dengan
10 standar kesiapsiapsiagaan.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Tingkat Kerentanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan di Kecamatan
Grogol
Kecamatan Grogol berpotensi terhadap dampak bahaya bencana
banjir, sehingga perlu diketahui tingkat kerentanan didaerah tersebut.
Untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan,
pengukuran masing-masing menggunakan parameter. Masing-masing
parameter dihitung berdasarkan data yang di dapat dari BPS dengan acuan
PERKA BNPB.
1) Berdasarkan parameter kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio
kemiskinan, rasio orang cacat, dan rasio kelompok umur, klasifikasi
tingkat kerentanan sosial di Kecamatan Grogol masuk dalam kategori
sedang.
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
8
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
Tabel 1. Klasifikasi Parameter Tingkat Kerentanan Sosial.
No Desa
Kerentanan Sosial
Total
Kere
ntana
n
Sosial
Klasifi
kasi
Kerent
anan
Sosial
Kepa
datan
Pend
uduk
Rasio
Jenis
Kela
min
Rasi
o
Ke
mis
kina
n
Rasi
o
Ora
ng
caca
t
Rasi
o
kelo
mpo
k
Um
ur
1. Pondok 0,80 10,40 1,59 0,02 9,98 22,79 Sedang
2. Parangjoro 0,75 10,30 1,62 0,03 9,98 22,68 Sedang
3. Pandeyan 0,77 10,62 1,73 0,02 9,98 23,12 Sedang
4. Telukan 0,82 10,12 1,52 0,01 9,98 22,45 Sedang
5. Kadokan 0,81 10,63 2,89 0,01 9,98 24,32 Sedang
6. Grogol 0,85 10,23 0,20 0,00 9,98 21,26 Sedang
7. Madegondo 0,86 7,93 1,93 0,01 9,98 20,71 Sedang
8. Langenharjo 0,84 9,86 2,10 0,01 9,98 22,79 Sedang
9. Gedangan 0,82 10,14 1,10 0,02 9,98 22,06 Sedang
10. Kwarasan 0,87 10,67 1,33 0,02 9,98 22,87 Sedang
11. Sanggrahan 0,85 10,73 0,50 0,01 9,98 22,07 Sedang
12. Manang 0,83 9,98 1,25 0,01 9,98 22,05 Sedang
13. Banaran 0,87 9,87 0,92 0,00 9,98 21,64 Sedang
14. Cemani 0,91 9,97 0,87 0,00 9,98 21,73 Sedang
Sumber : Olah Data Penulis.
2) Berdasarkan parameter lahan produktif dan PDRB, klasifikasi tingkat
kerentanan sosial di Kecamatan Grogol masuk dalam kategori sedang.
Tabel 2. Klasifikasi Parameter Tingkat Kerentanan Ekonomi.
No. Desa
Kerentanan Ekonomi Total
Kerentanan
Ekonomi
Klasifikasi
Kerentanan
Ekonomi Lahan
Produktif PDRB
1. Pondok 0,36 0,48 0,84 Sedang
2. Parangjoro 0,36 0,48 0,84 Sedang
3. Pandeyan 0,36 0,48 0,84 Sedang
4. Telukan 0,36 0,48 0,84 Sedang
5. Kadokan 0,36 0,48 0,84 Sedang
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
9
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
6. Grogol 0,36 0,48 0,84 Sedang
7. Madegondo 0,36 0,48 0,84 Sedang
8. Langenharjo 0,36 0,48 0,84 Sedang
9. Gedangan 0,36 0,48 0,84 Sedang
10. Kwarasan 0,36 0,48 0,84 Sedang
11. Sanggrahan 0,36 0,48 0,84 Sedang
12. Manang 0,36 0,48 0,84 Sedang
13. Banaran 0,36 0,48 0,84 Sedang
14. Cemani 0,36 0,48 0,84 Sedang
Sumber : Olah Data Peneliti.
3) Berdasarkan parameter hutan lindung, hutan alam, hutan bakau,
semak belukar, dan rawa, klasifikasi tingkat kerentanan sosial di
Kecamatan Grogol masuk dalam kategori rendah.
Tabel 1. Klasifikasi Parameter Tingkat Kerentanan Lingkungan.
No Desa
Kerentanan Lingkungan
Total
Kerentanan
Lingkungan
Klasifi
kasi
Kerent
anan
Lingku
ngan
Hutan
Lindu
ng
Hutan
Alam
Hutan
Bakau
Semak
Beluka
r
Rawa
1. Pondok 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
2. Parangjoro 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
3. Pandeyan 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
4. Telukan 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
5. Kadokan 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
6. Grogol 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
7. Madegondo 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
8. Langenharjo 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
9. Gedangan 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
10. Kwarasan 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
11. Sanggrahan 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
12. Manang 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
13. Banaran 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
14. Cemani 0,09 0,09 0,01 0,01 0,04 0,24 Rendah
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
10
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
b. Simulasi Bencana Banjir
Kegiatan simulasi berupa materi dan latihan praktek menghadapi
bencana banjir memberikan manfaat bagi siswa. Hasil tabulasi data
kesiapsiagaan siswa kelas VII menghadapi banjir sebelum dan setelah
dilakukan simulasi bencana mengalami peningkatan. Sebelum
dilaksanakan simulasi bencana rata nilai indeks kesiapsiagaan siswa kelas
VII adalah 77,5 (siap), dengan persentase nilai indeks 80-100% (Sangat
Siap) = 57%, 65-79% (Siap) = 36%, 55-64 (Hampir Siap) = 3%, 40-54
(Kurang Siap) = 3%, dan 0-3 (Belum Siap) = 1%. Rata-rata nilai indeks
kesiapsiagaan siswa kelas VII setelah dilaksanakan simulasi adalah 85
(sangat siap), dengan persentase nilai indeks 80-100 (Sangat Siap) = 84%,
65-79 (Siap) = 13%, 55-64 (Hampir Siap) = 1%, 40-54 (Kurang Siap) =
1%, dan 0-39 (Belum Siap) = 0%.
5. Kesimpulan
1. Kerentanan sosial kecamatan Grogol masuk dalam kategori sedang,
kerentanan ekonomi kategori sedang, dan kerentanan lingkungan
ketegori rendah.
2. Terdapat perubahan tingkat kesiapsiagaan siswa kelas VII setelah
dilakukan kegiatan simulasi bencana, yaitu 77,5 (siap) menjadi 85
(sangat siap). Maka kegiatan simulasi memiliki peran penting
meningkatkan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi banjir.
6. Saran
1. Pihak sekolah memberikan pelajaran tambahan berkaitan dengan
pendidikan kebencanaan.
2. Sekolah mengadakan pelatihan kebencanaan (simulasi) tahunan sebagai
bekal keterampilan siswa dalam mengadapi bencana banjir.
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
11
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Pemetaan Risiko Bencana Gunung Api Merapi Sebuah “Jejak
Langkah” Pembelajaran. Yogyakarta: Pusat Studi Bencana UPN Veteran
Yogyakarta dan Oxfam GB Indonesia Untuk Forum Merapi.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Renika Cipta.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Christanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, Kerusakan Lingkungan, Kebijakan dan
Strategi Pengelolaan. Yogyakarta: Liberty.
Hidayati, Deny. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI.
Kodoatie, J.Robert dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu.
Jakarta: Yarsif Watampone.
Kodoatie, J.Robert dan Sugiyanto. 2002. Banjir Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Maarif, Syamsul. 2012. PERKA BNPB No. 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta.
Mawardi, Erman, Asep Sulaeman. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengurangan Resiko Bencana Banjir. Surakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air.
Nugroho, Kharisma, Hening purwati, Jenik Andreas, Surya Rahman M, Barry
Adhitya. 2009. Preparedness Assessment Tools for Indonesia. Jakarta:
UNESCO Office.
Pribadi, Krishna S, Engkon K. Kertapati, Diah Kusumastuti, Hamzah
Latief,Hendra Grandis, Eng Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen,
Harman Ajiwibowo, Retno Dwi S, Ayu Krishna Juliawati, Farah Mulyasari,
Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Pendidikan Siaga Bencana.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN
SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR
DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO
12
Susanti Budi Pratiwi, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS.
Sunarto, Muh Aris Marfai, dan Djati Mardiatno. 2010. Penaksiran Multirisiko
Bencana di Wilayah Kepesisiran Parangtritis. Yogyakarta: PSBA
Universitas Gajah Mada.
Suyono, Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Vanaspongse, Chitraporn. 2007. Pedoman Pelatihan: Pengurangan Risiko
Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas.
Bangkok: Save the Children Swedia.
Http://www.solopos.com/2012/02/25/warga-siaga-banjir-terus-mengancam-
165428