Post on 26-Mar-2022
PERAN HOME INDUSTRY KERUPUK UDANG KAYU API
DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA
DI KELURAHAN MENDAHARA ILIR KECAMATAN MENDAHARA
TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
WAHYU DWI SEPTIAN
NIM: 501171793
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Suhar, AM., MA
Nurlia Fusfita, M.Ec.Dev
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021M/1442H
ii
iii
iv
v
MOTTO
ايا الريي كن ي ى ذجازج عي ذساض ه اى ذك الكن تيكن تالثاطل ال ا اه ا ل ذأكل ه ل ا
كاى تكن زحيوافسكن اى الل ا ا ذقرل
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.(An-Nisa’:[4]:29)1
1 Al-Quran, Al-Quran, n.d., An-Nisa[4](29).
vi
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Sujud syukur saya sembahkan kepada Allah SWT atas taburan cinta dan
kasih atas takdir Mu yang telah memberikan kekuatan, membekali saya dengan
berpikir, beriman dan bersabar dalam kelancaran untuk menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya. Tak lupa solawat serta salam kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk kedua orang tua yang sangat saya
hormati, dan saya sayangi Mamak (Boinem) karo Bapak (Parsino) sebagai tanda
bakti, hormat, dan kasih sayang tiada terkira walau apa yang mamak dan bapak
berikan kepada saya takkan mampu saya balas apalagi hanya lewat selembar
kertas bertuliskan persembahan. Semoga Rahmat Allah senantiasa tercurah untuk
kalian. Teruntuk kakak perempuan kesayangan saya (Garnis Setiani, S.T) dan adik
laki-laki konco dolan saya (Tri Rahmat Oktofian) terima kasih yang telah
membantu memotivasi untuk terus semangat dalam menyelesaikan kuliah,
teruslah banyak belajar ilmu dan akhlak yang baik.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dosen
Pembimbing I (Bapak Prof. Dr. H. Suhar, AM., MA) dan Dosen Pembimbing II
(Ibu Nurlia Fusfita, M.Ec.Dev). Terima kasih atas segala ilmu dan bimbingannya
selama ini. Untuk 2 sahabat terbaik saya Yofik Mardiansyah dan Catur Kirana
terimakasih sudah menjadi pendengar, penghibur disaat saya Gabut. Untuk sobat
ambyar saya Dwi Mabrur Wilis, Jana Ristia, dan Riyan Rahmat terimakasih sudah
banyak membantu disaat saya kesulitan. Untuk sobat Senderku yang terus
mensupport selama ini. Untuk Kak Ismatul Maula temen sharing penulisan skripsi
yang paling the best, terimakasih banyak. Terimakasih temen kos-kosan, teman-
teman kelas 8H Ekonomi Syariah, teman organisasi Kelompok Studi Ekonomi
Islam AL-Fath dan Galery Investasi Syariah Kelompok Studi Pasar Modal UIN
STS JAMBI. Terima kasih banyak, semoga kelak kita bisa memberikan kontribusi
terbaik untuk Indonesia. Aamiin.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peran home industry kerupuk udang kayu
api dalam meningkatkan kondisi sosial dan juga ekonomi keluarga dari pemilik
maupun karyawan, dan juga masalah apa yang menjadi penghambat
pengembangan home industry keupuk udang kayu api di Kelurahan Mendahara
Ilir Kecamatan Mendahara Tanjung Jabung Timur. Pada penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, dan pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa: 1) Home
industry kerupuk udang kayu api berperan terhadap kondisi sosial keluarga
pemilik dan juga karyawan seperti tingkat pendidikan, kesehatan dan juga
kepemilikan barang berharga. 2) Home industry kerupuk udang kayu api berperan
dalam peningkatan ekonomi keluarga dari pemilik juga karyawan, yang mana
penghasilan sebelum adanya home industry kerupuk udang kayu api ini masih
tergolong rendah-sedang menjadi sedang tinggi. 3) Masalah yang dihadapi home
industry kerupuk udang kayu api yaitu dari internal maupun eksternal. Hasil
penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemilik usaha, dan juga
pemerintahan terkait, masyarakat umum, dan peneliti selanjutnya.
Kata Kunci: Peran, Home Industry, Masalah, Sosial, Ekonomi, Udang
viii
ABSTRACT
This thesis aims to determine the role of the firewood shrimp cracker home
industry in improving the social and economic conditions of the families of the
owners and employees, and also what problems are the obstacles to the
development of the firewood shrimp cracker home industry in Mendahara Ilir
Village, Mendahara District, Tanjung Jabung Timur. In this study using
qualitative methods, and data collection through observation, interviews and
documentation. The conclusions show that: 1) The wood fire shrimp cracker home
industry has a role in the social conditions of the owner's family and employees,
such as education level, health and ownership of valuables. 2) The firewood
shrimp cracker home industry plays a role in improving the family economy of the
owners and employees, where the income before the wood fire shrimp cracker
home industry was still relatively low-medium to medium-high. 3) The problems
faced by the wood fire shrimp cracker home industry are internal and external.
The results of this study can be a recommendation for business owners, as well as
related governments, the general public, and future researchers.
Keywords: Role, Home Industry, Problem, Social, Economy, Shrimp
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, serta keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikutnya.
Berkat rahmat dan hidayah yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul: “Peran Home Industry Kerupuk
Udang Kayu Api Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan
Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur”, skripsi ini
diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Ucapan Terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun
yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr.Rafidah, S.E, M.E.I selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr.Titin Agustin
Ningsih, S.Si, M.Si selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr.Sucipto, S.Ag, M.A
selaku Wakil Dekan III di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah dan Bapak M. Yunus, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi
Syariah.
5. Bapak Prof. Dr. H. Suhar, AM., MA selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Nurlia Fusfita, M.Ec. Dev selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
x
6. Semua Dosen dan Civitas Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
membimbing dan mengajar penulis selama proses belajar di bangku kuliah.
7. Seluruh Pemilik dan Karyawan home industry Kerupuk Udang Kayu Api di
Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur
8. Seluruh pihak yang telah membantu terkhusus yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu, sehingga selesainya penulisan sksipsi ini.
9. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me,
I wanna thank me for doing all this hards work, I wanna thank me for having
no days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me at all times
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
dapat memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Dengan
adanya skripsi ini kiranya dapat memberikan motivasi kepada penulis sendiri
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Kepada Allah SWT kita mohon
ampun-Nya dan kepada manusia kita memohon maaf. Semoga karya ilmiah ini
memiliki manfaat bagi kita semua, dan semoga amal kebaikan kita dinilai
seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Juli 2021
Penulis
Wahyu Dwi Septian
NIM 501171793
xi
DAFTAR ISI
JUDUL. ..............................................................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ....... Error! Bookmark not defined.
NOTA DINAS .................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN .................................................................. Error! Bookmark not defined.
MOTTO ............................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN STUDI RELEVAN
A. Kerangka Teori ....................................................................................................... 9
1. Home Industry .................................................................................................... 9
2. Kesejahteraan .................................................................................................... 14
3. Peningkatan Ekonomi Keluarga ........................................................................ 20
4. Modal ................................................................................................................ 24
5. Produksi ............................................................................................................ 25
6. Akad ................................................................................................................. 29
7. Konsep Maqasid Syariah .................................................................................. 32
B. Studi Relevan ........................................................................................................ 34
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian .................................................................................................... 37
B. Metode Penelitian ................................................................................................. 37
C. Jenis Dan Sumber Data ......................................................................................... 39
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 39
E. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Objek Penelitian ............................................................... 42
B. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 46
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 68
B. Implikasi ............................................................................................................... 69
C. Saran ..................................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pendapatan Keluarga Dari Pemilik Dan Karyawan Sebelum Adanya
Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api .............................................. 4
Tabel 1.2 Informasi Tentang Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api................ 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 33
Tabel 4.1 Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.................................. 42
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kelurahan Mendahara Ilir
2021 ....................................................................................................... 43
Tabel 4.3 Informasi Tentang Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api.............. 47
Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................... 50
Tabel 4.5 Jumlah Responden Menurut Umur ........................................................ 51
Tabel 4.7 Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir ................................ 52
Tabel 4.8 Pendapatan Responden Setelah Adanya Home Industry Kerupuk Udang
Kayu Api ............................................................................................................... 57
Tabel 4.9 Perbandingan Pendapatan Responden Sebelum Dan Sesudah Adanya
Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api ........................................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Lurah Mendahara Ilir ............................. 46
Gambar 4.2 Foto dengan Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia .................................................................................................... 47
Gambar 4.3 Foto Wawancara Dengan Pemilik Home Industry Kerupuk Udang
Kayu Api Cempaka 1 .......................................................................... 48
Gambar 4.4 Foto dengan anak pemilik home industry kerupuk udang kayu api
Cempaka 2 ........................................................................................... 49
Gambar 4.4 Foto dengan anak pemilik dari home industry Surya ......................... 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar, terdiri dari lima
pulau utama yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, serta
puluhan ribu pulau kecil lainnya. Indonesia juga merupakan negara dengan iklim
tropis, dengan medan yang luas dan keragaman etnis dan budaya yang beragam.
Namun di sisi lain, alam juga memiliki kekuatan yang berada di luar kendali
manusia, seperti tanah longsor, banjir, kekeringan dan bencana alam lainnya,
sehingga manusia juga mengandalkan alam. Semakin banyak orang yang tidak
dapat memanfaatkan alam sepenuhnya, yang dapat menyebabkan masalah sosial-
ekonomi seperti kelaparan, kemiskinan dan pengangguran.2 Berkaitan dengan itu,
upaya mobilisasi sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi keluarga
akan meningkatkan produktivitas keluarga, yang dapat meningkatkan sumber
daya di sekitar keluarga.3
Masyarakat dan lingkungannya mampu secara
partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah yang meningkatkan
kemampuan dan kesejateraan mereka. Selain itu, masyarakat secara penuh
potensinya akan meningkat bukan hanya ekonominya tetapi juga harkat, martabat,
dan rasa percaya dirinya.
Keluarga adalah komunitas primer terpenting dalam masyarakat.
Komunitas primer mengacu pada kelompok yang memiliki ikatan erat antar
anggota. Secara historis, keluarga terdiri dari sejumlah kecil organisasi yang
diatur, dan merupakan yang terkecil dalam skala, terutama bagi pihak-pihak yang
pada awalnya menyelesaikan kontrak. Secara konseptual, keluarga (family)
memiliki arti dan ruang lingkup yang luas dan beragam.4 Keluarga adalah sanak
saudara, kaum kerabat, kaum saudara, atau satuan kekerabatan yang sangat
2Fak Bisnis Universitas PGRI Yogyakarta Lilik Siswanta. SE.MM, ―Kontribusi Home
Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Di Desa
Wukirsari, Imogiri),‖ AKMENIKA UPY, Volume 2, 2008, 2008, http://repository.upy.ac.id/2291/. 3Mubyarto, Pengembangan Ekonomi Rakyat Dan Penanggulangan Kemiskinan (Jakarta:
Kumpulan Karangan, 1996). Hlm 7 4
Musbikin Imam, Peran Serta Ayah Dalam Kemandirian Ekonomi Keluarga
(Temanggung: Desa Pustaka Indonesia, 2019), hlm.7.
2
mendasar dalam masyarakat.5 Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami istri atau suami, istri, dan anaknya atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya.6 Dalam kehidupan berkeluarga, setiap anggota mempunyai
hak dan kewajiban, serta peran masing-masing.
Keluarga tentunya memiliki berbagai pilihan untuk meningkatkan
perekonomian keluarga dari berbagai pilihan yang tersedia ada.7 Baik itu orang
yang tinggal di kota atau orang yang tinggal di pedesaan, kehidupan yang
diinginkan manusia di dunia adalah kehidupan yang sejahtera. Namun dalam
perjalanannya, kehidupan manusia tidak selalu dalam keadaan sejahtera. Pasang
surut kehidupan membuat masyarakat selalu berusaha mencari cara untuk
menjaga kesejahteraannya. Salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat
adalah dengan adanya home industry.
Dalam proses pembangunannya, industri di pedesaan sangat dibutuhkan
dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan. Pertumbuhan industri kecil merupakan industri yang berperan
penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemanfaatan
sumber daya alam lokal secara berkelanjutan, pemanfaatan tenaga kerja lokal, dan
pemanfaatan kelembagaan sosial dan ekonomi yang ada, sehingga dapat
meningkatkan perekonomian rakyat pada umumnya.8
Menurut UU No, 3 Tahun 2014 tentang perindustrian. Industri adalah
suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Hasil industry tidak hanya berupa barang tetapi juga dalam bentuk jasa.9 Proses
industrialisasi dan pembangunan industri ini sebenarnya merupakan satu jalur
kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang
lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain
5
Asep Saepudin Jahar, Hukum Keluarga, Pidana, Dan Bisnis (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013). Hlm 10 6Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm 1.
7Shinta Doreza, Ekonomi Keluarga (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2015), hlm 1.
8Arbaiyah Prantiasih, ―Model Pemberdayaan Industri Kecil Di Pedesaan Untuk
Mengurangi Kemiskinan,‖ Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan 24, no. 2
(June 27, 2016), https://doi.org/10.17977/jppkn.v24i2.5487. 9―Undang-Undang No 3 Tahun 2014,‖ n.d.
3
pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan
rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai
fisik saja. Kesejahteraan rakyat merupakan cita-cita sentral perjuangan bangsa
Indosnesia. Terwujudnya kesejahteraan umum, bangsa yang cerdas, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan amanat Pembukaan Undang-
Undang 1945. Kesejahteraan rakyat adalah suatu keadaan dimana segenap warga
negara tanpa kecuali, hidup dalam keadaan serba kecukupan baik material
maupun spiritual.
Pendapatan rumah tangga berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi,
umumnya semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat
konsumsinya. Pasalnya, dengan meningkatnya tingkat pendapatan, kemampuan
rumah tangga untuk membeli berbagai permintaan konsumen semakin kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya
untuk kelangsungan hidupnya. Namun pada kenyataannya jumlah kebutuhan yang
tersedia terbatas, ini tidak berbanding lurus dengan kebutuhan manusia yang tidak
terbatas.
Di Kelurahan Mendahara Ilir Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dimana masyarakat sebagian besar kegiatan yang dilakukan berupa
pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan melakukan
penangkapan ikan dan udang di sekitar daerah guna untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.Oleh karena itu untuk memanfaatkan hasil lautan tersebut masyarakat
memproduksi kerupuk yang terbuat dari udang.
Dari waktu ke waktu usaha kerupuk udang ini mengalami perkembangan
dengan pesat dan menjadi pilihan usaha yang sangat menguntungkan, sehingga
banyak masyarakat yang menekuni usaha kerupuk udang tersebut. Ada berbagai
macam kerupuk udang yang diproduksi oleh masyarakat Mendahara Ilir, salah
satunya ialah kerupuk udang ―Kayu Api‖. Kayu Api adalah salah satu nama
produk kerupuk udang yang banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat,
khususnya masyarakat Mendahara Ilir.
Home industry kerupuk udang kayu api yang berada di Kelurahan
Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara merupakan usaha rumahan yang sifatnya
4
turun temurun. Awal mula dari usaha ini yaitu ide dari Ibu mereka ingin
membuatkan makanan atau camilan untuk anaknya. Cemilan yang berbahan
tepung terigu dan udang ini ternyata renyah dan enak. Sehingga muncul ide untuk
menjualnya, untuk tambahan pendapatan keluarga. Penjualan yang bermula hanya
omongan dari mulut ke mulut sekitar, lalu mulai memasuki toko diluar kelurahan,
sampai akhirnya menjadi usaha rumahan yang dapat meningkatkan pendapatan
perekonomian keluarga.10
Tabel 1.1 Pendapatan Keluarga Dari Pemilik Dan Karyawan Sebelum
Adanya Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
No
Rata-Rata
Pendapatan
Perbulan (Rp)
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1 1.000.000 – 1.500.000 8 22
2 1.600.000 – 2.000.000 13 36
3 2.100.000 – 2.500.000 11 31
4 2.600.000 – 3.000.000 4 11
5 3.100.000 – 3.500.000 - -
6 3.600.000 – 4.000.000 - -
7 >5.000.000 - -
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
Dari tabel 1.1 diatas hasil wawancara dengan 36 responden dapat dilihat
bahwasanya pendapatan keluarga dari pemilik maupun karyawan home industry
kerupuk udang kayu api adalah, sebanyak 8 atau 22% responden memiliki
pendapatan perbulan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000, sebanyak 13 atau 36%
responden memiliki pendapatan perbulan Rp 1.600.000 – Rp 2.000.000, sebanyak
11 atau 31% responden memiliki pendapatan perbulan Rp 2.100.000 – Rp
2.500.000, sebanyak 4 atau 11% responden memiliki pendapatan perbulan Rp
2.600.000 – Rp 3.000.000, Maka dapat disimpulkan bahwasanya pendapatan dari
10
―Wawancara Dengan Pemilik Dan Karyawan,‖ n.d.
5
keluarga pemilik maupun karyawan home industry kerupuk udang kayu api ini
masih sedang.
Penulis juga melakukan wawancara dengan bapak Muhamad Syifak selaku
Staf Pelaksana di Kelurahan Mendahara Ilir. Beliau mengatakan sebagian besar
masyarakat di Kelurahan Mendahara Ilir Kecamatan Mendahara Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yaitu pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan
dengan melakukan penangkapan ikan dan udang di sekitar daerah guna untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan hasil
lautan tersebut masyarakat memproduksi kerupuk yang terbuat dari udang. Salah
satu usaha yang terkenal dari daerah Mendahara Ilir yaitu kerupuk udang kayu
api. Usaha kerupuk udang ini mengalami perkembangan dengan pesat dan
menjadi pilihan usaha yang sangat menguntungkan. Namun, ada beberapa
masalah yang di hadapi dalam home industry kerupuk udang kayu api ini.
Diantaranya adalah, Manajemen yang kurang, Sumber Daya Manusia (SDM),
bahan baku, letak geografis, dan juga askes jalan yang buruk dan jauh juga dari
Kota.11
Menurut petugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) di Kelurahan Mendahara Ilir ada 4 Home Industri kerupuk udang kayu
api. Home Industry ini dapat menambah penghasilan bagi masyarakat sekitarnya,
dengan menjadikan karyawan. Namun sangat di sayangkan Home Industri
kerupuk kayu api dan juga kletek udang ini masih belum bisa mempekerjakan
karyawan dengan jumlah besar, untuk setiap home industri hanya bisa
mempekerjakan karyawan sekitar 8-11 orang saja.12
Tabel 1.2 Informasi Tentang Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
No Nama Usaha (Home
Industri) Tahun Berdiri
Jumlah
Karyawan
1 Aulia 2007 11
2 Cempaka 1 1990 10
3 Cempaka 2 2003 11
4 Surya 2009 8
11
Wawancara dengan Bapak Muhamad Syifak, Staf Pelaksana di Kelurahan Mendahara
Ilir, Pada tanggal 12 April 2021. 12
Wawancara dengan Ibu Kiki, Petugas BKKBN di Kelruahan Mendahara Ilir, n.d.
6
Sumber: wawancara dengan petugas BKKBN
Dari hasil wawancara diatas menerangkan bahwasanya terdapat 4 home
industry di Kelurahan Mendahara Ilir, di setiap Home industrinya hanya dapat
memperkerjakan 8–11 orang saja. Sehingga jumlah keseluruhan orang yang
berkecimpung di home industry kerupuk udang kayu api di kelurahan Mendahara
Ilir ±44 orang dari 6645 jumlah masyarakat Mendahara Ilir.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, mengingat pentingnya
meningkatkan perekonomian keluarga maka peneliti akan mengadakan suatu
penelitian yang berjudul ―PERAN HOME INDUSTRY KERUPUK UDANG
KAYU API DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA DI
KELURAHAN MENDAHARA ILIR, KECAMATAN MENDAHARA,
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR”
B. Identifikasi Masalah
1. Sumber daya manusia meiliki tingkat penididikan yang rendah dan
kurangnya keahlian, mengakibatkan pengembangan ekonomi masih
kurang
2. Akses pemasaran yang memerlukan biaya tinggi, yang menyebabkan
meningkatnya biaya produksi
3. Home industry kerupuk udang kayu api dapat meningkatkan kondisi
sosial dan juga ekonomi keluarga pemilik dan juga karyawan
C. Batasan Masalah
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat kualitatif, maka penulis akan
membatasi ruang lingkup penelitian dan fokus terhadap program, langkah,
strategi, peran dan masalah yang dihadapi home industry Kerupuk Udang Kayu di
Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran home industry Kerupuk udang kayu api dalam
meningkatkan kondisi sosial keluarga di Kelurahan Mendahara Ilir,
Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur?
7
2. Bagaimana peran home industry Kerupuk udang kayu api dalam
meningkatkan kondisi ekonomi keluarga di Kelurahan Mendahara Ilir,
Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur?
3. Apa saja masalah yang dihadapi di home industry Kerupuk udang kayu api
di Desa Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana peran home industy Kerupuk udang kayu
api dalam meningkatkan kondisi sosial keluarga di Kelurahan Mendahara
Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran home industy Kerupuk udang kayu
api dalam meningkatkan kondisi ekonomi keluarga di Kelurahan
Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur.
3. Untuk mengetahui apa saja masalah yang dihadapi di home industry
Kerupuk udang kayu api di Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan
Mendahara, Tanjung Jabung Timur.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penilitian ada 2 manfaat yaitu: manfaat teoritis (untuk
mengembangkan pengetahuan yang berkaitan) dan manfaat praktis (berhubungan
dengan cara pemecahan masalah secara nyata).
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk
mengkaji secara ilmiah untuk mengetahui kewirusahaan, home industry
dan peranannya terhadap perekonomian keluarga sehingga hasilnya dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu kewirusahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat meningkatkan peranannya bagi pengusaha mengenai home
industry supaya meraih suatu kesejahteraan ekonomi.
b. Dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam melihat
prespektif home industry Kerupuk Udang Kayu Api, sehingga perlu
adanya pembangunan dan perlu adanya kebijakan yang mendukung
keberadaan home industry.
8
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi Lima bab, yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
Kajian pustaka pada penelitian proposal ini menjelaskan landasan teori
pendapatan ekonomi keluarga, pemberdayaan. Studi relevan dalam penelitian
proposal ini memuat uraian sistematis tentang penelitian sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB III: METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada penelitian proposal ini menjelaskan objek penelitian,
metode penelitian, jenis dan sumber data dan metode analisis data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan objek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan skripsi, saran, daftar pustaka, dan
lampiran-lampiran yang terkait dengan penelitian.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, DAN STUDI RELEVAN
A. Kerangka Teori
1. Home Industry
a. Pengertian home industry
Menurut Sumoatmojo (1998:179) industri adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah
jadi (manufacturing industry).13
Industri kerupuk udang kayu api termasuk
industri kecil yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dan
pengerjaannya dilakukan di rumah sendiri. Sehingga dapat disebut home
industry dalam arti industri rumah tangga yang dimiliki keluarga dan
dikerjakan di rumah sendiri.
Menurut UU NO 20 Tahun 2008, Usaha Kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.14
Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal
dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal merupakan usaha yang
belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Pengusaha
kecil yang termasuk dalam kelompok ini antara lain petani penggarap,
pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan yang dimaksud usaha kecil
tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang
telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan
budaya.15
13
Lilik Siswanta. SE.MM, ―Kontribusi Home Industry Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Di Desa Wukirsari, Imogiri).‖ 14
―Undang-Undang No 20 Tahun 2008,‖ n.d. 15
Sopiah and Syihabudhin, Manajemen Bisnis Ritel, 1st ed. (Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2008), hlm 210.
b. Kriteria usaha kecil
Berdasarkan Pemenperin No 64 Tentang Besaran jumlah tenaga
kerja dan nilai investasi untuk klasifikasi usaha industri yaitu:16
1) Industri kecil merupakan industri yang memperkerjakan paling
banyak 19 tenaga kerja dan memiliki nilai investasi kurang dari
Rp1.000.000.000,00(satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
2) Tanah dan bangunan tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan tanah dan bangunan yang lokasinya menjadi satu
dengan lokasi tempat tinggal pemilik usaha.
c. Tujuan dan peran Home industry
Tujuan bisnis di rumah sendiri yaitu untuk mencapai keuntungan
dan kesinambungan usaha, sebagaimana layaknya suatu bisnis akan
mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan yang optimum
dengan pengorbanan yang efisien, maka bisnis yang dilaksanakan di rumah
sendiri mempunyai tujuan yang sama.
Tujuan usaha kecil atau home industry juga untuk meningkatkan
kesempatan kerja terutama untuk menyerap mobilitas tenaga kerja dan
meningkatkan pendapatan masyarakat atau keluarga. Industri kecil juga
memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional. Selain dari segi
ekonomi, dari segi sosial, industri juga dapat berperan atau memberikan
manfaat yang juga dapat berperan positif dalam perekonomian. Manfaat
dari industri kecil itu yakni:17
1) Industri kecil dapat menciptakan peluang usaha yang luas dengan
pembiayaan yang relative murah.
2) Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan
mobilisasi tabungan domestik.
3) Industri kecil mempunyai kedudukan yang penting terhadap industri
besar dan sedang.
16
―Pemenperin No 64,‖ n.d. 17
Harimurti Subanar, Managemen Usaha Kecil (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, Fakultas
Ekonomi UGM, 2001), hlm 5.
Usaha kecil dianggap sebagai kegiatan yang tepat dalam
membangun negara yang sedang berkembang, karena:
1) Usaha kecil mendorong munculnya kewirausahaan domestik dan
sekaligus menghemat sumber daya negara.
2) Usaha kecil menggunakan teknologi padat karya, sehingga dapat
menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibanding yang
disediakan oleh perusahaan berskala besar.
3) Usaha kecil dapat didirikan, dioperasikan dan memberi hasil
dengan cepat.
d. Masalah dalam pengembangan home industry
Menurut Kastaman (2003) permasalahan dalam mengembangkan
usaha bidang pangan ini banyak kendala yang dihadapi, mulai dari
ketersediaan bahan baku, aspek kesehatan, periode waktu atau umur
konsumsi hingga cara penanganannya. Penyajian produk pangan yang tidak
memenuhi syarat utama yaitu aspek kesehatan sudah barang tentu tidak
akan menarik di mata konsumen.
Ada beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan dasar dalam
pengembangan produk pangan, antara lain yaitu :
1) Lama konsumsi dari bahan pangan
2) Variabilitas bahan untuk diolah dari satu produk ke produk yang
lain
3) Cara penyimpanan dan penyajian
4) Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan
5) Penampakan produk dalam rangka menarik minat konsumen
6) Aspek lingkungan pemasaran
Semua faktor di atas akan berdampak pada keberhasilan dalam
pemasaran produk kepada konsumen. Idealnya produk pangan yang akan
dipasarkan memiliki umur konsumsi yang lama, mudah diolah menjadi
berbagai macam produk, mudah dalam mengolah dan menyajikannya, tidak
sulit dalam menyajikan kemasannya, memenuhi standar yang berlaku
umum untuk produk pangan terutama yang menyangkut kesehatan dan
dapat dipasarkan di berbagai tempat.
Secara teori, keseimbangan faktor internal dan eksternal haruslah
terjaga agar usaha dapat lebih berkembang. Misalnya, walaupun sistem dan
strategi perusahaan itu sangat baik, namun jika tidak didukung dengan
pembacaan peluang pasar dan perilaku konsumen maka tidak akan dapat
menjaga pasarnya. Begitu pula sebaliknya, jika hanya mengetahui peluang
pasar saja namun tidak didukung dengan sistem dan strategi perusahaan
yang baik, makan perusahaan akan semakin ditinggalkan oleh pasar.
Apalagi, jika keduanya tidak mendukung. Kemungkinan bangkrut sudah
pasti akan menghampiri.18
a) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam usaha itu
sendiri, faktor internal meliputi berikut ini:
1. Sistem manajemen
Pada usaha kecil dan menengah, manajemen sering dianggap
bukan hal yang penting. Padahal, jika sistem manajemen usaha kurang
baik, ibarat sebuah organisasi tanpa adanya peraturan-peraturan yang
jelas. Setiap pihak dapat bertindak semena-mena, yang berkuasa akan
menang, yang lemah akan ditindas, kehancuran dan permasalahan
datang silih berganti.
2. Kurangnya permodalan dan terbatasnya akses pembiayaan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, pada
umumnya karena usaha kecil dan menengah merupakan usaha
perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan
modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas.
3. Kualitas sumber daya manusia (SDM)
Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan
merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan kualitas
18
Kusniawati, ―Manajemen Usaha Kecil‖ (Tangerang: Loka Askara, 2019) hal. 11
SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan
dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen
pengolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang
secara optimal.
b) Faktor eksternal19
1. Pasar
Pasar adalah konsumen dan bagian-bagiannya(distributor,
importir, pedagang kecil, dll). Untuk itu, informasi mengenai pasar
harus dapat kita peroleh sebaik-baiknya. Karena untuk dapat memenuhi
permintaan pasar, sebelumnya kita harus dapat mengetahui kebutuhan
akan pasar tersebut.
2. Peran pemerintah
Bantuan dan peran serta pemerintah dalam usaha kecil dan
menengah sangat diharapkan oleh pengusaha kecil. Jika pemerintah
kurang membantu maka pelaku UMKM tidak hanya bersaing dengan
sesama pelaku UMKM didalam negeri namun juga dari luar negeri.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana usaha
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang
mereka miliki juga tidak cepet berkembang dan kurang mendukung
kemajuan usahanya sebagai mana yang diharapkan. Selain itu, tak
jarang UMKM kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan
usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat
yang kurang strategis.
4. Sifat produk dengan ketahanan pendek
Sebagaian besar produk industry kecil memiliki ciri atau
karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajinan dengan
ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang
dihasilkan UMKM di Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.
19
Ibid hal 15
2. Kesejahteraan
a) Konsep dan Pengertian Kesejahteraan
Welfare atau kesejahteraan, secara umum istilah ini mengacu
kepada “well being” yang berarti kehidupan yang baik meliputi
terciptanya kenyamanan, kebahagiaan, kesehatan, kemakmuran,
keamanan, ketertiban, serta rasa percaya diri dalam menjalankan
kehidupan.20
Kesejahteraan merupakan kemerdekaan tiap individu dari
jeratan kemiskinan, kebodohan serta rasa takut sehingga mampu
memperoleh kehidupan yang aman dan tenteram secara lahiriah.21
Kekayaan dan pendapatan melimpah menurut sudut pandang
ekonomi merupakan tolak ukur kesejahteraan seseorang. Sedangkan
definisi sejahtera menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merujuk pada
situasi yang aman, sentosa, dan makmur. Aman bermakna merdeka dari
bahaya dan gangguan. Hidup yang aman berarti tidak ada rasa takut dan
khawatir dalam menjalani kehidupan. Sentosa bermakna kesukaran dan
bencana tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Sedangkan makmur
bermakna kehidupan yang serba kecukupan dan tidak kekurangan.22
Negara dan kesejahteraan merupakan satu-kesatuan. Tujuan sebuah
Negara adalah mensejahterakan rakyatnya. Maka, konsep Negara
kesejahteraan tidak lepas dari peran Negara, dengan memberikan
pelayanan non-tunai (misalnya, di bidang pendidikan, ketenagakerjaan,
kepolisian, dan kesehatan) ataupun secara tunai yang diberikan langsung
kepada individu penerima manfaat (seperti bantuan kebutuhan pokok,
melahirkan dan sekolah anak, bantuan pra-kerja, dan bantuan pembelian
rumah).23
20Budi Setiyono, Model dan Desain Negara Kesejahteraan (Bandung: Peneribit
Nusantara Cendekia, 2018), hlm. 32.
21
Amirus Sodiq, ―Konsep Kesejahteraan Dalam Islam‖Jurnal Equilibrium, Vol.3, No. 2
(2015), hlm. 384.
22
Diah Mukminatul Hasimi, ―Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (Bpnt) Guna
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam,‖ Jurnal Manajemen
Bisnis Islam, Vol. 1, No. 1 (2020), Hlm. 62.
23
Setiyono, Model Dan Desain Negara Kesejahteraan, hlm. 35-36.
Adapun kesejahteraan memiliki beberapa tahapan-tahapan
sebagaimana yang dirumuskan teori need milik Abraham Maslow bahwa
kesejahteraan memiliki beberapa aspek yang diperoleh secara bertahap dan
berurutan. Tahap pertama, kebutuhan fisik terpenuhi (physioligical needs)
atau kebutuhan pokok (basic needs) seperti pangan, sandang, papan,
pendidikan dan kesehatan. Tahap kedua, kebutuhan akan rasa aman yang
terpenuhi (safety needs). Selanjutnya tahap ketiga, terpenuhinya
kebutuhan sosial (social needs). Tahap keempat, terpenuhinya kebutuhan
akan pengakuan (esteem needs) dan tahap kelima, kebutuhan aktualisasi
diri yang terpenuhi (self actualization needs).24
b) Tujuan Kesejahteraan
Menjamin kebutuhan manusia dalam aspek ekonomi, aspek
kesehatan, kondisi kehidupan yang layak dan untuk mendapatkan
persamaan hak dengan warga negara lainnya, kejernihan berpikir serta
tanpa merasa takut melakukan kegiatan merupakan tujuan kesejahteraan.25
Berikut diantaranya fungsi-fungsi kesejahteraan tersebut antara
lain26
:
1. Fungsi Pencegahan (Preventive)
Dalam upaya pencegahan terlibatnya masyarakat dalam
masalah-masalah sosial baru maka diperlukan adanya penguatan
bagi tiap-tiap individu, keluarga dan masyarakat.
2. Fungsi Penyembuhan (Curative)
Salah satu persoalan yang dialami masyarakat diantaranya
ketidakmampuan fisik, emosional dan persoalan lainnya. Upaya
yang dilakukan untuk menghilangkan persoalan tersebut dengan
melakukan fungsi penyembuhan
24Naerul Edwin Kiky Aprianto, ―Kontruksi Sistem Jaminan Sosial dalam Perspektif
Ekonomi Islam,‖ Economica: Jurnal Ekonomi Islam 8, no. 2 (31 Oktober 2017): hlm. 239.
25
Rohiman Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Jakarta: AMZAH, 2016),
hlm. 37.
26
Hasimi, “Jurnal Manajemen Bisnis Islam,” hlm. 67.
3. Fungsi Pengembangan (Development)
Dalam mewujudkan kesejahteraan dalam masyarakat
diperlukan proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan
sumber-sumber daya sosial yang tepat dan efisien dalam masyarakat.
4. Fungsi Penunjang (Supportive)
Hal-hal lain yang sekiranya terkait demi keberhasilan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat maka termasuk dalam fungsi
ini
c) Jenis-jenis Masalah Kesejahteraan
Ada lima jenis kendala, yang merupakan pokok dari masalah
kesejahteraan, sebagai berikut27
:
1. Ketidakmandiriian dalam aspek ekonomi
2. Ketidakmampuan dalam beradaptasi
3. Memburuknya kondisi kesehatan
4. Kurang atau tidak adanya sarana hiburan serta pengisian waktu
senggang
5. Kurang baiknya kondisi sosial, pelayanan dan pengelolaan
kekayaan
d) Kesejahteraan dan Kemiskinan
Kesejahteraan dan persoalan kemiskinan saling terkait satu dengan
yang lainnya. Dalam teori dan prakteknya kesejahteraan dan kemiskinan
memiliki hubungan yang berkorelasi negatif. Kesejahteraan merupakan
kondisi tercukupinya/terpenuhinya kebutuhan seseorang secara lahir dan
batin sehingga individu dapat menjalani kehidupan secara wajar.
Sedangkan kemiskinan sebaliknya, merupakan kondisi
kekurangan/ketiadaan kebutuhan sehingga individu tidak dapat untuk
menjalani hidup secara wajar.28
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup dalam skala
minimum merupakan konotasi kemiskinan. Pendidikan, pendapatan,
27Notowidagdo, Pengantar Kesejahteraan Sosial, hlm. 113.
28
Setiyono, Model dan Desain Negara Kesejahteraan, hlm. 50.
lokasi, keterbatasan akses kesehatan, keuangan dan pelayanan publik
menjadi faktor yang mendominasi timbulnya persoalan kemiskinan.29
Persoalan kemiskinan merupakan persoalan yang tidak bisa lepas dari
manusia. Dampak dari persoalan tersebut meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia tidak hanya aspek ekonomi saja.30
Pendidikan yang
rendah, kesehatan yang buruk, dan tidak memiliki kemampuan untuk
berkontribusi dalam pembangunan serta memunculkan beragam persoalan
lainnya yang merupakan bagian dari kompleksnya masalah kemiskinan.31
Peningkatan angka untuk kesejahteraan akan menurunkan angka
kemiskinan, terbukti dalam bentuk terpenuhinya kebutuhan dasar setiap
warga. Kesejahteraan juga mendorong persamaan hak dan mengurangi
kesenjangan sosial.32
Kemiskinan dapat dibagi dalam dua bentuk, diantaranya33
:
Pertama, kemiskinan absolut. Apabila pendapatannya berada dibawah
garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum atau kebutuhan pokok termasuk pangan, sandang, papan,
kesehatan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
Kedua, kemiskinan relatif. Kemiskinan yang diukur berdasarkan
perbandingan antar kelompok. Sehingga memunculkan definisi yang
beragam terkait kemiskinan. Seperti, kelompok yang dianggap miskin di
suatu Negara, di Negara lain justru dianggap kaya.
29Sarah Nita Hasan dan Bambang Juanda, ―Analisis Sebaran dan Faktor Penyebab
Kemiskinan di Kabupaten Bandung Barat,‖ Jurnal Agribisnis Indonesia(Journal of
IndonesianAgrsiness), hlm. 78.
30Deysy Lendentariang, Daisy S M Engka, dan Krest D Tolosang, ―Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan Di
Kabupaten Kepulauan Sangihe,‖ Jurnal Berkalailmiah Efisiensi,Vol. 19, No. 02 (2019), hlm. 24.
31
Novi Mubyarto, ―Analisis Determinan Kemiskinan di Sumatera,‖ Jurnal Development,
2014, hlm. 42.
32
Kahfi Septian Mawarni, ―Pengaruh Implementasi Program Keluarga Harapan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat oleh Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Ciomas Kecamatan
Panjalu Kabupaten Ciamis,‖Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara,Vol. 6 (2019), hlm.
56.
33
Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah. (Jakarta:
Rajawali Pers, PT Rajagrafindo Persada (Divisi Buku Perguruan Tinggi), 2016), hlm. 68-69.
e) Indikator Kesejahteraan
Dalam melakukan evaluasi apakah sebuah masyarakat sudah
sejahtera atau belum maka diperlukan standarisasi atau indikator. Berikut
merupakan indikator-indikator kesejahteraan menurut berbagai sudut
pandang diantaranya sebagai berikut:
1. Indikator kesejahteraan menurut BKKBN
Pentahapan keluarga sejahtera dibagi menjadi lima tahap, yaitu34:
a) Keluarga Pra- Sejahtera (sangat Miskin) merupakan keluarga yang
belum memnuhi indicator tahapan Keluarga Sejahtera 1.
b) Keluarga Sejahtera I (miskin) merupakan keluarga yang baru dapat
memenuhi indikator-indikator berikut:
- Makan dua kali sehari atau lebih
- Mempunyai pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan berpergian
- Rumah memiliki atap, lantai, dinding yang layak
- Mampu membawa anggota keluarga sakit ke sarana kesehatan
- Mampu pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi apabila pasangan
usia subur ingin ber KB
- Semua anak usia 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah
c) Tahapan Keluarga Sejahtera II, merupakan keluarga yang sudah
dapat memenuhi indikator tahapan Keluarga Sejahtera 1 dan
indikator tambahan berikut35
:
- Anggota keluarga mampu menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
- Minimal seminggu sekali seluruh anggota keluarga makan
daging/telur
- Seluruh anggota keluarga mendapatkan paling kurang satu pasang
pakaian baru dalam setahun
34
Ali Khomsan dan dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), hlm. 14-16. 35
Khomsan dan dkk, hlm. 14-16.
- Luas lantai rumah paling kurang 8 m²
- Tiga bulan terakhir keluarga yang bekerja mendapat penghasilan
- Minimal seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
mendapat penghasilan
- Seluruh anggota keluarga usia 10-60 tahun bisa membaca tulisan
latin
- Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih KB
d) Tahapan Keluarga Sejahtera III merupakan keluarga yang sudah
memenuhi indikator tahapan Keluarga Sejahtera I & II serta
indikator tambahan berikut:
- Keluarga berusaha menambah pengetahuan agama
- Sebagian penghasilan keluarga ditabung
- Keluarga mampu makan bersama dan minimal seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi
- Keluarga berkontribusi dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
tempat tinggalKeluarga mampu mengakses informasi dari surat
kabar/majalah/radio/tv
e) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus merupakan keluarga yang
memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I, Keluarga
Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan indikator tambahan
berikut36
:
- Keluarga secara berkala dengan suka rela memberikan donasi
materiil untuk kegiatan sosial
- Ada anggota keluarga yang aktif terlibat sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat
2. Indikator kesejahteraan menurut ekonomi konvensional
Indikator kesejahteraan menurut Fahrudin dalam Mawarni untuk
menggapai kehidupan yang sejahtera, dengan indikator-indikator sebagai
berikut37:
36
Khomsan dan dkk, hlm. 14-16.
37
Mawarni, “Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara,” hlm. 60.
a) Terpenuhinya kebutuhan pokok (sandang, pangan,dan papan).
b) Terwujudnya pendidikan sesuai dengan standar nasional yaitu,
minimal wajib belajar 12 Tahun dan maksimal hingga perguruan
tinggi.
c) Masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.
d) Terciptanya hubungan yang harmonis dengan lingkungan.
3. Peningkatan Ekonomi Keluarga
a. Pengertian peningkatan ekonomi keluarga
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun
berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang
dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu.
Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup
dan penghidupan seseorang secara langsung mapun tidak langsung.
Pendapatan terdiri atas upah, gaji, sewa, deviden, keuntungan dan
merupakan suatu arus yang diukur dalam jangka waktu tertentu misalnya:
seminggu, sebulan, setahun atau jangka waktu yang lama. Arus pendapatan
tersebut muncul sebagai akibat dari adanya jasa produktif (Productive
service) yang mengalir ke arah yang berlawanan dengan aliran pendapatan
yaitu jasa produktif yang mengalir dari masyarakat ke pihak bisnis yang
berarti bahwa pendapatan harus didapatkan dari aktivitas produktif
Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Aikonomia, yang berdiri
dari dua kata yaitu aikos yang artinya rumah tangga dan nomos yang
artinya pengurus atau pengatur. Oleh karena itu, ekonomi mengacu pada
aturan-aturan yang mewujudkan kebutuhan hidup manusia didalam rumah
tangga atau negara dalam bentuk kegiatan manusia yang berkaitan dengan
produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa.38
Ekonomi keluarga ialah suatu usaha rumah tangga yang memberi
pengetahuan, keterampilan serta menumbuhkan kepercayaan diri serta
kemauan kuat dalam diri seseorang, sehingga mampu membangun suatu
38
M.M Subandi, Ekonomi Pembangunan (Bandung: Alfabeta, 2016).Hlm.14
kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik dengan kekuatan sendiri dalam
mencukupi kebutuhan manusia.39 Perekonomian yang diselenggarakan oleh
rakyat adalah perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan
kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian
mereka sendiri. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi
dalam mekanisme pasar yang benar.
b. Faktor yang mempengaruhi peningkatan ekonomi keluarga
Kondisi ekonomi keluarga dapat dilihat melalui status sosial
ekonomi dan beberapa indikator yang dapat mempengaruhi yaitu:
1) Pekerjaan
Manusia adalah makhluk yang berkembang dan aktif. Manusia
dikenal sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari sandang, papan, serta
memenuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikkan tinggi, kendaraan,
alat hiburan dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk menetukan status
sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaannya, maka jenis pekerjaan
dapat diberi batasan sebagai berikut:
a) Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli
jenis, pemimpin manajemen dalam suatu instansi baik
pemerintah maupun swasta.
b) Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang
penjualan dan jasa.
c) Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu buruh dan operator alat
angkut atau bengkel.
2) Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam hal ini,
pendidikan dapat bermanfaat seumur hidup manusia. Melalui
pendidikan, diharapkan seseorang dapat membuka pikiran untuk
39
Tarigan Robinson, Ekonomi Tarigan, Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014). Hal 79
menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi
maupun berupa ide-ide baru, serta cara berfikir secara ilmiah untuk
kelangsungan hidup dan kesejahteraan diri, masyarakat dan tanah
airnya.
3) Pendapatan
Pendapatan keluarga adalah pendapatan suami dan istri serta
anggota keluarga lain dari kegiatan pokok maupun tambahannya.
Pendapatan sebagai ukuran kemakmuran yang telah dicapai oleh
seseorang atau keluarga pada beberapa hal merupakan faktor yang
cukup dominan untuk mempengaruhi keputusan seseorang atau
keluarga terhadap suatu hal. Pendapatan keluarga berperan penting,
karena pada hakekatnya kesejahteraan keluarga sangat tergantung pada
besar kecilnya pendapatan keluarga. Pendapatan berdasarkan kamus
ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji,
upah sewa, bunga, laba dan lain Sebagainya Pendapatan tersebut
biasanya dialokasikan untuk konsumsi, kesehatan maupun pendidikan
dan kebutuhan lainnya nyang bersifat material. Indikator pendapatan
dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Rendah < Rp. 1.000.000
b) Sedang Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000
c) Tinggi > Rp. 5.000.000
4) Jumlah Tanggungan Orang Tua
Jumlah tanggungan orang tua yaitu berapa banyak anggota
keluarga yang masih bersekolah dan membutuhkan biaya pendidikan.
Proses pendidikan anak dipengaruhi oleh keadaan keluarga sebagai
berikut:
a) Ekonomi orang tua yang banyak membantu perkembangan dan
pendidikan anak.
b) Kebutuhan keluarga, kebutuhan keluarga yang dimaksud yaitu
kebutuhan dalam struktur keluarga adanya ayah, ibu dan anak.
c) Status anak, apakah anak tunggal, anak kedua, anak bungsu,
anak tiri, atau anak angkat.
5) Pemilikan
Kepemilikan barang berharga juga dapat digunakan untuk
ukuran ini. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang berharga
seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu
mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin
dihormati oleh orang-orang disekitarnya. Apabila seseorang memiliki
tanah sendiri, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer, televise
dan tipe biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya.
Apabila seseorang belum mempunya rumah dan menempati rumah
dinas, punya kendaraan, televisi, tipe mereka termasuk golongan
sedang. Sedangkan apabila seseorang memiliki rumah kontrakan,
sepeda dan radio mereka termasuk golongan biasa.
c. Konsep peningkatan ekonomi keluarga
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diarahkan untuk bergerak di
tingkat memenuhi kebutuhan pasar dometsik maupun untuk mendukung
daya saing pelaku usaha besar dalam memasuki pasar global, melalui usaha
subcontracting atau membangun keterkaitan antar industri (forward dan
backward linkage) sehingga terjadi efesiensi dan daya saing. Ada beberapa
alsan penting, mengapa UKM berpotensi dalam ikut mendorong kekuatan
ekonomi nasional. 40 Pertama, UKM jumlahnya sangat besar dan
mendominasi pelaku dunia usaha nasional.
Terdapat dihampir semua sektor usaha dan tersebar di seluruh
pelosok nusantara. Hal ini sangat penting artinya menjadikan usaha kecil
dan menengah sebagai wahana mempercepat proses pemerataan baik antar
sektor maupun antar wilayah. Kedua, UKM pada umumnya sangat bersifat
fleksibel, mudah menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan karena
skala usahanya tidak terlalu besar. Sifat fleksibelitas usaha kecil dan
menengah ini menempatkan dirinya mampu berperan sebagai katup
40
Rafiq Aunur, Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan (Jakarta, 2014). Hlm 128
pengaman pada saat ekonomi dilanda krisis. Ketiga, karena jumlahnya
yang sangat besar dan penyebabnya sangat luas, UKM merupkan
penyerapan tenaga kerja dan penyedia lapangan kerja yang terbesar pula.
Dalam ukuran relatif, UKM harus diakui banyak menyerap tenaga kerja,
tetapi secara absolut usaha skala besar maupun lebih banyak. Keempat
UKM cukup efesien terutama dalam melakukan kegiatan-kegiatan
subcontracting.
UKM memiliki potensi yang sangat besar dalam rangka menopang
usaha-usaha berskala besar melalui skema subcontracting sehingga usaha-
usaha kecil dan menengah dapat mendukung proses industrialisasi. Kelima
pengembangan UKM sangat terkait dengan upaya-upaya pemecahan
masalah-masalah ekonomi masyrakat seperti permasalahan kemiskinan,
pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan.
Usaha kecil dan menengah memiliki potensi besar dan dapat
mendukung usaha besar melalui rencana subkontrak untuk memungkinkan
mereka mendukung proses industrialisasi. Pengembangan kelima UKM ini
erat kaitannya dengan upaya penyelesaian masalah ekonomi masyarakat
seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja.
4. Modal
Modal merupakan sumber-sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang
dibuat oleh manusia. Kadang-kadang modal dilihat dalam arti uang atau
dalam arti keseluruhan nilai dari sumber-sumber ekonomi non-manusiawi.
Itulah sebabnya bila menunjuk pada modal dalam arti luas dan umum, akan
dimasukkan semua sumber ekonomi diluar tenaga kerja. Dalam pengertian
ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor
produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru.41
Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam produksi,
sehingga tanpa adanya modal, produsen tidak dapat menghasilkan barang/
jasa. Modal adalah sejenis daya beli, atau dapat menciptakan tenaga untuk
41
Aprilliyanti Sarwanti and Leonardo Budi HSE Mm, ―Pengaruh Modal Usaha, Biaya
Bahan Baku Dan Tenaga Kerja Terhadap Kinerja Usaha Industri Tahu Di Kabupaten Sukoharjo,‖
n.d., 8.
proses produksi, tanpa modal tidak mungkin menghasilkan dan
mengembangkan usaha.42
Dalam Islam modal haruslah bersumber dari
sesuai dengan syariat islam sehingga dapat tercapai suatu kebaikan dalam
aktivitas produksi dan tercapainya maslahah.
Dalam Al quran Surat Al-Imran Ayat 14:
القاطيس الثيي خ هي الساء الخيل شيي للاض حة الش ح الفض طسج هي الرة الوق
ب حسي الوا د عالل يا ج الد لك هراع الحي الحسز ذ عام ال هح الوس
Artinya:
―Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap
apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta
benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Al-Imran 03:14).
Pada ayat ini dapat kita ketahui bahwa dijadikan indah bagi manusia
kecintaan kepada harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda. Yang mana
bentuk harta ini berupa emas, perak, binatang ternak, sawah, ladang dan
lain-lain, yang semua itu merupakan sesuatu yang diinginkan dan dicintai
oleh manusia. Kecintaan kepada materi (wanita, anak-anak, harta benda)
merupakan sifat dasar manusia karena berkaitan dengan kebutuhan, hanya
saja kita tidak boleh terlalu menuruti hawa nafsu dalam memenuhi
kebutuhan dunia sehingga melupakan kehidupan akhirat. Harta benda
merupakan kebutuhan lahir manusia. Jadi harta disini merupakan modal
bagi kita untuk mencari keuntungan, namun tidak boleh berlebihan yang
menyebabkan lalai terhadap perintah-Nya. Maka jadikanlah sebagai modal
untuk kesejahteraan dunia serta akhirat.
5. Produksi
Produksi Dalam bahasa Arab yaitu al-intaj dari akar kata nataja,
yang berarti mewujudkan atau mengadakan sesuatu, atau pelayanan jasa
yang jelas dengan menuntut adanya bantuan penggabungan unsur- unsur
produksi yang terbingkai dalm waktu yang terbatas. Produksi adalah
42
―Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam | Turmudi | Islamadina: Jurnal Pemikiran
Islam,‖ accessed January 5, 2021,
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/ISLAMADINA/article/view/1528.
menciptakan manfaat atas suatu benda. Secara terminologi, kata produksi
berarti menciptakan dan menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.
Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau
lebih dari semula.43
Dalam Al-Qur’an Surat al-Hadid ayat 25, Allah berfirman:
م الاض تالقسظ الويصاى ليق ة صلا هعن الكر ا د صلا الحديد لقد ازسلا زسلا تالثي ا
ق تالغية اى الل زسل صس هي ي ليعلن الل هافع للاض تأض شديد ي عصيص في
Artinya:
―Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-
bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca
(keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami menciptakan besi
yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan
agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-
Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat,
Mahaperkasa‖. (Al-Hadid [57] :25)44
Kata ―anzalna‖ (turunkan) memiliki arti menciptakan atau
menampakkan sesuatu yang tadinya tidak tampak. Pada catatan kaki,
Quraish menyebutkan penemuan ilmu astronomi modern mengenai logam
besi yang berada di bumi diturunkan dari bintang-bintang di angkasa luar
(Shihab, 2013: 541). Merujuk kepada Tafsir al-Muntakhab (Shihab, 2000:
14, 48-49), besi memiliki keistimewaan yang dapat menunjang peradaban
manusia, merupakan logam yang paling sesuai untuk bahan senjata, dan
bahan baku berbagai macam industri berat dan ringan., serta termasuk zat
atau komponen yang dibutuhkan oleh tumbuhan, hewan dan manusia. Hal
ini memberikan isyarat kepada manusia untuk senantiasa menggali ilmu
pengetahuan dan melakukan produksi akan hal-hal yang dimaksud secara
baik untuk meningkatkan teknologi.45
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan
distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasilkan barang dan jasa,
43
riyani Fitri Lubis, “Wawasan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dan Hadis Tentang Produksi,‖ n.d. 44
Al-Quran, Al-Quran, Al Hadid[57]:25. 45
Istianah and Mintraga Eman Surya, ―Terjemah Al-Quran Quraish Shihab Pada Ayat
Produksi, Distribusi, Dan Konsumsi,‖ September 2020 20 (n.d.): 120.
kemudian dikonsumsi oleh para konsumen.46
Tanpa produksi maka kegiatan
ekonomi akan berhenti, demikian pula sebaliknya. Pada umumnya faktor
produksi ini terdiri atas alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan.
Keempat faktor produksi ini bekerjasama satu dengan lainnya, untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Pada prinsipnya kegiatan produksi, sebagaimana konsumsi, terikat
sepenuhnya dengan syariat Islam. KahfMendefinisikan kegiatan produksi
dalam prespektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak
hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk
mencapai tujuan hidup sebagaimana di gariskan dalam agama islam yaitu
kebahagaian dunia dan akhirat.47
Pada ekonomi Islam, produksi juga merupakan bagian terpenting
dari aktivitas eknomi bahkan dapat dikatakan sebagai salah satu dari rukun
ekonomi disamping konsumsi, distribusi, infak, zakat, nafkah dan sedekah.
Produksi dalam presfektif Islam bukan hanya beriontasi untuk memperoleh
keuntungan yang sebanyak-banyaknya namun yang paling utama adalah
kemaslahatan individu dan masyarakat secara berimbang. Dengan kata lain
ada yang menyatakan bahwa pertimbangan produsen juga buka semata pada
hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan teknis dengan
output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (non teknis) yang ada
pada sumber daya maupun output.48
Dari pengertian diatas maka tujuan produsen bukan mencari
keuntungan maksimum belaka, sebagaimana dalam kapitalisme, namun
demi luas dari pada itu. Karena pada dasarnya produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimaanfaatkan oleh
konsumen, maka tujuan produksi adalah sejalan dengan tujuan dari
konsumsi itu sendiri. Sebagaimana telah diketahui, konsumsi seorang
muslim dilakukan untuk mencari falah, demikian pula produksi dilakukan
46
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, Pertama (Yogyakarta: Ekonisia,
2003), hlm 119. 47
Anto, hlm 155. 48
lubis, ―Wawasan Ayat-Ayat Al-Qur‟an Dan Hadis Tentang Produksi.‖
untuk menyediakan barang dan jasa guna mencapai falah tersebut.
Pengertian seperti ini membawa implikasi yang mendasar bagai kegiatan
produksi dan perekonomian secara keseluruhan. Beberapa implikasi
mendasar ini antara lain:49
a. Pertama, seluruh kegiatan produksi terikata pada tatanan nilai moral dan
tekhnikal yang islami, sebagaimana juga dalam kegiatan konsumsi. Sejak
dari kegiatan mengorganisasi factor produksi, proses produksi hingga
pemasaran dan pelayanana kepada konsumen semuaya harus mengikuti
moralitas islam. Sebagaimana telah disampaikan dalam sebelumnya,
terdapat lima jenis kebutuhan yang di pandang bermanfaat untuk
mencapai falah, yaitu kehidupan (life, an nafs) harta material ( property,
al maal) kebenaran ( faith, ad dien), ilmu pengetahuan ( science, al aql,
al „ilmu) dan kelangsungan keturunan ( posterity, an nasl). Lima jenis
kebutuhan inilah yang seharusnya diinginkan dalamproduksi
b. Kedua, kegiatan produksi harus memperhatikan aspek social
kemasyarakatan. Kegiatan produksi harus menjaga nilai-nilai
keseimbangan dan harmoni dengan lingkungan sosial dan lingkungan
hidup dalam masyarakat, sehingga terdapat keselarasan dengan
pembangunan masyarakat dalam skala yang lebih luas. Selain itu,
masyarakat juga berhak menikmati hasil produksi secara memadai dan
berkualitas. Jadi, produksi bukan hanya menyangkut kepentingan para
produsen (stockholders) saja, tetapi juga kepada masyarakat secara
keseluruhan ( stakeholder)
c. Ketiga, permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan
(scarcity) saja, tetapi lebih kompleks. Masalah ekonomi muncul bukan
karena adanya kelangkaan sumberdaya ekonomi utnuk pemenuhan
kebutuhn manusia saja, tetapi juga disebabkan oleh kemalasan (lazynees)
dan pengabaian optimalisasi (idleness) segala anugrah Allah, baik dalam
bentuk sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sikap tersebut
49
Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, hlm 156.
dalam Al-Quran sering disebut sebagai kezaliman atau aniaya atau
pengingkaran terhadap nikmat Allah SWT.
6. Akad
a. Pengertian Akad
Pengertian akad al-aqdu merupakan mashdar dari kata „aqada.
Secara bahasa, „aqada adalah perjanjian yang tercatat atau kontrak. Akad
dalam bahasa arab, al-aqad, jamaknya al-uqud, berarti ikatan atau
mengikat al-rabth. Menurut terminology hukum islam, akad adalah
pertalian antara penyerahan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang
dibenarkan oleh syari’ah yang menimbulkan akibat hokum terhadap
objeknya.50
b. Macam-macam Akad
Pembagian akad dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi tujuannya
dan segi jenisnya. Dilihat dari segi tujuannya akad terbagi menjadi dua
bagian, yaitu akad tabarru‟ dan akad tijarah. Akad tabarru‟ adalah akad
yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan, tolong-menolong, dan tidak
untuk mencari keuntungan. Contohnya adalah hibah, wakaf, hadiah,
pinjam—eminjam (qord). Adapun akad tijarah adalah akad yang
tujuannya adalah untuk mencari keuntungan (kelebihan), contohnya akad
jual beli, sewa-menyewa (ijarah) dan akad kerja sama, seperti
mudharabah dan musyarakah. Dari segi jenisnya, akan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu akad musammah dan akad ghair musammah.
Dari segi tujuanya atau tidaknya kompensasi (imbalan), akad
dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut:51
1. Akad Tabarru’
Akad tabarru‟, yaitu perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak
ditujukan untuk memperoleh profit. Tujuannya untuk tolong
menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Pada hakikatnya, transaksi
ini bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil.
50 Neneng Nurhasanah, Mudhrabah Dalam Teori Dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), hlm 36.
51 Nurhasanah, hlm 43.
Tabarru‟ berasal dari kata birr dalam bahasa Arab yang berarti
kebaikan,
2. Akad Tijarah
Akad tijarah, yaitu yang tujuannya untuk mencari keuntungan,
contohnya akad jual beli dengan perolehan keuntungan berdasarkan
margin, sewa perolehan keuntungan dengan imbalan, akad
mudharabah dan musyarakah dengan prinsip bagi hasil. Akad
tijarah/muawalah (compensantional contract) adalah segala macam
perjanjian menyangkut transaksi untuk laba (for profit transaction).
Akad ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari keuntungan, karena
itu bersifat komersial.
c. Rukun dan Syarat Akad
Suatu akad dinilai sesuai dengan syari’ah apabila terpenuhi
ketentuan rukun dan syaratnya. Dalam menetapkan rukun akad, terdapat
perbedaan dikalangan ulama. Ulama hanafiyah berpendapat, bahwa
rukun akad adalah ijab dan qabul. Orang (pihak-pihak) yang berakad atau
hal-hal lainnya yang menunjang terjadinya akad tidak dikategorikan
rukun akad sebab keberadaannya sudah pasti. Ulama lain berpendapat,
bahwa akad memiliki tiga rukun, yaitu sebagai berikut.
1. Orang yang berakad („Aqid)
Orang/pelaku akad, yaitu para pihak yang melakukan akad yaitu
penjual dan pembeli. Pihak yang melakukan akad harus memenuhi
syarat, yaitu orang yang merdeka, mukalaf, dan sehat akalnya.
Kedudukan „aqidain adalah sebaga subjek hokum yang melakukan
tindakan hokum.
2. Objek akad/ sesuatu yang diakadkan (Ma‟qud Alaih)
Objek akad merupakan sebuah konsekuensi yang harus ada sebagai
akibat dilakukannya suatu transaksi. Objek jual-beli adalah barang
dagangan. Objek mudharabah dan musyarakah adalah modal dan
kerja. Objek sewa menyewa adalah manfaat atas barang yang
disewakan dan seterusnya.
3. Shigat, yaitu Ijab Qabul
Shigat adalah pernyataan untuk mengikatkan diri. Shigat merupakan
kesepakatan dari para pelaku dan menunjukkan mereka saling ridha.
Tidak sah suatu transaksi apabila ada salah satu pihak yang terpaksa
melakukannya.
Dengan demikian, apabila terdapat penipuan (tadlis), paksaan
(ikhrah) atau ketidaksesuaian objek akad, maka akan dapat menjadi batal
walaupun ijab qabul telah dilaksanakan karena smua hal tersebut dapat
menimbulkan ketidakrelaan salah satu pihak.
Adapun berkaitan dengan syarat akad, para ulama fiqh menetapkan
syarat umum yang harus dipenuhi oleh suatu akad. Di samping itu, setiap
akad juga memiliki syarat-syarat khusus. Misalnya, akad jual-beli,
mudharabah, wadi'ah, dan memiliki syarat-syarat tersendiri yang harus
dipenuhi selain syarat-syarat umum. Syarat-syarat umum suatu akad
adalah sebagai berikut.
1. Ahliatul „aqidaini
Pihak-pihak yang berakad itu telah cakap berbuat hukum (mukallaf),
jika belum cakap berbuat hukum, maka harus dilakukan oleh walinya.
Misalnya, anak kecil atau orang gila.
2. Objek akad diakui oleh syara‟
Objek akad ini terdapat beberapa syarat antara lain: berbentuk harta,
dimiliki oleh seseorang, dan bernilai harta menurut syara'. Jika objek
akad itu sesuatu yang tidak bernilai harta dalam Islam, seperti khamar,
maka akadnya tidak sah.
3. Akad tidak dilarang oleh nash (ayat Al-Qur’an atau Hadist) syara‟
Seperti bai' mulamasah, bai' ghurur yang disebut dalam kitab-kitab
hadis. Hal yang termasuk dilarang adalah akad seorang wali
(pengelola anak kecil) untuk menghibahkan harta anak kecil karena
melakukan suatu akad yang sifatnya menolong semata (tanpa imbalan)
terhadap harta anak kecil tidak diperbolehkan syara'. Apabila wali
menghibahkan harta anak kecil yang berada di bawah
pengampuannya, maka akad itu batal menurut syara'.
4. Akad memberi manfaat ( kaunul aqni mufidan)
Sebagai contoh kasus, suami memberikan upah kepada istrinya untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga, padahal pekerjaan rumah tangga
merupakan kewajiban istri. Oleh sebab itu, istri tidak berhak menuntut
upah untuk pekerjaan rumah tangga yang menjadi kewajibannya.
Inilah yang dimaksud para ulama fiqh dengan syarat akad harus
bermanfaat.
5. Ijab berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi qabul)
Pernyataan ijab harus tetap utuh dan sahih sampai terjadinya qabul.
Apabila ijab tidak utuh dan sahih lagi ketika qabul diucapkan, maka
akad tersebut tidak sah. Apabila si mujib menarik kembali ijabnya
sebelum qabul maka batallah ijab-nya. Hal ini banyak dijumpai dalam
suatu akad yang dilangsungkan melalui tulisan.
7. Konsep Maqasid Syariah
Maqasid syariah berasal dari dua kosa kata yaitu al-maqasid dan al-
syariah. Al-maqasid merupakan bentuk jamak yang asal kata al-maqsad
yang bermakna sebagai arah dan tujuan. Secara etimologi, syariah memiliki
makna jalan menuju mata air, syariah merupakan asal kata syara'a, yasyri'u,
syar'an, diartikan sebagai dimulainya pelaksanaan dalam bekerja.
Dalam pandangan Abu Ishaq al-Syatibi maqasid syariah dikembang
secara luas dan sistematis, dalam ungkapannya sesungguhnya Syari'
pembuat hukum yaitu Allah SWT menetapkan hukum bertujuan untuk
kemaslahatan hamba-hambaNya untuk kehidupan masa sekarang dan masa
depan.52
Konsep kebutuhan dasar dalam Islam bersifat sangat dinamis
mengacu pada tingkat keadaan ekonomi pada masyarakat. Pada tingkat
52
Agus Alimuddin, ―Etika Produksi Dalam Pandangan Maqasid Syariah,‖ Nizham
Journal of Islamic Studies 8, no. 01 (May 19, 2020): hlm 120,
https://doi.org/10.32332/nizham.v8i01.1720.
keadaan ekonomi tertentu barang yang tadinya dikonsumsi karena motivasi
keinginan, pada tingkat keadaan ekonomi lebih baik, barang tersebut telah
berubah menjadi kebutuhan. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh: Al-
Syathibi, rumusan kebutuhan manusia dalam Islam terdapat tiga jenjang,
yaitu:53
a. Kebutuhan Dharuriyat
Merupakan maqasid yang tingkat kebutuhannya harus terpenuhi
atau bisa disebut sebagai kebutuhan yang utama. Apabila dalam hal ini
kebutuhannya tidak bisa tercukupi, maka tidak akan tercipta
kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh manusia baik untuk saat ini
maupun di akhirat kelak. Memelihara agama (hifdzu ad-dien), jiwa
(hifdzu an-nafs), akal (hifdzu al-aql), keturunan (hifdzu an-nasl), dan
harta (hifdzu al-maal). 54
b. Kebutuhan Hajiyyat
Yaitu maslahat yang bersifat sekunder, yang diperlukan oleh
manusia untuk mempermudah dalam kehidupan dan menghilangkan
kesulitan maupun kesempitan.55
Adanya rukhsah (ringan) sebagai hukum
yang digunakan untuk mengurangi beban terhadap kebutuhan ini, adanya
kehadiran syariat Islam untun mengurangi kesulitan ini.56
c. Kebutuhan Tahsiniyat
Tahsiniyat, kebutuhan ini apabila tidak terpenuhi tidak mengancam
eksistensi salah satu dari lima unsur pokok dan tidak pula menimbulkan
kesulitan, maqasid ini tingkat kebutuhannya hanya sebagai pelengkap
lima unsur pokok kehidupan manusia.57
Tahsiniyat, yaitu maslahat yang merupakan tuntutan muru'ah
(moral), dan itu dimaksudkan untuk kebaikan dan kemuliaan. Jika ia
53
Heru Juabdin Sada, ―Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Perspektif Pendidikan Islam,‖
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (November 17, 2017): hlm 217,
https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i2.2126. 54
Alimuddin, ―Etika Produksi Dalam Pandangan Maqasid Syariah,‖ hlm 121. 55
Zainur Zainur, ―Konsep Dasar Kebutuhan Manusia Menurut Persfektif Ekonomi Islam,‖
Jurnal An-Nahl 7, no. 1 (June 29, 2020): hlm 42. 56
Alimuddin, ―Etika Produksi Dalam Pandangan Maqasid Syariah,‖ hlm 121. 57
Alimuddin, hlm 121.
tidak ada, maka tidak sampai merusak ataupun menyulitkan kehidupan
manusia. Maslahat Tahsiniyat ini diperlukan sebagai kebutuhan
tersieruntuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.58
B. Studi Relevan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Alat
Analiisis Kesimpulan
1 Riski
Ananda
Peran Home
Industri dalam
meningkatkan
Ekonomi
Keluarga
(Studi Kasus
Home Industry
Keripik Di
Kelurahan
Kubu Gedang)
Kualitatif Hasil penelitian
bahwa home industry
di kelurahan Kubu
Gadang sudah
berjalan dengan baik
karena tidak hanya
ekonomi para pemilik
industri usaha saja
yang meningkat akan
tetapi masyrakat
sekitar juga tergolong
baik akan adanya
home industry
tersebut, penelitian ini
lebih meniliti di
strategi adaptasi dan
jaringan sosial.
Perbedaan penelitian
saya yaitu, terletak
pada objek penelitian
dan juga mengetahui
peran dari home
industry nya.
2 Siti
Susana
Peranan Home
Industri Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
Menurut
Perspektif
Ekonomi Islam
(Studi Kasus
Kualitatif Hasil penelitian ini
yaitu home Industri
sudah berjalan baik,
dan mampu
membantu
pendapatan. Dan
kegiatan home
industry ini sudah
sesuai dengan syariat
58
Zainur, ―Konsep Dasar Kebutuhan Manusia Menurut Persfektif Ekonomi Islam,” hlm
42.
Desa
Mengkirau
Kecamatan
Merbau)
islam. Perbedaan
penelitian saya yaitu
terletak pada objek
dan juga pada teori
yang digunakan.
3
Lilik
Siswanta
Kontribusi
Home Industry
Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan
Sosial
Ekonomi
Keluarga
(Studi Kasus di
Desa
Wukirsari,
Imogiri)
Kualitatif
Dan
Kuantitatif
Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa
kegiatan home
industry tatah
sungging di desa
wukirsari dapat
memberi kontribusi
dalam meningkatkan
kesejahteraan
keluarga. Perbedaan
penelitian saya yaitu,
terletak pada teori dan
juga metodelogi
penelitian yang
digunakan.
4 Arbaiyah
Prantiasih
Model
Pemberdayaan
Industri Kecil
Di Pedesaan
Untuk
Mengurangi
Kemiskinan
Deskriptif
Kualitatif
Hasil penelitian ini
yaitu, proses
pemberdayaan
masyarakat pengrajin
sangat tergantung
pada derajat otonomi
yang dimiliki oleh
masing-masing
individu pengrajin
secara personal, oleh
sebab itu suatu proses
pemberdayaan tidak
dapat dilaksanakan
secara pemaksaan,
apalagi pemberdayaan
masyarakat pengrajin
yang harus
dilaksanakan karena
paksaan adanya suatu
kebijakan pemerintah.
Perbedaan pada
penilitian saya yaitu,
terletak pada objek
dan juga teori yang
digunakan.
5 Rosdiana Analisis
Produksi Dan
Pemasaran
Kerupuk
Udang Kayu
Api Cempaka
2 Di Kelurahan
Mendahara Ilir
Kecamatan
Mendahara
Kabupaten
Tanjung
Jabung Timur
Kualitatif Hasil penelitian ini
yaitu, produksi yang
dilaksanakan secara
manual dan
dikerjakan, dari aegi
pemasaran mereka
melalui strategi mulut
kemulut dan juga
media sosial FB dan
WA.Perbedaan
dengan penelitian saya
yaitu terletak pada
rumusan masalah dan
juga ada penambahan
subjek maupun objek
yang digunakan.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Sugiyono berpendapat bahwa menjelaskan konsep objek penelitian adalah
tujuan ilmiah, yaitu untuk memperoleh data yang objektif, efektif dan dapat
dicapai tentang sesuatu (beberapa variabel) dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Objek penelitian adalah industri rumahan yang berlokasi di Kelurahan Mendahara
Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
secara kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi di mana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data di lakukan
secara purposive sampling, teknik pengumpulan data dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 59 Penelitian ini fokus untuk
mengetahui tentang Peran Home Industri Kerupuk Udang Kayu Api Di Kelurahan
Mendahara Ilir.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.60
Didalam metodologi penelitian
kata populasi digunakan menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang
menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang berkecimpung di Home Industri Kerupuk Udang Kayu Api Di
Kelurahan Mendahara Ilir.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
59
Albi Anggito and Johan Setiawan, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV.
Jejak, 2018), hlm 8. 60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung:
Alfabeta,2016), hlm 80.
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.61
Karena besarnya jumlah populasi pada penelitian ini, dalam penentuan
jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari isaac dan Michael
untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10% maka rumus untuk menghitung ukuran
sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :
s = λ2.N.P.Q
2(N-1) + λ
2.P.Q
Keterangan:
s = Jumlah sampel
λ2 dengan dk
= 1 taraf kesalahan 5%
P=Q= 0,5
= 0,5
Dengan rumus diatas maka perhitungan sampel adalah:
s = λ2.N.P.Q
2(N-1) + λ
2.P.Q
= 1x44x0.5
0,052(44-1)+1x0,05
= 22
0.0025 (43) + 0,5
= 22
0,6075
= 36
Berdasarkan rumus diatas jika jumlah populasi 50 dan sampling error 5%
maka jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu sebanyak 36
orang.62
61
Ibid, hlm 81. 62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV.
Alfabeta, 2016), Hlm 86-87
C. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dari penelitian ini adalah Kualitatif. Dan sumber data penelitian
ini yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti dari hasil wawancara atau hasil observasi
yang biasa dilakukan oleh peneliti.63
Pada penelitian ini penulis melakukan
mengumpulkan data aktual dengan melakukan observasi secara langsung atau
melakukan pengamatan, kepada pihak yang terlibat dengan home industry
kerupuk udang kayu api, di Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang dilakukan pada
banyak buku dan berdasarkan catatan-catatan yang berkaitan dengan
penelitian, selain itu peneliti menggunakan data yang diperoleh dari internet.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penulis adalah berasal
dari berbagai literature dan referensi lain seperti buku, majalah, makalah dan
artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, di
himpunan dari berbagai temoat mulai dari perpustakaan hingga situs-situs
internet.
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik pengamatan yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
pengamatan partisipasi pasif, peneliti datang langsung ke Kelurahan
Mendahara Ilir untuk mengamati kegiatan yang berlangsung namun tidak ikut
terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti mengamati keadaan lingkungan,
keadaan tempat tinggal masyarakat serta kegiatan masyarakat.
63
Husein Umar, Metode Peneltian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada, 2014), hlm 42.
2. Wawancara
Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur sebagai instrument
pelengkap observasi dalam mengumpulkan data mengenai apa saja masalah
yang dihadapi, pendapatan yang diperoleh.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data-data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti sehingga diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasarkan perkiraan.64
Dokumentasi yang didapat dari penelitian ini
bersumber, dari jurnal, portal berita.
E. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya yang penulis lakukan setelah mengumpulkan data
adalah mengelola data dan menganalisisnya menggunakan metode analisis
deskriptif. Teknik analisis data adalah proses pengorganisasian dan
pengkategorian pola, kategori dan deskripsi dasar, kemudian melakukan analisis
untuk mendapatkan hasil berdasarkan hasil yang ada. Hal ini disesuaikan dengan
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah d analisis deskriptif.65
Analisa
data berlangsung secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data dengan
alur tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks
dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.66
64
Basrowi and Sumandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hlm 108. 65
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Bulan
Bintang, 2003), hlm 11. 66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm 247.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dalam bentuk uraiang singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.67
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan di sajikan secara
sistematis akan di simpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada
tahan awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan
semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.68
67
Sugiyono, hlm 249. 68
Sugiyono, hlm 252.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Objek Penelitian
1. Kondisi Sosial Masyarakat Kelurahan Mendahara Ilir
a. Letak Geografis
Secara astronomis, Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara
geografis terletak antara 0º5’-1º41’ Lintang Selatan dan antara
103º23’-104º31’ Bujur Timur. Berdasarkan geografis, sebelah utara
dan timur berbatasan dengan laut cina selatan, sebelah selatan
berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Kabupaten Muaro Jambi,
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Muaro Jambi. Luas wilayah Tanjung Jabung Timur 5.445
km2 terdiri dari:
69
Tabel 4.1
Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
No Kecamatan Luas Wilayah (%)
1 Mendahara 16,73
2 Mendahara Ulu 7,02
3 Geragai 5,24
4 Dendang 8,78
5 Muara Sabak Barat 4,62
6 Muara Sabak Timur 7,53
7 Kuala Jambi 2,21
8 Rantau Rasau 6,54
9 Berbak 3,57
10 Nipah Panjang 4,31
11 Sadu 33,45
Jumlah 100
Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2020
Lokasi penelitian terletak di salah satu kelurahan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yakni Kelurahan Mendahara Ilir yang
merupakan bagian dari Kecamatan Mendahara. Kecamatan
Mendahara terdiri dari 9 Desa/Kelurahan, yaitu: Mendahara Tengah,
69
―Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka 2020.Pdf,‖ n.d., hlm 3.
Pangkal Duri, Mendahara Ilir, Lagan Ilir, Bhakti Idaman, Merbau,
Sungai Tawar, Sinar Kalimantan, dan Pangkal Duri Ilir.
Kelurahan Mendahara Ilir sebelumnya bernama Desa Kuala
Mendahara, dibuka pada tahun 1950 oleh H. Daroel Abdullah, dan
pada tahun 2007, Desa Kuala Mendahara menjadi Kelurahan
Mendahara Ilir. Luas wilayah Kelurahan Mendahara Ilir yaitu 105.40
km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : berbatas dengan Selat Berhala
2) Sebelah Selatan : berbatas dengan Desa Sungai Tawar
3) Sebelah Timur : berbatas dengan Desa Lagan Ilir
4) Sebelah Barat : berbatas dengan Desa Sinar Kalimantan
b. Demografi
Kelurahan Mendahara Ilir memiliki jumlah penduduk
sebanyak 6.645 Jiwa dan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.498
KK, serta terdiri dari 35 RT (Rukun Tetangga) dan 6 RW (Rukun
Warga).
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kelurahan
Mendahara Ilir 2021
No RW Laki - Laki Perempuan Jumlah
1 RW 1 762 801 1563
2 RW 2 514 479 993
3 RW 3 572 521 1093
4 RW 4 775 724 1499
5 RW 5 407 503 910
6 RW 6 283 304 587
Jumlah 3313 3332 6645
c. Keadaan Sosial Ekonomi
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sector yang sangat
penting dalam pembangunan. Baik pendidikan formal maupun
non-formal. Adapun sarana pendidikan yang ada di Kelurahan
Mendahara Ilir sebagai berikut:
a) TK/PAUD : 3 Unit
b) SD/MI : 5 Unit
c) SLTP (MTS/SMP) : 2 Unit
d) SLTA (MA/SMA) : 2 Unit
2) Sarana Ibadah
a) Masjid : 1 Unit
b) Mushola : 9 Unit
3) Agama
a) Islam : 99,99%
b) Kristen : 0,1%
4) Suku
a) Bugis
b) Jawa
c) Melayu
d) Banjar
e) Minang
5) Mata Pencaharian
a) Petani
b) Nelayan
c) Pedagang
d) Pegawai Negeri Sipil
e) Honorer
2. Visi dan Misi Kelurahan Mendahara Ilir
a. Visi
Adapun Visi dari Kelurahan Mendahara Ilir yaitu ―
Muwujudkan Kelurahan Teladan dalam Pelayanan kepada
Mayarakat, Tertib Administrasi, Kegotong Royongan, Kekeluargaan,
Kemandirian serta beriman dan bertakwa untuk mencapai masyarakat
yang Sejahtera Lahir dan Batin dengan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
b. Misi
1) Mengoptimalkan pemberdayaan Sumber Daya Manusia
2) Meningkatkan Pelayanan Masyarakat
3) Menertibkan Administrasi Kependudukan
4) Meningkatkan Kemampuan Perangkat Kerja/ Aparat
Pemerintahan Kelurahan
5) Meningkatkan Volume dan Kualitas Produksi Masyarakat
dibidang:
a) Perkebunan
b) Nelayan
c) Pasar Tardisional
d) Usaha Kecil
e) Kerajinan
6) Kepemimpinan dan Keterbukaan dalam pengelolaan sumber
dana secara efektif dan efisien
7) Adil dan Merata dalam upaya penyaluran dan penetapan hak
dan kewajiban warga
8) Menjalankan dengan sungguh-sungguh program yang
dibebankan kepada Kelurahan dari pemerintah pusat ,
Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan dengan penuh tanggung
jawab
3. Struktur Organisasi Kantor Lurah Mendahara Ilir Kecamatan
Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kantor Lurah Mendahara Ilir
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha home industry
kerupuk udang kayu api di Kelurahan Mendahara ilir, awal mula berdirinya
home industry ini yaitu pada tahun 1990 yaitu, home industry ini merupakan
usaha yang diturunkan dari keluarga, hingga saat ini ada 4 home industry
kerupuk udang kayu api di Kelurahan Mendahara Ilir, ke 4 pemilik usaha ini
merupakan saudara kandung. Dimana saat itu ibu dari pemilik usaha ini
berinisiatif membuat makanan camilan untuk anaknya, lalu proses
pembuatanya berbahan dasar tepung dan juga udang, selanjutnya dalam
pemasaran saat pertama kali yaitu omongan dari mulut ke mulut, dan saat ini
sudah menggunakan media sosial.
Dengan adanya home industry ini dapat membantu perekonomian
keluarga, baik pemilik dan karyawan. Dari ke empat home industry ini telah
memiliiki sekitar ±8 hingaa 11 karyawan.
Tabel 4.3 Informasi Tentang Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
No Nama Pemilik Nama
Usaha
Tahun
Berdiri
Jumlah
Karyawan
1 Mulyati Aulia 2007 11
2 Rukiyah Cempaka 1 1990 10
3 Siti Aminah Cempaka 2 2003 11
4 Suryani Surya 2009 8
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
1. Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api Aulia
Home industry kerupuk udang kayu api Aulia yang dimiliki oleh
Ibu Mulyati, terletak di Jl. Al-Falah, Rt 02, Rw 04 Kelurahan Mendahara
Ilir, Kecamatan Mendahara, kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ibu
Mulyati yang berumur 50 Tahun, mempunyai 2 orang anak, awal mula
merintis usaha home industry kerupuk udang kayu api sejak tahun 2007.
Awal mula mendirikan usaha ini bermodalkan Rp.5.000.000, setelah
berjalannya waktu melihat prospek usaha home industry kerupuk udang
kayu api ini mengalami peningkatan, Ibu Mulyati memunjam uang di
Bank 9 Jambi, guna peningkatan produksi usaha miliknya. Awal mula
pendapatan keluarga ibu Mulyati sebelum membuka home industry ini
sebesar Rp. 1.000.000 dan saat ini penghasilan keluarga Ibu mulyati
sebesar Rp.20.000.000.
Gambar 4.2
Foto dengan Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api Aulia
2. Home Industry Cempaka 1
Home Industry kerupuk udang kayu api cempaka 1 berdiri sejak
1990 didirikan oleh ibu Rukiyah, home industryCempaka 1 terletak di Jl.
Al-Falah, Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahar, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Awal mula berdirinya home industry ini hanya
memiliki 2 orang karyawan dan sekarang sudah memiliki 10 karyawan.
Modal awal home industry ini sekitar Rp.5.000.000 dan awal produksi
hanya mengikuti kemauan pasar atau bila ada yang pesan. Dan sekarang
Home Industry Cempaka 1 dapat memproduksi 5 – 6 hari dalam
seminggu Sedangkan jumlah produksi setiap bulannya mencapai 1.200 kg
dengan pendapatan mencapai Rp.10.000.000 – Rp.12.000.000
Gambar 4.3
Foto Wawancara Dengan Pemilik Home Industry Kerupuk Udang
Kayu ApiCempaka 1
3. Home Industry Cempaka 2
Usaha kerupuk udang Kayu Api Cempaka 2 merupakan salah satu
usaha yang memproduksi kerupuk udang di Kelurahan Mendahara Ilir
yang beralamat di jalan Al- Falah RT. 02 Mendahara Ilir Kecamatan
Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lokasi untuk mendapatkan
bahan baku utama yaitu udang segar kerupuk udang Kayu Api Cempaka 2
juga tidak terlalu jauh karena dekat dengan laut. Sehingga tidak
meangalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk pembuatan
kerupuk udang Kayu Api.Kerupuk udang Kayu Api Cempaka 2 di dirikan
pada tahun 2003 yang dimiliki oleh ibu yang bernama ibu Siti Aminah.
Home Industry Cempaka 2 dapat memproduksi 5 – 6 hari dalam
seminggu Sedangkan jumlah produksi setiap bulannya mencapai 1.900 kg
dengan pendapatan mencapai Rp.17.000.000 – Rp.19.000.000
Gambar 4.4
Foto dengan anak pemilik home industry kerupuk udang kayu api
Cempaka 2
4. Home Industry Surya
Usaha home industry Surya beralamat di jln. Panglima Mendahara
Ilir, Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Pemilik usaha ini adalah ibu Suryani yang
berumur 45 tahun, Ibu Suryani memiliki 3 orang anak, suami beliau
bekerja sebagai nelayan. Awal mula berdirinya home industry ini pada
tahun 2009. Untuk modal pertama sebesar Rp.2.000.000, seiring
berkembangnya usaha ini pemilik meminjam modal di Bank sebesar
Rp.10.000.000. kesulitan yang dialami oleh ibu Suryani ialah pada bahan
baku pembuatan yaitu udang, dan juga Tabung gas yang susah
didapatkan. Pendapatan perbulan dari home industry kerupuk udang kayu
api Surya mencapai Rp 5.000.000 hinngga Rp 7.000.000
Gambar 4.4
Foto dengan anak pemilik dari home industry Surya
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden dapat di
peroleh gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, yaitu dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 Laki-laki 6 17%
2 Perempuan 30 83%
Jumlah 36 100%
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden
dalam penelitian ini berjumlah 36 responden/orang. Dimana responden
dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 6 orang atau sebanyak 17% dan
responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu 30 orang sebesar 83%.
b. Jumlah Responden Menurut Umur
Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden dapat di
peroleh gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan umur,
yaitu dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.5
Jumlah Responden Menurut Umur
No Umur (Tahun) Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 20-30 11 30
2 31-40 15 42
3 41-55 10 28
Jumlah 36 100
Sumber Data Primer (Diolah 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 36 responden yang
mana terdapat 11 responden atau sebanyak 30% berumur 20-30 tahun, 15
responden atau sebanyak 42% berumur 31-40 tahun, 10 responden atau
sebanyak 28% berumur 41-55 tahun..
c. Jumlah Responden Menurut Agama
Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden dapat
di peroleh gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan agama,
yaitu dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.6
Jumlah Responden Menurut Agama
No Agama Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Islam 36 100
2 Kristen Katolik - -
3 Kristen Protestan - -
4 Hindu - -
5 Budha - -
6 Konghucu - -
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 36 orang
responden yang berkecimpung di home industry kerupuk udang kayu api
seluruh respondennya beragama islam.
d. Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden dapat
di peroleh gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan
pendidikan, yaitu dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.7
Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SD 17 47
2 SMP 11 31
3 SMA 8 22
4 Sarjana - -
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 36 orang
responden yang mana terdapat 17 orang responden atau sebanyak 47%
berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), 11 orang responden atau 31%
berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP), 8 orang
responden atau 22% berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas
(SMA).
1. Bagaimana Peran Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api Dalam
Meningkatkan Kondisi Sosial Keluarga Di Kelurahan Mendahara
Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur
1) Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemauan yang dikembangkan, tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat.
Hasil wawancara dengan ibu Mulyati selaku pemilik home industry
kerupuk udang kayu api Aulia, mengatakan:
“Jadi Alhamdulillah dek, setelah adanya home industry ini
pendapatan keluarga saya menjadi lebih baik, sehingga saya bisa
menyekolahkan anak saya hingga jenjang perguruan tinggi dek.‖70
Selain itu wawancara dengan Ibu sarafiah selaku karyawan kerupuk
udang kayu api cempaka 1 menyebutkan:
―Setelah saya bekerja di home industry kerupuk udang kayu api
Aulia, saya bisa membantu suami dalam hal ekonomi dengan begitu saya
memiliki pendapatan sendiri sehingga bisa membantu dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti membeli bahan pokok makanan, kebutuhan
sekolah anak dan sebagainya‖71
Berdasarkan hasil wawancara terhadap karyawan Home Industry
Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan mengatakan
jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api pendapatan keluarga mereka
70
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia, n.d., Pada tanggal 12 April 2021. 71
Wawancara dengan Ibu Sarafiah, Karyawan Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Cempaka 1, n.d., Pada tanggal 12 April 2021.
meningkat sehingga inisangat membantu dalam memenuhi pendidikan
sekolah. Dikarenakan dalam hal mengalokasikan pendapatan bukan
hanya untuk kebutuhan sehari-hari akan tetapi juga mampu menabung
untuk pendidikan anak-anak mereka.
2) Tingkat kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan atau perawatan. Tingkat kesehatan masyarakat adalah
tinggi rendahnya angka kesehatan di suatu lingkungan.
Hasil wawancara dengan ibu Rukiyah selaku pemilik home
industry kerupuk udang kayu api cempaka 1 mengatakan.
―Alhamdulillah dek, sejak ada usaha kerupuk kayu ini kami kalau
misalkan lagi sakit bisa ke Matondang/Bidan untuk membeli obat-
obatan secara anjuran dokter dek.‖72
Selain itu wawancara dengan ibu Safariah selaku karyawan dari
home industry Cempaka 1 mengatakan:
―sebelum ikut membantu atau bekerja di home industry kerupuk
udang ini dek, kami dulu menahan sakit dulu kalau sudah agak
parah baru membeli obat di warung. Alhamdulillah setelah bekerja
di usaha tersebut sekarang kalau berobat tidak menunnggu sampai
parah, dan berobat di puskesmas.‖73
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik dan
karyawan Home Industry Kerupuk Udang Api, yang mana semua
informan mengatakan jawaban yang hampir sama, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kesehatan pemilik serta karyawan
Home Industry Kerupuk Udang Api, yaitu ketika mereka sakit
72
Wawancara dengan Ibu Rukiyah, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Cempaka 1, n.d., Pada tanggal 12 April 2021. 73
Wawancara dengan Ibu Sarafiah, Karyawan Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Cempaka 1, Pada tanggal 12 April 2021.
maka mereka berobat di bidan/ matondang dengan uang sendiri
tanpa harus menunggu lama karena tidak memiliki uang.
3) Kepemilikan
Kepemilikan barang berharga juga dapat digunakan untuk ukuran
ini. Semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang berharga seperti
rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai
kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati oleh
orang-orang disekitarnya.
Hasil wawancara dengan bu Icha selaku anak dari pemilik home
industry kerupuk udang kayu api cempaka 2 mengatakan.
―Alhamdulillah ya dek berkat adanya usaha kerupuk udang kayu
api ini, banyak peningkatan dari keluarga kami, seperti kondisi
rumah dulu yang atapnya masih menggunakan atap daun dibagian
dapurnya, sekarang sudah menggunakan seng/asbes dek. Adapun
televisi (Tv) kami yang dulunya masih cembung, sekarang sudah
menggunakan televisi (Tv) LED, sepeda motor juga Alhamdulillah
juga bisa bertambah buat anak sekolah jadi tidak perlu ganti-
gantian. Karena kondisi keadaan kami ditepi laut jadi keuntungan
dari hasil kerupuk udang kayu ini kami belikan emas dan juga
tanah dek.‖74
Hasil wawancara dengan ibu Mulyati selaku pemilik home industry
kerupuk udang kayu api Aulia mengatakan:
―Jadi kan dek kondisi lingkungan tempat tinggal kami ni dekat
dengan laut, ada keinginan juga nak buat rumah yang kaya di
daerah Geragai, seperti rumah gedongan gitu, cuma mengingat
kondisi lingkungan sekitar kami, jadi kami perbaiki rumah
seadanya aja kaya lantai rumah ini dipasangkan keramik, terus
kaya atapnya tu sudah di ganti pakai seng/asbes. Jadi keuntungan
dari usaha kerupuk udang kayu api ni kami lebih fokuskan untuk
membeli emas atau lahan kebun dek. Yang paling saya rasakan
senangnya itu bisa menambah beli sepeda motor dek, jadi sebelum
adanya usaha ini motor kami 1 sekarang Alhamdulillah sudah ada
3 dirumah dan juga ini punya mempunyai sofa diruang tamu
dek.‖75
74
Wawancara dengan Ibu Icha, Anak Dari Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu
Api Cempaka 2, n.d., Pada tanggal 12 April 2021. 75
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia, Pada tanggal 12 April 2021.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik dan karyawan
Home Industry Kerupuk Udang Api, yang mana semua informan
mengatakan jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa
setelah adanya home industry kerupuk udang kayu api kehidupan
keluarga dari pemilik maupun karywan memiliki peningkatan
dimana terlihat dari kepimilikan barang berharga dari mereka.
Mereka juga mengalokasikan pendapatan sangat teiliti dengan
mengamati keadaan lingkungan disekitar mereka, sehingga mereka
lebih banyak memilih untuk menabung/ berinvestasi di emas
maupun kebun/tanah.
2. Bagaimana Peran Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api Dalam
Meningkatkan Kondisi Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Mendahara
Ilir, Kecamatan Mendahara, Tanjung Jabung Timur
Pada dasarnya tujuan orang bekerja adalah untuk menghasilkan
pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah
meyelesaikan pekerjaannya. Besarnya pendapatan yang diterima oleh
pekerja dipengaruhi jam kerja yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
Sebelum adanya home industry kerupuk udang kayu api yang mana
pendapatan perbulan responden dapat digolongkan masih rendah.
Dimana karyawan ini didominasi oleh ibu-ibu yang mana sebelum
adanya home industry kerupuk udang kayu api ini mereka bekerja
sebagai buruh kupas pinang, yang mana pendapatannya hanya cukup
untuk membeli bumbu dapur semata, namun setelah adanya home
industry kerupuk udang kayu api pendapatan perbulan responden secara
umum rata-rata mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan mereka
mulai mendapatkan pekerjaan tetap. Dan hasil pendapatan para ibu-ibu
ini juga dapat membantu pendapatan dari suami mereka, seperti biaya
pendidikan, kesehatan bahkan bisa hingga untuk membeli emas/tanah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8
Pendapatan Responden Setelah Adanya Home Industry Kerupuk
Udang Kayu Api
No
Rata-Rata
Pendapatan
Perbulan (Rp)
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1 1.000.000 – 1.500.000 - -
2 1.600.000 – 2.000.000 - -
3 2.100.000 – 2.500.000 11 31
4 2.600.000 – 3.000.000 7 19
5 3.100.000 – 3.500.000 8 22
6 3.600.000 – 4.000.000 6 17
7 >5.000.000 4 11
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dengan 36 responden dapat dilihat dari
tabel diatas bahwasanya pendapatan keluarga dari pemilik maupun
karyawan home industry kerupuk udang kayu api adalah, sebanyak 11 atau
31% responden memiliki pendapatan perbulan Rp 2.100.000 – Rp
2.500.000, sebanyak 7 atau 19% responden memiliki pendapatan perbulan
Rp 2.600.000 – Rp 3.000.000, sebanyak 8 atau 22% responden memiliki
pendapatan perbulan Rp 3.100.000 – Rp 3.500.000, sebanyak 6 atau 17%
responden memiliki pendapatan perbulan Rp 3.600.000 – Rp 4.000.000,
dan sebanyak 4 atau 11% responden perbulan Rp > 5.000.000. Maka dapat
disimpulkan bahwasanya pendapatan dari keluarga pemilik maupun
karyawan home industry mengalami kenaikan pendapatan dibandingkan
sebelum adanya home industry ini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat tabel
dibawah ini.
Tabel 4.9
Perbandingan Pendapatan Responden Sebelum Dan Sesudah Adanya Home
Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Rata-Rata
Pendapatan
Perbulan
Sebelum
Adanya Home
Industry (Rp)
Jumlah
Responden
Perse
ntase
(%)
Rata-Rata
Pendapatan
Perbulan
Sesudah
Adanya Home
industry (Rp)
Jumlah
Responden
Perse
ntase
(%)
1.000.000 –
1.500.000
8 22 1.000.000 –
1.500.000
- -
1.600.000 –
2.000.000
13 36 1.600.000 –
2.000.000
- -
2.100.000 –
2.500.000
11 31 2.100.000 –
2.500.000
11 31
2.600.000 –
3.000.000
4 11 2.600.000 –
3.000.000
7 19
3.100.000 –
3.500.000
- - 3.100.000 –
3.500.000
8 22
3.600.000 –
4.000.000
- - 3.600.000 –
4.000.000
6 17
>5.000.000 - - >5.000.000 4 11
Jumlah 36 100 Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer (Diolah 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perbandingan
pendapatan keluarga dari pemilik dan karyawan mengalami kenaikan yang
bervariasi. Dimana pendapatan keluarga perbulan sebelum adanya home
industry yaitu dengan pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 berjumlah
8 responden/orang, setelah adanya home industry jumlah pendapatan Rp
1.000.000 – Rp 1.500.000 menjadi tidak ada. Pendapatan keluarga
perbulan sebelum adanya home industry yaitu dengan pendapatan Rp
1.500.000– Rp 2.000.000 berjumlah 13 responden/orang setelah adanya
home industry jumlah pendapatan Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 menjadi
tidak ada. Pendapatan keluarga perbulan sebelum adanya home industry
yaitu dengan pendapatan Rp 2.100.000 – Rp 2.500.000 berjumlah 11
responden/orang, setelah adanya home industry jumlah pendapatan Rp
2.100.000 – Rp 2.500.000 tetap berjumlah 11 responden/orang.
Pendapatan keluarga perbulan sebelum adanya home industry yaitu dengan
pendapatan Rp 2.600.000 – Rp 3.000.000 berjumlah 4 responden/orang,
setelah adanya home industry jumlah pendapatan Rp 2.600.000 – Rp
3.000.000 menjadi 7 responden/orang. Pendapatan keluarga perbulan
sebelum adanya home industry yaitu dengan pendapatan Rp 3.100.000 –
Rp 3.500.000 berjumlah 0 responden/orang, setelah adanya home industry
jumlah pendapatan Rp 3.100.000 – Rp 3.500.000 menjadi 8
responden/orang. Pendapatan keluarga perbulan sebelum adanya home
industry yaitu dengan pendapatan Rp 3.600.000 – Rp 4.000.000 berjumlah
0 responden/orang, setelah adanya home industry jumlah pendapatan Rp
3.600.000 – Rp 4.000.000 menjadi 6 responden/orang. Pendapatan
keluarga perbulan sebelum adanya home industry yaitu dengan pendapatan
>Rp 5.000.000 berjumlah 0 responden/orang, setelah adanya home
industry jumlah pendapatan >Rp 5.000.000 menjadi 4 responden/orang.
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya home industry kerupuk udang
kayu api ini membantu peningkatan ekonomi keluarga, baik dari pemilik
maupun karyawannya.
3. Masalah Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Home Industry
Kerupuk Udang Kayu Api Di Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan
Mendahara
Berdirinya sebuah usaha tidaklah selalu dapat berjalan dengan baik
dan mulus. Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil
dan Menengah (UKM), dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kendala
internal dan eksternal. Pengelompokan ini didasarkan pada penelitian
terdahulu, begitu juga yang terjadi pada usaha produk kerupuk udang
Kayu Api di Kelurahan Mendahara Ilir.
a) Faktor Internal
1. Modal
Terbatasnya jumlah modal merupakan kendala utama dalam
pengembangan usaha Home Industri Kerupuk Udang Kayu Api di
Kelurahan Mendahara Ilir ini. Mayoritas pengusaha menggunakan
modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Kurangnya permodalan
Home Industry, oleh karena pada umumnya usaha home industry ini
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup,
yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang jumlahnya
sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lainnya sulit diperoleh, karena persyaratan secara
administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
Menurut ibu Mulyati pemilik Home Industri kerupuk udang
kayu apiAulia mengatakan bahwa:
―Dalam pengembangan usaha ini pernah terhambat di modal
dek, lalu saya meminjam uang di Bank sebesar Rp.7.000.000.
Alhamdulillahnya dek saat saya meminjam uang di Bank tanpa harus
menggadaikan sertifikat rumah sebagai jaminan peminjaman. Jadi
yang diminta oleh pihak bank yaitu hanya legalitas usaha ini.‖76
Sama dengan hasil wawancara sebelumnya, menurut anak dari
pemilik Home Industry kerupuk udang kayu api Surya menyatakan:
―Awal-awal membuka usaha ini dengan modal sendiri bang.
Terus pas mau mengembangkan usaha ini kami meminjam uang di
bank untuk modal sebesar Rp.10.000.000. untuk jaminan peminjaman
kami memakai legalitas usaha ini.‖77
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik Home
Industry Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan
mengatakan jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa
modal menjadi factor yang sangat berpengaruh terhadap
pengembangan home industry kerupuk udang kayu api ini. Meskipun
76
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia, Pada tanggal 12 April 2021. 77
Wawancara dengan Bang Muis, Anak Dari Pemilik Home Industry Kerupuk Udang
Kayu Api Aulia, n.d., Pada tanggal 12 April 2021.
para pemilik home industry kerupuk udang kayu apu mengalami
kesulitan dalam mencari modal pada awal perintisan usaha ini,
dengan berjalannya waktu mereka mendapatkan kemudahan dalam
pencarian modal, yaitu bisa meminjam modal tanpa perlu adanya
sertifikat tanah, akan tetapi hanya dengan menggunakan legalitas
usahanya saja.
2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas
Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan
merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM
usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan
dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen
pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk
berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan
SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi
perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk
yang dihasilkannya.
Hasil wawancara dengan ibu Rukiyah selaku pemilik home
industry kerupuk udang kayu api Cempaka 1 menyatakan:
―Inikan bisnis yang diturunkan dari keluarga dek, dulu saya
sekolah hanya tamat SD saja, Alhamdulillah juga dek meskipun di
usia saya yang sudah tua masih dapat rezeki tambahan untuk keluarga
saya. Untuk karyawan disini berjumlah 10 orang dek, untuk
pendidikannya hanya lulusan SD atau SMP saja, dan usianya juga
diatas kepala 3‖78
Hampir sama dengan hasil wawancara sebelumnya, menurut
anak dari pemilik Home Industry kerupuk udang kayu api Cempaka 1
menyatakan:
―Jadi Ibu saya berusia 47 tahun dan hanya lulusan SD, karena
factor usia dan pendidikan jadi ya kami bekerja semampu kita, selagi
bisa menghasilkan uang ya tidak masalah dek. Untuk karyawannya
78
Wawancara dengan Ibu Rukiyah, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Cempaka 1, Pada tanggal 12 April 2021.
juga usianya rata-rata sudah diusia kepala 3 dek, pendidikan ya sama
hanya lulusan dari SD dan juga SMP‖
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Pemilk Home Industry
Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan mengatakan
jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa mereka
menyadari bahwa tingkat pendidikan yang rendah baik dari si pemilik
maupun karyawan ini berpengaruh terhadap pengembangan home
industry kerupuk udang kayu api. SDM yang ada di home industry
kerupuk udang kayu api yang ada di kelurahan Mendahara Ilir
memiliki pendidikan formal yang rendah, sehingga pengembangan
usaha akan sulit berkembang, dikarenakan mereka tidak memiliki
goal dari usaha ini dengan lebih luas.
3. Sistem manajemen
Pada usaha kecil dan menengah, manajemen sering dianggap
bukan hal yang penting. Padahal, jika sistem manajemen usaha
kurang baik, ibarat sebuah organisasi tanpa adanya peraturan-
peraturan yang jelas. Setiap pihak dapat bertindak semena-mena,
yang berkuasa akan menang, yang lemah akan ditindas, kehancuran
dan permasalahan datang silih berganti.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Mulyati selaku
pemilik home industry kerupuk udang kayu api Aulia mengatakan:
―Disini tidak ada manajemen-manajemen dek, semua kegiatan
yang ada di home industry ini. Saya sebagai pemilik yang mengatur
semuanya, untuk pembukuan bulanan juga tidak ada, jadi dek dari
dulu setiap produksi atau apapun kegiatannya tidak ada pencatatan‖79
Hasil wawancara dengan ibu Rukiyah selaku pemilik home
industry kerupuk udang kayu api Cempaka 1 menyampaikan
―Dulu pernah ada kaya pencatatan produksi, akan tetapi
karena malas dan sudah capek membuat kerupuk kayu apinya jadi
79
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia, Pada tanggal 12 April 2021.
sudah tidak ada lagi dek. Mungkin manajemen yang masih ada kaya
saya yang mengatur karyawan di bagiannya masing-masing‖80
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik Home
Industry Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan
mengatakan jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa
tanpa mereka sadari mereka sudah menerapkan manajemen, hanya
saja dalam penerapan manajemen yang ada di dalam home industry
kerupuk udang kayu api ini masih sangat sederhana, yang
mengakibatkan pengembangan usaha ini juga menjadi sulit
berkembang.
b) Faktor Eksternal
1. Pasar
Pasar adalah konsumen dan bagian-bagiannya (distributor,
importir, pedagang kecil, dll). Untuk itu, informasi mengenai pasar
harus dapat kita peroleh sebaik-baiknya. Karena untuk dapat
memenuhi permintaan pasar, sebelumnya kita harus dapat
mengetahui kebutuhan akan pasar tersebut. Salain itu juga,
kebutuhan akan bahan baku dapat kita antisipasi sebaik mungkin,
demi menjaga kelancaran pemasaran produk.
Informasi mengenai kebutuhan pasar tersebut, dapat kita
peroleh melalui internet, media masa, berkunjung langsung,
pameran, diskusi atau seminar, dan lain-lain. Informasi ini
bermanfaat untuk mengantisipasi perubahan pasar agar produk kita
dapat bertahan dengan melakukan pengembangan-pengembangan
atau juga informasi ini dapat juga di jadikan suatu peluang dalam
memasarkan produk perusahaan.
Dari wawancara dengan anak dari pemilik home industry
cempaka 2
80
Wawancara dengan Ibu Rukiyah, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Cempaka 1, Pada tanggal 12 April 2021.
‖karena daerah kami kan deket dengan tepi laut jadi untuk
mendapatkan bahan baku pembuatan lebih mudah untuk didapat.
Kalo melihat kondisi pasar ya dek ibaratkan dulu kami proses
produksi tidak sebanyak ini berarti kan itu menunjukan adanya
pasar di usaha ini. Selain itu juga kalo acara ualng tahun kelurahan
dan acara lainnya itu kami juga di bantu pihak pemerintah
kelurahan untuk ikut serta mengenalkan produk kami, kalo untuk
cari informasi di internet kami ngak lah dek, kami cuman
melakukan promosi di medsos kaya di facebook sama wa.‖81
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik Home Industry
Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan
mengatakan jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa
para pemilik usaha home industry kerupuk udang kayu api ini
sudah menganalisis dengan cukup baik mengenai keadaan pasar
dari usaha home industry kerupuk udang kayu api ini, meskipun
dalam pemasarannya tindakan yang dilakukan masih kurang
optimal, pemasaran yang masih secara tradisional berpengaruh
terhadap pengembangan home industry kerupuk udang kayu api
ini.
2. Peran pemerintah
Bantuan dan peran serta pemerintah dalam usaha kecil dan
menengah sangat diharapkan oleh pengusaha kecil. Jika pemerintah
kurang membantu maka pelaku UMKM tidak hanya bersaing dengan
sesama pelaku UMKM didalam negeri namun juga dari luar negeri.
Hasil wawancara dengan bapak Muhamad Syifak selaku staf
pelaksana di Kelurahan Mendahara Ilir mengatakan:
―Di Kelurahan Mendahara Ilir banayak sekali UMKM, dari
yang produksi makanan, souvenir, keranjang dan lain–lain. Kegiatan
yang sering dilaksanakan minimal 1 bulan 1 kali ialah pelatihan untuk
pemilik UMKM yang ada dikelurahan ini.seperti ketika ada bazar di
Jamtos dalam rangka ulang tahun kabupaten. Pihak kelurahan
menghubungi perwakilan dari kelompok setiap masing-masing jenis
81
Wawancara dengan Ibu Icha, Anak Dari Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu
Api Cempaka 2, Pada tanggal 12 April 2021.
UMKM yang ada disini. Pemerintah dulu juga membantu pengurusan
legalitas usaha, sertifikat halal dan BPOM‖82
Wawancara dengan Ibu Rukiyah menambahkan:
―Orang kelurahan beberapa kali ada membantu seperti
pelatihan hanya saja tempat pelatihanya di Sabak, jarak tempuh dan
akses jalan yang buruk membuat kami kelompok kayu api merasa
malas, karena usia kami juga sudah tua, dan juga terkadang tidak ada
yang mengantarkan kesana. Selain itu materi pelatihan kurang di
fokuskan. Bantuan lain seperti membatu dalam pemasaran ketika ada
bazar, dan memberikan genset. Kami juga di arahkan untuk membuat
surat legalitas usaha, seperti pengurusan surat halal dan ke dinkes.
Tapi untuk sekarang sudah tidak di bantu lagi hanya diingatkan lagi
karena surat-surat tersebut ada masa berlakunya‖83
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik Home
Industry Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan
mengatakan jawaban yang hampir sama, dan juga pihak dari
pemerintahan Kelurahan Mendahara Ilir dapat disimpulkan bahwa,
peran pemerintahan Kelurahan Mendahara Ilir kurang optimal
dikarenakan banyaknya usaha rumahan yang bervariasi didaerah
tersebut. Tetapi peran pemerintah Kelurahan Mendahara ilir ini
dianggap cukup baik oleh pemilik usaha home industry kerupuk
udang kayu api dikarenakan bantuan yang diberikan sudah cukup
membantu dalam pengembangan home industry kerupuk udang kayu
api ini.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana usaha
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa peran
pemerintah sudah cukup membantu hanya saja kurang maksimal,
seperti pelatihan yang dilakukan 1 bulan sekali, jarak tempuh
pelatihan yang jauh dan juga materi yang kurang terfokuskan.
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana
82
Wawancara dengan Bapak Muhamad Syifak, Staf Pelaksana di Kelurahan Mendahara
Ilir, Pada Tanggal 12 April 2021. 83
Wawancara dengan Ibu Rukiyah, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Cempaka 1, Pada tanggal 12 April 2021.
yang mereka miliki juga tidak cepet berkembang dan kurang
mendukung kemajuan usahanya sebagai mana yang diharapkan.
Selain itu, tak jarang UMKM kesulitan dalam memperoleh tempat
untuk menjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga
sewa atau tempat yang kurang strategis.
Dari hasil wawancara dengan ibu Mulyati mengatkan:
―Peralatan yang saya gunakan dalam proses produksi masih
secara tradisional, hanya beberapa saja yang menggunakan mesin.
Selain itu, bahan baku produksi juga mahal dikarenakan daerah ini
jauh dari pusat kota.‖84
Pak Muhamad Syifa pegawai kelurahan menuturkan:
―Jadi home industry kerupuk udang kayu api masih banyak
menggunakan peralatan tradisional dek, yang kelihatan moderen
hanya blender saja. Oiya dek, sebenarnya sudah ada beberapa home
industry yang melapor ke kantor bahwa mereka kesulitan di dalam
mencari gas. Pihak kelurahan sudah menghubungi pihak terkait, akan
tetapi dari pihak pusat kurang bisa membantu dikarenakan di daerah
Tanjung Jabung Timur banyak yang mengalami kelangkaan gas,
sehingga tidak bisa membantu para pemilik home industry di
kelurahan ini.‖85
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik Home
Industry Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan
mengatakan jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa
sarana prasarana yang digunakan dalam proses produksi masih sangat
tradisional, sehingga pengembangan usaha home industry kerupuk
udang kayu api ini menjadi lambat. Teknologi sangat berperan dalam
kemajuan usaha, baik dalam proses produksi, distribusi, hingga
pemasaran. Dengan kemajuan teknologi yang digunakan, dapat
berperan dalam pengembangan home industry kerupuk udang kayu
api ini.
4. Sifat produk dengan ketahanan pendek
84
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia, Pada tanggal 12 April 2021. 85
Wawancara dengan Bapak Muhamad Syifak, Staf Pelaksana di Kelurahan Mendahara
Ilir, Pada tanggal 12 April 2021.
Sebagaian besar produk industry kecil memiliki ciri atau
karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajinan dengan
ketahanan yang pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang
dihasilkan UMKM di Indonesia mudah rusak dan tidak tahan lama.
Wawancara dengan anak pemilik home industry kerupuk
udang kayu api Surya
―Untuk katahanan produknya bang cuman sampe 6 bulan,
makannya kami hanya memproduksi sesuai permintaan pembeli dan
untuk stok pun hanya beberapa kg‖86
Wawancara dengan ibu Mulyati selau pemilik home industry
kerupuk udang kayu api Aulia
―kami produksi kerupuk udang kayu api ini dengan komposisi
yang sederhana, untuk ketahanan produknya sendiri hanya bertahan 6
bulan, karena dak bertahan lama masa konsumsinya kami produksi
juga lihat kondisi kerupuk ini sudah habis belum‖87
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik Home Industry
Kerupuk Udang Kayu Api, yang mana semua informan mengatakan
jawaban yang hampir sama, dapat disimpulkan bahwa sifat ketahanan
produk kerupuk udang kayu api ini hanya bertahan selama 6 bulan
saja hal tersebut berepengaruh terhadap kemajuan home industry
kerupuk udang kayu api ini, perlu adanya inovasi dari produk ini agar
memiliki ketahanan produk yang lama, sehingga proses produksi bisa
diperbanyak dan impact nya terheadap kemajuan home industry
kerupuk udang kayu api.
86
Wawancara dengan Bang Muis, Anak Dari Pemilik Home Industry Kerupuk Udang
Kayu Api Surya, Pada tanggal 12 April 2021. 87
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu Api
Aulia, Pada tanggal 12 April 2021
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukukan oleh peneliti mengenai peran
home industry kerupuk udang kayu api dalam meningkatkan ekonomi
keluarga di Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Kondisi sosial keluarga yang ada di Kelurahan Mendahara Ilir yang
berkecimpung di home industry kerupuk udang kayu api baik keluarga
dari pemilik maupun karyawan mengalami peningkatan ekonomi,
dengan peningkatan ekonomi tersebut berpengaruh terhadap kondisi
sosial dari keluraga dari pemilik maupun karyawan home industry
kerupuk udang kayu api. Dimana sebelum adanya home industry
kerupuk udang kayu api mereka ketika sakit selalu menunda untuk
membeli obat, setelah adanya home industry kerupuk udang kayu api
mereka bisa berobat di dokter/ bidan, untuk pendidikan anaknya juga
menjadi lebih baik, dan juga dari kepemilikan barang berharga mereka
juga mengalami peningkatan.
2. Kondisi ekonomi keluarga dari pemilik maupun karyawan home
industry kerupuk udang kayu api ini juga mengalami peningkatan,
sebelum adanya usaha tersebut pendapatan mereka dikategorikan
rendah dan juga sedang, setelah adanya home industry kerpuk udang
kayu api ini pendapatan mereka menjadi sedang tinggi. Yang mana
pendapatan terendah keluarga sebelum berkecimpung di home
industry kerupuk udang kayu api ini yaitu Rp 1.000.000 – Rp
1.500.000 per bulan setelah adanya home industry kerupuk udang
kayu api ini pendapatan terendah dari keluarga mereka menjadi Rp
2.100.000 – Rp 2.500.000 per bulan, bahkan pendapatan tertinggi
hingga diatas Rp 5.000.000 per bulan.
69
3. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan home industry ini
bukan hanya berasal dari internal, melainkan juga berasal dari
eksternal. Adapun factor-faktor yang menjadi hambatan dalam home
industry ini yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internal
yaitu modal, Sumberdaya Manusia yang terbatas, dan sistem
manajemen. Sedangkan untuk factor eksternalnya yaitu pasar, peran
pemerintah, terbatasnya sarana prasarana usaha, dan sifat produk
dengan ketahanan produk
B. Implikasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan dalam penelitian tentang
peran home industry kerupuk udang kayu api dalam peningkatan sosial
ekonomi keluarga di Kelurahan Mendahara Ilir, peneliti melihat ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik yaitu lebih memperbaiki sistem
manajemen di usaha tersebut, sedangkan untuk Pemerintah terkait
diharapkannya membantu dalam pengembangan home industry kerupuk udang
kayu api, guna membantu menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukukan oleh peneliti mengenai peran
home industry kerupuk udang kayu api dalam meningkatkan ekonomi
keluarga di Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kepada para pengusaha agar dapat mengembangkan inovasi baik
dalam proses produksi maupun manjemen, agar usaha kerupuk udang
Kayu Api memiliki daya jual yang tinggi. Perlunya pencatatan laporan
keunagan sehingga lebih mudah dalam mengevaluasi ketika terjadi
permasalahan.
2. Kepada pemerintah Kelurahan Mendahara Ilir agar dapat memberikan
perhatian pada kegiatan perkonomian keluarga khususnya produksi
karupuk udang Kayu Api dengan cara mengadakan pelatihan dan
70
pembinaan terhadap masyarakat tentang pengembangan produksi
kerupuk udang Kayu Api secara fokus.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, Agus. ―Etika Produksi Dalam Pandangan Maqasid Syariah.‖ Nizham
Journal of Islamic Studies 8, no. 01 (May 19, 2020): 113–24.
https://doi.org/10.32332/nizham.v8i01.1720.
Al-Quran. Al-Quran, n.d.
Anggito, Albi, and Johan Setiawan. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV. Jejak, 2018.
Anto, Hendrie. Pengantar Ekonomika Mikro Islam. Pertama. Yogyakarta:
Ekonisia, 2003.
Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Bulan Bintang, 2003.
Aunur, Rafiq. Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan. Jakarta, 2014.
Basrowi, and Sumandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Doreza, Shinta. Ekonomi Keluarga. Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2015.
Imam, Musbikin. Peran Serta Ayah Dalam Kemandirian Ekonomi Keluarga.
Temanggung: Desa Pustaka Indonesia, 2019.
Istianah, and Mintraga Eman Surya. ―Terjemah Al-Quran Quraish Shihab Pada
Ayat Produksi, Distribusi, Dan Konsumsi.‖ September 2020 20 (n.d.).
Jahar, Asep Saepudin. Hukum Keluarga, Pidana, Dan Bisnis. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013.
―Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka 2020.Pdf,‖ n.d.
Lilik Siswanta. SE.MM, Fak Bisnis Universitas PGRI Yogyakarta. ―Kontribusi
Home Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi
Keluarga (Studi Kasus Di Desa Wukirsari, Imogiri).‖ AKMENIKA UPY,
Volume 2, 2008, 2008. http://repository.upy.ac.id/2291/.
Lubis, Riyani Fitri. ―Wawasan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dan Hadis Tentang
Produksi,‖ n.d.
Mubyarto. Pengembangan Ekonomi Rakyat Dan Penanggulangan Kemiskinan.
Jakarta: Kumpulan Karangan, 1996.
Nurhasanah, Neneng. Mudhrabah Dalam Teori Dan Praktik. Bandung: PT Refika
Aditama, 2015.
―Pemenperin No 64,‖ n.d.
Prantiasih, Arbaiyah. ―Model Pemberdayaan Industri Kecil Di Pedesaan Untuk
Mengurangi Kemiskinan.‖ Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan 24, no. 2 (June 27, 2016).
https://doi.org/10.17977/jppkn.v24i2.5487.
Robinson, Tarigan. Ekonomi Tarigan, Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Sada, Heru Juabdin. ―Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Perspektif Pendidikan
Islam.‖ Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (November 17,
2017): 213–26. https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i2.2126.
Sarwanti, Aprilliyanti, and Leonardo Budi HSE Mm. ―Pengaruh Modal Usaha,
Biaya Bahan Baku Dan Tenaga Kerja Terhadap Kinerja Usaha Industri
Tahu Di Kabupaten Sukoharjo,‖ n.d., 8.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Sopiah, and Syihabudhin. Manajemen Bisnis Ritel. 1st ed. Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2008.
Subanar, Harimurti. Managemen Usaha Kecil. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
Fakultas Ekonomi UGM, 2001.
Subandi, M.M. Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta, 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2016.———. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta, 2020.
Umar, Husein. Metode Peneltian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada, 2014.
―Undang-Undang No 3 Tahun 2014,‖ n.d.
―Undang-Undang No 20 Tahun 2008,‖ n.d.
Wawancara dengan Bang Muis, Anak Dari Pemilik Home Industry Kerupuk
Udang Kayu Api Aulia, n.d.
Wawancara dengan Bapak Muhamad Syifak, Staf Pelaksana di Kelurahan
Mendahara Ilir, n.d.
Wawancara dengan Ibu Icha, Anak Dari Pemilik Home Industry Kerupuk Udang
Kayu Api Cempaka 2, n.d.
Wawancara dengan Ibu Kiki, Petugas BKKBN di Kelruahan Mendahara Ilir, n.d.
Wawancara dengan Ibu Mulyati, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu
Api Aulia, n.d.
Wawancara dengan Ibu Rukiyah, Pemilik Home Industry Kerupuk Udang Kayu
Api Cempaka 1, n.d.
Wawancara dengan Ibu Sarafiah, Karyawan Home Industry Kerupuk Udang Kayu
Api Cempaka 1, n.d.
―Wawancara Dengan Pemilik Dan Karyawan,‖ n.d.
Zainur, Zainur. ―Konsep Dasar Kebutuhan Manusia Menurut Persfektif Ekonomi
Islam.‖ Jurnal An-Nahl 7, no. 1 (June 29, 2020): 32–43.
LAMPIRAN
DAFTAR PERTANYAAN
A. Pengusaha
a. Identitas Umum
1. Nama
2. Umur
3. Alamat
4. Agama
5. Pendidikan
6. Berapa jumlah anggota keluarga
7. Berapa jumlah anggota keluarga yang masih menempuh pendidikan
b. Pertanyaan informasi tentang Home Industry
1. Bagaimana sejarah kerupuk udang kayu api?
2. Berapa modal awal usaha untuk mendirikan Home Industry?
3. Dari mana sumber modal awal usaha?
4. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk
udang kayu api?
5. Bagaimana langkah pembuatan kerupuk udang kayu api?
6. Apa saja masalah yang dihadapi dalam pengembangan usaha ini?
8. Berapa jumlah produksi dalam 1 bulan?
9. Bagaimana cara memasarkan hasil produksi?
10. Berapa modal yang digunakan untuk 1kali produksi?
11. Berapa harga jual per Kg?
12. Berapa keuntungan yang didapatkan dalam setiap bulan?
13. Dimana saja pemasaran kerupuk udang kayu api?
14. Berapa jumlah karyawan yang ada di Home Indusrty ini?
15. Dari mana saja asal karyawan?
16. Bagaimana sistem pembayaran upah dan berapa rata-rata upah
karyawan?
17. Apakah Home Industry kayu api ini dapat meningkatkan perekonomian
keluarga?
18. Apakah Home Industry kayu api ini dapat meningkatkan kondisi sosial
keluarga?
19. Berapa pendapatan sebelum dan sesudah adanya home industry?
20. Bagaimana kondisi sosial sebelum dan sesudah adanya home industry,
seperti pendidikan, kesehatan, kepemilikan barang berharga?
21. Apakah ada bantuan dari pemerintah?
B. Karyawan
a. Identitas Umum
1. Nama
2. Umur
3. Alamat
4. Agama
5. Pendidikan terakhir
6. Berapa jumlah anggota keluarga
7. Berapa jumlah anggota keluarga yang masih menempuh pendidikan
b. Pertanyaan tentang informasi karyawan
1. Apa pekerjaan sebelum adanya home industry ini?
2. Berapa pendapatan sebelum bekerja di home industry kerupuk udang
kayu api?
3. Apa saja kegiatan yang dilakukan di home industry ini?
4. Berapa upah yang didapatkan saat bekerja di home industry ini
5. Apakah pembayaran upah tepat waktu?
6. Apakah upah dari bekerja di home industry ini dapat membantu
perekonomian keluarga?
7. Berapa pendapatan sebelum dan sesudah adanya home industry?
8. Bagaimana kondisi sosial sebelum dan sesudah adanya home industry,
seperti pendidikan, kesehatan, kepemilikan barang berharga?
C. Pemerintah Kelurahan Mendahara Ilir
1. Bagaimana perkembangan home industry kerupuk udang kayu api?
2. Apa saja bantuan dari pemerintah untuk membantu mengembangkan
home industry yang ada di Kelurahan Mendahara Ilir?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam membantu memecahkan masalah,
seperti kelangkaan Gas?
4. Apakah pemerintah ikut membantu dalam pemasaran produk dari
home industry kerupuk udang kayu api?
Karakteristik Responden
No Nama Jenis
Kelamin
Umur Agama Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Anggota
Keluarga
1 Mulyati Perempuan 50 Islam SD 4
2 Yuli Perempuan 43 Islam SD 4
3 Lina Perempuan 35 Islam SMP 5
4 Mamik Perempuan 28 Islam SMA 3
5 Mia Perempuan 23 Islam SMA 3
6 Erna Perempuan 25 Islam SMA 3
7 Lia Perempuan 24 Islam SMA 3
8 Sarina Perempuan 32 Islam SMP 4
9 Ismun Laki-laki 51 Islam SD 4
10 Kasman Laki-laki 43 Islam SD 4
11 Siti Aminah Perempuan 52 Islam SD 5
12 Vera Perempuan 24 Islam SMA 3
13 Diana Perempuan 25 Islam SMP 3
14 Mega Perempuan 35 Islam SD 4
15 Santi Perempuan 37 Islam SD 4
16 Ema Perempuan 43 Islam SD 5
17 Mia Perempuan 32 Islam SMP 3
18 Lena Perempuan 35 Islam SMA 4
19 Rahman Laki-laki 28 Islam SMP 3
20 Arif Laki-laki 48 Islam SD 4
21 Rukiyah Perempuan 54 Islam SD 5
22 Siti Ulfa Perempuan 32 Islam SMP 4
23 Ana amelia Perempuan 24 Islam SMA 3
24 Wiwik Perempuan 28 Islam SMA 3
25 Indri Perempuan 32 Islam SMP 4
26 Sifa Perempuan 27 Islam SMA 3
27 Safariah Perempuan 45 Islam SD 5
28 Hanum Perempuan 34 Islam SD 4
29 Oki Perempuan 32 Islam SMP 3
30 Maulana Laki-laki 29 Islam SMP 4
31 Suryati Perempuan 43 Islam SD 5
32 Nadia Perempuan 35 Islam SD 4
33 Ririn Perempuan 31 Islam SD 4
34 Sumarni Perempuan 32 Islam SMP 3
35 Nela Perempuan 34 Islam SD 4
36 Agus Laki-laki 37 Islam SD 5
Kondisi Sosial Ekonomi Responden Sebelum Dan Sesudah Adanya Home
Industry Kerupuk Udang Kayu Api
No Nama Pekerjaan Pendapatan Perbulan
(Rp)
Kepemilikan Barang
Berharga (Lahan
(hectare), Emas
(gram), Kendaraan
(unit))
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Mulyati IRT Pemilik Aulia 3.000.000 20.000.000 1 hectare,
2 gram,
1 unit
3 hectare,
7 gram,
3 unit
2 Yuli IRT Karyawan
(Pemotong)
1.100.000 2.100.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
2 unit
3 Lina IRT Karyawan
(Pemotong)
1.700.000 2.800.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
1 unit
4 Mamik IRT Karyawan
(Pengupas)
2.100.000 3.100.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
5 Mia IRT Karyawan
(Pengemas)
2.500.000 3.500.000 1 hectare,
2 gram,
1 unit
1 hectare,
4 gram,
2 unit
6 Erna IRT Karyawan
(Pengadonan)
1.700.000 3.600.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
7 Lia IRT Karyawan
(Penggoreng)
1.600.000 3.700.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
4 gram,
2 unit
8 Sarina IRT Karyawan
(Penggoreng)
1.800.000 3.000.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
1 unit
9 Ismun Nelayan Nelayan +
Kurir
2.300.000 3.300.000 1 hectare,
1 gram,
1 hectare,
1 gram,
1 unit 2 unit
10 Kasman Nelayan Nelayan +
Kurir
1.700.000 3.000.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
1 unit
11 Siti Aminah IRT Pemilik
Cempaka 2
2.900.000 19.000.000 1 hectare,
3 gram,
1 unit
3 hectare,
6 gram,
3 unit
12 Vera IRT Karyawan
(Pemotong)
2.100.000 3.800.000 1 hectare,
2 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
13 Diana IRT Karyawan
(Pemotong)
2.200.000 3.700.000 1 hectare,
2 gram,
2 unit
2 hectare,
3 gram,
1 unit
14 Mega IRT Karyawan
(Pengupas)
2.400.000 3.600.000 1 hectare,
2 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
15 Santi IRT Karyawan
(Pengupas)
1.700.000 3.200.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
2 unit
16 Ema IRT Karyawan
(Pengemas)
1.900.000 3.300.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
17 Mia IRT Karyawan
(Pengadonan)
1.800.000 2.900.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
2 unit
18 Lena IRT Karyawan
(Penggoreng)
1.200.000 2.500.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
1 unit
19 Rahman Petani Petani +
Kurir
2.000.000 3.700.000 1 hectare,
2 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
2 unit
20 Arif Nelayan Nelayan +
Kurir
1.9.000.000 3.500.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
21 Rukiyah IRT Pemilik 2.800.000 12.000.000 1 hectare,
3 gram,
2 hectare,
7 gram,
Cempaka 1 1 unit 2 unit
22 Siti Ulfa IRT Karyawan
(Pemotong)
2.400.000 3.200.000 1 hectare,
2 gram,
1 unit
1 hectare,
4 gram,
2 unit
23 Ana amelia IRT Karyawan
(Pengemas)
2.200.000 3.300.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
1 unit
24 Wiwik IRT Karyawan
(Pengupas)
1.400.000 2.500.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
1 unit
25 Indri IRT Karyawan
(Pengadonan)
1.200.000 2.400.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
1 unit
26 Sifa IRT Karyawan
(Pengadonan)
2.100.000 3.000.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
2 hectare,
2 gram,
1 unit
27 Safariah IRT Karyawan
(Penggoreng)
2.400.000 3.200.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
1 unit
28 Hanum IRT Karyawan
(Penggoreng)
1.500.000 2.500.000 1 hectare,
3 gram,
1 unit
1 hectare,
1 gram,
2 unit
29 Oki IRT Karyawan
(Pengupas)
1.600.000 2.600.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
1 gram,
2 unit
30 Maulana Nelayan Nelayan +
Kurir
1.200.000 2.500.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
1 unit
31 Suryati IRT Pemilik
Surya
2.700.000 7.000.000 1 hectare,
3 gram,
1 unit
2 hectare,
8 gram,
2 unit
32 Nadia IRT Karyawan
(Pemotong)
1.700.000 2.900.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
33 Ririn IRT Karyawan 1.200.000 2.200.000 1 hectare,
1 gram,
1 hectare,
3 gram,
(Pengupas) 1 unit 1 unit
34 Sumarni IRT Karyawan
(Pengemas)
1.500.000 2.500.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
1 unit
35 Nela IRT Karyawan
(Pengadonan)
2.000.000 3.000.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
2 gram,
2 unit
36 Agus Petani Petani +
Kurir
2.1000.000 2.900.000 1 hectare,
1 gram,
1 unit
1 hectare,
3 gram,
2 unit
Hasil Dokumentasi
Wawancara dengan pemilik Home Industry kerupuk udang kayu api
Wawancara dengan karyawan home industry kerupuk udang kayu api
Foto bersama pegawai Pemerintahan Kelurahan Mendahara Ilir
Foto legalitas usaha Kerupuk Udang Kayu
Api
Foto produk Kerupuk Udang Kayu Api
CURRRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Wahyu Dwi Septian
NIM : 501171793
Universitas : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Agama : Islam
Hobby : Memasak
Tempat, Tanggal Lahir : Lambur 1, 10 September 1999
Alamat : RT 009, Dusun Suka Sari, Desa Pandan
Sejahtera, Kec. Geragai, Tanjung Jabung Timur
No Hp/Wa : 082269709469
E-mail : dwicuman02@gmail.com
Nama Ayah : Parsino
Nama Ibu : Boinem
C. Latar Belakang Pendidikan
TK : TK Mukti Tama
SD : SD 218/X Tanjung Jabung Timur
SMP : SMPN 27 Tanjung Jabung Timur
SMA : SMAN 5 Tanjung Jabung Timur
Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam, Program Studi
Ekonomi Syariah
D. Pengalaman Organisasi
2018-2019 Anggota Dev. Humas & Kerjasama Kelompok Studi Ekonomi
Islam (KSEI) Al-Fath UIN STS Jambi
2018-2019 Anggota Dev. Edukasi & Pelatihan Kelompok Studi Pasar
Modal (KSPM) FEBI UIN STS Jambi
2019-2020 Ketua Dev. Edukasi & Pelatihan Kelompok Studi Pasar Modal
(KSPM) FEBI UIN STS Jambi
D. Prestasi
2018 Penerima Beasiswa Dinas Pendidikan Provinsi Jambi
2019 Lulus Sertifikat Keahlian Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran
(WPPEP) dari The Indonesia Captial Market Institute (TICMI)
E. Motto Hidup
“Bekerjalah Untuk Duniamu Seakan-akan Engkau Akan Hidup
Selamanya. Dan Bekerjalah Untuk Akhiratmu Seakan-akan Engkau
Akan Mati Besok Pagi”