Post on 08-Dec-2020
PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS ROKOK
DAN FATWA MUI TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT MUSLIM
(STUDI KASUS MASYARAKAT MUSLIM KELURAHAN OLAK
KEMANG KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
VERANITA
NIM : EES.160658
Pembimbing:
Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM
Khairiyani, SE.M.S.Ak
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
Pembimbing l : Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.M
ii
iii
iv
MOTTO
ب ف الزض حللا طباب ول تت إه ب أهب انبس كهىا ي طب بعىا خطىات انش
يب نكى عدو
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. ( Qs. Al-Baqarah :
168 )1
1 Al-Baqarah Ayat 168.
v
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok dan Fatwa MUI Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim di
Kelurahan Olak Kemang. Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif
menggunakan metode analisis statistik regresi berganda untuk menghubungkan
Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X
2) dengan
Minat Beli (Y), penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: Secara (uji F) dengan nilai 6.236 dan nilai signifikansi sebesar 0.003,
menunjukkan bahawa variabel independen Slogan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X
2) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Minat Beli (Y) pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang.
Sedangkan, secara (Uji T) dari dua variabel hanya satu yang memiliki pengaruh
yang signifikan dengan nilai 3.265 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.002,
yaitu Fatwa MUI (X2) memiliki pengaruh terhadap Minat Beli (Y) sedangkan
variabel Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1) dengan nilai 0.416
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.679 tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Minat Beli (Y).
Kata Kunci : Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok, Fatwa MUI, Minat
Beli.
vi
ABSTRACT
This thesis aims to uncover the influence of the Danger of Smoking Slogan on the
Cigarette Wrapper and MUI Fatwa Against Interest in Buying Muslim
Community in Kelurahan Olak Kemang. This thesis uses a quantitative approach
using multiple regression statistical analysis methods to link the Dangers of
Smoking Slogan on Cigarette Wrap (X1), and Fatwa MUI (X2) with Purchase
Interest (Y), the research conducted obtained the results and conclusions as
follows: ) with a value of 6,236 and a significance value of 0.003, indicating that
the independent variable Smoking Danger Slogan on Cigarette Wrap (X1), and
Fatwa MUI (X2) jointly influence the Interest in Purchase (Y) in the Muslim
Community of Olak Kemang Village. Whereas, only two of the two variables (T
Test) had a significant effect with a value of 3,265 with a significance level of
0.002, namely MUI Fatwa (X2) had an influence on Purchase Interest (Y) while
the Smoking Hazard Slogan variable on Cigarette Wrap (X1 ) with a value of
0.416 with a significance level of 0.679 does not have a significant effect on
PurchaseInterest(Y).
Keywords: Danger of Smoking Slogan on Cigarette Case, MUI Fatwa, Purchase
Interest.
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil „alamin
Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata satu (S1) Shalawat
beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad
Rasulullah Saw
“Pengetahunan yang benar tidak diukur dari sebanyak anda menghafal dan
seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan pengetahuan yang benar
adalah ekspresi keshalehan (melindungi dari pada apa yang Allah SWT larang dan
bertindak atas apa yang Allah SWT amanatkan) R.A. Abu Na‟iam”
Ku Persembahkan Karya ku yang sederhana ini kepada:
Ayahku terhebat Jamhur, ilmu yang kau berikan dan mendidikku dengan titik-titik
dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan
Allah SWT
Ibuku terindah Masita yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di dalam
hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas
Adikku Muhammad Reza, dan Ismail penghiburku dan pelepas kerinduanku
dalam mengarumi dunia
Serta teman-teman seperjuanganku, teman dekatku Baiti, Detia Safitri, Lia
Wardania, Siti Turmini sari, Sri Dwi Wahyuni, Sri Maylani, Sulisthia, Steffiani,
Syarifah Natasya, Syarah Eka Pratiwi, Teni Andriani, Ulfa Minnatul Jannah, Ulva
Vanesa, Widya Febrianti yang telah Menssuport ku selama ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta‟ala
yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang saya beri Judul “Pengaruh
Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Fatwa MUI terhadap Minat
Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kelurahan Olak
Kemang Kecamatan Danau Teluk). Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna
memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah di
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Di dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima
kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy'ari, MA., Ph.D selaku Rektor Uin Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A. Miftah, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
islam Universitas Isam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
yang telah memberikan izin penelitian.
3. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag.,M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM, Selaku Dosen Pembimbing I
yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Khairiyani, SE.M.S.Ak, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
ix
6. Bapak Muhammad Amin selaku lurah Olak Kemang beserta staf yang
telah sudi memberi ijin penelitian kepada penulis hingga skripsi ini selesai
tepat waktu.
7. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, yang telah
membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi.
8. Kepada seluruh keluarga terkhusus Orang tua, Adik yang telah banyak
memberikan dukungan kepada penulis.
9. Kepada teman seperjuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang selalu berjuang bersama.
10. Kepada Masyarakat Kelurahan Olak Kemang yang banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan imbalan yang
setimpal atas segala kebaikan yang diberikan dan dilakukan kepada
penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca terutama bagi keluarga besar Universitas Islama Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
Wassalamu’alikum Warahmatullahiwabarakatuh.
Jambi, Maret 2020
Penulis,
Veranita
EES.160658
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTARCT ......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
D. Batasan Masalah................................................................................... 10
xi
E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 11
F. Kerangka Teori..................................................................................... 12
G. Tinjauan pustaka ................................................................................. 46
H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 50
I. Hipotesis ............................................................................................... 51
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 52
B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 53
C. Populasi dan sampel ............................................................................. 54
D. Operasional Variabel ............................................................................ 55
E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 58
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 59
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 66
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kelurahan Olak Kemang............................................ 68
B. Visi dan Misi ........................................................................................ 71
BAB VI PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 73
B. Anilisis Data ......................................................................................... 74
1. Uji Instrumen ................................................................................. 75
a. Uji Reliabelitas ......................................................................... 75
xii
b. Uji Validitas ............................................................................. 75
2. Uji Asumsi Kalsik .......................................................................... 76
a. Uji Normalitas .......................................................................... 76
b. Uji multikoliniaritas ................................................................. 76
c. Uji heteroskedastisitas .............................................................. 77
3. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 79
a. Uji T ......................................................................................... 80
b. Uji F ......................................................................................... 81
c. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 82
C. Pembahasan
1. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok
(X1) dan Fatwa MUI (X
2) Terhadap Minat Beli ........................... 83
2. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok
(X1) Terhadap Minat Beli .............................................................. 84
3. Pengaruh Fatwa MUI (X2) Terhadap Minat Beli ........................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 90
B. Saran-Saran .......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Olak Kemang .................................... 8
Tabel 2.1 Jumlah Perokok di Kelurahan Olak Kelurahan Olak Kemang ........ 8
Tabel 3.l Tinjauan Pustaka ............................................................................... 46
Tabel 2.1 Operasional Variabel........................................................................ 55
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk ............................................................................ 68
Tabel 3.2 Lembaga Keuangan ......................................................................... 68
Tabel 3.3 Lembaga Pendidikan ....................................................................... 68
Tabel 3.4 Sarana Peribadatan .......................................................................... 69
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia .............................................. 72
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabititas Variabel Penelitian ........................................ 73
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ............................................ 74
Grafik 4.5 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 76
Grafik 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................... 78
Tabel 4.8 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 79
xiv
Tabel 4.9 Hasil UJI T ...................................................................................... 80
Tabel 4.10 Hasil Uji F ...................................................................................... 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peringatan kesehatan dengan gambar pada kemasan kecil atau bungkus
rokok dimulai sejak diundangkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan
Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Namun berlaku secara
efektif 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan peraturan tersebut atau dimulai
tanggal 12 April 2014 dan berlaku hingga saat ini. Menurut Leventhal and Cleary
tahun 1980 keberhasilan dalam berhenti merokok ditentukan oleh besarnya niat
(intensi) untuk berhenti. Jadi tanpa adanya intensi yang besar, sebesar apapun
usaha untuk berhenti merokok akan sia-sia (Managanta & Hudaya, 2018).2
Menurut Ajzen dan Fishbein tahun 2005 intensi berhenti merokok juga
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sikap individu terhadap perilaku tertentu, norma
subjektif yaitu norma sosial yang berpengaruh terhadap individu dan kontrol
perilaku yang diartikan persepsi individu terhadap kemampuannya dalam
melakukan kontrol diri untuk berbuat atau tidak.3 Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Astuti tahun 2004 bahwa sikap terhadap perilaku berisiko kesehatan
2 Andri Amaliel Managanta dan Yaya hudaya, “Hubungan Gambar bahaya Merokok
Pada Kemasan dengan Intensi Berhenti Merokok di Kecamatan curug Kabupaten Tanggerang”,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,Vol 4. No.1. Desember 2018. hlm. 72.
3 Ibid., hlm. 72.
2
berhubungan dengan rendahnya perilaku berisiko kesehatan termasuk di antaranya
adalah merokok.4
Saat ini peredaran rokok semakin tumbuh dari tahun ke tahun dengan
tingkat konsumen yang tidak terkendali lagi, baik itu kalangan orang tua, dewasa,
remaja, bahkan anak-anak telah mengkonsumsi rokok yang membuat orang tua
dan pemerintah prihatin. Terlebih lagi kita ketahui bahwa mengkonsumsi rokok
secara terus menerus dapat menjadi sumber berbagai masalah kesehatan seperti
kanker, jantung, dan gangguan pernafasan. Selain itu, orang sekitar juga akan
dapat terkena dampak negatif merokok yang di akibatkan menghirup asap rokok
orang yang sedang merokok. Pada masa sekarang merokok juga merupakan salah
satu dari kebiasaan yang dapat kita temui dalam sehari-hari (Warahmah, n.d.).5
Kemasan rokok bertujuan menciptakan keinginan membeli dan mencoba,
pemerintah punya tanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang dampak
merokok bagi kesehatan. Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar pada
kemasan rokok bertujuan meningkatkan pemahaman tentang bahaya akibat
merokok, tetapi pada kenyataannya peringatan tertulis dan gambar pada kemasan
rokok yang memuat sederetan gangguan kesehatan akibat rokok ini terbukti tidak
efektif, dimana jumlah pengguna rokok makin bertambah baik dari kalangan
dewasa maupun remaja.
Perilaku merokok jelas bukan merupakan perilaku sehat. Rokok memiliki
banyak dampak negatif bagi kesehatan. Namun perilaku seseorang tidak akan
4 Ibid., hlm. 72.
5 Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 2.
3
terlepas dari pengaruh lingkungannya. Lingkungan yang memengaruhi derajat
kesehatan seseorang salah satunya adalah lingkungan sosial budaya. Masyarakat
Indonesia terdiri atas banyak suku budaya yang mempunyai latar belakang
beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut sangat memengaruhi tingkah laku
manusia yang memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman
budaya menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk
dalam perilaku kesehatan. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya
bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang
mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa
kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85%
sampai 95% sebelum umur 18 tahun (Nurlinda & Fabanyo, 2018) .6
Selain itu peringatan bahaya merokok tidak hanya terdapat dibungkus
rokok, namun juga banyak terdapat di tepi jalan seperti baliho dan poster.
Menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, Pemerintah Provinsi Jambi
membuat Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3 Tahun 2017 “ Tentang Kawasan
Tanpa Rokok”.7 Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Jambi,
diperlukan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk senantiasa membiasakan hidup sehat. Bahwa merokok adalah
kebiasaan yang dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu, masyarakat,
dan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga diperlukan
upaya pengendalian dampak rokok terhadap kesehatan.
6 Andi Nurlinda, Samsualam, dan Rizqi Alvian Fabanyo, 2011.“Pengaruh Persepsi
Tentang Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok Terhadap Tindakan Merokok Pada Remaja
Putra Smp Wahyu Makassar”, Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI). Vol. VIII. No
2, November 2018. hlm. 363.
7 https://law.unja.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/PERDA-NO.-03-TAHUN-2017.
4
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan untuk: a. memberikan
perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif; b.
memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat; c.
melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik
langsung maupun tidak langsung; d. menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, bebas dari asap rokok; e. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; f.
untuk mencegah perokok pemula.8
Setiap orang wajib tidak merokok di tempat atau area yang dinyatakan
sebagai Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana di maksud
meliputi: a. tempat umum; b. tempat kerja; c. tempat ibadah; d. tempat bermain
dan/atau berkumpulnya anak-anak; e. kendaraan angkutan umum; f. lingkungan
tempat proses belajar mengajar; g. sarana kesehatan; dan sarana olahraga.
Peraturan Daerah (PERDA) ini sudah berlaku pada tanggal 02 Februari 2017
(PERDA Kota Jambi No. 3 Tahun 2017 Tentang KAWASAN TANPA ROKOK
[JDIH BPK RI], n.d.).9
Selain aturan pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan
Dasar-dasar dan prosedur penetetapan Fatwa mengenai hukum rokok yang
dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dirumuskan dalam pedoman
penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: U-596/MUI/X/1997 yang
ditetapkan pada tanggal 2 Oktober 1997. Dasar-dasar penetapan fatwa dituangkan
pada bagian kedua pasal 2 yang berbunyi:
8 Ibid.
9Hasyim Muzadi. 19 Agustus 2019. Kawasan Tanpa Rokok.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49958/perda-kota-jambi-no-3-tahun-2017.
5
1. Setiap Keputusan Fatwa harus mempunyai dasar atas Kitabullah dan Sunnah
Rasul yang mu‟tabarah, serta tidak bertentangan dengan kemaslahatan umat.
2. Jika tidak terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul sebagaimana
ditentukan pada pasal 2 ayat 1, Keputusan Fatwa hendaklah tidak
bertentangan dengan ijma‟, qiyas yang mu‟tabar, dan dalil-dalil hukum yang
lain, seperti istihsan, maslahah mursalah, dan saddu al-dzari‟ah.
3. Sebelum pengambilan Keputusan Fatwa, hendaklah ditinjau pendapat-
pendapat para imam madzhab terdahulu, baik yang berhubungan dengan
dalil-dalil hukum maupun yang berhubungan dengan dalil yang dipergunakan
oleh pihak yang berbeda pendapat.
4. Pandangan tenaga ahli dalam bidang masalah yang akan diambil Keputusan
Fatwanya, dipertimbangkan.Dasar-dasar fatwa yang dipegangi MUI adalah:
Al-Qur‟an, Sunnah (tradisi dan kebiasaan Nabi), Ijma‟ (kesepakatan pendapat
para ulama) dan Qiyas (penarikan kesimpulan dengan analogi) (Trigiyatno,
2012) . (Trigiyatno, 2012)10
Setelah melalui draft (Konsep) awal, dilanjutkan dalam sidang pleno
komisi, ditampung dalam tim perumus dan kemudian diajukan ke sidang pleno
Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI yang berlangsung pada hari Ahad sore 26
Januari 2009, dicapai keputusan yang diktumnya (Pernyataanya) sebagai berikut:
1. Seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima‟ sepakat:
a). bahwa hukum merokok tidak wajib.
10
Ali Trigiyatno, “Fatwa Hukum Merokok Dalam Perspektif MUI dan Muhammadiyah”,
Peneliti adalah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. Vol. 8, No 1.
2011. hlm 57- 56.
6
b). bahwa hukum merokok tidak sunat dan
c). bahwa hukum merokok tidak mubah.
2. Peserta Sidang berbeda pendapat tentang tingkat larangan merokok tersebut,
sehingga hukum merokok terjadi khilaf ma baiyna al-makruh wa al-haram
(perbedaan pendapat antara haram dan makruh).
3. Seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima‟ sepakat bahwa merokok hukumnya
haram, dengan ketentuan sebagai berikut:
a). di tempat umum.
b). bagi anak-anak, dan
c). bagi wanita hamil.
Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok, yakni
Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma‟ruf Amin
mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak dan ibu hamil. Selain itu,
para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok ditempat umum. Selain untuk
tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama menetapkan hukum merokok adalah makruh .11
Kelurahan Olak Kemang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di
Sebrang Kota Jambi. Sebrang Kota Jambi dikenal sebagai kota santri karena
terdapat beberapa Pesantren, Kota santri adalah istilah yang diberikan kepada
kota-kota yang memiliki banyak pondok pesantren, kelurahan olak kemang
termasuk dalam kota santri hingga menarik di jadikan objek penelitian karena
11
Peraturan Perda Kota Jambi, Kawasan Tanpa Rokok, 19 Agustus 2019. http://
antimui.wordpress.com/2009/01/29/info-tentang-Fatwa-Mui.
7
semua penduduk di kelurahan olak kemang beragama Islam.12
Di karenakan dari
hasil pengamatan penulis bahwasanya mengetahui banyak masyarakat yang
mengkonsumsi rokok baik dari kalangan dewasa sampai dengan anak-anak.
Padahal sudah jelas bahwa slogan di bungkus rokok menghimbau kepada
masyarakat atau konsumen rokok untuk berhenti mengkonsumsi rokok atau
membeli rokok.
Seperti hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang penulis peroleh
dari salah satu konsumen rokok bapak Jamhur, mengenai isi pesan dari slogan
bahaya merokok pada bungkus rokok dan Fatwa MUI. Beliau mengatakan
bahwa” Saya merasa tidak terganggu dengan adanya peringatan bahaya merokok
pada bungkus rokok, untuk saya berhenti merokok sangat kecil kemungkinan
karena kecanduan saya terhadap rokok. Dan mengenai Pelarangan Fatwa MUI
melarang merokok di depan Umum, bagi saya sangat baik, karena asap dari rokok
yang kita konsumsi akan menggangu orang lain, saya akan mengurangi merokok
di depan umum jika itu di haramkan.13
Selain itu wawancara yang sama. penulis peroleh dari salah seorang
konsumen rokok Saudara Agus, mengenai slogan bahaya merokok yang tertera
pada bungkus rokok. Beliau mengatakan bahwa “Merokok memang tidak baik
bagi kesehatan sebagai mana yang telah tertera pada slogan yang ada pada
bungkus rokok, selain itu slogan yang ada disertai dengan gambar membuat saya
12 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020.
13 Hasil Wawancara dengan Bapak Jamhur, Masyarakat Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk, Kamis, 20 Februari 2020.
8
sedikit takut. Namun dikarenakan kecanduan saya terhadap rokok, membuat saya
sulit untuk berhenti mengkonsumsi rokok. Walau demikian saya sudah beberapa
kali mencoba untuk berhenti merokok, akan tetapi sampai saat ini belum
berhasil”. Dan mengenai Pelarangan Fatwa MUI melarang merokok di depan
Umum, saya akan mencoba tidak akan merokok lagi di depan umum.14
Setelah penulis melakukan analisis data, tampaknya variabel slogan bahaya
merokok pada bungkus rokok memiliki pengaruh, tetapi tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap minat beli, sedangkan fatwa mui memiliki pengaruh signifikan
terhadap minat beli. Kemudian peneliti kembali mewawancari beberapa
konsumen rokok, tampaknya meraka belum bisa untuk berhenti merokok tetapi,
hanya saja merubah aktivitas merokok yang biasanya merokok ditempat umum
menjadi tidak merokok di tempat umum lagi.15
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Kelurahan Olak Kemang16
No Jenis Kelamin Jiwa/Orang
1 Laki-Laki 2.680
2 Perempuan 2.621
Jumlah 5.301 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
14 Hasil Wawancara dengan Saudara Agus, Masyarakat Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk, Sabtu, 22 Februari 2020.
15 Hasil Wawancara dengan Bapak Jamhur ,Saudara Agus danSaudara Iyan, Masyarakat
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk, Sabtu, 20 Mei 2020.
16 Wawancara dengan Nurul Pegawai Kantor Lurah Kelurahan Olak Kemang, Kota
Jambi, tanggal 26 Agustus 2019.
9
Tabel 2.1
Jumlah Perokok Di Kelurahan Olak Kemang17
No Nama Pemilik Outlet/Toko Jumlah Rokok yang
terjual dalam Sehari
1 Taufik 30 Bungkus
2 Jangning 30 Bungkus
3 Abdullah 10 Bungkus
4 Erwin 30 Bungkus
5 Anton 10 Bungkus
6 Dong 5 Bungkus
7 Jangte 10 Bungkus
8 Edi 20 Bungkus
9 Iwan 15 Bungkus
10 Saifuddin 30 Bungkus
11 Bujang 20 Bungkus
12 Imron 25 Bungkus
13 Rosmah 10 Bungkus
14 Nurma 30 Bungkus
15 Nur Asiah 15 Bungkus
16 Nabila 10 Bungkus
17 Bella 30 Bungkus
17 Wawancara dengan pemilik outlet yang menjual rokok di Kelurahan Olak Kemang,
tanggal 5 oktober.
10
18 Badawi 10 Bungkus
19 Rumlah 10 Bungkus
Jumlah 350 Bungkus
Sumber: Data di dapat dari hasil wawancara dengan pemilik Outlet Kelurahan
Olak Kemang.
Penjelasan tabel 2.1 di atas terdapat jumlah Rokok yang terjual diseluruh
Outlet Kelurahan Olak Kemang Sebanyak 350 bungkus dan sebanyak itu juga
jumlah perokok di Kelurahan Olak Kemang.
Dari beberapa uraian di atas, penulis ingin mengetahui sejauh mana
kesadaran atau tanggapan dari masyarakat melihat adanya Slogan Bahaya
Merokok pada bungkus Rokok dan Fatwa MUI. Maka peneliti merasa perlu
mengangkat permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus dan Fatwa MUI Rokok
Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar Belakang Masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan fatwa MUI
berpengaruh terhadap minat beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak
Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi?
2. Apakah slogan bahaya merokok pada bungkus rokok berpengaruh terhadap
minat beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau
Teluk Kota Jambi?
11
3. Apakah fatwa MUI berpengaruh terhadap minat beli Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang di
harapkan, perlu adanya batasan masalah, adapun batasan dalam penelitian ini
adalah : Penelitian ini hanya pada Masyarakat muslim Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang Merokok.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Ingin mengetahui Pengaruh Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan
Fatwa MUI terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Studi Kasus Masyarakat
Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
2. Ingin mengetahui pengaruh Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok
terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Studi Kasus Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
3. Ingin mengetahui pengaruh Fatwa MUI terhadap Minat Beli Masyarakat
Muslim Studi Kasus Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
E. Manfaat penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
12
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan,
pengalaman, meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya
ilmiah mengenai minat beli konsumen dan mendapatkan gelar sarjana (S1).
2. Bagi masyarakat Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk,
penelitian ini merupakan usaha peneliti untuk memberitahu kepada
masyarakat bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan diri sendiri,
bahkan juga dapat membahayakan orang sekitar dan dengan adanya
penelitian ini bisa menyadarkan masyarakat untuk tidak merokok lagi.
3. Bagi akademis, akan melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat oleh
ragam mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan dan referensi dari satu
karya ilmiah.
F. Kerangka Teori
1. Slogan
a. Pengertian Slogan
Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok dan
mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu. Slogan adalah sebuah
penyampaian ide tentang seperti apa anda ingin dikenal konsumen.
Seperti halnya identitas pribadi, identitas bisnis merupakan seperangkat
karakteristik yang memungkinkan orang lain untuk mengenali anda
sebagai entitas terpisah dan unik. Identitas merupakan citra merek anda,
13
dan jika sudah mantap, identitas mewakili aset yang sangat berharga yang
harus anda kembangkan dan lindungi. (Warahmah, n.d.)18
Unsur-unsur utama identitas bisnis adalah nama, logo, slogan,
warna. disamping itu, anda mungkin memiliki unsur-unsur unik dan
berbeda, yang membentuk identitas anda, seperti kemasan yang orisinal
atau lain dari yang lain. Banyak perusahaan menggunakan motto atau
slogan untuk menjelaskan sifat bisnis secara lebih baik atau untuk
menciptakan perasaan tentang perusahaan atau produk tersebut. Slogan
membantu pelanggan mengingat apa yang unik tentang bisnis.19
Slogan adalah suatu istilah yang terkandung dalam ucapan pikiran
atau perasaan manusia yang terbentuk kalimat atau kata-kata sebagai
ekspresi sebuah ide dan tujuan yang mudah diingat. Slogan adalah suatu
kalimat yang singkat, menarik, mencolok. Walaupun kalimatnya singkat,
tetapi didalamnya terkandung makna yang luas Umumnya kita melihat
sebuah bahasa slogan dalam bentuk iklan, dimana penjual atau produsen
membuat slogan untuk menjelaskan dan mempromosikan produk dan
jasanya kepada masyarakat luas. (Rahayuni, 2017)20
Saat ini penggunaan
slogan sudah meluas kepada hal-hal lain seperti peringatan mengenai
18
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 7.
19
Ibid. hlm. 8.
20
Ayu Puji Rahayuni, 2017. “ Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah
Studi Kasus DI MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang”, Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
14
aturan membuang sampah, tepat waktu, nasehat belajar, dan salah satunya
pada penelitian ini yaitu Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok.
b. Tujuan Slogan
Pembuatan slogan tentu ada maksud dan tujuan tertentu, dan
dibawah ini adalah beberapa maksud dan tujuan dari dibuatnya sebuah
slogan yang umum kita lihat:
1) Menyampaikan informasi.
2) Mempengaruhi orang lain.
3) Menghimbau orang lain.
4) Memotivasi orang lain.
5) Menyadarkan masyarakat.21
c. Indikator Slogan
Adapun indikator-indikator slogan sebagai berikut:
1) Melihat isi pesan dari slogan bahaya rokok.
2) Daya Tarik Slogan menjadi hal yang sangat penting agar slogan
mampu berkomunikasi dengan konsumen, dapat membujuk dan
membangkitkan serta mempertahankan ingatan konsumen akan produk
yang ditawarkan.
3) Efektif, artinya slogan itu menyampaikan pesan sebagaimana
dikehendaki dan konsumen dapat meresponnya.22
d. Macam-macam Slogan
1. Slogan Pendidikan
21 Ibid,. hlm. 9.
22
Ibid,. hlm. 9.
15
Slogan pendidikan diartikan sebagai sebuah frase, kata-kata, kalimat
atau motto yang bertemakan pendidikan yang bertujuan untuk
mendorong dan memotivasi para pelajar agar semakin giat dalam
menuntut ilmu. Umumnya slogan-slogan pendidikan sering kita lihat
dimading-mading sekolah, dinding-dinding kelas dan tempat-tempat
lainnya.
2. Slogan Lingkungan
Tentu kita tidak asing lagi dengan slogan-slogan yang bertemakan
lingkungan, slogan ini banyak kita jumpai ditempat-tempat yang
strategis seperti dimading-mading sekolah, pada baligo-baligo
dijalan-jalan raya dan berbagai tempat umum lainnya. Secara umum
slogan-slogan ini berisikan kata-kata, kalimat, frase atau motto yan
menghimbau, mengajak, dan menginformasikan kepada kita agar
turut serta dalam menjaga dan mencintai lingkungan sekitar kita.
3. Slogan Kesehatan
Tentu ada banyak sekali contoh-contoh dari slogan kesehatan, baik
itu yang tertulis maupun tidak. Banyak contoh slogan-slogan
kesehatan yang tertulis yang sering kita jumpai dan temui ditempat-
tempat strategis seperti alun-alun, rumah sakit dan tempat-tempat
lainnya. (Warahmah, n.d.)23
23
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 10.
16
e. Sejarah Slogan Rokok
Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai peringatan slogan
rokok dari tahun 1999 sampai sekarang, antara lain sebagai berikut:
Tahun 1999
PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT
MERUGIKAN KESEHATAN
Tahun 1999-2001
PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT
MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG,
IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN
JANIN
Tahun 2002-2013
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
Desember 2013–Mei 2018
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 109 Tahun 2012, kemasan tembakau maupun iklan harus
menyertakan gambar peringatan wajib dan pembatasan usia (18+). Pesan
peringatan grafis harus terdiri 40% dari luas bidang depan dan belakang
bungkus rokok dan 20% dari luas iklan rokok. Setelah pengenalan
gambar grafis dalam kemasan rokok Indonesia, branding rokok sebagai
17
light,mild, dan lain-lain, telah dilarang („Pesan peringatan kemasan
produk tembakau‟, 2020).24
PERINGATAN:
MEROKOK MEMBUNUHMU
Lain-lain
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Mulut”
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan”
Keterangan:
Iklan rokok biasanya mempergunakan satu peringatan saja, yakni,
Peringatan: “Merokok Membunuhmu” dan harus diletakkan di bawah
iklan. Namun, peringatan lain di atas juga diperbolehkan untuk
dipakai pada iklan rokok.
Semua peringatan merokok mempergunakan gambar dan tulisan
tersebut sejak 24 Juni 2014.
Peringatan rokok di iklan rokok wajib ada disetiap bagian akhir sejak
tahun 2002.
2018–
Peringatan merokok versi terbaru
24 Wikipedia, 2020. “Pesan Peringatan Produk Kemasan Tembakau”.
Diakseshttps://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit
§ion=2.
18
Karena peringatan merokok yang beredar di Indonesia masih
menggunakan gambar dari Thailand, sejak 31 Mei 2018, Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan peringatan bergambar terbaru,
dengan tiga di antaranya merupakan gambar dari korban-korban perokok
Indonesia dengan tulisan sebagai berikut. .
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Mulut”
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Paru”.
Peringatan: “Merokok Merenggut Kebahagian Saya satu Per-satu”.
Sejak Desember 2018, iklan rokok di televisi sudah mulai
menggunakan peringatan ini.25
2. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok dalam bahasa arab disebut دخن (dakhina) atau سجر , orang
yang merokok disebut al-mudakhin sedangkan yang biasa dipakai oleh
orang-orang yang mengharamkan rokok adalah ayat al-Qur‟an surat al-
Baqarah ayat 195 26
yang berbunyi:
حب الل ول تهقىا بأدكى إن انتههكة وأحسىا إ وأفقىا ف سبم الل
حس ان
padahal kata إلى التهلكة asal artinya adalah segala sesuatu yang berakibat
atau mendatangkan kebinasaan, bahwa jika ayat tersebut dijadikan dalil
25
Ibid.
26 Surah Al-Baqarah, Ayat 195.
19
untuk pengharaman rokok kurang tepat, karena tidak ada dalil yang
eksplisit/kongkrit menjelaskan tentang rokok tersebut dan juga karena
asbabun nuzul ayat tersebut bukan untuk pengharaman rokok akan tetapi
bagaimana “manusia yang enggan menafkahkan hartanya untuk segera
menafkahkan hartanya karena jika tidak kebinasaan akan menimpa
dirinya” dan dalam ayat tersebut mengajarkan kepada kita untuk berlaku
ihsan karena kata ihsan yang mempunyai makna memberi lebih banyak
daripada yang harus anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang
seharusnya anda ambil, bukan mengajarkan kita untuk mengharamkan
rokok. (Ferizal, 2016)27
Istilah atau kata rokok dalam bahasa indonesia merupakan kata
benda yang diserap dari bahasa belanda roken yang artinya menghisap
tembakau yang membara (Pengertian Istilah Rokok Dan Sigaret | Literasi
Publik, n.d.).28
Menurut PP No.19 tahun 2013, rokok merupakan hasil olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin atau tar dengan
atau tanpa bahan tambahan. Penggunaan dari rokok yaitu dengan dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok sendiri merupakan salah satu
27 Indis Ferizal, “Mekanisme Pengujian Hukum Oleh Ulama dal Menetapkan Fatwa
Haram Terhadap Rokok“ , Fakultas Syari‟ah, Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot
Kala, Langsa, Aceh. Vol 11, Nomor 1, Januari-Juni 2016. hlm. 55.
28
Literasi Publik, “Pengertian Istilah Rokok dan Sigaret” 15 Mei 2018,
www.literasipublik.com.
20
zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi
kesehatan. (Dewi & Rumita, n.d.)29
b. Jenis-jenis Rokok
Rokok berdasarkan ada atau tidaknya filter:
1) Rokok Filter
Rokok filter ialah rokok yang memiliki penyaring. Fungsinya untuk
menyaring nikotin, salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam
rokok. Filter itu terbuat dari busa serabut sintesis.
2) Rokok tidak berfilter
Rokok yang satu ini pada kedua ujungnya tidak terdapat busa serabut
sintesis. Dengan demikian, semua zat berbahaya leluasa masuk ke
tubuh penikmatnya.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus:
1) Klobot
Rokok klobot ialah rokok yang bahan pembungkusnya daun jagung
yang dikeringkan. Daun jagung itu diisi dengan irisan tembakau yang
sudah kering serta bahan-bahan lain yang dapat menambah cita rasa
rokok.
2) Kawung
Rokok kawung ialah rokok yang bahan pembungkusnya daun aren
yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, daun aren itu kemudian diisi
29
Ida Mawar Devi dan Rani Rumita, “Analisis Pengaruh Graphic Health Warning
(GHW) Pada Bungkus Rokok Terhadap Intensi Untuk Berhenti Merokok ( Studi Kasus Pada
Mahasiswa UNDIP)”, Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponorogo.
21
dengan irisan tembakau yang sudah kering serta bahan-bahan lain
seperti cengkeh ataupun kemenyan. .
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:
1) Rokok putih
Rokok putih ialah rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2) Rokok kretek
Rokok kretek ialah rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu. Rokok kretek ini pada umumnya tidak menggunakan filter.
3) Rokok klembak
Rokok klembak ialah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. (Warahmah, n.d.)30
3. Dampak Merokok
Sebagaimana diketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini
terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas
karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen,
30
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 11.
22
benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, etilkatekol, ortokresoldan
perylene adalah sebaian dari beribu- ribu zat di dalam rokok. Jumlah kematian dan
klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap
satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang di seluruh dunia. Kalau dihitung
satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau
rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar
merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari
rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang
dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan
bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding
terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak
serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan
dapat diukur secara kuantitatif.31
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok
juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan
karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah
memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas.
Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok
akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian
terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ.32
31Sahara, fajria Nur, „Tentang Merokok”, 13 Agustus 2019,
https://.academia.edu/9187096/artikel_tentang_merokok.
32
Ibid.
23
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi
dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan
polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap. Sebenarnya yang
paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang
berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok
juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan
kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang
masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah
maupun di luar sekolah. Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai
terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang
membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga
menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan
nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke
dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf
yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor).
Cita rasa/ Selera Makan Berkurang.
Ibu-ibu hamil yang suka Merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungannya.33
4. Kemasan
a. Pengertian Kemasan
33 Sahara, fajria Nur, „Tentang Merokok”, 13 Agustus 2019,
https://.academia.edu/9187096/artikel_tentang_merokok.
24
Menurut William J. Stanton mendefinisikan kemasan sebagai
berikut, packaging may be defined as all the activies of designing and
producing the container or wrapper for a product (kemasan dapat
didefinisikan sebagai sebuah kegiatan merancang dan memproduksi
bungkusan atau kemasan suatu produk). (Sunyoto, 2013)34
Pengertian kemasan menurut Kotler (2003)35
kegiatan merancang
dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk. Wadah atau
bungkus disebut kemasan. Kemasan mungkin mencakup peringkat bahan.
Kemasan primer adalah wadah langsung bagi produk seperti bungkus atau
kemasan mie instant. Kemasan sekunder merupakan bahan yang
melindungi kemasan primer dan kemudian dibuang jika produk akan
dipergunakan, seperti bungkus karton mie instant. Saat ini kemasan telah
menjadi alat pemasaran yang penting. Kemasan yang dirancang cermat
dapat menimbulkan nilai kecocokan bagi konsumen dan nilai promosi
bagi para produsen.36
b. Fungsi Kemasan
1) Memuat dan Melindungi Produk.
2) Mempromosikan Produk.
3) Memudahkan Penyimpanan, Penggunaan dan Kenyamanan.
4) Memudahkan Pendaur-Ulangan dan Pengurangan Pengrusakan
Lingkungan.
34 Danang Sunyoto, Teori Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 59.
35
Philip Kotler, 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi sebelas. Jakarta : PT. Indeks.
36 Ibid., hlm. 60.
25
5. Minat Beli
a. Pengertian Minat Beli
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap sikap keputusan yang akan, dilakukan
dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan
seseorang dalam melakukanapa yang hendak mereka lakukan.37
Menurut Winkel (WS, 1999)38
, pengertian minat adalah
kecenderungan minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum
melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi
perilaku atau tindakan tersebut, minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,
dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan menetap dan subjek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam hal tersebut. (Sunyoto, 2013)39
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat beli adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Beli adalah memperoleh
sesuatu dengan pengorbanan (usaha dsb) yang berat. Minat adalah
sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang
berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan
untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau
37
Asa, Ludgerus, “Pengaruh Label Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok
Sampoerna A Mild Terhadap Minat Beli (Studi Korelasi Konsumen Rokok Sampoerna A Mild
Terhadap Minat Beli Anggota Organisasi Ikatan Keluarga Belu (IKABE) Yogyakarta periode
bulan Oktober 2016 s/d November 2016)” . Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
38
Winkel WS, Psikologi dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 30.
39 Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner & Analisis Data:Untuk Pemasaran Dan Perilaku
Konsumen, hlm. 62-63.
26
mendapatkan objek tersebut. The consumer may also form an intention to
buy the most preffered brand yang berarti bahwa konsumen mempunyai
keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah merek.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi
yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang
sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus
memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam
benaknya itu. (Warahmah, n.d.)40
Menurut Keller (1998)41
, minat konsumen adalah seberapa besar
kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar
kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek
lainnya.
Menurut Ferdinand (2002)42
minat beli dapat diidentifikasikan
melalui indikator-indikator Sebagai Berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
40
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 21. 41
Keller, Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand
Equity. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
42
Ferdinand, Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi, 2002.
27
3) Minat preferensial, minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat dari produk tersebut.
(Arista, 2011)43
b. Faktor-faktor Yang Membentuk Minat Beli
Beberapa faktor yang membentuk minat beli (Kotler, 2005)44
:
1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif
yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu,
intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain.
2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat
mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal
tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia
percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau
tidak.
c. Keputusan Pembelian
1) Keputusan merk
43
E. Desi Arista Sri Rahayu Tri Astuti, “Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek,
dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Diponegoro. Vol. 13 No. 1. 11 Maret, hlm. 39. 44
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Prehallindo, 2005.
28
2) Keputusan pemasok
3) Keputusan kuantitas
4) Keputusan waktu
5) Keputusan metode pembayaran
6. Fatwa MUI dan Fatwa-Fatwa Kontemporer Tentang Rokok
a. Pengertian Fatwa
Fatwa menurut bahasa berarti jawaban mengenai jawaban suatu
kejadian atau peristiwa ( memberikan jawaban yang tegas terhadap segala
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat). Menurut imam Zamakhsyari45
dalam bukunya al-Kasyaf pengertian fatwa adalah suatu jalan yang
lempeng atau lurus.
Dalam ilmu Ushul Fiqh, Fatwa berarti pendapat yang dikemukakan
seorang mujtahid atau faqih sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa
dalamsuatu kasus yang sifatnyatidak mengikat. Fatwa juga dapat
diterjemahkan sebagai petuah, nasehat, jawaban atas pertanyaan yang
berkaitan dengan hukum.
Adapula yang mengartikan kata fatwa dalam 2 versi yaitu:
1) Fatwa: (keputusan, pendapat) yang diberikan oleh mufti tentang
suatu masalah.
2) Fatwa: nasehat orang alim, pelajaran baik, petuah.46
45 Imam Zamakhsyari.
46
Firman Sadri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Tentang Hukum Merokok. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2012.
29
b. Fatwa MUI
Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok,
yakni Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH
Ma‟ruf Amin mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak dan
ibu hamil. Selain itu, para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok
ditempat umum. Selain untuk tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama
menetapkan hukum merokok adalah makruh.
Adapun isi dari keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Nomor: U-596/MUI/1997 mengenai pengharaman rokok tersebut adalah:
Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III sepakat bahwa merokok
hukumnya haram jika dilakukan:
1) Ditempat umum
2) Bagi anak-anak, dan
3) BagiWanitaHamil.(Hasil_Ijtima_Ulama_Komisi_Fatma_MUI_2018.P
df, n.d.)47
b. Fatwa-Fatwa Kontemporer
1. Hukum Merokok Menurut Tinjauan Nash dan Kaidah Syari’ah
a) Di dalam kitab Al Halal wal haram (terbitan terakhir Ustadz
berfatwa bahwa mrokok terhukum haram dengan alasan
membahayakan.
b) Pada acara televisi Ustadz mengatakan bahwa merokok itu
haram atau makruh tahrim.
47 Keputusan Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia Ketiga Tahun 2009 tentang
Hukum Merokok diunduh tanggal 24 Agustus 2019.
30
c) Fakultas Kedokteran Britania membuat pernyataan yang
berbunyi: “Berhentilah dari merokok, kalau tidak maka
kematian Anda semakin cepat.”
d) Saya mendapatkan informasi, beberapa ulama ahli agama
memberi fatwa bahwa hukum merokok itu antara haram,
makruh, dan mubah:
1. Haram apabila si perokok tidak sanggup menanggung
akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya itu.
2. Makruh bagi orang yang dapat menanggungnya.
3. Diperbolehkan jika dapat menenagkan jiwa bagi orang yang
sakit dari merokok
e) Saya melihat banyak ulama dan pemuka agama yang merokok.
Perhatian:
1. Setiap tahun 27.500 orang Britania meninggal karena merokok,
dan usia mereka berkisar antara 34-65.
2. Setiap tahun 155.000 orang Britania akan mati karena 80% di
antaranya disebabkan serangan penyakit paru-paru.
3. Sembilan puluh persen kematian karena serangan penyakit paru-
paru itu disebabkan oleh rokok.
4. Sebab-sebab pokok terjadinya kematian pada perokok itu antara
lain mereka terserang bermacam-macam penyakit seperti paru-
paru, saluran pernafasan, jantung, penyakit-penyakit urat nadi,
penyakit tenggorokan, kanker payudara, kanker mulut, serta
31
kanker tenggorokan dan kerongkongan. Anak-anak yang
dilahirkan oleh wanita perokok itu lebih banyak mengalami
keguguran.
Lancet, sebuah majalah kedokteran yang terbit di Britania,
menyatakan bahwa merokok itu penyakit, bukan kebiasaan. Perilaku
ini merupakan bencana yang dialami oleh kebanyakan anggota
keluarga, juga sebagai kebiasaan yang dapat menurunkan
kehormatan seseorang. Jumlah orang yang mati disebabkan merokok
itu berlipat ganda. Mereka menyimpulkan bahwa asap rokok lebih
berbahaya dari pada asap mobil. Dan dokter memberi nasihat bahwa
orang yang merokok itu tidak aman dalam menjalankan tugasnya.
Kami berharap memperoleh pandangan yang pasti mengenai
masalah ini berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits Nabi
Muhammad saw. Sehingga tidak lagi menjadi ajang perdebatan. Apa
lagi mengingat bahayanya yang telah pasti berdasarkan penelitian
sebagai dokter di dunia.
Segala puji kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya,
dan orang-orang yang menempuh jalannya. Tumbuhan yang dikenal
dengan nama ad dukhan atau tembakau baru dikenal pada akhir abad
kesepuluhan Hijriah. Dan semenjak digunakan manusia, para ulama
pada zaman itu dituntut untuk membicarakannya menurut keterangan
hukum syara‟.
32
Mengingat kasus itu masih baru dan belum adanya
ketetapan dari fukaha mutahidin terdahulu, dan belum ada sesudah
itu ulama-ulama ahli takhrij dan tarjih dalam berbagai mazhab, serta
belum sempurnanya gambaran mereka tentang hakikat dan akibatnya
menurut kajian ilmiah yang akurat, maka terjadilah perbedaan
pendapat dalam masalah ini: sebagaian pendapat haram; sebagian
berpendapat makruh; sebagian lagi mengatakan boleh (mubah), dan
sebagaian lagi tidak memberi hukum secara mutlak, tetapi
menetapkan hukum nya secara rinci. Dan sebagian lagi dari mereka
berdiam diri, tidak membicarakannya.48
Dari masing-masing
pengikut mazhab yang empat, ada yang mengharamkannya, ada
yang memakruhkannya, dan ada pula yang menganggapnya mubah.
Oleh karena itu, saya tidak dapat menisbatkan kepada mazhab mana
yang mengharamkan, memakruhkan, ataupun menghalalkannya.
2. Dalil-dalil Golongan yang Mengharamkannya
Orang-orang yang mengharamkan rokok mengemukakan
beberapa alasan sebagai berikut:
a. Karena Memabukkan
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa rokok itu
memabukkan, sedangkan tiap-tiap yang memabukkan itu hukumnya
haram. Yang dimaksud dengan muskir (memabukkan) menurut
mereka ialah segala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun
48
Mathalibu Ulin Nuha syarah Ghayatil Muntaha Fi Fiqhil Hanabilah, juz 6, hlm. 218.
33
hanya sebatas tidak ingat. Mereka berkata: “Tidak diragukan lagi
bahwa kondisi seperti ini dialami oleh orang-orang yang pertama
kali melakukannya.”
Sebagian dari mereka berkata, “Sudah dimaklumi bahwa orang
yang mengisap rokok itu, bagaimanapun keadaannya, adalah
memabukkan. Artinya, merokok bisa menjadikan pikirannya kacau,
menghilangkan pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak
dan dapat teracuni. Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat,
dan bukan pula menggigil.”49
Sedangkan sebagian dari mereka tidak
memperbolehkan orang yang merokok itu menjadi imam.
b. Karena Melemahkan Badan
Mereka berkata, “Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan,
minimal perbuatan ini dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan
loyo. Dari ummu Salamah r.a:
Yang Artinya:
“Bahwa Rasulullah saw. Melarang segala sesuatu yang memabukkan
dan melemahkan. “(HR Ahmad dan abu Daud)50
Mereka menjelaskan bahwa almufir ialah sesuatu yang menjadikan
anggota badan lemah loyo. Hadits ini cukup menjadi dalil yang
menunjukkan keharamannya.
c. Menimbulkan Mudharat
49
Al Fawakihul “Adidah Fil Masailil Mufidah”, yang terkenal dengan sebutan Majmu‟
Al Manqur, juz 2. 50
As Suyuthi memberinya tanda sahih dalam “Al Jami’ush saghir” dan diakui oleh Imam
Munawi dalam Faidhul qadir.
34
Mudharat yang mereka kemukakan di sini terbagi menjadi dua
macam:
1) Dharar badani (bahaya yang mengenai badan): menjadikan badan
lemah, wajah pucat, terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan
penyakit paru-paru.
Dalam konteks ini tepat sekali perkataan sebagian ulama bahwa
tidak ada perbedaan tentang haramnya sesuatu yang membahayakan, baik
bahaya itu datang seketika maupun bertahap. Bahkan yang bertahap
inilah yang lebih sering terjadi.
2) Dharar mali (mudharat pada harta), yang dimaksud ialah bahwa
merokok itu menghambur-hamburkan harta (tabzir), yakni
menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi badan
dan ruh. Tidak bermanfaat di dunia dan akhirat. Sedangkan Nabi
saw. Telang melarang membuang-buang harta, Allah berfirman:
كبىا ز بر ان ا ,إ ز تبرسا انسبم ول تبر واب سك حقه وان وآت ذا انقسب
انشبط اإخىا نسبه كفىزا طب انش وكب
“... dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemborosan-pemborosan itu adalah saudara-
saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.”
(Al-Isra‟: 26-27)51
Salah seorang ulama berkata: “Bila seseorang sudah mengakui
bahwa ia tidak menemukan manfaat rokok sama sekali, maka seharusnya
rokok itu diharamkan, bukan dari segi penggunannya, tetapi dari segi
pemborosan. Karena menghambur-hamburkan harta itu tidak ada
51
Al-Quran Surah Al-Isra‟ ayat 26-27.
35
bedanya, apakah dengan membuangnya kelaut atau dengan
membakarnya, atau dengan merusaknya.”
Di antara ulama yang mengharamkan dan melarang merokok ialah
Syekhul Islam Ahmad As Sanhuri al Bahuti al Hambali, dan dari
kalangan mazhab Maliki ialah Ibrahim al Laqqani (keduanya dari mesir);
Abul Ghaits al-Qasyasy Al Maliki (dari Maroko); Najmuddin bin
Badruddin bin Mufassiril Quran, dan Al‟Arabi Al Ghazzi Al „Amri Asy
Syafi‟i (dari Damsyik): Ibrahim bin Jam‟an dan muridnya Abu Bakar bin
Al Ahdal (dari Yaman): Al Muhhaqqiq abdul Malik Al „Ishami (dari
Haramain); dan Syekh al A‟zham muhammad Al Khawajah, Isa asy
Syahwai Al Hanafi, Makki bin Faruh al Makki, dan Sayid Sa‟ad Al
Balkhi Al Madani (dari Turki). Semua ulama tersebut memfatwakan
haramnya merokok.52
3. Alasan Golongan yang Memakruhkan
Adupun golongan yang mengatakan bahwa merokok itu makruh
mengemukakan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika terlalu
banyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila
diteruskan akan menjadi banyak.
b. Mengurangkan harta, kalau tidak sampai pada tingkat tabdzir , israf,
dan menghambur-hamburkan uang, maka ia dapat mengurangkan
52
Al Fawakihul „Adidah juz 2, hlm. 80-87.
36
harta yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih baik dan lebih
bermanfaat bagi sahabatnya dan bagi orang lain.
c. Bau dan asapnya menggangu serta menyakiti orang lain yang tidak
merokok. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan hal seperti ini
makruh menggunakannya, seperti halnya memakan bangkai mentah,
kucai, dan sebagainya (yang baunya dapaat menggangu orang lain).
d. Menurunkan harga diri orang yang mempunyai kedudukan sosial
terpandang.
e. Dapat melalaikan seseorang untuk beribadah secara sempurna.
f. Bagi orang yang biasa merokok, akan membuat pikirannya kacau
jika pada suatau saat ia tidak mendapatkan rokok. Jika perokok
menghadiri suatu majelis, ia akan menggangu orang yang lain, maka
hendaklah ia malu melakukannya.
Syekh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa‟izh Hanafi berkata: “Dalil-
dalil yang menunjukkan kemakruhannya ini bersifat qath’i sedangkan
yang menunjukkan keharamannya bersifat zhanni. Kemakruhan bagi
perokok disebabkan menjadikan pelakunya hina dan sombong,
memutuskan hak dan keras kepala. Selain itu segala sesuatu yang baunya
menganggu orang lain adalah makruh, sama halnya dengan memakan
bawang. Maka asap rokok yang memiliki dampak negatif ini lebih utama
untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak dilarang masuk masjid serta
menghadari pertemuan-pertemuan(Qardhawi, 1996).53
53 Qardhawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1996
37
4. Alasan Golongan yang Memperbolehkan
Golongan yang memperbolehkan merokok ini berpegang pada
kaidah bahwa asal segala sesuatu boleh, sedangkan anggapan bahwa
rokok itu memabukkan atau menjadikan lemah itu tidak benar, Iskar
(memabukkan), menurut mereka, berarti hilangnya akal disertai keadaan
badan yang lemah dan loyo. Memang benar bahwa orang yang tidak bisa
merokok akan merasakan mual bila ia pertama kali melakukannya, tetapi
hal ini tidak menjadikan haram. Jika orang menganggap merokok sebagai
perbuatan israf, maka hal ini tidak hanya terdapat pada rokok.54
Inilah pendapat Al‟Allamah Syekh abdul Ghani an Nabilisi, Syekh
Mushtafa As Suyuthi Ar Rabbani, pensyarah kitab Ghayatul Muntaha Fi
Fiqhil Hanabilah berkata: “Setiap orang yang mengerti dan ahli tahqiq,
yang mengerti tentang pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, yang
mau bersikap objektif, apabila sekarang ia ditanya tentang hukum
merokok setelah rokok dikenal banyak orang serta banyaknya anggapan
yang mengatakan bahwa rokok dapat membahayakan akal dan badan
niscaya ia akan memperbolehkannya. Sebab asal segala sesuatu yang
tidak membahayakan dan tidak ada nash yang mengharamkannya adalah
halal dan mubah. Sehingga ada dalil syara‟ yang mengharamkannya. Para
muhaqqiq yang telah sepakat berhukum kepada akal dan pendapat tanpa
sandaran syara‟ adalah batal.55
54
Raddul Mukhtar Hasyiyah Ibnu Abidin, juz 5, hlm.326. 55
Ibid, juz 5, hlm. 36.
38
Inilah pendapat yang dikemukakan Syekh Musthafa yang
didasarkan pada kenyataan yang terjadi pada zaman beliau. Seandainnya
beliau mengetahui bahaya yang ditimbulkannya seperti yang tampak
pada hari ini, niscaya dengan penuh keyakinan beliau akan mengubah
pendapatnya.
5. Golongan Yang Merinci Pendapatnya
Adapun golongan yang mengemukakan pendapatnya secara rinci
mengatakan bahwa sesungguhnya tumbuhan ini (tembakau) pada
dasarnya adalah suci, tidak memabukkan, tidak membahayakan, dan
tidak kotor. Jadi, pada asalnya adalah mubah, kemudian berlaku pada
hukum-hukum syariat seperti berikut:
a) Barang siapa yang menggunakannya tetapi tidak menimbulkan
mudharat pada badan atau akalnya, maka hukumnya adalah jaiz
(boleh).
b) Barangsiapa yang apabila menggunakannya menimbulkan mudharat,
maka hukumnya haram, seperti orang yang mendapatkan mudharat
bila menggunakan madu.
c) Barangsiapa yang memanfaatkannya untuk menolak mudharat,
semisal penyakit, maka wajib menggunakannya.
Jadi, hukum-hukum ini ditetapkan berdasarkan sesuatu yang akan
ditimbulkannya, sedangkan pada asalnya adalah mubah, sebagai mana
yang telah kita ketahui.(Qardhawi, 1996)56
56 Qardhawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
39
6. Pendapat Ulama Mutaakhkhirin
Apabila kita pejamkan mata dilihat dari pendapat para ulama
terdahulu dan dilihat pendapat ulama-ulama sekarang. Maka akan di
dapati bahwa mereka juga berbeda pendapat mengenai hukum masalah
ini.
Misalnya Syekh Hasanain Makhluf, mufti mesir, yang
menginventarisasi pendapat sebagian ulama sebelumnya, berpendapat
bahwa hukum asal rokok adalah mubah. Beliau juga mengatakan bahwa
keharaman dan kemakruhannya apabila timbul faktor-faktor lain. Seperti
jika menimbulkan mudharat baik banyak atau sedikit terhadap jiwa
maupun harta atau kedua-duanya. Atau karena mendatangkan mafsadat
dan mengabaikan hak, seperti mengabaikan hak istri dan anak-anaknya
atau orang yang nafkahnya menjadi tanggungann ya menurut syara‟.
Apabila terdapat unsur-unsur seperti ini maka hukumnya menjadi
makruh atau haram, sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya.
Sebalinya jika tidak terdapat dampak negatif seperti itu, maka hukumnya
halal.57
Sebagian lagi ada yang menetapkan keharamannya, dan mereka
menyusun beberapa risalah (makalah) mengenai masalah tersebut. Ulama
Najed pada umumnya mengharamkan rokok, lebih-lebih bila yang
melakukannya adalah ulama agama. Al „Allamah syekh Muhammad Ibnu
Mani‟, pembesar ulama Qathar dan mantan Direktur pengajaran Arab
57
Syekh Hasanain Makhluf, “Fatwa Syari’iyyah”, juz 2, hlm. 112-113
40
Saudi, berkata di dalam hasyiah-nya (catatan pinggir) dari kitab Ghayatul
Muntaha, juz 2, halaman 332, sebagai berikut:58
“Pendapat yang
memperbolehkan rokok adalah pendapat orang yang mengigau sehingga
tidak perlu dihiraukan. Di antara mudharat yang ditimbulkannya ialah
merusak badan, menimbulkan bau yang kurang sedap da menganggu
orang lain. Maka janganlah anda teperdaya oleh perkataan orang-orang
yang menganggapnya mubah. Sebab, setiap orang boleh diambil atau
ditolak perkataannya, kecuali Rasulullah saw. Yang tidak boleh di tolak
perkataannya.
Barangkali pendapat yang paling adil dan paling sahih alasannya
dalam masalah ini ialah pendapat yang dikemukakan oleh Al Maghfur
Syekhul Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Al Azhar, di dalam kitab beliau:
“Kalaupun tembakau tidak menjadikan mabuk dan tidak merusak akal,
tetapi masih menimbulkan mudharat yang dapat dirasakan pengaruhnya
pada kesehatan orang yang merokok dan yang tidak merokok.
Para dokter telah menjelaskan bahwa unsur-unsur yang ada
didalamnya diketahui mengandung racun meskipun lambat yang akan
dapat merampas kebahagian dan ketenangan hidup manusia. Karena itu
tidak diragukan bahwa tembakau (merokok) dapat menimbulkan
gangguan dan mudharat, sedangkan hal ini merupakan sesuatu yang
buruk dan terlarang menurut pandangan Islam. Di sisi lain, jika kita
perhatikan pengeluaran belanja untuk rokok ini ternyata lebih banyak,
58
Kitab Ghayatul Muntaha, juz 2, hlm. 332.
41
padahal anggaran tersebut dapat digunakan untuk sesuatu yang lebih baik
dan bermanfaat. Maka dari sudut pandang ini roko jelas-jelas dilarang
dan tidak diperbolehkan syara‟.
Melihat dampak merokok yang buruk bagi kesehatan dan
keuangan, tahula kita bahwa dalam menetapkan haram atau makruhnya
suatu perkara, hukum Islam tidak hanya bersandar pada adanya nash
yang khusus menjelaskan masalah yang bersangkutan. Berbagai „illat
hukm dan kaidah-kaidah syar”iyah yang umum mempunyai peran
penting dalam menetapkan hukum dan dengan kaidah serta „illat tersebut
Islam memiliki keleluasaan untuk menetapakan hukum segala sesuatu
yang dimunculkan oleh manusia, apakah hal itu halal atau haram.
Caranya ialah dengan mengetahui kekhususan-kekhususan dan
dampaknya yang dominan terhadap sesuatu: apabila menimbulkan
dharar terlaranglah hal itu; jika menimbulkan manfaat saja, atau
biasanya bermanfaat, maka hukumnya mubah; dan jika manfaat serta
mudharat nya sama, maka menjaga itu lebih baik daripada mengobati.59
Perlu di kemukakan di sini bahwa Syekh syaltut rahimahullah
terkena cobaan berupa kebiasaan merokok yang dilakukan sejak muda
sehingga beliau tidak dapat membebaskan diri dari padanya. Tetapi
karena kesadarannya, beliau menguatkan pendapat yang mengharamkan
rokok, sebab menerapkan „illat-„illat hukum dan kaidah-kaidah tasyri‟
yang umum.
59
Syekh Mahmud Syaltut, “Al Fatawa”, Al azhar, hlm. 354.
42
7. Penilaian dan Tarjih
Tampak oleh nya bahwa perbedaan pendapat ulama dari berbagai
mazhab sebagaimana yang telah dikutip setelah tambakau ditemukan dan
digunakan untuk merokok secara luas dikalangan masyarakat, bukanlah
terletak pada dalil-dalil yang mereka kemukakan, tetapi hanya dalam
penerapannya. Artinya, mereka sepakat bahwa apa saja yang
menimbulkan mudharat pada badan atau akal terhukum haram, tetapi
mereka berbeda pandangan dalam menerapkan hukum ini terhadap
rokok.
Di antara mereka ada yang menetapkan bahwa rokok mempunyai
beberapa manfaat; ada pula yang mengatakan bahwa rokok hanya
menimbulkan mudharat sedikit, sedangkan manfaatnya banyak; dan ada
juga yang mengatakan bahwa merokok itu tidak ada faedahnya sama
sekali, tetapi tidak pula menimbulkan mudharat; dan bermacam-macam
pendapat lagi. Apabila mereka secara keseluruhan menegaskan adanya
dharar pada rokok, niscaya mereka akan sepakat mengharamkannya,
tanpa perdebatan.
Di katakan di sini bahwa menetapkan atau meniadakan bahaya
rokok terhadap badan bukanlah tugas ulama fiqih, tetapi tugas para
dokter dan ahli kimia. Maka dalam hal ini merekalah yang seharusnya
ditanya, karena mereka ada ahlinya. Allah berfirman:
ب ف ستة أبو ثى استىي عه انعسش ه بوات والزض ويب ب انر خهق انس
ا فبسأل به خبسا ح انس
43
“...Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy,
(Dialah) Yang Maha Pemurah,,maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada
yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (Al Furqan; 59) (Al-
Quran Dan Terjemahannya, 2008)60
ول بئك يثم خبس
“... dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (Fathir: 14) (Al-Quran
Dan Terjemahannya, 2008)61
Para dokter telah mengatakan dan menjelaskan bahaya akibat
merokok terhadap badan secara umum, juga bahaya terhadap paru-paru
dan saluran pernafasan secara khusus, bahkan dapat pula menimbulkan
kanker atau radang paru-paru sehingga menggerakan dunia pada tahun
terakhir ini untuk meneriakkan pelarangan merokok.
Sedangkan untuk menetapkan adanya bahaya merokok ini tidak
harus dilakukan oleh seorang dokter yang mengetahui ilmu kimia, karena
hal ini sudah diketahui masyarakat secara umum. Perlu di kemukakan,
ketentuan, ketentuan para ulama yang di kutip sebelumnya menetapkan
bahwa dharar yang datang seketika, keduanya haram. Karena itu,
pengaruh racun rokok terhadap jantung dan paru-paru, cepat atau lambat
terhukum haram, serta tidak diragukan lagi. Maka dapat kita simpulkan
bahwa perbedaan fatwa para ulama mengenai halal dan haramnya
merokok didasarkan pada ada dan tidak adanya bahaya menerut mereka.
60
Al-Quran Surah Al-Furqan ayat 59. 61
Al-Quran Surah Fathir ayat 14.
44
Lalu bagaimana dengan pernyataan sebagian dari mereka yang
tidak mau mengharamkan tumbuhan ini tanpa adanya nash yang tegas?
Maka perkataan tersebut dapat dijawab bahwa tidak perlu bagi
Syari‟ (pembuat syariat) untuk membuat nash bagi setiap orang mengenai
apa-apa yang haram. Cukuplah bagi-Nya membuat patokan-patokan
kaidah secara global, yang mencakup berbagai macam permasalahan.
Karena qawa’id (kaidah-kaidah) itu dapat diringkas, sedangkan individu-
individu itu tidak mungkin dapat diringkas.
Cukuplah bila Syari‟ mengharamkan segala sesuatu yang buruk
dan membahayakan. Pengharaman seperti ini sifatnya mencakup
berbagai perkara yang tidak terbatas, termasuk bermacam-macam
minuman dan makanan yang buruk serta membahayakan, karena itu para
ulama telah sepakat akan haramnya ganja dan sebagainya yang dapat
menjadikan orang mabuk, meskipun tidak ada nash khusus yang
mengharamkannya.
Imam Abu Muhammad bin Hazm, yang begitu ketat berpegang
pada harfiyah dan zhahir nash, menetapkan haramnya memakan sesuatu
yang menimbulkan mudharat berdasarkan nash umum. Beliau
mengatakan bahwa segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
berdasarkan sabda Nabi saw.:
“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala
sesuatu.”
“Maka barang siapa yang menimbulkan mudharat pada dirinya
sendiri dan pada orang lain berarti ia tidak berbuat baik; dan barang siapa
45
yang tidak berbuat baik berarti menentang perintah Allah untuk berbuat
baik kepada segala sesuatu itu.”62
Penetapan hukum seperti ini juga dapat didasarkan pada sabda Nabi
saw.:
“Tidak boleh memberi bahaya kepada diri sendiri dan tidak boleh
memberi bahaya kepada orang lain. “(HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Dapat pula didasarkan pada firman Allah berikut:
ب ا بكى زح كب الل فسكى إ ول تقتهىا أ
“... Dan Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisa‟: 29) (Al-Quran Dan
Terjemahannya, 2008)63
Di anatara ungkapan fiqhiyah yang sangat baik mengenai
haramnya menggunakan sesuatu yang membahayakan ialah ungkapan
Imam Nawawi dalam kitab Raudhah-nya. Beliau berkata: “Segala
sesuatu yang bila dimakan membahayakan. Seperti kaca, batu, dan racun,
maka memakannya adalah haram. Sedangkan semua benda yang suci
yang bila dimakan tidak menimbulkan mudharat maka halal
memakannya kecuali benda-benda kotor yang suci, seperti mani dan
ingus, karena yang demikian itu haram menurut pandangan yang shahih.
Dan boleh meminum obat yang mengandung racun sedikit bila menurut
kebiasaannya obat itu tidak membahayakan, apa lagi diperlukan.”
Dalam masalah ini ada juga orang yang berpegang pada kaidah
berikut:
62
Al Muhalla. 7: 504-505, masalah nomor 1030, terbitan Al Imam. 63
Al-Quran Surah An-Nisa ayat 29.
46
“Pada asalnya segala sesuatu boleh, kecuali jika ada nash syara‟
yang mengharamkannya.”64
Tetapi perkataan mereka ini terjawab oleh sebagian ulama ushul
yang membuat kaidah sebagai kebalikan dari kaidah tersebut; “Hukum
asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh, hukum asal Sesuatu yang
berbahaya adalah haram”.65
Yang benar dari berbagai pendapat itu ialah yang terinci, maka
pada asalnya segala sesuatu yang bermanfaat itu adalah mubah,
berdasarkan firman Allah:
بوات وه سبع س اه بء فسى عاب ثى استىي إن انس ى هى انر خهق نكى يب ف الزض ج
ء عهى. بكم ش
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. ....” (Al
Baqarah: 29) (Al-Quran Dan Terjemahannya, 2008)66
Allah tidak menyatakan memberi kenikmatan kepada mereka
dengan sesuatu yang diharamkan. Adapun sesuatu yang membahayakan
(menimbulkan mudharat), baik mudharat pada badan maupun jiwa, atau
kedua-duanya, maka pada dasarnya hukumnya terlarang dan haram.
Sedangkan pada rokok terdapat semacam dharar yang tidak boleh
dilupakan dan sudah tidak diragukan lagi: dharar mali (bahaya pada
keuangan). Maksud nya ialah menghambur-hamburkan uang untuk
sesuatu yang tidak ada manfaatnya, baik untuk urusan dunia maupun
64 Syekh Abu Bakar bin Abil Qosim bin Ahmad bin Muhammadbin Abi Bakar bin
Muhammad bin sulaiman bin Abil Qosim bin Umar Al-Ahdal, hlm.11.
65 royek Pembinaan Pangan Halal Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji,
Pedoman Fatwa Produk Halal, Departemen Agama RI,2003, hlm.76. 66
Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 29.
47
akhirat (agama). Apalagi harga rokok demikian mahal, sehingga ada
diantara mereka demi memenuhi ambisis merokok yang berlebihan yang
tidak keberatan membelanjakan uangnya dalam jumlah yang besar, yang
cukup untuk menghidupi keluarganya.
Adapun jika ada sebagian orang yang merasa mendapatkan
ketenangan karena merokok, maka hal ini bukanlah termasuk manfaat
rokok, tetapi karena ia telah terbiasa merokok dan kecanduan. Orang
seperti ini hanyalah memikirkan kesenangan dan ketenangan tanpa mau
tahu bahaya penyakit yang mengancamnya.67
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 3.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti/Tahun
Judul Penelitian Kesimpulan
1 Sakinah
warahwah/2018
Pengaruh slogan
Bahaya Merokok
Yang Tertera pada
Bungkus Rokok
Terhadap Minat Beli
Masyarakat
(Studi Kasus
Masyarakat Kelurahan
Pahlawan Kec. Medan
Perjuangan)
dari uji yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan
bahwa slogan bahaya merokok
yang tertera pada bungkus
rokok berpengaruh terhadap
minat beli masyarakat
berdasarkan pernyataan angket
yang telah disebarkan ke
masyarakat, maksudnya
adalah dengan adanya slogan
bahaya merokok membuat
minat beli masyarakat
terhadap rokok itu semakin
mengecil atau berkurang.
2 Ida Mawar Dewi,
Rani Rumita
Analisis Pengaruh
Graphic Health
Warning (GHW) Pada
Berdasarkan analisis kemasan
dengan penambahan GHW
pada bungkus rokok dengan
67
Yusuf Qardhawi, 1996, “Fatwa-fatwa Kontemporer“, Cet ke-5, Jakarta, Gema Insani
Press.
48
Bungkus Rokok
Terhadap Intensi
Untuk Berhenti
Merokok
(Studi Kasus pada
Mahasiswa UNDIP)
menggunakan model VIEW
yang terdiri dari variabel
Visibility (Visibilitas),
Information (Informasi),
Emotional Appeal (Daya tarik
emosional), dan Workability
(Daya atau kemampuan untuk
dikerjakan) sudah cukup baik,
namun masih terdapat
beberapa kekurangan pada
variabel visibility dan
information.
faktor lainnya seperti faktor
personal, faktor sosial, serta
faktor informasi
3 Andri Amaliel
Managanta, Yaya
Hudaya/ 2016
Hubungan Gambar
Bahaya Merokok Pada
Kemasan dengan
Intensi Berhenti
Merokok di
Kecamatan Curug
Kabupaten
Tanggerang
Hasil analisis menunjukkan
sikap terhadap gambar
peringatan bahaya merokok
pada kemasan rokok
berkorelasi positif dengan
intensi berhenti merokok yang
ditunjukkan oleh koefisien
korelasi sebesar 0.945, artinya
semakin positif sikap terhadap
gambar merokok maka intensi
akan cenderung semakin
tinggi. Intensi berhenti
merokok dapat diprediksi oleh
sikap terhadap peringatan
bahaya merokok pada
kemasan rokok. Artinya
bahwa perokok meyakini
bahwa merokok
membahayakan kesehatan diri
dan lingkungannya.
4 Andi Nurlinda,
Samsualam, Rizqi
Alvian Fabanyo/
2018
Pengaruh Persepsi
Tentang Peringatan
Bergambar Pada
Kemasan Rokok
Terhadap Tindakan
Merokok Pada
Remaja Putra Smp
Wahyu Makasar
Hasil penelitian menunjukan
bahwa kemampuan dan
keterbatasan penglihatan
(p=0,333) kondisi lingkungan
(p=0,000), pengalaman masa
lalu (p=0,001), kebutuhan dan
keinginan (p=0,001),
kepercayaan, prasangka dan
nilai (p=0,018) mempunyai
pengaruh terhadap tindakan
49
merokok pada remaja putra di
SMP Wahyu Makassar.
Disarankan kepada orang tua
untuk menanamkan nilai
bahwa merokok merugikan
dan buruk bagi kesehatan dan
kepada siswa diharapkan
menghindari lingkungan yang
memberikan efek negatif
perilaku merokok pada
remaja.
5
Asa Ludgerus,
2017
Pengaruh Label
Peringatan Bergambar
Pada Kemasan Rokok
Sampoerna A Mild
Terhadap Minat Beli
(Studi Korelasi
Konsumen Rokok
Sampoerna A Mild
Terhadap Minat Beli
Anggota Organisasi
Ikatan Keluarga Belu
(IKABE)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) ada pengaruh
negatif dari gambar peringatan
kesehatan pada bungkusan
rokok terhadap minat beli
konsumen. Hal tersebut
terbukti dari nilai t hitung
sebesar-2,449 dengan
probabilitas 0,016 dimana
angka tersebut signifikan
karena (p<0,05).(2). Ada
pengaruh negatif dari resiko
yang dipersepsikan terhadap
minat beli konsumen. Hal
tersebut terbukti dengan nilai t
hitung sebesar-5,084 dengan
probabilitas 0,000 dimana
angka tersebut signifikan
karena (p<0,05). (3). Ada
pengaruh negatif dari gambar
peringatan kesehatan pada
bungkusan rokok dan resiko
yang dipersepsikan terhadap
minat beli konsumen.Hal
tersebut terbukti dengan nilai f
hitung sebesar 42,081 dengan
probabilitas 0,000 dimana
angka tersebut signifikan
karena (p<0,05).
6 Ali Trigiyanto Fatwa Hukum
Merokok Dalam
Perspektif MUI dan
Muhammadiyah
MUI dan MTT
Muhammadiyah sepakat
bahwa menjaga kesehatan diri.
Masyrakat dan ingkungan
sebagai salah satu ha yang
dipatut mendapat prioritas
50
dalam kehidupan ini, rokok di
akui baik MUI dan MTT
memiliki sejumlah manfaat
dan madharat, namun
keduannya menganggap
bahwa mudharanyat lebih
besar dari manfaatnya, fatwa
MUI masih terkesan “setengah
hati” karena mengharamkan
rokok dalam konteks terbatas
yakni ditempat umum dan
pelakunya anak-anak serta
wanita hamil. Diluar ketiga ha
tersebut merokok masih
dihukumi makruh, sedangkan
MTT ebih tegas, jelas dan
“berani” walau tetap bijak,
dengan mengharamkan rokok
tanpa meihat usia, jenis
kelamin dan tempat. Namun
ha ini dilakukan dengan tetap
memperhatikan prinsip at-
tadrij, at- taisir serta adam al-
baraj.
Penjelasan:
1. Perbedaan dari penelitian Sakinah Warahmah terletak pada variabelnya,
penelitian Saya menambahkan variabel Fatwa MUI sedangkan penelitian
Sakinah Warahmah hanya variabel slogan bahaya merokok yang tertera
pada bungkus rokok saja. Sedangkan Persamaanya sama-sama meneliti
tentang slogan bahaya merokok pada bungkus rokok.
2. Perbedaan dari penelitian Ida Mawar Devi dan Rani Rumita terletak pada
variabel dependen nya, variabel dependen penelitian Saya tentang minat
51
beli sedangkan variabel dependen penelitian Ida Mawar Devi dan Rani
Rumita tentang intensi berhenti merokok. Sedangkan Persamanya sama-
sama meneliti tentang slogan bahaya merokok.
3. Perbedaan dari penelitian Andri Amaliel Managanta dan Yaya Hudaya
terletak pada variabel dependen nya, variabel dependen penelitian Saya
tentang minat beli sedangkan variabel dependen penelitian Andri Amaliel
Managanta dan Yaya Hudaya tentang intensi berhenti merokok.
Sedangkan persamanya sama-sama meneliti tentang gambar bahaya
merokok pada kemasan rokok.
4. Perbedaan dari penelitian Andi Nurlinda Samsualam dan Rizqi Alvian
Fabanyo terletak pada variabelnya, penelitian Saya meneliti tentang slogan
bahaya merokok pada bungkus rokok sedangkan penelitian Andi Nurlinda
Samsualam dan Rizqi Alvian Fabanyo meneliti pengaruh persepsi tentang
peringatan bergambar pada kemasan rokok. Sedangkan Persamanya sama-
sama meneliti tentang gambar kemasan pada bungkus rokok.
5. Perbedaan dari penelitian Asa Ludgerus terletak pada jenis rokok,
penelitian Saya meneliti semua jenis rokok sedangkan penelitian asa
ludgerus fokus pada rokok sampoerna. Sedangkan Persamanya sama-
sama meneliti tentang gambar peringatan kemasan pada bungkus rokok.
52
H. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menguji Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus
Rokok dan Fatwa MUI terhadap Minat Beli. Kerangka pemikiran yang digunakan
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kerangka pemikiran di atas menjelaskan bahwa variabel Slogan Bahaya
Merokok (X1) dan Fatwa MUI (X2) akan mempengaruhi Minat Beli (Y).
I. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan pada teori yang relevan. Hipotesis pada penelitian ini yaitu:
Slogan Bahaya
Merokok Pada
Bungkus Rokok (X1)
Fatwa MUI
(X2)
Minat Beli
(Y)
53
H1 : Variabel Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok dan Fatwa MUI
berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Kelurahan
Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
H2 : Variabel Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak
Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
H3 : Variabel Fatwa MUI berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Masyarakat
Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
54
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang
diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti
guna untuk eksplorasi dan klasifikasi sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah variabel yang diteliti.68
B. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Data
Pada Penelitian yang bersifat kuantitatif ini peneliti menemukan dua
jenis data, yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
a. Data Primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek
penelitian (Widoyoko, 2014).69
Data primer dari penelitian ini, peneliti
peroleh langsung dari sumber utama tanpa adanya perantara, melalui
penyebaran angket mengenai pengaruh transparansi informasi dan kinerja
terhadap profit distributuon.
68
Ibid, hlm. 61
69
Eko Putra Widoyoko, “Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian”, (Yogyakarta
Pustaka Pelajar, 2014) hlm. 24
55
b. Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui
media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,
bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan secara umum.
Data sekunder juga dapat diperoleh datanya dari sumber kedua ataupun
data yang dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain dan di olah lebih
lanjut, misalnya dalam bentuk tabel atau diagram.70
Data sekunder adalah
data yang diperoleh dari bahan kepustakaan, data ini biasanya digunakan
untuk melengkapi data primer. Mengingat data dapat dikatakan sebagai
data praktek yang ada secara langsung dalam praktek lapangan (Subagyo,
2011).71
2. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang
Merokok.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun
yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah Masyarakat Muslim
70
Ibid, hlm. 24 71
Joko Subagyo, “Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek” (jakarta: Rineka
Cipta 2011) hlm. 88
56
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang Merokok
sebanyak 350 orang.72
2. Sampel
Bagian dari jumlah karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Snowball Sampling
yaitu pengambilan dari anggota sampel dan populasi dilakukan secra acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dengan
menggunakan tingkat kesalahan sebesar 10%, besaran sampel yang diambil
dari populasi yang berjumlah orang. Dalam penelitian ini ditentukan dengan
rumus Slovin yaitu:
Dari rumus diatas maka besar jumlah ( ) adalah sebagai berikut:
orang
72 Wawancara dengan pemilik outlet yang menjual rokok di kelurahan olak kemang,
tanggal 5 oktober.
57
D. Operasional Variabel
Tabel 1.2
Oprasional Variabel
No Variabel Defenisi Indikator Item Pertanyaan Skala
1 Slogan Bahaya
Merokok Pada
Bungkus Rokok
X1
Slogan adalah
perkataan atau
kalimat yang
menarik, mencolok
dan mudah diingat
untuk
menyampaikan
sesuatu.
Melihat isi
pesan dari
slogan
bahaya rokok
Daya Tarik
Slogan
Efektif
1. Anda mengetahui
slogan bahaya merokok
pada bungkus rokok.
2. Slogan disertai gambar
kesehatan bahaya
merokok sangat
menakutkan
3. Anda merasa tidak
nyaman melihat slogan
disertai gambar
kesehatan bahaya
merokok
4. Slogan disertai gambar
bahaya merokok dapat
mempengaruhi anda
untuk cepat berhenti
merokok
5. Slogan disertai gambar
bahaya merokok tidak
berpengaruh sedikitpun
untuk anda
6. Efektif Pencantuman
slogan (informasi)
kesehatan pada
bungkus rokok yang
dilakukan pemerintah
sudah efektif
7. Slogan bahaya
merokok yang
dicantumkan pada
bungkus rokok sangat
penting untuk
masyarakat
8. Slogan bahaya
merokok yang
dicantumkan pada
bungkus rokok
Interv
al
58
merupakan cara terbaik
untuk mengingatkan
anda
2 Fatwa MUI X2
Fatwa MUI adalah
keputusan atau
pendapat yang
diberikan oleh MUI
tentang suatu
masalah kehidupan
umat Islam.
Keagamaan 9. Anda mengetahui
Fatwa MUI tentang
merokok
10. Fatwa MUI
menetapkan dua
hukum dasar rokok
yaitu haram dan
makruh
11. Fatwa MUI
mengharamkan
merokok di depan
umum
12. Fatwa MUI
mengharamkan
merokok untuk anak-
anak dan ibu hamil
13. Setelah mengetahui
haramnya merokok
didepan umum anda
tidak akan merokok
lagi di depan umum
14. Fatwa MUI
memakruhkan rokok
dan mengharamkan
merokok di depan
umum, apakah anda
akan berhenti
merokok
Interv
al
3 Minat Beli Y minat beli adalah
kecendrungan hati
yang tinggi
terhadap sesuatu.
Minat
transaksional
Minat
refrensial
Minat
preferensial
Minat
eksploratif
15. Anda membeli
produk rokok karena
saya tidak percaya
dengan slogan yang
ada pada bungkus
rokok
16. Anda membeli rokok
di kelurahan olak
kemang
17. Anda membeli rokok
di luar kelurahan olak
kemang
18. Anda tidak berminat
membeli rokok karena
takut melihat slogan
Interv
al
59
di sertai gambar yang
ada pada bungkus
rokok
19. Setelah anda
mengetahui bahwa
Fatwa MUI
mengharamkan
merokok di depan
umum anda akan
menyarankan kepada
orang lain agar tidak
merokok lagi di
tempat umum
20. Setelah melihat
slogan peringatan
bahaya merokok
tersebut anda akan
menyarankan orang
lain untuk tidak
membeli produk
rokok
21. Melalui slogan
bahaya merokok anda
meyakini produk
rokok tidak memiliki
kualitas yang baik
22. Melalui slogan
bahaya merokok anda
tetap memiliki
keinginan untuk
membeli kembali
produk rokok
23. Anda mengetahui
kemakruhan rokok
pada Fatwa MUI,
apakah anda akan
mengurangi aktivitas
merokok
24. Informasi melalui
slogan yang ada pada
bungkus rokok kurang
lengkap dan jelas
sehingga perlu
mengumpulkan
informasi melalui
media lain
60
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian (Una, 2014).73
Adapun pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini penulis akan memberikan
angket kepada responden yang akan dimintai pendapat/jawabannya untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.74
Keterangan skor:
1) Sangat Setuju (SS) : Diberi skor 5
2) Setuju (S) : Diberi skor 4
3) Kurang Setuju (KS) : Diberi skor 3
4) Tidak Setuju (TS) : Diberi skor 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS) : Diberi skor 1
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
73 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi. (Jambi : Syariah Press Fakultas Syariah IAIN
STS Jambi, Cet. Kedua, 2014), hlm. 37
74
Ibid.
61
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti. (2013)75
Wawancara tersebut, saya lakukan dengan pemilik outlet yang menjual
rokok di kelurahan olak kemang, dengan menanyakan beberapa pertanyaan
kepada pemilik outlet agar saya tahu berapa jumlah data perokok di kelurahan
olak kemang. Selain itu saya juga mewawancarai beberapa masyarakat kelurahan
olak kemang untuk menanyakan berpengaruh atau tidak mengenai masalah yang
dikaji jawaban respendon yang diberikan beragam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu kegiatan penelitian mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, notulen dan
sebagainya.76
Berikut adalah Data-data yang saya dapati selama saya melakukan
penelitian seperti: Buku, Jurnal, Jumlah perokok di kelurahan olak kemang, dan
Profil kelurahan olak kemang.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah alat untuk meramalkan nilai
pengaruh 2 variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terkait. Yang
bertujuan untuk membuktikan adakah pengaruh Slogan Bahaya Merokok
Pada Bungkus Rokok (X1), Fatwa MUI (X2) terhadap Minat Beli Masyarakat
Muslim (Y). Rumus regresi linier berganda:
75
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND”, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 137.
76
Ibid.
62
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan:
Y = Minat Beli
α = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi dari Variabel X1
β2 = Koefisien Regresi dari Variabel X2
X1 = Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok
X2 = Fatwa MUI
e = Standar Eror
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi linear
berganda yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini.77
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi: uji
normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Adapun uji
autokorelasi tidak dilakukan dalam penelitian ini, karena data yang akan
diikumpulkan dan diolah merupakan data cross section (data lintas individu)
bukan data time series (data lintas waktu).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi secara normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
berdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan
77
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, hlm.
52.
63
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal
Probability Plot of Regression standarlized residual atau Skewness &
Kurtosis. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan grafik Normal Probability Plot of Regression standarlized
residual. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Menurut
Ghozali78
bahwa dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan
Probability Plot yaitu sebagai berikut:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal
atau grafik histrogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukkan distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
ditemukan korelasi antarvariabel independen, maka adanya masalah
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak menimbulkan
masalah multikolinearitas Metode pengujian yang paling sering digunakan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada
model regresi.
78 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, hlm.
163.
64
Menurut Ghozali79
bahwa dasar pengambilan keputusan untuk uji
multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai Tolerance variabel lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
2. Jika nilai Tolerance variabel lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar
dari 10, maka terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Menurut Ghozali 80
bahwa jika varian data residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik Scatter Plot. Adapun dasar
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
80 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, hlm.
107.
65
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien determinasi (R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, jika R2 = 100% berarti variabel
independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, demikian
sebaliknya jika R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang semakin tinggi menjelaskan
bahwa semakin cocok variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Semakin kecil nilai R2 berarti semakin sedikit kemampuan
variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Hal-
hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien determinasi adalah
sebagai berikut:
1. Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 ( 0 < R
2 < 1)
2. Blia R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
3. Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
independen terhadap variable dependen.81
Oleh karena dalam analisis regresi berganda menggunakan lebih
dari satu variabel independen, maka nilai yang diambil adalah nilai
Adjusted R-Square.82
81 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”, hlm.
95.
82
Ibid.
66
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F (uji simultan) digunakan untuk mengetahui apakah semua
variable independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi
terhadap variable dependen.83
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan hipotesis
H0 = Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan Fatwa MUI
tidak berpengaruh terhadap Minat beli masyarakat muslim
Ha1 = Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan Fatwa MUI
berpengaruh terhadap Minat beli masyarakat muslim
2. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima
atau ditolak.
3. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
4. Pengambilan keputusan
c. Uji (Uji T)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable
independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap
variable dependen.
83 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”, hlm.
96.
67
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan Hipotesis
H0 = Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok tidak berpengaruh
terhadap Minat beli masyarakat muslim
Ha2 = Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok berpengaruh
terhadap Minat beli masyarakat muslim
H0 = Fatwa MUI tidak berpengaruh terhadap Minat beli masyarakat
muslim
Ha3 = Fatwa MUI berpengaruh terhadap Minat beli masyarakat
muslim
2. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05 untuk
menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima
atau ditolak.
3. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:
Jika P-Value > 0,05 = menerima H0 dan menolak Ha
Jika P-Value < 0,05 = menolak H0 dan menerima Ha
4. Pengambilan keputusan
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujan manfaat, batasan masalah dan kegunaan
penelitian. Selain itu pula berisikan landasan teori yang melandasi
penelitian ini. Selain itu juga terdapat penelitian terdahulu sebagai
bahan referensi bagi penelitian ini, juga terdapat kerangka
68
penelitian untuk memperjelas maksud penelitian dan penentuan
hipotesis awal penelitian yang akan diuji.
BAB II : Merupakan metode penelitian, di dalamnya diulas mengenai
variable penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data serta metode analisis data.
BAB III : Merupakan gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan
Prasarana.
BAB IV : Merupakan hasil dan pembahasan, berisi tentang deskripsi obyek
penelitian, gambaran singkat variable penelitian, karakteristik
responden, estimasi model, analisis data dan pembahasan mengenai
hasil analisis dari obyek penelitian (interpretasi hasil).
BAB V : Penutup, menyajikan secara singkat kesimpulan yang diperoleh
dari pembahasan, keterbatasan dari penelitian dan saran-saran
berkaitan dengan hasil penelitian.
69
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kelurahan Olak Kemang
Kelurahan sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 32 Tahun 2004
tentang Otonomi Daerah adalah: Wilayah Kerja Lurah sebagai perangkat daerah
kabupaten dan/ atau daerah kota dibawah kecamatan. Atas dasar tersebut
pemerintahan ditingkat kelurahan adalah jenjang pemerintahan terbawah yang
berhadapan langsung dengan masyarakat yang mengemban tugas-tugas pokok
pelayanan masyarakat. Dengan demikian kelurahan memiliki peran yang sangat
penting mengemban amanat pemerintahan di daerah yaitu mendorong untuk
memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional.84
Kelurahan Olak Kemang adalah salah satu Kelurahan di wilayah
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang mana secara administratif Kelurahan
Olak Kemang berbatasan dengan:
a. Sebelah Timur berbatas dengan Kelurahan Ulu Gedong
b. Sebelah Barat berbatas dengan Kelurahan Tanjung Pasir
c. Sebelah Utara berbatas dengan Danau Teluk
d. Sebelah Selatan berbatas dengan Sungai Batanghari
84 Undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/33. Pada hari jumat, 10 April 2020.
70
Dengan luas wilayah sekitar 548,17 Ha dan terdiri dari 13 Rt dengan
jumlah penduduk 5.301 Jiwa.85
Kelurahan olak kemang adalah salah satu kelurahan di Seberang Kota
Jambi, seberang kota jambi identik dengan kawasan yang mempunyai nuansa
Islam yang sangat kental. Ada juga nama julukan yang disematkan untuk seberang
Kota Jambi ini, yaitu Kota Santri. Mengapa? Karena disana terdapat Pesantren-
pesantren yang menimbulkan kesan jika kita sedang berada di Kota nya para
santri. Dan juga terdapat Masjid yang digadang-gadangkan dijuluki sebagai
Masjid Tertua di kawasan Seberang Kota Jambi. (Khairunnisa, 2020)86
B. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk
No Jenis Kelamin Jiwa/Orang
1 Laki-Laki 2.680
2 Perempuan 2.621
Jumlah 5.301 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
C. Potensi Kelurahan
1. Lembaga Keuangan
Tabel 3.2
Lembaga Keuangan
85 Profil kelurahan olak kemang kota jambi, di Kantor Lurah pada kamis, 13 februari
2020.
86
Khairunissa. http://jambidaily.com/detail/khairunissa mengetahui sejarah
perkembangan masjid-al-ikhsaniyah di kota santri seberang kota jambi/ , pada hari senin, 06 April
2020.
71
No Nama Alamat
1 Bank 9 Jambi syariah Jl.KH. Hasan Anang
Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
2. Lembaga Pendidikan
Tabel 3.3
Lembaga Pendidikan
No Nama Alamat
1 Tk Pertiwi IX Olak kemang
2 SD N 54 Olak kemang
3 SD N 3 Olak kemang
4 SD Islam As‟ad Olak kemang
5 SMP N 3 Olak kemang
6 MTS Negeri 1 Olak kemang
7 MTS As‟ad Olak kemang
8 MA Negeri 1 Olak kemang
9 MA As‟ad Olak kemang
Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
3. Sarana Peribadatan
Tabel 3.4
Saran Peribadatan
No Nama Alamat
1 Masjid Al-Ikhsaniyah Olak kemang
2 Masjid Al-Ikhlas Olak kemang
3 Masjid An-Najah Olak kemang
72
Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
D. Struktur Organisasi
E. Visi dan Misi
1. Visi
Terwujudnya kelurahan olak kemang sebagai Pusat Pendidikan,
Perikanan, Pertanian dan Industri Kecil dengan memperhatikan Pelayanan
Prima dan berwawasan lingkungan menuju Kota Jambi Bangkit.
2. Misi
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang memiliki intelektual dan
keterampilan profesional yang di dasari integritas moral yang kuat.
b. Meningkatkan Mutu dan Wawasan Pendidikan ( Formal dan Non
Formal), Perikanan, Pertanian, dan Industri kecil dengan mengacu
LURAH
Muhammad Amin, SE
SEKLUR
Nelly Juniaty, SE
KASI PEM
Nurul Basiro
KASI TRANTIB
Nurul Hilal
KASI PEM dan
KESOS
Mukhlis
STAF
Ferri Yunan
73
kepada Peningkatan Ekonomi Masyarakat, dan Berwawasan
Lingkungan.
c. Menciptakan Jaringan Informasi dan Komunikasi yang Efektif dengan
Komponen Masyarakat.
d. Mewujudkan Lingkungan yang Bersih, Aman dan Tertib guna
menunjang Perekonomian Masyarakat Menuju Kota Jambi Bangkit.
e. Mewujudkan Pemerintah yang Akuntabel dan beribawa Dengan
Mengacu Pada Pelayanan Prima.87
87 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu
perlu dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun
karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan
usia. Berikut ini hasil pengelompokan responden berdasarkan kuesioner yang
telah disebar.
1. Jenis Kelamin
Responden yang terpilih dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin
yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin
dengan jelas dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Frekuensi Presentase
Laki-laki 76 97%
Perempuan 2 3%
Jumlah 78 100%
Data Primer yang di Olah Tahun 2020
Berdasarkan data di atas dapat diketahui persentase Jumlah Laki-
laki yang menjadi responden sebesar 97% dan Perempuan sebesar 3 % hal
ini membuktikan bahwa Laki-laki lebih dominan/lebih banyak dari pada
Perempuan.
75
2. Usia
Adapun data mengenai usia responden dalam penelitin ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Frekuensi Presentase
21-35 15 19%
>35 63 81%
Jumlah 78 100%
Data Primer yang di Olah Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah yang berusia 35 Tahun Ke atas dengan
persentase sebesar 81%. Pada usia 21-35 tahun dengan persentase sebesar
19% dengan keseluruhan responden berjumlah 78 orang.
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi variabel
penelitian. Untuk mengukur uji reliabilias dilakukan dengan
menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (a). Nilai koefisien a
reliabel jika nilainya > 0,60. Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
76
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
No Kode Variabel Croncbah’s
Alpa
r tabel Ket
1 Slogan bahaya Merokok
Pada Bungkus Rokok (X1)
0.630 > 0.60 Reliabel
2 Fatwa MUI (X2) 0.658 > 0.60 Reliabel
3 Minat Beli (Y) 0.628 > 0.60 Reliabel
Hasil pengujian pada tabel di atas menjukkan bahwa nilai
koefisien Alpha dari variabel-variabel yang diteliti menunjukkan hasil
yang beragam. Akan tetapi, semua item pertanyaan variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y) tersebut memiliki nilai
koefisien Alpha lebih besar dari pada 0.60. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah reliabel.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, di mana keseluruhan variabel
penelitian memuat 24 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Pengujian untuk menentukan signifikansi atau tidak signifikansi
dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk
degree of freedom = n-2 dan dua daerah pengujian dengan a : 5%
(0,05). Jika r hitung untuk tiap butir pertanyaan bernilai positif dan
lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan
77
valid.88
Dalam hal ini 78-2 atau df = 76 dan r tabel yang diperoleh
adalah 0.2227. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka hasil
validitas dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
No Kode variabel r hitung r tabel Ket
1 Slogan Bahaya
Merokok Pada
Bungkus Rokok
(X1)
P.1 0.276 0.2227 Valid
2 P.2 0.555 0.2227 Valid
3 P.3 0.459 0.2227 Valid
4 P.4 0.581 0.2227 Valid
5 P.5 0.346 0.2227 Valid
6 P.6 0.292 0.2227 Valid
7 P.7 0.450 0.2227 Valid
8 P.8 0.249 0.2227 Valid
10 Fatwa MUI (X2)
P.1 0.257 0.2227 Valid
11 P.2 0.403 0.2227 Valid
12 P.3 0.661 0.2227 Valid
13 P.4 0.274 0.2227 Valid
14 P.5 0.679 0.2227 Valid
15 P.6 0.501 0.2227 Valid
16 Minat Beli (Y) P.1 0.227 0.2227 Valid
17 P.2 0.311 0.2227 Valid
18 P.3 0.317 0.2227 Valid
19 P.4 0.409 0.2227 Valid
20 P.5 0.500 0.2227 Valid
21 P.6 0.564 0.2227 Valid
22 P.7 0.301 0.2227 Valid
23 P.8 0.273 0.2227 Valid
24 P.9 0.324 0.2227 Valid
25 P.10 0.492 0.2227 Valid
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai r hitung
keseluruhan pertanyaan yang diujikan bernilai positif dan lebih besar
daripada nilai r tabel. Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
88 Yaya Jakaria, Opcit., hlm. 104
78
keseluruhan butir pertanyaan yang digunakakan dalam penelitian ini
lolos dalam uji validitas dan dinyatakan valid.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji variabel dependen, independen
atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusikan normal atau
mendekati normal. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau
tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data
melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi
normalitas.89
Analisi grafik dilakukan dengan melihat histogram dan
normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dengan analisis
SPSS for Windows versi 17.0 dapat dilihat pada gambar 4.5 adalah
sebagai berikut:
89 Ibid., hlm. 157.
79
Gambar 4.5
Uji Normalitas
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan grafik normal probability plot memperlihatkan
bahwa titik-titik pada grafik terlihat mengikuti garis diagonalnya,
sehinggan berdasarkan grafik tersebut data yang digunakan
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri
dari dua atau lebih variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dengan melihat
nilai tolerance dan VIF. Deteksi tidak terjadinya multikolinieritas
dilihat 50 pada collinearity statistic, dengan ketentuan apabila nilai
tolerance value masing-masing variabel independen berada di atas 0,1
(10%) dan variance inflation factor (VIF) masing-masing variabel
80
independen berada di bawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.90
Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini dapat dilihat hasilnya
pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 22.931 4.876
4.703 .000
Slogan Bahaya
merokok pada
Bungkus Rokok
.050 .121 .046 .416 .679 .927 1.079
Fatwa MUI .637 .195 .363 3.265 .002 .927 1.079
Sumber : Data primer diolah, 2020
Dari tabel coefisients, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dan
nilai VIF dari kedua variabel independen adalah Slogan Bahaya Merokok
pada Bungkus Rokok (X1) dengan nilai a hitung (0.927) > a (0,1) dan
VIF hitung (1.079) < VIF (10). Fatwa MUI (X2) dengan nilai a hitung
(0.927 > a (0,1) dan VIF hitung (1.079) < VIF (10). Jadi dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinieritas, karena
`nilai tolerance (a) masing-masing variabel independen berada di atas 0,1
dan nilai VIF masing-masing variabel independen di bawah 10.
90 Ibid., hlm. 159.
81
c. Uji Heteroskedstisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi ada atau tidak
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas, sementara itu untuk
varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedestisitas. Cara untuk mendeteksi
dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID).91
Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2
sebagai berikut:
91
Ibid., hlm. 161.
82
Gambar 4.7
Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan gambar grafik Scatterplots memperlihatkan
bahwa titik-titik pada grafik tidak bisa membentuk pola tertentu yang
jelas, di mana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y sehingga grafik tersebut tidak bisa dibaca dengan jelas.
Hasil ini memperlihatkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, jadi
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Minat Beli
berdasarkan masukan variabel independen Slogan Bahaya Merokok
Pada Bungkus Rokok, dan Fatwa MUI.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
83
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dengan
menggunakan program SPSS versi 17.0 diperoleh hasil seperti tertera
dalam tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Analisis regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 22.931 4.876
4.703 .000
Slogan Bahaya merokok
pada Bungkus Rokok
.050 .121 .046 .416 .679
Fatwa MUI .637 .195 .363 3.265 .002
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan pada hasil yang telah dilakukan, maka persamaan regresi
yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2 +e
Y = 22.931 + 0.50X1 + 0.637X2 + e
a. Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas (Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok X1,
dan Fatwa MUI X2) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Minat
Beli ) secara terpisah ataupun bersama-sama.
Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
84
1) Bila t hitung > t tabel atau sig. < a (0,05), maka Ho ditolak Ha
diterima.
2) Bila t hitung < t tabel atau sig. > a (0,05), maka Ho diterima Ha
ditolak.
Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS versi
17.0 maka didapat hasil uji t, yang hasilnya dirangkum pada tabel 4.9
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji T
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.931 4.876
4.703 .000
Slogan Bahaya
merokok pada
Bungkus Rokok
.050 .121 .046 .416 .679
Fatwa MUI .637 .195 .363 3.265 .002
Sumber : Data primer diolah, 2020
Nilai t tabel dengan signifikansi 0,1/2 = 0,05 (uji 2 sisi) dengan df = n- k -
(n= jumlah sampel dan k = jumlah variabel independen ) maka didapat df =
78 - 3- 1 = 75 maka diperoleh t tabel sebesar 2.242
Hasil analisis uji t sebagai berikut:
a) Nilai t hitung pada variabel Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus
Rokok (X1) adalah sebesar 0.416 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.679. Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu
(0.416 < 2.242) dan nilai signifikansi 0.679 > 0.05, maka Ho
85
diterima Ha ditolak. Maka variabel Slogan Bahaya Merokok pada
Bungkus Rokok tidak memiliki pengaruh terhadap Minat Beli.
b) Nilai t hitung pada variabel Fatwa MUI (X2) adalah sebesar 3.265
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.002 Karena nilai t hitung
lebih besar dari t tabel yaitu (3.265> 2.242) dan nilai signifikansi
0.002 < 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima. Maka variabel Fatwa
MUI memiliki pengaruh terhadap Minat Beli
b. Uji F
Uji F ini digunakan untuk membuktikan ada pengaruh signifikan
antara Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok, Fatwa MUI,
terhadap Minat Beli . Kriteria pengambilan keputusan:
1) Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% dan signifikansi
F hitung > 0,05
2) Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% dan signifikansi
F hitung < 0,05.
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 77.482 2 38.741 6.236 .003a
Residual 465.967 75 6.213
Total 543.449 77
a. Predictors: (Constant), Fatwa MUI, Slogan Bahaya merokok pada Bungkus Rokok
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data primer diolah, 2020
86
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai F hitung sebesar
6.236 dan nilai signifikansi sebesar 0.003. Cara menentukan F tabel adalah:
F tabel =F(k; n-k)= 78-2 = 76
ket: n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel independent Dapat
diketahui F tabel sebesar 3.97. Maka nilai F hitung (6.236) > F tabel (3,97)
dan nilai signifikan (0.003) < a (0.05), disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya bahwa Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan
Fatwa MUI secara bersama-sama berpengaruh terhadap Minat Beli.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi yang kecil mengindikasikan
kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu
berarti kemampuan variabel-variabel independent memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Hasil pengujian keofisien determinasi dapat dilihat dari
nilai Adjusted R square pada analisis regresi berganda sebagai
berikut:
87
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
d. Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .378a .143 .120 2.493
a. Predictors: (Constant), Fatwa MUI, Slogan Bahaya merokok pada Bungkus Rokok
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel, koefisien determinasi memiliki Adjusted R square sebesar
0.120. Hal ini berarti 12,0% Minat Beli (Y) yang dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel independen yaitu slogan bahaya merokok pada bungkus
rokok dan Fatwa MUI. Sedangkan sisanya 88.0% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain di luar variabel yang dijelaskan dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Berdasarkan data primer (angket/kuesioner) yang telah dioleh
dengan bantuan SPSS versi 17.0, maka dapat diketahui bahwa hasil uji
validitas menunjukakan bahwa semua nilai r hitung keseluruhan pertanyaan
yang diujikan bernilai positif dan lebih besar daripada nilai r tabel (0.2227).
Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa keseluruhan butir pertanyaan yang
digunakakan dalam penelitian ini lolos dalam uji validitas dan dinyatakan
valid.
Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien Alpha dari
variabel- variabel yang diteliti menunjukkan hasil yang beragam. Akan tetapi,
semua item pertanyaan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
tersebut memiliki nilai koefisien Alpha lebih besar dari pada 0.60. Sehingga
88
dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah reliabel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari dua variabel hanya satu
yang memiliki pengaruh yang signifikan yaitu Fatwa MUI (X2) terhadap
Minat Beli(Y), sedangkan variabel Slogan Bahaya Merokok (X1) memiliki
pengaruh terhadap Minat Beli (Y) tapi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Minat Beli (Y). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t bahwa
hanya satu variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Variabel Minat beli dikarenakan nilai signifikansi
kurang dari 0.05 dan nilai t hitung lebih dari nilai t tabel (0.2227).
Sedangkan Uji simultan (uji F) menunjukkan bahawa variabel
independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan, hal ini dikarenakan F hitung (6.326) > F tabel (3.97) dan nilai
signifikan (0.003) < a (0.05), disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
bahwa Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1), dan Minat Beli
(X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Minat Beli Pada Masyarakat
Muslim Kelurahan Olak Kemang.
1. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok (X1) dan
Fatwa MUI (X2) terhadap Minat Beli
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok (X1) terhadap Minat Beli
tetapi tidak berpengaruh signifikan. Dengan nilai t hitung pada variabel
Slogan bahaya Merokok pada Bungkus Rokok (X) adalah sebesar 0.416
89
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.679. Karena nilai t hitung lebih kecil
dari t tabel yaitu (0.416 < 2.242) dan nilai signifikansi 0.679 > 0.05, maka
Ho diterima Ha ditolak. Maka variabel Slogan Bahaya Merokok pada
Bungkus Rokok tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Minat Beli
Pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang dikarenakan Slogan
bahaya merokok yang tertera pada bungkus rokok itu sendiri berisikan
pesan bahaya merokok terhadap konsumen yang mengkonsumsi rokok.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwasanya dalam melakukan penelitian
masih banyak masyarakat Kelurahan Olak Kemang yang mengkonsumsi
rokok tanpa memperdulikan dan mengabaikan kesehatan mereka sendiri
dengan alasan karena sudah kecanduan sehingga susah untuk berhenti
merokok kecuali pabrik rokok itu sendiri ditutup oleh Pemerintah.
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan pada Fatwa MUI (X2) terhadap Minat Beli. Dengan nilai t
hitung pada variabel Fatwa MUI (X2) adalah sebesar 3.265 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.002. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel
yaitu (3.265 > 2.242) dan nilai signifikansi 0.002 < 0,05, maka Ho ditolak
Ha diterima. Maka variabel Fatwa MUI memiliki pengaruh signifikan
terhadap Minat Beli Pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang
dikarenakan adanya Fatwa MUI yang mengharamkan Merokok ditempat
umum jadi, masyarakat ingin mematuhi fatwa tersebut agar tidak
melakukan aktivitas merokok ditempat umum lagi.
90
2. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok (X1)
terhadap Minat Beli
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok (X1) terhadap Minat Beli
tetapi tidak berpengaruh signifikan. Dengan nilai t hitung pada variabel
Slogan bahaya Merokok pada Bungkus Rokok (X) adalah sebesar 0.416
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.679. Karena nilai t hitung lebih kecil
dari t tabel yaitu (0.416 < 2.242) dan nilai signifikansi 0.679 > 0.05, maka
Ho diterima Ha ditolak. Maka variabel Slogan Bahaya Merokok pada
Bungkus Rokok tidak memiliki pengaruh terhadap Minat Beli Pada
Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang dikarenakan Slogan bahaya
merokok yang tertera pada bungkus rokok itu sendiri berisikan pesan
bahaya merokok terhadap konsumen yang mengkonsumsi rokok. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwasanya dalam melakukan penelitian masih
banyak masyarakat Kelurahan Olak Kemang yang mengkonsumsi rokok
tanpa memperdulikan dan mengabaikan kesehatan mereka sendiri dengan
alasan karena sudah kecanduan sehingga susah untuk berhenti merokok
kecuali pabrik rokok itu sendiri ditutup oleh Pemerintah.
3. Pengaruh Fatwa MUI (X2) terhadap Minat beli
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan pada Fatwa MUI (X2) terhadap Minat Beli. Dengan nilai t
hitung pada variabel Fatwa MUI (X2) adalah sebesar 3.265 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.002. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel
91
yaitu (3.265 > 2.242) dan nilai signifikansi 0.002 < 0,05, maka Ho ditolak
Ha diterima. Maka variabel Fatwa MUI memiliki pengaruh terhadap Minat
Beli Pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang dikarenakan
adanya Fatwa MUI yang mengharamkan Merokok ditempat umum jadi,
masyarakat ingin mematuhi fatwa tersebut agar tidak melakukan aktivitas
merokok ditempat umum lagi.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok dan Fatwa terhadap Minat
Beli Pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) a. Secara (uji F) menunjukkan bahawa variabel independen Slogan
Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X
2)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Minat Beli (Y) pada
Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang.
c. Secara (uji F) menunjukkan bahawa variabel independen Slogan
Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Minat Beli (Y) pada Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang.
d. Secara (uji F) menunjukkan bahawa variabel independen Fatwa MUI
(X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Minat Beli (Y) pada
Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang.
2) a. Secara (Uji T) variabel independen Slogan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok (X1) tidak berpengaruh terhadap Minat Beli (Y),
sedangkan variable Fatwa MUI (X2) berpengaruh terhadap Minat
Beli (Y).
93
c. Secara (Uji T) variabel independen Slogan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok (X1) tidak berpengaruh terhadap Minat Beli (Y).
d. Secara (Uji T) variabel independen Fatwa MUI (X2) berpengaruh
terhadap Minat Beli (Y).
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan simpulan yang
diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dalam penelitian ini. Berikut adalah saran yang diajukan
dalam penelitian ini:
1. Bagi konsumen rokok khususnya masyarakat Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk, agar dapat mengingat bahaya merokok bagi
kesehatan dan juga untuk mengurangi konsumsi rokok karena rokok tidak
memberikan manfaat sedikitpun dan dapat membahayakan kesehatan
orang-orang sekitar. Penelitian ini juga merupakan usaha untuk
memberitahu bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan dan dengan
adanya penelitian ini bisa menyadarkan masyarakat untuk tidak merokok
lagi.
2. Bagi Masyarakat muslim khususnya harus diingat bahwa Islam juga telah
mengatur dengan baik dalam melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi
yang sesuai kebutuhan merupakan konsumsi yang betul-betul dibutuhkan
untuk hidup secara wajar dan juga memperlihatkan maslahatnya. Artinya
barang ataupun jasa yang dikonsumsi itu dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan dan juga berkah. Sebagai seorang muslim seharusnya
94
memperhatikan dalam hal mengkonsumsi sesuai dengan prinsip yaitu
dalam konsumsi itu sendiri harus dapat memperhatikan barang yang
dikonsumsi harus bebas dari kotoran ataupun penyakit. Dan demikian juga
harus bernilai gizi, menyehatkan serta memiliki manfaat tidak mempunyai
kemudharatan. Jadi intinya merokok merupakan tindakan merusak diri
sipelaku yang mengkonsumsi rokok, tindakan mubazir atau pemborosan
dan tidak mendapatkan apa-apa bahkan hanya dapat mengancam jiwa
sendiri bahwakan orang sekitar.
3. Peneitian seputar fatwa rokok, perlu ditindaklanjuti dengan penelitian
lanjutan mengenai dampak fatwa haram rokok terhadap petani tembakau,
buruh pabrik rokok serta industri rokok. Fatwa hukum rokok MUI
mestinya (suatu saat) dapat ditingkatkan dari haram terbatas menjadi
haram mutlak secara bertahap.
4. Bagi pemerintah sendiri diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi
acuan untuk menilai kebijakan yang telah dibuat dan selanjutnya membuat
kebijakan yang lebih ampuh lagi sehingga dapat mengurangi konsumen
rokok yang ada di Indonesia ini.
5. Masyarakat yang diteliti dalam penelitian ini hanyalah masyarakat
Kelurahan Olak Kemang yang masih dikatakan dalam lingkup yang tidak
terlalu besar, sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti
dalam lingkup yang lebih besar.
6. Bagi peneliti selanjutnya bisa meneliti varaiabel yang sama pada penelitian
ini, tetepi dengan tempat yang berbeda dan diharapkan agar dapat
95
menambah variabel independen yang belum disebutkan dalam penelitian
ini yang dapat mempengaruhi minat beli misalnya saja faktor ekonomi,
pekerjaan dan lain sebagainya.
96
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan terjemahannya. (2008). Dapartemen Agama RI.
Arista, E. D. (2011). Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra
Merek terhadap Minat Beli Konsumen. 13, 9.
Dewi, I. M., & Rumita, R. (n.d.). ANALISIS PENGARUH GRAPHIC HEALTH
WARNING (GHW) PADA BUNGKUS ROKOK TERHADAP INTENSI
UNTUK BERHENTI MEROKOK. 10.
Ferizal, I. (2016). MEKANISME PENGUJIAN HUKUM OLEH ULAMA DALAM
MENETAPKAN FATWA HARAM TERHADAP ROKOK. 11, 10.
Hasil_Ijtima_Ulama_Komisi_Fatma_MUI_2018.pdf. (n.d.).
Khairunnisa. (2020). Mengetahui Sejarah Perkembangan Masjid Al-Ikhsaniyah di
Kota Santri Sebrang Kota Jambi. Jambidaily.com.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran. Prehallindo.
Managanta, A. A., & Hudaya, Y. (2018). Hubungan Gambar Bahaya Merokok
Pada Kemasan dengan Intensi Berhenti Merokok di Kecamatan Curug
Kabupaten Tanggerang. 4, 7.
Nurlinda, A., & Fabanyo, R. A. (2018). PENGARUH PERSEPSI TENTANG
PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP
TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA SMP WAHYU
MAKASSAR. 11.
Pengertian Istilah Rokok dan Sigaret | Literasi Publik. (n.d.). Retrieved 21 July
2020, from https://www.literasipublik.com/pengertian-istilah-rokok-dan-
sigaret
97
PERDA Kota Jambi No. 3 Tahun 2017 tentang KAWASAN TANPA ROKOK
[JDIH BPK RI]. (n.d.). Retrieved 21 July 2020, from
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49958/perda-kota-jambi-no-3-
tahun-2017
Pesan peringatan kemasan produk tembakau. (2020). In Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pesan_peringatan_kemasan_pro
duk_tembakau&oldid=16567021
Qardhawi, yusuf. (1996). Fatwa-fatwa kontemporer. Rineka Cipta.
Rahayuni, A. P. (2017). JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017. 146.
Subagyo, J. (2011). Metodologi penelitian dalam Teori dan praktek. Rineka
Cipta.
Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Alfabeta.
Sunyoto, D. (2013). Teori Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran dan
Perilaku Konsumen,. Graha Ilmu.
Trigiyatno, A. (2012). FATWA HUKUM MEROKOK DALAM PERSPEKTIF
MUI DAN MUHAMMADIYAH. JURNAL PENELITIAN, 8(1).
https://doi.org/10.28918/jupe.v8i1.42
Una, S. (2014). Pedoman Penulisan Skripsi. Syariah Press Fakultas Syariah IAIN
STS Jamb.
98
Warahmah, S. (n.d.). (Studi Kasus Masyarakat Kelurahan Pahlawan Kec. Medan
Perjuangan). 99.
Widoyoko, P. E. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka
Pelajar.
WS, W. (1999). Psikologi dan Evaluasi Belajar. Gramedia.
99
LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
Pengaruh Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Fatwa MUI
Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk)
I. Identitas Responden
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
II. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Berilah tanda check list ( √ ) yang sesuai dengan pendapat saudara.
Setiap responden hanya diperbolehkan memilih satu jawaban.
Keterangan skor:
1) Sangat Setuju (SS) : Diberi skor 5
2) Setuju (S) : Diberi skor 4
3) Kurang Setuju (KS) : Diberi skor 3
4) Tidak Setuju (TS) : Diberi skor 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS) : Diberi skor 1
2. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya karena tidak akan
mempengaruhi pekerjaan anda.
3. Setelah mengisi kuesioner mohon saudara berikan kepada yang
menyerahkan kuesioner.
III. Daftar Pertanyaan
1. Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok
No Indikator Variabel SS S KS TS STS
1 Anda mengetahui slogan
bahaya merokok pada
bungkus rokok
2 Slogan disertai gambar
kesehatan bahaya merokok
sangat menakutkan bagi anda
3 Anda merasa tidak nyaman
melihat slogan disertai
gambar kesehatan bahaya
merokok
4 Slogan disertai gambar
100
bahaya merokok dapat
mempengaruhi anda untuk
cepat berhenti merokok
5 Slogan disertai gambar
bahaya merokok tidak
berpengaruh sedikitpun untuk
anda
6 Pencantuman slogan
(informasi) kesehatan pada
bungkus rokok yang
dilakukan pemerintah sudah
efektif
7 Slogan bahaya merokok yang
dicantumkan pada bungkus
rokok sangat penting untuk
masyarakat
8 Slogan bahaya merokok yang
dicantumkan pada bungkus
rokok merupakan cara terbaik
untuk mengingatkan anda
2. Fatwa MUI
No Indikator Variabel SS S KS TS STS
9 Anda mengetahui Fatwa MUI
tentang Merokok
10 Fatwa MUI menetapkan dua
hukum dasar rokok yaitu
haram dan makruh
11 Fatwa MUI mengharamkan
merokok di depan umum
12 Fatwa MUI mengharamkan
Merokok Untuk anak-anak
dan ibu hamil
13 Setelah mengetahui haramnya
merokok di depan umum
anda tidak akan merokok lagi
di depan umum
14 Fatwa MUI memakruhkan
rokok dan mengharamkan
merokok di depan umum,
101
apakah anda akan berhenti
merokok
3. Minat Beli
No Indikator Variabel SS S KS TS STS
15 Anda membeli produk rokok
karena tidak percaya dengan
slogan yang ada pada
bungkus rokok
16 Anda membeli rokok di
kelurahan olak kemang
17 Anda pernah membeli rokok
di luar kelurahan olak kemang
18 Anda tidak berminat membeli
rokok karena takut melihat
slogan di sertai gambar yang
ada pada bungkus rokok
19 Setelah anda mengetahui
bahwa Fatwa MUI
mengharamkan merokok di
depan umum anda akan
menyarankan kepada orang
lain agar tidak merokok lagi
di tempat umum
20 Setelah melihat slogan
peringatan bahaya merokok
tersebut anda akan
menyarankan orang lain
untuk tidak membeli produk
rokok
21 Melalui slogan bahaya
merokok anda meyakini
produk rokok tidak memiliki
kualitas yang baik
22 Melalui slogan bahaya
merokok anda tetap memiliki
keinginan untuk membeli
kembali produk rokok
23 Anda mengetahui
102
kemakruhan rokok pada
Fatwa MUI, apakah anda
akan mengurangi aktivitas
merokok
24 Informasi melalui slogan
yang ada pada bungkus rokok
kurang lengkap dan jelas
sehingga perlu
mengumpulkan informasi
melalui media lain
LAMPIRAN 2
F Tabel
Df untuk
penyebut
(N2)
Df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37
61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37
62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36
63 3.99 3.14 2.74 2.52 2.36
64 3.99 3.14 2.74 2.52 2.36
65 3.99 3.14 2.74 2.51 2.36
66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35
67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35
68 3.98 3.13 2.73 2.51 2.35
69 3.98 3.13 2.73 2.50 2.35
70 3.98 3.13 2.73 2.50 2.35
71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34
72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34
73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34
74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34
75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34
76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33
78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33
79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33
103
R Tabel
Df = ( N-2) Tingkat signifikan untuk uji satu arah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikan untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
60 0.2108 0.2500 0.2948 0.3248 0.4079
61 0.2091 0.2480 0.2925 0.3223 0.4048
62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018
63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988
64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959
65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931
66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903
67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876
68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850
69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823
70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798
71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773
72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568
LAMPIRAN 3
No
Responden
Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok
(X1)
Total
X1
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8
1 4 3 3 3 4 4 4 4 29
2 4 2 2 2 3 5 5 5 28
3 5 5 5 4 2 5 5 4 35
4 4 3 4 3 2 4 5 5 30
5 5 2 5 4 4 5 5 5 35
6 5 5 4 3 3 5 5 4 34
7 4 3 3 2 2 4 4 4 26
8 5 5 2 4 4 4 4 5 33
104
9 4 2 4 3 2 5 5 4 29
10 4 3 4 3 3 4 4 4 29
11 4 5 3 4 4 4 5 4 33
12 4 2 3 3 4 5 4 5 30
13 4 3 3 3 4 4 4 4 29
14 4 3 3 3 4 4 4 4 29
15 5 2 2 2 3 5 5 5 29
16 4 5 5 4 2 5 5 4 34
17 5 3 4 3 2 4 5 5 31
18 4 2 5 4 4 5 5 5 34
19 4 5 4 3 3 5 5 4 33
20 5 3 3 2 2 4 4 4 27
21 4 5 2 4 4 4 4 5 32
22 4 2 4 3 2 5 5 4 29
23 5 3 4 3 3 4 4 4 30
24 4 5 3 4 4 4 5 4 33
25 4 2 3 3 4 5 4 5 30
26 4 3 3 3 4 4 4 4 29
27 4 3 3 2 2 4 4 4 26
28 4 5 2 4 4 4 4 5 32
29 4 2 4 3 2 5 5 4 29
30 4 3 4 3 3 4 4 4 29
31 5 5 3 4 4 4 5 4 34
32 4 2 3 3 4 5 4 5 30
33 5 3 3 3 4 4 4 4 30
34 5 3 3 3 4 4 4 4 30
35 4 2 2 2 3 5 5 5 28
36 4 5 5 4 2 5 5 4 34
37 4 2 2 2 3 5 5 5 28
38 4 5 5 4 2 5 5 4 34
39 5 3 4 3 2 4 5 5 31
40 4 2 5 4 4 5 5 5 34
41 4 5 4 3 3 5 5 4 33
42 5 3 3 2 2 4 4 4 27
43 4 5 2 4 4 4 4 5 32
44 5 4 4 1 4 5 5 5 33
45 5 3 3 2 3 4 4 4 28
46 4 4 5 3 5 4 4 4 33
47 4 4 3 4 2 4 5 4 30
48 4 4 4 3 3 4 5 5 32
49 4 4 3 3 3 4 5 5 31
105
50 4 3 4 3 2 5 5 4 30
51 4 2 4 2 4 5 4 5 30
52 4 5 2 4 4 4 5 5 33
53 5 3 4 3 3 4 4 4 30
54 4 2 3 4 2 5 4 4 28
55 4 4 2 3 4 4 4 5 30
56 5 5 5 4 2 5 5 4 35
57 4 5 4 3 2 4 5 5 32
58 5 3 5 4 4 5 5 5 36
59 5 4 4 3 3 5 5 4 33
60 4 3 3 2 2 4 4 4 26
61 5 4 2 4 4 4 4 5 32
62 5 5 4 1 4 5 5 5 34
63 4 3 3 3 4 4 4 4 29
64 4 3 2 2 3 5 5 5 29
65 4 4 5 3 5 4 4 4 33
66 4 5 3 2 2 4 4 4 28
67 4 5 2 4 4 4 4 5 32
68 4 3 4 3 2 5 5 4 30
69 4 2 4 3 3 4 4 4 28
70 5 4 3 4 4 4 5 4 33
71 4 4 3 4 2 4 5 4 30
72 4 5 4 3 3 4 5 5 33
73 4 4 3 3 2 4 5 4 29
74 4 4 4 3 2 5 5 4 31
75 5 3 4 4 4 5 4 5 34
76 4 3 3 4 4 5 5 5 33
77 4 2 4 3 3 4 4 4 28
78 5 4 3 4 2 5 4 4 31
No
Responden
Fatwa MUI (X2)
Total
X2
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6
1 4 4 3 4 3 2 20
2 5 4 3 5 3 3 23
3 4 4 4 5 4 3 24
4 4 4 3 5 3 3 22
5 5 5 4 4 4 2 24
6 5 5 3 4 4 2 23
7 4 4 3 5 3 3 22
8 4 4 4 5 3 3 23
106
9 5 4 4 4 4 2 23
10 4 4 3 4 3 3 21
11 4 4 3 5 3 3 22
12 5 4 3 4 3 2 21
13 4 4 3 4 3 2 20
14 4 4 3 4 3 2 20
15 5 4 3 5 3 3 23
16 4 4 4 5 4 3 24
17 4 4 3 5 3 3 22
18 5 5 4 4 4 2 24
19 5 5 3 4 4 2 23
20 4 4 3 5 3 3 22
21 4 4 4 5 3 3 23
22 5 4 4 4 4 2 23
23 4 4 3 4 3 3 21
24 4 4 3 5 3 3 22
25 5 4 3 4 3 2 21
26 4 4 3 4 3 2 20
27 4 4 3 5 3 3 22
28 4 4 4 5 3 3 23
29 5 4 4 4 4 2 23
30 4 4 3 4 3 3 21
31 4 4 3 5 3 3 22
32 5 4 3 4 3 2 21
33 4 4 3 4 3 2 20
34 4 4 3 4 3 2 20
35 5 4 3 5 3 3 23
36 4 4 4 5 4 3 24
37 5 4 3 5 3 3 23
38 4 4 4 5 4 3 24
39 4 4 3 5 3 3 22
40 5 5 4 4 4 2 24
41 5 5 3 4 4 2 23
42 4 4 3 5 3 3 22
43 4 4 4 5 3 3 23
44 5 4 2 5 1 1 18
45 4 4 3 4 2 3 20
46 4 3 3 5 4 3 22
47 4 3 3 4 3 2 19
48 4 4 3 4 3 3 21
49 5 4 3 5 3 3 23
50 4 4 3 4 3 2 20
51 4 4 3 4 3 2 20
52 5 5 3 4 3 2 22
107
53 5 5 3 5 3 3 24
54 4 4 4 5 4 3 24
55 4 4 3 5 3 3 22
56 5 4 4 5 4 3 25
57 4 4 3 5 3 3 22
58 4 4 4 4 4 2 22
59 5 4 3 4 4 2 22
60 4 4 3 5 3 3 22
61 4 4 4 5 3 3 23
62 5 4 2 5 1 1 18
63 4 5 3 4 2 3 21
64 4 4 3 5 4 2 22
65 5 5 3 4 4 3 24
66 4 5 4 4 3 3 23
67 4 4 3 4 3 2 20
68 5 4 4 5 1 2 21
69 4 4 3 5 2 2 20
70 4 4 4 5 3 3 23
71 4 4 3 5 3 3 22
72 5 5 4 4 4 2 24
73 5 5 3 4 3 3 23
74 4 4 3 5 3 3 22
75 4 4 4 4 3 2 21
76 5 4 2 4 3 2 20
77 4 4 3 4 3 2 20
78 4 3 3 5 3 3 21
No
Responden
Minat Beli (Y)
Total
Y
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10
1 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 32
2 3 4 4 2 5 4 4 4 5 4 39
3 3 5 5 4 4 5 5 5 4 5 45
4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 35
5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 5 40
6 3 4 4 3 3 2 5 4 4 5 37
7 3 4 4 4 2 5 4 4 4 4 38
8 2 5 5 2 4 4 4 4 4 4 38
9 3 4 4 2 4 4 4 5 4 5 39
10 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 41
11 3 4 4 4 3 2 4 5 4 4 37
12 3 5 5 2 5 4 4 4 5 4 41
108
13 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 33
14 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 34
15 3 5 5 2 5 4 4 4 5 4 41
16 2 4 4 4 4 5 5 4 5 5 42
17 3 4 4 3 4 2 4 4 5 4 37
18 3 4 4 3 4 4 5 5 4 5 41
19 2 5 4 3 3 2 5 5 4 5 38
20 2 5 4 4 2 5 4 4 4 4 38
21 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 38
22 3 4 4 2 4 4 4 5 4 5 39
23 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 40
24 2 4 5 4 3 2 4 5 4 4 37
25 3 4 5 2 5 4 4 4 4 4 39
26 3 4 5 2 2 2 4 4 4 4 34
27 2 5 4 4 2 5 4 4 5 4 39
28 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 38
29 3 4 4 2 4 4 4 5 4 5 39
30 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 40
31 2 5 4 4 3 2 4 5 4 4 37
32 3 5 4 2 5 4 4 4 4 4 39
33 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 33
34 4 4 4 2 2 2 4 5 4 4 35
35 4 5 5 2 5 4 4 4 4 4 41
36 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 44
37 2 4 4 2 5 4 4 4 4 4 37
38 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 43
39 2 5 4 3 4 2 4 4 4 4 36
40 2 5 4 3 4 4 5 5 5 5 42
41 2 4 4 3 3 2 5 3 5 5 36
42 3 4 4 4 2 5 4 4 4 4 38
43 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 38
44 3 4 4 2 2 5 4 4 5 4 37
45 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38
46 4 4 4 2 3 3 3 5 4 4 36
47 4 4 4 3 2 3 3 4 5 4 36
48 3 5 4 4 2 4 4 4 4 5 39
49 3 5 4 2 2 5 5 4 4 4 38
50 2 4 4 2 5 2 4 5 4 4 36
51 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 41
52 3 5 5 4 4 2 5 5 5 4 42
53 2 4 4 2 4 2 4 5 5 4 36
54 3 4 5 2 3 4 4 4 4 4 37
55 3 5 4 2 2 5 4 4 4 4 37
56 3 4 5 2 4 2 3 5 4 4 36
109
57 3 5 4 4 4 4 3 4 5 4 40
58 3 5 5 3 4 2 3 5 5 5 40
59 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 39
60 3 4 5 3 5 4 4 4 5 5 42
61 3 5 4 4 2 4 5 5 4 5 41
62 2 4 4 2 2 5 4 4 4 4 35
63 3 5 4 2 4 2 5 3 4 4 36
64 3 4 5 3 4 4 5 4 5 5 42
65 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 40
66 4 5 4 2 3 5 4 5 4 4 40
67 3 5 4 2 5 4 4 4 4 4 39
68 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 37
69 3 5 5 2 5 5 4 5 4 4 42
70 2 4 4 3 4 2 3 4 5 4 35
71 4 5 4 4 5 4 3 5 5 5 44
72 4 5 5 2 4 5 3 4 4 4 40
73 3 4 4 2 4 2 4 5 4 4 36
74 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 41
75 2 5 5 4 3 2 4 5 5 5 40
76 3 4 4 2 2 5 5 5 4 4 38
77 3 5 4 2 4 4 5 4 4 4 39
78 3 5 5 2 2 4 4 4 4 5 38
110
DOKUMENTASI
Gambar diatas, sedang mewawancarai pemilik outlet kelurahan olak kemang
untuk mendapatkan data jumlah perokok.
111
DOKUMENTASI
Gambar diatas, sedang memberikan kuesioner kepada masyarakat kelurahan olak
kemang.
112
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Veranita
Nim : EES.160658
Tempat Tgl Lahir : Jambi, 11 Februari 1999
Email : veranita926@gmail.com
No Kontak Hp : 085218900247
Alamat : Jl. KH. Hasan Anang Rt.04 Kel.Olak Kemang Kec. Danau
Teluk Kota Jambi
Pendidikan Formal:
1. Tk Pertiwi IX (Sembilan) Olak Kemang
2. SD Negeri 54 Olak Kemang
3. MTS Negeri 1 Olak Kemang
4. MA Negeri 1 Olak Kemang
Motto Hidup: “Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi”
Jambi, Maret 2020
Veranita
EES.160658