PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS …repository.uinjambi.ac.id/4249/1/(EES160658 PENGARUH...
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS …repository.uinjambi.ac.id/4249/1/(EES160658 PENGARUH...
-
PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS ROKOK
DAN FATWA MUI TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT MUSLIM
(STUDI KASUS MASYARAKAT MUSLIM KELURAHAN OLAK
KEMANG KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh:
VERANITA
NIM : EES.160658
Pembimbing:
Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM
Khairiyani, SE.M.S.Ak
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
i
Pembimbing l : Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.M
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
َّ ب فٍِ اْْلَْزِض َحََلًلا َطُِّباب َوًَل تَت ًَّ ٌِ ۚ إََِّهُ ََب أَََُّهب انَُّبُس ُكهُىا ِي َُْطب ِبعُىا ُخُطَىاِت انشَّ
ٌ ُيبٍُِ نَُكْى َعدُو
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. ( Qs. Al-Baqarah :
168 )1
1 Al-Baqarah Ayat 168.
-
v
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok dan Fatwa MUI Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim di
Kelurahan Olak Kemang. Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif
menggunakan metode analisis statistik regresi berganda untuk menghubungkan
Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X
2) dengan
Minat Beli (Y), penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: Secara (uji F) dengan nilai 6.236 dan nilai signifikansi sebesar 0.003,
menunjukkan bahawa variabel independen Slogan Bahaya Merokok Pada
Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X
2) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Minat Beli (Y) pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang.
Sedangkan, secara (Uji T) dari dua variabel hanya satu yang memiliki pengaruh
yang signifikan dengan nilai 3.265 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.002,
yaitu Fatwa MUI (X2) memiliki pengaruh terhadap Minat Beli (Y) sedangkan
variabel Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1) dengan nilai 0.416
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.679 tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Minat Beli (Y).
Kata Kunci : Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok, Fatwa MUI, Minat
Beli.
-
vi
ABSTRACT
This thesis aims to uncover the influence of the Danger of Smoking Slogan on the
Cigarette Wrapper and MUI Fatwa Against Interest in Buying Muslim
Community in Kelurahan Olak Kemang. This thesis uses a quantitative approach
using multiple regression statistical analysis methods to link the Dangers of
Smoking Slogan on Cigarette Wrap (X1), and Fatwa MUI (X2) with Purchase
Interest (Y), the research conducted obtained the results and conclusions as
follows: ) with a value of 6,236 and a significance value of 0.003, indicating that
the independent variable Smoking Danger Slogan on Cigarette Wrap (X1), and
Fatwa MUI (X2) jointly influence the Interest in Purchase (Y) in the Muslim
Community of Olak Kemang Village. Whereas, only two of the two variables (T
Test) had a significant effect with a value of 3,265 with a significance level of
0.002, namely MUI Fatwa (X2) had an influence on Purchase Interest (Y) while
the Smoking Hazard Slogan variable on Cigarette Wrap (X1 ) with a value of
0.416 with a significance level of 0.679 does not have a significant effect on
PurchaseInterest(Y).
Keywords: Danger of Smoking Slogan on Cigarette Case, MUI Fatwa, Purchase
Interest.
-
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil „alamin
Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata satu (S1) Shalawat
beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad
Rasulullah Saw
“Pengetahunan yang benar tidak diukur dari sebanyak anda menghafal dan
seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan pengetahuan yang benar
adalah ekspresi keshalehan (melindungi dari pada apa yang Allah SWT larang dan
bertindak atas apa yang Allah SWT amanatkan) R.A. Abu Na‟iam”
Ku Persembahkan Karya ku yang sederhana ini kepada:
Ayahku terhebat Jamhur, ilmu yang kau berikan dan mendidikku dengan titik-titik
dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan
Allah SWT
Ibuku terindah Masita yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di dalam
hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas
Adikku Muhammad Reza, dan Ismail penghiburku dan pelepas kerinduanku
dalam mengarumi dunia
Serta teman-teman seperjuanganku, teman dekatku Baiti, Detia Safitri, Lia
Wardania, Siti Turmini sari, Sri Dwi Wahyuni, Sri Maylani, Sulisthia, Steffiani,
Syarifah Natasya, Syarah Eka Pratiwi, Teni Andriani, Ulfa Minnatul Jannah, Ulva
Vanesa, Widya Febrianti yang telah Menssuport ku selama ini.
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta‟ala
yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang saya beri Judul “Pengaruh
Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Fatwa MUI terhadap Minat
Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kelurahan Olak
Kemang Kecamatan Danau Teluk). Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna
memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah di
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Di dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima
kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy'ari, MA., Ph.D selaku Rektor Uin Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A. Miftah, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
islam Universitas Isam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
yang telah memberikan izin penelitian.
3. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag.,M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM, Selaku Dosen Pembimbing I
yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Ibu Khairiyani, SE.M.S.Ak, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
-
ix
6. Bapak Muhammad Amin selaku lurah Olak Kemang beserta staf yang
telah sudi memberi ijin penelitian kepada penulis hingga skripsi ini selesai
tepat waktu.
7. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, yang telah
membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi.
8. Kepada seluruh keluarga terkhusus Orang tua, Adik yang telah banyak
memberikan dukungan kepada penulis.
9. Kepada teman seperjuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang selalu berjuang bersama.
10. Kepada Masyarakat Kelurahan Olak Kemang yang banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan imbalan yang
setimpal atas segala kebaikan yang diberikan dan dilakukan kepada
penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca terutama bagi keluarga besar Universitas Islama Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
Wassalamu’alikum Warahmatullahiwabarakatuh.
Jambi, Maret 2020
Penulis,
Veranita
EES.160658
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTARCT ......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10
D. Batasan Masalah................................................................................... 10
-
xi
E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 11
F. Kerangka Teori..................................................................................... 12
G. Tinjauan pustaka ................................................................................. 46
H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 50
I. Hipotesis ............................................................................................... 51
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 52
B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 53
C. Populasi dan sampel ............................................................................. 54
D. Operasional Variabel ............................................................................ 55
E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 58
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 59
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 66
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kelurahan Olak Kemang............................................ 68
B. Visi dan Misi ........................................................................................ 71
BAB VI PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...................................................................................... 73
B. Anilisis Data ......................................................................................... 74
1. Uji Instrumen ................................................................................. 75
a. Uji Reliabelitas ......................................................................... 75
-
xii
b. Uji Validitas ............................................................................. 75
2. Uji Asumsi Kalsik .......................................................................... 76
a. Uji Normalitas .......................................................................... 76
b. Uji multikoliniaritas ................................................................. 76
c. Uji heteroskedastisitas .............................................................. 77
3. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 79
a. Uji T ......................................................................................... 80
b. Uji F ......................................................................................... 81
c. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 82
C. Pembahasan
1. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok
(X1) dan Fatwa MUI (X
2) Terhadap Minat Beli ........................... 83
2. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok
(X1) Terhadap Minat Beli .............................................................. 84
3. Pengaruh Fatwa MUI (X2) Terhadap Minat Beli ........................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 90
B. Saran-Saran .......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Olak Kemang .................................... 8
Tabel 2.1 Jumlah Perokok di Kelurahan Olak Kelurahan Olak Kemang ........ 8
Tabel 3.l Tinjauan Pustaka ............................................................................... 46
Tabel 2.1 Operasional Variabel........................................................................ 55
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk ............................................................................ 68
Tabel 3.2 Lembaga Keuangan ......................................................................... 68
Tabel 3.3 Lembaga Pendidikan ....................................................................... 68
Tabel 3.4 Sarana Peribadatan .......................................................................... 69
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia .............................................. 72
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabititas Variabel Penelitian ........................................ 73
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ............................................ 74
Grafik 4.5 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 76
Grafik 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................... 78
Tabel 4.8 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 79
-
xiv
Tabel 4.9 Hasil UJI T ...................................................................................... 80
Tabel 4.10 Hasil Uji F ...................................................................................... 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 83
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peringatan kesehatan dengan gambar pada kemasan kecil atau bungkus
rokok dimulai sejak diundangkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan
Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Namun berlaku secara
efektif 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan peraturan tersebut atau dimulai
tanggal 12 April 2014 dan berlaku hingga saat ini. Menurut Leventhal and Cleary
tahun 1980 keberhasilan dalam berhenti merokok ditentukan oleh besarnya niat
(intensi) untuk berhenti. Jadi tanpa adanya intensi yang besar, sebesar apapun
usaha untuk berhenti merokok akan sia-sia (Managanta & Hudaya, 2018).2
Menurut Ajzen dan Fishbein tahun 2005 intensi berhenti merokok juga
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sikap individu terhadap perilaku tertentu, norma
subjektif yaitu norma sosial yang berpengaruh terhadap individu dan kontrol
perilaku yang diartikan persepsi individu terhadap kemampuannya dalam
melakukan kontrol diri untuk berbuat atau tidak.3 Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Astuti tahun 2004 bahwa sikap terhadap perilaku berisiko kesehatan
2 Andri Amaliel Managanta dan Yaya hudaya, “Hubungan Gambar bahaya Merokok
Pada Kemasan dengan Intensi Berhenti Merokok di Kecamatan curug Kabupaten Tanggerang”,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,Vol 4. No.1. Desember 2018. hlm. 72.
3 Ibid., hlm. 72.
-
2
berhubungan dengan rendahnya perilaku berisiko kesehatan termasuk di antaranya
adalah merokok.4
Saat ini peredaran rokok semakin tumbuh dari tahun ke tahun dengan
tingkat konsumen yang tidak terkendali lagi, baik itu kalangan orang tua, dewasa,
remaja, bahkan anak-anak telah mengkonsumsi rokok yang membuat orang tua
dan pemerintah prihatin. Terlebih lagi kita ketahui bahwa mengkonsumsi rokok
secara terus menerus dapat menjadi sumber berbagai masalah kesehatan seperti
kanker, jantung, dan gangguan pernafasan. Selain itu, orang sekitar juga akan
dapat terkena dampak negatif merokok yang di akibatkan menghirup asap rokok
orang yang sedang merokok. Pada masa sekarang merokok juga merupakan salah
satu dari kebiasaan yang dapat kita temui dalam sehari-hari (Warahmah, n.d.).5
Kemasan rokok bertujuan menciptakan keinginan membeli dan mencoba,
pemerintah punya tanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang dampak
merokok bagi kesehatan. Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar pada
kemasan rokok bertujuan meningkatkan pemahaman tentang bahaya akibat
merokok, tetapi pada kenyataannya peringatan tertulis dan gambar pada kemasan
rokok yang memuat sederetan gangguan kesehatan akibat rokok ini terbukti tidak
efektif, dimana jumlah pengguna rokok makin bertambah baik dari kalangan
dewasa maupun remaja.
Perilaku merokok jelas bukan merupakan perilaku sehat. Rokok memiliki
banyak dampak negatif bagi kesehatan. Namun perilaku seseorang tidak akan
4 Ibid., hlm. 72.
5 Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 2.
-
3
terlepas dari pengaruh lingkungannya. Lingkungan yang memengaruhi derajat
kesehatan seseorang salah satunya adalah lingkungan sosial budaya. Masyarakat
Indonesia terdiri atas banyak suku budaya yang mempunyai latar belakang
beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut sangat memengaruhi tingkah laku
manusia yang memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman
budaya menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk
dalam perilaku kesehatan. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya
bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang
mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa
kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85%
sampai 95% sebelum umur 18 tahun (Nurlinda & Fabanyo, 2018) .6
Selain itu peringatan bahaya merokok tidak hanya terdapat dibungkus
rokok, namun juga banyak terdapat di tepi jalan seperti baliho dan poster.
Menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, Pemerintah Provinsi Jambi
membuat Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3 Tahun 2017 “ Tentang Kawasan
Tanpa Rokok”.7 Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Jambi,
diperlukan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk senantiasa membiasakan hidup sehat. Bahwa merokok adalah
kebiasaan yang dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu, masyarakat,
dan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga diperlukan
upaya pengendalian dampak rokok terhadap kesehatan.
6 Andi Nurlinda, Samsualam, dan Rizqi Alvian Fabanyo, 2011.“Pengaruh Persepsi
Tentang Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok Terhadap Tindakan Merokok Pada Remaja
Putra Smp Wahyu Makassar”, Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI). Vol. VIII. No
2, November 2018. hlm. 363.
7 https://law.unja.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/PERDA-NO.-03-TAHUN-2017.
-
4
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan untuk: a. memberikan
perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif; b.
memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat; c.
melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik
langsung maupun tidak langsung; d. menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, bebas dari asap rokok; e. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; f.
untuk mencegah perokok pemula.8
Setiap orang wajib tidak merokok di tempat atau area yang dinyatakan
sebagai Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana di maksud
meliputi: a. tempat umum; b. tempat kerja; c. tempat ibadah; d. tempat bermain
dan/atau berkumpulnya anak-anak; e. kendaraan angkutan umum; f. lingkungan
tempat proses belajar mengajar; g. sarana kesehatan; dan sarana olahraga.
Peraturan Daerah (PERDA) ini sudah berlaku pada tanggal 02 Februari 2017
(PERDA Kota Jambi No. 3 Tahun 2017 Tentang KAWASAN TANPA ROKOK
[JDIH BPK RI], n.d.).9
Selain aturan pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan
Dasar-dasar dan prosedur penetetapan Fatwa mengenai hukum rokok yang
dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dirumuskan dalam pedoman
penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: U-596/MUI/X/1997 yang
ditetapkan pada tanggal 2 Oktober 1997. Dasar-dasar penetapan fatwa dituangkan
pada bagian kedua pasal 2 yang berbunyi:
8 Ibid.
9Hasyim Muzadi. 19 Agustus 2019. Kawasan Tanpa Rokok.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49958/perda-kota-jambi-no-3-tahun-2017.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49958/perda-kota-jambi-no-3-tahun-2017
-
5
1. Setiap Keputusan Fatwa harus mempunyai dasar atas Kitabullah dan Sunnah
Rasul yang mu‟tabarah, serta tidak bertentangan dengan kemaslahatan umat.
2. Jika tidak terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul sebagaimana
ditentukan pada pasal 2 ayat 1, Keputusan Fatwa hendaklah tidak
bertentangan dengan ijma‟, qiyas yang mu‟tabar, dan dalil-dalil hukum yang
lain, seperti istihsan, maslahah mursalah, dan saddu al-dzari‟ah.
3. Sebelum pengambilan Keputusan Fatwa, hendaklah ditinjau pendapat-
pendapat para imam madzhab terdahulu, baik yang berhubungan dengan
dalil-dalil hukum maupun yang berhubungan dengan dalil yang dipergunakan
oleh pihak yang berbeda pendapat.
4. Pandangan tenaga ahli dalam bidang masalah yang akan diambil Keputusan
Fatwanya, dipertimbangkan.Dasar-dasar fatwa yang dipegangi MUI adalah:
Al-Qur‟an, Sunnah (tradisi dan kebiasaan Nabi), Ijma‟ (kesepakatan pendapat
para ulama) dan Qiyas (penarikan kesimpulan dengan analogi) (Trigiyatno,
2012) . (Trigiyatno, 2012)10
Setelah melalui draft (Konsep) awal, dilanjutkan dalam sidang pleno
komisi, ditampung dalam tim perumus dan kemudian diajukan ke sidang pleno
Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI yang berlangsung pada hari Ahad sore 26
Januari 2009, dicapai keputusan yang diktumnya (Pernyataanya) sebagai berikut:
1. Seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima‟ sepakat:
a). bahwa hukum merokok tidak wajib.
10
Ali Trigiyatno, “Fatwa Hukum Merokok Dalam Perspektif MUI dan Muhammadiyah”,
Peneliti adalah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. Vol. 8, No 1.
2011. hlm 57- 56.
-
6
b). bahwa hukum merokok tidak sunat dan
c). bahwa hukum merokok tidak mubah.
2. Peserta Sidang berbeda pendapat tentang tingkat larangan merokok tersebut,
sehingga hukum merokok terjadi khilaf ma baiyna al-makruh wa al-haram
(perbedaan pendapat antara haram dan makruh).
3. Seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima‟ sepakat bahwa merokok hukumnya
haram, dengan ketentuan sebagai berikut:
a). di tempat umum.
b). bagi anak-anak, dan
c). bagi wanita hamil.
Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok, yakni
Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma‟ruf Amin
mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak dan ibu hamil. Selain itu,
para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok ditempat umum. Selain untuk
tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama menetapkan hukum merokok adalah makruh .11
Kelurahan Olak Kemang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di
Sebrang Kota Jambi. Sebrang Kota Jambi dikenal sebagai kota santri karena
terdapat beberapa Pesantren, Kota santri adalah istilah yang diberikan kepada
kota-kota yang memiliki banyak pondok pesantren, kelurahan olak kemang
termasuk dalam kota santri hingga menarik di jadikan objek penelitian karena
11
Peraturan Perda Kota Jambi, Kawasan Tanpa Rokok, 19 Agustus 2019. http:// antimui.wordpress.com/2009/01/29/info-tentang-Fatwa-Mui.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren
-
7
semua penduduk di kelurahan olak kemang beragama Islam.12
Di karenakan dari
hasil pengamatan penulis bahwasanya mengetahui banyak masyarakat yang
mengkonsumsi rokok baik dari kalangan dewasa sampai dengan anak-anak.
Padahal sudah jelas bahwa slogan di bungkus rokok menghimbau kepada
masyarakat atau konsumen rokok untuk berhenti mengkonsumsi rokok atau
membeli rokok.
Seperti hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang penulis peroleh
dari salah satu konsumen rokok bapak Jamhur, mengenai isi pesan dari slogan
bahaya merokok pada bungkus rokok dan Fatwa MUI. Beliau mengatakan
bahwa” Saya merasa tidak terganggu dengan adanya peringatan bahaya merokok
pada bungkus rokok, untuk saya berhenti merokok sangat kecil kemungkinan
karena kecanduan saya terhadap rokok. Dan mengenai Pelarangan Fatwa MUI
melarang merokok di depan Umum, bagi saya sangat baik, karena asap dari rokok
yang kita konsumsi akan menggangu orang lain, saya akan mengurangi merokok
di depan umum jika itu di haramkan.13
Selain itu wawancara yang sama. penulis peroleh dari salah seorang
konsumen rokok Saudara Agus, mengenai slogan bahaya merokok yang tertera
pada bungkus rokok. Beliau mengatakan bahwa “Merokok memang tidak baik
bagi kesehatan sebagai mana yang telah tertera pada slogan yang ada pada
bungkus rokok, selain itu slogan yang ada disertai dengan gambar membuat saya
12 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020.
13 Hasil Wawancara dengan Bapak Jamhur, Masyarakat Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk, Kamis, 20 Februari 2020.
-
8
sedikit takut. Namun dikarenakan kecanduan saya terhadap rokok, membuat saya
sulit untuk berhenti mengkonsumsi rokok. Walau demikian saya sudah beberapa
kali mencoba untuk berhenti merokok, akan tetapi sampai saat ini belum
berhasil”. Dan mengenai Pelarangan Fatwa MUI melarang merokok di depan
Umum, saya akan mencoba tidak akan merokok lagi di depan umum.14
Setelah penulis melakukan analisis data, tampaknya variabel slogan bahaya
merokok pada bungkus rokok memiliki pengaruh, tetapi tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap minat beli, sedangkan fatwa mui memiliki pengaruh signifikan
terhadap minat beli. Kemudian peneliti kembali mewawancari beberapa
konsumen rokok, tampaknya meraka belum bisa untuk berhenti merokok tetapi,
hanya saja merubah aktivitas merokok yang biasanya merokok ditempat umum
menjadi tidak merokok di tempat umum lagi.15
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Kelurahan Olak Kemang16
No Jenis Kelamin Jiwa/Orang
1 Laki-Laki 2.680
2 Perempuan 2.621
Jumlah 5.301 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020
14 Hasil Wawancara dengan Saudara Agus, Masyarakat Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk, Sabtu, 22 Februari 2020.
15 Hasil Wawancara dengan Bapak Jamhur ,Saudara Agus danSaudara Iyan, Masyarakat
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk, Sabtu, 20 Mei 2020.
16 Wawancara dengan Nurul Pegawai Kantor Lurah Kelurahan Olak Kemang, Kota
Jambi, tanggal 26 Agustus 2019.
-
9
Tabel 2.1
Jumlah Perokok Di Kelurahan Olak Kemang17
No Nama Pemilik Outlet/Toko Jumlah Rokok yang
terjual dalam Sehari
1 Taufik 30 Bungkus
2 Jangning 30 Bungkus
3 Abdullah 10 Bungkus
4 Erwin 30 Bungkus
5 Anton 10 Bungkus
6 Dong 5 Bungkus
7 Jangte 10 Bungkus
8 Edi 20 Bungkus
9 Iwan 15 Bungkus
10 Saifuddin 30 Bungkus
11 Bujang 20 Bungkus
12 Imron 25 Bungkus
13 Rosmah 10 Bungkus
14 Nurma 30 Bungkus
15 Nur Asiah 15 Bungkus
16 Nabila 10 Bungkus
17 Bella 30 Bungkus
17 Wawancara dengan pemilik outlet yang menjual rokok di Kelurahan Olak Kemang,
tanggal 5 oktober.
-
10
18 Badawi 10 Bungkus
19 Rumlah 10 Bungkus
Jumlah 350 Bungkus
Sumber: Data di dapat dari hasil wawancara dengan pemilik Outlet Kelurahan
Olak Kemang.
Penjelasan tabel 2.1 di atas terdapat jumlah Rokok yang terjual diseluruh
Outlet Kelurahan Olak Kemang Sebanyak 350 bungkus dan sebanyak itu juga
jumlah perokok di Kelurahan Olak Kemang.
Dari beberapa uraian di atas, penulis ingin mengetahui sejauh mana
kesadaran atau tanggapan dari masyarakat melihat adanya Slogan Bahaya
Merokok pada bungkus Rokok dan Fatwa MUI. Maka peneliti merasa perlu
mengangkat permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul
“Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus dan Fatwa MUI Rokok
Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar Belakang Masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan fatwa MUI
berpengaruh terhadap minat beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak
Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi?
2. Apakah slogan bahaya merokok pada bungkus rokok berpengaruh terhadap
minat beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau
Teluk Kota Jambi?
-
11
3. Apakah fatwa MUI berpengaruh terhadap minat beli Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang di
harapkan, perlu adanya batasan masalah, adapun batasan dalam penelitian ini
adalah : Penelitian ini hanya pada Masyarakat muslim Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang Merokok.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Ingin mengetahui Pengaruh Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan
Fatwa MUI terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Studi Kasus Masyarakat
Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
2. Ingin mengetahui pengaruh Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok
terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Studi Kasus Masyarakat Muslim
Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
3. Ingin mengetahui pengaruh Fatwa MUI terhadap Minat Beli Masyarakat
Muslim Studi Kasus Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
E. Manfaat penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
-
12
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan,
pengalaman, meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya
ilmiah mengenai minat beli konsumen dan mendapatkan gelar sarjana (S1).
2. Bagi masyarakat Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk,
penelitian ini merupakan usaha peneliti untuk memberitahu kepada
masyarakat bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan diri sendiri,
bahkan juga dapat membahayakan orang sekitar dan dengan adanya
penelitian ini bisa menyadarkan masyarakat untuk tidak merokok lagi.
3. Bagi akademis, akan melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat oleh
ragam mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan dan referensi dari satu
karya ilmiah.
F. Kerangka Teori
1. Slogan
a. Pengertian Slogan
Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok dan
mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu. Slogan adalah sebuah
penyampaian ide tentang seperti apa anda ingin dikenal konsumen.
Seperti halnya identitas pribadi, identitas bisnis merupakan seperangkat
karakteristik yang memungkinkan orang lain untuk mengenali anda
sebagai entitas terpisah dan unik. Identitas merupakan citra merek anda,
-
13
dan jika sudah mantap, identitas mewakili aset yang sangat berharga yang
harus anda kembangkan dan lindungi. (Warahmah, n.d.)18
Unsur-unsur utama identitas bisnis adalah nama, logo, slogan,
warna. disamping itu, anda mungkin memiliki unsur-unsur unik dan
berbeda, yang membentuk identitas anda, seperti kemasan yang orisinal
atau lain dari yang lain. Banyak perusahaan menggunakan motto atau
slogan untuk menjelaskan sifat bisnis secara lebih baik atau untuk
menciptakan perasaan tentang perusahaan atau produk tersebut. Slogan
membantu pelanggan mengingat apa yang unik tentang bisnis.19
Slogan adalah suatu istilah yang terkandung dalam ucapan pikiran
atau perasaan manusia yang terbentuk kalimat atau kata-kata sebagai
ekspresi sebuah ide dan tujuan yang mudah diingat. Slogan adalah suatu
kalimat yang singkat, menarik, mencolok. Walaupun kalimatnya singkat,
tetapi didalamnya terkandung makna yang luas Umumnya kita melihat
sebuah bahasa slogan dalam bentuk iklan, dimana penjual atau produsen
membuat slogan untuk menjelaskan dan mempromosikan produk dan
jasanya kepada masyarakat luas. (Rahayuni, 2017)20
Saat ini penggunaan
slogan sudah meluas kepada hal-hal lain seperti peringatan mengenai
18
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 7.
19
Ibid. hlm. 8.
20
Ayu Puji Rahayuni, 2017. “ Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah Studi Kasus DI MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang”, Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
-
14
aturan membuang sampah, tepat waktu, nasehat belajar, dan salah satunya
pada penelitian ini yaitu Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok.
b. Tujuan Slogan
Pembuatan slogan tentu ada maksud dan tujuan tertentu, dan
dibawah ini adalah beberapa maksud dan tujuan dari dibuatnya sebuah
slogan yang umum kita lihat:
1) Menyampaikan informasi.
2) Mempengaruhi orang lain.
3) Menghimbau orang lain.
4) Memotivasi orang lain.
5) Menyadarkan masyarakat.21
c. Indikator Slogan
Adapun indikator-indikator slogan sebagai berikut:
1) Melihat isi pesan dari slogan bahaya rokok.
2) Daya Tarik Slogan menjadi hal yang sangat penting agar slogan
mampu berkomunikasi dengan konsumen, dapat membujuk dan
membangkitkan serta mempertahankan ingatan konsumen akan produk
yang ditawarkan.
3) Efektif, artinya slogan itu menyampaikan pesan sebagaimana
dikehendaki dan konsumen dapat meresponnya.22
d. Macam-macam Slogan
1. Slogan Pendidikan
21 Ibid,. hlm. 9.
22
Ibid,. hlm. 9.
-
15
Slogan pendidikan diartikan sebagai sebuah frase, kata-kata, kalimat
atau motto yang bertemakan pendidikan yang bertujuan untuk
mendorong dan memotivasi para pelajar agar semakin giat dalam
menuntut ilmu. Umumnya slogan-slogan pendidikan sering kita lihat
dimading-mading sekolah, dinding-dinding kelas dan tempat-tempat
lainnya.
2. Slogan Lingkungan
Tentu kita tidak asing lagi dengan slogan-slogan yang bertemakan
lingkungan, slogan ini banyak kita jumpai ditempat-tempat yang
strategis seperti dimading-mading sekolah, pada baligo-baligo
dijalan-jalan raya dan berbagai tempat umum lainnya. Secara umum
slogan-slogan ini berisikan kata-kata, kalimat, frase atau motto yan
menghimbau, mengajak, dan menginformasikan kepada kita agar
turut serta dalam menjaga dan mencintai lingkungan sekitar kita.
3. Slogan Kesehatan
Tentu ada banyak sekali contoh-contoh dari slogan kesehatan, baik
itu yang tertulis maupun tidak. Banyak contoh slogan-slogan
kesehatan yang tertulis yang sering kita jumpai dan temui ditempat-
tempat strategis seperti alun-alun, rumah sakit dan tempat-tempat
lainnya. (Warahmah, n.d.)23
23
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 10.
-
16
e. Sejarah Slogan Rokok
Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai peringatan slogan
rokok dari tahun 1999 sampai sekarang, antara lain sebagai berikut:
Tahun 1999
PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT
MERUGIKAN KESEHATAN
Tahun 1999-2001
PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT
MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG,
IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN
JANIN
Tahun 2002-2013
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
Desember 2013–Mei 2018
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 109 Tahun 2012, kemasan tembakau maupun iklan harus
menyertakan gambar peringatan wajib dan pembatasan usia (18+). Pesan
peringatan grafis harus terdiri 40% dari luas bidang depan dan belakang
bungkus rokok dan 20% dari luas iklan rokok. Setelah pengenalan
gambar grafis dalam kemasan rokok Indonesia, branding rokok sebagai
https://id.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_109_Tahun_2012https://id.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_109_Tahun_2012
-
17
light,mild, dan lain-lain, telah dilarang („Pesan peringatan kemasan
produk tembakau‟, 2020).24
PERINGATAN:
MEROKOK MEMBUNUHMU
Lain-lain
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Mulut”
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan”
Keterangan:
Iklan rokok biasanya mempergunakan satu peringatan saja, yakni,
Peringatan: “Merokok Membunuhmu” dan harus diletakkan di bawah
iklan. Namun, peringatan lain di atas juga diperbolehkan untuk
dipakai pada iklan rokok.
Semua peringatan merokok mempergunakan gambar dan tulisan
tersebut sejak 24 Juni 2014.
Peringatan rokok di iklan rokok wajib ada disetiap bagian akhir sejak
tahun 2002.
2018–
Peringatan merokok versi terbaru
24 Wikipedia, 2020. “Pesan Peringatan Produk Kemasan Tembakau”.
Diakseshttps://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit
§ion=2.
https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_tembakauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gambarhttps://id.wikipedia.org/wiki/24_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/2014https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit§ion=2https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit§ion=2
-
18
Karena peringatan merokok yang beredar di Indonesia masih
menggunakan gambar dari Thailand, sejak 31 Mei 2018, Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan peringatan bergambar terbaru,
dengan tiga di antaranya merupakan gambar dari korban-korban perokok
Indonesia dengan tulisan sebagai berikut. .
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Mulut”
Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Paru”.
Peringatan: “Merokok Merenggut Kebahagian Saya satu Per-satu”.
Sejak Desember 2018, iklan rokok di televisi sudah mulai
menggunakan peringatan ini.25
2. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok dalam bahasa arab disebut دخن (dakhina) atau سجر , orang
yang merokok disebut al-mudakhin sedangkan yang biasa dipakai oleh
orang-orang yang mengharamkan rokok adalah ayat al-Qur‟an surat al-
Baqarah ayat 195 26
yang berbunyi:
َ َُِحبُّ ٌَّ َّللاَّ ِ َوًل تُهقىا بِأََدَُكى إِنًَ انتَّههَُكِة ۛ َوأَحِسُىا ۛ إِ َوأََِفقىا فٍ َسبُِم َّللاَّ
ٍَ حِسُُ ًُ ان
padahal kata إِلَى التَّهلَُكِة asal artinya adalah segala sesuatu yang berakibat
atau mendatangkan kebinasaan, bahwa jika ayat tersebut dijadikan dalil
25 Ibid.
26 Surah Al-Baqarah, Ayat 195.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kesehatan_Republik_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kesehatan_Republik_Indonesia
-
19
untuk pengharaman rokok kurang tepat, karena tidak ada dalil yang
eksplisit/kongkrit menjelaskan tentang rokok tersebut dan juga karena
asbabun nuzul ayat tersebut bukan untuk pengharaman rokok akan tetapi
bagaimana “manusia yang enggan menafkahkan hartanya untuk segera
menafkahkan hartanya karena jika tidak kebinasaan akan menimpa
dirinya” dan dalam ayat tersebut mengajarkan kepada kita untuk berlaku
ihsan karena kata ihsan yang mempunyai makna memberi lebih banyak
daripada yang harus anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang
seharusnya anda ambil, bukan mengajarkan kita untuk mengharamkan
rokok. (Ferizal, 2016)27
Istilah atau kata rokok dalam bahasa indonesia merupakan kata
benda yang diserap dari bahasa belanda roken yang artinya menghisap
tembakau yang membara (Pengertian Istilah Rokok Dan Sigaret | Literasi
Publik, n.d.).28
Menurut PP No.19 tahun 2013, rokok merupakan hasil olahan
tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin atau tar dengan
atau tanpa bahan tambahan. Penggunaan dari rokok yaitu dengan dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok sendiri merupakan salah satu
27 Indis Ferizal, “Mekanisme Pengujian Hukum Oleh Ulama dal Menetapkan Fatwa
Haram Terhadap Rokok“ , Fakultas Syari‟ah, Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot
Kala, Langsa, Aceh. Vol 11, Nomor 1, Januari-Juni 2016. hlm. 55.
28
Literasi Publik, “Pengertian Istilah Rokok dan Sigaret” 15 Mei 2018, www.literasipublik.com.
-
20
zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi
kesehatan. (Dewi & Rumita, n.d.)29
b. Jenis-jenis Rokok
Rokok berdasarkan ada atau tidaknya filter:
1) Rokok Filter
Rokok filter ialah rokok yang memiliki penyaring. Fungsinya untuk
menyaring nikotin, salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam
rokok. Filter itu terbuat dari busa serabut sintesis.
2) Rokok tidak berfilter
Rokok yang satu ini pada kedua ujungnya tidak terdapat busa serabut
sintesis. Dengan demikian, semua zat berbahaya leluasa masuk ke
tubuh penikmatnya.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus:
1) Klobot
Rokok klobot ialah rokok yang bahan pembungkusnya daun jagung
yang dikeringkan. Daun jagung itu diisi dengan irisan tembakau yang
sudah kering serta bahan-bahan lain yang dapat menambah cita rasa
rokok.
2) Kawung
Rokok kawung ialah rokok yang bahan pembungkusnya daun aren
yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, daun aren itu kemudian diisi
29
Ida Mawar Devi dan Rani Rumita, “Analisis Pengaruh Graphic Health Warning
(GHW) Pada Bungkus Rokok Terhadap Intensi Untuk Berhenti Merokok ( Studi Kasus Pada
Mahasiswa UNDIP)”, Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponorogo.
-
21
dengan irisan tembakau yang sudah kering serta bahan-bahan lain
seperti cengkeh ataupun kemenyan. .
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:
1) Rokok putih
Rokok putih ialah rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2) Rokok kretek
Rokok kretek ialah rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu. Rokok kretek ini pada umumnya tidak menggunakan filter.
3) Rokok klembak
Rokok klembak ialah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. (Warahmah, n.d.)30
3. Dampak Merokok
Sebagaimana diketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini
terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas
karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen,
30
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus
Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 11.
-
22
benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, etilkatekol, ortokresoldan
perylene adalah sebaian dari beribu- ribu zat di dalam rokok. Jumlah kematian dan
klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap
satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang di seluruh dunia. Kalau dihitung
satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau
rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar
merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari
rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang
dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan
bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding
terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak
serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan
dapat diukur secara kuantitatif.31
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok
juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,
meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan
karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah
memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas.
Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok
akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian
terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ.32
31Sahara, fajria Nur, „Tentang Merokok”, 13 Agustus 2019,
https://.academia.edu/9187096/artikel_tentang_merokok.
32
Ibid.
-
23
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi
dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan
polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap. Sebenarnya yang
paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang
berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok
juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan
kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang
masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah
maupun di luar sekolah. Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai
terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang
membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga
menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan
nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke
dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf
yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor).
Cita rasa/ Selera Makan Berkurang.
Ibu-ibu hamil yang suka Merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungannya.33
4. Kemasan
a. Pengertian Kemasan
33 Sahara, fajria Nur, „Tentang Merokok”, 13 Agustus 2019,
https://.academia.edu/9187096/artikel_tentang_merokok.
-
24
Menurut William J. Stanton mendefinisikan kemasan sebagai
berikut, packaging may be defined as all the activies of designing and
producing the container or wrapper for a product (kemasan dapat
didefinisikan sebagai sebuah kegiatan merancang dan memproduksi
bungkusan atau kemasan suatu produk). (Sunyoto, 2013)34
Pengertian kemasan menurut Kotler (2003)35
kegiatan merancang
dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk. Wadah atau
bungkus disebut kemasan. Kemasan mungkin mencakup peringkat bahan.
Kemasan primer adalah wadah langsung bagi produk seperti bungkus atau
kemasan mie instant. Kemasan sekunder merupakan bahan yang
melindungi kemasan primer dan kemudian dibuang jika produk akan
dipergunakan, seperti bungkus karton mie instant. Saat ini kemasan telah
menjadi alat pemasaran yang penting. Kemasan yang dirancang cermat
dapat menimbulkan nilai kecocokan bagi konsumen dan nilai promosi
bagi para produsen.36
b. Fungsi Kemasan
1) Memuat dan Melindungi Produk.
2) Mempromosikan Produk.
3) Memudahkan Penyimpanan, Penggunaan dan Kenyamanan.
4) Memudahkan Pendaur-Ulangan dan Pengurangan Pengrusakan
Lingkungan.
34 Danang Sunyoto, Teori Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 59.
35
Philip Kotler, 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi sebelas. Jakarta : PT. Indeks.
36 Ibid., hlm. 60.
-
25
5. Minat Beli
a. Pengertian Minat Beli
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap sikap keputusan yang akan, dilakukan
dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan
seseorang dalam melakukanapa yang hendak mereka lakukan.37
Menurut Winkel (WS, 1999)38
, pengertian minat adalah
kecenderungan minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum
melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi
perilaku atau tindakan tersebut, minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,
dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan menetap dan subjek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam hal tersebut. (Sunyoto, 2013)39
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat beli adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Beli adalah memperoleh
sesuatu dengan pengorbanan (usaha dsb) yang berat. Minat adalah
sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang
berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan
untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau
37
Asa, Ludgerus, “Pengaruh Label Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok
Sampoerna A Mild Terhadap Minat Beli (Studi Korelasi Konsumen Rokok Sampoerna A Mild
Terhadap Minat Beli Anggota Organisasi Ikatan Keluarga Belu (IKABE) Yogyakarta periode
bulan Oktober 2016 s/d November 2016)” . Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
38
Winkel WS, Psikologi dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 30.
39 Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner & Analisis Data:Untuk Pemasaran Dan Perilaku
Konsumen, hlm. 62-63.
-
26
mendapatkan objek tersebut. The consumer may also form an intention to
buy the most preffered brand yang berarti bahwa konsumen mempunyai
keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah merek.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi
yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang
sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus
memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam
benaknya itu. (Warahmah, n.d.)40
Menurut Keller (1998)41
, minat konsumen adalah seberapa besar
kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar
kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek
lainnya.
Menurut Ferdinand (2002)42
minat beli dapat diidentifikasikan
melalui indikator-indikator Sebagai Berikut:
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
40
Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,
Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober
2018. hlm. 21. 41
Keller, Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand
Equity. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
42
Ferdinand, Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi, 2002.
-
27
3) Minat preferensial, minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat dari produk tersebut.
(Arista, 2011)43
b. Faktor-faktor Yang Membentuk Minat Beli
Beberapa faktor yang membentuk minat beli (Kotler, 2005)44
:
1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif
yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu,
intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain.
2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat
mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal
tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia
percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau
tidak.
c. Keputusan Pembelian
1) Keputusan merk
43
E. Desi Arista Sri Rahayu Tri Astuti, “Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek,
dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Diponegoro. Vol. 13 No. 1. 11 Maret, hlm. 39. 44
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Prehallindo, 2005.
-
28
2) Keputusan pemasok
3) Keputusan kuantitas
4) Keputusan waktu
5) Keputusan metode pembayaran
6. Fatwa MUI dan Fatwa-Fatwa Kontemporer Tentang Rokok
a. Pengertian Fatwa
Fatwa menurut bahasa berarti jawaban mengenai jawaban suatu
kejadian atau peristiwa ( memberikan jawaban yang tegas terhadap segala
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat). Menurut imam Zamakhsyari45
dalam bukunya al-Kasyaf pengertian fatwa adalah suatu jalan yang
lempeng atau lurus.
Dalam ilmu Ushul Fiqh, Fatwa berarti pendapat yang dikemukakan
seorang mujtahid atau faqih sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa
dalamsuatu kasus yang sifatnyatidak mengikat. Fatwa juga dapat
diterjemahkan sebagai petuah, nasehat, jawaban atas pertanyaan yang
berkaitan dengan hukum.
Adapula yang mengartikan kata fatwa dalam 2 versi yaitu:
1) Fatwa: (keputusan, pendapat) yang diberikan oleh mufti tentang
suatu masalah.
2) Fatwa: nasehat orang alim, pelajaran baik, petuah.46
45 Imam Zamakhsyari.
46
Firman Sadri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Tentang Hukum Merokok. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2012.
-
29
b. Fatwa MUI
Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok,
yakni Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH
Ma‟ruf Amin mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak dan
ibu hamil. Selain itu, para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok
ditempat umum. Selain untuk tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama
menetapkan hukum merokok adalah makruh.
Adapun isi dari keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Nomor: U-596/MUI/1997 mengenai pengharaman rokok tersebut adalah:
Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III sepakat bahwa merokok
hukumnya haram jika dilakukan:
1) Ditempat umum
2) Bagi anak-anak, dan
3) BagiWanitaHamil.(Hasil_Ijtima_Ulama_Komisi_Fatma_MUI_2018.P
df, n.d.)47
b. Fatwa-Fatwa Kontemporer
1. Hukum Merokok Menurut Tinjauan Nash dan Kaidah Syari’ah
a) Di dalam kitab Al Halal wal haram (terbitan terakhir Ustadz
berfatwa bahwa mrokok terhukum haram dengan alasan
membahayakan.
b) Pada acara televisi Ustadz mengatakan bahwa merokok itu
haram atau makruh tahrim.
47 Keputusan Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia Ketiga Tahun 2009 tentang
Hukum Merokok diunduh tanggal 24 Agustus 2019.
-
30
c) Fakultas Kedokteran Britania membuat pernyataan yang
berbunyi: “Berhentilah dari merokok, kalau tidak maka
kematian Anda semakin cepat.”
d) Saya mendapatkan informasi, beberapa ulama ahli agama
memberi fatwa bahwa hukum merokok itu antara haram,
makruh, dan mubah:
1. Haram apabila si perokok tidak sanggup menanggung
akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya itu.
2. Makruh bagi orang yang dapat menanggungnya.
3. Diperbolehkan jika dapat menenagkan jiwa bagi orang yang
sakit dari merokok
e) Saya melihat banyak ulama dan pemuka agama yang merokok.
Perhatian:
1. Setiap tahun 27.500 orang Britania meninggal karena merokok,
dan usia mereka berkisar antara 34-65.
2. Setiap tahun 155.000 orang Britania akan mati karena 80% di
antaranya disebabkan serangan penyakit paru-paru.
3. Sembilan puluh persen kematian karena serangan penyakit paru-
paru itu disebabkan oleh rokok.
4. Sebab-sebab pokok terjadinya kematian pada perokok itu antara
lain mereka terserang bermacam-macam penyakit seperti paru-
paru, saluran pernafasan, jantung, penyakit-penyakit urat nadi,
penyakit tenggorokan, kanker payudara, kanker mulut, serta
-
31
kanker tenggorokan dan kerongkongan. Anak-anak yang
dilahirkan oleh wanita perokok itu lebih banyak mengalami
keguguran.
Lancet, sebuah majalah kedokteran yang terbit di Britania,
menyatakan bahwa merokok itu penyakit, bukan kebiasaan. Perilaku
ini merupakan bencana yang dialami oleh kebanyakan anggota
keluarga, juga sebagai kebiasaan yang dapat menurunkan
kehormatan seseorang. Jumlah orang yang mati disebabkan merokok
itu berlipat ganda. Mereka menyimpulkan bahwa asap rokok lebih
berbahaya dari pada asap mobil. Dan dokter memberi nasihat bahwa
orang yang merokok itu tidak aman dalam menjalankan tugasnya.
Kami berharap memperoleh pandangan yang pasti mengenai
masalah ini berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits Nabi
Muhammad saw. Sehingga tidak lagi menjadi ajang perdebatan. Apa
lagi mengingat bahayanya yang telah pasti berdasarkan penelitian
sebagai dokter di dunia.
Segala puji kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya,
dan orang-orang yang menempuh jalannya. Tumbuhan yang dikenal
dengan nama ad dukhan atau tembakau baru dikenal pada akhir abad
kesepuluhan Hijriah. Dan semenjak digunakan manusia, para ulama
pada zaman itu dituntut untuk membicarakannya menurut keterangan
hukum syara‟.
-
32
Mengingat kasus itu masih baru dan belum adanya
ketetapan dari fukaha mutahidin terdahulu, dan belum ada sesudah
itu ulama-ulama ahli takhrij dan tarjih dalam berbagai mazhab, serta
belum sempurnanya gambaran mereka tentang hakikat dan akibatnya
menurut kajian ilmiah yang akurat, maka terjadilah perbedaan
pendapat dalam masalah ini: sebagaian pendapat haram; sebagian
berpendapat makruh; sebagian lagi mengatakan boleh (mubah), dan
sebagaian lagi tidak memberi hukum secara mutlak, tetapi
menetapkan hukum nya secara rinci. Dan sebagian lagi dari mereka
berdiam diri, tidak membicarakannya.48
Dari masing-masing
pengikut mazhab yang empat, ada yang mengharamkannya, ada
yang memakruhkannya, dan ada pula yang menganggapnya mubah.
Oleh karena itu, saya tidak dapat menisbatkan kepada mazhab mana
yang mengharamkan, memakruhkan, ataupun menghalalkannya.
2. Dalil-dalil Golongan yang Mengharamkannya
Orang-orang yang mengharamkan rokok mengemukakan
beberapa alasan sebagai berikut:
a. Karena Memabukkan
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa rokok itu
memabukkan, sedangkan tiap-tiap yang memabukkan itu hukumnya
haram. Yang dimaksud dengan muskir (memabukkan) menurut
mereka ialah segala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun
48
Mathalibu Ulin Nuha syarah Ghayatil Muntaha Fi Fiqhil Hanabilah, juz 6, hlm. 218.
-
33
hanya sebatas tidak ingat. Mereka berkata: “Tidak diragukan lagi
bahwa kondisi seperti ini dialami oleh orang-orang yang pertama
kali melakukannya.”
Sebagian dari mereka berkata, “Sudah dimaklumi bahwa orang
yang mengisap rokok itu, bagaimanapun keadaannya, adalah
memabukkan. Artinya, merokok bisa menjadikan pikirannya kacau,
menghilangkan pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak
dan dapat teracuni. Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat,
dan bukan pula menggigil.”49
Sedangkan sebagian dari mereka tidak
memperbolehkan orang yang merokok itu menjadi imam.
b. Karena Melemahkan Badan
Mereka berkata, “Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan,
minimal perbuatan ini dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan
loyo. Dari ummu Salamah r.a:
Yang Artinya:
“Bahwa Rasulullah saw. Melarang segala sesuatu yang memabukkan
dan melemahkan. “(HR Ahmad dan abu Daud)50
Mereka menjelaskan bahwa almufir ialah sesuatu yang menjadikan
anggota badan lemah loyo. Hadits ini cukup menjadi dalil yang
menunjukkan keharamannya.
c. Menimbulkan Mudharat
49
Al Fawakihul “Adidah Fil Masailil Mufidah”, yang terkenal dengan sebutan Majmu‟
Al Manqur, juz 2. 50
As Suyuthi memberinya tanda sahih dalam “Al Jami’ush saghir” dan diakui oleh Imam
Munawi dalam Faidhul qadir.
-
34
Mudharat yang mereka kemukakan di sini terbagi menjadi dua
macam:
1) Dharar badani (bahaya yang mengenai badan): menjadikan badan
lemah, wajah pucat, terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan
penyakit paru-paru.
Dalam konteks ini tepat sekali perkataan sebagian ulama bahwa
tidak ada perbedaan tentang haramnya sesuatu yang membahayakan, baik
bahaya itu datang seketika maupun bertahap. Bahkan yang bertahap
inilah yang lebih sering terjadi.
2) Dharar mali (mudharat pada harta), yang dimaksud ialah bahwa
merokok itu menghambur-hamburkan harta (tabzir), yakni
menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi badan
dan ruh. Tidak bermanfaat di dunia dan akhirat. Sedangkan Nabi
saw. Telang melarang membuang-buang harta, Allah berfirman:
ٍَ َكبَُىا ِزَ بَرِّ ًُ ٌَّ اْن ا ,إِ ْز تَْبِرَسا ٍَ انسَّبُِِم َوًَل تُبَرِّ ٍَ َواْب ْسِكُ ًِ ًٰ َحقَّهُ َواْن َوآِت ذَا اْنقُْسبَ
ٌَ انشََُّبطِ اإِْخَىا ٌُ ِنَسبِِّه َكفُىزا َُْطب ٌَ انشَّ ٍِ ۖ َوَكب ُ
“... dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemborosan-pemborosan itu adalah saudara-
saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.”
(Al-Isra‟: 26-27)51
Salah seorang ulama berkata: “Bila seseorang sudah mengakui
bahwa ia tidak menemukan manfaat rokok sama sekali, maka seharusnya
rokok itu diharamkan, bukan dari segi penggunannya, tetapi dari segi
pemborosan. Karena menghambur-hamburkan harta itu tidak ada
51
Al-Quran Surah Al-Isra‟ ayat 26-27.
-
35
bedanya, apakah dengan membuangnya kelaut atau dengan
membakarnya, atau dengan merusaknya.”
Di antara ulama yang mengharamkan dan melarang merokok ialah
Syekhul Islam Ahmad As Sanhuri al Bahuti al Hambali, dan dari
kalangan mazhab Maliki ialah Ibrahim al Laqqani (keduanya dari mesir);
Abul Ghaits al-Qasyasy Al Maliki (dari Maroko); Najmuddin bin
Badruddin bin Mufassiril Quran, dan Al‟Arabi Al Ghazzi Al „Amri Asy
Syafi‟i (dari Damsyik): Ibrahim bin Jam‟an dan muridnya Abu Bakar bin
Al Ahdal (dari Yaman): Al Muhhaqqiq abdul Malik Al „Ishami (dari
Haramain); dan Syekh al A‟zham muhammad Al Khawajah, Isa asy
Syahwai Al Hanafi, Makki bin Faruh al Makki, dan Sayid Sa‟ad Al
Balkhi Al Madani (dari Turki). Semua ulama tersebut memfatwakan
haramnya merokok.52
3. Alasan Golongan yang Memakruhkan
Adupun golongan yang mengatakan bahwa merokok itu makruh
mengemukakan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika terlalu
banyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila
diteruskan akan menjadi banyak.
b. Mengurangkan harta, kalau tidak sampai pada tingkat tabdzir , israf,
dan menghambur-hamburkan uang, maka ia dapat mengurangkan
52
Al Fawakihul „Adidah juz 2, hlm. 80-87.
-
36
harta yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih baik dan lebih
bermanfaat bagi sahabatnya dan bagi orang lain.
c. Bau dan asapnya menggangu serta menyakiti orang lain yang tidak
merokok. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan hal seperti ini
makruh menggunakannya, seperti halnya memakan bangkai mentah,
kucai, dan sebagainya (yang baunya dapaat menggangu orang lain).
d. Menurunkan harga diri orang yang mempunyai kedudukan sosial
terpandang.
e. Dapat melalaikan seseorang untuk beribadah secara sempurna.
f. Bagi orang yang biasa merokok, akan membuat pikirannya kacau
jika pada suatau saat ia tidak mendapatkan rokok. Jika perokok
menghadiri suatu majelis, ia akan menggangu orang yang lain, maka
hendaklah ia malu melakukannya.
Syekh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa‟izh Hanafi berkata: “Dalil-
dalil yang menunjukkan kemakruhannya ini bersifat qath’i sedangkan
yang menunjukkan keharamannya bersifat zhanni. Kemakruhan bagi
perokok disebabkan menjadikan pelakunya hina dan sombong,
memutuskan hak dan keras kepala. Selain itu segala sesuatu yang baunya
menganggu orang lain adalah makruh, sama halnya dengan memakan
bawang. Maka asap rokok yang memiliki dampak negatif ini lebih utama
untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak dilarang masuk masjid serta
menghadari pertemuan-pertemuan(Qardhawi, 1996).53
53 Qardhawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1996
-
37
4. Alasan Golongan yang Memperbolehkan
Golongan yang memperbolehkan merokok ini berpegang pada
kaidah bahwa asal segala sesuatu boleh, sedangkan anggapan bahwa
rokok itu memabukkan atau menjadikan lemah itu tidak benar, Iskar
(memabukkan), menurut mereka, berarti hilangnya akal disertai keadaan
badan yang lemah dan loyo. Memang benar bahwa orang yang tidak bisa
merokok akan merasakan mual bila ia pertama kali melakukannya, tetapi
hal ini tidak menjadikan haram. Jika orang menganggap merokok sebagai
perbuatan israf, maka hal ini tidak hanya terdapat pada rokok.54
Inilah pendapat Al‟Allamah Syekh abdul Ghani an Nabilisi, Syekh
Mushtafa As Suyuthi Ar Rabbani, pensyarah kitab Ghayatul Muntaha Fi
Fiqhil Hanabilah berkata: “Setiap orang yang mengerti dan ahli tahqiq,
yang mengerti tentang pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, yang
mau bersikap objektif, apabila sekarang ia ditanya tentang hukum
merokok setelah rokok dikenal banyak orang serta banyaknya anggapan
yang mengatakan bahwa rokok dapat membahayakan akal dan badan
niscaya ia akan memperbolehkannya. Sebab asal segala sesuatu yang
tidak membahayakan dan tidak ada nash yang mengharamkannya adalah
halal dan mubah. Sehingga ada dalil syara‟ yang mengharamkannya. Para
muhaqqiq yang telah sepakat berhukum kepada akal dan pendapat tanpa
sandaran syara‟ adalah batal.55
54
Raddul Mukhtar Hasyiyah Ibnu Abidin, juz 5, hlm.326. 55
Ibid, juz 5, hlm. 36.
-
38
Inilah pendapat yang dikemukakan Syekh Musthafa yang
didasarkan pada kenyataan yang terjadi pada zaman beliau. Seandainnya
beliau mengetahui bahaya yang ditimbulkannya seperti yang tampak
pada hari ini, niscaya dengan penuh keyakinan beliau akan mengubah
pendapatnya.
5. Golongan Yang Merinci Pendapatnya
Adapun golongan yang mengemukakan pendapatnya secara rinci
mengatakan bahwa sesungguhnya tumbuhan ini (tembakau) pada
dasarnya adalah suci, tidak memabukkan, tidak membahayakan, dan
tidak kotor. Jadi, pada asalnya adalah mubah, kemudian berlaku pada
hukum-hukum syariat seperti berikut:
a) Barang siapa yang menggunakannya tetapi tidak menimbulkan
mudharat pada badan atau akalnya, maka hukumnya adalah jaiz
(boleh).
b) Barangsiapa yang apabila menggunakannya menimbulkan mudharat,
maka hukumnya haram, seperti orang yang mendapatkan mudharat
bila menggunakan madu.
c) Barangsiapa yang memanfaatkannya untuk menolak mudharat,
semisal penyakit, maka wajib menggunakannya.
Jadi, hukum-hukum ini ditetapkan berdasarkan sesuatu yang akan
ditimbulkannya, sedangkan pada asalnya adalah mubah, sebagai mana
yang telah kita ketahui.(Qardhawi, 1996)56
56 Qardhawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
-
39
6. Pendapat Ulama Mutaakhkhirin
Apabila kita pejamkan mata dilihat dari pendapat para ulama
terdahulu dan dilihat pendapat ulama-ulama sekarang. Maka akan di
dapati bahwa mereka juga berbeda pendapat mengenai hukum masalah
ini.
Misalnya Syekh Hasanain Makhluf, mufti mesir, yang
menginventarisasi pendapat sebagian ulama sebelumnya, berpendapat
bahwa hukum asal rokok adalah mubah. Beliau juga mengatakan bahwa
keharaman dan kemakruhannya apabila timbul faktor-faktor lain. Seperti
jika menimbulkan mudharat baik banyak atau sedikit terhadap jiwa
maupun harta atau kedua-duanya. Atau karena mendatangkan mafsadat
dan mengabaikan hak, seperti mengabaikan hak istri dan anak-anaknya
atau orang yang nafkahnya menjadi tanggungann ya menurut syara‟.
Apabila terdapat unsur-unsur seperti ini maka hukumnya menjadi
makruh atau haram, sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya.
Sebalinya jika tidak terdapat dampak negatif seperti itu, maka hukumnya
halal.57
Sebagian lagi ada yang menetapkan keharamannya, dan mereka
menyusun beberapa risalah (makalah) mengenai masalah tersebut. Ulama
Najed pada umumnya mengharamkan rokok, lebih-lebih bila yang
melakukannya adalah ulama agama. Al „Allamah syekh Muhammad Ibnu
Mani‟, pembesar ulama Qathar dan mantan Direktur pengajaran Arab
57
Syekh Hasanain Makhluf, “Fatwa Syari’iyyah”, juz 2, hlm. 112-113
-
40
Saudi, berkata di dalam hasyiah-nya (catatan pinggir) dari kitab Ghayatul
Muntaha, juz 2, halaman 332, sebagai berikut:58
“Pendapat yang
memperbolehkan rokok adalah pendapat orang yang mengigau sehingga
tidak perlu dihiraukan. Di antara mudharat yang ditimbulkannya ialah
merusak badan, menimbulkan bau yang kurang sedap da menganggu
orang lain. Maka janganlah anda teperdaya oleh perkataan orang-orang
yang menganggapnya mubah. Sebab, setiap orang boleh diambil atau
ditolak perkataannya, kecuali Rasulullah saw. Yang tidak boleh di tolak
perkataannya.
Barangkali pendapat yang paling adil dan paling sahih alasannya
dalam masalah ini ialah pendapat yang dikemukakan oleh Al Maghfur
Syekhul Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Al Azhar, di dalam kitab beliau:
“Kalaupun tembakau tidak menjadikan mabuk dan tidak merusak akal,
tetapi masih menimbulkan mudharat yang dapat dirasakan pengaruhnya
pada kesehatan orang yang merokok dan yang tidak merokok.
Para dokter telah menjelaskan bahwa unsur-unsur yang ada
didalamnya diketahui mengandung racun meskipun lambat yang akan
dapat merampas kebahagian dan ketenangan hidup manusia. Karena itu
tidak diragukan bahwa tembakau (merokok) dapat menimbulkan
gangguan dan mudharat, sedangkan hal ini merupakan sesuatu yang
buruk dan terlarang menurut pandangan Islam. Di sisi lain, jika kita
perhatikan pengeluaran belanja untuk rokok ini ternyata lebih banyak,
58 Kitab Ghayatul Muntaha, juz 2, hlm. 332.
-
41
padahal anggaran tersebut dapat digunakan untuk sesuatu yang lebih baik
dan bermanfaat. Maka dari sudut pandang ini roko jelas-jelas dilarang
dan tidak diperbolehkan syara‟.
Melihat dampak merokok yang buruk bagi kesehatan dan
keuangan, tahula kita bahwa dalam menetapkan haram atau makruhnya
suatu perkara, hukum Islam tidak hanya bersandar pada adanya nash
yang khusus menjelaskan masalah yang bersangkutan. Berbagai „illat
hukm dan kaidah-kaidah syar”iyah yang umum mempunyai peran
penting dalam menetapkan hukum dan dengan kaidah serta „illat tersebut
Islam memiliki keleluasaan untuk menetapakan hukum segala sesuatu
yang dimunculkan oleh manusia, apakah hal itu halal atau haram.
Caranya ialah dengan mengetahui kekhususan-kekhususan dan
dampaknya yang dominan terhadap sesuatu: apabila menimbulkan
dharar terlaranglah hal itu; jika menimbulkan manfaat saja, atau
biasanya bermanfaat, maka hukumnya mubah; dan jika manfaat serta
mudharat nya sama, maka menjaga itu lebih baik daripada mengobati.59
Perlu di kemukakan di sini bahwa Syekh syaltut rahimahullah
terkena cobaan berupa kebiasaan merokok yang dilakukan sejak muda
sehingga beliau tidak dapat membebaskan diri dari padanya. Tetapi
karena kesadarannya, beliau menguatkan pendapat yang mengharamkan
rokok, sebab menerapkan „illat-„illat hukum dan kaidah-kaidah tasyri‟
yang umum.
59
Syekh Mahmud Syaltut, “Al Fatawa”, Al azhar, hlm. 354.
-
42
7. Penilaian dan Tarjih
Tampak oleh nya bahwa perbedaan pendapat ulama dari berbagai
mazhab sebagaimana yang telah dikutip setelah tambakau ditemukan dan
digunakan untuk merokok secara luas dikalangan masyarakat, bukanlah
terletak pada dalil-dalil yang mereka kemukakan, tetapi hanya dalam
penerapannya. Artinya, mereka sepakat bahwa apa saja yang
menimbulkan mudharat pada badan atau akal terhukum haram, tetapi
mereka berbeda pandangan dalam menerapkan hukum ini terhadap
rokok.
Di antara mereka ada yang menetapkan bahwa rokok mempunyai
beberapa manfaat; ada pula yang mengatakan bahwa rokok hanya
menimbulkan mudharat sedikit, sedangkan manfaatnya banyak; dan ada
juga yang mengatakan bahwa merokok itu tidak ada faedahnya sama
sekali, tetapi tidak pula menimbulkan mudharat; dan bermacam-macam
pendapat lagi. Apabila mereka secara keseluruhan menegaskan adanya
dharar pada rokok, niscaya mereka akan sepakat mengharamkannya,
tanpa perdebatan.
Di katakan di sini bahwa menetapkan atau meniadakan bahaya
rokok terhadap badan bukanlah tugas ulama fiqih, tetapi tugas para
dokter dan ahli kimia. Maka dalam hal ini merekalah yang seharusnya
ditanya, karena mereka ada ahlinya. Allah berfirman:
ب فٍِ ِستَِّة أَََّبٍو ثُىَّ اْستََىٰي َعهًَ اْنعَْسِش ۚ ًَ َُُُْه بَواِت َواْْلَْزَض َوَيب بَ ًَ انَِّرٌ َخهََق انسَّ
ا ٍُ فَبْسأَْل بِِه َخبُِسا ًَٰ ْح انسَّ
-
43
“...Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy,
(Dialah) Yang Maha Pemurah,,maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada
yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (Al Furqan; 59) (Al-
Quran Dan Terjemahannya, 2008)60
َوًَل ََُُبِّئَُك ِيثُْم َخبُِسٍ
“... dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (Fathir: 14) (Al-Quran
Dan Terjemahannya, 2008)61
Para dokter telah mengatakan dan menjelaskan bahaya akibat
merokok terhadap badan secara umum, juga bahaya terhadap paru-paru
dan saluran pernafasan secara khusus, bahkan dapat pula menimbulkan
kanker atau radang paru-paru sehingga menggerakan dunia pada tahun
terakhir ini untuk meneriakkan pelarangan merokok.
Sedangkan untuk menetapkan adanya bahaya merokok ini tidak
harus dilakukan oleh seorang dokter yang mengetahui ilmu kimia, karena
hal ini sudah diketahui masyarakat secara umum. Perlu di kemukakan,
ketentuan, ketentuan para ulama yang di kutip sebelumnya menetapkan
bahwa dharar yang datang seketika, keduanya haram. Karena itu,
pengaruh racun rokok terhadap jantung dan paru-paru, cepat atau lambat
terhukum haram, serta tidak diragukan lagi. Maka dapat kita simpulkan
bahwa perbedaan fatwa para ulama mengenai halal dan haramnya
merokok didasarkan pada ada dan tidak adanya bahaya menerut mereka.
60
Al-Quran Surah Al-Furqan ayat 59. 61
Al-Quran Surah Fathir ayat 14.
-
44
Lalu bagaimana dengan pernyataan sebagian dari mereka yang
tidak mau mengharamkan tumbuhan ini tanpa adanya nash yang tegas?
Maka perkataan tersebut dapat dijawab bahwa tidak perlu bagi
Syari‟ (pembuat syariat) untuk membuat nash bagi setiap orang mengenai
apa-apa yang haram. Cukuplah bagi-Nya membuat patokan-patokan
kaidah secara global, yang mencakup berbagai macam permasalahan.
Karena qawa’id (kaidah-kaidah) itu dapat diringkas, sedangkan individu-
individu itu tidak mungkin dapat diringkas.
Cukuplah bila Syari‟ mengharamkan segala sesuatu yang buruk
dan membahayakan. Pengharaman seperti ini sifatnya mencakup
berbagai perkara yang tidak terbatas, termasuk bermacam-macam
minuman dan makanan yang buruk serta membahayakan, karena itu para
ulama telah sepakat akan haramnya ganja dan sebagainya yang dapat
menjadikan orang mabuk, meskipun tidak ada nash khusus yang
mengharamkannya.
Imam Abu Muhammad bin Hazm, yang begitu ketat berpegang
pada harfiyah dan zhahir nash, menetapkan haramnya memakan sesuatu
yang menimbulkan mudharat berdasarkan nash umum. Beliau
mengatakan bahwa segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
berdasarkan sabda Nabi saw.:
“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala
sesuatu.”
“Maka barang siapa yang menimbulkan mudharat pada dirinya
sendiri dan pada orang lain berarti ia tidak berbuat baik; dan barang siapa
-
45
yang tidak berbuat baik berarti menentang perintah Allah untuk berbuat
baik kepada segala sesuatu itu.”62
Penetapan hukum seperti ini juga dapat didasarkan pada sabda Nabi
saw.:
“Tidak boleh memberi bahaya kepada diri sendiri dan tidak boleh
memberi bahaya kepada orang lain. “(HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Dapat pula didasarkan pada firman Allah berikut:
ب ًا ٌَ بُِكْى َزِحُ َ َكب ٌَّ َّللاَّ َْفَُسُكْى ۚ إِ َوًَل تَْقتُهُىا أَ
“... Dan Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisa‟: 29) (Al-Quran Dan
Terjemahannya, 2008)63
Di anatara ungkapan fiqhiyah yang sangat baik mengenai
haramnya menggunakan sesuatu yang membahayakan ialah ungkapan
Imam Nawawi dalam kitab Raudhah-nya. Beliau berkata: “Segala
sesuatu yang bila dimakan membahayakan. Seperti kaca, batu, dan racun,
maka memakannya adalah haram. Sedangkan semua benda yang suci
yang bila dimakan tidak menimbulkan mudharat maka halal
memakannya kecuali benda-benda kotor yang suci, seperti mani dan
ingus, karena yang demikian itu haram menurut pandangan yang shahih.
Dan boleh meminum obat yang mengandung racun sedikit bila menurut
kebiasaannya obat itu tidak membahayakan, apa lagi diperlukan.”
Dalam masalah ini ada juga orang yang berpegang pada kaidah
berikut:
62
Al Muhalla. 7: 504-505, masalah nomor 1030, terbitan Al Imam. 63
Al-Quran Surah An-Nisa ayat 29.
-
46
“Pada asalnya segala sesuatu boleh, kecuali jika ada nash syara‟
yang mengharamkannya.”64
Tetapi perkataan mereka ini terjawab oleh sebagian ulama ushul
yang membuat kaidah sebagai kebalikan dari kaidah tersebut; “Hukum
asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh, hukum asal Sesuatu yang
berbahaya adalah haram”.65
Yang benar dari berbagai pendapat itu ialah yang terinci, maka
pada asalnya segala sesuatu yang bermanfaat itu adalah mubah,
berdasarkan firman Allah:
بَواٍت ۚ َوهُ ًَ ٍَّ َسْبَع َس اُه بِء فََسىَّ ًَ ُعاب ثُىَّ اْستََىٰي إِنًَ ا