PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS …repository.uinjambi.ac.id/4249/1/(EES160658 PENGARUH...

of 129 /129
PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS ROKOK DAN FATWA MUI TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT MUSLIM (STUDI KASUS MASYARAKAT MUSLIM KELURAHAN OLAK KEMANG KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ekonomi Syariah Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Oleh: VERANITA NIM : EES.160658 Pembimbing: Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM Khairiyani, SE.M.S.Ak JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Embed Size (px)

Transcript of PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS …repository.uinjambi.ac.id/4249/1/(EES160658 PENGARUH...

  • PENGARUH SLOGAN BAHAYA MEROKOK PADA BUNGKUS ROKOK

    DAN FATWA MUI TERHADAP MINAT BELI MASYARAKAT MUSLIM

    (STUDI KASUS MASYARAKAT MUSLIM KELURAHAN OLAK

    KEMANG KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI)

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

    Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Oleh:

    VERANITA

    NIM : EES.160658

    Pembimbing:

    Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM

    Khairiyani, SE.M.S.Ak

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • i

    Pembimbing l : Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.M

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    َّ ب فٍِ اْْلَْزِض َحََلًلا َطُِّباب َوًَل تَت ًَّ ٌِ ۚ إََِّهُ ََب أَََُّهب انَُّبُس ُكهُىا ِي َُْطب ِبعُىا ُخُطَىاِت انشَّ

    ٌ ُيبٍُِ نَُكْى َعدُو

    “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di

    bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena

    sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. ( Qs. Al-Baqarah :

    168 )1

    1 Al-Baqarah Ayat 168.

  • v

    ABSTRAK

    Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada

    Bungkus Rokok dan Fatwa MUI Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim di

    Kelurahan Olak Kemang. Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif

    menggunakan metode analisis statistik regresi berganda untuk menghubungkan

    Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X

    2) dengan

    Minat Beli (Y), penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai

    berikut: Secara (uji F) dengan nilai 6.236 dan nilai signifikansi sebesar 0.003,

    menunjukkan bahawa variabel independen Slogan Bahaya Merokok Pada

    Bungkus Rokok (X1), dan Fatwa MUI (X

    2) secara bersama-sama berpengaruh

    terhadap Minat Beli (Y) pada Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang.

    Sedangkan, secara (Uji T) dari dua variabel hanya satu yang memiliki pengaruh

    yang signifikan dengan nilai 3.265 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.002,

    yaitu Fatwa MUI (X2) memiliki pengaruh terhadap Minat Beli (Y) sedangkan

    variabel Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok (X1) dengan nilai 0.416

    dengan tingkat signifikansi sebesar 0.679 tidak memiliki pengaruh yang signifikan

    terhadap Minat Beli (Y).

    Kata Kunci : Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok, Fatwa MUI, Minat

    Beli.

  • vi

    ABSTRACT

    This thesis aims to uncover the influence of the Danger of Smoking Slogan on the

    Cigarette Wrapper and MUI Fatwa Against Interest in Buying Muslim

    Community in Kelurahan Olak Kemang. This thesis uses a quantitative approach

    using multiple regression statistical analysis methods to link the Dangers of

    Smoking Slogan on Cigarette Wrap (X1), and Fatwa MUI (X2) with Purchase

    Interest (Y), the research conducted obtained the results and conclusions as

    follows: ) with a value of 6,236 and a significance value of 0.003, indicating that

    the independent variable Smoking Danger Slogan on Cigarette Wrap (X1), and

    Fatwa MUI (X2) jointly influence the Interest in Purchase (Y) in the Muslim

    Community of Olak Kemang Village. Whereas, only two of the two variables (T

    Test) had a significant effect with a value of 3,265 with a significance level of

    0.002, namely MUI Fatwa (X2) had an influence on Purchase Interest (Y) while

    the Smoking Hazard Slogan variable on Cigarette Wrap (X1 ) with a value of

    0.416 with a significance level of 0.679 does not have a significant effect on

    PurchaseInterest(Y).

    Keywords: Danger of Smoking Slogan on Cigarette Case, MUI Fatwa, Purchase

    Interest.

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil „alamin

    Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga

    saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata satu (S1) Shalawat

    beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad

    Rasulullah Saw

    “Pengetahunan yang benar tidak diukur dari sebanyak anda menghafal dan

    seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan pengetahuan yang benar

    adalah ekspresi keshalehan (melindungi dari pada apa yang Allah SWT larang dan

    bertindak atas apa yang Allah SWT amanatkan) R.A. Abu Na‟iam”

    Ku Persembahkan Karya ku yang sederhana ini kepada:

    Ayahku terhebat Jamhur, ilmu yang kau berikan dan mendidikku dengan titik-titik

    dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan

    Allah SWT

    Ibuku terindah Masita yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di dalam

    hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas

    Adikku Muhammad Reza, dan Ismail penghiburku dan pelepas kerinduanku

    dalam mengarumi dunia

    Serta teman-teman seperjuanganku, teman dekatku Baiti, Detia Safitri, Lia

    Wardania, Siti Turmini sari, Sri Dwi Wahyuni, Sri Maylani, Sulisthia, Steffiani,

    Syarifah Natasya, Syarah Eka Pratiwi, Teni Andriani, Ulfa Minnatul Jannah, Ulva

    Vanesa, Widya Febrianti yang telah Menssuport ku selama ini.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta‟ala

    yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa

    menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang saya beri Judul “Pengaruh

    Slogan Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Fatwa MUI terhadap Minat

    Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim Kelurahan Olak

    Kemang Kecamatan Danau Teluk). Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna

    memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian sarjana Ekonomi pada

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah di

    Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    Di dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat

    membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima

    kasih sedalam-dalamnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy'ari, MA., Ph.D selaku Rektor Uin Sultan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Bapak Dr. A. Miftah, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    islam Universitas Isam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi

    yang telah memberikan izin penelitian.

    3. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag.,M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

    Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.MM, Selaku Dosen Pembimbing I

    yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

    5. Ibu Khairiyani, SE.M.S.Ak, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

  • ix

    6. Bapak Muhammad Amin selaku lurah Olak Kemang beserta staf yang

    telah sudi memberi ijin penelitian kepada penulis hingga skripsi ini selesai

    tepat waktu.

    7. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

    Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, yang telah

    membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan

    penulisan skripsi.

    8. Kepada seluruh keluarga terkhusus Orang tua, Adik yang telah banyak

    memberikan dukungan kepada penulis.

    9. Kepada teman seperjuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

    Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang selalu berjuang bersama.

    10. Kepada Masyarakat Kelurahan Olak Kemang yang banyak membantu

    dalam menyelesaikan skripsi.

    Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan imbalan yang

    setimpal atas segala kebaikan yang diberikan dan dilakukan kepada

    penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para

    pembaca terutama bagi keluarga besar Universitas Islama Negeri Sultan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    Wassalamu’alikum Warahmatullahiwabarakatuh.

    Jambi, Maret 2020

    Penulis,

    Veranita

    EES.160658

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    NOTA DINAS ..................................................................................................... ii

    PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iii

    PENGESAHAN ................................................................................................... iv

    MOTTO ............................................................................................................... v

    ABSTRAK ........................................................................................................... vi

    ABSTARCT ......................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10

    D. Batasan Masalah................................................................................... 10

  • xi

    E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 11

    F. Kerangka Teori..................................................................................... 12

    G. Tinjauan pustaka ................................................................................. 46

    H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 50

    I. Hipotesis ............................................................................................... 51

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .................................................................................... 52

    B. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 53

    C. Populasi dan sampel ............................................................................. 54

    D. Operasional Variabel ............................................................................ 55

    E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 58

    F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 59

    G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 66

    BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat Kelurahan Olak Kemang............................................ 68

    B. Visi dan Misi ........................................................................................ 71

    BAB VI PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data ...................................................................................... 73

    B. Anilisis Data ......................................................................................... 74

    1. Uji Instrumen ................................................................................. 75

    a. Uji Reliabelitas ......................................................................... 75

  • xii

    b. Uji Validitas ............................................................................. 75

    2. Uji Asumsi Kalsik .......................................................................... 76

    a. Uji Normalitas .......................................................................... 76

    b. Uji multikoliniaritas ................................................................. 76

    c. Uji heteroskedastisitas .............................................................. 77

    3. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 79

    a. Uji T ......................................................................................... 80

    b. Uji F ......................................................................................... 81

    c. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 82

    C. Pembahasan

    1. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok

    (X1) dan Fatwa MUI (X

    2) Terhadap Minat Beli ........................... 83

    2. Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok

    (X1) Terhadap Minat Beli .............................................................. 84

    3. Pengaruh Fatwa MUI (X2) Terhadap Minat Beli ........................... 85

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 90

    B. Saran-Saran .......................................................................................... 91

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Olak Kemang .................................... 8

    Tabel 2.1 Jumlah Perokok di Kelurahan Olak Kelurahan Olak Kemang ........ 8

    Tabel 3.l Tinjauan Pustaka ............................................................................... 46

    Tabel 2.1 Operasional Variabel........................................................................ 55

    Tabel 3.1 Jumlah Penduduk ............................................................................ 68

    Tabel 3.2 Lembaga Keuangan ......................................................................... 68

    Tabel 3.3 Lembaga Pendidikan ....................................................................... 68

    Tabel 3.4 Sarana Peribadatan .......................................................................... 69

    Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia .............................................. 72

    Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabititas Variabel Penelitian ........................................ 73

    Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ............................................ 74

    Grafik 4.5 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 75

    Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 76

    Grafik 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................... 78

    Tabel 4.8 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 79

  • xiv

    Tabel 4.9 Hasil UJI T ...................................................................................... 80

    Tabel 4.10 Hasil Uji F ...................................................................................... 82

    Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 83

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Peringatan kesehatan dengan gambar pada kemasan kecil atau bungkus

    rokok dimulai sejak diundangkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan

    Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Namun berlaku secara

    efektif 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan peraturan tersebut atau dimulai

    tanggal 12 April 2014 dan berlaku hingga saat ini. Menurut Leventhal and Cleary

    tahun 1980 keberhasilan dalam berhenti merokok ditentukan oleh besarnya niat

    (intensi) untuk berhenti. Jadi tanpa adanya intensi yang besar, sebesar apapun

    usaha untuk berhenti merokok akan sia-sia (Managanta & Hudaya, 2018).2

    Menurut Ajzen dan Fishbein tahun 2005 intensi berhenti merokok juga

    dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sikap individu terhadap perilaku tertentu, norma

    subjektif yaitu norma sosial yang berpengaruh terhadap individu dan kontrol

    perilaku yang diartikan persepsi individu terhadap kemampuannya dalam

    melakukan kontrol diri untuk berbuat atau tidak.3 Hal ini sesuai dengan hasil

    penelitian Astuti tahun 2004 bahwa sikap terhadap perilaku berisiko kesehatan

    2 Andri Amaliel Managanta dan Yaya hudaya, “Hubungan Gambar bahaya Merokok

    Pada Kemasan dengan Intensi Berhenti Merokok di Kecamatan curug Kabupaten Tanggerang”,

    Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,Vol 4. No.1. Desember 2018. hlm. 72.

    3 Ibid., hlm. 72.

  • 2

    berhubungan dengan rendahnya perilaku berisiko kesehatan termasuk di antaranya

    adalah merokok.4

    Saat ini peredaran rokok semakin tumbuh dari tahun ke tahun dengan

    tingkat konsumen yang tidak terkendali lagi, baik itu kalangan orang tua, dewasa,

    remaja, bahkan anak-anak telah mengkonsumsi rokok yang membuat orang tua

    dan pemerintah prihatin. Terlebih lagi kita ketahui bahwa mengkonsumsi rokok

    secara terus menerus dapat menjadi sumber berbagai masalah kesehatan seperti

    kanker, jantung, dan gangguan pernafasan. Selain itu, orang sekitar juga akan

    dapat terkena dampak negatif merokok yang di akibatkan menghirup asap rokok

    orang yang sedang merokok. Pada masa sekarang merokok juga merupakan salah

    satu dari kebiasaan yang dapat kita temui dalam sehari-hari (Warahmah, n.d.).5

    Kemasan rokok bertujuan menciptakan keinginan membeli dan mencoba,

    pemerintah punya tanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang dampak

    merokok bagi kesehatan. Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar pada

    kemasan rokok bertujuan meningkatkan pemahaman tentang bahaya akibat

    merokok, tetapi pada kenyataannya peringatan tertulis dan gambar pada kemasan

    rokok yang memuat sederetan gangguan kesehatan akibat rokok ini terbukti tidak

    efektif, dimana jumlah pengguna rokok makin bertambah baik dari kalangan

    dewasa maupun remaja.

    Perilaku merokok jelas bukan merupakan perilaku sehat. Rokok memiliki

    banyak dampak negatif bagi kesehatan. Namun perilaku seseorang tidak akan

    4 Ibid., hlm. 72.

    5 Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus

    Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,

    Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober

    2018. hlm. 2.

  • 3

    terlepas dari pengaruh lingkungannya. Lingkungan yang memengaruhi derajat

    kesehatan seseorang salah satunya adalah lingkungan sosial budaya. Masyarakat

    Indonesia terdiri atas banyak suku budaya yang mempunyai latar belakang

    beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut sangat memengaruhi tingkah laku

    manusia yang memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman

    budaya menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk

    dalam perilaku kesehatan. Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya

    bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang

    mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa

    kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun dan 85%

    sampai 95% sebelum umur 18 tahun (Nurlinda & Fabanyo, 2018) .6

    Selain itu peringatan bahaya merokok tidak hanya terdapat dibungkus

    rokok, namun juga banyak terdapat di tepi jalan seperti baliho dan poster.

    Menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, Pemerintah Provinsi Jambi

    membuat Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3 Tahun 2017 “ Tentang Kawasan

    Tanpa Rokok”.7 Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Jambi,

    diperlukan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, kemauan, dan kemampuan

    masyarakat untuk senantiasa membiasakan hidup sehat. Bahwa merokok adalah

    kebiasaan yang dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu, masyarakat,

    dan lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga diperlukan

    upaya pengendalian dampak rokok terhadap kesehatan.

    6 Andi Nurlinda, Samsualam, dan Rizqi Alvian Fabanyo, 2011.“Pengaruh Persepsi

    Tentang Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok Terhadap Tindakan Merokok Pada Remaja

    Putra Smp Wahyu Makassar”, Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI). Vol. VIII. No

    2, November 2018. hlm. 363.

    7 https://law.unja.ac.id/wp-content/uploads/2018/12/PERDA-NO.-03-TAHUN-2017.

  • 4

    Penetapan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan untuk: a. memberikan

    perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif; b.

    memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat; c.

    melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik

    langsung maupun tidak langsung; d. menciptakan lingkungan yang bersih dan

    sehat, bebas dari asap rokok; e. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; f.

    untuk mencegah perokok pemula.8

    Setiap orang wajib tidak merokok di tempat atau area yang dinyatakan

    sebagai Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana di maksud

    meliputi: a. tempat umum; b. tempat kerja; c. tempat ibadah; d. tempat bermain

    dan/atau berkumpulnya anak-anak; e. kendaraan angkutan umum; f. lingkungan

    tempat proses belajar mengajar; g. sarana kesehatan; dan sarana olahraga.

    Peraturan Daerah (PERDA) ini sudah berlaku pada tanggal 02 Februari 2017

    (PERDA Kota Jambi No. 3 Tahun 2017 Tentang KAWASAN TANPA ROKOK

    [JDIH BPK RI], n.d.).9

    Selain aturan pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan

    Dasar-dasar dan prosedur penetetapan Fatwa mengenai hukum rokok yang

    dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dirumuskan dalam pedoman

    penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: U-596/MUI/X/1997 yang

    ditetapkan pada tanggal 2 Oktober 1997. Dasar-dasar penetapan fatwa dituangkan

    pada bagian kedua pasal 2 yang berbunyi:

    8 Ibid.

    9Hasyim Muzadi. 19 Agustus 2019. Kawasan Tanpa Rokok.

    https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49958/perda-kota-jambi-no-3-tahun-2017.

    https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/49958/perda-kota-jambi-no-3-tahun-2017

  • 5

    1. Setiap Keputusan Fatwa harus mempunyai dasar atas Kitabullah dan Sunnah

    Rasul yang mu‟tabarah, serta tidak bertentangan dengan kemaslahatan umat.

    2. Jika tidak terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasul sebagaimana

    ditentukan pada pasal 2 ayat 1, Keputusan Fatwa hendaklah tidak

    bertentangan dengan ijma‟, qiyas yang mu‟tabar, dan dalil-dalil hukum yang

    lain, seperti istihsan, maslahah mursalah, dan saddu al-dzari‟ah.

    3. Sebelum pengambilan Keputusan Fatwa, hendaklah ditinjau pendapat-

    pendapat para imam madzhab terdahulu, baik yang berhubungan dengan

    dalil-dalil hukum maupun yang berhubungan dengan dalil yang dipergunakan

    oleh pihak yang berbeda pendapat.

    4. Pandangan tenaga ahli dalam bidang masalah yang akan diambil Keputusan

    Fatwanya, dipertimbangkan.Dasar-dasar fatwa yang dipegangi MUI adalah:

    Al-Qur‟an, Sunnah (tradisi dan kebiasaan Nabi), Ijma‟ (kesepakatan pendapat

    para ulama) dan Qiyas (penarikan kesimpulan dengan analogi) (Trigiyatno,

    2012) . (Trigiyatno, 2012)10

    Setelah melalui draft (Konsep) awal, dilanjutkan dalam sidang pleno

    komisi, ditampung dalam tim perumus dan kemudian diajukan ke sidang pleno

    Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI yang berlangsung pada hari Ahad sore 26

    Januari 2009, dicapai keputusan yang diktumnya (Pernyataanya) sebagai berikut:

    1. Seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima‟ sepakat:

    a). bahwa hukum merokok tidak wajib.

    10

    Ali Trigiyatno, “Fatwa Hukum Merokok Dalam Perspektif MUI dan Muhammadiyah”,

    Peneliti adalah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan. Vol. 8, No 1.

    2011. hlm 57- 56.

  • 6

    b). bahwa hukum merokok tidak sunat dan

    c). bahwa hukum merokok tidak mubah.

    2. Peserta Sidang berbeda pendapat tentang tingkat larangan merokok tersebut,

    sehingga hukum merokok terjadi khilaf ma baiyna al-makruh wa al-haram

    (perbedaan pendapat antara haram dan makruh).

    3. Seluruh peserta Sidang Pleno Ijtima‟ sepakat bahwa merokok hukumnya

    haram, dengan ketentuan sebagai berikut:

    a). di tempat umum.

    b). bagi anak-anak, dan

    c). bagi wanita hamil.

    Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok, yakni

    Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma‟ruf Amin

    mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak dan ibu hamil. Selain itu,

    para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok ditempat umum. Selain untuk

    tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama menetapkan hukum merokok adalah makruh .11

    Kelurahan Olak Kemang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

    Sebrang Kota Jambi. Sebrang Kota Jambi dikenal sebagai kota santri karena

    terdapat beberapa Pesantren, Kota santri adalah istilah yang diberikan kepada

    kota-kota yang memiliki banyak pondok pesantren, kelurahan olak kemang

    termasuk dalam kota santri hingga menarik di jadikan objek penelitian karena

    11

    Peraturan Perda Kota Jambi, Kawasan Tanpa Rokok, 19 Agustus 2019. http:// antimui.wordpress.com/2009/01/29/info-tentang-Fatwa-Mui.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren

  • 7

    semua penduduk di kelurahan olak kemang beragama Islam.12

    Di karenakan dari

    hasil pengamatan penulis bahwasanya mengetahui banyak masyarakat yang

    mengkonsumsi rokok baik dari kalangan dewasa sampai dengan anak-anak.

    Padahal sudah jelas bahwa slogan di bungkus rokok menghimbau kepada

    masyarakat atau konsumen rokok untuk berhenti mengkonsumsi rokok atau

    membeli rokok.

    Seperti hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang penulis peroleh

    dari salah satu konsumen rokok bapak Jamhur, mengenai isi pesan dari slogan

    bahaya merokok pada bungkus rokok dan Fatwa MUI. Beliau mengatakan

    bahwa” Saya merasa tidak terganggu dengan adanya peringatan bahaya merokok

    pada bungkus rokok, untuk saya berhenti merokok sangat kecil kemungkinan

    karena kecanduan saya terhadap rokok. Dan mengenai Pelarangan Fatwa MUI

    melarang merokok di depan Umum, bagi saya sangat baik, karena asap dari rokok

    yang kita konsumsi akan menggangu orang lain, saya akan mengurangi merokok

    di depan umum jika itu di haramkan.13

    Selain itu wawancara yang sama. penulis peroleh dari salah seorang

    konsumen rokok Saudara Agus, mengenai slogan bahaya merokok yang tertera

    pada bungkus rokok. Beliau mengatakan bahwa “Merokok memang tidak baik

    bagi kesehatan sebagai mana yang telah tertera pada slogan yang ada pada

    bungkus rokok, selain itu slogan yang ada disertai dengan gambar membuat saya

    12 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020.

    13 Hasil Wawancara dengan Bapak Jamhur, Masyarakat Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk, Kamis, 20 Februari 2020.

  • 8

    sedikit takut. Namun dikarenakan kecanduan saya terhadap rokok, membuat saya

    sulit untuk berhenti mengkonsumsi rokok. Walau demikian saya sudah beberapa

    kali mencoba untuk berhenti merokok, akan tetapi sampai saat ini belum

    berhasil”. Dan mengenai Pelarangan Fatwa MUI melarang merokok di depan

    Umum, saya akan mencoba tidak akan merokok lagi di depan umum.14

    Setelah penulis melakukan analisis data, tampaknya variabel slogan bahaya

    merokok pada bungkus rokok memiliki pengaruh, tetapi tidak memiliki pengaruh

    signifikan terhadap minat beli, sedangkan fatwa mui memiliki pengaruh signifikan

    terhadap minat beli. Kemudian peneliti kembali mewawancari beberapa

    konsumen rokok, tampaknya meraka belum bisa untuk berhenti merokok tetapi,

    hanya saja merubah aktivitas merokok yang biasanya merokok ditempat umum

    menjadi tidak merokok di tempat umum lagi.15

    Tabel 1.1

    Jumlah Penduduk Kelurahan Olak Kemang16

    No Jenis Kelamin Jiwa/Orang

    1 Laki-Laki 2.680

    2 Perempuan 2.621

    Jumlah 5.301 Sumber : Data Sekunder yang di dapat dari profil kelurahan olak kemang, 2020

    14 Hasil Wawancara dengan Saudara Agus, Masyarakat Kelurahan Olak Kemang

    Kecamatan Danau Teluk, Sabtu, 22 Februari 2020.

    15 Hasil Wawancara dengan Bapak Jamhur ,Saudara Agus danSaudara Iyan, Masyarakat

    Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk, Sabtu, 20 Mei 2020.

    16 Wawancara dengan Nurul Pegawai Kantor Lurah Kelurahan Olak Kemang, Kota

    Jambi, tanggal 26 Agustus 2019.

  • 9

    Tabel 2.1

    Jumlah Perokok Di Kelurahan Olak Kemang17

    No Nama Pemilik Outlet/Toko Jumlah Rokok yang

    terjual dalam Sehari

    1 Taufik 30 Bungkus

    2 Jangning 30 Bungkus

    3 Abdullah 10 Bungkus

    4 Erwin 30 Bungkus

    5 Anton 10 Bungkus

    6 Dong 5 Bungkus

    7 Jangte 10 Bungkus

    8 Edi 20 Bungkus

    9 Iwan 15 Bungkus

    10 Saifuddin 30 Bungkus

    11 Bujang 20 Bungkus

    12 Imron 25 Bungkus

    13 Rosmah 10 Bungkus

    14 Nurma 30 Bungkus

    15 Nur Asiah 15 Bungkus

    16 Nabila 10 Bungkus

    17 Bella 30 Bungkus

    17 Wawancara dengan pemilik outlet yang menjual rokok di Kelurahan Olak Kemang,

    tanggal 5 oktober.

  • 10

    18 Badawi 10 Bungkus

    19 Rumlah 10 Bungkus

    Jumlah 350 Bungkus

    Sumber: Data di dapat dari hasil wawancara dengan pemilik Outlet Kelurahan

    Olak Kemang.

    Penjelasan tabel 2.1 di atas terdapat jumlah Rokok yang terjual diseluruh

    Outlet Kelurahan Olak Kemang Sebanyak 350 bungkus dan sebanyak itu juga

    jumlah perokok di Kelurahan Olak Kemang.

    Dari beberapa uraian di atas, penulis ingin mengetahui sejauh mana

    kesadaran atau tanggapan dari masyarakat melihat adanya Slogan Bahaya

    Merokok pada bungkus Rokok dan Fatwa MUI. Maka peneliti merasa perlu

    mengangkat permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul

    “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus dan Fatwa MUI Rokok

    Terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim (Studi Kasus Masyarakat Muslim

    Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian Latar Belakang Masalah di atas, maka peneliti

    merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Apakah slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan fatwa MUI

    berpengaruh terhadap minat beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak

    Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi?

    2. Apakah slogan bahaya merokok pada bungkus rokok berpengaruh terhadap

    minat beli Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau

    Teluk Kota Jambi?

  • 11

    3. Apakah fatwa MUI berpengaruh terhadap minat beli Masyarakat Muslim

    Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi?

    C. Batasan Masalah

    Agar Penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang di

    harapkan, perlu adanya batasan masalah, adapun batasan dalam penelitian ini

    adalah : Penelitian ini hanya pada Masyarakat muslim Kelurahan Olak Kemang

    Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang Merokok.

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan Rumusan Masalah di atas adapun tujuan dari penelitian ini

    adalah:

    1. Ingin mengetahui Pengaruh Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok dan

    Fatwa MUI terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Studi Kasus Masyarakat

    Muslim Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

    2. Ingin mengetahui pengaruh Slogan bahaya merokok pada bungkus rokok

    terhadap Minat Beli Masyarakat Muslim Studi Kasus Masyarakat Muslim

    Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

    3. Ingin mengetahui pengaruh Fatwa MUI terhadap Minat Beli Masyarakat

    Muslim Studi Kasus Masyarakat Muslim Kelurahan Olak Kemang

    Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

    E. Manfaat penelitian

    Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut:

  • 12

    1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan,

    pengalaman, meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya

    ilmiah mengenai minat beli konsumen dan mendapatkan gelar sarjana (S1).

    2. Bagi masyarakat Kelurahan Olak Kemang Kecamatan Danau Teluk,

    penelitian ini merupakan usaha peneliti untuk memberitahu kepada

    masyarakat bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan diri sendiri,

    bahkan juga dapat membahayakan orang sekitar dan dengan adanya

    penelitian ini bisa menyadarkan masyarakat untuk tidak merokok lagi.

    3. Bagi akademis, akan melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat oleh

    ragam mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan dan referensi dari satu

    karya ilmiah.

    F. Kerangka Teori

    1. Slogan

    a. Pengertian Slogan

    Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok dan

    mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu. Slogan adalah sebuah

    penyampaian ide tentang seperti apa anda ingin dikenal konsumen.

    Seperti halnya identitas pribadi, identitas bisnis merupakan seperangkat

    karakteristik yang memungkinkan orang lain untuk mengenali anda

    sebagai entitas terpisah dan unik. Identitas merupakan citra merek anda,

  • 13

    dan jika sudah mantap, identitas mewakili aset yang sangat berharga yang

    harus anda kembangkan dan lindungi. (Warahmah, n.d.)18

    Unsur-unsur utama identitas bisnis adalah nama, logo, slogan,

    warna. disamping itu, anda mungkin memiliki unsur-unsur unik dan

    berbeda, yang membentuk identitas anda, seperti kemasan yang orisinal

    atau lain dari yang lain. Banyak perusahaan menggunakan motto atau

    slogan untuk menjelaskan sifat bisnis secara lebih baik atau untuk

    menciptakan perasaan tentang perusahaan atau produk tersebut. Slogan

    membantu pelanggan mengingat apa yang unik tentang bisnis.19

    Slogan adalah suatu istilah yang terkandung dalam ucapan pikiran

    atau perasaan manusia yang terbentuk kalimat atau kata-kata sebagai

    ekspresi sebuah ide dan tujuan yang mudah diingat. Slogan adalah suatu

    kalimat yang singkat, menarik, mencolok. Walaupun kalimatnya singkat,

    tetapi didalamnya terkandung makna yang luas Umumnya kita melihat

    sebuah bahasa slogan dalam bentuk iklan, dimana penjual atau produsen

    membuat slogan untuk menjelaskan dan mempromosikan produk dan

    jasanya kepada masyarakat luas. (Rahayuni, 2017)20

    Saat ini penggunaan

    slogan sudah meluas kepada hal-hal lain seperti peringatan mengenai

    18

    Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus

    Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,

    Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober

    2018. hlm. 7.

    19

    Ibid. hlm. 8.

    20

    Ayu Puji Rahayuni, 2017. “ Analisis Semantik Slogan-slogan di Lingkungan Sekolah Studi Kasus DI MI Tarbiyatul Aulad Jombor, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang”, Skripsi

    Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  • 14

    aturan membuang sampah, tepat waktu, nasehat belajar, dan salah satunya

    pada penelitian ini yaitu Slogan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok.

    b. Tujuan Slogan

    Pembuatan slogan tentu ada maksud dan tujuan tertentu, dan

    dibawah ini adalah beberapa maksud dan tujuan dari dibuatnya sebuah

    slogan yang umum kita lihat:

    1) Menyampaikan informasi.

    2) Mempengaruhi orang lain.

    3) Menghimbau orang lain.

    4) Memotivasi orang lain.

    5) Menyadarkan masyarakat.21

    c. Indikator Slogan

    Adapun indikator-indikator slogan sebagai berikut:

    1) Melihat isi pesan dari slogan bahaya rokok.

    2) Daya Tarik Slogan menjadi hal yang sangat penting agar slogan

    mampu berkomunikasi dengan konsumen, dapat membujuk dan

    membangkitkan serta mempertahankan ingatan konsumen akan produk

    yang ditawarkan.

    3) Efektif, artinya slogan itu menyampaikan pesan sebagaimana

    dikehendaki dan konsumen dapat meresponnya.22

    d. Macam-macam Slogan

    1. Slogan Pendidikan

    21 Ibid,. hlm. 9.

    22

    Ibid,. hlm. 9.

  • 15

    Slogan pendidikan diartikan sebagai sebuah frase, kata-kata, kalimat

    atau motto yang bertemakan pendidikan yang bertujuan untuk

    mendorong dan memotivasi para pelajar agar semakin giat dalam

    menuntut ilmu. Umumnya slogan-slogan pendidikan sering kita lihat

    dimading-mading sekolah, dinding-dinding kelas dan tempat-tempat

    lainnya.

    2. Slogan Lingkungan

    Tentu kita tidak asing lagi dengan slogan-slogan yang bertemakan

    lingkungan, slogan ini banyak kita jumpai ditempat-tempat yang

    strategis seperti dimading-mading sekolah, pada baligo-baligo

    dijalan-jalan raya dan berbagai tempat umum lainnya. Secara umum

    slogan-slogan ini berisikan kata-kata, kalimat, frase atau motto yan

    menghimbau, mengajak, dan menginformasikan kepada kita agar

    turut serta dalam menjaga dan mencintai lingkungan sekitar kita.

    3. Slogan Kesehatan

    Tentu ada banyak sekali contoh-contoh dari slogan kesehatan, baik

    itu yang tertulis maupun tidak. Banyak contoh slogan-slogan

    kesehatan yang tertulis yang sering kita jumpai dan temui ditempat-

    tempat strategis seperti alun-alun, rumah sakit dan tempat-tempat

    lainnya. (Warahmah, n.d.)23

    23

    Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,

    Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober

    2018. hlm. 10.

  • 16

    e. Sejarah Slogan Rokok

    Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai peringatan slogan

    rokok dari tahun 1999 sampai sekarang, antara lain sebagai berikut:

    Tahun 1999

    PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT

    MERUGIKAN KESEHATAN

    Tahun 1999-2001

    PERINGATAN PEMERINTAH: MEROKOK DAPAT

    MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG,

    IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN

    JANIN

    Tahun 2002-2013

    MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,

    SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN

    GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

    Desember 2013–Mei 2018

    Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

    Nomor 109 Tahun 2012, kemasan tembakau maupun iklan harus

    menyertakan gambar peringatan wajib dan pembatasan usia (18+). Pesan

    peringatan grafis harus terdiri 40% dari luas bidang depan dan belakang

    bungkus rokok dan 20% dari luas iklan rokok. Setelah pengenalan

    gambar grafis dalam kemasan rokok Indonesia, branding rokok sebagai

    https://id.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_109_Tahun_2012https://id.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_109_Tahun_2012

  • 17

    light,mild, dan lain-lain, telah dilarang („Pesan peringatan kemasan

    produk tembakau‟, 2020).24

    PERINGATAN:

    MEROKOK MEMBUNUHMU

    Lain-lain

    Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Mulut”

    Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Tenggorokan”

    Keterangan:

    Iklan rokok biasanya mempergunakan satu peringatan saja, yakni,

    Peringatan: “Merokok Membunuhmu” dan harus diletakkan di bawah

    iklan. Namun, peringatan lain di atas juga diperbolehkan untuk

    dipakai pada iklan rokok.

    Semua peringatan merokok mempergunakan gambar dan tulisan

    tersebut sejak 24 Juni 2014.

    Peringatan rokok di iklan rokok wajib ada disetiap bagian akhir sejak

    tahun 2002.

    2018–

    Peringatan merokok versi terbaru

    24 Wikipedia, 2020. “Pesan Peringatan Produk Kemasan Tembakau”.

    Diakseshttps://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit

    &section=2.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_tembakauhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gambarhttps://id.wikipedia.org/wiki/24_Junihttps://id.wikipedia.org/wiki/2014https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit&section=2https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan_peringatan_kemasan_produk_tembakau?veaction=edit&section=2

  • 18

    Karena peringatan merokok yang beredar di Indonesia masih

    menggunakan gambar dari Thailand, sejak 31 Mei 2018, Kementerian

    Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan peringatan bergambar terbaru,

    dengan tiga di antaranya merupakan gambar dari korban-korban perokok

    Indonesia dengan tulisan sebagai berikut. .

    Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Mulut”

    Peringatan: “Merokok Sebabkan Kanker Paru”.

    Peringatan: “Merokok Merenggut Kebahagian Saya satu Per-satu”.

    Sejak Desember 2018, iklan rokok di televisi sudah mulai

    menggunakan peringatan ini.25

    2. Rokok

    a. Pengertian Rokok

    Rokok dalam bahasa arab disebut دخن (dakhina) atau سجر , orang

    yang merokok disebut al-mudakhin sedangkan yang biasa dipakai oleh

    orang-orang yang mengharamkan rokok adalah ayat al-Qur‟an surat al-

    Baqarah ayat 195 26

    yang berbunyi:

    َ َُِحبُّ ٌَّ َّللاَّ ِ َوًل تُهقىا بِأََدَُكى إِنًَ انتَّههَُكِة ۛ َوأَحِسُىا ۛ إِ َوأََِفقىا فٍ َسبُِم َّللاَّ

    ٍَ حِسُُ ًُ ان

    padahal kata إِلَى التَّهلَُكِة asal artinya adalah segala sesuatu yang berakibat

    atau mendatangkan kebinasaan, bahwa jika ayat tersebut dijadikan dalil

    25 Ibid.

    26 Surah Al-Baqarah, Ayat 195.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kesehatan_Republik_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Kesehatan_Republik_Indonesia

  • 19

    untuk pengharaman rokok kurang tepat, karena tidak ada dalil yang

    eksplisit/kongkrit menjelaskan tentang rokok tersebut dan juga karena

    asbabun nuzul ayat tersebut bukan untuk pengharaman rokok akan tetapi

    bagaimana “manusia yang enggan menafkahkan hartanya untuk segera

    menafkahkan hartanya karena jika tidak kebinasaan akan menimpa

    dirinya” dan dalam ayat tersebut mengajarkan kepada kita untuk berlaku

    ihsan karena kata ihsan yang mempunyai makna memberi lebih banyak

    daripada yang harus anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang

    seharusnya anda ambil, bukan mengajarkan kita untuk mengharamkan

    rokok. (Ferizal, 2016)27

    Istilah atau kata rokok dalam bahasa indonesia merupakan kata

    benda yang diserap dari bahasa belanda roken yang artinya menghisap

    tembakau yang membara (Pengertian Istilah Rokok Dan Sigaret | Literasi

    Publik, n.d.).28

    Menurut PP No.19 tahun 2013, rokok merupakan hasil olahan

    tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang

    dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan

    spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin atau tar dengan

    atau tanpa bahan tambahan. Penggunaan dari rokok yaitu dengan dibakar

    pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat

    dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok sendiri merupakan salah satu

    27 Indis Ferizal, “Mekanisme Pengujian Hukum Oleh Ulama dal Menetapkan Fatwa

    Haram Terhadap Rokok“ , Fakultas Syari‟ah, Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot

    Kala, Langsa, Aceh. Vol 11, Nomor 1, Januari-Juni 2016. hlm. 55.

    28

    Literasi Publik, “Pengertian Istilah Rokok dan Sigaret” 15 Mei 2018, www.literasipublik.com.

  • 20

    zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi

    kesehatan. (Dewi & Rumita, n.d.)29

    b. Jenis-jenis Rokok

    Rokok berdasarkan ada atau tidaknya filter:

    1) Rokok Filter

    Rokok filter ialah rokok yang memiliki penyaring. Fungsinya untuk

    menyaring nikotin, salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam

    rokok. Filter itu terbuat dari busa serabut sintesis.

    2) Rokok tidak berfilter

    Rokok yang satu ini pada kedua ujungnya tidak terdapat busa serabut

    sintesis. Dengan demikian, semua zat berbahaya leluasa masuk ke

    tubuh penikmatnya.

    Rokok berdasarkan bahan pembungkus:

    1) Klobot

    Rokok klobot ialah rokok yang bahan pembungkusnya daun jagung

    yang dikeringkan. Daun jagung itu diisi dengan irisan tembakau yang

    sudah kering serta bahan-bahan lain yang dapat menambah cita rasa

    rokok.

    2) Kawung

    Rokok kawung ialah rokok yang bahan pembungkusnya daun aren

    yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, daun aren itu kemudian diisi

    29

    Ida Mawar Devi dan Rani Rumita, “Analisis Pengaruh Graphic Health Warning

    (GHW) Pada Bungkus Rokok Terhadap Intensi Untuk Berhenti Merokok ( Studi Kasus Pada

    Mahasiswa UNDIP)”, Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponorogo.

  • 21

    dengan irisan tembakau yang sudah kering serta bahan-bahan lain

    seperti cengkeh ataupun kemenyan. .

    Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:

    1) Rokok putih

    Rokok putih ialah rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

    tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

    tertentu.

    2) Rokok kretek

    Rokok kretek ialah rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau

    dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

    tertentu. Rokok kretek ini pada umumnya tidak menggunakan filter.

    3) Rokok klembak

    Rokok klembak ialah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

    tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk

    mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. (Warahmah, n.d.)30

    3. Dampak Merokok

    Sebagaimana diketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh

    perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini

    terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas

    karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen,

    30

    Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus

    Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,

    Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober

    2018. hlm. 11.

  • 22

    benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, etilkatekol, ortokresoldan

    perylene adalah sebaian dari beribu- ribu zat di dalam rokok. Jumlah kematian dan

    klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap

    satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang di seluruh dunia. Kalau dihitung

    satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau

    rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar

    merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari

    rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang

    dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan

    bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding

    terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak

    serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan

    dapat diukur secara kuantitatif.31

    Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok

    juga mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja,

    meningkatkan produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan

    karena adanya nilai abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah

    memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas.

    Malah terjadi sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok

    akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian

    terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ.32

    31Sahara, fajria Nur, „Tentang Merokok”, 13 Agustus 2019,

    https://.academia.edu/9187096/artikel_tentang_merokok.

    32

    Ibid.

  • 23

    Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi

    dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan

    polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap. Sebenarnya yang

    paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang

    berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok

    juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan

    kepada pemakainya.

    Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang

    masih duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah

    maupun di luar sekolah. Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai

    terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang

    membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna sehingga

    menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan

    nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke

    dalam jalan napas. CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf

    yang menyebabkan :

    Gelisah, tangan gemetar (tremor).

    Cita rasa/ Selera Makan Berkurang.

    Ibu-ibu hamil yang suka Merokok dapat kemungkinan keguguran

    kandungannya.33

    4. Kemasan

    a. Pengertian Kemasan

    33 Sahara, fajria Nur, „Tentang Merokok”, 13 Agustus 2019,

    https://.academia.edu/9187096/artikel_tentang_merokok.

  • 24

    Menurut William J. Stanton mendefinisikan kemasan sebagai

    berikut, packaging may be defined as all the activies of designing and

    producing the container or wrapper for a product (kemasan dapat

    didefinisikan sebagai sebuah kegiatan merancang dan memproduksi

    bungkusan atau kemasan suatu produk). (Sunyoto, 2013)34

    Pengertian kemasan menurut Kotler (2003)35

    kegiatan merancang

    dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk. Wadah atau

    bungkus disebut kemasan. Kemasan mungkin mencakup peringkat bahan.

    Kemasan primer adalah wadah langsung bagi produk seperti bungkus atau

    kemasan mie instant. Kemasan sekunder merupakan bahan yang

    melindungi kemasan primer dan kemudian dibuang jika produk akan

    dipergunakan, seperti bungkus karton mie instant. Saat ini kemasan telah

    menjadi alat pemasaran yang penting. Kemasan yang dirancang cermat

    dapat menimbulkan nilai kecocokan bagi konsumen dan nilai promosi

    bagi para produsen.36

    b. Fungsi Kemasan

    1) Memuat dan Melindungi Produk.

    2) Mempromosikan Produk.

    3) Memudahkan Penyimpanan, Penggunaan dan Kenyamanan.

    4) Memudahkan Pendaur-Ulangan dan Pengurangan Pengrusakan

    Lingkungan.

    34 Danang Sunyoto, Teori Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku

    Konsumen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 59.

    35

    Philip Kotler, 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi sebelas. Jakarta : PT. Indeks.

    36 Ibid., hlm. 60.

  • 25

    5. Minat Beli

    a. Pengertian Minat Beli

    Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai

    pengaruh cukup besar terhadap sikap keputusan yang akan, dilakukan

    dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan

    seseorang dalam melakukanapa yang hendak mereka lakukan.37

    Menurut Winkel (WS, 1999)38

    , pengertian minat adalah

    kecenderungan minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum

    melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi

    perilaku atau tindakan tersebut, minat beli merupakan sesuatu yang

    berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,

    dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan menetap dan subjek untuk

    merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

    berkecimpung dalam hal tersebut. (Sunyoto, 2013)39

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat beli adalah

    kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Beli adalah memperoleh

    sesuatu dengan pengorbanan (usaha dsb) yang berat. Minat adalah

    sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang

    berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan

    untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau

    37

    Asa, Ludgerus, “Pengaruh Label Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok

    Sampoerna A Mild Terhadap Minat Beli (Studi Korelasi Konsumen Rokok Sampoerna A Mild

    Terhadap Minat Beli Anggota Organisasi Ikatan Keluarga Belu (IKABE) Yogyakarta periode

    bulan Oktober 2016 s/d November 2016)” . Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

    38

    Winkel WS, Psikologi dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 30.

    39 Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner & Analisis Data:Untuk Pemasaran Dan Perilaku

    Konsumen, hlm. 62-63.

  • 26

    mendapatkan objek tersebut. The consumer may also form an intention to

    buy the most preffered brand yang berarti bahwa konsumen mempunyai

    keinginan untuk membeli suatu produk berdasarkan pada sebuah merek.

    Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang

    membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi

    yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang

    sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus

    memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam

    benaknya itu. (Warahmah, n.d.)40

    Menurut Keller (1998)41

    , minat konsumen adalah seberapa besar

    kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar

    kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek

    lainnya.

    Menurut Ferdinand (2002)42

    minat beli dapat diidentifikasikan

    melalui indikator-indikator Sebagai Berikut:

    1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

    produk.

    2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

    produk kepada orang lain.

    40

    Sakinah Warahmah, . “Pengaruh Slogan Bahaya Merokok Yang Tertera Pada Bungkus Rokok Terhadap Minat Beli Masyarakat di Kelurahan pahlawan Kec. Medan Perjuangan”,

    Skripsi fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Oktober

    2018. hlm. 21. 41

    Keller, Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand

    Equity. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

    42

    Ferdinand, Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi, 2002.

  • 27

    3) Minat preferensial, minat yang menggambarkan perilaku seseorang

    yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini

    hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

    4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

    selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

    mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat dari produk tersebut.

    (Arista, 2011)43

    b. Faktor-faktor Yang Membentuk Minat Beli

    Beberapa faktor yang membentuk minat beli (Kotler, 2005)44

    :

    1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif

    yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu,

    intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai

    konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang

    lain.

    2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

    mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal

    tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia

    percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau

    tidak.

    c. Keputusan Pembelian

    1) Keputusan merk

    43

    E. Desi Arista Sri Rahayu Tri Astuti, “Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek,

    dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

    Diponegoro. Vol. 13 No. 1. 11 Maret, hlm. 39. 44

    Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Prehallindo, 2005.

  • 28

    2) Keputusan pemasok

    3) Keputusan kuantitas

    4) Keputusan waktu

    5) Keputusan metode pembayaran

    6. Fatwa MUI dan Fatwa-Fatwa Kontemporer Tentang Rokok

    a. Pengertian Fatwa

    Fatwa menurut bahasa berarti jawaban mengenai jawaban suatu

    kejadian atau peristiwa ( memberikan jawaban yang tegas terhadap segala

    peristiwa yang terjadi dalam masyarakat). Menurut imam Zamakhsyari45

    dalam bukunya al-Kasyaf pengertian fatwa adalah suatu jalan yang

    lempeng atau lurus.

    Dalam ilmu Ushul Fiqh, Fatwa berarti pendapat yang dikemukakan

    seorang mujtahid atau faqih sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa

    dalamsuatu kasus yang sifatnyatidak mengikat. Fatwa juga dapat

    diterjemahkan sebagai petuah, nasehat, jawaban atas pertanyaan yang

    berkaitan dengan hukum.

    Adapula yang mengartikan kata fatwa dalam 2 versi yaitu:

    1) Fatwa: (keputusan, pendapat) yang diberikan oleh mufti tentang

    suatu masalah.

    2) Fatwa: nasehat orang alim, pelajaran baik, petuah.46

    45 Imam Zamakhsyari.

    46

    Firman Sadri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama Indonesia

    Tentang Hukum Merokok. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

    2012.

  • 29

    b. Fatwa MUI

    Forum Ijtima Ulama menetapkan dua hukum dasar pada rokok,

    yakni Haram dan Makruh. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH

    Ma‟ruf Amin mengatakan, rokok diharamkan khusus bagi anak-anak dan

    ibu hamil. Selain itu, para ulama juga mengharamkan aktivitas merokok

    ditempat umum. Selain untuk tiga hal itu, Forum Ijtima Ulama

    menetapkan hukum merokok adalah makruh.

    Adapun isi dari keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

    Nomor: U-596/MUI/1997 mengenai pengharaman rokok tersebut adalah:

    Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III sepakat bahwa merokok

    hukumnya haram jika dilakukan:

    1) Ditempat umum

    2) Bagi anak-anak, dan

    3) BagiWanitaHamil.(Hasil_Ijtima_Ulama_Komisi_Fatma_MUI_2018.P

    df, n.d.)47

    b. Fatwa-Fatwa Kontemporer

    1. Hukum Merokok Menurut Tinjauan Nash dan Kaidah Syari’ah

    a) Di dalam kitab Al Halal wal haram (terbitan terakhir Ustadz

    berfatwa bahwa mrokok terhukum haram dengan alasan

    membahayakan.

    b) Pada acara televisi Ustadz mengatakan bahwa merokok itu

    haram atau makruh tahrim.

    47 Keputusan Ijtima‟ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia Ketiga Tahun 2009 tentang

    Hukum Merokok diunduh tanggal 24 Agustus 2019.

  • 30

    c) Fakultas Kedokteran Britania membuat pernyataan yang

    berbunyi: “Berhentilah dari merokok, kalau tidak maka

    kematian Anda semakin cepat.”

    d) Saya mendapatkan informasi, beberapa ulama ahli agama

    memberi fatwa bahwa hukum merokok itu antara haram,

    makruh, dan mubah:

    1. Haram apabila si perokok tidak sanggup menanggung

    akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya itu.

    2. Makruh bagi orang yang dapat menanggungnya.

    3. Diperbolehkan jika dapat menenagkan jiwa bagi orang yang

    sakit dari merokok

    e) Saya melihat banyak ulama dan pemuka agama yang merokok.

    Perhatian:

    1. Setiap tahun 27.500 orang Britania meninggal karena merokok,

    dan usia mereka berkisar antara 34-65.

    2. Setiap tahun 155.000 orang Britania akan mati karena 80% di

    antaranya disebabkan serangan penyakit paru-paru.

    3. Sembilan puluh persen kematian karena serangan penyakit paru-

    paru itu disebabkan oleh rokok.

    4. Sebab-sebab pokok terjadinya kematian pada perokok itu antara

    lain mereka terserang bermacam-macam penyakit seperti paru-

    paru, saluran pernafasan, jantung, penyakit-penyakit urat nadi,

    penyakit tenggorokan, kanker payudara, kanker mulut, serta

  • 31

    kanker tenggorokan dan kerongkongan. Anak-anak yang

    dilahirkan oleh wanita perokok itu lebih banyak mengalami

    keguguran.

    Lancet, sebuah majalah kedokteran yang terbit di Britania,

    menyatakan bahwa merokok itu penyakit, bukan kebiasaan. Perilaku

    ini merupakan bencana yang dialami oleh kebanyakan anggota

    keluarga, juga sebagai kebiasaan yang dapat menurunkan

    kehormatan seseorang. Jumlah orang yang mati disebabkan merokok

    itu berlipat ganda. Mereka menyimpulkan bahwa asap rokok lebih

    berbahaya dari pada asap mobil. Dan dokter memberi nasihat bahwa

    orang yang merokok itu tidak aman dalam menjalankan tugasnya.

    Kami berharap memperoleh pandangan yang pasti mengenai

    masalah ini berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits Nabi

    Muhammad saw. Sehingga tidak lagi menjadi ajang perdebatan. Apa

    lagi mengingat bahayanya yang telah pasti berdasarkan penelitian

    sebagai dokter di dunia.

    Segala puji kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga

    senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya,

    dan orang-orang yang menempuh jalannya. Tumbuhan yang dikenal

    dengan nama ad dukhan atau tembakau baru dikenal pada akhir abad

    kesepuluhan Hijriah. Dan semenjak digunakan manusia, para ulama

    pada zaman itu dituntut untuk membicarakannya menurut keterangan

    hukum syara‟.

  • 32

    Mengingat kasus itu masih baru dan belum adanya

    ketetapan dari fukaha mutahidin terdahulu, dan belum ada sesudah

    itu ulama-ulama ahli takhrij dan tarjih dalam berbagai mazhab, serta

    belum sempurnanya gambaran mereka tentang hakikat dan akibatnya

    menurut kajian ilmiah yang akurat, maka terjadilah perbedaan

    pendapat dalam masalah ini: sebagaian pendapat haram; sebagian

    berpendapat makruh; sebagian lagi mengatakan boleh (mubah), dan

    sebagaian lagi tidak memberi hukum secara mutlak, tetapi

    menetapkan hukum nya secara rinci. Dan sebagian lagi dari mereka

    berdiam diri, tidak membicarakannya.48

    Dari masing-masing

    pengikut mazhab yang empat, ada yang mengharamkannya, ada

    yang memakruhkannya, dan ada pula yang menganggapnya mubah.

    Oleh karena itu, saya tidak dapat menisbatkan kepada mazhab mana

    yang mengharamkan, memakruhkan, ataupun menghalalkannya.

    2. Dalil-dalil Golongan yang Mengharamkannya

    Orang-orang yang mengharamkan rokok mengemukakan

    beberapa alasan sebagai berikut:

    a. Karena Memabukkan

    Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa rokok itu

    memabukkan, sedangkan tiap-tiap yang memabukkan itu hukumnya

    haram. Yang dimaksud dengan muskir (memabukkan) menurut

    mereka ialah segala sesuatu yang dapat menutup akal, meskipun

    48

    Mathalibu Ulin Nuha syarah Ghayatil Muntaha Fi Fiqhil Hanabilah, juz 6, hlm. 218.

  • 33

    hanya sebatas tidak ingat. Mereka berkata: “Tidak diragukan lagi

    bahwa kondisi seperti ini dialami oleh orang-orang yang pertama

    kali melakukannya.”

    Sebagian dari mereka berkata, “Sudah dimaklumi bahwa orang

    yang mengisap rokok itu, bagaimanapun keadaannya, adalah

    memabukkan. Artinya, merokok bisa menjadikan pikirannya kacau,

    menghilangkan pertimbangan akalnya, menjadikan nafasnya sesak

    dan dapat teracuni. Mabuk dalam hal ini bukan mabuk karena lezat,

    dan bukan pula menggigil.”49

    Sedangkan sebagian dari mereka tidak

    memperbolehkan orang yang merokok itu menjadi imam.

    b. Karena Melemahkan Badan

    Mereka berkata, “Kalaupun merokok itu tidak sampai memabukkan,

    minimal perbuatan ini dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan

    loyo. Dari ummu Salamah r.a:

    Yang Artinya:

    “Bahwa Rasulullah saw. Melarang segala sesuatu yang memabukkan

    dan melemahkan. “(HR Ahmad dan abu Daud)50

    Mereka menjelaskan bahwa almufir ialah sesuatu yang menjadikan

    anggota badan lemah loyo. Hadits ini cukup menjadi dalil yang

    menunjukkan keharamannya.

    c. Menimbulkan Mudharat

    49

    Al Fawakihul “Adidah Fil Masailil Mufidah”, yang terkenal dengan sebutan Majmu‟

    Al Manqur, juz 2. 50

    As Suyuthi memberinya tanda sahih dalam “Al Jami’ush saghir” dan diakui oleh Imam

    Munawi dalam Faidhul qadir.

  • 34

    Mudharat yang mereka kemukakan di sini terbagi menjadi dua

    macam:

    1) Dharar badani (bahaya yang mengenai badan): menjadikan badan

    lemah, wajah pucat, terserang batuk, bahkan dapat menimbulkan

    penyakit paru-paru.

    Dalam konteks ini tepat sekali perkataan sebagian ulama bahwa

    tidak ada perbedaan tentang haramnya sesuatu yang membahayakan, baik

    bahaya itu datang seketika maupun bertahap. Bahkan yang bertahap

    inilah yang lebih sering terjadi.

    2) Dharar mali (mudharat pada harta), yang dimaksud ialah bahwa

    merokok itu menghambur-hamburkan harta (tabzir), yakni

    menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi badan

    dan ruh. Tidak bermanfaat di dunia dan akhirat. Sedangkan Nabi

    saw. Telang melarang membuang-buang harta, Allah berfirman:

    ٍَ َكبَُىا ِزَ بَرِّ ًُ ٌَّ اْن ا ,إِ ْز تَْبِرَسا ٍَ انسَّبُِِم َوًَل تُبَرِّ ٍَ َواْب ْسِكُ ًِ ًٰ َحقَّهُ َواْن َوآِت ذَا اْنقُْسبَ

    ٌَ انشََُّبطِ اإِْخَىا ٌُ ِنَسبِِّه َكفُىزا َُْطب ٌَ انشَّ ٍِ ۖ َوَكب ُ

    “... dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara

    boros. Sesungguhnya pemborosan-pemborosan itu adalah saudara-

    saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.”

    (Al-Isra‟: 26-27)51

    Salah seorang ulama berkata: “Bila seseorang sudah mengakui

    bahwa ia tidak menemukan manfaat rokok sama sekali, maka seharusnya

    rokok itu diharamkan, bukan dari segi penggunannya, tetapi dari segi

    pemborosan. Karena menghambur-hamburkan harta itu tidak ada

    51

    Al-Quran Surah Al-Isra‟ ayat 26-27.

  • 35

    bedanya, apakah dengan membuangnya kelaut atau dengan

    membakarnya, atau dengan merusaknya.”

    Di antara ulama yang mengharamkan dan melarang merokok ialah

    Syekhul Islam Ahmad As Sanhuri al Bahuti al Hambali, dan dari

    kalangan mazhab Maliki ialah Ibrahim al Laqqani (keduanya dari mesir);

    Abul Ghaits al-Qasyasy Al Maliki (dari Maroko); Najmuddin bin

    Badruddin bin Mufassiril Quran, dan Al‟Arabi Al Ghazzi Al „Amri Asy

    Syafi‟i (dari Damsyik): Ibrahim bin Jam‟an dan muridnya Abu Bakar bin

    Al Ahdal (dari Yaman): Al Muhhaqqiq abdul Malik Al „Ishami (dari

    Haramain); dan Syekh al A‟zham muhammad Al Khawajah, Isa asy

    Syahwai Al Hanafi, Makki bin Faruh al Makki, dan Sayid Sa‟ad Al

    Balkhi Al Madani (dari Turki). Semua ulama tersebut memfatwakan

    haramnya merokok.52

    3. Alasan Golongan yang Memakruhkan

    Adupun golongan yang mengatakan bahwa merokok itu makruh

    mengemukakan alasan-alasan sebagai berikut:

    a. Merokok itu tidak lepas dari dharar (bahaya), lebih-lebih jika terlalu

    banyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila

    diteruskan akan menjadi banyak.

    b. Mengurangkan harta, kalau tidak sampai pada tingkat tabdzir , israf,

    dan menghambur-hamburkan uang, maka ia dapat mengurangkan

    52

    Al Fawakihul „Adidah juz 2, hlm. 80-87.

  • 36

    harta yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih baik dan lebih

    bermanfaat bagi sahabatnya dan bagi orang lain.

    c. Bau dan asapnya menggangu serta menyakiti orang lain yang tidak

    merokok. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan hal seperti ini

    makruh menggunakannya, seperti halnya memakan bangkai mentah,

    kucai, dan sebagainya (yang baunya dapaat menggangu orang lain).

    d. Menurunkan harga diri orang yang mempunyai kedudukan sosial

    terpandang.

    e. Dapat melalaikan seseorang untuk beribadah secara sempurna.

    f. Bagi orang yang biasa merokok, akan membuat pikirannya kacau

    jika pada suatau saat ia tidak mendapatkan rokok. Jika perokok

    menghadiri suatu majelis, ia akan menggangu orang yang lain, maka

    hendaklah ia malu melakukannya.

    Syekh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa‟izh Hanafi berkata: “Dalil-

    dalil yang menunjukkan kemakruhannya ini bersifat qath’i sedangkan

    yang menunjukkan keharamannya bersifat zhanni. Kemakruhan bagi

    perokok disebabkan menjadikan pelakunya hina dan sombong,

    memutuskan hak dan keras kepala. Selain itu segala sesuatu yang baunya

    menganggu orang lain adalah makruh, sama halnya dengan memakan

    bawang. Maka asap rokok yang memiliki dampak negatif ini lebih utama

    untuk dilarang, dan perokoknya lebih layak dilarang masuk masjid serta

    menghadari pertemuan-pertemuan(Qardhawi, 1996).53

    53 Qardhawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1996

  • 37

    4. Alasan Golongan yang Memperbolehkan

    Golongan yang memperbolehkan merokok ini berpegang pada

    kaidah bahwa asal segala sesuatu boleh, sedangkan anggapan bahwa

    rokok itu memabukkan atau menjadikan lemah itu tidak benar, Iskar

    (memabukkan), menurut mereka, berarti hilangnya akal disertai keadaan

    badan yang lemah dan loyo. Memang benar bahwa orang yang tidak bisa

    merokok akan merasakan mual bila ia pertama kali melakukannya, tetapi

    hal ini tidak menjadikan haram. Jika orang menganggap merokok sebagai

    perbuatan israf, maka hal ini tidak hanya terdapat pada rokok.54

    Inilah pendapat Al‟Allamah Syekh abdul Ghani an Nabilisi, Syekh

    Mushtafa As Suyuthi Ar Rabbani, pensyarah kitab Ghayatul Muntaha Fi

    Fiqhil Hanabilah berkata: “Setiap orang yang mengerti dan ahli tahqiq,

    yang mengerti tentang pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, yang

    mau bersikap objektif, apabila sekarang ia ditanya tentang hukum

    merokok setelah rokok dikenal banyak orang serta banyaknya anggapan

    yang mengatakan bahwa rokok dapat membahayakan akal dan badan

    niscaya ia akan memperbolehkannya. Sebab asal segala sesuatu yang

    tidak membahayakan dan tidak ada nash yang mengharamkannya adalah

    halal dan mubah. Sehingga ada dalil syara‟ yang mengharamkannya. Para

    muhaqqiq yang telah sepakat berhukum kepada akal dan pendapat tanpa

    sandaran syara‟ adalah batal.55

    54

    Raddul Mukhtar Hasyiyah Ibnu Abidin, juz 5, hlm.326. 55

    Ibid, juz 5, hlm. 36.

  • 38

    Inilah pendapat yang dikemukakan Syekh Musthafa yang

    didasarkan pada kenyataan yang terjadi pada zaman beliau. Seandainnya

    beliau mengetahui bahaya yang ditimbulkannya seperti yang tampak

    pada hari ini, niscaya dengan penuh keyakinan beliau akan mengubah

    pendapatnya.

    5. Golongan Yang Merinci Pendapatnya

    Adapun golongan yang mengemukakan pendapatnya secara rinci

    mengatakan bahwa sesungguhnya tumbuhan ini (tembakau) pada

    dasarnya adalah suci, tidak memabukkan, tidak membahayakan, dan

    tidak kotor. Jadi, pada asalnya adalah mubah, kemudian berlaku pada

    hukum-hukum syariat seperti berikut:

    a) Barang siapa yang menggunakannya tetapi tidak menimbulkan

    mudharat pada badan atau akalnya, maka hukumnya adalah jaiz

    (boleh).

    b) Barangsiapa yang apabila menggunakannya menimbulkan mudharat,

    maka hukumnya haram, seperti orang yang mendapatkan mudharat

    bila menggunakan madu.

    c) Barangsiapa yang memanfaatkannya untuk menolak mudharat,

    semisal penyakit, maka wajib menggunakannya.

    Jadi, hukum-hukum ini ditetapkan berdasarkan sesuatu yang akan

    ditimbulkannya, sedangkan pada asalnya adalah mubah, sebagai mana

    yang telah kita ketahui.(Qardhawi, 1996)56

    56 Qardhawi, Yusuf. Fatwa-fatwa Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

  • 39

    6. Pendapat Ulama Mutaakhkhirin

    Apabila kita pejamkan mata dilihat dari pendapat para ulama

    terdahulu dan dilihat pendapat ulama-ulama sekarang. Maka akan di

    dapati bahwa mereka juga berbeda pendapat mengenai hukum masalah

    ini.

    Misalnya Syekh Hasanain Makhluf, mufti mesir, yang

    menginventarisasi pendapat sebagian ulama sebelumnya, berpendapat

    bahwa hukum asal rokok adalah mubah. Beliau juga mengatakan bahwa

    keharaman dan kemakruhannya apabila timbul faktor-faktor lain. Seperti

    jika menimbulkan mudharat baik banyak atau sedikit terhadap jiwa

    maupun harta atau kedua-duanya. Atau karena mendatangkan mafsadat

    dan mengabaikan hak, seperti mengabaikan hak istri dan anak-anaknya

    atau orang yang nafkahnya menjadi tanggungann ya menurut syara‟.

    Apabila terdapat unsur-unsur seperti ini maka hukumnya menjadi

    makruh atau haram, sesuai dengan dampak yang ditimbulkannya.

    Sebalinya jika tidak terdapat dampak negatif seperti itu, maka hukumnya

    halal.57

    Sebagian lagi ada yang menetapkan keharamannya, dan mereka

    menyusun beberapa risalah (makalah) mengenai masalah tersebut. Ulama

    Najed pada umumnya mengharamkan rokok, lebih-lebih bila yang

    melakukannya adalah ulama agama. Al „Allamah syekh Muhammad Ibnu

    Mani‟, pembesar ulama Qathar dan mantan Direktur pengajaran Arab

    57

    Syekh Hasanain Makhluf, “Fatwa Syari’iyyah”, juz 2, hlm. 112-113

  • 40

    Saudi, berkata di dalam hasyiah-nya (catatan pinggir) dari kitab Ghayatul

    Muntaha, juz 2, halaman 332, sebagai berikut:58

    “Pendapat yang

    memperbolehkan rokok adalah pendapat orang yang mengigau sehingga

    tidak perlu dihiraukan. Di antara mudharat yang ditimbulkannya ialah

    merusak badan, menimbulkan bau yang kurang sedap da menganggu

    orang lain. Maka janganlah anda teperdaya oleh perkataan orang-orang

    yang menganggapnya mubah. Sebab, setiap orang boleh diambil atau

    ditolak perkataannya, kecuali Rasulullah saw. Yang tidak boleh di tolak

    perkataannya.

    Barangkali pendapat yang paling adil dan paling sahih alasannya

    dalam masalah ini ialah pendapat yang dikemukakan oleh Al Maghfur

    Syekhul Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Al Azhar, di dalam kitab beliau:

    “Kalaupun tembakau tidak menjadikan mabuk dan tidak merusak akal,

    tetapi masih menimbulkan mudharat yang dapat dirasakan pengaruhnya

    pada kesehatan orang yang merokok dan yang tidak merokok.

    Para dokter telah menjelaskan bahwa unsur-unsur yang ada

    didalamnya diketahui mengandung racun meskipun lambat yang akan

    dapat merampas kebahagian dan ketenangan hidup manusia. Karena itu

    tidak diragukan bahwa tembakau (merokok) dapat menimbulkan

    gangguan dan mudharat, sedangkan hal ini merupakan sesuatu yang

    buruk dan terlarang menurut pandangan Islam. Di sisi lain, jika kita

    perhatikan pengeluaran belanja untuk rokok ini ternyata lebih banyak,

    58 Kitab Ghayatul Muntaha, juz 2, hlm. 332.

  • 41

    padahal anggaran tersebut dapat digunakan untuk sesuatu yang lebih baik

    dan bermanfaat. Maka dari sudut pandang ini roko jelas-jelas dilarang

    dan tidak diperbolehkan syara‟.

    Melihat dampak merokok yang buruk bagi kesehatan dan

    keuangan, tahula kita bahwa dalam menetapkan haram atau makruhnya

    suatu perkara, hukum Islam tidak hanya bersandar pada adanya nash

    yang khusus menjelaskan masalah yang bersangkutan. Berbagai „illat

    hukm dan kaidah-kaidah syar”iyah yang umum mempunyai peran

    penting dalam menetapkan hukum dan dengan kaidah serta „illat tersebut

    Islam memiliki keleluasaan untuk menetapakan hukum segala sesuatu

    yang dimunculkan oleh manusia, apakah hal itu halal atau haram.

    Caranya ialah dengan mengetahui kekhususan-kekhususan dan

    dampaknya yang dominan terhadap sesuatu: apabila menimbulkan

    dharar terlaranglah hal itu; jika menimbulkan manfaat saja, atau

    biasanya bermanfaat, maka hukumnya mubah; dan jika manfaat serta

    mudharat nya sama, maka menjaga itu lebih baik daripada mengobati.59

    Perlu di kemukakan di sini bahwa Syekh syaltut rahimahullah

    terkena cobaan berupa kebiasaan merokok yang dilakukan sejak muda

    sehingga beliau tidak dapat membebaskan diri dari padanya. Tetapi

    karena kesadarannya, beliau menguatkan pendapat yang mengharamkan

    rokok, sebab menerapkan „illat-„illat hukum dan kaidah-kaidah tasyri‟

    yang umum.

    59

    Syekh Mahmud Syaltut, “Al Fatawa”, Al azhar, hlm. 354.

  • 42

    7. Penilaian dan Tarjih

    Tampak oleh nya bahwa perbedaan pendapat ulama dari berbagai

    mazhab sebagaimana yang telah dikutip setelah tambakau ditemukan dan

    digunakan untuk merokok secara luas dikalangan masyarakat, bukanlah

    terletak pada dalil-dalil yang mereka kemukakan, tetapi hanya dalam

    penerapannya. Artinya, mereka sepakat bahwa apa saja yang

    menimbulkan mudharat pada badan atau akal terhukum haram, tetapi

    mereka berbeda pandangan dalam menerapkan hukum ini terhadap

    rokok.

    Di antara mereka ada yang menetapkan bahwa rokok mempunyai

    beberapa manfaat; ada pula yang mengatakan bahwa rokok hanya

    menimbulkan mudharat sedikit, sedangkan manfaatnya banyak; dan ada

    juga yang mengatakan bahwa merokok itu tidak ada faedahnya sama

    sekali, tetapi tidak pula menimbulkan mudharat; dan bermacam-macam

    pendapat lagi. Apabila mereka secara keseluruhan menegaskan adanya

    dharar pada rokok, niscaya mereka akan sepakat mengharamkannya,

    tanpa perdebatan.

    Di katakan di sini bahwa menetapkan atau meniadakan bahaya

    rokok terhadap badan bukanlah tugas ulama fiqih, tetapi tugas para

    dokter dan ahli kimia. Maka dalam hal ini merekalah yang seharusnya

    ditanya, karena mereka ada ahlinya. Allah berfirman:

    ب فٍِ ِستَِّة أَََّبٍو ثُىَّ اْستََىٰي َعهًَ اْنعَْسِش ۚ ًَ َُُُْه بَواِت َواْْلَْزَض َوَيب بَ ًَ انَِّرٌ َخهََق انسَّ

    ا ٍُ فَبْسأَْل بِِه َخبُِسا ًَٰ ْح انسَّ

  • 43

    “...Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara

    keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy,

    (Dialah) Yang Maha Pemurah,,maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada

    yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (Al Furqan; 59) (Al-

    Quran Dan Terjemahannya, 2008)60

    َوًَل ََُُبِّئَُك ِيثُْم َخبُِسٍ

    “... dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai

    yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (Fathir: 14) (Al-Quran

    Dan Terjemahannya, 2008)61

    Para dokter telah mengatakan dan menjelaskan bahaya akibat

    merokok terhadap badan secara umum, juga bahaya terhadap paru-paru

    dan saluran pernafasan secara khusus, bahkan dapat pula menimbulkan

    kanker atau radang paru-paru sehingga menggerakan dunia pada tahun

    terakhir ini untuk meneriakkan pelarangan merokok.

    Sedangkan untuk menetapkan adanya bahaya merokok ini tidak

    harus dilakukan oleh seorang dokter yang mengetahui ilmu kimia, karena

    hal ini sudah diketahui masyarakat secara umum. Perlu di kemukakan,

    ketentuan, ketentuan para ulama yang di kutip sebelumnya menetapkan

    bahwa dharar yang datang seketika, keduanya haram. Karena itu,

    pengaruh racun rokok terhadap jantung dan paru-paru, cepat atau lambat

    terhukum haram, serta tidak diragukan lagi. Maka dapat kita simpulkan

    bahwa perbedaan fatwa para ulama mengenai halal dan haramnya

    merokok didasarkan pada ada dan tidak adanya bahaya menerut mereka.

    60

    Al-Quran Surah Al-Furqan ayat 59. 61

    Al-Quran Surah Fathir ayat 14.

  • 44

    Lalu bagaimana dengan pernyataan sebagian dari mereka yang

    tidak mau mengharamkan tumbuhan ini tanpa adanya nash yang tegas?

    Maka perkataan tersebut dapat dijawab bahwa tidak perlu bagi

    Syari‟ (pembuat syariat) untuk membuat nash bagi setiap orang mengenai

    apa-apa yang haram. Cukuplah bagi-Nya membuat patokan-patokan

    kaidah secara global, yang mencakup berbagai macam permasalahan.

    Karena qawa’id (kaidah-kaidah) itu dapat diringkas, sedangkan individu-

    individu itu tidak mungkin dapat diringkas.

    Cukuplah bila Syari‟ mengharamkan segala sesuatu yang buruk

    dan membahayakan. Pengharaman seperti ini sifatnya mencakup

    berbagai perkara yang tidak terbatas, termasuk bermacam-macam

    minuman dan makanan yang buruk serta membahayakan, karena itu para

    ulama telah sepakat akan haramnya ganja dan sebagainya yang dapat

    menjadikan orang mabuk, meskipun tidak ada nash khusus yang

    mengharamkannya.

    Imam Abu Muhammad bin Hazm, yang begitu ketat berpegang

    pada harfiyah dan zhahir nash, menetapkan haramnya memakan sesuatu

    yang menimbulkan mudharat berdasarkan nash umum. Beliau

    mengatakan bahwa segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

    berdasarkan sabda Nabi saw.:

    “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala

    sesuatu.”

    “Maka barang siapa yang menimbulkan mudharat pada dirinya

    sendiri dan pada orang lain berarti ia tidak berbuat baik; dan barang siapa

  • 45

    yang tidak berbuat baik berarti menentang perintah Allah untuk berbuat

    baik kepada segala sesuatu itu.”62

    Penetapan hukum seperti ini juga dapat didasarkan pada sabda Nabi

    saw.:

    “Tidak boleh memberi bahaya kepada diri sendiri dan tidak boleh

    memberi bahaya kepada orang lain. “(HR Ahmad dan Ibnu Majah)

    Dapat pula didasarkan pada firman Allah berikut:

    ب ًا ٌَ بُِكْى َزِحُ َ َكب ٌَّ َّللاَّ َْفَُسُكْى ۚ إِ َوًَل تَْقتُهُىا أَ

    “... Dan Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah

    adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisa‟: 29) (Al-Quran Dan

    Terjemahannya, 2008)63

    Di anatara ungkapan fiqhiyah yang sangat baik mengenai

    haramnya menggunakan sesuatu yang membahayakan ialah ungkapan

    Imam Nawawi dalam kitab Raudhah-nya. Beliau berkata: “Segala

    sesuatu yang bila dimakan membahayakan. Seperti kaca, batu, dan racun,

    maka memakannya adalah haram. Sedangkan semua benda yang suci

    yang bila dimakan tidak menimbulkan mudharat maka halal

    memakannya kecuali benda-benda kotor yang suci, seperti mani dan

    ingus, karena yang demikian itu haram menurut pandangan yang shahih.

    Dan boleh meminum obat yang mengandung racun sedikit bila menurut

    kebiasaannya obat itu tidak membahayakan, apa lagi diperlukan.”

    Dalam masalah ini ada juga orang yang berpegang pada kaidah

    berikut:

    62

    Al Muhalla. 7: 504-505, masalah nomor 1030, terbitan Al Imam. 63

    Al-Quran Surah An-Nisa ayat 29.

  • 46

    “Pada asalnya segala sesuatu boleh, kecuali jika ada nash syara‟

    yang mengharamkannya.”64

    Tetapi perkataan mereka ini terjawab oleh sebagian ulama ushul

    yang membuat kaidah sebagai kebalikan dari kaidah tersebut; “Hukum

    asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh, hukum asal Sesuatu yang

    berbahaya adalah haram”.65

    Yang benar dari berbagai pendapat itu ialah yang terinci, maka

    pada asalnya segala sesuatu yang bermanfaat itu adalah mubah,

    berdasarkan firman Allah:

    بَواٍت ۚ َوهُ ًَ ٍَّ َسْبَع َس اُه بِء فََسىَّ ًَ ُعاب ثُىَّ اْستََىٰي إِنًَ ا