Post on 10-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 5 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
VERA IRAWAN WINDIATMOJO
NIM K4308058
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 5 SURAKARTA
Oleh:
VERA IRAWAN WINDIATMOJO
K4308058
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mandapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi untuk dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Biologi Jurusan P MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,26 Juli 2012
Pembimbing I
Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D
NIP. 19750831 200112 1 001
Pembimbing II
Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd
NIP. 19760125 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program
Pendidikan Biologi Jurusan P MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
dalam mandapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 17 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Sukarmin, M.Si, Ph.D ______________
Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si ______________
Anggota I : Puguh Karyanto,S.Si, M.Si, Ph.D ______________
Anggota II: Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ______________
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Vera Irawan Windiatmojo. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Pendidikan Biologi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh model
pembelajaran Group Investigation terhadap hasil belajar kognitif biologi; 2)
Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi; 3) Pengaruh
interaksi model pembelajaran Group Investigation dan gaya belajar terhadap hasil
belajar kognitif biologi siswa SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI IPA tahun
pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan pendekatan
kuantitatitf. Desain penelitian adalah Postest-Only Control Design. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI IPA tahun
pelajaran 2011/2012. Populasi akses adalah siswa kelas XI IPA. Teknik
pengambilan sampel dengan cluster random sampling. Sampel penelitian
menggunakan dua kelas. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan XI IPA 3
sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
angket, metode tes, dan metode observasi. Teknik analisis data menggunakan uji
statistik anava dua jalan dengan interaksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Model
pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
biologi; 2) Gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi;
3) Interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa SMA Negeri 5 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
Kata kunci : Model Pembelajaran Group Investigation, Gaya Belajar, Hasil
Belajar Kognitif Biologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Vera Irawan Windiatmojo. THE EFFECT OF COOPERATIVE
LEARNING TYPE GROUP INVESTIGATION TOWARDS STUDENT’S
COGNITIVE ACHIEVEMENT VIEWED FROM LEARNING STYLE IN
LEARNING BIOLOGY OF SMA NEGERI 5 SURAKARTA’S STUDENTS.
Minithesis, Surakarta : Biology Education. Teacher Training and Education
Faculty. Sebelas Maret University, Surakarta. July. 2012.
This research aims to explain : 1) The influence of the application Group
Investigation towards student’s cognitive achievement; 2) The influence of
Learning Style towards student’s cognitive achievement; 3) The influence of
interaction of Group Investigation and Learning Style towards student’s cognitive
achievement in biology learning of SMA Negeri 5 Surakarta second grade
students in academic year 2011/2012.
This research was a quantitative research, and the paradigm of this
research was a quasy-experimental. The Research design was Postest-Only
Control Design. This research used second grade of SMA Negeri 5 Surakarta
science students in academic year 2011/2012 as population. Sampling technique
was cluster random sampling. So sample was taken were XI IPA 1 as control
class and XI IPA 3 as experiment class. Data was collected by questionnaire
methode, test methode, and observation methode. The data was analyzed by Two
Way Anova Main Effect and Interaction Effect.
Result of the study explain that : 1) Group Investigation significantly affect
student’s cognitive achievement; 2) Learning style unsignificantly affect student’s
cognitive achievement; 3) Interaction of Learning model and learning style
unsignificantly affect student’s cognitive achievement in biology learning in SMA
Negeri 5 Surakarta in academic year 2011/2012.
Keyword : Group Investigation, Learning Style, Student’s Cognitive Achievement
in Biology Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
If Life just once and short, I want carve the history, So I can be reminded that I have lived at this World and be Great Inspiration.
Adanya Ijasah Untuk Mencari Pekerjaan, Adanya Ilmu untuk menciptakan Pekerjaan dan Sejuta Inspirasi. Manakah yang akan Kita Lakukan, Menciptakan Generasi Pengukir Ijasah ataukah Pengukir Ilmu ? Belajar Mencari Ilmu, Bukan Mencari Nilai, Itulah yang Harus Kita Tanamkan.
If The Best Teacher is Experience, So I want to be Experienced. Menjadi Guru Tak Cukup Hanya Berbekal Pengalaman Mengajar.
Jika kita tak mampu mengubah dunia, ubahlah negaramu. Jika tak mampu mengubah negaramu ubahlah keluargamu. Jika tak mampu mengubah keluargamu, ubahlah dirimu. Jika tak mampu merubah birokrasi pendidikan, Apa yang akan terjadi ea…………? Buktikanlah kita bisa menciptakan pendidikan yang berkualitas tanpa harus menentang birokrasi, Talk Less Do More, Sebaik-baiknya rencana adalah Tindakan.
Want to be Inspiration and Motivation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya sederhana ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT, yang telah memberikan waktu dan nafas untuk dapat mengukir sejarah dikehidupan ini. Semoga karya kecil ini sedikit dapat mengubah dunia pendidikan Indonesia.
Rosulullah SAW semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepada Beliau nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat.
Spesial untuk Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memeras semangat untuk mengiringi langkah kami. Terimakasih atas do’a dan nasehat yang membuat kami lebih tegar untuk tetap dapat menghadapi masa depan.
Pak puguh dan Pak Bowo terimakasih untuk teladan, nasehat dan bimbinganya. Terimakasih telah membuka cakrawala kami akan ilmu pendidikan yang sesungguhnya.
Ibu Eko Setyaningsih terimakasih atas bimbingan, nasehat, dan sejuta impian yang telah menuntun langkah kami. Vini, Vidi, Visi.
Febrian dan Erika, jalan kita masih panjang, ciptakan banyak impian dan jangan jadikan impian hanya sekedar impian. Tetap semangat untuk adhek-adhekku. Buat our parents bangga dengan pencapaian kita…tetaplah tegak untuk menjunjung tinggi nama baik mereka……….
Keluarga besar “Arjo Surip” terimakasih atas kehangatan dan kebersamaannya, semoga menjadi lebih baik, dan untuk nenekku “Arjo Surip” yang telah istirahat dengan tenang di rumah keabadian, terimakasih atas dukungannya sedari vera kecil.
Sahabat kecilku, Erna Ermawati, termikasih atas persahabatannya sejak kita masih duduk di bangku TK hingga saat ini, kita memang berbeda, tetapi impian kita sama yaitu membuktikan kepada dunia bahwa pendidikan kita tidak sia-sia dan jangan khawatir tidak akan mendapatkan lapangan pekerjaan, karena kitalah yang akan menciptakannya.
Aprilia Munjayyanah, Isnaini Maratus, Resty Hermita, Siti Fatimah, Shelly Febrianti, Novita Tyas, Fety Utaminingsih, Evi NH terimakasih untuk setiap pengalaman yang telah kalian berikan, semoga kita dapat meraih apa yang kita impikan. Bermimpilah dan segeralah terbangun untuk membangun mimpi.
Teman-teman pendidikan Biologi 2008. Bertemu dengan kalian adalah Anugerah yang luar biasa. Terimakasih untuk ukhuwah yang indah ini.
Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Segala pujian hanya untuk Allah yang maha adil dan bijaksana, sholawat
dan salam semoga tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari kejahiliyahan kejalan yang penuh dengan cahaya
ilmu dan tauhid. Alhamduliillah dengan penuh kesabaran, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya
Belajar Siswa SMA Negeri 5 Surakarta”.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk pemenuhan sebagian syarat
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya karya ini dengan baik, untuk itu penulis haturkan rasa
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D., selaku Pembimbing I, yang selalu
memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi
ini.
5. Bowo Sugiharto S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
bimbingan, pengarahan dan saran dalam menyusun skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 5 Surakarta, yang telah memberikan kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Wakasek Kurikulum SMA Negeri 5 Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian dan membantu saat memberikan dukungan pada saat jalannya
penelitian.
8. Guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Surakarta yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada saat penelitian.
9. Seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Surakarta yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka dengan balasan yang
lebih baik. Akhirnya hanya kepada Allah, penulis mengharap semoga skripsi ini
dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat bermanfaat. Amin
Surakarta, Juli 2012
Vera Irawan Windiatmojo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
HALAMAN ABSTRAK .....................................................................................
HALAMAN ABSTRACT ...................................................................................
HALAMAN MOTTO .........................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
BAB II Landasan Teori......... ...........................................................................
A. Tinjauan Pustaka dan Hasil Penelitian yang Relevan ....................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xv
xvii
xviii
1
1
4
4
5
6
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1. Hasil Belajar................................................................................
2. Model Pembelajaran Group Investigation..................................
3. Gaya Belajar................................................................................
B. Kerangka Berpikir .........................................................................
C. Hipotesis ........................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................
1. Tempat Penelitian ............................................................ ........
2. Waktu Penelitian ......................................................................
B. Rancangan Penelitian ...................................................................
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
1. Populasi Penelitian ……………………………………………
2. Sampel Penelitian .....................................................................
D. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................
E. Pengumpulan Data .......................................................................
1.Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................
2. Variabel Penelitian …………………………………………...
3. Data Penelitian ……………………………………………….
3. Teknik Pengambilan Data ....................................................
3. Teknik Penyusunan Instrumen ................................................
a. Pengukuran Hasil Belajar Kognitif Biologi..........................
b. Pengukuran Gaya Belajar………………………………………
c. Pengukuran Keterlaksanaan Sintaks Group Investigation…
d. Pengukuran Respon Siswa terhadap GI…………………….
F. Validasi Instrumen Penelitian........................................................
6
9
14
17
20
21
21
21
20
22
23
22
22
24
24
24
25
25
27
29
29
30
31
31
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
1. Validasi Isi.................................................................................
2. Validasi Konstruk ......................................................................
G. Analisis Data ................................................................................
1. Uji Keseimbangan .....................................................................
2. Uji Prasyarat ............................................................................
a. Uji Normalitas .......................................................................
b. Uji Homogenitas ....................................................................
3. Uji Hipotesis ............................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................
A. Deskripsi Data ..............................................................................
1. Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Gaya Belajar……………
2. Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Model Pembelajaran .......
3. Hasil Belajar Kognitif Ditinjau Interaksi Model Pembelajaran
dan Gaya Belajar …………………………………………….
4. Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran GI …………….
5. Lembar Observasi ………………………….............................
B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................
C. Pengujian Hipotesis .....................................................................
1. Uji Hipotesis Pertama ...............................................................
2. Uji Hipotesis Kedua ..................................................................
3. Uji Hipotesis Ketiga .................................................................
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ………………………………..
1. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Group Investigation terhadap Hasil Belajar Kognitif ………...
32
32
33
33
37
37
37
37
38
38
38
41
47
49
50
55
56
56
57
58
59
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
2. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Kognitif ……...
3. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Kognitif dan
Gaya Belajar …………………………………………………...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………………
A. Simpulan .......................................................................................
B. Implikasi ........................................................................................
C. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................
65
69
73
73
73
74
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Sintaks Group Investigation...........................................................
Rancangan Penelitian………………… …………………………
Variabel Penelitian………………………………………... .........
Dimensi Gaya Belajar ………........................................................
Kisi-kisi Angket Respon Siswa terhadap GI .................................
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Eksperimen....................
Hasil Uji Normalitas Gaya Belajar …………................................
Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Eksperimen.................
Hasil Uji Homogenitas Gaya Belajar.............................................
Hasil Uji Keseimbangan Kelas Kontrol dan Eksperimen………..
Hasil Uji Keseimbangan Gaya Belajar …………………………..
Distribusi Gaya Belajar Kelas Kontrol …………………………
Distribusi Gaya Belajar Kelas Eksperimen ……………………...
Distribusi Hasil Belajar Kognitif Pada Variabel Gaya Belajar ….
Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol…………...
Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen ………
Deskripsi Statistik Nilai Hasil Belajar Kognitif …………………
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Kognitif dan Pada Tiap
Kategori Domain Kognitif ……………………………………….
Deskripsi Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Interaksi Model
Pembelajaran dan Gaya Belajar ………………………………….
10
21
25
29
30
33
33
33
34
35
35
38
39
40
41
42
43
45
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Respon Siswa terhadap Model Pembelajaran Group
Investigation……………………………………………………….
Observasi Aktivitas Guru …………………………………………
Observasi Aktivitas Siswa ………………………………………..
Hasil Uji Normalitas ……………………………………………..
Hasil Uji Homogenitas ……………………………………………
Hasil Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Group
Investigation terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi……………
Hasil Analisi Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar
Kognitif Biologi………………………………………………….
Hasil Analisis Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran Group
Investigation dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Kognitif
Biologi ……………………………………………………………
49
50
52
54
55
56
57
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Kerangka Berpikir .........................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian….…...……………………………
Distribusi Gaya Belajar Kelas Kontrol.........................................
Distribusi Gaya Belajar Kelas Eksperimen ……………………...
Distribusi Hasil Belajar Kognitif Pada Variabel Gaya Belajar ….
Distribusi Hasil Belajar Kognitif Pada Kelas Kontrol…………...
Distribusi Hasil Belajar Kognitif Pada Kelas Eksperimen……….
Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kontrol …………………………………………
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Kognitif Pada Tiap Kategori
Domain Kognitif …………………………………………………
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Interaksi
antara Model Pembelajaran dan Gaya Belajar …………………..
Grafik Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Interaksi Model
Pembelajaran dengan Gaya Belajar ……………………………...
18
20
38
39
40
42
43
44
45
47
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Instrumen Penelitian………………………………..………..
Analisis Instrumen ……...........................................................
Data Hasil Penelitian…………………………………………
Uji Prasyarat……… …………………………………………
Uji Hipotesis ………………..………………………………
Dokumentasi …………………….…………………………..
Perijinan....................................................................................
78
178
182
204
214
217
220
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu usaha mengumpulkan informasi yang dilakukan
secara sadar untuk memperoleh perubahan yang dapat diamati yang berupa
perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan,
sebagai hasil interaksi siswa dengan lingkungannya (Slameto, 1995).
Menurut Rasyad (2003) terdapat tujuh komponen dalam kegiatan
pembelajaran. Ketujuh komponen tersebut antara lain peserta didik, guru, tujuan
pembelajaran, isi pelajaran, media, model pembelajaran, dan evaluasi. Ketujuh
komponen belajar tersebut saling berkaitan dan sangat mempengaruhi pencapaian
hasil belajar. Apabila salah satu komponen tidak maksimal, akibatnya hasil
belajar tidak dapat dicapai secara maksimal. Komponen belajar yang sangat
berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar adalah peserta didik.
Pada dasarnya setiap peserta didik merupakan satu kesatuan yang unik dan
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan peserta didik tersebut akan
sangat berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Pencapaian hasil
belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Syah (2001)
terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar oleh
peserta didik yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.
Sedangkan menurut Slameto (1995) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), psikologis (intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan), kelelahan. Faktor eksternal dapat
dikelompokkan ke dalam tiga ranah merurut asal yaitu sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Pada wilayah sekolah beberapa faktor eksternal yang ada misalnya
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Di lingkungan keluarga, dapat
dijumpai beberapa faktor ekternal meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, dan latar belakang kebudayaan. Di lingkungan masyarakat, terdapat faktor
ekternal yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-
faktor yang turut menentukan keberhasilan pencapaian hasil belajar.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dalam pembelajaran, guru
diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan. Banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan
karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Sebuah model atau strategi pembelajaran tidak dapat
dipandang paling unggul di antara model atau strategi pembelajaran yang lain,
sebab setiap model atau strategi pembelajaran mempunyai kelemahan dan
kelebihannya masing-masing, dan bersifat spesifik untuk karakter peserta didik.
Peningkatan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia
internasional dapat diperoleh dari jenjang pendidikan. Harapan untuk memiliki
sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia internasional belum tercapai
oleh program pendidikan yang dijalankan di Indonesia saat ini. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil PISA (Programme for International Student Assesment)
tahun 2009. Studi Internasional TIMSS (Trend International Mathematical
Science Study) dan PISA (Programme for International Student Assesment) tahun
2007 dan 2009 dalam laporannya menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada
diurutan bawah. Menurut kajian TIMSS (2007), Indonesia berada pada urutan 35
dari 49 negara peserta, sedangkan menurut kajian PISA (2009), Indonesia berada
pada urutan 60 dari 65 negara peserta. Hal yang paling memprihatinkan
ditemukan bahwa siswa Indonesia lemah dalam kemampuan pemecahan masalah
(Problem solving). Rendahnya kemampuan pemecahan masalah merupakan
indikasi bahwa siswa Indonesia belum memiliki tingkat berfikir tinggi (High
Order Thingking). Pada era globalisasi menuntut siswa untuk lebih tanggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
terhadap lingkungan, memahami kebutuhan lingkungan dan mampu memecahkan
masalah tanpa meninggalkan kerjasama antar individu.
Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat membidik berpikir
kritis dan meningkatkan kerjasama siswa dalam bekerja kelompok adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Metode pembelajaran ini
melibatkan siswa sejak perencanaan hingga mampu menemukan konsep suatu
materi pelajaran yang dipilih (Suprijono, 2011). GI (Group Investigation) memuat
empat komponen penting yaitu investigasi, interaksi, interpretasi, dan motivasi
intrinsik. Investigasi adalah proses menemukan (inqury) konsep suatu materi.
Interaksi merupakan ciri khas dari metode pembelajaran kooperatif, yang
melibatkan siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok belajar. Kegiatan
interpretasi ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk menafsirkan pemecahan
masalah yang dipilih dengan cara sintesis dan elaborasi dari ide-ide setiap anggota
kelompok. Motivasi intrinsik timbul karena siswa diberi otonomi untuk
melakukan proses investigasi dengan bimbingan guru.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigationi),
diharapkan siswa dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis sehingga
siswa dapat memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan topik-topik
yang telah dipelajari. Selain itu siswa diharapkan memiliki kemampuan
berkomunikasi dan keterampilan proses berkelompok (group process skills).
Model ini juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam diskusi sehingga
dapat memacu siswa untuk lebih berpikir terampil, aktif dan kreatif.
Seperti yang telah diuraikan di atas, pemilihan model atau strategi
pembelajaran tidak hanya disesuaikan dengan materi yang diajarkan melainkan
juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Salah
satu karakteristik peserta didik yang sangat mendukung pencapaian hasil belajar
adalah gaya belajar. Merujuk pada Dunn dalam Prashnig (2007) guru memiliki
tanggung jawab besar dalam mengidentifikasi kekuatan gaya belajar setiap siswa
dan bukan siswa yang harus menanggung beban karena harus menyesuaikan gaya
mengajar guru, sehingga pemilihan model pembelajaran yang disesuaikan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
karakteristik gaya belajar siswa akan sangat membantu keberhasilan proses
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, interaksi gaya belajar siswa dengan penerapan
model pembalajan Group Invesigation dipandang mampu meningkatkan hasil
belajar kognitif. Namun demikian pengujian karakteristik gaya belajar siswa dan
model pembelajaran pada berbagai subjek dan objek penelitian merupakan kajian
yang menarik. Oleh karena itu bertolak dari latar belakang maka dilaksanakan
penelitian berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA
NEGERI 5 SURAKARTA”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation)
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa SMA N 5 Surakarta
kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012.
2. Apakah gaya belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi
siswa SMA N 5 Surakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012.
3. Apakah interaksi model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group
Investigation) dan gaya belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif biologi siswa SMA N 5 Surakarta kelas XI IPA tahun pelajaran
2011/2012.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah, penelitian ditujukan untuk menjawab tiga
rumusan masalah tersebut, sehingga tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group
Investigation) terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa SMA N 5
Surakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Mengetahui adanya pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar
kognitif biologi siswa SMA N 5 Surakarta kelas XI IPA tahun pelajaran
2011/2012.
3. Mengetahui adanya pengaruh interaksi antara model pembelajaran kooperatif
tipe GI (Group Investigation) dan gaya belajar siswa dalam mempengaruhi
hasil belajar kognitif biologi siswa SMA N 5 Surakarta kelas XI IPA tahun
pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian secara umum bermanfaat untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatil tipe Group Invesigation terhadap hasil belajar kognitif
biologi. Manfaat secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti bidang pendidikan, hasil penelitian ini menjadi acuan untuk
mengembang ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif sehingga mampu
memaksimalkan pencapaian hasil belajar.
b. Bagi peneliti bidang psikologi, penelitian ini dapat menjadi inspirasi untuk
lebih menganalaisis seberapa jauh gaya belajar dapat mempengaruhi
pencapaian hasil belajar kognitif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, penelitian sebagai referensi untuk menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik gaya belajar siswa,
sehingga dapat memaksimalkan pencapaian hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi bagaimana
menemukan cara belajar yang tepat sesuai dengan karakteristik gaya
belajar siswa, akibatnya hasil belajar dapat dicapai secara maksimal.
c. Bagi orang tua, hasil penelitian dapat menjadi dasar dalam
mengidentifikasi gaya belajar anak, sehingga mampu memberikan
dukungan yang tepat terhadap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 5 Surakarta yang beralamat di
Jl.Letjen Sutoyo No.18 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap. Detail pelaksanaan
berupa waktu dan kegiatan dapat dirinci sebagai Gambar 3.1.
Kegiatan Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Persiapan Penelitian
a. Pengajuan Judul
b. Penyusunan proposal
c. Uji pendahuluan
d. Penyusunan instrumen
e. Seminar proposal
f. Perijinan penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengujian instrument
b. Pengambilan data
c. Pengolahan data
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisa data
b. Penyusunan laporan
c. Ujian dan revisi
Gambar 3.1. Waktu dan Kegiatan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Rancangan Penelitian
Berdasarkan jenis penelitian, penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif. Sedangkan metode penelitian termasuk penelitian kuasi eksperimen
atau dapat juga disebut eksperimen semu dengan rancangan Postest-Only
Control Design. Penggunaan rancangan Postest-Only Control Design
didasarkan peneliti ingin mengetahui hasil akhir dari perlakuan yang diberikan
tanpa khawatir pengaruh dari kemampuan awal siswa, kemampuan awal kedua
kelompok sampel penelitian dianggap sama yang dibuktikan dengan hasil uji
keseimbangan kemampuan awal. Penggunaan pretes dikhawatirkan akan
mengganggu validasi internal penelitian (Setyosari, 2010).
Penelitian mengambil dua kelompok sampel secara acak dengan syarat
populasi ang digunakan memiliki kemampuan sama yang dibuktikan dengan uji
keseimbangan dua kelompok sampel. Pengambilan sampel secara acak
diharapkan dapat memberikan hasil yang objektif dan mampu digeneralisasikan
kedalam populasi. Model pembelajaran Group Investigation (GI) diterapkan
kepada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional diterapkan
pada kelompok kontrol. Rancangan penelitian disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan penelitian
Group Treatment yang diberikan Postes
R1 X O1
R2 - O2
(Sugiono, 2011)
Keterangan :
R1 : Kelompok eksperimen
R2 : Kelompok kontrol
O : postes hasil belajar kognitif biologi
X : perlakuan dengan penerapan model pembelajaran GI
- : tanpa perlakuan (konvensional, metode pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Penelitian ini merupakan penelitian komparasi yang membandingkan
hasil belajar kognitif biologi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Selain
itu, penelitian ini juga membandingkan hasil belajar kognitif antara kelompok
siswa dengan gaya belajar auditori, visual, dan kinestetis, serta bertujuan untuk
mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dan
gaya belajar terhadap hasil belajar kognitif.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek penelitian yang menjadi target
kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian. Populasi merupakan
subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Populasi
penelitian yaitu siswa SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI IPA pada tahun
pelajaran 2011/2012, (Sukardi, 2008).
2. Sampel
Pengambilan sampel penelitian dimaksudkan agar penelitian lebih
mudah untuk dilaksanakan. Selain itu keterbatasan waktu, biaya dan tenaga
untuk memperoleh data dan mengolah data juga menjadi alasan penting bagi
peneliti untuk menggunakan sampel penelitian. Sampel adalah bagian dari
populasi yang sudah dapat mewakili populasi sebagai subjek penelitian
(Sukardi, 2008:54). Sampel yang baik adalah sampel yang dapat mewakili
populasi, sehingga kesimpulan yang didapat dari data sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi. Berdasar pada uji kesetimbagnan dan
keberagaman gaya belajar siswa dalam suatu kelas maka dapat ditentukan
sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok
sampel yaitu kelas XI IPA 1 sebanyak 31 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas
XI IPA 3 sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen. Setelah dilakukan uji
keseimbangan, kedua kelas tidak berbeda nyata atau dapat diartikan kedua
kelas memiliki kemampuan awal yang sama dan memiliki keberagaman
modalitas gaya belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik probabilitas
yaitu cluster randon sampling. Teknik kluster memilih sampel penelitian bukan
berdasarkan pada individual, tetapi kelompok subjek penelitian (Sukardi 2008).
Random sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara acak, hal ini
dilakukan sebab anggota populasi dianggap homogen (Riduwan, 2009) yang
dibuktikan dengan uji kesetimbangan. Karakteristik populasi yang bersifat
mengelompok dan homogen menjadi alasan utama bagi peneliti untuk
menggunakan teknik cluster randon sampling.
E. Pengumpulan Data
1. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang ditetapkan oleh
peneliti yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Sugiyono, 2011). Variabel
bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, sedangkan variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel bebas pada penelitian ini
adalah model pembelajaran Group Investigation (kelompok investigasi) yang
diterapkan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang
diterapkan pada kelompok kontrol, serta dominansi gaya belajar siswa yaitu
auditori, visual dan kinestetik.
Model pembelajaran Group Investigation merupakan desain
pembelajaran berbasis tugas. Model pembelajaran Group Investigation
(kelompok investigasi) menuntut siswa untuk mampu memecahkan suatu
masalah secara berkelompok dan pembagian tugas dibebankan kepada setiap
siswa. Kegiatan model pembelajaran Group Investigation menuntut siswa
untuk merencanakan apa yang harus disiapkan dan dipelajari untuk dapat
memecahkan masalah secara berkelompok (Suprijono, 2011).
Modalitas gaya belajar adalah kecenderungan seseorang untuk lebih
mudah menyerap informasi yang mereka terima (De Porter dan Hernacki,
2011). Menurut De Porter modalitas gaya belajar dapat digolongkan menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
tiga yaitu auditori, visual, dan kinstetis. Auditori merupakan kecenderungan
seseorang untuk lebih muda menyerap informasi dalam bentuk suara.
Kinestetik merupakan kecenderungan seseorang untuk lebih mudah menyerap
informasi dengan tindakan atau gerakan. Sedangkan Visual lebih mudah
menyerap informasi dalam bentuk gambar (Gunawan, 2003).
Hasil belajar kognitif merupakan hasil belajar yang menunjukkan
tingkatan pengetahuan siswa dalam proses belajar dalam periode tertentu.
Senada dengan pernyataan Sudjana (2010) yang menyatakan bahwa ranah
kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan kemampuan
intelektual yang meliputi enam tingkatan berpikir C1 hingga C6.
2. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran yang diterapkan
dan gaya belajar. Variasi model pembelajaran yang diterapkan yaitu model
pembelajaran Group Investigation dan metode konvensional. Variasi variabel
gaya belajar yaitu auditori, visual, dan kinetetis. Variabel penelitian disajikan
pada Tabel 3.2.
3. Data Penelitian
Data merupakan suatu keterangan yang mampu menggambarkan suatu
variabel penelitian (Winarsunu, 2002). Data dapat berupa data kualitatatif dan
data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kauntitatif
adalah data yang berupa angka atau bilangan. Menurut sifatnya, data
penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data komplemen
(data pelengkap). Data primer adalah data utama yang akan diolah dalam
penelitian. Data primer yang akan diolah adalah data gaya belajar, jenis model
pembelajaran yang diterapkan, dan data nilai hasil belajar kognitif. Secara
otomatis ketiga data ini ditetapkan sebagai variabel penelitian. Data
komplemen berfungsi sebagai data pendukung hasil penelitian dan sebagai
syarat suatu analisis penelitian. Data komplemen dalam penelitian ini adalah
data angket respon siswa terhadap penerapan GI dan data nilai UAS semester
I. Nilai UAS semester I digunakan dalam uji keseimbangan kelas kontrol dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kelas eksperimen. Sedangkan data angket respon siswa terhadap penerapan GI
digunakan sebagai data pendukung analisis pengaruh penerapan GI.
Tabel 3.2. Variabel Penelitian
No Variabel Indikator atau
dimensi
Instrumen Sumber
data
Jenis
data
1 Variabel bebas
1) Model
pembelajar
an Group
Investigatio
n yang
diterapkan
pada kelas
eksperimen
.
GI terlaksana
sesuai sintak
pada kelas
eksperimen
- Lembar
observasi
- Angket
respon
siswa
terhadap GI
- Observer
- Siswa
(sampel
penelitian
kelas
eksperim
en)
Nominal
2) Gaya belajar - Auditori
- Visual
- Kinestetis
Angket LSA
yang
distandarkan
secara
internasional
oleh Babara
Prasnigh
Siswa
(sampel
penelitian)
Nominal
2 Variabel terikat
1) Hasil belajar
kognitif
biologi
- Mengingat
(C1)
- Memahami
(C2)
Postes Siswa
(sampel
penelitian)
Interval
- Mengaplikasi
kan (C3)
- Menganalisis
(C4)
- Mengevaluasi
(C5)
- Mencipta
(C6)
Berdasarkan tingkat pengukurannya, data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data nominal dan data interval. Data gaya belajar
merupakan data yang dapat digolongkan kategori-kategori yang terpisah yaitu
auditori, visual, dan kinestetis sehingga data gaya belajar termasuk kedalam
data nominal. Selain data gaya belajar, angket respon siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penerapan Group Investigation juga merupakan data nominal. Kepuasan siswa
terhadap penerapan GI dikategorikan kedalam empat kelompok yaitu sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Selain gaya belajar dan
kepuasan siswa terhadap penerapan GI, model pembelajran yang diterapkan
juga termasuk kedalam data nominal yang dikategorikan menjadi dua yaitu
model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran GI. Data hasil
belajar kognitif dan UAS semester I merupakan data yang berbentuk skala.
Kedua data ini memiliki interval yang dapat dibandingkan serta batas antar
variasi nila jelas, sehingga hasil belajar kognitif dan UAS semester I termasuk
kedalam data interval.
Menurut sumber data, data-data dalam penelitian ini dapat digolongkan
kedalam dua kelompok data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber data yaitu siswa. Data
yang termasuk dalam data primer adalah data nilai hasil belajar kognitif, data
gaya belajar siswa, dan data kepuasan siswa terhadap GI. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari pihak kedua yaitu dokumen nilai UAS
semester I dari pihak sekolah ataupun guru.
4. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara memperoleh data secara langsung
dari dokumen-dokumen yang telah ada (Budiyono, 2003). Metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai UAS semester I yang
berfungsi sebagai data untuk menguji keseimbangan dua kelas sampel.
Kedua kelas sampel tersebut adalah kelas XI IPA 3 dan XI IPA 1.
b. Angket
Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang telah
menyediakan jawaban bagi responden. Angket LSA (Learning Style
Analysis) versi senior yang berstandar internasional dengan author
Prashnig digunakan untuk memperoleh data tipe gaya belajar berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
modalitas. Angket LSA berisi sekumpulan daftar pertanyaan tertulis
tentang indikator-indikator pada setiap dimensi gaya belajar. Angket LSA
merupakan instrumen penilaian gaya belajar yang dikembangkan oleh
Prashnig berkolaborasi dengan Dunn. Penggunaan LSA telah cukup
meluas dan bersifat lintas budaya. Prashnig telah mengembangkan LSA
selama sepuluh tahun untuk murid-murid sekolah dasar dan sekolah
menengah serta mahasiswa. Selama sepuluh tahun Prashnig berkeliling
dunia untuk mengembangkan LSA diberbagai budaya yang berbeda mulai
dari Arab, Eropa, Amerika, Australia , dan Cina (Prashnig, 2007). LSA
dibuat atas dasar keragaman gaya belajar setiap siswa. Secara garis besar,
terdapat tujuh penggolongan gaya belajar dan dikembangkan oleh ahli
yang berbeda. Salah satu ahli tersebut adalah De Porter dan Hernacki yang
menggolongkan gaya belajar berdasarkan modalitas (Gunawan, 2003).
LSA dibuat di New Zealand oleh Creative Learning Company dengan
Prashnig sebagai direktur Training and Research. Dari uraian diatas dapat
disimpulakan bahwa angket LSA dapat digunakan dalam penelitian ini dan
tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas lagi.
Selain angket LSA, siswa juga diminta untuk mengisi angket
respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation. Angket
tersebut memuat tentang bagaimana sikap siswa terhadap model
pembelajaran Group Investigation yang telah diterapkan. Dari angket ini,
dapat diketahui kepuasan siswa terhadap penerapan model pembelajaran
Group Investigation.
c. Tes
Hasil belajar kognitif diperoleh dengan menggunakan tes. Tes
berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 butir dan tes
berbentuk uraian sebanyak 5 butir. Tes objektif sebagian besar digunakan
untuk membidik kemampuan kognitif tingkat C1 sampai C4, sedangkan
tingkat C5 dan C6 sebagian besar terdapat pada tes kognitif berbentuk
uraian. Metode tes merupakan sekumpulan pertanyaan tertulis yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dikerjakan oleh subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan berpikir
atau tingkat pengetahuan subjek penelitian (Riduwan, 2009).
d. Observasi
Lembar observasi (LO) digunakan dalam penelitian ini yang
berfungsi untuk mengetahui sekaligus mengontrol keterlaksanaan sintak
model pembelajaran Group Investigation. LO berisi tentang indikator
tahap-tahap yang ada dalam model pembelajaran Group Investigation.
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian secara langsung (Riduwan,
2009).
5. Teknik Penyusunan Instrumen
Teknik penyusunan instrumen pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Pengukuran Hasil Belajar Kognitif Biologi
Pengukuran hasil belajar kognitif biologi menggunakan tes objektif
(pilihan ganda) sebanyak 40 butir soal dan 5 butir soal berbentuk uraian.
Soal meliputi 6 tingkatan ranah kognitif yaitu mengingat (C1), memahami
(C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C6) dan
mencipta (C6). Sebelum tes kognitif digunakan, tes kognitif perlu disusun
secara sistematis. Langkah pertama dalam menyusun tes kognitif adalah
menentukan materi yang akan diujikan sesuai dengan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan. Kedua, menyusun indikator-
indikator kognitif sesuai Kompetensi Dasar. Langkah ketiga adalah
menentukan jenis dan jumlah soal yang akan diujikan. Selanjutnya,
menyusun butir soal sesuai indikator yang telah disusun. Soal yang telah
disusun diuji cobakan kepada responden untuk mengetahui tingkat
validitas dan reliabilitas soal. Pada penelitian ini soal hanya menggunakan
validitas konstruk dan isi, sehingga reliabilitas soal tidak teruji. Soal yang
tidak memenuhi syarat validasi direvisi kemudian dikonsultasikan kembali
kepada expert. Setelah soal benar-benar valid konstrtuk dan isi. Soal siap
digunakan untuk mengabil data (Budiyono, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Pengukuran Gaya Belajar
Pengukuran gaya belajar siswa menggunakan angket LSA
(Learning Style Analyze). LSA merupakan standar internasional yang
disusun oleh Barbara Prashnig. Angket LSA masih dalam bentuk bahasa
Inggris kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Angket LSA
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket LSA tingkat senior
yang ditujukan untuk usia 13 hingga 17 tahun. Angket ini terdiri dari 196
butir pernyataan dan di antaranya terdapat 36 butir pernyataan yang
memuat indikator-indikator ketiga dimensi gaya belajar.
LSA merupakan angket tertutup dimana responden diminta untuk
memberikan tanda chek (√) pada pernyataan yang sesuai dengan kondisi
psikologi yang ada dalam diri responden. Penentuan dominansi gaya
belajar dilakukan dengan menjumlahkan tanda chek pada setiap dimensi
gaya belajar. Dimensi gaya belajar yang memiliki jumlah check terbanyak
adalah kecenderungan gaya belajar seorang siswa. Sehingga data gaya
belajar setiap siswa dapat ditentukan dan diambil sebagai data penelitian.
Tabel 3.3. Dimensi Gaya Belajar
Dimensi Deskripsi No.Soal
Auditori Lebih mudah menyerap informasi dalam bentuk
suara dan sangat sensitif terhadap intonasi atau
ritme suatu suara. Memiliki kecakapan untuk
berdiskusi dan mudah berkonsentrasi hanya
dengan mendengarkan ceramah.
1, 2, 3
Visual Lebih mudah menyerap informasi dalam bentuk
gambar, serta mampu memvisualisasikan benda
atau hasil pikiran secara jelas. Memiliki daya
imajinasi kuat.
4, 5, 6
Kinestetis Gaya belajar kinestetis lebih mudah belajar
melalui melakukan tindakan secara
langsung.Konsentrasi mudah hilang saat hanya
mendengarkan suatu ceramah.
7, 8, 9
(De Porter dan Hernacki, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Pengukuran Keterlaksanaan Sintaks Group Investigation
Keterlaksanaan sintaks diukur menggunakan Lembar observasi
(LO). Lembar observasi berisi indikator-indikator tahap-tahap yang ada
dalam model pembelajaran Group Investigation. LO dalam penelitian ini
mengguanakan daftar chek (√) yang terdiri dari tiga kategori yaitu tidak
terlaksana, terlaksana dengan baik, dan terlaksana tetapi kurang sempurna.
Lembar observasi meliputi pengamatan aktivitas guru dan siswa. Lembar
observasi diisi oleh dua observer dan peneliti.
d. Pengukuran Respon Siswa Terhadap Group Investigation
Respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation
diukur mengguanakan angket tertutup dengan menyediakan 4 alternatif
jawaban. Angket disusun berdasar kisi-kisi angket yang merujuk pada
permasalahan. Angket disusun menggunakan bahasa baku dan mudah
dimengerti. Kisi-kisi angket respon siswa terhadap model pembelajaran
Group Investigation disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap Group Investigation.
Indikator No.Soal
Ketertarikan terhadap model pembelajaran Group
Investigation.
1
Termotivasi dengan model pembelajaran Group
Investigation.
2
Kemudahan dalam memahami materi 3,4,5,9
Meningkatkan keaktifan siswa 6,7,8,12,14,
Keinginan menerapkan model pembelajaran Group
Investigation pada materi biologi yang lain.
16
F. Validasi Instrumen Penelitian
Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen instrumen tes kognitif.
Validitas adalah derajat kemampuan suatu alat ukur (instrumen) untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sukardi, 2008). Angket LSA merupakan angket gaya
belajar yang sudah dibakukan oleh Barbara Prashnig sehingga tidak perlu dikaji
ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Sebelum tes kognitif diujikan kepada sampel penelitian untuk
mengambil data, terlebih dahulu tes kognitif harus divalidasi. Validasi pada
penelitian ini menggunakan validasi isi dan konstruk oleh expert (ahli). Validasi
dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas instrument tes kognitif.
a. Validitas Isi
Validitas isi bertujuan untuk mengetahui ketepatan materi yang
diteskan dalam instumen tes kognitif terhadap keseluruhan materi yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Validasi isi dilakukan dengan cara
membandingkan isi instrument dengan SK (Standar Kompetensi), KD
(Kompetensi Dasar) yang telah ditetapkan oleh pemerintah serta indikator
yang telah disusun berdasarkan SK dan KD. Instrumen kognitif telah
divalidasi oleh ahli yaitu Harlita, S.Si., M.Si. Hasil validasi isi instrumen
kognitif lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Validasi isi dapat
dikontrol dengan cara mengidentifikasi konsep-konsep yang ada pada pokok
bahasan yang akan diujikan sesuai dengan SK dan KD yang telah ditetapkan.
Kemudian menyusun kisi-kisi dari pokok bahasan yang akan diujikan.
Menyusun soal tes sesuai kisi-kisi dan menyusun kunci jawaban serta
menyusun rubrik penilaian sesaat setelah soal tes disusun. Langkah terakhir
adalah meneliti ulang soal yang telah disusun sebelum diperbanyak dan
digunakan (Budiyono, 2003).
b. Validitas Konstruk
Kognitif merupakan kemampuan yang menunjukkan tingkat berfikir
dan pengetahuan seseorang setelah belajar. Dalam ranah kognitif, kita
mengenal adanya Taksonomi Bloom. Bloom mengkategorikan tingkatan ranah
kognitif kedalam enam domain dari C1 hingga C6. Soal tes penelitian ini
memuat keenam tingkatan tersebut. Untuk mengukur ketepatan soal dalam
membidik keenam domain kognitif, maka dilakukan validasi konstruk.
Validasi konstruk merupakan jenis validasi yang mengukur sejauh mana soal
yang telah dibuat tepat untuk mengukur tingkatan kemampuan yang
diinginkan. Validasi konstruk dapat dikontrol dengan menentukan domain-
domain yang ada dalam ranah kognitif (Budiyono, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
G. Analisis Data
Hipotesis penelitian diuji dengan analisis Two Way Anova Main Effect and
Interaction Effect. Anova merupakan uji statistik yang berfungsi menguji
perbedaan antar kelompok sampel (Winarsunu, 2002). Selain menguji perbedaan
antar kelompok sampel, Anova juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya
pengaruh interaksi antar variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menggunakan Two Way Anova Main Effect and Interaction Effect (Ghozali,
2009).
Uji keseimbangan menggunakan uji t-test. Sedangkan uji prasyarat Anava
maupun t-test menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dan uji Levene’s. Uji
Kolmogorov_Smirnov untuk menguji normalitas dan uji Levene’s untuk uji
homogenitas.
1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok belum dikenai
perlakuan. Uji keseimbangan berfungsi untuk mengetahui apakah kemampuan
kedua kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Data
yang digunakan adalah nilai UAS semester I kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3.
Data nilai UAS semester I didapatkan dengan metode dokumentasi. Uji
keseimbangan menggunakan uji t-test dengan bantuan SPSS 16. Sebelumnya
uji normalitas Kolmogorov_Smirnov dan uji homogenitas Levene’s perlu
dilakukan sebagai uji prasyarat statistik parametrik.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas pada penelitian ini mengguankan uji
Kolmogorov_Smirnov dengan bantuan SPSS 16.
1) Hipotesis
H0 : data terdistribusi normal
H1 : data terdistribusi tidak normal
2) Taraf signifikansi 5% (α = 0,05)
3) Keputusan uji
Data terdistribusi normal jika (p) > 0,05 (H0 diterima)
Data tedistribusi tidak normal (p) < 0,05 (H1 ditolak)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov_Smirnov pada
Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 dan lebih lengkap dan jelas dapat dilihat pada
lampiran 4.
4) Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi (p) lebih dari 0,05, maka keputusan uji H0 diterima. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal.
Tabel 3.5. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Nilai signifikansi
(p)
Kriteria Keputusan Uji H0,
terdistribusi
XI IPA 3
(Eksperimen)
0,952 p > 0,05 Diterima, Normal
XI IPA 1
(Kontrol)
0,882 p > 0,05 Diterima, Normal
Tabel 3.6. Hasil Uji Normalitas Gaya Belajar
Dimensi Gaya
Belajar
Nilai
signifikansi (p)
Kriteria Keputusan Uji H0,
terdistribusi
Auditori 0,601 p > 0,05 Diterima, Normal
Visual 0,080 p > 0,05 Diterima, Normal
Kinestetik 0,523 p > 0,05 Diterima, Normal
b) Uji Homogenitas
Uji homogennitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s
dengan bantuan SPSS 16.
1) Hipotesis
H0 : data homogen
H1 : data tidak homogen
2) Taraf signifikansi 5% (α = 0,05)
3) Keputusan uji
Data homogen jika (p) > 0,05 (H0 ditolak)
Data tidak homogen jika (p) < 0,05 (H1 ditolak)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Hasil uji homogenitas menggunakan uji Lenene’s pada Tabel 3.7
dan Tabel 3.8 dan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 3.7. Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Uji Nilai
Signifikansi (p)
Kriteria Keputusan Uji H0,
terdistribusi
Homogenitas 0,720 p > 0,05 Diterima,
Homogen
Tabel 3.8. Hasil Uji Homogenitas Gaya Belajar
Uji Nilai
Signifikansi (p)
Kriteria Keputusan Uji H0,
terdistribusi
Homogenitas 0,204 p > 0,05 Diterima,
Homogen
4) Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 3.7 dan 3.8 menunjukkan bahwa nilai
signifikansi (p) lebih dari 0,05; maka keputusan uji H0 diterima. Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa setiap kategori variabel independen
memiliki harga varian yang homogen.
c) Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan pada penelitian ini menggunakan t-test dengan
bantuan SPSS 16.
1) Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
H1 : ada perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
2) Taraf uji signifikan 5% (α = 0,05)
3) Keputusan uji
H0 diterima jika nilai signifikansi (p) > 0,05
H1 ditolak jika nilai signifikansi (p) < 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Uji keseimbangan kemampuan awal secara lengkap pada lampiran
4 dan secara ringkas pada Tabel 3.9 dan 3.10.
4) Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa sampel Lenene’s
Test menunjukkan p > 0,05 maka dapat disimpulkan masing-masing
kelompok sampel memiliki varian yang sama. Dengan demikian, hasil
uji menggunakan Equal Variances Assumed dengan probabilitas
signifikansi 0,064 > 0,05 dan nilai t adalah -1.888. Hal tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kemampuan awal yang sama (seimbang) sehingga memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai sampel penelitian. Dari Tabel 3.10
menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti
kemampuan awal antara ketiga kelopok gaya belajar seimbang (sama).
Tabel 3.9. Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Uji
Keseimbangan
Tipe
Asumsi
F Sig t Sig. (2-
tailed)
Nilai UAS 1 Equal
variances
assumed
0,163 0,688 -1,934 0,058
Equal
variances
not
assumed
-1,934 0,058
Tabel 3.10. Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Gaya Belajar
Uji
Keseimbangan
F Sig Kriteria Keputusan Uji H0,
terdistribusi
Nilai UAS 1 2,700 0,076 p > 0,05 Diterima, Seimbang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Uji Prasyarat
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof-
Smirnov dengan bantuan program SPSS 16. Data dikatakan berdistribusi
normal jika mendekati hukum sebaran gauss. Grafik data yang
berdistribusi normal berbentuk seperti lonceng.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk mengetahui
kehomogenitasan sampel uji digunakan uji Lenene’s dengan bantuan SPSS
16. Data yang homogen adalah data yang memiliki standar deviasi kecil
yang berarti bahwa data tersebut memiliki varian yang kecil atau dengan
kata lain memiliki varian yang hampir sama dalam setiap kategori variabel
independen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji Two Way Anova Main
Effect and Interaction Effect dengan bantuan SPSS 16. Uji hipotesis berfungsi
untuk mengetahui hipotesis penelitian dapat diterima atau ditolak. Hipotesis
penelitian harus diubah menjadi hipotesis statistik agar dapat dianalisis
menggunakan analisis statistik. Anava Main Effect and Interaction Effect
digunakan untuk menguji pengaruh model pembelajaran Group Investigation
dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif biologi, serta pengaruh
interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dengan gaya belajar
siswa terhadap hasil belajar kognitif biologi. Data kognitif yang diuji berasal
dari nilai postes dan data gaya belajar berasal dari angket LSA (Learning Style
Analyze). Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif,
sedang variabel bebas adalah model pembelajaran dan gaya belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Group Investigation (Kelompok Investigasi), dominansi gaya belajar, serta
interaksi antara model pembelajaran Group Investigation dan dominansi gaya
belajar tehadap hasil belajar kognitif biologi. Penelitian ini menggunakan dua
kelompok sampel yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3. Kelas XI IPA 1 sebagai
kelompok kontrol dengan metode konvensional (metode yang biasa diterapkan
oleh guru), sedangkan kelas XI IPA 3 sebagai kelompok eksperimen dengan
penerapan model pembelajaran Group Investigation.
Data penelitian diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Data penelitian adalah nilai postes dari hasil belajar kognitif pada bab
sistem reproduksi manusia dan dominansi gaya belajar siswa. Nilai postes
berfungsi sebagai sumber data untuk menguji hipotesis penelitian. Nilai postes
juga berfungsi sebagai dasar untuk menentukan kualitas hasil belajar kognitif pada
kelompok ekperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Data gaya belajar
siswa digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar tehadap hasil belajar
kognitif biologi yang diuji dengan uji statistik
Instrumen penelitian menggunakan angket LSA (Learning Style Analyze)
tingkat senior yang telah distandarkan oleh Prashnig (2001). Angket LSA terdiri
dari 36 butir pernyataan yang memuat indikator-indikator ketiga dimensi gaya
belajar. Penelitian ini juga menggunakan instrumen tes kognitif untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dan tingkat berfikir siswa. Tes kognitif yang digunakan
memuat enam tingkatan ranah kognitif dari C1 hingga C6. Hasil penelitian, olahan
data, dan pembahasan disajikan sebagai berikut :
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Ditinjau Dari Gaya Belajar
Data dominansi gaya belajar diperoleh dari angket LSA dari Prashnig
(2001). Data merupakan data nominal yaitu berupa pengkategorian dominansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
gaya belajar meliputi auditori, kinestetis, dan visual. Penentuan dominansi
gaya belajar diperoleh dengan cara menjumlahkan tanda chek yang paling
banyak pada setiap dimensi gaya belajar. Data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 1 dan secara ringkas disajikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.
Tabel 4.1.Distribusi Gaya Belajar Kelas Kontrol
NO. Dimensi Gaya Belajar Frekuensi Prosentase
1 Auditori 14 45%
2 Visual 10 32%
3 Kinestetis 7 23%
Jumlah 31
Gambar 4.1. Distribusi Gaya Belajar Kelas Kontrol
Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kelas kontrol
memiliki siswa dengan karakteristik gaya belajar auditori paling
mendominansi dibandingkan dengan gaya belajar visual dan kinestetis.
Selanjutnya, data dominansi gaya belajar kelas eksperimen disajikan
secara ringkas pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2.
0
2
4
6
8
10
12
14
Auditori Visual Kinestetis
14
10
7
Fre
kue
nsi
Dimensi Gaya Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4.2. Distribusi Gaya Belajar Kelas Eksperimen
NO. Dimensi Gaya Belajar Frekuensi Prosentase
1 Auditori 16 52%
2 Visual 7 23%
3 Kinestetis 8 26%
Jumlah 31
Gambar 4.2. Distribusi Gaya Belajar Kelas Eksperimen
Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kelas ekperiman memiliki siswa
dengan gaya belajar auditori sebesar 52%, siswa dengan gaya kinestetis 26%,
dan yang terakhir siwwa dengan gaya belajar visual sebesar 23%. Tabel 4.2
dan Ganbar 4.2 menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki siswa dengan
karakteristik gaya belajar auditori yang paling mendominansi diantara kedua
gaya belajar. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 dapat dijelaskan bahwa gaya belajar
yang umumnya dimiliki oleh siswa adalah gaya belajar auditori.
Data penelitian hasil belajar kognitif biologi pada kelompok siswa
dengan gaya belajar auditori, gaya belajar visual, dan gaya belajar kinestetik,
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan secara ringkas disajikan pada
Tabel 4.3 dan Gambar 4.3.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Auditori Visual Kinestetis
16
7 8
fre
kue
nsi
Dimensi Gaya Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar Konitif pada Variabel Gaya Belajar Hasil Statistik Gaya Belajar
Auditori Gaya Belajar
Visual Gaya Belajar
Kinestetik Mean 73,73 66,52 69,60
Standart Deviasi 11,23 10,67 8,29 Variance 126,20 113,89 68,69 Minimum 52 52 58 Maximum 91 79 82
N 30 17 15
Gambar 4.3. Distribusi Hasil Belajar Kognitif pada Variabel Gaya Belajar
Dari Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai hasil belajar
kognitif yang paling tinggi adalah siswa dengan gaya belajar auditori (73,73)
disusul dengan siswa dengan gaya belajar kinestetis (69,6), dan yang terendah
adalah siswa dengan gaya belajar visual (66,53). Namun perbedaan rata-rata
nilai hasil belajar tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan. Ketiga kelompok gaya belajar memiliki perbedaan hasil belajar
kognitif yang tidak terpaut jauh.
2. Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Model Pembelajaran
Data hasil belajar kognitif diperoleh dengan menggunakan instrumen
tes kognitif pada bab sistem reproduksi manusia. Tes kognitif yang digunakan
60.000
62.000
64.000
66.000
68.000
70.000
72.000
74.000
Auditori Visual Kinestetis
73.73
65.29
69.60
Rat
a-ra
ta N
ilai
Dimensi Gaya Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
memuat enam tingkatan ranah kognitif yang meliputi C1, C2, C3, C4, C5, dan
C6. Tes kongnitif terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Soal
berbentuk pilihan ganda sebagian besar memuat tingkatan C1, C2, C3, dan C4.
Sedangkan soal berbentuk essay sebagian besar memuat tingkatan C5 dan C6.
Data hasil belajr diperoleh dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol yang beranggotakan 32 siswa,
sedangkan kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang beranggotakan
sebanyak 31 siswa.
Deskripsi data hasil belajar kognitif dibagi menjadi tiga bagian yaitu
deskripsi data nilai hasil belajr kognitif, tingkatan hasil belajar kognitif, dan
data kategori domain kognitif. Data nilai hasil belajar kognitif selanjutnya
akan diolah dengan uji Two Way Anova Main Effect and Interaction Effect,
sedang data kategori domain kognitif akan dianalisis dalam pembahasan.
a) Data Nilai Hasil Belajar Kognitif
Data hasil belajar kognitif diperoleh setelah siswa kelompok
sampel mengerjakan tes kognitif. Nilai diperoleh dari jawaban soal pilihan
ganda dan soal essay. Nilai berskala 100. Distribusi nilai hasil belajar kelas
kontrol disajikan dalam Tabel 4.4 dan Gambar 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol
No. Nilai Frekuensi
1 52-57 5
2 58-63 9
3 64-69 6
4 70-75 6
5 76-81 4
6 82-87 1
Jumlah 31
Sebaran nilai kognitif kelas kontrol terlihat membentuk lonceng.
Hal ini sesuai dengan hukum gauss dan dapat mengindikasikan bahwa
sebaran nilai kognitif kelas kontrol normal. Pada Tabel 4.4 dan Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4.4 juga dapat diinterpretasikan bahwa nilai yang paling mendominasi
adalah kelas kedua dengan batas kelas 58 dan 63.
Gambar 4.4. Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol
Distribusi nilai hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen
disajikan pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5
Tabel 4.5. Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen
No. Nilai Frekuensi
1 53-60 4
2 61-68 3
3 69-76 6
4 77-84 14
5 85-92 3
6 93-100 1
Jumlah 31
Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 menunjukkan bahwa sebaran nilai hasil
belajar kognitif menyerupai lonceng. Hal ini dapat diartikan bahwa
sebaran nilai hasil belajar kognitif normal. Nilai yang mendominasi adalah
kelas keempat dengan batas kelas 77 dan 84. Interval kelas ekperimen
lebih lebih lebar dibanding kelas kontrol yaitu 7 untuk kelas ekperimen
dan 5 untuk kelas kontrol. Interval yang lebih lebar dapat diartikan bahwa
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
52-57 58-63 64-69 70-75 76-81
5
9
6 6
4
Fre
kue
nsi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
kelas ekperimen memiliki variansi lebih besar. Perbandingan deskripsi
statistik antara kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Gambar 4.5. Distribusi Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen
Tabel 4.6 Deskripsi Statistik Nilai Hasil Belajar Kognitif
Hasil Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
N 31 31
Nilai Maksimum 96 84
Nilai Minimum 54 52
Mean 75,74 65,77
Standar Deviasi 10,22 8,87
Variansi 104,46 78,65
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa kelas kontrol dan kelas
ekperimen memiliki jumlah siswa yang seimbang yaitu 31 siswa. Nilai
minimum dan maksimum antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
terpaut jauh. Standar deviasi dan variansi kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan kelas kontrol. Standar deviasi yang lebih besar
mengindikasikan bahwa data nilai kognitif kelas eksperimen lebih
heterogen disbanding kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata
hasil belajar kognitif lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata skor
0
2
4
6
8
10
12
14
53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
4 3
6
14
3
1
Fre
kue
nsi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
hasil belajar kognitif kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat digambarkan
pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.6 menginterpretasikan bahwa kelas ekperimen memiliki
rata-rata nilai kognitif jauh lebih baik dibanding rata-rata nilai kognitif
kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai kognitif sebesar
75,74 dan kelas kontrol memilki rata-rata nilai kognitif sebesar 65,77. Dari
gambar 4.5 dapat dijelaskan bahwa kedua kelas memiliki rata-rata nilai
kognitif yang berbeda, tetapi untuk mengetahui apakah kedua kelas
tersebut memiliki perbedaan yang signifikan , maka perlu dilakukan uji
statistik menggunakan Anava.
b) Data Kategori Domain Kognitif
Tes kognitif yang digunakan memuat keenam tingkatan kognitif.
Keenam tingkatan kognitif meliputi mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mencipta (C6). Deskripsi data perolehan pada masing-masing kategori
dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.7.
60.0000
62.0000
64.0000
66.0000
68.0000
70.0000
72.0000
74.0000
76.0000
Eksperimen Kontrol
75.74
65.77
Rat
a-ra
ta N
ilai
Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.7. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Kognitif dan Pada Tiap
Kategori Domain Kognitif
No.
Tingkatan Rata-rata Nilai
Eksperimen Kontrol
1 Mengingat (C1) 81 71
2 Memahami (C2) 75 66
3 Mengaplikasikan (C3) 72 63
4 Menganalisis (C4) 65 53
5 Mengevaluasi (C5) 60,97 49,58
6 Mencipta (C6) 85,16 80,97
Gambar 4.7. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Kognitif pada Tiap Kategori
Domain Kognitif.
Tabel 4.7 dan Gambar 4.7 menunjukkan bahwa kelas eksperimen
memiliki rata-rata nilai hasil belajar kognitif lebih tinggi pada setiap
kategori domain kognitif. Gambar 4.7 juga menunjukkan bahwa masing
masing-masing kelompok sampel memiliki rata-rata nilai yang baik pada
kategori C1 (menghafal) dan rata-rata nilai kedua kelompok sampel
semakin menurun seiring dengan tingkatan domain kognitif. Rata-rata nilai
yang paling rendah dari kedua kelompok sampel adalah domain C5
(mengevaluasi). Sedangkan rata-rata nilai yang tertinggi dari kedua
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
C1 C2 C3 C4 C5 C6
81 75 72
65 60.97
85.16
71 66 63
53 49.58
80.97
Rat
a-ra
ta N
ilai
Kategori Domain Kognitif
Eksperimen
Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
kelompok sampel adalah kategori C6 (mencipta). Perbedaan yang paling
jauh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah pada
kategori domain C5 dimana rata-rata nilai kelas eksperimen 60,97
sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 49,58. Kelas ekperimen memiliki
rata-rata nilai kognitif lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal ini
mengindikasikan bahwa model pembelajaran Group Investigation mampu
membidik kemampuan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking)
khususnya pada domain C4, C5, dan C6.
3. Data Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Interaksi Model Pembelajaran
dan Gaya Belajar.
Gaya belajar adalah kecenderungan seseorang untuk menyerap
informasi dengan mudah. Mengenali gaya belajar merupakan langkah awal
untuk menentukan metode yang tepat dalam belajar. Kesesuaian antara gaya
belajar yang dimiliki oleh siswa di kelas dengan penerapan model
pembelajaran, sangat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar. Berikut
ini merupakan data hasil belajar biologi siswa pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen ditinjau dari gaya belajar biologi siswa.
Data penelitian hasil belajar kognitif biologi kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen ditinjau dari gaya belajar siswa, selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 5 dan secara ringkas disajikan pada Tabel 4.8 dan
diagram batang pada Gambar 4.8.
Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Interaksi antara Model
Pemebelajaran dan Gaya Belajar
Hasil
Statistik Gaya Belajar Auditori Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Kinestetik
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Mean 69,07 77,81 61,80 73,29 64,86 73,75 StDev 8,62 11,90 10,06 7,83 5,24 8,46 Variance 74,38 141,50 113,26 61,24 27,48 71,64
Minimum 52 54 52 67 58 58 Maximum 84 91 79 94 71 82 N 14 16 10 7 7 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 4.8. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Interaksi antara
Model Pembelajaran dan Gaya Belajar.
Selain dengan diagram batang Tabel 4.7 juga dapat digambarkan
dengan grafik pada Gambar 4.8.
Gambar 4.9. Grafik Hasil Belajar Kognitif Ditinjau dari Interaksi Model
Pembelajaran dengan Gaya Belajar.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Auditori Visual Kinestetis
77.81 73.28 73.75
69.07
61.8 64.86
Rat
a-ra
ta N
ilai
Dimensi Gaya Belajar
Eksperimen
Kontrol
77.8125 73.2857 73.75
69.0714
61.8 64.8571
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Auditori Visual Kinestetis
Eksperimen
Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dari Tabel 4.8, Gambar 4.8, dan Gambar 4.9 dapat diinterpretasikan
bahwa ketiga dimensi gaya belajar pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
nilai hasil belajar kognitif lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Tabel 4.8,
Gambar 4.8, dan Gambar 4.9 juga menjelaskan bahwa gaya belajar auditori
baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai kognitif
lebih tinggi dibanding kedua gaya belajar yang lain. Dari grafik tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa bahwa bentuk kurva gaya belajar baik pada kelas
kontrol maupun kelas eksperimen tidak bersilangan yang berarti tidak ada
pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil
belajar.
4. Deskripsi Data Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Group
Investigation
Angket respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation
menjelaskan tentang motivasi, ketertarikan, pemahaman materi dan
pengembangan penerapan model pembelajaran Group Investigation. Anket
respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation digunakan
untuk mengeahui sikap siswa terghadap penerapan model pembelajaran Group
Investigation. Angket ini dibagikan kepada siswa kelas eksperimen setelah
siswa mngikuti postes. Untuk lebih jelas tentang respon respon siswa terhadap
model pembelajaran Group Investigation beserta indikator angket dapat dilihat
pada Tabel 4.9.
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa :
1) Terdapat 83,9% siswa tertarik dengan penerapan model pembelajaran
Group Investigation dan siswa yang tidak tertarik dalam penerapan model
pembelajaran Group Investigation sebesar 16,1 %.
2) Angket respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation
menunjukkan bahwa hanya 71% termotivasi dengan penerapan model
pembelajaran Group Investigation, sebesar 64,5%, dan siswa yang tidak
termotivasi dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation
sebesar 29%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.9. Respon siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation.
Indikator No.
Soal
Frekuensi (%)
SS S TS STS
Menunjukkan ketertarikan terhadap
model pembelajaran Group
Investigation.
1 9,7 74,2 16,1 0
Menunjukkan sikap siswa lebih
termotivasi dengan model
pembelajaran Group Investigation.
2 6,5 64,5 29 0
Menunjukkan sikap siswa lebih
mudah dalam memahami materi.
3,4,5,9 10,5 75 14,5 0
Meningkatkan keaktifan siswa 6,7,8,12,14 5,8 86,5 7,7 0
Menunjukkan keinginan menerapkan
model pembelajaran Group
Investigation pada materi yang lain.
16 16,1 77,4 6,5 0
3) Sebagian kecil siswa (85,5%) mudah memahami materi biologi dengan
penerapan model pembelajaran Group Investigation, sedangkan siswa
yang merasa kesulitan memahami materi biologi dengan penerapan model
pembelajaran Group Investigation sebesar 14,5%.
4) Sebagian besar (92,3%) siswa merasa penerapan model pembelajaran
Group Investigation mampu meningkatkan keaktifan mereka. Sedangkan
siswa yang merasa penerapan model pembelajaran Group Investigation
tidak mampu meningkatkan keaktifan mereka sebesar 7,7%.
5) Hampir seluruh siswa (93,5%) ingin menunjukkan keinginan untuk
menerapkan model pembelajaran Group Investigation pada materi biologi
yang lain, sedangkan siswa yang tidak memiliki minat untuk menerapkan
model pembelajaran Group Investigation pada materi biologi yang kain
sebesar 6,5 %
5. Deskripsi Data Lembar Observasi
Observasi keterlaksanaan sintaks dilakukan untuk menjaga kualitas
penerapan model pembelajaran Group Investigation agar berjalan sesuai
dengan sintaks. Dalam pelaksanaannya, guru dan peneliti melakukan
koordinasi dalam penerapan model pembelajaran Group Investigation. Selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
proses pembelajaran aktivitas guru dan aktivitas siswa di observasi oleh
peneliti dan observer. Data observasi disajikan dalam bentuk Tabel.
a) Observasi Aktivitas Guru
Observasi bertujuan untuk mengukur ketaatan guru dalam
menjalankan sintaks Group Investigation. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kualitas pemebalajaran. Hasil observasi disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Observasi Aktivitas Guru
Tahap Aktivitas Guru Keterlaksanaan *)
Perulangan Sintaks
1 2 3 4
Apersepsi
dan motivasi
Membuka pelajaran dan
mengucap salam
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Mempersiapkan kesiapan
siswa
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Memberikan apersepsi dan
motivasi dengan mengajukan
beberapa pertanyaan
(T)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Grouping
(Sintaks
Tahap I)
Menampilkan topik
permasalahan terkait sistem
reproduksi
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Membagi siswa dalam
kelompok
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Meminta siswa memilih sub
topik yang akan di investigasi
√
(B)
√
(B)
√
(K)
√
(K)
Planning
(Sintaks
Tahap II)
Membimbing siswa
merencanakan apa yang akan
dipelajari/diinvestigasi
berdasarkan sub topik yang
telah dipilih
√
(B)
√
(K)
√
(K)
√
(K)
Investigation
(Sintaks
Tahap III)
Membimbing siswa selama
kegiatan diskusi
kelompok/investigasi
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Organizing
(Sintaks
Tahap IV)
Meminta setiap kelompok
untuk menyiapkan laporan
akhir berdasarkan hasil diskusi
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Presenting
(Sintaks
Tahap V)
Meminta setiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusi
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Memberi kesempatan siswa
untuk mengajukan pertanyaan
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tahap Aktivitas Guru Keterlaksanaan *)
Perulangan Sintaks
1 2 3 4
Konfirmasi Memberi kesempatan siswa
untuk menyimpulkan materi
yang diperoleh
(T)
(T)
(T)
√
(B)
Memberi konfirmasi terhadap
hasil pembelajaran
√
(K)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Evaluasi
(Sintaks
TahapVI)
Memberi evaluasi dengan
mengajukan pertanyaan
kepada siswa
(T)
(T)
(T)
√
(B)
Penutup Memberi tugas
(T)
√
(K)
√
(K)
√
(B)
Menutup pembelajaran dengan
salam
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
*) Keterangan : B = Baik, K = Kurang, T = tidak terlaksana
Pada pertemuan pertama, sintaks Group Investigation kurang
berjalan secara maksimal.Guru tidak memberikan evaluasi kepada siswa,
baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini juga terjadi pada pertemuan kedua
dan ketiga. Pada pertemuan kedua, ketiga, dan keempat, guru kurang dapat
membimbing siswa untuk melakukan perencanaan pemecahan masalah
dengan baik. Pada pertemuan ketiga dan keempat guru tidak maksimal
dalam membimbing siswa untuk memilih topik investigasi sesuai minat
siswa. Topik perrmasalahan langsung ditentukan oleh guru. Hal ini
dilakukan dengan alasan untuk menghemat waktu. Secara umum sinak
Group Investigation telah terlaksana dengan baik.
b) Observasi Aktivitas Siswa
Kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan tanpa adanya peran
serta siswa. Peran aktif siswa sangat mendukung kualitas penerapam
model pembelajaran Group Investigation. Untuk itu, observasi aktivitas
siswa dalam pembelajaran perlu dilakukan. Hasil observasi aktivitas siswa
disajikan pada Tabel 4.11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 4.11. Observasi Aktivitas Siswa
Tahap Aktivitas Siswa Keterlaksanaan *)
Perulangan Sintaks
1 2 3 4
Apesepsi dan
motivasi
Menjawab salam guru √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Mempersiapkan diri √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Menjawab pertanyaan guru
(T)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Grouping
(Sintaks
Tahap I)
Mengidentifikasi topik
permasalahan menjadi sub topik
permasalahan
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Menempatkan diri dalam
kelompok
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Memilih sub topik yang akan di
investigasi
√
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Menerima LKS √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Planning
(Sintaks
Tahap II)
Merencanakan bagaimana cara
mempelajari dan memecahkan
sub topik tersebut
√
(B)
√
(K)
√
(K)
√
(K)
Investigation
(Sintaks
Tahap III)
Melaksanakan investigasi √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Organizing
(Sintaks
Tahap IV)
Menyiapkan laporan akhir √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Presenting
(Sintaks
Tahap V)
Mempresentasikan hasil diskusi √
(K)
√
(B)
√
(K)
√
(K)
Mengajukan pertanyaan √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Konfirmasi Menyimpulkan materi yang
diperoleh
(T)
(T)
(T)
√
(B)
Mendengarkan penjelasan guru √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Evaluasi
(Sintaks
TahapVI)
Menjawab pertanyaan evaluasi
yang diajukan guru
(T)
(T)
(T)
√
(B)
Penutup Menerima tugas dari guru
(T)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
Menjawab salam √
(B)
√
(B)
√
(B)
√
(B)
*) Keterangan : B = Baik, K = Kurang, T = tidak terlaksana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga siswa tidak mendapat
evaluasi secara tertulis maupun lisan dari guru. Evaluasi secara lisan dilakukan
pada petemuan keempat. Evaluasi bersifat untuk menguji pemahaman siswa
akan materi sistem reproduksi. Evaluasi bersifat acak, hanya beberapa siswa
yang diberikan pertanyaan. Sedangkan evaluasi tertulis dilaksanakan pada
kegiatan postes. Pada pertemuan ketiga dan keempat siswa tidak mendapatkan
bimbingan melakukan perencanaan pemecahan permasalahan dari guru secara
maksimal, tetapi mereka dapat melaksanakan sendiri dengan baik.
Perencanaan dapat dilakukan oleh siswa dengan baik, sebab siswa sudah
terbiasa untuk melakukan perencanaan pemecahan masalah. Pada umumnya
sintaks model pembelajaran Group Investigation telah diikuti siswa dengan
baik. Namun pada kegiatan presentasi, tidak semua siswa melaksanakannya
secara maksimal. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan presentasi
temannya dengan baik.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Penelitan ini menggunakan uji statistik Two Way Anova Main Effect and
Interaction Effect. Dalam uji Anova atau juga sering disebut Anava
dipersyaratkan data normal dan homogen. Oleh karena itu sebelum uji hipotesis,
data penelitian harus diuji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data yang digunakan
terdistribusi normal. Data yang terdistribusi normal dapat digunakan untuk
mengeneralisasikan hipotesis pada populasi. Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5 %.
Perumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : data terdistribusi normal
H1 : data terdistribusi tidak normal
Dengan acuan data terdistribusi normal jika nilai signifikansi (p) > 0,05.
Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dapat dilihat pada lampiaran 4 dan
disajikan secara ringkas pada Tabel 4.12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas
Hasil Belajar
Kognitif
Pada
Variabel
Kelas Nilai
Signifikansi (p)
Kriteria Keputusan Uji
H0,
terdistribusi
Model
Pembelajaran
Group
Investigation
0,153 p > 0,05 Diterima,
Normal
Konvensional 0,200 p > 0,05 Diterima,
Normal
Gaya Belajar Auditori 0,200 p > 0,05 Diterima,
Normal
Visual 0,200 p > 0,05 Diterima,
Normal
Kinetestis 0,200 p > 0,05 Diterima,
Normal
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa semua variasi dari kedua
variabel memiliki nilai signifikansi (p) lebih dari 0,05; maka keputusan uji H0
diterima. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa data hasil belajar kognitif
terdistribusi normal baik dilihat dari variasi variabel model pembelajaran yang
diterapkan maupun ditinjau dari variasi variabel gaya belajar.
2. Uj Homogenitas
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah variansi pada
kelompok sampel berbeda (heterogen) atau sama (homogen). Uji homogenitas
menggunakan uji Levene’s. Kriteria acuan data homogen :
H : data homogen jika nilai signifikansi (p) < 0,05 (H diterima)
H : data tidak homogen jika nilai signifikan (p) < 0,05 ( H ditolak)
Hasil uji homogenitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 dan
secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Uji Homogenitas
Hasil Belajar
Kognitif Pada
Variabel
Nilai signifikansi
(p)
Kriteria Keputusan Uji
H0, terdistribusi
Model
Pembelajaran
0,587 p > 0,05 Diterima,
Homogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Hasil Belajar
Kognitif Pada
Variabel
Nilai signifikansi
(p)
Kriteria Keputusan Uji
H0, terdistribusi
Gaya Belajar 0,204 p > 0,05 Diterima,
Homogen
Hasil uji Levene’s menunjukkan bahwa data hasil belajar kognitif baik
pada variabel model pembelajaran maupun pada variabel gaya belajar memiliki
nilai signifikansi lebih dari 0,05; maka keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa kelas sampel berasal dari populasi yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji Two Way Analysis of Variance Main
Effect and Interction Effect. Anava merupakan statistik parametrik yang
digunakan untuk menguji adanya perbedaan antar kelompok sampel. Anava
digunakan pada variabel yang memiliki lebih dari 2 variasi. Anava dua jalan
merupakan anava faktorial. Anava faktorial digunakan untuk menguji adanya
perbedaan antar kelompok data yang berasal dari dua variabel bebas atau lebih
(Winarsunu, 2002). Anova Main Effect and Interaction Effect untuk menguji
adanya pengaruh dari masing-masing variabel serta pengaruh interaksi antar
variabel terhadap variabel independen (Ghozali, 2009). Persyaratan uji anava telah
terpenuhi yaitu data terdistribusi normal dan homogen. Berikut hasil olahan data
hasil belajar pada variabel model pembelajaran dan gaya belajar dengan bantuan
SPSS 16.
1. Uji Hipotesis Pertama
Uji hipotesis pertama menguji tentang variabel model pembelajaran
yang diterapkan. Kriteria acuan dalam pengambilan hipotesis sebagai berikut :
H0 : tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif biologi
antara kelas eksperimen (Group Investigation) dan kelas kontrol (metode
konvensional).
H1 : ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif biologi antara
kelas eksperimen (Group Investigation) dan kelas kontrol (metode
konvensional).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Hasil pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap
hasil belajar kognitif secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 dan secara
ringkas disajikan pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Hasil Analisis Pengaruh model pembelajaran Group Investigation
terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi.
Sumber F hitung F tabel Nilai
signifikansi
(p)
Kriteria Keputusan uji
H0
Model
pembelajaran
14,631 4,00 0,000 p < 0,05 H0 ditolak
Nilai signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05 berarti H0 ditolak dan
sebaliknya H1 diterima. H1 (hipotesis alternatif) menyatakan bahwa ada
perbedaan hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dan kontrol. Adanya
perbedaan akibat adanya pengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap
hasil belajar kognitif biologi.
2. Uji Hipotesis Kedua
Uji hipotesis kedua menguji tentang variabel model pembelajaran yang
diterapkan. Kriteria acuan dalam pengambilan hipotesis sebagai berikut :
H0 : tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif biologi
siswa SMA N 5 Surakarta bila ditinjau dari gaya belajar siswa ( visual,
auditori, dan kinestetis).
H1 : ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif biologi siswa
SMA N 5 Surakarta bila ditinjau dari gaya belajar siswa ( visual,
auditori, dan kinestetis).
Hasil analisis pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar kognitif
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 dan secara ringkas disajikan pada
Tabel 4.15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4.15. Hasil Analisis Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar
Kognitif Biologi.
Sumber F hitung F Tabel Nilai
signifikansi
(p)
Kriteria Keputusan uji
H0
Gaya
Belajar
2,316 3,15 0,108 p > 0,05 H0 diterima
Hasil uji Anava menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) lebih besar
dari 0,05 berarti hipotesis nul diterima. H0 menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan hasil belajar kognitif antar ketiga dimensi gaya belajar. Tidak
adanya perbedaan akibat dari ttidak adanya pengaruh. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Uji hipotesis kedua menguji tentang interaksi antara variabel model
pembelajaran yang diterapkan dan variabel gaya belajar. Kriteria acuan dalam
pengambilan hipotesis sebagai berikut :
H0 : tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif biologi
siswa SMA N 5 Surakarta bila ditinjau dari interaksi antara model
pembelajaran dan gaya belajar siswa.
H1 : ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif biologi siswa
SMA N 5 Surakarta bila ditinjau dari interaksi antara model
pembelajaran dan gaya belajar siswa.
Hasil analisis pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan gaya
belajar terhadap hasil belajar kognitif secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 5 dan secara ringkas disajikan pada Tabel 4.16.
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa interaksi antara model
pembelajaran dan gaya belajar memiliki nilai signifikansi (p) lebih dari 0,05
berarti H0 diterima. Hipotesis nul menyebutkan bahwa tidak ada perbadaan
hasil belajar kognitif biologi bila ditinjau dari interaksi antara model
pembelajaran dan gaya belajar. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar
kognitif biologi.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Pengaruh Interaksi model Pembelajaran dan Gaya
Belajar terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi.
Sumber F
hitung
F
Tabel
Nilai
signifikansi
(p)
Kriteria Keputusan
uji H0
Model
Pembealajran
dan Gaya
Belajar
0,112 3,15 0,886 p > 0,05 H0 diterima
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Group
Investigation terhadap Hasil Belajar Kognitif
Uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa p < 0,05 atau F hitung
(14,631) > F tabel (4,00) yang dapat diartikan bahwa penerapan model
pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation berpengaruh terhadap
hasil belajar kognitif siswa SMA Negeri 5 Surakarta. Kesimpulan ini
dikuatkan dengan hasil uji keseimbangan yang menyatakan bahwa kelas
kontrol dan kelas eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama.
Sehingga kemampuan awal tidak mengganggu hasil penelitian. Hal tersebut
dibuktikan dengan diterimanya H0 dengan nilai signifikansi p > 0,05 dalam t-
test.
Hasil penelitian ini, sesuai dengan deduksi teori dari teori belajar
konstruktivisme dan teori belajar sosial Vigotsky. Group Investigation
merupakan model pembelajaran kooperatif berbasis tugas. Sintaks GI
memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri dalam membangun struktur
kognitif yang harus dicapai. Tahap Planing, Investigation, Organizing,
Presenting merupakan kegiatan ilmiah sesuai dengan indikasi kegiatan
belajar penemuan dari Bruner. Bruner menjelaskan bahwa belajar bermakna
menunjukkan beberapa keunggulan. Keunggulan itu meliputi pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
yang telah dibangun lebih mudah untuk diingat, hasil belajar penemuan
memiliki efek transfer lebih baik, serta meningkatkan penalaran siswa. Selain
teori belajar konstruktivisme GI juga berlandaskan pada teori belajar
Vigotsky yaitu teori belajar sosial. Sintaks GI terdapat tahap Grouping dan
Presenting. Kedua tahap ini mampu melatih keterampilan kerjasama siswa.
Sesuai dengan teori belajar sosial yang menyatakan dalam kegiatan diskusi
akan terjadi scaffolding sehingga siswa akan saling bertukar informasi.
Kegiatan scaffolding membantu siswa kemampuan rendah untuk menyerap
informasi dari teman sebayanya, sehingga ketergantungan belajar yang
bersumber dari guru dapat dikurangi.
Model pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif. Kelas
eksperimen dengan penerapan Group Investigation memiliki rata-rata nilai
lebih tinggi (75,74) dibandingkan kelas kontrol (65,77) dengan metode
konvensional. Nilai rata-rata yang lebih unggul menginterpretasikan bahwa
kelas dengan penerapan Group Investigation memiliki kematangan tingkat
berfikir lebih unggul, baik C1 (menghafal) ataupun tingkat berfikir yang lebih
tinggi yaitu C6 (mencipta).
Selain dari rata-rata nilai kognitif, tingkat kematangan berfikir siswa
juga dapat ditunjukkan dari perbandingan domain kognitif pada setiap
kategori domain kognitif C1 hingga C6. Data yang diperoleh menunjukkan
bahwa kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih unggul daripada kelas
kontrol pada setiap kategori domain kognitif. Kemampuan menghafal,
memahami, menganalisis, dan aplikasi konsep biologi kelas eksperimen lebih
tinggi dibanding kelas kontrol. Selain itu, kemampuan yang paling berbeda
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah pada tingkat mengevaluasi.
Pada tingkat kemampuan mencipta kelas eksperimen juga memiliki nilai
lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Rata-rata nilai kognitif kelas eksperimen yang selalu lebih tinggi
disetiap domain kognitif menunjukkan bahwa model pembelajaran
Cooperatif Learning tipe Group Investigation lebih mampu meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pemahaman siswa. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hobri dan Susanto (2006). Penelitian Hobri dan Susanto
merupakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil sampel kelas III
SMP N 8 Jember pada materi volume tabung. Dari hasil observasi dan tes
didapatkan hasil bahwa kriteria keberhasilan Group Investigation dalam
meningkatkan hasil belajar siswa adalah sangat baik.
Kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi pada setiap domain
kognitif mempunyai arti penerapan model pembelajaran Cooperative tipe
Group Investigation mampu meningkatkan HOT (Higher Order Thingking).
Keenam domain kognitif dapat dicapai dengan baik dengan adanya sintaks
Group Investigation yaitu Grouping, Planning, Investigation, Organizing,
Presenting, dan Evaluasi. Kelompok Investigasi merupakan model
pembelajaran kooperatif yang memiliki empat komponen yaitu investigasi,
interaksi, interpretasi, dan motivasi intrinsik.
Keempat komponen GI termuat dalam sintaks model pembelajaran
kooperatif tipe kelompok belajar. Interaksi siswa terjadi saat tahap Grouping
dan Presenting terjadi. Motivasi intrinsik timbul pada tahap Grouping, ketika
siswa diberi kebebasan untuk memilih kasus sesuai minat mereka. Pemilihan
topik didasarkan pada rasa keingintahuan mereka pada pemecahan masalah
kasus-ksus topik investigasi yang disajikan. Saat bekerja kelompok siswa
saling bekerjasama bertukar pendapat untuk memecahkan masalah pada topik
yang telah mereka pilih. Pada tahap Grouping, juga terjadi interaksi antar
anggota kelompok untuk saling bertukar informasi. Saling bertukar informasi
mendorong siswa untuk lebih aktif disebut dengan istilah scaffolding. Saling
bertukar informasi juga terjadi pada tahap Presenting. Jika dalam tahap
Grouping, scaffolding terjadi hanya dalam kelompok, tetapi dalam tahap
Presenting, scaffolding terjadi antar kelompok dalam satu kelas. Dalam tahap
Presenting diharapkan siswa mampu mengevaluasi jawaban dan ide-ide
kreatif teman sebaya mereka, sehingga dalam tahap ini mampu mengasah
kemampuan mengevalusi (C5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Kemampuan C1 dan C2 lebih terasah pada tahap Planning. Pada tahap
Planning siswa dituntut untuk merencanakan materi apa saja yang harus
mereka pelajari untuk memecahkan permasalahan serta bagaimana mereka
memecahkan permasalahan yang ada dalam topik yang telah mereka pilih.
Hal tersebut akan mengarahkan siswa untuk lebih mampu menghafal dan
memahami konsep biologi sebelum mereka memecahkan permasalahan
biologi.
Tahap investigasi merupakan proses inquiri untuk mengonstruk suatu
gagasan. Pada tahap Investigation kemampuan yang lebih terbidik adalah
kemampuan C4 (mennganalisis). Setelah siswa tahu dan paham akan konsep
biologi maka siswa akan menggunakan kemampuan dasar tersebut untuk
memecahkan kasus (permasalahan biologi) dengan cara menganalisis kasus
tersebut. Pada tahap ini, siswa menganalisis kasus hingga menemukan
jawaban. Tahap Investigation juga melatih siswa untuk merancang suatu
hipotesis dari suatu permasalahan. Selain keterampilan C4, tahap investigasi
juga melatih keterampilan aplikasi (C3) dan mencipta (C6). Dari analisis
akan membuat siswa paham kapan dan bagaimana suatu konsep biologi dapat
diterapkan. Keterampilan mencipta dapat dibidik dalam tahap ini dikarenakan
setelah siswa mampu menganalisis suatu kasus mereka juga dituntut untuk
mampu memecahkan masalah tersebut. Misal saat suatu kelompok
menghadapai suatu kasus lemah kontraksi pada seorang ibu yang akan
melahirkan, siswa menganalisis mengapa hal tersebut dapat terjadi dan apa
penyebabnya. Setelah menemukan jawaban atas permasalahan tersebut siswa
diarahkan oleh guru untuk mengatasi solusi pada kasus yang disajikan yaitu
memberikan ide-ide kreatif yang bertujuan agar si ibu melahirkan bayinya
dengan selamat. Dari kegiatan ini siswa juga tahu kapan dan bagaimana
mereka harus menerapkan konsep biologi, karna kasus yang disajikan adalah
kasus biologi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Komponen
interpretasi terpenuhi saat siswa menganalis permasalahan dan
mendiskusikan dalam kelompok hingga menemukan pemecahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tahap Organizing mampu melatih group process skill kepada siswa.
Group Investigation merupakan model pembelajaran Cooperative Learning
yang berbasis pada spesialisasi tugas. Pada pembelajaran ini setiap individu
memiliki beban tugasnya masing-masing. Pembagian tugas dan
mempersiapkan presentasi serta mempersiapkan laporan investigasi
dilakukan saat tahap Organizing. Dampak negatif dari spesialisasi tugas
adalah setiap siswa atau setiap kelompok hanya belajar sesuai materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Untuk mengatasi hal tersebut, presentasi dan
diskusi kelas merupakan solusi yang tepat.
Pada penelitian ini tahap evaluasi tidak berjalan secara maksimal.
Aktivitas-aktivitas yang seharusnya ada dalam tahap evaluasi adalah
menelaah ulang baik tentang pemahaman siswa akan konsep biologi yang
telah dipelajari maupun menelaah ulang model pembelajaran yang telah
diterapkan, apakah model pembelajaran mampu meningkatkan motivasi
siswa dan hasil belajar siswa. Dalam tahap evaluasi juga dianjurkan siswa
mampu memahami apa yang belum dapat mereka capai dan apa yang telah
mereka capai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini hanya menggunakan media pembelajaran berupa LKS
dan video pembelajaran. LKS digunakan untuk membantu siswa membangun
konsep biologi yang harus mereka temukan sendiri dengan bimbingan guru.
Selain itu, LKS juga berfungsi menyatukan pemahaman siswa akan konsep
biologi yang terpisah-pisah sehingga pembelajaran lebih terarah pada tujuan
yang seharusnya dicapai. Video pembelajaran digunakan untuk membantu
siswa dalam membangun pemahaman akan suatu proses yang ada dalam ilmu
biologi, dalam penelitian ini adalah proses-proses sistem reproduksi. Video
juga mampu mengasah keterampilan mengamati sehingga terbentuk
keterampilan proses sains.
Anggota kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing berjumlah
31 siswa. Sehingga jumlah siswa bukan merupakan variabel pengganggu
dalam penelitian. Penerapan metode konvensional berjalan lebih singkat
dibanding kelas eksperimen. Kelas kontrol membutuhkan waktu enam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pertemuan untuk menyelesaikan materi sistem reproduksi manusia.
Sedangkan kelas eksperimen membutuhkan waktu delapan kali pertemuan.
GI merupakan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
keterampilan berfikir siswa dan group process skill, tetapi tidak efisien dalam
penggunaan waktu. Pada kelas kontrol guru hanya menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, serta diskusi untuk memancing munculnya gagasan
dari sisswa. Terkadang guru juga menggunakan video pembelajaran untuk
membantu pemahaman siswa.
Fakta tingginya pencapaian hasil belajar kognitif juga didukung oleh
data angket respon siswa terhadap penerapan GI. Secara umum siswa
menunjukkan respon positif terhadap penerapan GI. Sebesar 83,8% siswa
tertarik dengan penerapan GI dan 71% siswa termotivasi dengan penerapan
GI. Terbentuknya motivasi akan mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik.
Sedangkan siswa yang tidak tertarik sebesar 16,1% dan siswa yang tidak
termotivasi 29%. Selain terbentuknya motivasi, kemudahan siswa dalam
memamahami materi sistem reproduksi manusia juga memiliki kontribusi
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Data angket menunjukkan
85,5% siswa lebih mudah memahami materi dengan penerapan GI.
Kemudian, 93,5% siswa kelas eksperimen menyatakan keinginan untuk
menerapkan GI untuk mempelajari materi biologi yang lain. Sebesar 6,5%
siswa tidak tertarik untuk menerapkan GI dengan alasan terlalu banyak tugas
dan terlalu banyak laporan investigasi yang menyita waktu mereka. Sekitar
14,5% siswa merasa sulit memahami materi sistem reproduksi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan Group
Investigation dapat menjadi referensi sebagai model pembelajaran alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar kognitif, group process skill, serta HOT.
Group Investigation memiliki unsur inquiri yaitu dalam tahap menemukan
pemecahan masalah saat melakukan tahap investigasi. Inquiri memancing
siswa untuk lebih aktif dan mandiri, sehingga siswa mampu menguasai
keterampilan proses sains. Proses sains tidak hanya terbatas pada kegiatan
psikomotor, tetapi keterampilan proses berfikir kognitif juga mampu melatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
keterampilan proses sains. Sintaks GI mulai dari Grouping hingga evaluasi
mampu mengasah keterampilan proses berfikir tersebut. Unsur kooperatif
juga termuat dalam sintaks GI dengan adanya kegiatan diskusi kelompok dan
diskusi kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa GI merupakan model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP.
2. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Kognitif
Gaya belajar adalah kecenderungan seseorang untuk menggunakan
suatu teknik belajar dalam menyerap dan mengolah informasi dengan lebih
mudah bagi dirinya sendiri. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda
sesuai karakter kepribadian siswa. Gaya belajar berdasarkan modalitas
menurut De Porter dan Hernacki (2011) digolongkan menjadi tiga dimensi
yaitu visual, kinestetis, dan auditori. Mengenali modalitas gaya belajar
merupakan langkah utama dan pertama sebelum memulai kegiatan
pembelajaran. Diasumsikan jika siswa mengenali gaya belajar mereka, maka
mereka akan menggunakan gaya belajar tersebut secara maksimal dan siswa
akan lebih mudah menyerap informasi. Setelah informasi terserap dengan
mudah, maka langkah selanjutnya adalah mengolah informasi sesuai gaya
berfikir siswa dan pada akhirnya akan mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Data angket gaya belajar menunjukkan bahwa gaya belajar yang umum
dimiliki oleh siswa adalah auditori. Gaya belajar auditori mudah menyerap
informasi dengan hanya mendengarkan ceramah dari guru atau diskusi.
Sehingga hal ini bukan menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil uji anava dua jalan, pada hipotesis kedua
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,108 yang berarti taraf kesalahan alfa
sebesar 10,8%. Selain dari taraf signifikansi, pengambilan keputusan hipotesis
juga dapat dilihat dengan cara membandingkan nilai F. F hitung (2,316) lebih
kecil dari F tabel (3,15). Batas toleransi probabilitas kesalahan dalam
penelitian ini adalah 5%. Hasil uji anava menunjukkan penelitian ini memiliki
nilai prosentase kemungkinan kesalahan sebesar 10,8%. Dapat disimpulkan
jika peneliti mengambil keputusan untuk menolak hipotesis nul yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
seharusnya diterima sebesar 10,8% dari sampel yang digunakan. Prosentase
kesalahan alfa ini melebihi ambang toleransi sehingga peneliti memutuskan
untuk menerima H0 yaitu tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif yang
signifikan antara gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik.
Pada uji keseimbangan dengan menggunakan uji anava satu jalan
didapat hasil bahwa p > 0,05. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ketiga
dimensi gaya belajar memiliki kemampuan awal yang sama. Kelompok
sampel dengan kemampuan awal yang sama merupakan syarat untuk dapat
dijadikan sebagai sampel penelitian. Pada akhir pembelajaran dilaksanakan
postes untuk mengukur kemampuan akhir ketiga kelompok dimensi gaya
belajar dan didapat hasil dengan uji anava yang menyatakan bahwa hasil
belajar kognitif ketiga kelompok dimensi gaya belajar hanya berbeda sedikit
dan tidak berbeda nyata. Dari hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan
bahwa gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif biologi
SMA Negeri 5 Surakarta.
Hasil penelitian tersebut senada dengan penelitian Prastiti dan
Pujiningsih (2009) dengan nilai signifikansi sebesar 23,3% yang berarti
preferensi gaya belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar. Penelitian ini menggunakan mahasiswa FE-UM sebagai sampel
penelitian. Data berasal dari nilai IPK mahasiswa.
Deduksi teori pada awal penelitian menyatakan bahwa gaya belajar
mempengaruhi hasil belajar kognitif. Deduksi terori ini berlandaskan pada
teori belajar kognitif, yaitu pemrosesan informasi. Teori belajar pemrosesan
informasi dilmulai dengan menyerap informasi melalui indra kemudian
diteruskan di otak dan disimpan. Penyerapan informasi yang maksimal akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Pembelajaran yang sesuai dengan
karaketristik gaya belajar siswa akan meningkatkan konsentrasi siswa
(Susanto, 2006), sebab siswa tidak memerlukan energi yang lebih untuk
menyerap informasi. Ternyata deduksi teori yang diprediksi tidak dapat
dibuktikan dalam penelitian ini. Tidak adanya perbedaan hasil belajar yang
signifikan antara ketiga dimensi gaya belajar disebabkan oleh beberapa faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
internal dan eksternal. Faktor internal yang lebih kuat dalam mempengaruhi
hasil belajar adalah motivasi belajar. Data angket menjelaskan bahwa 71%
siswa termotivasi dengan penerapan Group Investigation. Siswa yang
memiliki gaya belajar yang kurang sesuai ataupun yang sesuai dengan GI
mempunyai keinginan kuat untuk mampu mencapai hasil belajar yang
maksimal. Faktor internal lain yang turut mempengaruhi hasil belajar adalah
kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat, kesiapan. Namun,
keenam faktor internal tersebut tidak terlalu berpengaruh sebab kelas kontrol
dan kelas eksperimen umumnya memiliki kondisi internal yang hampir sama.
Asumsi yang paling mendukung gagasan bahwa gaya belajar tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif adalah model pembelajaran
Cooperative tipe Group Investigation mampu mengakomodasi ketiga
kelompok dimensi gaya belajar. Akibatnya ketiga kelompok dimensi gaya
belajar tersebut sama-sama mampu mencapai hasil belajar kognitif yang
tinggi. Selain itu, terjadinya scaffolding juga dapat menyebabkan ketiga gaya
belajaar memliki pencapaian hasil belajaryang tidak jauh berbeda. Walaupun
hasil belajar kognitif dari ketiga dimensi gaya belajar tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata, tetapi terdapat sedikit perbedaan. Dimensi gaya belajar
yang memiliki hasil belajar kognitif lebih unggul adalah gaya belajar auditori.
Penerapan GI pada materi sistem reproduksi manusia sangat memfasilitasi
siswa auditori dengan adanya kegiatan diskusi kelas maupun kelompok.
Sedangkan kinesteik dan visual cenderung lemah karna dalam menganalisis
permasalahan siswa visual tidak terfasilitasi dengan adanya diagram alur
analisis (tulang ikan) ataupun mind maping. Siswa kinestetik kurang
terfasilitasi dalam menganalisis permasalahan sebab siswa kinestetik tidak
melibatkan gerakan dalam menganalisis kasus.
Selain ketiga asumsi diatas, terdapat asumsi yang lebih mendukung
gagasan bahwa gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif.
Dalam buku Quantum Learning, Hernacki dan De Porter (2011)
mengungkapkan penelitian yang dilakukan oleh Grinder yang menyatakan
bahwa sebagian besar siswa pada dasarnya memiliki ketiga karakteristik gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
belajar dalam diri mereka, hanya saja gaya belajar manakah yang lebih
mendominasi dalam diri siswa. Siswa yang pada dasarnya memiliki ketiga
karakteristik gaya belajar tidak terlalu megalami kesulitan dalam belajar.
Seandainya gaya belajar yang paling mendominasi dalam dirinya tidak
terfasilitasi dengan baik maka siswa tersebut dapat menggunakan gaya belajar
yang sesuai dengan cara mengajar guru, sehingga usaha dalam mencapai hasil
belajar tidak terlalu mengalami kesulitan. Setiap siswa SMA Negeri 5
Surakarta merupakan siswa yang memiliki komposisi auditori, visual, dan
kinestetik yang hampir berimbang. Siswa-siswa SMA Negeri 5 Surakarta
mampu menggunakan ketiga dimensi gaya belajar yang ada dalam dirinya,
sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Berbeda dengan siswa yang memiliki komposisi gaya belajar yang
berimbang, De Porter dan Hernacki menjelaskan bahwa terdapat sebagian
kecil siswa cenderung menggunakan salah satu modalitas belajar. Kelompok
siswa yang cenderung menggunakan salah satu modalitas belajar akan selalu
berusaha lebih keras untuk dapat menyerap informasi dan memerlukan
perhatian khusus. Siswa dengan karakteristik seperti ini tidak dapat dikatakan
siswa yang bodoh, hanya saja kurang mampu dalam meyerap informasi.
Berdasarkan uraian diatas Group Investigation merupakan model
pembelajaran yang mampu mengakomodasi ketiga kelompok gaya belajar.
Asumsi ini dibuktikan dengan kesimpulan hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara ketiga kelompok gaya
belajar. Kegagalan pembuktian deduksi teori awal akibat adanya ancaman
validitas internal yaitu bias seleksi. Sampel yang digunakan sebaiknya siswa
yang memiliki kecenderungan yang besar pada setiap dominansi gaya belajar.
Pembuktian pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar dapat dibuktikan
ulang dengan menggunakan sampel penelitian yang memiliki salah satu
dominansi gaya belajar yang benar-benar kuat mendominasi dalam diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3. Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Group Investigation dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Kognitif
Group Investigation merupakan model pembelajaran yang komplek.
Sintaks GI mengandung beberapa komponen yang diharapkan mampu
memfasilitasi dan memudahkan ketiga dimensi gaya belajar dalam menyerap
informasi. Dalam sintaks GI terdapat kegiatan diskusi kelompok maupun
kelas, kegiatan ini memudahkan kelompok gaya belajar auditori dalam
meyerap informasi karena terdapat kegiatan mendengar dan berbicara. Dalam
observasi penelitian ini, juga didapat hasil bahwa siswa dengan gaya belajar
auditori cenderung lebih aktif bertanya dan aktif melakukan presentasi.
Sebaliknya siswa dengan gaya belajar kinestetik cenderung tidur saat teman
sebayanya presentasi. Gaya belajar visual terfasilitasi dengan adanya analisis
gambar sistem reproduksi dan video pembelajaran. Gaya belajar kinestetik
terfasilitasi dengan adanya kegiatan investigasi dan diskusi yang memerlukan
keterlibatan gerak. Sehingga dapat diprediksi bahwa interaksi antara model
pembelajaran dan gaya belajar berpengaruh teradap hasil belajar.
Hasil uji analisis Two Way Anova Main Effect and Interaction Effect
menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,886. Probability lebih besar dari
0,05 yang menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar kognitif
yang signifikan bila ditinjau dari interaksi model pembelajaran Cooperative
tipe Group Investigation dan gaya belajar. Tidak adanya perbedaan hasil
belajar kognitif menunjukkan bahwa interaksi model pembelajaran dengan
gaya belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif. Kesimpulan
yang menyatakan tidak ada pengaruh bila ditinjau dari interaksi
mengindikasikan bahwa tidak adanya interaksi antara model pembelajaran
yang diterapkan dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar
kognitif. Kedua variabel mempunyai pengaruh secara mandiri dalam
mempengaruhi pencapaian hasil belajar kognitif. Hasil uji ini bertolak
belakang dengan penelitian Jani, et al (2009) yang menjelaskan bahwa gaya
belajar berhubungan dengan pencapaian hasil belajar siswa. Jani, et al (2009)
juga menyatakan bahwa penerapan gaya pembelajaran harus memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
gaya belajar siswa agar pencapaian hasil belajar dapat tercapai secara
maksimal.
Deduksi teori interaksi model pembelajaran dengan gaya belajar
didasarkan pada teori belajar kognitif, konstruktivisme, dan teori belajar
sosial. Teori belajar kognitif menjelaskan bahwa siswa belajar dengan cara
memroses informasi yaitu dengan cara menyerap, menyimpan, dan
menggunakan informasi. Jika model pembelajaran yang diterapkan
berlandaskan pada teori konstruktivisme dan teori belajar sosial mampu
mengakomodasi penyerapan dan pemrosesan informasi setiap siswa dengan
baik, diprediksi siswa akan membangun pengetahuan secara maksimal.
Dari Gambar 4.8 dapat diinterpretasikan kelas eksperimen memiliki
rata-rata nilai hasil belajar kognitif lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Perbedaan tersebut merupakan perbedaan yang signifikan. Disimpulkan
Group Investigation berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif. Namun
perbandingan antara rata-rata nilai hasil belajar kognitif antara ketiga dimensi
gaya belajar di masing-masing kelas tidak tampak adanya perbedaan yang
signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini menunjukkan tidak
adanya pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar kognitif.
Baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki bentuk
kurva yang hampir sama. Kedua kurva tidak paralel melainkan sejajar.
Deduksi awal penelitian memprediksi bahwa kedua kelas tersebut akan
memiliki bentuk kurva yang berbeda dan saling bersilangan. Diprediksi kelas
eksperimen menghasilkan kurva dengan kemiringan nol sesuai dengan
penelitian ini. Bentuk kurva dengan gradien nol menjelaskan bahwa GI
mampu mengakomodasi ketiga gaya belajar sehingga ketiga kelompok gaya
belajar sama-sama memiliki hasil belajar kognitif lebih tinggi dibanding kelas
kontrol. Sedangkan kelas kontrol, diprediksi siswa auditori memiliki hasil
belajar yang berbeda jauh lebih tinggi dibanding siswa visual dan kinestetis
bahkan melebihi nilai kelompok auditori pada kelas eksperimen. Kemudian
diharapkan siswa visual menyusul dibawahnya dan yang terakhir siswa
kinestetis, sehingga terbentuk kurva dengan kemiringan satu. Pada kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kontrol, guru menggunakan metode ceramah serta tanya jawab. Metode
ceramah dan diskusi sangat efektif bagi siswa auditori. Selain ceramah, guru
juga menunjukkan gambar dengan power point dan video pembelajaran, tetapi
tidak menggunakan mind maping. Penampilan gambar dan video sangat
membantu bagi siswa visual. Sedangkan siswa kinestetis tidak terfasilitasi jika
guru hanya menerapkan metode ceramah disertai gambar dan video, sebab
menurut deduksi teori yang telah dinyatakan oleh De porter dan Hernacki
(2011) siswa dengan gaya kinestetis akan lebih mudah menyerap informasi
dengan melibatkan sentuhan atau gerakan.
Hasil penelitian berbeda jauh dengan deduksi teori. Gaya belajar dan
model pembelajaran merupakan sebagian kecil variabel yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar diantara banyak variabel yang turut mempengaruhi
hasil belajar. Slameto (1995) mengungkapkan terdapat dua faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Kedua faktor tersebut adalah
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain kesehatan, cacat
tubuh, minat, kematangan, kesiapan, motivasi dan intelegensi. Faktor eksternal
meliputi dukungan orang tua, sarana dan prasarana, dan lingkungan belajar.
Sebagian besar siswa pada dasarnya memiliki ketiga karakteristik gaya
belajar dalam dirinya yaitu auditori, kinestetik, dan visual. Hanya saja gaya
belajar manakah yang lebih dominan dalam diri mereka. Faktor inilah yang
menjadi landasan utama mengapa interaksi gaya belajar dan model
pembelajaran tidak berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Pada kelas
eksperimen ketiga gaya belajar memiliki hasil belajar yang tidak berbeda
nyata. Hal ini sesuai dengan deduksi teori. Namun, pada kelas kontrol
seharusnya ketiga gaya belajar memiliki hasil belajar yang berbeda nyata.
Sebab metode ceramah diprediksi tidak mampu mengakomodasi gaya belajar
kinesteik dan visual secara maksimal. Hal ini dapat terjadi disebabkan karna
siswa memiliki ketiga karakteristik gaya belajar. Seandainya penyerapan
informasi dengan cara kinestetik tidak terakomodasi dengan baik, siswa
tersebut dapat menggunakan gaya belajar yang lain misal auditori, walaupun
siswa tersebut harus menggunakan usaha yang sedikit lebih keras. Pada kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
kontrol siswa auditori memiliki rata-rata nilai tertinggi. Siswa auditori
memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi (69,07) dibandingkan dengan
visual (61,8) dan kinestetis (64,86). Hal ini dapat terjadi dikarenakan metode
ceramah sesuai dengan gaya belajar auditori.
Berdasarkan uraian diatas Group Investigation merupakan model
pembelajaran kooperatif yang mampu mengakomodasi ketiga modalitas
belajar dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian hasil belajar yang
tinggi. GI mampu meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir
tingkat tinggi. Adapun pada kelas kontrol tidak terdapat perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara ketiga gaya belajar disebabkan karena siswa-
siswa kelompok sampel pada dasarnya memiliki ketiga modalitas belajar yang
akan mereka gunakan sesuai dengan tuntutan gaya mengajar guru dan dapat
disimpulkan bahwa metode konvensional tidak dapat mengakomodasi ketiga
modalitas gaya belajar sehingga nilai mereka lebih rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB IV
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran
Cooperative tipe Group Investigation terhadap hasil belajar kognitif ditinjau dari
gaya belajar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berpangaruh nyata
terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI
IPA tahun pelajaran 2011/2012.
2. Gaya belajar tidak berpengaruh nyata terhadap hasil belajar kognitif biologi
SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012.
3. Interaksi antara model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation dan
gaya belajar tidak berpengaruh nyata terhadap hasil belajar kognitif biologi
SMA Negeri 5 Surakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lain
yang sejenis dan menjadi dasar untuk memunculkan gagasan-gagasan baru
dalam meningkatkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model
pembelajaran yang lebih inovatif sesuai dengan karakter peserta didik,
sehingga mampu menghasilkan generasi bangsa yang memiliki high quality
dan mampu bersaing di dunia internasional.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai alternatif dalam
peningkatan kualitas pembelajaran biologi serta mampu meningkatkan hasil
belajar kognitif biologi. Model pembelajaran Cooperative tipe Group
Investigation dapat meningkatkan keterampilan kerja kelompok dan mendidik
siswa untuk lebih mandiri dalam mengonstruk ilmu. GI juga mampu
meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Strategi atau model pemebalajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
yang mampu mengakomodasi gaya belajar siswa akan meningkatkan
konsentrasi siswa dalam belajar.
C. SARAN
1. Untuk Guru
a) Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang mampu
meningkatkan keterampilan kerja kelompok dan keterampilan berfikir
tingkat tinggi.
b) Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran sesuai dengan karakter
belajar siswa.
c) Guru hendaknya melatih kemandirian siswa saat tahap Planning dan
Investigation agar siswa lebih mampu mengonstruk ilmu secara mandiri.
d) Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi yang lebih kepada
siswa agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang apa manfaat dari
mempelajari materi yang diajarkan serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari secara nyata dan penerapan yang dekat dengan kehidupan
siswa.
f) Guru membiasakan untuk melakukan kegiatan evaluasi bersama siswa
baik dari segi kegiatan pembelajaran maupun pemahaman konsep biologi
yang telah dipelajari.
2. Untuk Siswa
a) Siswa hendaknya berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Group
Investigation khusunya pada kegiatan diskusi kelas.
b) Siswa membiasakan diri untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
melalui pengamatan kehidupan sehari-hari sehingga mereka akan mampu
mengonstruk ilmu secara mandiri.
c) Siswa mengenali gaya belajar mereka serta memaksimalkan gaya belajar
mereka untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
d) Siswa harus meningkatkan iklim kompetitif yang tinggi, sehingga motivasi
belajar meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
e) Siswa membiasakan untuk bekerja kelompok, sehingga terjadi scaffolding
dan terbiasa hidup bekerjasama di kehidupan masyarakat.
3. Untuk Peneliti
a) Dilaksanakan penelitian sejenis dengan memperhatikan saran untuk
mengetahui efektivitas Group Investigation dan gaya belajar dalam
mempegaruhi hasil belajar kognitif.
b) Sebaiknya peneliti lebih teliti dalam menggunakan sampel penelitian agar
hasil penelitian benar-benar akurat.