GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP...

87
i KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG 1 DAN SDN PESAREAN 2 SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Reza Ratriadi Agusta 1401413433 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP...

Page 1: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN

GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING

TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V

SDN TEMBOK LUWUNG 1 DAN SDN PESAREAN 2

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Reza Ratriadi Agusta

1401413433

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau hasil karya orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 2017

Penulis,

Reza Ratriadi Agusta

1401413433

Page 3: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke sidang Panitia Ujian

Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

tempat : Tegal

hari, tanggal : Selasa, 30 Mei 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd. Dra. Umi Setijowati, M.Pd.

19610728 198603 2 001 19570115 198403 2 001

Page 4: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Tembok

Luwung 1 dan SDN Pesarean 2”, oleh Reza Ratriadi Agusta 1401413433, telah

dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal

7 Juni 2017.

Panitia Ujian

Sekretaris

Dosen Penguji Utama

19630923 198703 1 001

Dosen Penguji Anggota I Dosen Penguji Anggota II

Page 5: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Selalu ada Allah untuk orang yang sabar (Q.S. Al-Anfal: 66).

Setiap murid bisa belajar, hanya saja tidak pada hari yang sama atau dengan

cara yang sama (George Evans)

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk

melakukan semua kesalahan itu sendiri (Martin Vanbee).

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu

kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat (Winston

Chuchill).

Sembunyikan ketakutanmu jauh di balik keberanian, sembunyikan keraguanmu

jauh di balik kepercayaan, sembunyikan amarahmu jauh di balik kesabaran

(Penulis).

Persembahan:

Untuk Keluarga, Bapak Agus

Purwono, Ibu Sri Endang Lestari,

Kakak Putri Kinasih Agusta,

Adik Septian Ragil Agusta.

Page 6: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

vi

PRAKATA

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Tembok

Luwung 1 dan SDN Pesarean 2”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjanan pendidikan.

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Prof. Dr. Fatur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

yang telah memberi kesempatan dan fasilitas untuk menempuh pendidikan di

Universitas Negeri Semarang.

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang, yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian.

2. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah

mengizinkan menempuh pendidikan guru sekolah dasar.

3. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal, yang telah

mengarahankan dan memotivasi penulis.

4. Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd. dan Dra. Umi Setijowati, M.Pd., Dosen

pembimbing I dan II, yang telah membimbing dan memberi saran, semangat,

serta motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 7: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

vii

5. Rini Umiyati, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri Tembok Luwung 1

Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian di SDN Tembok Luwung 1.

6. Nuning Kuswanti, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri Pesarean 2

Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian di SDN Pesarean 2.

7. Bapak dan Ibu dosen Universitas Negeri Semarang jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar UPP Tegal, yang telah membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat.

8. Denny Puji Yuliyanto dan Dodi Irawan, S.H., S.Pd., Guru Kelas V A dan V B

SDN Tembok Luwung 1, yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

9. Aminah, S.Pd., Guru Kelas V SDN Pesarean 2, yang telah membantu penulis

dalam melaksanakan penelitian.

10. Keluarga yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

11. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan 2013 yang telah

memberi bantuan, semangat, dan motivasi kepada penulis.

12. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Tegal, 2017

Penulis

Page 8: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

viii

ABSTRAK

Agusta, Reza Ratriadi. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Group

Investigation dan Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar PKn Siswa

Kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing: Dr. Kurotul Aeni, S.Pd., M.Pd.dan Dra.

Umi Setijowati, M.Pd.

Kata Kunci: Group Investigation, hasil belajar, Snowball Throwing

PKn merupakan mata pelajaran yang mengajarkan tentang nilai dan

diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di sekolah sejak sekolah dasar. PKn

merupakan mata pelajaran yang memuat materi cukup banyak dan membosankan,

sehingga sulit untuk dipahami siswa. Pada umumnya guru hanya menerapkan

model pembelajaran konvensional. Guru merasa ragu untuk menerapkan model

pembelajaran lain, seperti model pembelajaran Group Investigation dan Snowball

Throwing, karena guru belum mengetahui keefektifan model pembelajaran

tersebut. Hal tersebut yang mendasari penulis untuk mengetahui keefektifan

model pembelajaran Group Investigation dan Snowball Throwing pada

pembelajaran PKn kelas V materi Menghargai Keputusan Bersama di SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen jenis komparasi dengan

menggunakan Quasi Experimental Design bentuk non equivalent control group

dengan dua kelas eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu 29 siswa kelas

V A dan 28 siswa kelas V B SDN Tembok Luwung 1 serta 31 siswa kelas V SDN

Pesarean 2. Penulis menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi

relatif kecil. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara tidak

terstruktur, observasi, dokumentasi, angket, dan tes.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai observasi penerapan model

pembelajaran Group Investigation untuk guru sebesar 92,18% dan untuk siswa

sebesar 89,06% dengan kriteria sangat baik, sedangkan Snowball Throwing untuk

guru sebesar 95,31% dan untuk siswa sebesar 93,75%. Perolehan nilai rata-rata

hasil belajar ranah kognitif siswa kelas eksperimen 1 mencapai 81,5, kelas

eksperimen 2 mencapai 78,57 dan kelas kontrol mencapai 72,66, sedangkan rata-

rata hasil belajar ranah afektif kelas eksperimen 1 mencapai 85,27, kelas

eksperimen 2 mencapai 82,3, dan kelas kontrol mencapai 80,65. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing sama-sama efektif terhadap pembelajaran PKn kelas V materi

Menghargai Keputusan Bersama. Untuk itu, guru diharapkan mampu menerapkan

model pembelajaran Group Investigation dan Snowball Throwing serta

mengembangkan penerapan model pembelajaran kooperatif lainnya.

Page 9: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ................................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii

Pengesahan ....................................................................................................... iv

Motto dan Persembahan ................................................................................... v

Prakata .............................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................. viii

Daftar Isi........................................................................................................... ix

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv

Daftar Gambar .................................................................................................. xvi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii

Bab

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 9

1.3 Pembatasan Masalah .......................................................................... 10

1.4 Paradigma Penelitian ......................................................................... 10

1.5 Rumusan Masalah .............................................................................. 11

1.6 Tujuan Penelitian ............................................................................... 12

1.6.1 Tujuan Umum .................................................................................... 13

Page 10: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

x

1.6.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 13

1.7 Manfaat Penelitian ............................................................................. 14

1.7.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 14

1.7.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 14

Bab

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori .................................................................................. 17

2.1.1 Pengertian Belajar .............................................................................. 17

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................................. 19

2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar ....................................................................... 21

2.1.4 Pembelajaran PKn di SD ................................................................... 24

2.1.5 Hasil Belajar....................................................................................... 27

2.1.6 Karakteristik Perkembangan Siswa SD ............................................. 31

2.1.7 Model Pembelajaran Konvensional ................................................... 33

2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 34

2.1.9 Model Pembelajaran Group Investigation (GI) ................................. 36

2.1.10 Model Pembelajaran Snowball Throwing (ST) .................................. 39

2.1.11 Materi Menghargai Keputusan Bersama ........................................... 42

2.1.12 Implementasi Model Pembelajaran GI dan ST terhadap Materi ....... 43

2.2 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 48

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 53

2.4 Hipotesis ............................................................................................ 55

Page 11: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xi

Bab

3. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 59

3.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 60

3.3 Tempat Penelitian............................................................................... 61

3.4 Populasi dan Sampel .......................................................................... 61

3.4.1 Populasi .............................................................................................. 61

3.4.2 Sampel................................................................................................ 62

3.5 Variabel Penelitian ............................................................................. 62

3.5.1 Variabel Bebas .................................................................................. 63

3.5.2 Variabel Terikat ................................................................................. 63

3.6 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 63

3.6.1 Variabel Model Pembelajaran Group Investigation ......................... 64

3.6.2 Variabel Model Pembelajaran Snowball Throwing ........................... 64

3.6.3 Variabel Hasil Belajar Siswa ............................................................. 65

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 65

3.7.1 Dokumentasi ...................................................................................... 65

3.7.2 Observasi............................................................................................ 66

3.7.3 Wawancara ......................................................................................... 67

3.7.4 Tes ...................................................................................................... 67

3.7.5 Angket ................................................................................................ 68

3.8 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 68

3.8.1 Pedoman Wawancara ......................................................................... 69

Page 12: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xii

3.8.2 Observasi Model Pembelajaran ......................................................... 69

3.8.3 Tes ...................................................................................................... 73

3.8.4 Angket ................................................................................................ 74

3.9 Pengujian Instrumen .......................................................................... 75

3.9.1 Pengujian Validitas Instrumen ........................................................... 75

3.9.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ....................................................... 76

3.9.3 Analisis Tingkat Kesukaran ............................................................... 77

3.9.4 Daya Pembeda Butir Soal .................................................................. 78

3.10 Metode Analisis Data ......................................................................... 79

3.10.1 Analisis Statistik Deskripsi Data ....................................................... 80

3.10.2 Analisis Statistik Inferensial .............................................................. 81

Bab

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ................................................................................. 87

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 87

4.1.2 Kondisi Responden ............................................................................ 88

4.2 Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 90

4.2.1 Variabel Model Pembelajaran Group Investigation .......................... 90

4.2.2 Variabel Model Pembelajaran Snowball Throwing ........................... 91

4.2.3 Variabel Model Pembelajaran Konvensional...................................... 93

4.2.4 Variabel Hasil Belajar ......................................................................... 94

4.3 Analisis Statistik Data Penelitian ....................................................... 103

4.3.1 Data Sebelum Penelitian (Pretest) ..................................................... 103

Page 13: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xiii

4.3.2 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................ 105

4.3.3 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) ........................................................... 107

4.4 Pembahasan........................................................................................ 111

4.4.1 Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran GI, ST, dan

Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa ...................................... 111

4.4.2 Keefektifan Model Pembelajaran GI dan ST terhadap Hasil Belajar

Siswa .................................................................................................. 115

Bab

5. PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................ 119

5.2 Saran .................................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123

LAMPIRAN ..................................................................................................... 128

Page 14: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan Model GI untuk Guru .......... 70

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan Model ST untuk Guru .......... 71

3.3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Pengamatan Model GI untuk Siswa .......... 72

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan Model ST untuk Siswa ......... 73

4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 89

4.2 Data Responden Berdasarkan Umur ...................................................... 89

4.3 Rekapitulasi Pengamatan Model GI untuk Guru .................................... 91

4.4 Rekapitulasi Pengamatan Model GI untuk Siswa .................................. 91

4.5 Rekapitulasi Pengamatan Model ST untuk Guru .................................... 92

4.6 Rekapitulasi Pengamatan Model ST untuk Siswa .................................. 92

4.7 Rekapitulasi Pengamatan Model Konvensional untuk Guru .................. 93

4.8 Rekapitulasi Pengamatan Model Konvensional untuk Siswa ................ 94

4.9 Deskripsi Data Pretest PKn Siswa ......................................................... 94

4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn .................................................. 95

4.11 Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif PKn siswa .................................. 97

4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn Siswa Ranah Kognitif .... 98

4.13 Deskripsi Data Hasil Belajar PKn Siswa Ranah Afektif ........................ 100

4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar PKn Siswa Ranah Afektif ...... 101

4.15 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Pretest dengan One-Way-ANOVA ........ 104

4.16 Hasil Uji Normalitas Data Pretest .......................................................... 104

Page 15: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xv

4.17 Hasil Uji Homogenitas data Pretest ....................................................... 105

4.18 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar PKn Ranah Kognitif ....................... 106

4.19 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Kelas

Eksperimen 1, Eksperimen 2, dan Kontrol............................................. 106

4.20 Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Hasil Belajar PKn Ranah Kognitif Siswa

Kelas Eksperimen 1 dengan Kelas Kontrol............................................. 108

4.21 Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Hasil Belajar PKn Ranah Kognitif Siswa

Kelas Eksperimen 2 dengan Kelas Kontrol............................................. 108

4.22 Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Hasil Belajar PKn Ranah Kognitif Siswa

Kelas Eksperimen 1 dengan Kelas Eksperimen 2.................................... 108

Page 16: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Bagan Paradigma Penelitian…................................................................. 11

2.1 Bagan Kerangka Berpikir......................................................................... 55

3.1 Nonequivalent Control Group Design...................................................... 60

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn ................................. 96

4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Ranah Kognitif ..... 99

4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Ranah Afektif ....... 102

Page 17: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Panduan Pelaksanaan Wawancara ............................................................ 129

2. Daftar Nama Siswa Kelas Ekesperimen 1 ................................................ 133

3. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 2 .................................................. 134

4. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ............................................................ 135

5. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba .......................................................... 136

6. Daftar Nilai UAS PKn Kelas Eksperimen 1 ............................................. 137

7. Daftar Nilai UAS PKn Kelas Eksperimen 2 ............................................ 138

8. Daftar Nilai UAS PKn Kelas Kontrol ....................................................... 139

9. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 140

10. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ..................... 141

11. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ..................... 146

12. Pengembangan Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol ............................... 154

13. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................. 158

14. Soal Uji Coba ............................................................................................ 160

15. Lembar Validasi Soal Uji Coba ................................................................ 169

16. Hasil Uji Validitas Soal Uji Coba ............................................................. 177

17. Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ......................................................... 180

18. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ............................................. 182

19. Hasil Uji Daya Beda Soal Uji Coba .......................................................... 183

20. Soal Pretest dan Posttest ........................................................................... 184

Page 18: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xviii

21. RPP Kelas Eksperimen 1 .......................................................................... 191

22. RPP Kelas Eksperimen 2 .......................................................................... 221

23. RPP Kelas Kontrol .................................................................................... 251

24. Kisi-Kisi Angket Penilaian Diri Ranah Afektif ........................................ 281

25. Angket Penilaian Diri Ranah Afektif ........................................................ 282

26. Rekap Nilai Pengamatan Model GI untuk Guru ....................................... 284

27. Rekap Nilai Pengamatan Model ST untuk Guru ....................................... 287

28. Rekap Nilai Pengamatan Model Konvensional untuk Guru ..................... 290

29. Rekap Nilai Pengamatan Model GI untuk Siswa...................................... 293

30. Rekap Nilai Pengamatan Model ST untuk Siswa...................................... 296

31. Rekap Nilai Pengamatan Model Konvensional untuk Siswa.................... 299

32. Rekap Penilaian APKG I di Kelas Eksperimen 1 ..................................... 302

33. Rekap Penilaian APKG II di Kelas Eksperimen 1 .................................... 306

34. Rekap Penilaian APKG I di Kelas Eksperimen 2 ..................................... 311

35. Rekap Penilaian APKG II di Kelas Eksperimen 2 .................................... 315

36. Rekap Penilaian APKG I di Kelas Kontrol ............................................... 319

37. Rekap Penilaian APKG II di Kelas Kontrol ............................................. 323

38. Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen 1 .................................................. 327

39. Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen 2 .................................................. 328

40. Daftar Nilai Pretest Kelas Kontrol............................................................ 329

41. Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen 1................................................. 330

42. Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen 2................................................. 331

43. Daftar Nilai Posttest Kelas Kontrol .......................................................... 332

Page 19: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

xix

44. Daftar Nilai Afektif Kelas Eksperimen 1 .................................................. 333

45. Daftar Nilai Afektif Kelas Eksperimen 2 .................................................. 334

46. Daftar Nilai Afektif Kelas Kontrol ........................................................... 335

47. Hasil Uji Normalitas Pretest ..................................................................... 336

48. Hasil Uji Homogenitas Pretest ................................................................. 337

49. Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Pretest ..................................................... 338

50. Hasil Uji Normalitas Posttest .................................................................... 339

51. Hasil Uji Homogenitas Posttest ................................................................ 340

52. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 341

53. Surat Penelitian ......................................................................................... 343

54. Dokumentasi ............................................................................................. 349

Page 20: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

20

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, dipaparkan mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, paradigma penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang setua dengan usia

manusia. Sejak adanya manusia telah ada usaha-usaha pendidikan dalam rangka

memberi kemampuan kepada peserta didik untuk dapat hidup secara mandiri di

dalam masyarakat. Mudyahardjo (2012: 46) mengemukakan, “pendidikan

merupakan keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya”.

Dalam pengertian luas, pendidikan berlangsung tidak dalam batas usia tertentu,

melainkan berlangsung sepanjang hidup (lifelong) sejak manusia itu lahir sampai

mati. Pendidikan berlangsung sejak usia balita, anak-anak, remaja, dewasa,

bahkan seumur hidup manusia itu sendiri. Pendidikan bisa berlangsung kapan saja

dan di mana saja, baik secara formal, informal, maupun non-formal. Pendidikan

formal merupakan kegiatan pendidikan yang berlangsung di lembaga sekolah

pada umumnya.

Mudyahardjo (2012: 49) menjelaskan, “sekolah adalah lembaga

pendidikan formal sebagai salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia,

Page 21: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

21

21

disamping keluarga, dunia kerja, negara, dan lembaga keagamaan.” Pada era

sekarang mengikuti pendidikan formal bukan lagi merupakan hak bagi seseorang

melainkan merupakan hal yang wajib diikuti oleh setiap individu. Hal tersebut

sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat (2) yang berbunyi “Setiap warga negara

wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Untuk

itu pemerintah mencanangkan wajib belajar 12 tahun, guna meningkatkan kualitas

sumber daya manusia agar menjadi lebih baik. Hal tersebut seperti yang

dijabarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal III bahwa,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan memiliki jenjang yang harus ditempuh oleh seorang individu

dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan lanjutan.

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar menjelaskan ,

“Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau

bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat”. Pendidikan di

sekolah dasar merupakan pendidikan dasar yang harus ditempuh oleh seorang

individu untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Page 22: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

22

22

Dunia pendidikan terutama pendidikan formal, tidak lepas dari peran

seorang guru. Guru merupakan sosok teladan yang bertugas untuk menyampaikan

ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa atau peserta didik melalui

proses pembelajaran di sekolah. Hamalik (2014: 57) menjelaskan bahwa

“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam

tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran”. Unsur manusiawi dalam suatu

pembelajaran yaitu pendidik (guru) dan siswa. Pembelajaran adalah proses

interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

yang bertujuan untuk memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas

belajar pada diri siswa disuatu lingkungan belajar. Pada proses pembelajaran

terjadi interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar. Hal tersebut juga sesuai

dengan isi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 butir

20 menyebutkan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Interaksi yang dihasilkan

antara siswa, guru dan sumber belajar bertujuan untuk meningkatkan intensitas

dan kualitas siswa.

Pembelajaran di SD merupakan pembelajaran tingkat dasar berupa

pengenalan berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar. Proses pembelajaran

yang baik merupakan proses pembelajaran yang efektif. Efektifitas pembelajaran

antara lain dapat dilihat dari pengelolaan pembelajaran oleh guru di kelas. Gagne

(1977) dalam Huda (2014: 3) mengemukakan bahwa “Pembelajaran dapat

diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa

Page 23: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

23

23

dipertahankan dan ditingkatkan levelnya”. Oleh karena itu, proses pembelajaran

yang dilakukan oleh seorang guru hendaknya lebih dikemas secara menarik dan

bervariatif sehingga dalam proses penyampaiannya membuat anak lebih tertarik

dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

Pembelajaran yang biasa dilakukan di SD, khususnya mata pelajaran PKn,

seringkali menemui permasalahan sehingga hasil belajar PKn termasuk dalam

kategori rendah. Permasalahan dalam pembelajaran PKn antara lain siswa kurang

tertarik dengan pembelajaran yang monoton yang mengakibatkan cepat merasa

bosan. Hal tersebut karena dalam menyampaikan pembelajaran guru kurang

melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, guru juga mengemas

pembelajaran dengan hanya menggunakan model konvensional berupa metode

ceramah, tanya jawab, dan diskusi sehingga dengan cakupan materi yang banyak,

pembelajaran menjadi kurang menarik. Pembelajaran yang demikian harus

diubah, agar proses pembelajaran di sekolah mampu meningkatkan ketertarikan

siswa terhadap proses pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi optimal.

Sudjana (2009: 2) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Rifa’i dan Anni (2012: 69-73) mengemukakan bahwa, “hasil belajar

dapat dikatakan sebagai kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar”. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku peserta didik yang

menyangkut tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai

dengan tujuan mata pelajaran yang diikuti siswa. Ranah kognitif berkaitan dengan

hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual siswa. Ranah

Page 24: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

24

24

Afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai yang didapat oleh siswa

sebagai hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung. Ranah Psikomotorik

berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf,

manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kemampuan-kemampuan yang diperoleh

anak selama proses belajarnya akan lebih maksimal apabila guru mampu

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, inovatif, dan bervariatif,

sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan lebih

mudah untuk memahami materi yang disampaikan.

Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi. Apabila siswa

merasa terpaksa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran, mereka akan

kesulitan untuk menerima pelajaran atau materi-materi yang diberikan oleh guru.

Guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan membuat pembelajaran

menjadi efektif dan menyenangkan. Agar suatu pembelajaran dapat berlangsung

dengan menyenangkan, perlu adanya perubahan cara mengajar yang dilakukan

oleh guru dari model pembelajaran yang masih tradisional menuju model

pembelajaran yang lebih inovatif (Shoimin, 2014: 18). Oleh karena itu, penting

bagi guru untuk mengubah proses pembelajaran dari model yang hanya

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi (yang selanjutnya

disebut dengan model konvensional) menjadi model pembelajaran yang lebih

bervariatif, menyenangkan, dan menuntut siswa untuk lebih aktif. Terdapat

banyak sekali model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru, salah satunya

adalah model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif pembelajaran yang

digunakan oleh guru guna menciptakan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Page 25: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

25

25

kooperatif merupakan model pembelajaran di mana siswa akan bekerja dan

belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 siswa secara

kolaboratif dalam bentuk kelompok heterogen yang bertujuan agar para siswa

saling mendukung dalam tercapainya keberhasilan belajar. Dalam pembelajaran

kooperatif terdapat banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru, setiap

model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari banyaknya

model pembelajaran kooperatif peneliti memilih model Group Investigation (GI)

dan Snowball Throwing. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan

keefektifan kedua model tersebut terhadap pembelajaran PKn di SD.

Model pembelajaran Group Investigation(GI) merupakan salah satu

model pembelajaran yang lebih menekankan pada pembelajaran variatif. Shoimin

(2014: 80) mengemukakan bahwa “Group Investigation adalah suatu model

pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada

menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas, selain itu juga memadukan

prinsip belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran”. Dalam model ini siswa diberikan kesempatan untuk memilih

sendiri materi yang akan mereka pelajari dalam kelompoknya sesuai dengan topik

yang sedang dibahas. Suprijono (2011) dalam Shoimin (2014: 80) mengemukakan

bahwa “dalam penggunaan model Group Investigation, setiap kelompok akan

bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih”. Materi

atau masalah yang akan dipilih telah disediakan oleh guru sebelumnya agar materi

yang dipilih sesuai dengan topik yang sedang dibahas, kemudian siswa

mempelajari sendiri materi tersebut bersama dengan teman kelompoknya. Setiap

kelompok melakukan investigasi terhadap masalah yang berbeda-beda.

Page 26: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

26

26

Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model

pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada pembelajaran yang

menyenangkan karena terdapat unsur bermain di dalamnya. Shoimin (2014: 174),

mengemukakan bahwa “Snowball Throwing merupakan pengembangan dari

model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif,

hanya saja kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar

mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan”. Dalam model

pembelajaran ini siswa dimungkinkan untuk saling sharing pengetahuan dan

pengalaman dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang mungkin dialami

selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu permasalahan yang sering

muncul dalam suatu proses pembelajaran adalah siswa yang ragu dan kurang

percaya diri untuk menyampaikan permasalahan yang dialami oleh siswa selama

pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran Snowball Throwing mampu

memfasilitasi siswa yang ragu dan kurang percaya diri tersebut, sehingga mereka

mampu menyampaikan pertanyaan atau permasalahan yang dihadapinya secara

tertulis yang nantinya akan dibahas secara bersama. Dengan menerapkan model

pembelajaran ini guru dapat melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan

menyelesaikan masalah.

Salah satu penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Tran (2014)

tentang pembelajaran kooperatif dengan judul “The Effects of Cooperative

Learning on the Academic Achievement and Knowledge Retention”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa setelah sekitar 8 minggu siswa yang

diinstruksikan menggunakan pembelajaran kooperatif mencapai skor signifikan

Page 27: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

27

27

lebih tinggi pada prestasi dan retensi pengetahuan dari pada siswa yang

diinstruksikan menggunakan pembelajaran berbasis ceramah. Penelitian ini

mendukung efektivitas pembelajaran koperatif. Penelitian lain dilakukan oleh

Dewi (2012) tentang penggunaan model GI berjudul “Penerapan Model Group

Investigation Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia di SMP”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada materi

bahan kimia dalam makanan di SMP Negeri 4 Temanggung. Penelitian lain

adalah penelitian tentang model pembelajaran Snowball Throwing yang dilakukan

oleh Kurnia (2013) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn”. Hasil

penelitian menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar, aktivitas siswa, dan

performansi guru setelah menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran PKn di SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 dan wawancara tidak terstruktur terhadap

guru kelas V SDN Tembok Luwung 1 Denny Pujiyulianto, S.Pd. selaku guru

kelas V A dan Dodi Irawan, S.H., S.Pd. selaku guru kelas V B, serta kepala SDN

Pesarean 2 Nuning Kuswati, S.Pd mengenai pelaksanaan pembelajaran PKn di

kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2, diperoleh keterangan

bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, antara lain kurang

berkonsentrasi, kurang kooperatif, dan kurang tertarik dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga nilai hasil belajar PKn masih

kurang optimal, kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, siswa kurang

Page 28: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

28

28

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, materi pelajaran tidak sesuai

dengan alokasi waktu yang diberikan, guru cenderung menggunakan model

pembelajaran konvensional, dan guru belum pernah menerapkan model Group

Investigation (GI) maupun Snowball Throwing dalam proses pembelajaran,

terutama pada pembelajaran PKn.

Untuk membuktikan apakah model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing efektif terhadap pembelajaran PKn materi menghargai

keputusan bersama di SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2, maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Keefektifan Model

Pembelajaran Group Investigation dan Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar

PKn Siswa Kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn masih rendah, rata-rata nilai

UAS semester gasal mata pelajaran PKn kelas V tahun ajaran 2016/2017

sebesar 68,96 di kelas V A dan 67,25 di kelas V B SDN Tembok Luwung 1,

serta 67,64 di kelas V SDN Pesarean 2.

2. Pembelajaran PKn menggunakan model konvensional.

3. Pembelajaran berpusat pada guru.

4. Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran Group Investigation

dan Snowball Throwing, dikarenakan guru masih belum yakin dengan

Page 29: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

29

29

keefektifan kedua model tersebut jika diterapkan di SDN Tembok Luwung 1

maupun SDN Pesarean 2.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa

masalah pembelajaran terletak pada penggunaan model pembelajaran. Guru belum

menerapkan model pembelajaran kooperatif, dikarenakan guru masih belum yakin

dengan keefektifannya terhadap pembelajaran, terutama jika diterapkan di SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka peneliti membatasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini terbatas pada mata pelajaran

PKn materi menghargai keputusan bersama.

2. Hasil belajar yang diteliti terbatas pada hasil belajar PKn ranah kognitif dan

ranah afektif.

1.4 Paradigma Penelitian

Penelitian ini mempunyai tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas

(X) yaitu model pembelajaran Group Investigation (X1) dan model pembelajaran

Snowball Throwing (X2) dan satu variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa.

Sugiyono (2016: 68) menjelaskan bahwa jika terdapat dua variabel independen

dan satu variabel dependen maka menggunakan paradigma ganda dengan dua

variabel independen. Pada penelitian ini, paradigma ganda dengan dua variabel

Page 30: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

30

30

telah dimodifikasi. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y,

menggunakan teknik korelasi sederhana. Hubungan antar variabel tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.1. Bagan Paradigma Penelitian

Keterangan:

X1 = Model Pembelajaran Group Investigation

X2 = Model Pembelajaran Snowball Throwing

Y = Hasil Belajar

(Sumber: Sugiyono, 2016: 68)

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan antara hasil belajar PKn materi menghargai keputusan

bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2

yang proses pembelajarannya menerapkan model Group Investigation

dengan yang menerapkan model konvensional?

2. Bagaimana perbedaan antara hasil belajar PKn materi menghargai keputusan

bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2

yang proses pembelajarannya menerapkan model Snowball Throwing dengan

yang menerapkan model konvensional?

X1

Y

X2

Page 31: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

31

31

3. Bagaimana perbedaan antara hasil belajar PKn materi menghargai keputusan

bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2

yang proses pembelajarannya menerapkan model Group Investigation dengan

yang menerapkan model Snowball Throwing?

4. Apakah model pembelajaran Group Investigation lebih efektif dari model

pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar PKn materi menghargai

keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN

Pesarean 2?

5. Apakah model pembelajaran Snowball Throwing lebih efektif dari model

pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar PKn materi menghargai

keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN

Pesarean 2?

6. Apakah model pembelajaran Group Investigation lebih efektif dari model

pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2?

1.6 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan

khusus, sebagai berikut:

1.6.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran

Group Investigation dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional,

model pembelajaran Snowball Throwing dibandingkan dengan model

Page 32: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

32

32

pembelajaran konvensional, dan model pembelajaran Group Investigation

dibandingkan dengan model pembelajaran Snowball Throwing dalam

pembelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama kelas V SDN Tembok

Luwung 1 dan SDN Pesarean 2

1.6.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan mendeskripsi perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2 yang proses pembelajarnya menerapkan model Group

Investigation dengan yang menerapkan model konvensional.

2. Menganalisis dan mendeskripsi perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2 yang proses pembelajarnya menerapkan model Snowball

Throwing dengan yang menerapkan model konvensional.

3. Menganalisis dan mendeskripsi perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2 yang proses pembelajarnya menerapkan model Group

Investigation dengan yang menerapkan model Snowball Throwing.

4. Menganalisis dan mendeskripsi keefektifan model pembelajaran Group

Investigation dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil

belajar PKn materi menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

Page 33: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

33

33

5. Menganalisis dan mendeskripsi keefektifan model pembelajaran Snowball

Throwing dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil

belajar PKn materi menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

6. Menganalisis dan mendeskripsi keefektifan model pembelajaran Group

Investigation dibandingkan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap

hasil belajar PKn materi menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V

SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

1.7 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik manfaat teoritis

maupun manfaat praktis.

1.7.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi maanfaat teoritis berupa

informasi tentang keefektifan penerapan model pembelajaran Group Investigation

dan Snowball Throwing terhadap hasil belajar PKn materi menghargai keputusan

bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

1.7.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bagi siswa, guru,

sekolah, dan penulis.

1.7.2.1 Bagi Siswa

1) Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi

menghargai keputusan bersama sehingga dapat memperoleh hasil belajar

yang optimal.

Page 34: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

34

34

2) Membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi secara mandiri, berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik,

dan bekerjasama dalam hal yang positif.

1.7.2.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru sebagai

berikut:

1) Memberi informasi tentang model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing agar guru dapat lebih memvariasikan pembelajaran

khususnya pada pembelajaran PKn.

2) Membantu mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2 melalui model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing.

1.7.2.3 Bagi Sekolah

1) Memberi kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan kualitas

pembelajaran PKn, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Sebagai bahan masukan dalam penerapan model pembelajaran Group

Investigation dan Snowball Throwing pada mata pelajaran PKn dan mata

pelajaran lain di SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

1.7.2.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan

tentang penggunaan model pembelajaran Group Investigation dan Snowball

Throwing pada mata pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama siswa

Page 35: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

35

35

kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 Kecamatan Adiwerna,

Kabupaten Tegal.

Page 36: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka dipaparkan mengenai kerangka teori, penelitian

yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori ini meliputi pengertian belajar, faktor yang mempengaruhi

belajar, prinsip-prinsip belajar, pembelajaran PKn di SD, hasil belajar,

karakteristik perkembangan siswa SD, model pembelajaran konvensional, model

pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Group Investigation, model

pembelajaran Snowball Throwing, materi menghargai keputusan bersama, dan

implementasi model pembelajaran terhadap materi. Penjelasannya akan

dijabarkan sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah hal yang sudah tidak asing lagi bagi manusia. Setiap

manusia membutuhkan belajar. Belajar merupakan proses dan aktivitas yang

selalu dilakukan manusia sejak dalam kandungan sampai ke liang lahat, sesuai

dengan prinsip belajar sepanjang hayat. Hilgard dalam Susanto (2015: 3)

menyatakan bahwa “belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam

diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman, dan sebagainya”. Belajar

merupakan proses manusia mendapatkan ilmu yang dapat membantu manusia

Page 37: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

18

18

tersebut dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Arsyad (2015: 1) mengemukakan

bahwa “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap

orang sepanjang hidupnya”. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.

Salah satu pertanda bahwa seseorang telah mengalami proses belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut yang disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang

terjadi akibat pengalaman yang telah dialaminya. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Morgan dan Slavin. Morgan dalam Suprijono (2015: 3) mengemukakan

bahwa “Learning is relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience”. Jadi, menurut morgan belajar adalah perubahan perilaku yang

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Slavin (1994) dalam Rifa’i dan

Anni (2012: 66) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan individu yang

disebabkan oleh pengalaman”. Perubahan tingkah laku individu dalam proses

belajar mengarah pada perubahan yang bersifat positif dan aktif, perubahan

tingkah laku tersebut disebabkan oleh adanya pengalaman dari individu yang

dalam proses belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Semakin

banyak seseorang belajar maka semakin banyak pula perubahan tingkah laku yang

diperoleh.

Gagne (1977) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 66) menyatakan bahwa

“belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang

berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak

berasal dari proses pertumbuhan”. Perubahan perilaku sebagai ciri dari hasil

Page 38: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

19

19

belajar merupakan akibat dari proses belajar yang telah dilalui individu dan bukan

semata-mata akibat dari proses pertumbuhan individu tersebut. Seorang manusia

yang dalam hidupnya tidak pernah mengalami proses belajar meskipun manusia

tersebut mengalami pertumbuhan, perubahan perilaku sebagai ciri dari hasil

belajar tidak akan didapatkan. Suprijono (2015: 3) menyatakan bahwa “Belajar

adalah proses mendapatkan pengetahuan”. Pendapat tersebut sesuai dengan

Hamalik (2015: 27-29) yang mengemukakan bahwa belajar adalah modifikasi

atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman yang didapatkan dari proses

interaksi dengan lingkungan. Hamalik juga menyatakan bahwa belajar merupakan

suatu proses atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan

suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan tingkah laku. Belajar

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah

atau prosedur yang ditempuh seorang individu guna mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses yang didapatkan seseorang melalui pengalaman, baik

pengalaman fisik, psikis, maupun sosial, dan melalui interaksi dengan

lingkungannya. Hasil dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam

diri seseorang sebagai ciri bahwa ia telah mengalami proses belajar.

2.1.2 Faktor yang Memengaruhi Belajar

Setiap siswa dalam satu kelas selalu mengikuti proses belajar yang sama,

akan tetapi hasil belajar masing-masing siswa berbeda-beda. Perbedaan ini

disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

Page 39: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

20

20

seseorang. Susanto (2015: 12) mengacu pada teori Gestalt, mengemukakan bahwa

“belajar merupakan suatu proses perkembangan”. Artinya bahwa secara kodrati

jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan

sesuatu baik yang berasal dari diri siswa maupun dari luar siswa. Susanto juga

megemukakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, yakni siswa itu

sendiri dan lingkungan. Faktor pertama adalah siswa, yaitu segala sesuatu yang

berasal dari diri siswa tersebut. Faktor ini meliputi kemampuan berpikir atau

tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik rohani maupun

jasmani. Faktor kedua adalah lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada di

lingkungan belajar (luar diri) siswa yang dapat menunjang proses belajarnya.

Faktor ini meliputi sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,

sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan

lingkungan.

Rifa’i dan Anni (2012: 81) juga menyatakan pendapat yang serupa bahwa

“faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar

adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik”. Kondisi internal dan eksternal

siswa berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar siswa. Kondisi

internal mencakup kondisi fisik, kondisi psikis, kondisi emosional, dan kondisi

sosial siswa. Oleh karena itu, kesiapan kondisi internal siswa akan sangat

berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar siswa. Kondisi eksternal

mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari

(respon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar

masyarakat juga akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.

Page 40: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

21

21

Senada dengan pendapat para ahli tersebut, Wasliman (2007) dalam

Susanto (2015: 12) juga menyatakan bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi,

baik faktor internal maupun eksternal”. Faktor internal merupakan faktor yang

berada dalam diri siswa tersebut yang dapat mempengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta

didik yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan segala sesuatu

yang berada dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

Faktor eksternal merupakan segala sesuatu yang berada di luar diri siswa dan

berada di lingkungan belajarnya yang dapat mempengaruhi keberhasilan

belajarnya. Meskipun faktor internal berada dalam diri siswa tersebut, namun guru

dapat mengoptimalkan kesiapan beberapa faktor internal siswa melalui

pengoptimalan faktor eksternal siswa.

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar

Guru merupakan sosok yang penting dalam dunia pendidikan. Peranan

guru dalam proses pembelajaran adalah memberikan ilmu yang bermanfaat serta

mencerdaskan generasi penerus bangsa. Guru dalam melakukan tugasnya harus

Page 41: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

22

22

menguasai segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Salah satunya

yang harus dikuasai oleh guru adalah prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip

belajar ini merupakan pedoman bagi guru dalam memberikan perlakuan kepada

siswa dalam proses pembelajaran. Gagne dalam Rifa’i dan Anni (2012: 79-80)

memandang bahwa dalam prinsip belajar terdapat kondisi eksternal dan kondisi

internal. Kondisi ekternal merupakan prinsip belajar yang harus dilakukan guru

dalam proses pembelajaran. Kondisi ekternal ini meliputi prinsip keterdekatan,

prinsip pengulangan, dan prinsip penguatan.

Prinsip keterdekatan, menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak

direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan

respon yang diinginkan. Jadi, Apabila guru menginginkan suatu respon dari siswa

atas stimulus yang akan diberikan maka guru harus menyampaikan stimulus

tersebut sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan oleh guru.

Stimulus yang terlalu cepat diberikan kepada siswa jauh sebelum respon yang

diinginkan oleh guru, akan menurunkan motivasi siswa dalam merespon stimulus

tersebut. Oleh karena itu, prinsip keterdekatan harus diperhatikan oleh guru dalam

proses pembelajaran.

Prinsip pengulangan, menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya

perlu diulang-ulang, atau dipraktikkan agar belajar dapat diperbaiki dan

meningkatkan retensi belajar. Jadi, situasi pemberian stimulus oleh guru dan

respon yang diberikan oleh siswa terhadap stimulus tersebut selain harus sesuai

dengan prinsip keterdekatan, juga harus terus diulang-ulang dalam setiap proses

pembelajaran agar guru dapat mengetahui kekurangan dalam belajar tersebut dan

dapat memperbaikinya secara terus menerus serta meningkatkan retensi belajar.

Page 42: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

23

23

Prinsip penguatan, menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan

diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang

menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk

mempelajari sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai

memperoleh penguatan. Dengan memberikan penguatan dalam proses belajar

yang lalu akan memperkuat perilaku siswa. Penguatan yang dapat memperkuat

perilaku dan motivasi siswa merupakan penguatan positif.

Sedangkan kondisi internal merupakan prinsip yang harus ada pada diri

pembelajar itu sendiri. Prinsip-prinsip ini harus dimiliki oleh pembelajar sebelum

melakukan kegiatan belajar baru. Kondisi internal ini meliputi prinsip informasi

faktual, kemahiran intelektual, dan strategi.

Informasi faktual, merupakan informasi-informasi yang dimiliki oleh

pembelajar. Informasi faktual dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu: (1)

dikomunikasikan kepada pembelajar. Pembelajar dapat memperoleh informasi

dengan cara dikomunikasikan langsung baik oleh guru maupun sumber belajar

yang lain; (2) dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai pelajaran baru.

Pembelajar mempelajari informasi-informasi yang berkaitan dengan pelajaran

baru yang akan dipelajari, sebagai prasyarat dalam mengikuti pelajaran tersebut;

dan (3) dilacak dari memori, karena informasi tersebut telah dipelajari dan

tersimpan di dalam memori selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya.

Kemahiran intelektual, ini mencakup pengetahuan yang dimiliki

pembelajar tentang suatu hal. Pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam

mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan

lainnya, untuk mempelajari hal-hal baru. Kemahiran intelektual ini harus telah

Page 43: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

24

24

dipelajari dan diingat sebelumnya agar dapat mendukung pembelajar dalam

mempelajari sesuatu yang baru.

Strategi, merupakan cara yang dianggap paling efektif dan mudah yang

bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan aktivitasnya.

Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk menghadirkan stimulus

yang kompleks, memilih dan membuat kode bagian-bagian stimulus,

memecahkan masalah, dan melacak kembali informasi yang telah dipelajari.

Prinsip-prinsip belajar tersebut, baik prinsip yang terdapat dalam kondisi

internal maupun kondisi eksternal, merupakan pedoman untuk memaksimalkan

proses belajar mengajar. Prinsip-prinsip dalam kondisi internal dapat menjadi

pedoman bagi siswa untuk memaksimalkan proses belajarnya, sedangkan prinsip-

prinsip dalam kondisi eksternal dapat menjadi pedoman bagi guru dalam

melaksanakan kegiatan mengajarnya.

2.1.4 Pembelajaran PKn di SD

Proses pembelajaran mencakup proses belajar yang dilakukan oleh siswa

dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah. Suprijono (2015: 13)

menjelaskan bahwa “pembelajaran berdasarkan makna lesikal berarti proses, cara,

perbuatan mempelajari”. Jadi, pembelajaran berarti strategi atau cara yang

digunakan untuk menciptakan proses belajar agar lebih mudah untuk dipelajari

oleh siswa. Pembelajaran di SD merupakan proses belajar-mengajar di dalam

suatu lingkungan belajar berupa sekolah yang di dalamnya terdapat hal-hal yang

dapat menunjang kesuksesan pembelajaran seperti metode, media, dan model

pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah proses belajar siswa sehingga

Page 44: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

25

25

memperoleh hasil belajar yang optimal. Briggs (1992) dalam Rifa’i dan Anni

(2012: 157) menjelaskan bahwa “Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu

memperoleh kemudahan”. Seperangkat peristiwa ini diciptakan oleh guru dan

peserta didik itu sendiri. Seperangkat peristiwa ini berupa serangkaian kegiatan

dalam proses mengajar dari guru yang bersifat eksternal dan proses penerimaan

yang dilakukan oleh siswa yang bersifat internal. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Gagne (1981) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 157) yang menyatakan

bahwa “pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik

yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar”.

PKn atau pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

mengajarkan tentang nilai dan diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di

sekolah sejak sekolah dasar. Susanto (2015: 225) menyatakan bahwa pendidikan

kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan mampu diwujudkan oleh

peserta didik dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai

seorang individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengertian PKn

SD menurut Ruminiati (2007: 1.30), “merupakan mata pelajaran yang berfungsi

sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan

menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila/budaya bangsa seperti yang terdapat

pada kurikulum PKn SD”.

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak dan karakteristik warga

negara yang baik melalui pendidikan nilai dan moral sehingga dapat terwujud

Page 45: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

26

26

masyarakat yang madani. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn

menurut Ruminiati (2007: 1.26) adalah untuk menjadikan siswa sebagai berikut:

(1) mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam

menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di

negaranya; (2) mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan,

secar aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara

cerdas dalam semua kegiatan; dan (3) bisa berkembang secara positif

dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain

di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap

ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai dan

moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warganegara yang baik akan

mudah terwujud.

Susanto (2015: 227) mengemukakan bahwa pembelajaran PKn di sekolah

dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia

Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan

mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan

norma-norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam

tahun sesuai dengan lama belajar di sekolah dasar. Artinya, pembelajaran PKn di

SD ini telah diajarkan mulai dari kelas terendah sampai kelas tertinggi dalam

jenjang sekolah dasar. Hal ini karena penanaman nilai dan moral pada diri anak

untuk membentuk suatu kesadaran dalam berperilaku tidak dapat dilakukan dalam

waktu yang singkat, sehingga proses penanaman nilai dan moral ini harus

diajarkan sejak usia dini untuk membentuk karakter bangsa yang diharapkan di

masa mendatang.

Page 46: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

27

27

2.1.5 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan dalam suatu proses belajar. Hasil belajar

akan didapatkan oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah memerlukan data hasil belajar siswa untuk

mengukur seberapa besar perubahan yang terjadi setelah kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan. Sudjana (2009: 2) menyatakan bahwa “Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”. Pengalaman belajar yang dialami siswa di lingkungan

belajarnya, baik sekolah, keluarga, maupun masyarakat, akan menumbuhkan

kemampuan-kemampuan yang diharapkan berguna untuk bekal dalam menjalani

kehidupan di lingkungannya masing-masing. Pendapat serupa juga dikemukakan

oleh Rifa’i dan Anni (2012: 69), bahwa “hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Jadi

hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku ke arah yang positif dari

diri siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar.

Suprijono (2014: 5-6), merujuk pada pemikiran Gagne, mengemukakan

bahwa hasil belajar itu berupa: (1) informasi verbal, yaitu kapabilitas

mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik bahasa lisan maupun

tulisan. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang telah diperoleh siswa

sebelumnya dalam proses pembelajaran, yang kemudian diungkapkan kembali

sebagai hasil belajar berupa informasi verbal; (2) Keterampilan intelektual, yaitu

kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual ini

sangat berhubungan dengan aktivitas kognitif individu. Keterampilan intelektual

Page 47: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

28

28

setiap individu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan kognitifnya; (3) Strategi

kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya.

Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah. Strategi kognitif mencakup pemikiran tentang cara yang dianggap sesuai

untuk menyalurkan keterampilan intelektualnya; (4) Keterampilan motorik, yaitu

kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi antar gerak

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. Keterampilan gerak yang dimiliki

masing-masing individu berbeda-beda sesuai dengan kondisi fisik serta

kemampuan motoriknya; dan (5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau

menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Sudjana (2009: 23-23) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan

nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar

intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil

belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga ranah tersebut menjadi

objek penilaian hasil belajar yang biasa digunakan di sekolah.

Page 48: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

29

29

Purwanto (2013: 50-53) menjelaskan tiga taksonomi yang disebut dengan

tiga ranah belajar, yaitu (1) ranah kognitif; (2) ranah afektif; dan (3) ranah

psikomotorik. Penjelasan dari ketiga ranah tersebut sebagai berikut:

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis

tingkat hasil belajar ranah kognitif yang terdiri dari enam kategori yaitu: (1)

hafalan, didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau memanggil kembali

informasi yang telah dipelajari sebelumnya; (2) pemahaman, didefinisikan sebagai

kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Pemahaman meliputi

proses pemaknaan dari materi yang diperoleh peserta didik dan bukan hanya

sekedar mengingat atau menghafal; (3) penerapan, didefinisikan sebagai

kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus dan sebagainya dan

menggunakannya untuk memecahkan masalah. Jadi, penerapan ini berupa

kemampuan peserta didik dalam menggunakan dan menerapkan materi yang telah

diperoleh ke dalam suatu permasalahan; (4) analisis, didefinisikan sebagai

kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur;

(5) sintesis, didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan mengorganisasikan

bagian-bagian untuk membentuk struktur yang baru; (6) evaluasi, didefinisikan

sebagai kemampuan membuat keputusan atau penilaian dari hasil penilaiannya..

Dari keenam cakupan dalam ranah kognitif, hanya tiga cakupan yang

diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Ketiga cakupan tersebut yaitu

pengetahuan, pemahaman, dan penerapan (Arikunto, 2015: 134). Hal ini

disesuaikan dengan taraf perkembangan anak usia sekolah dasar.

Page 49: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

30

30

2. Ranah afektif

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.

Krathwohl membagi hasil belajar ranah afektif menjadi lima tingkat, yaitu: (1)

penerimaan, yaitu kesediaan menerima rangsangan dengan memperhatikan

perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya. Rangsangan dapat hadir

dari guru dalam proses pembelajaran; (2) partisipasi, yaitu kesediaan memberikan

respon dengan berpartisipasi aktif dalam menanggapi rangsangan. Jadi, peserta

didik tidak hanya ingin menghadirkan rangsangan tetapi juga bagaimana mereka

mereaksikannya; (3) penilaian, yaitu kesediaan untuk menentukan pilihan nilai

dari rangsangan tersebut; (4) pengorganisasian, yaitu kesediaan

mengorganisasikan nilai-nilai yan dipilihnya untuk menjadi pedoman yang

mantap dalam berperilaku. Dalam tingkatan ini peserta didik mampu

mengorganisasikan sistem nilai; dan (5) internalisasi nilai atau karakterisasi, yaitu

menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman

berperilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari.

3. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Elizabeth Simpson mengkategorikan jenis perilaku menjadi enam, yaitu: (1)

persepsi, yaitu penggunaan organ penginderaan sebagai penerima rangsangan

untuk membedakan suatu gejala dengan gejala lain; (2) kesiapan, yaitu

kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu geraakan; (3) gerakan

terbimbing, yaitu tahapan awal di dalam belajar keterampilan kompleks. Gerakan

ini masih meniru gerakan model yang dicontohkan; (4) gerakan terbiasa, yaitu

Page 50: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

31

31

tindakan kinerja di mana gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan

gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir tanpa adanya

model contoh; (5) gerakan kompleks, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat; dan (6) kreativitas, yaitu

kemampuan menciptakan pola-pola gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau

mengombinasikan gerakan-gerakan yang sudah ada menjadi gerakan baru yang

orisinil.

2.1.6 Karakteristik Perkembangan Siswa SD

Perkembangan merupakan hal yang pasti di alami oleh setiap manusia.

Perkembangan manusia dapat dilihat dari tingkah lakunya. Guru sebagai pendidik

harus mengetahui karakteristik perkembangan anak didiknya. Perkembangan

setiap anak berbeda-beda, ada yang cepat, normal, dan ada pula yang lambat.

Namun, menurut Santrok dan Yussen dalam Susanto (2015: 71-72) secara umum

perkembangan anak melewati tahap atau fase sebagai berikut: (1) fase prenatal,

yaitu saat masih dalam kandungan dari masa pembuahan sampai dengan masa

kelahiran; (2) fase bayi, yaitu perkembangan yang berlangsung dari lahir sampai

usia 18 atau 24 bulan; (3) fase kanak-kanak awal, yaitu perkembangan yang

berlangsung dari akhir usia bayi sampai usia 5 atau 6 tahun; (4) fase kanak-kanak

tengah dan akhir, yaitu perkembangan yang berlangsung dari umur 6 sampai 11

tahun; (5) fase remaja, yaitu perkembangan yang merupakan transisi dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa awal. Dari fase atau tahapan tersebut, dapat dilihat

bahwa usia anak SD yang berkisar antara umur 6-12 tahun berada pada fase

kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan kanak-kanak akhir (10-12).

Page 51: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

32

32

Desmita (2014: 35) mengemukakan bahwa “anak-anak usia sekolah dasar

memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda.

Karakteristik tersebut yaitu anak senang bermain, senang bergerak, senang bekerja

dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara

langsung”. Guru dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya menyesuaikan

karakteristik anak tersebut, seperti mengembangkan pembelajaran yang terdapat

unsur permainan, mengusahakan siswa untuk berpartisipasi, bekerja atau belajar

dalam kelompok, serta memberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam

pembelajaran. Penggunaan model dan metode yang tepat harus diperhatikan oleh

guru.

Dilihat dari sudut pandang lain, Dirman dan Juarsih (2014: 26-37)

mengemukakan tujuh karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar.

Karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut: (1) karakteristik perkembangan

fisik-motorik, ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh

karena itu, pada usia ini merupakan usia yang tepat untuk mengajarkan

keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan motorik, baik motorik kasar

maupun halus; (2) karakteristik perkembangan intelektual, ditandai dengan

kemampuan intelektual yang dianggap sudah cukup untuk menjadi dasar

diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau

daya nalarnya, seperti membaca, menulis, berhitung, dan lain-lain; (3)

karakteristik perkembangan emosi, ditandai dengan mulai munculnya kesadaran

anak bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima atau disenangi

oleh orang lain, ia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi

Page 52: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

33

33

emosinya; (4) karakteristik perkembangan sosial, ditandai dengan adanya

perluasan hubungan, disamping dengan anggota keluarga, juga dengan teman

sebaya, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya semakin luas. Pada usia ini

anak sedang dalam tahap penyesuaian dari sikap egosentris menuju sikap

kooperatif dan sosiosentris; (5) karakteristik perkembangan moral, ditandai

dengan sudah mampunya anak untuk mengikuti tuntutan dari orang tua dan

lingkungan sosialnya. Siswa juga telah mampu membedakan perilaku melalui

konsep baik-buruk; (6) karakteristik perkembangan kesadaran beragama, ditandai

dengan pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya;

(7) karakteristik perkembangan bahasa, ditandai dengan semakin matangnya

organ-organ suara anak untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain

dengan jalan mengimitasi atau meniru kata yang didengarnya.

Dari berbagai karakteristik perkembangan anak SD yang telah

disampaikan para ahli tersebut, dapat menjadi pedoman bagi guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran agar disesuaikan dengan karakteristik

perkembangan anak sesuai tahapan usianya. Hal-hal yang dapat menunjang

pembelajaran, seperti penggunaan metode, media, dan model pembelajaran

hendaknya divariasikan sedemikian rupa sesuai karakteristik perkembangan anak

sehingga membangkitkan semangat siswa untuk belajar.

2.1.7 Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang

biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi dan

wawancara yang telah dilakukan terhadap guru kelas V di SDN Tembok Luwung

Page 53: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

34

34

1 dan SDN Pesarean 2, model pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan

oleh guru di kelas seringkali menggunakan metode ceramah dan tanya jawab,

serta sesekali menggunakan metode diskusi sederhana. Selain itu, dalam proses

pembelajaran, guru berperan sebagai pihak yang lebih aktif dikelas. Ruminiati

(2007: 2.4-2.5) menyatakan bahwa metode ceramah merupakan suatu metode

yang digunakan untuk menjelaskan materi secara verbal, dan biasanya memiliki

alat bantu visual (papan tulis, slide, dsb.). Metode tanya jawab merupakan suatu

metode yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa agar lebih terpusat kepada

proses pembelajaran. Sedangakan metode diskusi sederhana merupakan metode

yang digunakan untuk membahas sesuatu dalam kelompok kecil, biasanya berupa

penyelesaian tugas kelompok/LKS.

Pembelajaran di SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 lebih sering

menggunakan metode ceramah dan sesekali diselingi metode tanya jawab yang

digunakan hanya untuk memusatkan perhatian siswa ketika kegiatan pembelajaran

mulai kurang kondusif. Dalam metode ceramah, perhatian berpusat pada guru,

siswa hanya sebagai penyimak apa yang disampaikan oleh gurunya sehingga

pembelajaran akan terkesan membosankan. Metode diskusi sederhana sesekali

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Namun apa yang didiskusikan

siswa biasanya merupakan permasalahan sederhana seperti mendiskusikan soal

LKS yang diberikan guru maupun menyelesaikan tugas kelompok.

2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran di mana siswa bekerja

dalam kelompok kecil dan siswa dituntut untuk lebih aktif. Slavin (2005: 4)

Page 54: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

35

35

mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam

metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.

Hal tersebut juga sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Artz dan

Newman (1990) dalam Huda (2014: 32), bahwa pembelajaran kooperatif

didefinisikan sebagai “kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerja sama dalam

satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau

mencapai tujuan bersama”.

Pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran efektif yang di

dalamnya terdapat kelompok-kelompok belajar dalam ruang lingkup kecil yang

heterogen dengan tujuan untuk membangun kerja sama dan saling membantu

antar anggota kelompok. Kerja sama dan saling membantu dalam kelompok ini

dimaksudkan untuk terciptanya saling sharing tentang kemampuan penguasaan

materi tiap individu yang tentunya berbeda-beda, serta memberi kesempatan

terhadap siswa yang memiliki kemampuan intelektual rendah agar dapat

memahami materi dengan cara mendapat dorongan dan pengajaran dari teman

kelompok yang memiliki kemampuan intelektual lebih tinggi. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat dari Roger, dkk. (1992) dalam Huda (2014: 29) yang

menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran

kelompok yang didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara

kelompok-kelompok belajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung

jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

pembelajaran anggota yang lain”.

Page 55: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

36

36

Suprijono (2015 :73) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah

konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-

bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Dalam

pembelajaran kooperatif biasanya lebih diarahkan oleh guru. Peran guru hanya

memberikan pertanyaan-pertanyaan atau tugas kelompok dan pengarahan berupa

bimbingan kelompok dan penyediaan bahan-bahan atau informasi pembelajaran

yang dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang

diberikan. Pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, sehingga peran siswa

lebih aktif dalam pembelajaran daripada peran guru.

2.1.9 Model Pembelajaran Group Investigation

“Group Investigation merupakan model pembelajaran yang lebih

menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik

pengajaran di ruang kelas” (Shoimin, 2014: 80). Model pembelajaran ini berpusat

pada siswa, di mana siswa secara bergantian dituntut untuk berperan menjadi

seorang guru bagi siswa yang lain. Dalam model pembelajaran GI terdapat prinsip

belajar demokratis di mana siswa dapat memilih sendiri materi yang akan

dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Jadi, siswa dituntut untuk

terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai

akhir pembelajaran.

Suprijono (2011) dalam Shoimin (2014: 80) mengemukakan bahwa

“dalam penggunaan model Group Investigation, setiap kelompok akan bekerja

melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih”. Masalah yang

dipilih berbeda-beda antara kelompok satu dengan kelompok lain. Model

Page 56: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

37

37

pembelajaran GI adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga

tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar. Kondisi

ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Narudin (2009) dalam Shoimin (2014:

80), bahwa “Group Investigation merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa

untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui

bahan-bahan yang telah disediakan”. Jadi, dalam pembelajaran GI guru telah

menyediakan beberapa materi dari topik yang telah ditentukan untuk kemudian

materi tersebut dibahas dalam masing-masing kelompok siswa. Materi yang

disediakan disesuaikan dengan jumlah kelompok dalam kelas, masing-masing

kelompok mendapatkan materi yang berbeda. Dalam pemilihan materi siswa

berhak memilih sendiri materi mana yang ingin dipelajari dalam kelompoknya,

sesuai dengan prinsip belajar demokratis. Peran guru dalam model pembelajaran

GI adalah sebagai fasilitator dan moderator ketika kegiatan penyampaian hasil

pembahasan.

Langkah-langkah model pembelajaran GI yaitu sebagai berikut: (1) guru

membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen; (2) guru menjelaskan

maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. Guru dalam

menjelaskan maksud pembelajaran ini harus jelas sehingga tidak menimbulkan

salah persepsi dari siswa; (3) guru mengundang ketua-ketua kelompok untuk

mengambil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Dalam

mengambil materi, siswa diberi kebebasan untuk memilih materi apa yang akan

dibahas dalam kelompoknya; (4) masing-masing kelompok membahas materi

tugas secara kooperatif dalam kelompoknya sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Page 57: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

38

38

Guru memberikan bimbingan dan arahan kepada masing-masing kelompok; (5)

setiap kelompok diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya

menyampaikan hasil pembahasan di depan kelas secara bergantian. Guru berperan

sebagai moderator agar penyampaian hasil pembahasan dapat berjalan kondusif;

(6) kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan; (7)

guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep

dan memberikan kesimpulan; dan (8) evaluasi.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan,

begitupun dengan model pembelajaran GI. Shoimin (2014: 81) mengemukakan

kelebihan model GI secara pribadi, sosial, dan akademis. Kelebihan model GI

secara pribadi yaitu: (1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas; (2)

Memberi semangat untuk untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif; (3) Rasa percaya

diri dapat lebih meningkat; (4) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani

suatu masalah; dan (5) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

Kelebihan model pembelajaran GI secara sosial yaitu: (1) Meningkatkan belajar

bekerja sama; (2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru;

(3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sitematis; (4) Belajar menghargai

pendapat orang lain; dan (5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu

keputusan. Sedangkan kelebihan model pembelajaran GI secara akademis yaitu:

(1) Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan; (2)

Bekerja secara sistematis; (3) Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik

dalam berbagai bidang; (4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya;

(5) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat; dan (6) Selalu berpikir

Page 58: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

39

39

tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang

berlaku umum.

Kekurangan dari model GI yaitu: (1) Sedikitnya materi yang disampaikan

pada satu kali pertemuan; (2) Sulitnya memberikan penilaian secara personal; (3)

Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran Group Investigation. Model

ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk

memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri; (4) Diskusi

kelompok biasanya berjalan kurang efektif; dan (5) Siswa yang tidak tuntas

memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model

ini (Setiawan, 2006: 9 dalam shoimin, 2014: 83).

Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini adalah

model yang tepat untuk mengembangkan kemampuan siswa. Model ini menuntut

siswa berkerjasama di dalam kelompok. Selain itu, model pembelajaran ini

menuntut siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian dalam belajar.

2.1.10 Model Pembelajaran Snowball Throwing

“Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pengembangan dari

model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian dari model pembelajaran

kooperatif” (Shoimin, 2014: 174). Model pembelajaran Snowball Throwing

(melempar bola salju) didesain sedemikian rupa sehingga proses pembelajarannya

berlangsung dengan lebih menyenangkan. Dalam model pembelajaran ini terdapat

unsur bermain sehingga cocok untuk diterapkan pada siswa sekolah dasar.

Dengan diterapkannya model ini, memungkinkan siswa untuk saling sharing

pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan diskusi kelompok, bukan hanya

Page 59: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

40

40

dengan sesama anggota kelompok tapi juga dengan kelompok lain. Saling sharing

ini dibentuk dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul saat

kegiatan diskusi dilakukan. Dengan terdapat unsur bermain di dalamnya, kegiatan

saling sharing menjadi inti dalam model pembelajaran ini yang membuat kegiatan

pembelajaran berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan.

Shoimin (2014: 174) menyatakan bahwa “Salah satu permasalahan serius

yang sering terjadi dalam proses belajar adalah adanya perasaan ragu pada diri

siswa untuk menyampaikan permasalahan yang dialaminya dalam memahami

materi pelajaran”. Guru sering kali kesulitan untuk mengatasi permasalahan yang

sering terjadi dalam proses belajar tersebut. Model pembelajaran Snowball

Throwing dapat menjadi solusi dalam permasalahan tersebut. Melalui penerapan

model ini, siswa yang merasa ragu untuk menyampaikan permasalahannya dalam

memahami materi pelajaran dapat terfasilitasi untuk menyampaikannya melalui

pertanyaan dalam bentuk tertulis yang nantinya akan didiskusikan bersama. Siswa

dapat mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dalam memahami

materi pelajaran.

Pelaksanaan model pembelajaran ini dilakukan melalui enam fase.

Langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) menyampaikan seluruh tujuan dalam

pembelajaran dan memotivasi siswa; (2) menyajikan sekilas informasi tentang

materi pembelajaran siswa; (3) memberikan informasi kepada siswa tentang

prosedur pelaksanaan pembelajaran Snowball Throwing; (4) membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen; (5) memanggil ketua

kelompok dan menjelaskan materi serta pembagian tugas kelompok; (6) meminta

Page 60: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

41

41

ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan tugas

yang diberikan guru dengan anggota kelompok; (7) memberikan selembar kertas

kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan

sesuai dengan materi yang dijelaskan guru; (8) meminta setiap kelompok untuk

menggulung dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada

kelompok lain secara bergantian. Dalam langkah ini sedikit dimodifikasi dengan

menyanyikan sebuah lagu. Jadi, kertas pertanyaan dari kelompok 1 akan terus

dilempar antar kelompok sampai lagu tersebut habis atau guru mengatakan stop.

Kelompok yang terakhir memegang kertas adalah kelompok yang harus

menjawab pernyataan tersebut. Begitupun dengan kelompok 2 dan seterusnya.

Kelompok yang telah mendapatkan kertas tidak boleh ikut menerima lemparan

kertas lagi; (9) meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan

yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut; (10) guru meminta

setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari

kelompok lain; dan (11) memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.

Model pembelajaran Snowball Throwing memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan dari model ini yaitu: (1) Suasana pembelajaran menjadi

menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada

siswa lain; (2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa

lain; (3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak

tahu soal yang diberikan temannya seperti apa; (4) Siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran; (5) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun

Page 61: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

42

42

langsung dalam praktik; (6) Pembelajaran menjadi lebih efektif; dan (7) Ketiga

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran ini yaitu: (1) Sangat

bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang

dikuasai siswa hanya sedikit; (2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan

dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi

sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi

pelajaran; (3) Memerlukan waktu yang cukup panjang; dan (4) Murid yang nakal

cenderung membuat keributan sendiri.

Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini adalah

model yang tepat untuk diterapkan di siswa sekolah dasar, karena di dalamnya

terdapat unsur bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain sehingga

pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan. Model pembelajaran ini juga

dapat melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah.

2.1.11 Materi Menghargai Keputusan Bersama

Dalam pembelajaran PKn Kelas V di SD terdapat banyak pokok bahasan

yang harus dipelajari, namun tidak semua pokok bahasan tersebut digunakan

dalam penelitian ini. Materi pembelajaran yang dijadikan objek penelitian adalah

materi yang dianggap sulit oleh siswa, yaitu materi menghargai keputusan

bersama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN Tembok Luwung

1 dan SDN Pesarean 2 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, baik dengan guru

kelas V A dan V B SDN Tembok Luwung 1, Denny Pujiyulianto, S.Pd. dan Dodi

Page 62: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

43

43

Irawan, S.H., S.Pd. maupun guru kelas V SDN Pesarean 2, Siti Aminah Sadiyah,

S.Pd., pengalaman tahun lalu banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi menghargai keputusan bersama. Materi menghargai keputusan

bersama terdapat dalam silabus semester genap mata pelajaran PKn kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 tahun ajaran 2016/2017, dengan standar

kompetensi 4. Menghargai Keputusan Bersama dengan kompetensi dasar 4.1.

Mengenal Bentuk Keputusan Bersama.

2.1.12 Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation dan Snowball

Throwing pada Materi Menghargai Keputusan Bersama

Implementasi model pembelajaran group investigation dan snowball

throwing pada materi menghargai keputusan bersama dijelaskan sebagai berikut:

2.1.12.1 Implementasi model pembelajaran group investigation

Pelaksanaan model pembelajaran group investigation terdiri dari tiga

tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penutup yang dijelaskan sebagai

berikut:

1. Persiapan

Guru menyiapkan materi menghargai keputusan bersama yang akan

diajarkan kepada siswa dan pembagian materi tiap kelompok, serta soal evaluasi.

Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-

6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan sebelum proses pembelajaran.

Kelompok dibentuk secara heterogen berdasarkan nilai akademik siswa.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran model group investigation sebagai

berikut:

Page 63: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

44

44

1) Penyampaian guru

Pada awal pembelajaran, guru menjelaskan tujuan pembelajaraan PKn

materi menghargai keputusan bersama dan tata cara pembelajaran model group

investigation. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok investigasi yang telah

ditentukan sebelumnya. Guru memanggil ketua setiap kelompok untuk

mengambil materi tentang menghargai keputusan bersama yang telah disediakan

oleh guru yang terdiri dari 5 materi pada setiap pertemuan dan membahasnya

secara kooperatif dalam kelompok masing-masing. Pembagian materi pada

pertemuan pertama, yaitu: (1) keputusan bersama; (2) pengertian musyawarah; (3)

hal penting dalam musyawarah; (4) voting; dan (5) aklamasi. Sedangkan pada

pertemuan kedua, yaitu: (1) bentuk keputusan bersama di rumah; (2) bentuk

keputusan bersama di kelas; (3) bentuk keputusan bersama di sekolah; (4) bentuk

keputusan bersama di sekitar tempat tinggal; dan (5) bentuk keputusan bersama di

lingkungan pemerintahan.

2) Kelompok investigasi

Dalam kelompok investigasi, setiap kelompok melakukan investigasi

terhadap materi yang telah diambil oleh ketua kelompok dan membahasnya secara

kooperatif. Guru mengamati jalannya kegiatan investigasi ini dan memberikan

bimbingan kelompok bagi kelompok yang membutuhkan. Kegiatan kelompok

investigasi ini berlangsung sampai materi telah selesai terinvestigasi dan semua

anggota dalam kelompok paham akan apa yang dipelajarinya.

3) Penyampaian hasil investigasi

Setelah pembahasan materi menghargai keputusan bersama dalam

kelompok selesai, setiap kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok

Page 64: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

45

45

menyampaikan hasil investigasi materinya kepada kelompok lain di depan kelas.

Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain jika ada yang

ingin memberi tanggapan, jika tidak ada, guru mengecek pemahaman kelompok

lain terhadap materi yang disampaikan.

4) Klarifikasi

Guru memberikan klarifikasi untuk membenarkan konsep-konsep yang

masih salah atau membahas pertanyaan yang belum terjawab mengenai materi

menghargai keputusan bersama. Guru juga memberikan penguatan positif kepada

setiap kelompok berupa penguatan verbal.

3. Penutup

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam setiap pembelajaran. Dalam tahap

ini, siswa bersama guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari mengenai materi

menghargai keputusan bersama. Guru juga memberikan soal evaluasi yang

berjumlah lima soal pada setiap pertemuan untuk melihat kemampuan penguasaan

materi dalam bentuk tes formatif.

2.1.12.2 Implementasi model pembelajaran snowball throwing

Pelaksanaan model pembelajaran group investigation terdiri dari tiga

tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penutup yang dijelaskan sebagai

berikut:

1. Persiapan

Dalam tahap persiapan pembelajaran model ini guru menyiapkan materi

menghargai keputusan bersama yang akan diajarkan kepada siswa dan pembagian

materi tiap kelompok, lembar snowball, lagu anak-anak, serta soal evaluasi. Guru

membagi kelas menjadi 5 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 6-7

Page 65: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

46

46

siswa. Pembagian kelompok dilakukan sebelum proses pembelajaran. Kelompok

dibentuk secara heterogen berdasarkan nilai akademik siswa.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran model snowball throwing sebagai

berikut:

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran PKn

materi menghargai keputusan bersama dan memberikan motivasi agar siswa siap

menerima pembelajaran.

2) Penyajian informasi

Dalam penyajian informasi, guru menyajikan informasi singkat tentang

materi menghargai keputusan bersama secara klasikal. Guru juga memberikan

informasi mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran snowball throwing yang

akan dilaksanakan. Kemudian, guru membagi kelas ke dalam lima kelompok yang

telah dibagi sebelumnya.

3) Kelompok bekerja dan belajar

Setelah kelompok dibagi, guru memanggil ketua kelompok untuk

mengambil materi dan menjelaskan tugas setiap kelompok. Ketua kelompok

kembali ke kelompoknya untuk mendiskusikan materi dan tugas yang diperoleh.

Materi menghargai keputusan bersama dibagi menjadi lima materi setiap

pertemuan. Pembagian materi pada pertemuan pertama, yaitu: (1) keputusan

bersama; (2) pengertian musyawarah; (3) hal penting dalam musyawarah; (4)

voting; dan (5) aklamasi. Sedangkan pada pertemuan kedua, yaitu: (1) bentuk

keputusan bersama di rumah; (2) bentuk keputusan bersama di kelas; (3) bentuk

Page 66: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

47

47

keputusan bersama di sekolah; (4) bentuk keputusan bersama di sekitar tempat

tinggal; dan (5) bentuk keputusan bersama di lingkungan pemerintahan.

4) Snowball Throwing

Guru memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok untuk

menuliskan pertanyaan mengenai materi tentang menghargai keputusan bersama

yang didapat. Guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok. Setelah

pertanyaan ditulis, siswa menggulung kertas tersebut sehingga berbentuk bola

salju (snowball). Kemudian, kelompok pertama melemparkan bola tersebut ke

kelompok lain diiringi dengan menyanyikan lagu anak-anak agar suasana menjadi

lebih menyenangkan. Kelompok yang mendapat bola salju tersebut segera

menuliskan jawaban di selembar kertas tersebut. Kegiatan ini dilanjutkan dengan

pelemparan bola salju dari kelompok kedua dan seterusnya.

5) Evaluasi

Setelah semua kelompok mendapatkan bola dan menuliskan jawabannya.

Guru meminta setiap kelompok membacakan pertanyaan dan jawaban mengenai

materi menghargai keputusan bersama secara bergantian. Guru memberikan

klarifikasi terhadap jawaban yang masih kurang tepat untuk didiskusikan bersama.

Kemudian, guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.

3. Penutup

Dalam tahap ini, siswa bersama guru menyimpulkan apa yang telah

dipelajari mengenai materi menghargai keputusan bersama. Guru juga

memberikan soal evaluasi yang berjumlah lima soal pada setiap pertemuan untuk

melihat kemampuan penguasaan materi dalam bentuk tes formatif.

Page 67: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

48

48

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan model pembelajaran Group Investigation

dan Snowball Throwing sudah banyak dilakukan, antara lain:

1. Penelitian oleh Hidayah (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada

Siswa Kelas IVB SD Negeri Gamol”. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus tindakan.

Subjek penelitian ini berjumlah 16 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 9

siswa perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada ranah kognitif

mengalami peningkatan dari nilai awal 66,38 menjadi 73,43 pada siklus I dan

87,5 pada siklus II, pada ranah afektif mencapai nilai 72,34 pada siklus I dan

78,44 pada siklus II, sedangkan pada ranah psikomotor mencapai nilai 62,03

pada siklus I dan 77,34 pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan

hasil belajar IPS siswa, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

2. Penelitian dilakukan oleh Maratin (2014) dengan judul “Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar PKn Materi Mengenal Pemerintahan Tingkat Pusat melalui

Pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada Siswa Kelas IV MI

Muhammadiyah Pondok Karanganom Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian

menunjukkan hasil prestasi belajar siswa pada tahap pra tindakan sebesar

40%, meningkat menjadi 70% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 90%

pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif

Page 68: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

49

49

model group investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV

MI Muhammadiyah pondok pada mata pelajaran PKn.

3. Penelitian dilakukan oleh Evandari (2013) yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran

Snowball Throwing pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebel Kasihan Bantul”.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek

penelitian ini berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 12

perempuan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan masing-masing siklus

dilakukan dalam dua kali pertemuan. Analisis data yang digunakan adalah

dekriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelas pada

pra siklus (pretest) sebesar 63,72; pada tindakan siklus 1 sebesar 72,07; dan

pada tindakan siklus II sebesar 82,24. Dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Ngebel Kasihan Bantul dapat

ditingkatkan menggunakan model pembelajaran snowball throwing.

4. Penelitian dilakukan oleh Retnowati (2014) dengan judul “Penerapan Metode

Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS

Materi Perkembangan Teknologi pada Siswa Kelas IV SDN 02 Mayong Lor

Kabupaten Jepara”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan

kelas yang terdiri atas dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 72,41% pada siklus I menjadi

86,21% pada siklus II. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa juga

mengalami peningkatan dari kategori baik (61,8%) pada siklus I menjadi

sangat baik (82,64%) pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada

pengelolaan pembelajaran guru yang mendapatkan persentase rata-rata

Page 69: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

50

50

sebesar 67,36% pada siklus I menjadi 80,56% pada siklus II. Dapat

disimpilkan bahwa dengan menggunakan metode snowball throwing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa, serta aktivitas

pembelajaran guru.

5. Penelitian dilakukan oleh Qalimulya (2014) yang berjudul “Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar PKn dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Group Investigation (GI) pada Materi HAM di Kelas XI SMA Negeri 1

Marabahan”. Penelitian didesain sebagain penelitian tindakan kelas dengan

subjek penelitian siswa kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan tahun ajaran

2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan

peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 42,85% (pada siklus I)

menjadi 92,86% (pada siklus II). Dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan.

6. Penelitian dilakukan oleh Kurnia (2012) dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar PKn”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

(PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Gumilir

05 Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelas pada siklus I

sebesar 85,65 dan pada siklus II meningkat menjadi 96,95. Perolehan hasil

observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 75,3% meningkat pada siklus

II menjadi 79,54%. Skor performansi guru pada siklus I sebesar 74,48

meningkat pada siklus II menjadi 88,16. Dapat disimpulkan bahwa penerapan

Page 70: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

51

51

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan

hasil belajar, aktivitas siswa, dan performansi guru.

7. Penelitian dilakukan oleh Tran (2014) dengan judul “The Effects of

Cooperative Learning on the Academic Achievement and Knowledge

Retention”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Hasil penelitian

menunjukkan setelah sekitar delapan minggu, siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif mencapai nilai signifikan lebih tinggi dari pada

siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis ceramah.

8. Penelitian dilakukan oleh Sangadji (2006) dengan judul “Implementation of

Cooperative Learning with Group Investigation Model to Improve Learning

Achievement of Vocational School Student in Indonesia”. Penelitian ini

menunjukan bahwa model pembelajaran group investigation telah dilakukan

dengan baik pada siswa SMK dan memiliki prestasi belajar yang lebih baik.

Dapat disimpulkan model pembelajaran group investigation dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa SMK.

9. Penelitian dilakukan oleh Wahyuningsih (2011) yang berjudul “Peningkatan

Hasil Belajar pada Mata Pelajaran PKn dengan Metode Group Investigation

Kelas IV SD Negeri 2 Gerdu Tahun 2010/2011”. Penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV

SD Negeri 2 Gerdu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil tes akhir

siklus I sebesar 60%, siklus II sebesar 72%, dan siklus III sebesar 100%.

Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa,

kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran.

Page 71: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

52

52

10. Penelitian dilakukan oleh Dewi (2013) yang berjudul “Penerapan Model

Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sendang Agung

Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata aktivitas siswa pada

siklus I sebesar 58,74%; pada siklus II sebesar 69,72%; dan pada siklus II

menjadi 82,67%. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 63,70; pada siklus

kedua sebesar 71,96; danpada siklus III sebesar 86,30%. Dapat disimpulkan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penggunaan model pembelajaran

kooperatif, baik model Group Investigation maupun Snowball Throwing

menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Penelitian sebelumnya

memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu ingin mengetahui keefektifan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Snowball Throwing,

kesamaan variabel terikat berupa hasil belajar siswa, dan beberapa penelitian

memiliki kesamaan mata pelajaran PKn. Sedangkan perbedaan antara penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dalam hal materi pelajaran, subjek

penelitian, tempat penelitian, jenis penelitian, dan beberapa penelitian memiliki

perbedaan dalam hal mata pelajaran. Peneliti akan melakukan penelitian

eksperimen studi komparasi yang membandingkan keefektifan penggunaan model

pembelajaran Group Investigation dan Snowball Throwing pada mata pelajaran

Page 72: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

53

53

PKn materi menghargai keputusan bersama di kelas V SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.

2.3 Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan alat ukur bagi guru untuk melihat sejauh mana

siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Hasil belajar PKn siswa kelas V di

SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 masih belum optimal, dilihat dari

nilai ujian akhir semester (UAS) 1 mata pelajaran PKn yang rata-rata belum

memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hasil belajar siswa yang

belum optimal dikarenakan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran PKn.

Mempelajari PKn agar menjadi mudah dan menyenangkan diperlukan model

pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa

dan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Namun melihat kenyataan di

lapangan, SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 belum menerapkannya

sehingga siswa mengalami kendala dalam menyerap materi, khususnya dalam

mata pelajaran PKn.

Kendala belajar yang dialami siswa tersebut sebenarnya bisa diatasi

dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

perkembangan siswa SD dan materi yang diajarkan. Salah satu alternatifnya yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation atau Snowball

Throwing. Dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar menyelesaikan masalah,

bekerjasama, bertanggung jawab, dan berkomunikasi dengan benar. Selain itu,

Page 73: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

54

54

model ini juga dapat melatih kemandirian siswa. Sedangkan dengan menerapkan

model pembelajaran Snowball Throwing dapat membantu siswa dalam mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dengan membuat

pertanyaan dalam bentuk tertulis. Dengan penerapan model ini dapat melatih

kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk

menyelesaikan permasalahan. Model pembelajaran ini juga mengandung unsur

bermain sehingga siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang

menyenangkan.

Penulis ingin mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara: (1)

penerapan model pembelajaran GI dengan model pembelajaran konvensional, dan

seberapa besarkah efektivitasnya; (2) penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing dengan model pembelajaran konvensional, dan seberapa besarkah

efektivitasnya; serta (3) penerapan model pembelajaran GI dan model

pembelajaran Snowball Throwing, dan seberapa besarkah efektivitasnya. Peneliti

akan membandingkan hasil belajar di antara ketiga kelas yang diberi perlakuan

berbeda tersebut. Dengan adanya perbedaan hasil belajar yang ditunjukkan,

diharapkan dapat memberi masukan bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam

melaksanakan proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran PKn. Dari

uraian tersebut, dapat digambarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Page 74: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

55

55

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai

berikut:

a. 1 = Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Pembelajaran PKn SD

Materi Menghargai Keputusan Bersama

di Kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2

Kelas Eksperimen 1 Kelas Kontrol

Model

Group Investigation

Model

Konvensional

Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa

Bagaimana perbedaan antara hasil belajar model Group Investigation dan

model SnowballThrowing?

Kelas Eksperimen 2

Model

Snowball Throwing

Hasil Belajar Siswa

Dibandingkan Dibandingkan

Bagaimana perbedaan antara hasil

belajar model Group Investigation

dengan model konvensional?

Bagaimana perbedaan antara hasil

belajar model Snowball Throwing

dengan model konvensional?

Dibandingkan

Page 75: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

56

56

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 yang proses

pembelajarannya menerapkan model Group Investigation

dengan konvensional.

: µ1 = µ2 (tidak beda)

1 = Terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 yang proses

pembelajarannya menerapkan model Group Investigation

dengan konvensional.

: µ1 ≠ µ2 (berbeda)

b. 2 = Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 yang proses

pembelajarannya menerapkan model Snowball Throwing

dengan konvensional.

: µ1 = µ2 (tidak beda)

2 = Terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 yang proses

pembelajarannya menerapkan model Snowball Throwing

dengan konvensional.

Page 76: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

57

57

: µ1 ≠ µ2 (berbeda)

c. 3 = Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 yang proses

pembelajarannya menerapkan model Group Investigation

dengan Snowball Throwing.

: µ1 = µ2 (tidak beda)

3 = Terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi

menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN

Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2 yang proses

pembelajarannya menerapkan model Group Investigation

dengan Snowball Throwing.

: µ1 ≠ µ2 (berbeda)

d. 4 = Penerapan model Group Investigation tidak lebih efektif

dari atau sama dengan penerapan model konvensional

terhadap hasil belajar PKn materi menghargai keputusan

bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan

SDN Pesarean 2.

: µ1 ≤ µ2

4 = Penerapan model Group Investigation lebih efektif dari

penerapan model konvensional terhadap hasil belajar

PKn materi menghargai keputusan bersama pada siswa

kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

Page 77: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

58

58

: µ1 > µ2

e. 5 = Penerapan model Snowball Throwing tidak lebih efektif

dari atau sama dengan penerapan model konvensional

terhadap hasil belajar PKn materi menghargai keputusan

bersama pada siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan

SDN Pesarean 2.

: µ1 ≤ µ2

5 = Penerapan model Snowball Throwing lebih efektif dari

penerapan model konvensional terhadap hasil belajar

PKn materi menghargai keputusan bersama pada siswa

kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

: µ1 > µ2

f. 6 = Penerapan model Group Investigation tidak lebih efektif

dari atau sama dengan penerapan model Snowball

Throwing terhadap hasil belajar PKn materi menghargai

keputusan bersama pada siswa kelas V SDN Tembok

Luwung 1 dan SDN Pesarean 2.

: µ1 ≤ µ2

6 = Penerapan model Group Investigation lebih efektif dari

penerapan model Snowball Throwing terhadap hasil

belajar PKn materi menghargai keputusan bersama pada

siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN

Pesarean 2.

: µ1 > µ2

Page 78: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

59

59

Page 79: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

119

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dan

pembahasan pada bab sebelumnya, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut:

(1) Terdapat perbedaan antara hasil belajar PKn materi Menghargai Keputusan

Bersama pada siswa kelas V yang proses pembelajarannya menerapkan

model pembelajaran Group Investigation, Snowball Throwing, dan

konvensional. Pada kelas yang menerapkan model pembelajaran Group

Investigation memperoleh rata-rata nilai hasil belajar pada ranah kognitif

sebesar 81,51 dan ranah afektif sebesar 85,27. Pada kelas yang menerapkan

model pembelajaran Snowball Throwing memperoleh rata-rata nilai hasil

belajar pada ranah kognitif sebesar 79,72 dan ranah afektif sebesar 82,30.

Pada kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional memperoleh

rata-rata nilai hasil belajar pada ranah kognitif sebesar 72,54 dan ranah afektif

sebesar 80,65. Hasil belajar PKn materi Menghargai Keputusan Bersama

pada kelas yang menerapkan model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing memiliki nilai yang lebih tinggi dari model konvensional.

(2) Penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Snowball Throwing

sama-sama efektif terhadap hasil belajar PKn materi Menghargai Keputusan

Bersama pada siswa kelas V. Model pembelajaran Group Investigation dan

Page 80: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

120

Snowball Throwing lebih efektif dari model konvensional terhadap hasil

belajar PKn materi Menghargai Keputusan Bersama pada siswa kelas V.

Sedangkan model pembelajaran Group Investigation tidak lebih efektif atau

sama dengan model pembelajaran Snowball throwing terhadap hasil belajar

PKn materi Menghargai Keputusan Bersama pada siswa kelas V.

(3) Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan model

pembelajaran Group Investigation dan Snowball Throwing sama-sama efektif

terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN Tembok Luwung 1 dan SDN

Pesarean 2.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran Group

Investigation dan Snowball Throwing terhadap pembelajaran PKn materi

Menghargai Keputusan Bersama pada siswa kelas V di SDN Tembok Luwung 1

dan SDN Pesarean 2, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah agar siswa memperoleh nilai

hasil belajar yang optimal, guru disarankan untuk:

(1) Memilih dan mempertimbangkan untuk menerapkan model pembelajaran

kooperatif terutama model pembelajaran Group Investigation, dan sesekali

menerapkan model Snowball Throwing sebagai variasi dalam pembelajaran di

kelas V. Kedua model tersebut terbukti sama-sama efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 81: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

121

(2) Menjelaskan tata cara dan aturan pelaksanaan model pembelajaran sebelum

pembelajaran dimulai agar semua anak paham dengan tugasnya masing-

masing.

(3) Senantiasa memberikan bimbingan kepada siswa yang merasa kesulitan saat

proses pembelajaran berlangsung baik secara individu maupun kelompok.

(4) Menjaga hubungan yang baik antara guru dengan siswa agar dalam proses

pembelajaran siswa merasa nyaman.

(5) Membiasakan siswa untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran, salah

satunya dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing yang dapat melatih jiwa sosial dan kepercayaan diri

siswa.

5.2.2 Bagi Siswa

Dalam pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation dan

Snowball Throwing, agar pembelajaran menjadi lebih optimal siswa disarankan

untuk:

(1) Lebih memperhatikan petunjuk atau arahan dari guru agar saat proses

pembelajaran berlangsung siswa mengerti tugasnya dan tidak kesulitan untuk

mengikuti pembelajaran model.

(2) Lebih memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru agar

dapat mengikuti kegiatan selanjutnya dengan baik,

(3) Lebih menggali pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki semaksimal

mungkin melalui membaca buku pelajaran sebelum pembelajaran

berlangsung ataupun menggunakan waktu luang untuk belajar.

Page 82: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

122

(4) Lebih memperhatikan ketika temannya sedang menyampaikan hasil diskusi

kelompok di depan.

(5) Berani menyampaikan pertanyaan maupun gagasan terhadap apa yang

disampaikan guru maupun temannya.

(6) Bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam kelompoknya karena inti

dari pembelajaran kooperatif yaitu kerjasama kelompok.

5.2.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran Group

Investigation dan Snowball Throwing efektif terhadap hasil belajar PKn siswa

kelas V materi Menghargai Keputusan Bersama, oleh karena itu pihak sekolah

disarankan untuk:

(1) Memberikan keleluasaan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran

yang inovatif, salah satunya Group Investigation dan Snowball Throwing

sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

(2) Memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi dan mampu

menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dalam kelasnya,

sehingga guru akan termotivasi untuk membimbing siswa lebih baik lagi.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Pelaksanaan pembelajaran model Group Investigation dan Snowball

Throwing berjalan kurang maksimal, oleh karena itu peneliti selanjutnya

disarankan untuk melakukan uji coba model pembelajaran Group Investigation

dan Snowball Throwing selama beberapa kali sebelum melaksanakan penelitian,

agar peneliti menguasai dengan baik model pembelajaran tersebut.

Page 83: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

123

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Husada.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Dewi, Ratih Puspita. 2012. Penerapan Model Group Investigation Terhadap Hasil

Belajar Materi Bahan Kimia di SMP. Semarang: Universitas Negeri

Semarang. Online. lib.unnes.ac.id/15083/ [diakses pada 24/01/2017]

Dewi, Triana. 2013. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Snowball

Throwing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa

Kelas V SD Negeri 1 Sendang Agung Tahun Pelajaran 2012/2013. Bandar

Lampung: Universitas Lampung. Online.

digilib.unila.ac.id/377/2/1.%20Abstrak.pdf [diakses pada 05/02/2017]

Dirman dan Juniarsih, Cicih. 2014. Karakteristik Peserta Didik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Evandari, Neti. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan

Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa Kelas V SD Negeri

Ngebel Kasihan Bantul. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Online. eprints.uny.ac.id/15415/1/Neti%20Evandari.pdf [diakses pada

24/01/2017]

Page 84: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

124

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

_____________. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayah, Erna. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas IVB SD Negeri

Gamol. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Online.

eprints.uny.ac.id/7774/ [diakses pada 24/01/2017]

Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurnia, Intan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn. Semarang: Universitas

negeri Semarang. Online. lib.unnes.ac.id/17715/1/1402408039.pdf

[diakses pada 06/03/2017]

Maratin, Kun Khusnul. 2014. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi

Mengenal Pemerintahan Tingkat Pusat melalui Pembelajaran Kooperatif

Group Investigation pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Pondok

Karanganom Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. Yogyakarta: Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Online. digilib.uin-

suka.ac.id/14111/2/BAB%20I,%20IV,%20DEAFTAR%20PUSTAKA.pdf

[diakses pada 24/01/2017]

Mudyahardjo, Redja. 2012. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS: Plus! Tata

Cara dan Tips Menyusun Skripsi dalam Waktu Singkat!. Yogyakarta:

Penerbit Media Kom.

______________. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik

dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Page 85: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

125

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Qalimulya, Atud Wawanda. 2014. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn

dengan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) pada

Materi HAM di Kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan. Banjarmasin:

Universitas Lambung Mangkurat. Online.

ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/pkn/article/view/335 [diakses pada

24/01/2017]

Retnowati, Lilis. 2014. Penerapan Metode Snowball Throwing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Perkembangan

Teknologi pada Siswa Kelas IV SDN 02 Mayong Lor Kabupaten Jepara.

Kudus: Universitas Muria Kudus. Online.

eprints.umk.ac.id/4028/1/Hal_Judul.pdf [diakses pada 06/03/2017]

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES PRESS

Ruminiati. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran serta PKn Sebagai Pendidikan

Nilai, Moral, dan Norma.

Sangadji, Sopiah. 2006. Implementation of Cooperative Learning with Group

Investigation Model to Improve Learning Achievement of Vocational

School Student in Indonesia. Malang: University of Malang. Dalam

International Journal of Learning & Development Vol 6 No 1. Online.

www.macrothink.org/journal/index.php/ijld/article/view/9128 [diakses

pada 24/01/2014]

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik.

Bandung: Nusa Media.

Page 86: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

126

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sudjatmoko dan Dwi Susilowati. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk

SD/MI Kelas V. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2015. Cooperative learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenada Media Group.

Tran, Van Dat. 2014. The Effects of Cooperative Learning on the Academic

Achievement and Knowledge Retention. An Giang: An Giang University.

Dalam jurnal internasional Journal of Higher Education Volume 3 No 2.

Online. files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1067568.pdf [diakses pada

24/01/2017]

Trihendradi, Cornelius. 2013. Step by Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik.

Yogyakarta: ANDI.

UNNES. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Wahyuningsih, Siti Lestari Dwi. 2011. Peningkatan Hasil Belajar pada Mata

Pelajaran PKn dengan Metode Group Investigation Kelas IV SD Negeri 2

Gerdu Tahun 2010/2011. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Online. eprints.ums.ac.id/19827/ [diakses pada 05/02/2017]

Widihastuti, Setianti dan Fajar Rahayuningsih. 2008. Pendidikan

Kewarganegaraan SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Page 87: GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWINGlib.unnes.ac.id/31422/1/1401413433.pdf · GROUP INVESTIGATION DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SDN TEMBOK LUWUNG

127

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yonny, A. Dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.