Post on 02-Aug-2015
Penanggulangan BBLRPenanggulangan BBLRBasori S.Ked
Latar BelakangLatar Belakang• Kehamilan adalah suatu proses fisiologis
yang terjadi hampir pada setiap wanita. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat sempurna secara jasmaniah dan dengan berat badan lahir yang cukup. Tetapi adakalanya berat badan jutru rendah.
• Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa prenatal. Selain itu BBLR juga dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Kejadian BBLR yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. Kejadian BBLR ini bisa dicegah bila kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya
Rumusan masalahRumusan masalahKejadian BBLR yang tinggi
menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat
TujuanTujuanUntuk mengetahui masalah Bayi
Baru Lahir Rendah (BBLR) dan penanggulangannya.
Definisi BBLRDefinisi BBLRBayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa melihat usia kehamilan.
BBLR, berat lahir 1500 – 2499 gram.BBLSR, berat lahir 1000 – 1499
gram.BBLER, berat lahir < 1000 gram
Klasifikasi BBLRKlasifikasi BBLR
1. Prematuritas murni 2. Bayi small for gestational age
(SGA)a. Simetris (intrauterus for gestational
age)b. Asimetris (intrauterus growth
reterdational)c. Dismaturitas
Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bayi mempengaruhi terjadinya bayi BBLRBBLR
Tingkat Pengetahuan• Status Gizi• Pemeriksaan Antenatal
(Antenatal Care)• ParitasJarak Kehamilan
Gejala klinis Gejala klinis BBLRBBLRa. Prematuritas murniBerat badan kurang dari 2500 gram,
panjang badan kurang sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relative besar dari badanya, kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genetalia immature
b. DismaturitasKarateristik fisis sama dengan bayi
premature dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan “wasting”, demikian pula pada postterm dengan dimaturitas.
Diagnosis BBLRDiagnosis BBLR
a.Prematuritas murniMasa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan (BKB-SMK).
b. Dimaturitas Bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).
KomplikasiKomplikasi BBLR BBLR
a. Prematuritas1. Sindrom gangguan pernapasan2. Hipotermi 3. Hipoglikemia 4. Pneumonia aspirasi 5. Hiperbilirubinemia6. Infeksi
Komplikasi dismaturitasKomplikasi dismaturitas
Komplikasi dismaturitas1. Sindrom aspirasi 2. Hipoglikemia simptomatik 3. Hipotermia 4. Infeksi 5. Asfiksia neonatorum 6. Hiperbilirubinemia
Prognosis Prognosis BBLRBBLR
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama
Tatalaksana BBLRTatalaksana BBLR
a. Dukungan respirasib. Termoregulasic. Perlindungan terhadap infeksid. Hidrasie. Nutrisif. Penghematan energig. Stimulasi Sensorih. Dukungan dan Keterlibatan
Keluarga
Upaya preventif Berat Upaya preventif Berat Badan Lahir Rendah Badan Lahir Rendah (BBLR) (BBLR) a. Pencegahan primerUpaya yang dapat dilakukan sebagai
pencegahan primer terhadap kejadian BBLR adalah dengan mencegah kehamilan bagi ibu yang memiliki usia dan paritas resiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR, memperhatikan jarak kehamilan, dan mencukupi asupan gizi ibu hamil baik secara kuantitas maupun kualitas, menghindari perilaku beresiko tinggi seperti merokokdan minum minuman yang mengandung alkohol karena dapat menghambat pertumbuhan janin
b. Pencegahan SekunderSetiap ibu hamil disarankan agar melakukan pemeriksaan antenatal minimal sebanyak empat kali yaitu satu kali pada trisemester I, satu kali pada trisemester II dan dua kali pada trisemester III.
c. Pencegahan TertierTujuan utama dari pencegahan tertier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi
Upaya Promotif Berat Upaya Promotif Berat Badan Lahir Rendah Badan Lahir Rendah (BBLR) (BBLR) a. Prilaku hidup sehatb. Menciptakan suasana
lingkungan yang bersihc. Meningkatkan gizi ibu hamild. Meningkatkan pengetahuan
tentang kehamilane. Memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan yang adaf. Penyediaan air bersih
Faktor yang dapat di Faktor yang dapat di intervensi untuk mencegah intervensi untuk mencegah terjadinya BBLRterjadinya BBLRAsupan Zat – Zat Gizi Selama
KehamilanKarbohidrat Proteinvitamin MineralSeratair
Paritas Metode kontrasepsi terdiri dari :
◦Alami◦Hormonal◦Non-hormonal
Pengetahuan Mengenali gejala dan tanda bahaya
pada kehamilanMengetahui kebutuhan gizi ibu hamilDapat memperkirakan pertumbuhan
janin sesuai umur kehamilanPenggunaan dan fungsi kontrasepsiDapat memilih aktifitas ataupun
olahraga yang baik selama kehamilan
Penggunaan imunisasi pada kehamilanMengetahui maksud dan tujuan antenatal
careMengetahui usia umur dan usia kehamilan
yang baikMengetahui kapan dan bagaimana
melakukan hubungan intim yang benar selama kehamilan berlangsung.
Mengetahui bahaya penggunaan jamu terhadap kehamilan
Mengetahui bahaya rokok terhadap kehamilan
Mengetahui penyakit-penyakit yang paling sering mempengaruhi kondisi kehamilan dan janin.
Antenatal careJadwal pemeriksaan kehamilan
menurut WHO adalah sebagai berikut:◦Minimal 1 kali pada trimester I (sebelum
14 minggu)◦Minimal 1 kali pada trimester II (antara
minggu 14-28)◦Minimal 2 kali pada trimester III (antara
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke-36)
◦Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Jarak kehamilanJarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu.
Pengetahuan jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghasilkan cadangan zat bezi.
KesimpulanKesimpulanUpaya pencegahan dapat di lakukan oleh
tenaga kesehatan bersama-sama pemerintah atau dukungan dari sektor lain dengan meningkatkan pengetahuan, prilaku sehat dan juga sosial ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, maka upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi dapat tercapai.
SaranSaranBerdasarkan kesimpulan di atas maka
disarankan bagi seluruh masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada baik itu puskesmas atau posyandu sebagai sarana untuk konseling kehamilan.
Di sarankan untuk petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.
Di sarankan untuk pemerintah untuk meningkatkan pendidikan, dan menciptakan lapangan pekerjaan agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
Di harapkan pemerintah memeberikan dana bantuan untuk program gizi dalam penanganan kasus BBLR.
TERIMAKASIH