Post on 15-Apr-2017
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
Munawarah 110 2015 0004
Ayu Pratiwi Hasari 110 2015 0011
Nisrina Nur Azizah 110 2015 0026
Muh. Iqbal Gaffar 110 2015 0058
Riska Dwiyansari 110 2015 0071
Agung Sukriadi Harli 110 2015 0095
Rindang Cahyani P.H. Abas 110 2015 0101
Nur Arafah 110 2015 0125
Fitri Lestari 110 2015 0142
Muh. Ikhlas Mutaqqin 110 2015 0159
Seorang laki-laki 60 th datang ke rumah sakit karena sesak napas. Keluhan ini sering
disertai batuk. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 bulan lalu dan semakin
memburuk terutama selama 1 minggu terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu
38,5oC, denyut nadi adalah 110x/mnt, dan pernafasan 40x/menit yang tampak
terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan
hasilnya menunjukkan PEF 60% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 80%. Dia adalah
seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 18 tahun. Dia biasanya
merokok 15 batang per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya
merokok 5 batang per hari.
• Sebuah tes yang cepat atau on infasif yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dalam tubuh.
Tes oksimetri
• Pemeriksaan yang di lakukan untuk mengukur secara objektif kapasitas atau fungsi paru (ventilasi) pada pasien indikasi medis.
Tes spirometri
• Kecepatan gerakan udara yang keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi diukur dengan liter/menit
PEF (peak expiratory flow)
Laki-laki 60 tahun
Sesak napas, batuk berulang sejak 3 bulan
yang lalu
Suhu 38,5⁰C, denyut nadi 110 x/menit,
napas 40 x/menit
PEF 60%, oksimetri 80%
Perokok berat sejak usia 18
tahun (15 batang perhari)
Sejak gejala penyakit makin berat ia hanya
merokok 5 batang perhari.
Mengapa sesak
disertai batuk?
Jelaskan
mekanismenya ?
Mekanisme
sesak disertai
batuk1,2
Faktor pencetus
Inhalasi benda asing
Trakheobronkial
Hipersekresi mukus
Edema mukosa
Bronkokonstriksi
Pengaruh kontrol refleksi pernafasan
Hiperventilasi
Sesak(dyspenia)
Refleks batuk
Pengaruh serabut saraf afferen pada saluran napas atas
1. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta : EGC. 2005.
2. Kasper, et al.. Harrison’s principles of internal medicine vol 2. 16th ed. McGraw-Hill, 200
Apa hubungan
tanda-tanda vital
dengan gejala yang
terjadi?
Nilai pemeriksaan tanda vital
–Suhu 38,5’C = subfebris
–Denyut nadi 110x/menit = takikardi
–Pernafasan 40x/menit = takikpneu
–PEF 60% = kuning = beresiko
–Tes oksimetri 80% = hipoksia
Denyut nadi : Kecepatan dan kontraktilitas jantung bergantung pada kebutuhan tubuh akan penyaluran darah
Tekanan darah dan pernafasan : Sistem refleks berespon yang berfungsi mengatur tekanan darah, beberapa refleks dan respon lain juga mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan darah yaitu kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta peka terhadap kadar O2 yang rendah atau asam yang tinggi dalam darah. Fungsi utama kemoreseptor ini adalah peningkatan secara refleks aktifitas pernafasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengeluarkan lebih banyak CO2 pembentuk-asam, kemoreseptor meningkatan tekanan darah dengan mengirim impuls ekstratorik ke pusat kardiovaskular.
Suhu tubuh . Kata demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau peradangan.
Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
Apa hubungan rokok
dengan gejala?
Sebutkan kandungan
rokok!
Kandungan Rokok
ACROLEIN ; Pada dasarnya zat ini mengandung alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan.
KARBON MONOXIDA ; Apabila didalam hemoglobin itu terdapat karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen.
NIKOTIN ; menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok, mempengaruhi syaraf dan peredaran darah, bersifat karsinogen sehingga mampu memicu kanker paru-paru
AMMONIA ; jika disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan atau koma.
FORMIC ACID ; cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.
HYDROGEN CYANIDE ; jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan berakibat kematian.
NITROUS OXIDE ; jika diisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan membuat rasa sakit.
FORMALDEHYDE ; Gas ini bersifat pengawet dan pembasmi hama.
PHENOL ; Phenol bisa terikat didalam protein dan menghalangi kerja enzyme.
ACETOL ; zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap dengan alkohol.
HYDROGEN SULFIDE ; Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi berisi pigmen).
PYRIDINE ; Zat ini mampu mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
METHYL CHLORIDE : sangat beracun dan uapnya bersifat sama dengan pembius.
Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia.
Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan
dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan
menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi
terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit
dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (GOLD, 2009).
Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014
Hubungan rokok dengan gejala di skenario
Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik
pada paru. Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur
penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus,
maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena
ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah
inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan
terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.
Jurnal:Repositoryusu.ac.id. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. 2014
Apa kegunaan tes
spirometri dan
oksimetri?
Spirometri merupakan suatu pemeriksaan yang menilai fungsi
terintegrasi mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan
mengukur jumlah volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru
total (TLC) ke volume residu1
Diagnostik
Monitoring
Eveluasi kecacatan/kelumpuhan
Kesehatan masyarakat
ind
ikas
i
1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
Cara penggunaan spirometri Tabel penilaian fungsi faal paru
Oksimetri digunakan untuk mengukur kadar
oksigen di darah arteri. Alat ini bekerja dengan caraditempelkan di bagian tertentu di tubuh pasien sepertitelinga, jari, atau kaki yang selanjutnya akanmentransmisikan sinar melalui pembuluh darah pasien.Alat ini lalu mengukur perbedaan absorpsi panjanggelombang cahaya yang berbeda2
1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
Image source: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMswmxv26Ow54fWhj-bFKleUR-baz7r-IhSD52zPNum9gzKnp2
1. Hemoglobin (Hb) : Jika Hb tersaturasi penuh dengan O2 walaupun nilai Hb rendah maka akan
menunjukkan nilai normalnya.
2. Sirkulasi: Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika area yang di bawah sensor
mengalami gangguan sirkulasi.
2. Aktivitas : Menggigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat menggangu
pembacaan SpO2 yang akurat
3. Tekanan Darah
4. Penempatan alat yang kurang atau tidak tepat
5. Terjadinya akral dingin
Faktor yang mempengaruhi bacaan saturasi
1. Anna Uyainah ZN, Zulki i Amin, Feisal Thufeilsyah.Spirometri. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
2. Jurnal digilib.unismus.ac.id
Bagaimana langkah-
langkah untuk
mendiagnosis penyakit
terkait gejala?
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna ditempat kerja
Riwayat penyakit pada keluarga
Terdapat factor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan
polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
ANAMNESIS
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
INSPEKSI• Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu )
• Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding )
• Penggunaan otot bantu pernapasan• Hipertrofi otot bantu napas • Pelebaran sela iga • Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai
• Penampilan pink puffer atau blue bladder
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
PALPASI
– Pemeriksaan vocal fremitus
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
PERKUSI
– Hipersonor
– Pekak
– Sonor
– Stridor
– Ronkhi basah kasar
– Ronkhi basah halus
– Wheezing
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
AUSKULTASI– Suara napas vesicular normal atau
melemah
– Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
– Ekspirasi memanjang
– Bunyi jantung terdengar jauh
Stark,John. Manual Ilmu Penyakit Paru. 1990. Jakarta; Binarupa Aksara
Apakah penyakit-
penyakit yang
berkaitan dengan
gejala ?
ETIOLOGY
EMFISEMA
• Disebabkan oleh merokok. Terdapat hubungan dengan kelompok sosial rendah, lingkungan industri, dan defisiensi α 1-antitrypsin.
BRONKITIS KRONIK
• Merokok dan infeksi berulang
BONKIEKTASIS
• Infeksi dan obstruksi
ATELEKTASIS
• Pneumothoraks
• Tumor
• Pembesaran kelenjar getah bening.
• Pembiusan (anestesia)/pembedahan
• Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi
• Pernafasan dangkal
• Penyakit paru-paru
ASMA BRONKIAL
• Genetik
• Faktor lingkungan
• Paparan pekerjaan
• Stimulus nonspesifik
GEJALA
EMFISEMA
• Sesak napas (dispneu)
• Mengi dan batuk kronis, sering disertai dahak
• Sering mendapat infeksi paru
• Gagal jantung
• Hipoksia
BRONKITIS KRONIK
• Sesak napas (dispneu)
• Mengi dan batuk kronis, seringkali disertai dahak yang berlangsung lama (berbulan-bulan)
• Hipoksia
BONKIEKTASIS
• Batuk menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, kadang-kadang sesak nafas
• Demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan sianosis, batuk darah.
• Jari-jari tabuh
ATELEKTASIS
• gangguan pernafasan
• nyeri dada
• batuk
• Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok
ASMA BRONKIAL
• Keluhan utama asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas, yang bervariasi seiring jalannya waktu.
Bagaimana pemeriksaan
penunjang yang
dilakukan untuk
diagnosis penyakit?
Faal paru
Uji latih kardiopulmoner: Sepeda statis (ergocycle), Jentera (treadmill), Jalan 6 menit, lebih rendah dari normal
Uji provokasi bronkus: menilai derajat hipereaktiviti bronkus
Uji coba kortikosteroid : menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral
Analisis gas darah: terutama untuk menilai :gagal napas kronik stabil, gagal napas akut pada gagal napas kronik
Radiologi
Elektrokardiografi : mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.
Ekokardiografi : menilai funfsi jantung kanan
Bakteriologi : mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat
Kadar alfa-1 antitripsin
Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
Bagaimana
penatalaksanaan
terkait gejala dan
diagnosis pada
skenario?
DEMAM
Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup.
Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan saat menggigil.
Memberikan kompres hangat penderita.
Pemberian parasetamol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/3
BATUK
Ekspektoran. Digunakan saat pasien memiliki batuk produktif. Adapun obat golongan ini yang dapat diberikan pada anak tersebut adalah 200-400 mg/ kgbb/3
Mukolitik. Berfungsi untuk mengencerkan sekret. Adapun golongan obat yang dapat digunakan yaitu bromheksin HCL dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari
SESAKUntuk gejala sesak diberikan obat golongan ᵝ - 2 agonis seperi salbutamol yaitu dengan dosis0,02mg/kgbb/x yang diberikan secara inhalasi.
An
tiin
flam
asi Digunakan bila
terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison.
An
tib
ioti
ka. Lini I: Amoksisilin,
Makrolid
Lini II: Amoksisilin dan asam klavulanat, Sefalosporin, Kuinolon, Makrolid baru A
nti
oks
idan
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan N -asetilsistein.
BRONKITIS KRONIS
• Istirahat
• Hindari merokok
• Diet
• Medikamentosa : ekspektoransia bila batuk berdahak, antitusif bila batuk kering
• Bronkodilator
• Kalau sesak dapat diberi O2
• Bila ada infeksi (sputum mukopurulen) diberi antimikroba
EMFISEMA
• Istirahat (berhenti merokok)
• Diet
• Medikamentosa
• Bronkodilator
• Teofilin 10-15 mg/kg BB per oral
• Beta 2 agonis per oral atau nebulizer
• Kortikosteroid
• Ekspektoran
• Mukolitik
Bro
nki
ekta
sis
• Bronkodilator
• Nebulizer
• Antibiotik
• Drainase postural dari tuba bronchial
• Intervensi bedah
Ate
lekt
asis
• Oksigenasi
• Terapi simtomatis (anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan kortikosteroid)
• Fisioterapi
• Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya
• Latihan menarik nafas dalam
• Postural drainase
Asm
a b
ron
kial
• Penyuluhan pasien
• Menghindari alergen terutama asap rokok.
• Asma kronis : Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas.
• Asma akut : kortikosteroid sistemik, inhalasi b-agonis, antikolinergik, dan teofilin bila perlu.
Jurnal repository.usu.ac.id. FK. Universitas Sumatera Utara
Rab Tabrani, Ilmu Penyakit Paru Trans Info Media, Jakarta : 2010.
Apakah tindakan
preventif yang harus
dilakukan?
Pencegahan Primordial
Menciptakan lingkungan yang bersih dan berperilaku hidup sehat seperti tidak merokok.
Pencegahan Primer
Kebiasaan merokok harus dihentikan
Memakai alat pelindung seperti masker di tempat kerja (pabrik) yang
terdapat asap mesin dan banyak debu
Membuat corong asap di rumah maupun tempat kerja (pabrik)
Pendidikan tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan PPOK
Pencegahan Sekunder
Mengobati penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit yaitu
melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan.
Pencegahan Tersier
Rehabilitasi Psikis, bertujuan mengurang bahkan menghilangkan
perasaan kecemasan dan takut
Rehabilitasi Pekerjaan, diusahakan menghindari pekerjaan yang memiliki
risiko terjadi perburukan penyakit.
Rehabilitasi Fisik, membuat penderita menjadi lebih aktif
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien
kemungkinan menderita PPOK. Karena gejala yang terlihat pada pasien adalah
sesak, batuk, dan gejala sesak semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Hal ini
dikaitkan pada riwayat pasien yang merokok sejak usia 18 tahun. Rokok diketahui
sebagai salah satu penyebab gangguan pernapasan yang terjadi. Karena komponen-
komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus
bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau
disfungsional.
See you in the next panel