PBL blok 7 sesak napas akibat batuk pilek

29
Tinjauan Pustaka Sesak Nafas Akibat Batuk Pilek Claudia Rosela Gabrielia 102010211 D5 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 [email protected] Pendahuluan Dalam tubuh kita terdapat sistem respirasi yang bekerja dalam pertukaran gas di dalam tubuh kita dengan atmosfer. Masing-masing bagian dari system respirasi memiliki fungsinya sendiri dan saraf apa yang mempersarafinya. Sistem respirasi sendiri memiliki mekanisme sendiri dalam melakukan tugasnya. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran kasus melalui Program Based Learning dan dibuatnya makalah tugas ini sekaligus untuk memenuhi tugas yang 1

description

Dalam tubuh kita terdapat sistem respirasi yang bekerja dalam pertukaran gas di dalam tubuh kita dengan atmosfer. Masing-masing bagian dari system respirasi memiliki fungsinya sendiri dan saraf apa yang mempersarafinya. Sistem respirasi sendiri memiliki mekanisme sendiri dalam melakukan tugasnya. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran kasus melalui Program Based Learning dan dibuatnya makalah tugas ini sekaligus untuk memenuhi tugas yang diberikan pada tutor sebagai pemenuhan tugas mandiri PBL Respirasi. Jika tubuh kekurangan oksigen, maka proses metabolisme tubuh akan terganggu termasuk sistem respirasi kita dan dapat menyebabkan gangguan pada struktur, fungsi, dan mekanisme pernafasan kita. Hal ini bisa ditandai dengan berbagai macam hal. Salah satunya adalah sesak nafas.

Transcript of PBL blok 7 sesak napas akibat batuk pilek

Tinjauan Pustaka

Sesak Nafas Akibat Batuk PilekClaudia Rosela Gabrielia102010211D5Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. [email protected]

PendahuluanDalam tubuh kita terdapat sistem respirasi yang bekerja dalam pertukaran gas di dalam tubuh kita dengan atmosfer. Masing-masing bagian dari system respirasi memiliki fungsinya sendiri dan saraf apa yang mempersarafinya. Sistem respirasi sendiri memiliki mekanisme sendiri dalam melakukan tugasnya. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran kasus melalui Program Based Learning dan dibuatnya makalah tugas ini sekaligus untuk memenuhi tugas yang diberikan pada tutor sebagai pemenuhan tugas mandiri PBL Respirasi.Struktur Saluran Pernafasan1. MAKROSKOPISSecara makroskopis sistem respirasi manusia disusun oleh sebuah saluran penghantar udara yang menuju ke paru. Di dalam paru akan terbagi lagi bagian-bagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Saluran penghantar udara dimulai dari hidung (Nasi), Pharynx, Larynx, Trachea, Bronchus dan Bronchiolus Terminalis. Saluran penghantar udara ini sebagian diluar paru dan sebagian lagi masuk ke paru sehingga dikatakan merupakan bagian dari paru. Bagian tersebut ialah Bronchus dan Bronchiolus terminalis. Sementara bagian lain dari paru yang tidak terhitung sebagai penyalur udara ialah bronchus terminalis dan alveoli. 1

HIDUNGHidung dimulai dari kedua lubang hidung yang disebut Nares. Setiap Nares dibatasi di lateral oleh Ala Nasi dan di Medial oleh Septum Nasi. Otot-otot yang bekerja pada Nares ada 2 jenis, yakni yang pertama berfungsi sebagai sphincter yaitu M. Compressor Naris yang berorigo di Processus Frontalis Maxillae dan berinsersio di Aponeurosis Radix Nasi. Otot ini berfungsi untuk menekan cartilago nasi (mengecilkan lubang hidung). Yang kedua berfungsi sebagai dilatator yakni M. Dilator Naris yang berorigo di Maxilla dan berinsersio di Ala Nasi dan berfungsi untuk memperlebar apertura nasi (melebarkan lubang hidung). Kedua jenis otot ini sama-sama dipersarafi oleh Nervus Facialis. 1Cavum Nasi atau rongga hidung terletak mulai dari Nares di depan sampai choanae di belakang. Rongga ini dibagi oleh oleh septum nasi menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Setiap rongga hidung mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial. Bagian dasar dibentuk oleh processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis palatine. Bagian atap dibentuk dari belakang ke depan oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina cribrosa ossis ethmoidalis, os frontale, os nasale dan cartilago nasi. Dinding lateral ditandai dengan 3 tonjolan yang disebut concha nasalis superior, medius, dan inferior. Dibawah setiap concha terdapat rongga yang disebut meatus nasi superior, medius, inferior. Cavum nasi dilapisi oleh membrana mucosa yang dibagi menjadi 2 jenis yakni membrane mukosa olfaktorius dan membrane mukosa respiratorius. Cavum nasi dipersarafi oleh N. Olfaktorius yang berasal dari sel-sel olfaktorius yang terdapat pada membrane mukosa olfaktorius, saraf inilah yang mendeteksi rangsang berupa bau. Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubangkedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungandengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi adalah lubang hidung, 1Sinus Sphenoidalis diatas concha superior, Sinus ethmoidalis oleh beberapa lubangdiantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior, sinusfrontalis diantara concha media dan superior, ductus nasolacrimalis dibawah conchainferior. 1

PHARYNXPharynx adalah pipa berotot yang berjalan dari bawah cranium sampai persambungannya dengan oesophagus setinggi vertebra cervicalis 6. Pharynx dibagi atas 3 bagian : Nasopharynx, Oropharynx, dan Laryngopharynx. Nasopharynx terletak di belakang rongga hidung, di atas palatum molle. Oropharynx terletak dibelakang cavum oris dan terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir atas epiglottis. Laryngopharynx terletak di belakang aditus larynges dan permukaan posterior larynx, dan terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai pinggir bawah cartilago cricoidea. 1Otot-otot pharynx terdiri atas m . constrictor pharynges superior, medius, dan inferior, yang serabut-serabutnya berjalan hampir melingkar, dan m. stylopharyngeus serta m. salphingopharyngeus yang serabut-serabutnya berjalan dengan arah hampir longitudinal. 1Persarafan pharynx berasal dari plexus pharyngeus yang dibentuk oleh cabang-cabang n. glossopharyngeus, n. vagus, dan n. symphaticus. Persarafan motorik berasal dari n. acessorius pars cranialis yang berjalan melalui cabang n. vagus menuju plexus pharyngeus dan mempersarafi semua otot-otot pharynx kecuali m. stylopharyngeus yang dipersarafi oleh n. glossopharyngeus. Persarafan sensorik membrane mucosa nasopharynx terutama berasal dari n. maxillaries. Membrane mucosa oropharynx terutama dipersarafi n. glossopharyngeus, membrane mucosa di sekitar aditus laryngeus dipersarafi n.ramus laryngeus internus n. vagus. 1LARYNXLarynx merupakan organ khusus yang mempunyai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan napas dan berfungsi dalam pembentukan suara. Di atas larynx terbuka ke dalam laryngopharynx sementara di bawah larynx berlanjut ke trachea. Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilago, yang dihubungkan oleh membrane dan ligamentum serta digerakkan oleh otot. Larynx sendiri dilapisi oleh membran mucosa. Cartilago pembentuk larynx ialah cartilago thyroidea, cartilago cricoidea, cartilago arytenoidea, cartilago corniculata, cartilago cuneiformis dan epiglottis. 1Otot-otot larynx dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu otot-otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot ekstrinsik dibagi atas otot elevator larynx yang mengangkat larynx meliputi m. digastricus, m. stylohyoideus, m. mylohyoideus, dan m. geniohyoideus. M. stylopharyngeus, m. salphingopharyngeus, dan m. palatopharyngeus juga mengangkat larynx. Sementara otot depresor larynx meliputi m. sternothyroideus, m. sternohyoideus, dan m. omohyoideus. Otot intrinsik dibagi menjadi 2 kelompok yaitu otot yang mengendalikan aditus laryngis dan yang mengendalikan plica vocalis. 1Persarafan larynx dibagi atas persarafan motorik dan sensorik. Saraf motorik ke otot intrinsik berasal dari n. laryngeus recurrens kecuali m. cricothyroideus yang dipersarafi ramus laryngeus externus dari n. laryngeus superior (N. Vagus) . Saraf sensorik yang mepersarafi membrana mucosa larynx yang diatas plica vocalis ialah n laryngeus internus. Yang di bawah plica vocalis dipersarafi n. laryngeus recurrens. 1

TRACHEATrachea adalah tabung yang dapat bergerak yang panjangnya kurang lebih 13 cm dan berdiameter kira-kira 2.5 cm). Trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis keempat dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi) atau seringkali disebut bifurcation trachea. Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. 1Trachea dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, nervus laryngeus recurrens dan truncus symphaticus. Saraf-saraf ini mengurus otot trachea dan membrane mucosa yang melapisi trachea. 1

PARUParu-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Setiap paru memiliki :1.Apexpulmonis,meluaskedalamlehersekitar2,5cmdiatasclavicula2. Facies costalis vertebra, berbentuk konveks karena menempel pada bagian dalam dinding thoraksyangberbentukkonkaf3.Faciesmediastinalis,menempelpadaperikardiumdanjantung.4. Basis Pulmonis. menempel pada diafragma1Paru juga dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Parietal pleura adalah pleura yang terletak lebih ke arah costae sementara visceral pleura adalah pleura yang terletak lebih ke arah paru. Antara parietal pleura dan visceral pleura terdapat suatu rongga yang disebut cavitas pleuralis. Di dalam cavitas pleuralis terdapat cairan rongga yang berfungsi sebagai lapisan tipis yang memungkinkan kedua lapisan pleura bergerak satu dengan yang lain dengan sedikit pergesekan. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas. 1Pada paru terdapat plexus pulmonalis yang terdiri atas serabut eferen dan aferen saraf otonom. Plexus tersebut dibentuk dari cabang-cabang truncus symphaticus yang berperan dalam persarafan simpatis serta menerima serabut-serabut parasimpatis oleh nervus vagus. 1

BRONCHUS DAN BRONCHIOLUSBronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis keempat, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronchus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronchus lobus bawah. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah. 1Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih 1 mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. 1Bronchiolus respiratorius merupakan kantong-kantong lembut yang terdapat pada dinding bronchiolus terminalis. Pertukaran gas antara darah dan udara terjadi di kantong tersebut sehingga dinamakan bronchiolus respiratorius. Bronchiolus respiratorius berakhir dengan bercabang sebagai ductus alveolaris yang menuju kea rah pembuluh-pembuluh berbentuk kantong dengan dinding tipis yang disebut saccus alveolaris. Saccus alveolaris terdiri atas beberapa alveoli yang terbuka ke satu ruangan. Masing-masing alveoli dikelilingi jaringan kapiler yang padat. Pertukaran gas juga terjadi disini.1

2. MIKROSKOPISSecara mikroskopis dinding saluran nafas terdiri atas tunika mukosa, lapisan propria, tunika muskularis dan kerangka tulang rawan. Makin kecil saluran nafas, makin tipis dindingnya. Tulang rawan menyusun saluran nafas hanya sampai bronkus. Namun untuk yang lebih kecil lagi dilengkapi serat otot polos dan epitel bersilia bersel goblet. Saluran udara yang paling kecil tidak mengandung sel goblet. Hanya alveolus paru yang dilapisi epitel selapis gepeng. 2,8

EPIGLOTTISEpiglottis disusun oleh sebuah kerangka yang terdiri dari tulang rawan elastisterdiri dari permukaan laryngeal dan permukaan lingual. Permukaan laryngeal dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet sementara permukaan lingualnya dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam lamina propria kedua permukaan tersebut terdapat kelenjar campur yaitu kelenjar seromukosa. 2,8

TRACHEATrachea disusun oleh kerangka yang terdiri dari tulang rawan hialin berbentuk huruf C. Trachea dibagi menjadi 2 bagian, bagian trachea yang mengandung tulang rawan disebut trachea pars kartilaginea, bagian trachea yang menutup celah pada huruf C disusun oleh jaringan ikat dengan kerangka jaringan otot polos yang disebut trachea pars membranasea. Mukosa trachea dilapisi epitel bertingkat silindris, bersilia, bersel goblet dan di dalam lamina proprianya terdapat kelenjar campur. Di sekeliling trachea, meliputi bagian luar trachea baik pars kartilaginea maupun pars membranasea, terdapat selubung jaringan ikat jarang yang disebut tunika adventisia. 2,8

PARUParu sangat lunak dan berbentuk seperti spons dan sangat elastis. Di dalam paru terdapat bagian-bagian lagi. 2,8Bronkus IntrapulmonalMukosa bronkus intrapulmonal cenderung tidak rata dan berkelok-kelok. Mukosanya dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Dalam lamina propria terdapat berkas otot polos yang tersusun melingkar. Di bawah lapisan otot polos dapat ditemukan penggalan tulang rawan hialin. Di antara penggalan tulang rawan tersebut, di bawah berkas otot polos, terlihat kelenjar campur. Permukaan luar dindingnya yaitu tunika adventisia merupakan jaringan ikat jarang. 2,8Bronkiolus Mukosanya juga sering tampak bergelombang. Pada bronkiolus besar epitelnya selapis torak bersilia bersel goblet. Pada bronkiolus yang paling kecil , epitelnya lebih rendah yaitu epitel selapis kubis tak bersilia. Perubahan jenis epitel itu terjadi berangsur-angsur, makin ke arah distal, dari bronkiolus besar ke bronkiolus kecil, epitel makin rendah, terlihat epitel tak bersilia. Sel goblet makin jarang sampai akhirnya tidak ditemukan lagi pada daerah yang epitelnya selapis kubis tak bersilia. Dalam lamina propria tidak lagi terdapat kelenjar maupun penggalan tulang rawan. Berkas serat otot pun makin ke distal makin tipis, sehingga sulit dikenali. Bronkiolus paling kecil yang akan menyalurkan udara ke dalam suatu lobulus adalah bronkiolus terminalis yang menyalurkan udara pernafasan kea sinus, suatu unit struktural paru. 2,8Bronkiolius TerminalisCabang terakhir bronchiolus dalamlobulus biasanya disebut bronchiolus terminalis. Kesatuan paru-paru yang diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus. Bronkiolus terminalis disusun oleh epitel selapis torak bersilia bersel goblet. Terdapat juga didalamnya mikrovili dan granula kasar yang diantaranya terdapat sel clara. Lamina proprianya disusun oleh serat elastin, lapisan luarnya disusun oleh serat kolagen dan serat elastin. 2,8Bronkiolus RespiratoriusBronchiolus respiratorius memiliki diameter sekitar 0.5mm. saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis bersilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel kuboid selapis tanpa silia. Di bawah sel epitel terdapat jaringan ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serabut elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago. Pada dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar. Disana-sini terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan bronchiolus respiratorius. 2,8

Duktus Alveolaris Merupakan percabangan dari bronkiolus respiratorius berupa saluran yang dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap pintu masuk ke alveolus terdapat epitel selapis gepeng dan pada lamina propria terdapat otot polos dan serat retikular. 2,8

Sakus Alveolaris Ujung dari duktus alveolaris berupa sebuah saluran yang terdiri atas beberapa alveolus. Memiliki serat reticular dan elastin serta dilapisi epitel selapis gepeng. 2,8AlveolusDari sakus alveolaris terbuka menuju ke setiap alveolus. Alveolus paru merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang amat tipis. Selain itu terdapat juga sel epitel kuboid yaitu sel septal. Di dalam lumennya terdapat sel debu. Sel debu agak besar dan di dalamnya terdapat partikel debu. Pada alveolus juga terdapat makrofag. 2,8

A. FUNGSI SISTEM RESPIRASIFungsi sistem respirasi yang utama ialah melakukan proses respirasi yakni pertukaran gas O2 dan CO2, di mana O2 diperlukan untuk metabolisme tubuh dan CO2 adalah hasil dari metabolisme tersebut yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Selain fungsi respirasi, sistem pernapasan juga melakukan fungsi non-respirasi yaitu : Menyediakan jalan untuk mengeluarkan air dan panas. Udara atmosfer yang dihirup dilembabkan dan dihangatkan oleh jalan napas sebelum udara tersebut dikeluarkan. Pelembaban udara yang dihirup ini penting dilakukan agar dinding alveolus tidak mengering karena O2 dan CO2 tidak dapat melintasi membrane yang kering. Meningkatkan aliran balik vena melalui mekanisme pompa pernapasan Memelihara keseimbangan asam basa normal dengan mengubah jumlah CO2 penghasil asam (H+) yang dikeluarkan. Memungkinkan untuk berbicara, menyanyi, dan vokalisasi lain. Mempertahankan tubuh dari invasi asing dengan makrofag yang membunuh bakteri. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan atau menginaktifkan bahan yang melewati sirkulasi paru karena letaknya yang unik untuk menyingkirkan bahan tertentu yang telah ditambahkan ke dalam darah di tingkat jaringan sebelum bahan tersebut mencapai organ melalui sistem arteri. Hidung pada sistem respirasi berfungsi sebagai organ penghidung. 3

B. MEKANISME PERNAPASANMekanisme pernapasan terbagi menjadi 2 proses. Yang pertama adalah mekanisme pertukaran gas antara gas dalam tubuh dan gas yang berada dalam udara luar. Kemudian mekanisme transport gas dimana terjadi pengangkutan O2 dan CO2 di kapiler darah untuk dibawa ke jaringan atau ke alveoli.Mekanisme Pertukaran GasPrinsip dari respirasi ialah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah yakni menuruni gradien tekanan. Keluar masuknya udara selama bernapas mengikuti penurunan gradien tekanan yang berubah berselang-seling antara alveolus dan atmosfer akibat aktivitas siklik otot-otot pernapasan. Pada ventilasi sendiri ditemukan adanya 3 tekanan berbeda :1. Tekanan atmosfer (barometrik) yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer terhadap benda-benda di permukaan bumi . Di ketinggian permukaan laut, tekanan ini sama dengan 760mmHg. Tekanan atmosfer berkurang seiring penambahan ketinggian di atas permukaan laut karena kolom udara diatas permukaan bumi menurun.2. Tekanan intraalveolus yang juga dikenal sebagai tekanan intrapulmonal adalah tekanan di dalam alveolus. Karena alveolus berhubungan dengan atmosfer melalui saluran pernapasan, udara dengan cepat mengalir mengikuti penurunan gradien tekanan setiap terjadi perbedaana antara tekanan alveolus dengan tekanan atmosfer. Udara terus mengalir sampai keadaan seimbang3. Tekanan intrapleura, yang juga dikenal dengan tekanan intratorakal, yaitu tekanan di dalam rongga toraks namun di luar paru, yaitu di kantong pleura. Tekanan ini lebih kecil daripada tekanan atmosfer rata-rata 756 mmHg pada saat istirahat 3Inspirasi adalah proses aktif yang meningkatkan volume intrapleural dengan kontraksi otot-otot inspirasinya. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar -2,5 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfer) pada awal inspirasi, menjadi -6 mmHg. Jaringan paru semakin teregang. Tekanan di dalam udara menjadi lebih sedikit negatif, dan udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding toraks kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya recoil jaringan paru dan dinding toraks. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru. 4Melalui prinsip utama diatas pernapasan dibagi menjadi 2, yakni : a. Pernapasan toraksPada pernafasan toraks otot yang berperan penting adalah musculus intercostalis. Musculus intercostalis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu musculus intercostalis externus yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang iga dan musculus intercostalis internus yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang iga ke posisi semula. Kontraksi musculus intercostalis externus menyebabkan tulang iga akan terangkat sehingga volume toraks bertanbah besar. Bertambah besarnya volume rongga toraks akan menyebabkan tekanan dalam rongga toraks lebih kecil dari pada tekanan luar. Karena tekanan udara kecil pada rongga toraks menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut proses inspirasi. 5Pada ekspirasi terjadi kontraksi dari otot dalam, membuat tulang iga kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga toraks, dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ekspirasi. 5

b. Pernapasan abdomenPada pernafasan berperan aktif otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga toraks bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru(inspirasi). 5Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, bagian dari rongga perut akan terdorong menekan diafragma sehingga diafragma cekung ke arah rongga toraks. Sehingga volume rongga toraks mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya tekanan rongga toraks menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan terjadilah proses ekspirasi. 5

Mekanika Transpor GasPengangkutan O2Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut : Hb4 + 4O 2 4HbO2Hemoglobin adalah sejenis protein globular yang terkandung dalam sel darah merah. Hemoglobin memiliki gugus heme yang di dalamnya terkandung 4 atom besi yang dapat berikatan dengan oksigen. Masing-masing dari keempat atom besi di bagian heme molekul hemoglobin mampu berikatan dengan sebuah O2 sehingga setiap molekul hb mampu mengangkut sampai 4 molekul Hb (dituliskan dalam reaksi : 4HbO2)Sekitar 98,5% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, sisanya 1.5% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi berikut : 5Pengangkutan CO2Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan. CO2 diangkut sebagian besar dalam plasma darah dan sebagian kecil di dalam sel darah merah. 5Ada 4 (tiga) cara pengangkutan CO2 :1. Sebagai CO2 yang larut dalam plasma, sekitar 10%2. Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 70%. 3. Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 30%.4. Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 10%. 5

C. TES FUNGSI PARU - PARU

Pemeriksaan paru-paru1. Pemeriksaan fisik paruPada pemeriksaan fisik paru, dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Bedrikut ini penjelasannya secara rinci;a. InspeksiAdalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar pemeriksa dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh pasien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Pemeriksaan paru dilakukan dengan melihat peranjakan ke-2 sisi anda simetris atau tidak.dilakukan dengan cara melihat secara langsung keadaan pasien dari segi sebagai berikut.1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum2) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal3) Keabnormalan struktur Thorax 4) Contour dada simetris5) Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata6) RR dan ritme selama satu menit.b. Palpasiadalah dilakukan dengan ke-2 tangan memegang ke-2 sisi dada. Dinilai peranjakan kedua sisi ada (simetris atau tidak) dan bila ada suara penderita, apakah teraba simetris atau tidak oleh ke-2 tangan pemeriksa dari segi sebagai berikut.1) Temperatur kulit2) Premitus : fibrasi dada3) Pengembangan dada4) Krepitasi5) Massa6) EdemaAdapun langkah-langkah yang perlu dipehtikan sewaktu melakukan palpasi bagi pemeriksa ialah; Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. Tangan pemeriksa harus dalam keadaan hangat dan kering Kuku jari pemeriksa harus dipotong pendek. Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.c. Perkusi Dilakukan dengan mengetukan jari tengah terhadap jari tengah yang lain yang diletakan mendatar di atas dada. Pada daerah paru berbunyi sonor, pada daerah jantung berbunyi redup (dull), sedangkan di atas lambung (dan usus) berbunyi timpani. Pada keadaan pneumothorax akan berbunyi hipersonor, berbeda dengan Bagian paru yang lain. Pada keadaan hemothorax, akan berbunyi redup (dull).Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah : Sonor : suara perkusi jaringan yang normal. Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia. Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah cavern paru, pada klien asthma kronik.d. Auskultasi Dilakukan dengan cara memeriksa pasien menggunakan stetoskop pada 4 tempat yakni bawah ke-2 klavikula, pada garis mid-klavikularis, dan pada kedua aksila. Bunyi nafas harus sama kiri-kanan. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah : Rales, yaitu suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC. Ronchi, yaitu nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru. Wheezing, yaitu bunyi yang terdengar ngiii.k. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma. Pleura Friction Rub, yaitu bunyi yang terdengar kering seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura. Selain itu terdapat juga jenis bunyi vesikuler, broncho vesikuler, Hyper ventilasi2. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan radiologiGambaran radiologi pada gangguan saluran pernapasan pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut; Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.b. Pemeriksaan tes kulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.c. ElektrokardiografiGambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu sebagai berikut. Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch block). Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.d. Scanning paruDengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.e. SpirometriSpirometri sendiri merupakan tes fungsi paru yang paling umum untuk dilakukan. Pengujiannya dilakukan menggunaka sebuah alat yang disebut spirometer. Spirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan. Alat ini terdiri dari sebuah tong berisi udara yang terapung pada sebuah wadah berisi air. Sewaktu seseorang menghirup dan menghembuskan udara keluar-masuk tong melalui sebuah penghubung, tong akan naik atau turun yang kemudian dicatat sebagai suatu spirogram. Pencatatan tersebut kemudian dikalibrasikan ke perubahan volume. Pena mencatat inspirasi sebagai defleksi ke atas dan ekspirasi sebagai defleksi ke bawah. 3Di dalam mempelajari volume paru dan kapasitas paru, dikenal beberapa istilah berikut ini:1. Tidal Volume (TV) : Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali bernapas biasa. Nilai rata-rata pada keadaan istirahat = 500 ml2. Volume Cadangan Inspirasi atau Inspiratory Reserve Volume (IRV) : Volume tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi tidal volume istirahat. IRV dihasilkan oleh kontraksi maksimum diafragma, dan muskulus intercostalis externus, serta otot inspirasi tambahan. Nilai rata-ratanya = 3000 ml3. Kapasitas Inspirasi atau Inspiratory Capacity (IC) : Volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir ekpirasi normal tenang (IC = IRV + TV) . Nilai rata-ratanya : 3500 ml4. Volume Cadangan Ekspirasi atau Expiratory Reserve Volume (ERV) : Volume tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum melebih udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa. Nilai rata-ratanya = 1000 ml5. Volume Residual atau Residual Volume (RV) : Volume minimum udara yang tersisa diparu setelah ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya = 1200 ml. Volume residual tidak dapat diukur dengan spirometer karena volume udara ini tidak keluar masuk paru, tetapi dapat diukur dengan metode dilusi gas.6. Kapasitas Residual Fungsional atau Functinonal Residual Capacity (FRC) : Volume udara di paru pada akhir ekspirasi normal (FRC = ERV + RV). Nilai rata-ratanya = 2200 ml7. Kapasitas Vital atau Vital Capacity (VC) : Volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan setelah inspirasi maksimum. Jadi mula-mula berinspirasi maksimum kemudian ekspirasi maksimum (VC = IRV + TV + ERV). Nilai rata-ratanya = 4500 ml8. Kapasitas Paru Total atau Total Lung Capacity ( TLC ) : Volume udara maksimum yang dapat ditampung paru (TLC = VC + RV). Nilai rata-rataya = 5.700 ml 3,4

Hasil dari spirometri yang normal digambarkan dalam spirogram seperti pada gambar dibawah ini:

KesimpulanRespirasi merupakan suatu proses yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Dimana dalam proses bernapas ini, tubuh (organ-organ yang bersangkutan) mengambil oksigen dari atmosfer/udara bebas, kemudian disalurkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan melalui darah sebagai bahan bakar metabolisme tubuh agar tubuh tetap dapat hidup sebagaimana fungsinya. Dan juga mengeluarkan karbondioksida beserta air sebagai sisa hasil metabolisme tubuh. Jika tubuh kekurangan oksigen, maka proses metabolisme tubuh akan terganggu termasuk sistem respirasi kita dan dapat menyebabkan gangguan pada struktur, fungsi, dan mekanisme pernafasan kita. Hal ini bisa ditandai dengan berbagai macam hal. Salah satunya adalah sesak nafas.Daftar pustaka1. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto.(et al.). Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006.h.83-122, 684-8452. Gunawijaya F.A. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h.160-9.3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.410-584. Ganong W.F.; editor bahasa Indonesia: dr H.M.Djauhari Widjajakusumah. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2001.h.621-555. SistemPernapasanManusia.Diunduhdariwww.edukasi.net , 19 Mei 2011.

1