Post on 05-Jul-2015
PARAGRAF NARATIF
A. DEFINISI
Paragraf naratif adalah paragraph yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian secara kronologis
B. TUJUAN
Tujuan paragraf naratif adalah membuat pembaca mengetahui dan seolah-olah
mengalami peristiwa tersebut secara langsung
C. CIRI-CIRI
1) Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
2) Kejadian tersebut diceritakan secara kronologis
3) Terdapat informasi, alur cerita, penokohan, setting, dan konflik
4) Ada satu jenis paragraf naratif yang tidak memiliki kalimat utama pada
masing-masing paragraph
D. JENIS
1) Paragraf Naratif Fiksi (Sugestif)
Terdapat alur cerita, penokohan, setting, dan konflik
Tidak memiliki kalimat utama pada tiap paragraf
Bertujuan untuk merangsang imajinasi pembaca
2) Paragraf Narasi Non Fiksi (Ekspositoris)
Terdapat rangkaian perbuatan yang disusun secara informatif
Bertujuan untuk menginformasikan pembaca tentang suatu peristiwa
E. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN
1) Mendata setiap peristiwa yang terjadi
2) Memilih salah satu peristiwa yang paling mengesankan
3) Menentukan tema dan tujuan
4) Menentukan pokok-pokok peristiwa
5) Mengembangkan pokok-pokok peristiwa menjadi kerangka karangan
6) Mengembangkan kerangka dengan bahasa sendiri
7) Menyunting/mengedit naskah
8) Menyusun ulang sehingga menjadi karangan yang baik
F. CONTOH PARAGRAF NARATIF
KEHIDUPAN PAHITKU
Semenjak kepindahanku ke bumi cendrawasih, hidupku bukannya semakin
mapan, malah sebaliknya. Aku, Starlet Irianneke Anzela Boer, mantan pelari jarak
800-1500 dan 3000 meter ini harus rela berjualan nasi kuning dan kue-kue di atas
kapal penumpang yang berlabuh di Merauke.
Sayangnya, pekerjaan itu tidak semudah kelihatannya. Aku harus bangun
mendahului matahari yang masih menutup matanya untuk menyiapkan dagangan.
Tidak hanya itu, aku harus mengayuh sepeda yang sudah dimakan karat sejauh 10
km menuju pelabuhan. Pekerjaan itu terpaksa kulakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup keenam anakku. Sedangkan suamiku, hanyalah seorang pegawai
kontrak pencatat meteran listrik.
Hatiku hancur berkeping-keping saat mengenang masa emasku dulu, pada
era 1970-an. Di sana-sini orang mengelu-elukan namaku. Mereka mengenalku
sebagai “Starlet Si Pelari Indonesia,” karena aku sering menjuarai berbagai
kejuaraan lari baik tingkat nasional maupun internasional. Tetapi saat ini, Starlet
yang dulunya atlet terkenal itu sekarang menjadi penjaja makanan di atas kapal.
Tapi aku tetap percaya, bahwa dalam kondisi sekritis apapun harapan akan selalu
ada, harapan untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak, harapan untuk
mensejahterakan nasib keluargaku.
Akhirnya, aku mualai merasa disinari secercah sinar harapan. Beberapa
tahun kemudian, yakni tahun 2005, Menpora Adhyaksa Dault muncul di TV dan
berjanji akan memperhatikan nasib para mantan atlet yang hidupnya kekurangan
dengan memberi uang jasa dan rumah.
Dengan kebahagiaan yang meluap-luap, aku pergi ke Jakarta dengan
bermodal kartu pengenal mantan atlet serta membayar tiket pesawat Hercules
milik TNI Angkatan Udara seharga Rp 10.000,-.
Namun, tidak semua harapanku terwujud. Aku hanya mendapat
penghargaan berupa uang Rp 5.000.000,- dan diberi pekerjaan sebagai Satgas
Ikatan Atlet Nasional Indonesia. Sedangkan rumah yang dijanjikan Menpora
masih belum terwujud hingga saat ini.
Sumber: www.tjakrasoeseno.com
A. MENGUBAH PARAGRAF NARATIF FIKSI MENJADI PARAGRAF NARATIF NONFIKSI
PULANG KAMPUNG
Setibanya di kota Padang, Fahmy tidak langsung pulang ke rumahnya.
Setelah setengah jam kedatangannya di kota itu, ia langsung berjalan menyusuri
Pantai Air Manis meskipun saat itu hari sudah mulai malam.
Fahmy, lali-laki yang baru pulang dari kota perantauannya, Jakarta, duduk
di atas bebatuan sambil menghadap kea rah air laut. Dia melepaskan semuah rasa
letih akibat perjalanan jauh yang ditempuhnya dengan mengedarkan pandangan ke
sekelilingnya, memandang suasana kota tempat kelahirannya, seraya menyerap
segala kenangan indah yang pernah dia rasakan sebelum pergi merantau ke
ibukota.
Selama berada di Jakarta, ia hanya mengukir siluet-siluet keindahan kota
Padang dalam benaknya saja. Ia tidak puas dan merasa sangat kesulitan untuk
tidak kembali pulang. Hatinya dipenuhi oleh perasaan rindu yang amat dalam
terhadap situasi kota dimana ia pernah mencintai seorang perempuan.
Maka, ia kembali pulang. Menempuh perjalanan jauh lewat udara dan
mendarat di Bandara Tabing, bandara yang letaknya di kota Padang, kampong
halamannya.
B. MENGUBAH PARAGRAF NARATIF NONFIKSI MENJADI PARAGRAF
NARATIF FIKSI
KEHIDUPAN PAHITKU
Semenjak kepindahanku ke bumi cendrawasih, hidupku bukannya semakin
mapan, malah sebaliknya. Aku, Starlet Irianneke Anzela Boer, mantan pelari jarak
800-1500 dan 3000 meter ini harus rela berjualan nasi kuning dan kue-kue di atas
kapal penumpang yang berlabuh di Merauke.
Sayangnya, pekerjaan itu tidak semudah kelihatannya. Aku harus bangun
mendahului matahari yang masih menutup matanya untuk menyiapkan dagangan.
Tidak hanya itu, aku harus mengayuh sepeda yang sudah dimakan karat sejauh 10
km menuju pelabuhan. Pekerjaan itu terpaksa kulakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup keenam anakku. Sedangkan suamiku, hanyalah seorang pegawai
kontrak pencatat meteran listrik.
Hatiku hancur berkeping-keping saat mengenang masa emasku dulu, pada
era 1970-an. Di sana-sini orang mengelu-elukan namaku. Mereka mengenalku
sebagai “Starlet Si Pelari Indonesia,” karena aku sering menjuarai berbagai
kejuaraan lari baik tingkat nasional maupun internasional. Tetapi saat ini, Starlet
yang dulunya atlet terkenal itu sekarang menjadi penjaja makanan di atas kapal.
Tapi aku tetap percaya, bahwa dalam kondisi sekritis apapun harapan akan selalu
ada, harapan untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak, harapan untuk
mensejahterakan nasib keluargaku.
Akhirnya, aku mualai merasa disinari secercah sinar harapan. Beberapa
tahun kemudian, yakni tahun 2005, Menpora Adhyaksa Dault muncul di TV dan
berjanji akan memperhatikan nasib para mantan atlet yang hidupnya kekurangan
dengan memberi uang jasa dan rumah.
Dengan kebahagiaan yang meluap-luap, aku pergi ke Jakarta dengan
bermodal kartu pengenal mantan atlet serta membayar tiket pesawat Hercules
milik TNI Angkatan Udara seharga Rp 10.000,-.
Namun, tidak semua harapanku terwujud. Aku hanya mendapat
penghargaan berupa uang Rp 5.000.000,- dan diberi pekerjaan sebagai Satgas
Ikatan Atlet Nasional Indonesia. Sedangkan rumah yang dijanjikan Menpora
masih belum terwujud hingga saat ini. Namun aku tetap tidak akan menyerah.
Satu hal yang masih kuyakini, dalam kondisi seperti apapun harapan akan selalu
ada!
TUGAS BAHASA INDONESIA
PARAGRAF NARATIF FIKSI DAN NON FIKSI
Disusun oleh:
Dina Yunita S. / X-5/09
Okky Dhevi S. / X-5/29
Uzzy Lintang S. /X-5/36
SMA NEGERI I MALANG
JL. Tugu Utara No. 1 Malang