Paragraf Naratif

10

Click here to load reader

Transcript of Paragraf Naratif

Page 1: Paragraf Naratif

PARAGRAF NARATIF

A. DEFINISI

Paragraf naratif adalah paragraph yang menceritakan suatu peristiwa atau

kejadian secara kronologis

B. TUJUAN

Tujuan paragraf naratif adalah membuat pembaca mengetahui dan seolah-olah

mengalami peristiwa tersebut secara langsung

C. CIRI-CIRI

1) Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian

2) Kejadian tersebut diceritakan secara kronologis

3) Terdapat informasi, alur cerita, penokohan, setting, dan konflik

4) Ada satu jenis paragraf naratif yang tidak memiliki kalimat utama pada

masing-masing paragraph

D. JENIS

1) Paragraf Naratif Fiksi (Sugestif)

Terdapat alur cerita, penokohan, setting, dan konflik

Tidak memiliki kalimat utama pada tiap paragraf

Bertujuan untuk merangsang imajinasi pembaca

2) Paragraf Narasi Non Fiksi (Ekspositoris)

Terdapat rangkaian perbuatan yang disusun secara informatif

Bertujuan untuk menginformasikan pembaca tentang suatu peristiwa

E. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN

1) Mendata setiap peristiwa yang terjadi

2) Memilih salah satu peristiwa yang paling mengesankan

3) Menentukan tema dan tujuan

4) Menentukan pokok-pokok peristiwa

Page 2: Paragraf Naratif

5) Mengembangkan pokok-pokok peristiwa menjadi kerangka karangan

6) Mengembangkan kerangka dengan bahasa sendiri

7) Menyunting/mengedit naskah

8) Menyusun ulang sehingga menjadi karangan yang baik

F. CONTOH PARAGRAF NARATIF

KEHIDUPAN PAHITKU

Semenjak kepindahanku ke bumi cendrawasih, hidupku bukannya semakin

mapan, malah sebaliknya. Aku, Starlet Irianneke Anzela Boer, mantan pelari jarak

800-1500 dan 3000 meter ini harus rela berjualan nasi kuning dan kue-kue di atas

kapal penumpang yang berlabuh di Merauke.

Sayangnya, pekerjaan itu tidak semudah kelihatannya. Aku harus bangun

mendahului matahari yang masih menutup matanya untuk menyiapkan dagangan.

Tidak hanya itu, aku harus mengayuh sepeda yang sudah dimakan karat sejauh 10

km menuju pelabuhan. Pekerjaan itu terpaksa kulakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup keenam anakku. Sedangkan suamiku, hanyalah seorang pegawai

kontrak pencatat meteran listrik.

Hatiku hancur berkeping-keping saat mengenang masa emasku dulu, pada

era 1970-an. Di sana-sini orang mengelu-elukan namaku. Mereka mengenalku

sebagai “Starlet Si Pelari Indonesia,” karena aku sering menjuarai berbagai

kejuaraan lari baik tingkat nasional maupun internasional. Tetapi saat ini, Starlet

yang dulunya atlet terkenal itu sekarang menjadi penjaja makanan di atas kapal.

Tapi aku tetap percaya, bahwa dalam kondisi sekritis apapun harapan akan selalu

ada, harapan untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak, harapan untuk

mensejahterakan nasib keluargaku.

Akhirnya, aku mualai merasa disinari secercah sinar harapan. Beberapa

tahun kemudian, yakni tahun 2005, Menpora Adhyaksa Dault muncul di TV dan

berjanji akan memperhatikan nasib para mantan atlet yang hidupnya kekurangan

dengan memberi uang jasa dan rumah.

Page 3: Paragraf Naratif

Dengan kebahagiaan yang meluap-luap, aku pergi ke Jakarta dengan

bermodal kartu pengenal mantan atlet serta membayar tiket pesawat Hercules

milik TNI Angkatan Udara seharga Rp 10.000,-.

Namun, tidak semua harapanku terwujud. Aku hanya mendapat

penghargaan berupa uang Rp 5.000.000,- dan diberi pekerjaan sebagai Satgas

Ikatan Atlet Nasional Indonesia. Sedangkan rumah yang dijanjikan Menpora

masih belum terwujud hingga saat ini.

Sumber: www.tjakrasoeseno.com

Page 4: Paragraf Naratif

A. MENGUBAH PARAGRAF NARATIF FIKSI MENJADI PARAGRAF NARATIF NONFIKSI

PULANG KAMPUNG

Setibanya di kota Padang, Fahmy tidak langsung pulang ke rumahnya.

Setelah setengah jam kedatangannya di kota itu, ia langsung berjalan menyusuri

Pantai Air Manis meskipun saat itu hari sudah mulai malam.

Fahmy, lali-laki yang baru pulang dari kota perantauannya, Jakarta, duduk

di atas bebatuan sambil menghadap kea rah air laut. Dia melepaskan semuah rasa

letih akibat perjalanan jauh yang ditempuhnya dengan mengedarkan pandangan ke

sekelilingnya, memandang suasana kota tempat kelahirannya, seraya menyerap

segala kenangan indah yang pernah dia rasakan sebelum pergi merantau ke

ibukota.

Selama berada di Jakarta, ia hanya mengukir siluet-siluet keindahan kota

Padang dalam benaknya saja. Ia tidak puas dan merasa sangat kesulitan untuk

tidak kembali pulang. Hatinya dipenuhi oleh perasaan rindu yang amat dalam

terhadap situasi kota dimana ia pernah mencintai seorang perempuan.

Maka, ia kembali pulang. Menempuh perjalanan jauh lewat udara dan

mendarat di Bandara Tabing, bandara yang letaknya di kota Padang, kampong

halamannya.

Page 5: Paragraf Naratif

B. MENGUBAH PARAGRAF NARATIF NONFIKSI MENJADI PARAGRAF

NARATIF FIKSI

KEHIDUPAN PAHITKU

Semenjak kepindahanku ke bumi cendrawasih, hidupku bukannya semakin

mapan, malah sebaliknya. Aku, Starlet Irianneke Anzela Boer, mantan pelari jarak

800-1500 dan 3000 meter ini harus rela berjualan nasi kuning dan kue-kue di atas

kapal penumpang yang berlabuh di Merauke.

Sayangnya, pekerjaan itu tidak semudah kelihatannya. Aku harus bangun

mendahului matahari yang masih menutup matanya untuk menyiapkan dagangan.

Tidak hanya itu, aku harus mengayuh sepeda yang sudah dimakan karat sejauh 10

km menuju pelabuhan. Pekerjaan itu terpaksa kulakukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup keenam anakku. Sedangkan suamiku, hanyalah seorang pegawai

kontrak pencatat meteran listrik.

Hatiku hancur berkeping-keping saat mengenang masa emasku dulu, pada

era 1970-an. Di sana-sini orang mengelu-elukan namaku. Mereka mengenalku

sebagai “Starlet Si Pelari Indonesia,” karena aku sering menjuarai berbagai

kejuaraan lari baik tingkat nasional maupun internasional. Tetapi saat ini, Starlet

yang dulunya atlet terkenal itu sekarang menjadi penjaja makanan di atas kapal.

Tapi aku tetap percaya, bahwa dalam kondisi sekritis apapun harapan akan selalu

ada, harapan untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak, harapan untuk

mensejahterakan nasib keluargaku.

Akhirnya, aku mualai merasa disinari secercah sinar harapan. Beberapa

tahun kemudian, yakni tahun 2005, Menpora Adhyaksa Dault muncul di TV dan

berjanji akan memperhatikan nasib para mantan atlet yang hidupnya kekurangan

dengan memberi uang jasa dan rumah.

Dengan kebahagiaan yang meluap-luap, aku pergi ke Jakarta dengan

bermodal kartu pengenal mantan atlet serta membayar tiket pesawat Hercules

milik TNI Angkatan Udara seharga Rp 10.000,-.

Namun, tidak semua harapanku terwujud. Aku hanya mendapat

penghargaan berupa uang Rp 5.000.000,- dan diberi pekerjaan sebagai Satgas

Ikatan Atlet Nasional Indonesia. Sedangkan rumah yang dijanjikan Menpora

Page 6: Paragraf Naratif

masih belum terwujud hingga saat ini. Namun aku tetap tidak akan menyerah.

Satu hal yang masih kuyakini, dalam kondisi seperti apapun harapan akan selalu

ada!

Page 7: Paragraf Naratif

TUGAS BAHASA INDONESIA

PARAGRAF NARATIF FIKSI DAN NON FIKSI

Disusun oleh:

Dina Yunita S. / X-5/09

Okky Dhevi S. / X-5/29

Uzzy Lintang S. /X-5/36

SMA NEGERI I MALANG

JL. Tugu Utara No. 1 Malang