Post on 14-Jun-2015
description
PENINGKATAN DAYA SAING KUKM MELALUI PENERAPAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU
BAGI KUMKM
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH RI
Disampaikan Pada Acara:Pengembangan dan Penguatan Jejaring Kemitraan Dikmas dengan
Lintas Sektor dan LembagaMakasar 13 Mei 2014
MENGAPA UMKM ITU PENTING ?
1. UMKM merupakan segmen pelaku usaha yang sangat besar dan tersebar diseluruh wilayah di semua sektor usaha
2. UMKM merupakan penyedia kesempatan kerja (97,33%)
3. Kontribusi UMKM dalam PDB nasional (53,6%), ekspor non migas (20%) dan investasi fisik (46,9%) sangat signifikan
4. UMKM meberikan pelayanan ekonomi luas, internasional pemerataan yang efektif. Sumber pengembangan inovasi dan pesemaian wirausaha baru
Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah
STATISTIK UNIT USAHA DI INDONESIA
Jumlah Unit Usaha mencapai 53,8 juta atau 99,9 % dari total unit usaha yang ada
2
MENENGAH42.631 Units
0,08%KECIL
573.601 Units1,06%
BESAR4.838 Units
0,008 %
MIKRO53,20 Million Units
98,85 %
GDP: USD 385.154
Million (57,12%)
Investment:USD 71,1 Billion
(52,89%)
Export:USD 18.02
Billion(17,02%)
UU No. 20/2008 ttg UMKM
Usaha Besar: • Asset > Rp 10 Milyar (US$ 952.380)• Volume Usaha/Tahun > Rp.50 Milyar (US$ 4.761.904)
Usaha Menengah:• Asset Maksimum Rp 10 Milyar (US$ 952.380)• Volume Usaha Maksimum /Tahun Rp.50 Milyar (US$
4.761.904)Usaha Kecil :• Asset Maksimum Rp 500 Juta (US$ 47.619)• Volume Usaha Maksimum /Tahun Rp.2,5 Milyar (US$
238.000)
Usaha Mikro• Asset Maksimum Rp 50 Juta (US$ 4.760)• Volume Usaha Maksimum /Tahun Rp.300 Juta (US$
28.570)
Usaha Besar
Usaha Menengah
Usaha Kecil
KRITERIA UMKM
Usaha Mikro
3
Ide bisnis berasal dari lingkungan sosial dalam strata famili, sanak atau kerabat.
Pemupukan modal awal dari tabungan pribadi, atau kredit usaha kecil
Memiliki konsumen target yang spesifik dan bersifat lokal. Fasilitas kantor, dan alat usaha yang terbatas Pasar yang sempit dan kompetitif Sedikit budget untuk inovasi, edukasi SDM, riset dan
pengembangan produk, dan promosi/iklan. Kecenderungan mengikuti trend pasar (market driven)
Karakter UMKM
KESEPAKATAN ASEAN
1
• ASEAN Free Trade Area atau AFTA. Kesepakatan 6 negara ASEAN ditandatangani bulan Januari 1992.
• Tujuan : mengintegrasikan ekonomi ASEAN ke dalam satu dasar produksi dan menciptakan pasar regional, yang akan ditempuh melalui penghapusan tariff intra-regional dan batasan non-tariff sehingga ASEAN menjadi :
- Pasar tunggal (single market dan production base) barang, jasa, pekerja terampil, dan modal Bebas bergerak tanpa hambatan.
- Kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi (kebijakan persaingan regional, IPR action plan, pengembangan infrastruktur, TIK, pajak, pengembangan UKM).
- Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata a.l. Melalui pengembangan UKM.
• Tahun 2015 : jadwal berlakunya AEC (ASEAN Economic Community) atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM INDONESIA :
1. Peningkatan Mutu Produk2. Penerapan Sertifikasi Produk3. Penggunanan Teknologi Informasi 4. Penerapan Teknologi Tepat Guna5. Promosi untuk menembus pasar internasional.
7
1. Penerapan SNI
2. Penerapan ISO
3. Penerapan GMP = Good Manufacturing Product
Peningkatan Mutu Produk
1. Penerapan Produk Halal
2. Penerapan HKI (Merek, Paten, Hak Cipta, Desain
Industri)
PENERAPAN SERTIFIKASI PRODUK
1. Penerapan Bio Gas
2. Penerapan Teknologi Sabut Kelapa
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
PENERAPAN KEHALALAN PRODUK
1. PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
2. UU RI No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. UU RI No 7 tahun 1996 tentang Pangan.
4. UU RI No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
Dasar Hukum Penerapan Kehalalan Produk
Sisi Konsumen Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim perlu
dilindungi dari konsumsi dan penggunaan produk-produk non halal.
Tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi dan mendapatkan produk-produk yang bersih, sehat dan halal.
Sesuai perintah agama Islam, mengkonsumsi makanan yang Halal dan Thayib adalah suatu Kewajiban bagi kaum Muslimin.
Banyak produk olahan yang dikonsumsi manusia dapat diolah dari bahan diharamkan untuk umat muslim. Contoh: (dari hewan babi dapat dibuat berbagai bahan untuk produk olahan.)
Halal... Mengapa penting?
Indonesia mempunyai 12 Juta pelaku usaha yang menggeluti industri makanan dan minuman, 99% diantaranya termasuk kategori industri berskala UMKM dengan total omset 2010 diperkirakan menembus Rp. 600 Triliun.
Dalam 5 tahun terakhir pemerintah menargetkan industri makanan dan minuman nasional tumbuh rata 28% per tahun.
Sektor Makanan dan minuman sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.
Isu Strategis Penerapan Halal
Upaya menumbuh kembangkan kesadaran KUKM tentang pentingnya produk Halal.
Mewujudkan produk lokal menjadi unggulan di daerahnya dan memenuhi standar jaminan produk halal.
Mengantisipasi membanjirnya produk luar yang telah berlabel halal.
Undang-Undang Sistem Jaminan Halal segera akan diberlakukan (saat ini sedang dibahas di DPR).
Keterbatasan UKM dari sumber daya manusia dan keuangan.
Produk Halal sangat berpotensi untuk dikembangkan agar bisa berperan di pasar global.
Indonesia mempunyai standar kehalal produk yang handal dan mendapat pengakuan internasional.
Indonesia mendapat pesaing dari negara negara non muslim, yang telah terlebih dahulu mengantisipasi pasar halal, yaitu Jepang, Singapura, AS serta Inggris sudah lebih dulu mengekspor produk halal mereka ke negara-negara muslim yang menurut penilaian mereka pasar di negara muslim sangat potensial.
Halal bisa diterima oleh masyarakat muslim maupun non-muslim, yang menjadikan integritas dan kualitas sebagai lifestyle.
Memperoleh kemudahan dalam melakukan expor ke negara-negara yang menerapkan kehalalan produk (khosier).
Produk ‘lebih menjual’ di pasar karena memungkinkan untuk melakukan inovasi dan kreatifitas.
Produsen dapat melakukan ekspansi pasar lebih luas.
Mendorong kegiatan bisnis pelaku usaha.
Label halal merupakan aset perusahaan.
Halal...Apa Manfaatnya ?
Mengidentifikasi potensi UKM yang potensial untuk difasilitasi (bimtek maupun fasilitasi Sertifikasi)
Melakukan sosialisasi, bimbingan teknis tentang pentingnya penerapan kehalalan produk bagi UKM.
Memfasilitasi pendampingan kepada UKM baik dalam rangka pengurusan Sertifikasi Halal maupun dalam pemasaran produk-produk Halal ke Pasar yang lebih luas/ekspor.
Memfasilitasi bantuan untuk mendapatkan Sertifikasi Halal.
Optimalisasi dan sinergi dalam penerapan Sertifikasi Halal bagi UKM agar lebih efektif dan efisien dengan Lembaga/Instansi Pemerintah terkait (Dinkes, Kemenag, LP POM-MUI, Badan POM, Kemenperin, Kemendag).
Bagaimana Pemerintah Berperan dalam Penerapan Kehalalan Produk bagi UKM
Fasilitasi Kementerian KUKM dalam Penerapan Halal (2002 s/d 2014)
1. Sosialisasi dan Pendampingan bagi 1500 UKM yang tersebar di 23 Provinsi.
2. Fasilitasi Pendaftaran Sertifikat Halal bagi 1500 UKM yang tersebar di 23 Propinsi.
Dukungan Pemerintah cq. Kementerian KUKM dalam Penerapan Halal Produk
“PENINGKATAN DAYA SAING UKM MELALUI PEMANFAATAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Hak Cipta, untuk karya seni dan sastra Hak Paten, untuk karya dibidang teknologi (invensi) Hak Merek, untuk simbol, logo atau penanda didunia perdagangan
barangdan jasa (termasuk Indikasi Geografis) Hak Desain Industri, untuk karya desain 3 dimensi dibidang seni,
teknologi, dan industri Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, untuk karya di bidang
Integrated Circuit (IC), atau microchip Hak Pemulia Tanaman, untuk karya berupa varietas baru tanaman Hak Rahasia Dagang, untuk karya yang tercakup pada informasi
rahasia,resep, dan teknik pembuatan suatu barang atau jasa di dunia perdagangan dan industri
Setiap ketujuh jenis Hak Kekayaan Intelektual diatas diatur dalam Undang-Undang (Lihat dan unduh 7 Undang-Undang HKI dariwww.dgip.go.id.)
Jenis HKI
Menjalin hubungan inter-personal dengan konsumen dengan jalan membuat ciri dan identitas produk
Meningkatkan bonafiditas produk Menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat,
berupa perlombaan untuk saling memacu kualitas produk melalui inovasi-inovasi
Kepastian hukum dan hak bagi hasil karya atau produk pelaku UMKM
Manfaat Perlindungan HKI Bagi UMKM
PROSEDUR PENDAFTARAN MEREK
HASIL SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN Antusiasme keingintahuan bagi para pelaku UKM di setiap
daerah tentang HKI khususnya tentang merek dan hak cipta cukup tinggi.
Banyaknya hal-hal yang berkaitan dengan merek dan hak cipta yang belum dipahami secara mendalam oleh para pelaku UKM.
Kesadaran akan pentingnya pendaftaran merek dan hak
cipta meningkat, hal tersebut terlihat dari antusiasme para UKM selama menghadiri kegiatan sosialisasi.
Tingkat pemahaman yang belum maksimal bagi para pelaku UKM.
Terkait dengan pendaftaran merek melalui Indikasi Geografis (IG), para UKM bahkan Pemda setempat belum mengetahui proses dan informasi mengenai hal ini.
Terbenturnya permasalahan dana/biaya bagi para UKM dalam rangka memasarkan produknya secara nasional maupun ekspor padahal produknya layak untuk itu.
KENDALA