Tugas GMB North Makasar Basin
-
Upload
muhammad-bimo -
Category
Documents
-
view
121 -
download
4
Transcript of Tugas GMB North Makasar Basin
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Terdapat hubungan antara cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat
dengan elemen-elemen tektonik yang ada. Cekunga-cekungan besar di wilayah Asia Tenggara
mempresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur muka (forearc
basin), cekungan busur belakang (back-arc basin), cekungan intra kraton (intracratonic basin),
dan tepi kontinen (continent margin basin), dan zona tumbukan (collision zone basin).
Forarc-Basin adalah depresi dasar laut yang terletak antara zona subduksi dan terkait
dengan busur vulkanik. Sedimentasi yang terbentuk merupakan endapan material kerak samudra
yang terendapkan di tepi-tepi pulau disampingnya.
Back-arc basin yang diduga bentuk dari hasil dari proses rollback disebut. Istilah ini
menggambarkan gerakan mundur dari zona subduksi terhadap gerakan lempeng yang sedang
menumbuk. Sebagai zona subduksi dan parit yang ditarik ke belakang, lempeng override ditarik,
penipisan kerak yang terbentuk dalam cekungan pada belakang busur. Sedimentasi sangat
asimetris, dengan sebagian besar sedimen dipasok dari busur magmatik aktif yang regresi sejalan
dengan rollback parit.
Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan dari berbagai sumber, telah diketahui bahwa
ada sekitar 60 basin yang diprediksi mengandung cebakan migas yang cukup potensial.
Diantaranya basin Sumatera Utara, Sibolga, Sumatera Tengah, Bengkulu, Jawa Barat Utara,
Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan, Sawu, Asem-Asem, Banda, dll.
Cekungan busur belakang timur Sumatera dan utara Jawa merupakan lapangan-lapangan
minyak yang paling produktif. Pematangan minyak sangat didukung oleh adanya heat flow dari
posisi penurunan cekunga dan pembebanan. Proses ini diperkuat oleh gaya-gaya kompresi telah
menjadikan berbagai batuan sedimen berumur Paleogen menjadi perangkap struktur sebagai
tempat akumulasi hidrokarbon. (Barber, 1985)
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
Zona tumbukan (collision zone), merupakan tempat endapan-endapan kontinen
bertumbuk dengan kompleks subduksi, merupakan tempat prospektif minyak bumi. Cekungan
Bula, Seram, Bituni dan Salawati di sekitar Kepala Burung Papua, cekungan lengan timur
Sulawesi, serta Buton, merupakan cekungan masuk dalam kategori akibat proses tumbukan.
Keberadaan endapan aspal Buton berasosiasi dengan zona tumbuka antara mikro kontinen
Tukang Besi dengan lengan timur-laut Sulawesi, dengan Banggai Sula sebagai kompleks ofiolit.
(Barber, 1985; Sartono, 1999).
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan laporan praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi “North
Makassar Basin” adalah untuk mengetahui segala proses yang bersangkutan dengan
pembentukan minyak dan gas bumi berdasarkan parameter-parameter yang mendukung
keterbentukan minyak dan gas bumi.
Tujuan dari penulisan laporan praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi “North
Makassar Basin” adalah agar praktikan dapat mengetahui potensi-potensi migas yang
terkandung dalam cekungan North Makassar Basin ,serta nama-nama blok yang ada di area
tersebut dan perusahaan-perusahaan yang sedang mengeksplorasi maupun yang sudah dalam
proses produksi. Selain itu, agar praktikan dapat mengetahui stratigrafi regional daerah setempat,
kerangka tektonik, lokasi cekungan, sejarah geologi dan formasi-formasi yang ada di cekungan
north Makassar Basin .
1.3 DASAR TEORI
1.3.1 Petroleum System
Petroleum berasal dari kata Petro yang berarti batuan dan oleum yang berarti minyak.
Keterdapatan minyak bumi memiliki suatu sistem yang disebut dengan Petroleum Sistem.
Petroleum sistem adalah sebuah konsep yang dipersatukan mencakup seluruh elemen dan proses
petroleum geologi.
Petroleum merupakan campuran senyawa yang terdiri atas konsentrasi tinggi dari suatu
zat karena termal dan hidrokarbon biologi sebagai gas hidrat, reservoir yang ketat, fracture shale,
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
dan coal, kondensat, minyak mentah, dan bitumen alami di reservoir yang umumnya silica
klastik dan batuan karbonat.
Elemen pokok dari petroleum system terdiri atas :
1.Source rock
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang
berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom
karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon
inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia
hidrokarbon.Merupakan batuan sedimen yang kaya akan kandungan organik yang digunakan
sebagai tempat terbentuknya hidrokarbon.Bersifat impermeable.
2.Reservoir rock
Reservoir adalah batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon dengan
memiliki permaebilitas dan porositas untuk menjaganya. Reservoir ini terdiri atas batupasir,
dolomite, limestone (chalk), dan fracture dari ketiganya atau batupasir dan batuan karbonat.
Untuk porositas 15-30% (baik porositas primer maupun sekunder) serta permeabilitas minimum
sekitar 1 mD (mili Darcy) untuk gas dan 10 mD untuk minyak ringan (light oil).
3.Seal Rock (Batuan tudung)
Seal adalah system batuan penyekat yang bersifat tidak permeable seperti
batulempung/mudstone, anhydrite dan garam.Fungsinya adalah sebagai batuan penghalang
pergerakan hidrokarbo.Memiliki karakteristik porositas dan permeabilitas buruk.
4.Overburden / Trap
Overburden adalah Gabungan dari semua fenomena geologi agar hidrokarbon dapat
terakumulasi (trap).Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya
agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini
tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan
berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
Jenis-jenis perangkap :
Perangkap stratigrafi
Perangkap Struktur
Perangkap kombinasi (struktur dan stratigrafi)
5. Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat
dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri
dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak
terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan
kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
BAB 2
PEMBAHASAN
Posisi Cekungan Makasar Utara
Pulau Sulawesi terletak pada zona pertemuan diantara tiga pergerakan lempeng besar
yaitu pergerakan lempeng Hindia-Australia dari selatan kecepatan rata – rata 7 cm/tahun,
lempeng Pasifik dari arah timur dengan kecepatan sekitar 6 cm/tahun dan lempeng Asia bergerak
relative pasif ke tenggara ± 3 cm/tahun.nPerkembangan tektonik di kawasan Pulau Sulawesi
berlangsung sejak zaman Tersier hingga sekarang, sehingga bentuknya yang unik menyerupai
huru “K”, dan termasuk daerah teraktif di Indonesia, mempunyai fenomena geologi yang
kompleks dan rumit.
Selat Makassar yang memisahkan platform Sunda (bagian Lempeng Eurasia) dari Lengan
Selatan dan Tengah, terbentuk dari proses pemekaran lantai samudera pada Miosen (Hamilton,
1979,1989; Katili, 1978,1989). Bagian utara Pulau Sulawesi adalah Palung Sulawesi Utara yang
terbentuk akibat proses subduksi kerak samudera Laut Sulawesi. Di Lengan tenggara, proses
konvergensi terjadi antara Lengan Tenggara dengan bagian utara Laut Banda sepanjang
Tunjaman Tolo (Silver et al., 1983a,b). Kedua struktur mayor tersebut (Palung Sulawesi Utara
dan Tunjaman Tolo) dihubungkan oleh Sistem Sesar Palu-Koro-Matano.
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
SEJARAH GEOLOGI SULAWESI SELATAN
Selat Makassar, terletak di sepanjang sisi timur Sundaland, antara Kalimantan dan
Sulawesi, membentuk perbatasan fisiografi yang berbeda antara daratan Indonesia Barat cratonic
stabil dan kolase kompleks kepulauan Indonesia bagian timur. Ini telah menjadi fokus perhatian
masyarakat ilmiah setidaknya sejak abad kesembilan belas, ketika Wallace (1864) mendirikan
Garis Wallace longitudinal di sepanjang selat. Garis adalah batas antara keanekaragaman hayati
fauna Asia di barat dan fauna Australia di timur dan tenggara. Selat Makassar dibatasi menuju
utara dengan lateral panjang Palu-Koro kesalahan, yang memisahkan cekungan ini dari laut
Sulawesi. Selat Makassar dibagi menjadi Makassar Utara dan Selatan Makassar basin oleh
seorang kesalahan lateral, yang disebut kesalahan Paternoster. Terjadinya dua kesalahan jelas
tercermin oleh gradien curam ditunjukkan oleh kontur batimetrik Urutan tebal Neogen yang
relatif tidak terganggu dan sedimen Paleogen mungkin menunjukkan kontinuitas lateral yang
baik yang disimpan di cekungan.
TEKTONIK SULAWESI SELATAN
Selat Makassar menempati wilayah landas kontinen, lereng dan naik antara Pulau
Kalimantan dan Sulawesi (Gambar 27-1). Wilayah ini terletak di antara batuan Paleozoikum dan
Mesozoikum cratonised dari Shield Sunda di barat dan busur vulkanik Tersier akhir dari
Sulawesi di sebelah timur. Yang terakhir ini dapat diklasifikasikan sebagai margin kontinental
dari jenis Pacific karena mobilitas tektonik nya (Beck dan Lehner, 1974). Gravitasi anomali
positif kuat isostatic atas palung Makassar yang diakui oleh Vening Meinesz (1954) dan
dikonfirmasi oleh survei kelautan pengintai Mobil (1.970-1.971) dan Schwartz et al. (1973),
telah menyebabkan kesimpulan bahwa kerak samudera mungkin mendasari palung. Menurut
para penulis, tidak pasti apakah oceanisation dari palung dihasilkan dari fase rifting tensional
atau karena tekanan kompresi.
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
Banyak bukti yang mendukung penafsiran pertama. Survei seismik yang mendalam lepas
pantai yang dilakukan oleh Total-CFP atas Selat Makassar pada tahun 1974 menunjukkan bahwa
tidak ada fitur karakteristik zona subduksi terjadi di tepi angin tumur laut yg keras dari dataran
abyssal Selat. Sebuah triple-junction hipotetis keretakan-sistem diusulkan, untuk menjelaskan
oceanisation dari kerak dalam palung Makassar (Gambar 27-4). Urutan pembentukan
persimpangan tiga-divergen telah dibahas oleh Thompson (1976, ara. 15), dan diterapkan untuk
menjelaskan asal-usul kompleks Delta Mahakam di Kalimantan Timur (Weimer, 1975) dalam
hal aulacogen. Upwarping kerak adalah meskipun telah terjadi sepanjang margin Kalimantan
Timur benua diikuti oleh rekah dan pembentukan tiga lengan keretakan. Lengan timur-barat
keretakan kurang aktif dikembangkan lebih lanjut sebagai graben (Melawi dan cekungan
Ketungau), sedangkan lengan utara-selatan keretakan lebih aktif disebabkan Sulawesi Selatan
melayang ke arah timur, sehingga pada awal pemekaran dasar laut. New kelautan kerak
kemudian dibentuk di daerah yang sekarang mendasari palung Makassar saat ini (Weimer,
1975).
Kesamaan antara batuan dasar Kapur dan atasnya Eosen-Oligosen bagian antara tenggara
dan barat daya Kalimantan Sulawesi (Hamilton, 1974), menunjukkan bahwa celah-sistem
mungkin dibuka selama pertengahan Tersier waktu. Murphy (1976), menyarankan bahwa
Lengan Selatan Sulawesi adalah sempalan benua rafted dari inti Sunda pra-Tersier, kesamaan
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
antara bentuk garis pantai dari Palu ke selatan di Sulawesi, dan dari Sangkulirang ke selatan
untuk mendukung Kalimantan hipotesis ini. The Makassar Utara dan Selatan Makassar cekungan
dapat diklasifikasikan sebagai laut marjinal (Murphy, 1975) didasarkan pada kenyataan bahwa
melalui Makassar underlain oleh kerak samudera, dan diapit ke barat dengan margin benua Asia
dan di sebelah timur oleh busur gunung api dari Sulawesi.
STRATIGRAFI REGIONAL
Batuan yang tersingkap di daerah Sulawesi Selatan terdiri dari 5 satuan, yaitu : Satuan
Batuan Gunungapi Formasi Carnba, Formasi Walanae, Satuan Intrusi Basal, Satuan Batuan
Gunung api Lompobatang dan Endapan aluvial, Rawa, dan. Pantai. Satuan Batuan Gunung api
Formasi Camba berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir, terdiri dari breksi gunungapi, lava,
konglomerat, dan tufa halus hingga batuan lapili. Formasi Walanae berumur Miosen Akhir -
Pliosen Awal, terdiri dari batupasir, konglomerat, batu lanau, batu lempung, batu gamping, dan
napal. Satuan Intrusi Basal berumur Miosen Akhir - Pliosen Akhir, terdiri dari terobosan basal
berupa retas, silt, dan stok. Satuan Batuan Gunungapi Lompobatang berumur Pleistosen, terdiri
dari breksi, lava, endapan lahar, dan tufa. Endapan Aluvial, Rawa, dan Pantai berumur Holosen,
terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lumpur, dan batugarnping koral.
Berdasarkan peta geologi Kampala, batuan di daerah ini dapat dibagi menjadi tiga satuan
batuan, yaitu : Formasi Walanae, yang menempati daerah yang sangat luas atau sekitar 80 %,
terdiri dari perselingan antara batupasir berukuran kasar hingga sangat halus, konglomerat,
batulanau, batulempung, batugamping, dan napal. Satuan ini mempunyai perlapisan dengan
kemiringan maksimum 100. Namun, pada beberapa tempat di sekitar Sesar Kalamisu kemiringan
34 lapisannya mencapai 600. Lingkungan pengendapan Formasi Walanae adalah laut. Satuan ini
berumur Miosen Akhir - Pliosen Awal. Kemudian Intrusi Basal, yang merupakan retas-retas
yang mengintrusi Formasi Walanae. Sebagian besar dari basal ini bertelsstur afan itik. Pada
beberapa lokasi ditemukan bertekstur porfiritik dengas enokris plagioklas, piroksen, mika, olivin,
tertanam dalan) masadasar afanitik. Intrusi basal ini di permukaan umumnya telah terkekarkan
dan di beberapa tempat telah terubah menjadi batuan ubahan (zona argilik) yang didominasi
mineral lempung (smektit, kaolinit, haloisit). Batuan ubahan ini dijumpai di sekitar mata air
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
panas Kampala, mata air panas Ranggo, dan Kainpung Buluparia. Menurut Pusat Sumber Daya
Geologi satuan ini berumur Miosen Akhir - Pliosen Akhir. Adapun yang terakhir adalah Endapan
Aluvial Sungai, merupakan endapan permukaan hasil rombakan dari batuan yang lebih tua,
terdiri dari material kerikil, pasir, lempung. Batuannya tersebar di tepi-tepi sungai dan dasar
sungai. Satuan ini berumur Holosen – Resen.
LAPANGAN MINYAK YANG TELAH DITEMUKAN
Ladang Minyak Rangkong 1 daerah Surumana oleh perusahaan Exxon Mobile
Ladang minyak Sabaru terdapat dilepas pantai tenggara Sulawesi Selatan
Ladang minyak Masalima
Ladang minyak Popodi
Ladang minyak Papalang
Ladang minyak Donggala
Ladang minyak Taritip
Ladang minyak Jangeru
Ladang minyak Tanjung Aru
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8
Laborotarium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2012
BAB 3
KESIMPULAN
Petroleum system adalah sebuah konsep yang dipersatukan mencakup seluruh elemen
dan proses petroleum geologi.
Selat Makassar Utara yang terletak di bagian tenggara tepi paparan Sunda antara pulau
Kalimantan dan Sulawesi merupakan wilayah eksplorasi laut-dalam. Wilayah ini berdekatan
dengan Cekungan Kutai yang umumnya endapan delta dan paparanBatuan yang tersingkap di
daerah Sulawesi selatan merupakan himpunan-himpunan batuan yang terjadi dalam lingkungan
tektonik yang berbeda sejak zaman Trias sampai zaman Kuarter.
Wilayah ini berdekatan dengan Cekungan Kutai yang umumnya endapan delta dan
paparan.
Nama : M Randy RahmanNIM : 111100149Plug : 8