Post on 07-Oct-2020
P11AHP
A. Sidiq P.http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id
Program Studi Teknik InformatikaFakultas Teknologi Informasi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
2
Tujuan
● Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai AHP dalam Sistem Penunjang Keputusan
● Mahasiswa dapat menerapkan Model AHP dalam Sistem Penunjang Keputusan
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
3
Pembahasan
● AHP● Langkah-Langkah AHP● Case Studi
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
4
AHP
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
5
AHP
● AHP (Analytical Hierarchy Process)● Dikembangkan Thomas L. Saaty (Ahli
matematika). ● Dipergunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yg komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yg dihadapi sangat sedikit.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
6
● AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan dengan multiple criteria.
● AHP dapat melakukan analisis secara simultan dan terintegrasi antara parameter-parameter yg kualitatif atau bahkan yg kuantitatif.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
7
● Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.
● Suatu masalah yg kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kelompok-kelompok tersebut menjadi suatu bentuk hirarki.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
8
● Perbedaan antara model AHP dengan pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis input-nya.
● Model-model yg sudah ada umumnya memakai input yg kuantitatif (atau berasal dari data sekunder). Otomatis model tersebut hanya dapat mengolah hal-hal kuantitatif pula.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
9
● Karena menggunakan input yg kualitatif (persepsi manusia), maka model ini dapat juga mengolah hal-hal kualitatif di samping hal-hal yg kuantitatif.
● Jadi bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yg komprehensif, karena memperhitungkan hal-hal kualitatif dan kuantitatif sekaligus.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
10
Konsep Dasar
● Merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan keputusan yg diambil bisa lebih obyektif.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
11
Prinsip Dasar
● Dekomposisi
● Struktur masalah yg kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hierarki.
● Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments)
● Membuat perbandingan berpasangan dari semua elemen yg ada untuk mendapatkan skala kepentingan relatif dari elemen.
● Sintesa Prioritas
● Mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yg dipengaruhi kriteria.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
12
Kelebihan / Kekurangan
● Kelebihan
● Struktur yang berhierarki sebagai konskuensi dari kriteria yg dipilih sampai pada sub-sub kriteria yg paling dalam.
● Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yg dipilih oleh para pengambil keputusan.
● Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
● Kekurangan
● Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
● Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yg keliru.
● Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yg terbentuk
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
13
Langkah-Langkah AHP
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
14
Step by Step AHP
● Menyusun hirarki dari permasalahan yg dihadapi
● Penilaian Kriteria dan Alternatif● Penentuan Prioritas● Konsistensi Logis
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
15
Menyusun Hirarkhi Permasalahan
● Persoalan yg akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki sbb:
Struktur Hierarki AHPSumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
16
Penilaian Kriteria dan Alternatif
● Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.
● Menurut Saaty (2001), untuk berbagai persoalan, skala 1 s/d 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat.
Skala Nilai Perbandingan BerpasanganSumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
17
Penentuan Prioritas
● Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif.
● Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yg telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas yg dihitung dengan manipulasi matriks atau penyelesaian matematik.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
18
● Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya.
● Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan.
● Susunan dari elemen-elemen yang dibandingkan tersebut sbb :
Matriks Perbandingan Berpasangan
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
19
Konsistensi Logis
● Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten dengan suatu kriteria yg logis.
● Matriks bobot yg diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut :
● Kardinal : aij.a
jk = a
ik
● Ordinal : Ai > A
j > A
k > A
l maka A
i > A
l
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
20
● Hubungan tersebut dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut:● Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya
bila anggur lebih enak 4 kali dari mangga, dan mangga lebih enak 2 kali dari pisang, maka anggur lebih enak 8 kali dari pisang.
● Dengan melihat preferensi transitif, misalnya bila anggur lebih enak dari mangga dan mangga lebih enak dari pisang, maka anggur lebih enak dari pisang.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
21
● Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsistensi sempurna.
● Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
22
Penghitungan konsistensi logis
● Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.
● Menjumlahkan hasil kali per baris.● Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas
bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.● Hasil poin c dibagi jumlah elemen, akan
didapatkan λmaks (PEV = Pricipal Eigen Value).
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
23
● Hitung Consistency Index (CI)
CI = (λmaks – n) / n
dimana : - n = banyaknya elemen - λmaks = PEV (Pricipal Eigen Value)
● Hitung Concistency Ratio (CR)
CR = CI / RCdimana :
– CI = Concictency Index – RC = Index Random Concictency
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
24
● Memeriksa konsistensi hierarki,
● Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
● Nilai indeks random konsitensi dapat dilihat pada Tabel berikut :
Nilai Indeks RandomSumber: Decision Making For Leaders
(Saaty,2001)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
25
Case Study
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
26
Case Study
● Sandy mendapat baru saja mendapat peringkat juara umum,
● Kedua orang tua Sandy pernah berjanji untuk membelikan sepeda motor baru sebagai pengganti sepeda "onthel"-nya sesuai dengan keinginan Sandy.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
27
● Kriteria yg diinginkan Sandy adalah :● Desain yg bagus● Hemat BBM● Kualitas
● Pilihan yg diinginkan Sandy antara lain :● Suzuki Satria FU, ● Honda CS1, dan ● Yamaha Jupiter MX
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
28
Penyelesaian
● Tahap 1 : Kriteria● Tahap 2 : Perbandingan Pilihan ● Tahap 3 : Penentuan Pilihan
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
29
Tahap 1
● Penentuan bobot masing-masing kriteria
● Desain lebih penting 2 kali dari pada irit
● Desain lebih penting 3 kali dari pada kualitas
● Irit lebih penting 1.5 kali dari pada kualitas
Pair Comparation Matrix
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
30
0.50 = 1.00 (D) / 2.00 (I)
0.33 = 1.00 (D) / 3.00 (K)
0.67 = 1.00 (I) / 1.50 (K)
0.55 = ((1.00/1.83)+(2.00/3.67)+(3.00/5.50))/3
5.50 = 3.00 + 1.50 + 1.00
3.00 = (1.83*0.55) + (3.67*0.27) + (5.50*0.18)
0.00 = 3 (PEV) - 3 (D,I,K) /3
0.00 = 0.00/0.580.58 (RC) diperoleh dari standar pd slide 24
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
33
Tahap 2
● Kebetulan Sandy memiliki teman yg memiliki motor yg sesuai dengan pilihan.
● Setelah Sandy mencoba motor temannya tersebut Sandy memberikan penilaian (disebut sebagai pair-wire comparation),
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
34
● Desain :
● FU 4 kali desainnya lebih baik dari pada CS1
● FU 3 kali desainnya lebih baik dari pada MX
● CS1 1/2 kali desainnya lebih baik dari pada MX
● Irit :
● FU 1/3 kali lebih irit daripada CS1
● FU 1/4 kali lebih irit dari pada MX
● CS1 1/2 kali lebih irit dari pada MX
● Kualitas :
● FU 1/2 lebih baik kualitasnya dari CS1
● FU 1/10 lebih baik kualitasnya dari MX
● CS1 1/2 lebih baik kualitasnya dari MX
pair-wire comparation
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
35
Desain
Irit
Kualitas
Hasil Pair Wair Comparation
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
36
Tahap 3
● Langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga motor tersebut.
● Untuk itu Sandy akan merangkum semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yg disebut Overall composite weight, seperti berikut.
Hasil pada priority faktor slide 30
0.39 = (0.62*0.55)+(0.12*0.27)+(0.09*0.18)
Hasil dari masing2 kriteria (D,I,K) terhadap opsi MX
pd slide 35
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
38
Kesimpulan
● Dari hasil di atas di dapatkan bahwa :● FU (0.39)● CS1 (0.21)● MX (0.40)
● Semakin besar nilai dari CW maka probabilitasnya semakin bagus● Pilihan : MX (0.40)
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
39
Tugas
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
40
Tugas
● Budi adalah seorang direktur dari PT. Angin Ribut, yaitu sebuah perusahaan yg bergerak dibidang distribusi barang,
● Karena pekerjaan yg begitu padat jadwalnya, Budi memutuskan memilih/mengangkat Sekretaris pribadi dari beberapa karyawannya untuk membantu pekerjaannya.
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
41
● Kriteria :● Cerdas 2x lebih
penting daripada Humoris.
● Cerdas 4x lebih penting daripada Cantik.
● Humoris 3x lebih penting daripada Cantik.
● Pilihan Karyawan :● Annisa● Fitri● Shinta
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
42
● Cantik :
● Annisa 4 kali lebih catik dari pada Fitri
● Annisa 2 kali lebih catik dari pada Shinta
● Fitri 1/2 kali lebih catik dari pada Shinta
● Humoris :
● Annisa 2 kali lebih humoris dari pada Fitri
● Annisa 3 kali lebih humoris dari pada Shinta
● Fitri 2 kali lebih humoris dari pada Shinta
● Cerdas :
● Annisa 2 kali lebih cerdas dari pada Fitri
● Annisa 1 kali lebih cerdas dari pada Shinta
● Fitri 2 kali lebih cerdas dari pada Shinta
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
43
?
● Mana yg harus dipilih untuk menjadi sekertaris ?
● Tugas ditulis tangan dan dikumpulkan minggu depan.● 21 = 23 Mei 2016● 22 = 23 Mei 2016
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
44
Note
● Pengumpulan tugas -> sebagai syarat masuk pada pertemuan selanjutnya
SQ - http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id dnd_07june07@live.com
45
Referensi
● Turban E., Aronson, J.E., and Liang, T., P., 2005, Decision Support Systems and Intelligent Systems, 7th Edition, Prentice Hall.
● Kusrini, 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta : Andi.
● Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R., 2006, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM), Yogyakarta : Graha Ilmu.