Post on 06-Feb-2018
Hal 1 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
P U T U S A N
Nomor : xxx/Pdt.G/2011/MS-Aceh
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara gugatan waris pada
tingkat banding dalam persidangan Hakim Majelis telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
1. KHAIRUL HUSNA, umur 42 tahun, pekerjaan mengurus rumah tangga dan juga
bertindak selaku wali dari anaknya yang masih di bawah umur
yang bernama DHIYA SITI KHAIRA, alamat Jalan Medan
Banda Aceh Dusun Damai Kelurahan Tanjung Minjei,
Kecamatan Madat Kabupaten Aceh Timur, dahulu sebagai
Penggugat I dan Penggugat II, sekarang Pembanding I dan
Pembanding II;
2. H. M. HARUN, umur 72 tahun, pekerjaan petani, alamat Desa Meunasah
Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh
Utara, dahulu sebagai Penggugat III, sekarang sebagai
Pembanding III;
3. BAINAWI, umur 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, alamat Desa Meunasah
Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh
Utara, dahulu sebagai Penggugat IV sekarang sebagai
Pembanding IV;
4. M. FAUZI, umur 39 tahun, pekerjaan dagang, alamat Matang Kumbang,
Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur. dahulu
sebagai Penggugat V sekarang sebagai Pembanding V;
5. YUSNIDAR, umur 40 tahun, pekerjaan mengurus rumah tangga, alamat Desa
Meunasah Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye,
Hal 2 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Kabupaten Aceh Utara, dahulu sebagai Penggugat VI sekarang sebagai
Pembanding VI;
6. MARIANA, umur 36 tahun, pekerjaan mengurus rumah tangga, alamat Desa
Meunasah Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye,
Kabupaten Aceh Utara, dahulu sebagai Penggugat VII
sekarang sebagai Pembanding VII;
7.NURMALAWATI, umur 32 tahun, pekerjaan mengurus rumah tangga, alamat
Desa Meunasah Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye,
Kabupaten Aceh Utara, dahulu sebagai Penggugat VIII
sekarang sebagai Pembanding VIII;
8. FAUZIAH, umur 27 tahun, pekerjaan Mahasiswi, alamat Desa Meunasah
Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye,Kabupaten Aceh
Utara, dahulu sebagai Penggugat IX sekarang sebagai
Pembanding IX;
Memberikan kuasa khusus kepada SOPIAN ADAMI, SH. dan
T.SYAIFUDDIN SH. Advokat/Penasehat Hukum pada Kantor Advokat SOPIAN
ADAMI T-SYAIFUDDIN & Rekan, yang beralamat di Jalan BTN Asamera No.
43 Langsa Barat, yang selanjutnya disebut Para Pembanding;
M e l a w a n
1. SRI IDA MENI yang beralamat di Kelurahan Paya Bujok Seulemak, Kecamatan
Langsa Baroe Kota Langsa dahulu sebagai Tergugat I
sekarang sebagai Terbanding I;
2. DIRA MAWARNI, yang beralamat di Kelurahan Paya Bujok Seulemak,
Kecamatan Langsa Baroe Kota Langsa selanjutnya dahulu
sebagai Tergugat II sekarang sebagai Terbanding II;
Memberi Kuasa kepada ISLAHUDDIN, SH & RUMAINUR, SH Advokat /Pengacara
/Penasehat Hukum pada Kantor Advokat /Pengacara/Penasehat Hukum
Hal 3 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
ISLAHUDDIN, SH & ASSOCIATES, yang beralamat di Jl. Damai No. 24 Blang
Seunibong-Langsa Kota-Kota Langsa; dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 01 Maret 2011 yang dilegalisir oleh Elly Mulianti, SH Notaris
Pengganti dari Awaluddin, SH-Notaris di Langsa yang selanjutnya disebut Para
Terbanding;
Mahkamah Syar'iyah Aceh tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan
dengan perkara ini;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan
Mahkamah Syar'iyah Langsa Nomor 267/Pdt.G/2010/MS.Lgs, tanggal 6 Juli 2011
M, bertepatan dengan tanggal 4 Sya'ban 1432 H yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvanklijke
Verklaard) ;
2. Memerintahkan jurusita untuk mengangkat sita jaminan Nomor:
267/Pdt.g/2010/Ms-Lgs. Tertanggal 18 April 2011;
3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
1.291.000,- (satu juta dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);
Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah
Syar'iyah Langsa bahwa Para Penggugat/Pembanding pada tanggal 20 Juli 2011
M. telah mengajukan banding atas putusan Mahkamah Syar'iyah Langsa Nomor:
267/Pdt.G/2010/MS-Lgs, tanggal 6 Juli 2011 , bertepatan dengan tanggal 4
Sya'ban 1432 H. permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak
lawannya;
Memperhatikan memori banding yang diajukan pihak
Penggugat/Pembanding;
Hal 4 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh
Penggugat/Pembanding dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara menurut
ketentuan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut formal
dapat diterima;
Menimbang bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas banding
perkara aquo serta putusan hakim tingkat pertama, Mahkamah Syar'iyah Aceh
berpendapat bahwa apa yang telah dipertimbangkan dan diputuskan oleh Hakim
tingkat pertama dalam amar putusannya adalah tidak tepat oleh sebab itu Majelis
Hakim Mahkamah Syar'iyah Aceh akan mempertimbangkan sebagai berikut ini;
Dalam Eksepsi :
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat tentang gugatan para
Penggugat tidak lengkap dikarenakan para Penggugat tidak memasukkan
Misrawati sebagai pihak, Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat bahwa hukum
kewarisan Islam memiliki beberapa asas diantaranya :
a. Asas karena kematian, maksudnya terjadinya peralihan hak kebendaan dari
seseorang kepada kerabatnya secara waris mewaris berlaku setelah orang
tersebut meninggal dunia;
b. Asas hubungan darah dan pertalian perkawinan (mushaharah), maksudnya
hanya kerabat yang mempunyai hubungan darah dan adanya pertalian
perkawinan yang berhak atas harta peninggalan pewaris;
Menimbang, bahwa ternyata Misrawati ketika Almarhum Mawardi bin H. M.
Harun meninggal dunia tidak ada keterikatan dengan Almarhum tersebut, baik
ikatan hubungan darah maupun ikatan karena pertalian perkawinan, karena
Misrawati ketika Almarhum meninggal dunia sudah bercerai bahkan sudah
Hal 5 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
menikah lagi dengan orang lain, oleh karena itu eksepsi para Tergugat tentang
tidak diikut sertakannya Misrawati dalam gugatan para Penggugat harus
dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa tentang eksepsi para Tergugat bahwa Penggugat IV s/d
enggugat IX tidak berwenang mengajukan gugatan dengan alasan saudara
sekandung (in caso Penggugat IV s/d Penggugat IX) karena terhijab oleh anak
perempuan dan oleh ayah, dengan demikian menurut hukum gugatan para
Penggugat tersebut tidak dapat diterima, Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat
eksepsi tersebut sudah masuk ke pokok perkara oleh karena itu tidak perlu
dipertimbangkan sebab nanti akan dipertimbangkan sekaligus dalam pokok
perkara;
Menimbang, bahwa tantang eksepsi para Tergugat gugatan kabur (Obscur
Libel) karena tidak didalilkan tentang telah selesainya masalah harta bersama
antara Misrawati dengan Alm. Mawardi, Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat
bahwa yang berkepentingan tentang itu adalah Misrawati dan bila dia mau dapat
saja ikut serta sebagai pihak ketiga untuk ikut dalam proses perkara tersebut
dengan alasan kepentingannya tertanggu namun ternyata sampai perkara
tersebut diputus, Misrawati tidak mempunyai inisiatip untuk itu, dengan demikian
maka eksepsi tentang gugatan kabur harus dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa tentang eksepsi para Tergugat bahwa gugatan para
Penggugat belum waktunya diajukan (premature), karena Para Penggugat juga
telah menggugat uang yang akan dibayar PT. Telkom dan gaji pensiun Almarhum
Mawardi, Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat eksepsi tersebut masuk pokok
perkara yang akan dipertimbangkan sekaligus dalam pertimbangan terhadap
pokok perkara;
Menimbang, bahwa tentang eksepsi para Tergugat bahwa gugatan para
Penggugat yang menggugat Tergugat II tidak berdasarkan hukum karena Dira
Mawarni masih dibawah umur, dan oleh karena itu gugatan layak dinyatakan tidak
Hal 6 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
dapat diterima, Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat, walaupun Tergugat II
masih dibawah umur, namun Tergugat II juga adalah ahli waris Almarhum Mawardi
dengan demikian mempunya hak yang sama dengan ahli waris lainnya yang
sudah dewasa dan dia bersama Tergugat I menguasai harta Almarhum Mawardi
bun M. Nur, yang digugat adalah hartanya karena menurut para Penggugat dalam
harta tersebut ada hak para Penggugat. Dalam proses persidangannya Tergugat II
bisa langsung diwakili oleh orang tua atau walinya dalam rangka mempertahankan
haknya, dengan demikian maka eksepsi tersebut harus dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan petimbangan-pertimbangan tersebut
diatas eksepsi para Tergugat harus ditolak seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara:
Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Tergugat bahwa Mawardi bin
H.M. Harun benar telah meninggal dunia tapi bukan tanggal 31 Oktober 2010
melainkan tanggal 30 Oktober 2010 sekitar pukul 23.30 WIB, namun perbedaan
tanggal kapan sebenarnya Almarhum Mawardi meninggal dunia tidak
mempengaruhi terhadap fakta hukum bahwa memang benar Almarhum Mawardi
setidak-tidaknya telah meninggal dunia pada bulan Oktober 2010;
Menimbang, bahwa terhadap petitum para Pengugat poin 3 dan 4
Mahkamah Syar'iyah Aceh akan mempertimbangkan sebagai berikut :
Bahwa para Penggugat menyatakan ketika Almarhum meninggal dunia
meninggalkan ahli waris sebagai berikut :
1. SRI IDA MENI, isteri/ janda (Tergugat I);
2. KHAIRUL HUSNA, isteri/ janda(Penggugat I)
3. DIRA MAWARNI, anak kandung perempuan (Tergugat II);
4. DHIYA SITI KHAIRA, anak kandung perempuan (Penggugat II);
5. H.M. HARUN, bapak kandung (Penggugat III);
6. BAINAWI, adik laki-laki kandung (Penggugat IV);
7. M. FAUZI, adik laki-laki kandung (Penggugat V);
8. YUSNIDAR, adik perempuan kandung (Penggugat VI);
Hal 7 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
9. MARIANA, adik perempuan kandung (Penggugat VII);
10.NURMALAWATI, adik perempuan kandung (Penggugat VIII);
11.FAUZIAH, adik perempuan kandung (Penggugat IX);
Menimbang, bahwa atas pernyataan tersebut Tergugat menyatakan
keberatan apabila Penggugat I dan Penggugat II dinyatakan sebagai ahli waris
almarhum Mawardi, karena perkawinan antara Penggugat I dengan Almarhm
Mawardi adalah perkawinan poligami tanpa izin Pengadilan Agama, maka
perkawinan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum demikian juga Penggugat
II sebagai anak yang dilahirkan dari suatu perkawinan yang tidak mempunyai
kekuatan hukum tetap, dengan demikian maka Penggugat I dan Penggugat II tidak
dapat dinyatakan sebagai ahli waris Almarhum Mawardi;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat bahwa
Penggugat I dalam tahap pembuktian telah menyampaikan alat bukti berupa P.1
dan P.2. Alat bukti tersebut dikeluarkan oleh instansi yang berwenang de facto
Tergugat I tidak merasa keberatan dengan pernikahan antara Penggugat I dengan
Alm. Mawardi pada tahun 2005 dan tidak pernah mengajukan pembatalan ke
Mahkamah Syar'iyah setempat oleh karena itu Penggugat I dapat dinyatakan
sebagai isteri sah Almarhum Mawardi dan Penggugat II sebagai anak kandung
perempuan almarhum Mawardi berdasarkan Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 55 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat menyatakan bahwa
menurut hukum agama Islam, apabila Pewaris (in casu Alm. Mawardi)
meninggalkan anak perempuan ( in casu Dhiya Siti Khaira dan Dira Mawarni yaitu
Penggugat II dan Tergugat II) dan juga meninggalkan ayah (in casu H.M. Harun
selaku Penggugat III), maka saudara sekandung (in casu Pengugat IV s/d
Penggugat IX) tidak mendapatkan warisan karena terhijab oleh anak perempuan
dan oleh ayah (in casu terhijab oleh Penggugat II, Tergugat II dan oleh Penggugat
III), dengan demikian Tergugat mengakui bahwa Penggugat II dan Penggugat III
sebagai ahli waris Alm. Mawardi;
Hal 8 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Menimbang, bahwa apa yang disampaikan Tergugat dalam jawabannya
sesuai dengan ketentuan hukum dalam hal ini Pasal 174 ayat (2) Kompilasi
Hukum Islam, dengan demikian maka yang menjadi ahli waris dari Almarhum
Mawardi adalah sebagai berikut :
1. Sri Ida Meni, Istri/janda (Tergugat I);
2. Khairul Husna, Isteri/janda (Penggugat I);
3. Dira Mawarni, anak kandung Perempuan (Tergugat II);
4. Dhiya Siti Khaira, anak kandung perempuan (Penggugat II);
5. H.M. Harun, bapak kandung (Penggugat III);
Menimbang, bahwa terhadap petitum para Penggugat poin 5, poin 6 poin 7
dan poin 10, Mahkamah Syar'iyah Aceh akan mempertimbangkan sebagai berikut;
Menimbang bahwa Tergugat mengakui bahwa sebidang tanah beserta
bangunan berdasarkan Sertipikat Hak Milik No.1084 tanggal 03 Nopember 2008
seluas 379 M atas nama Sri Ida Meni adalah harta bersama antara Tergugat I
dengan Alm. Mawardi yang dibeli tanggal 12 September 2001 dengan demikian
maka setengah harta tersebut dapat dinyatakan sebagai harta peninggalan Alm.
Mawardi dan yang setengahnya hak Sri Ida Meni (Tergugat I);
Menimbang, bahwa tentang kebun kelapa sawit seluas 20.000 M2 akta jual
beli No.28/1/594/1.SK/1996 tanggal 18 Januari 1996, Tergugat I menyatakan
bahwa harta tersebut bawaan Tergugat I walaupun dibeli setelah Tergugat
menikah dengan Alm. Mawardi. Untuk menguatkan pengakuannya Tergugat I
menghadapkan 2 orang saksi yaitu Armansyah dan Asli Helmi, namun
Mahkamah Syar'iyah Aceh menilai keterangan saksi-saksi tersebut kabur, sebab
saksi-saksi tidak mengetahui berapa harga tanah kebun itu sebenarnya dan
dimana letak serta batas-batasnya, karena saksi-saksi datang ke tempat Tergugat
I hanya mengantar abangnya Tergugat I bahkan saksi Asli Helmi tidak mengetahui
berapa uang yang diserahkan bang Apep kepada Tergugat I, dengan demikian
keterangan saksi-saksi tersebut tidak dapat diterima;
Hal 9 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Menimbang, bahwa dengan tidak terbuktinya tanah kebun kelapa sawit
sebagai harta bawaan Tergugat I, maka Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat
bahwa tanah kebun tersebut sebagai harta bersama antara Tergugat I dengan
Alm. Mawardi dimana setengah dari harta tersebut hak Tergugat I dan yang
setengahnya lagi sebagai harta warisan (tirkah) Alm. Mawardi;
Menimbang bahwa uang pesangon dari PT. Telkom sebanyak
Rp.250.000.000,-(dua ratus lima puluh juta rupiah), adalah hak-hak Almarhum
Mawardi Nik. 620375 yang telah di transfer ke rekening Sri Ida Meni (Tergugat I)
pada tanggal 18 Januari 2011 berupa uang santunan sesuai dengan surat PT.
Telkom Banda Aceh tanggal 26 April 2011 (P.1.9) ;
Menimbang, bahwa uang pesangon tersebut diatas diambil dari penghasilan
Almarhum semasa bekerja di PT. Telkom yang di transfer ke rekening Sri Ida
Meni, karena dialah isteri yang terdaftar pada data kepegawaian HRIS (Human
Resources Information System) hal ini hanya bersifat administrasi dan
merupakan pemberian kuasa saja dalam menerima uang dari PT. Telkom, maka
Majelis Hakim Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat bahwa uang tersebut
sebagai harta bersama antara Alm. Mawardi dengan isterinya baik Tergugat I
maupun Penggugat I, maka Mahkamah Syar'iyah Aceh menetapkan setengahnya
dari uang tersebut hak Tergugat I dan Penggugat I sedang yang setengahnya lagi
sebagai tirkah yang harus dibagikan kepada para ahli waris;
Menimbang, bahwa tentang uang pensiun Alm. Mawardi dikarenakan uang
tersebut belum jelas berapa nilainya, maka tuntutan tersebut tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap petitum para Penggugat poin 9 Mahkamah
Syar'iyah Aceh akan mempertimbangkan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 176 , 177 dan Pasal 179
Kompilasi Huku Islam jo. Alqur'an S. An-Nisa ayat 11 dan 12 maka dua anak
perempuan (Penggugat II dengan Tergugat II) mendapat 2/3 bagian, dua orang
isteri (Penggugat I dan Tergugat I) mendapat 1/8 bagian sedangkan ayah kandung
(Penggugat III) mendapat 1/6 bagian ditambah sisa;
Hal 10 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Menimbang, bahwa memperhatikan pertimbangan tersebut di atas maka
masalah waris tersebut masalah 24 sehingga bagian masing-masing sebagai
berikut :
1. Sri Ida Meni (Tergugat I) dan Khairul Husna (Penggugat I) 1/8 bagian atau
3/24 bagian;
2. Dira Mawarni (Tergugat II) dan Dhiya Siti Khaira (Penggugat II) 2/3 bagian
atau 16/24 bagian;
3. H.M. Harun (Penggugat III) 1/6 bagian di tambah sisa yaitu 4/24 + 1/24 =
5/24 bagian;
Menimbang, bahwa agar bagian masing-masing menjadi bulat, maka
masalah 24 dilipatkan menjadi masalah 48, sehingga bagian masing-masing
sebagai berikut:
1. Sri Ida Meni (Tergugat I) 3/48 bagian atau 6, 25%;
2. Khairul Husna (Penggugat I) 3/48 bagian atau 6,25 %;
3. Dira Mawarni (Tergugat II) 16/48 bagian atau 33 %;
4. Dhiya Siti Khaira (Penggugat II) 16/48 bagian atau 33 %;
5. H.M. Harun (Penggugat III) 10/48 bagian atau 21,50 %;
J u m l a h : 48/48 bagian atau 100 %
Menimbang, bahwa dengan demikian maka sudah sepatutnya Tergugat
dihukum untuk menyerahkan kepada para Penggugat hak para Penggugat dari
harta peninggalan almarhum Mawardi sesuai dengan bagiannya masing-masing;
Menimbang, bahwa atas petitum para Penggugat poin 12 tentang putusan
serta merta, Mahkamah Syar'iyah Aceh berpendapat bahwa sesuai dengan
SEMA-RI Nomor 3 Tahun 1978 tanggal 1 April 1978 yang menegaskan agar para
Ketua dan hakim Pengadilan Negeri (termasuk didalamnya Pengadilan Agama)
seluruh Indonesia, agar tidak menjatuhkan putusan Uitvoerbaar Bij Voorraad
walaupun syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 180 ayat (1) HIR
Hal 11 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
dan Pasal 191 ayat (1) R. Bg sudah terpenuhi secara keseluruhan. Mengingat
terhadap resiko yang bakal timbul dari putusan Uitvoerbaar Bij Voorraad ini, oleh
karena itu Mahkamah Agung RI meminta perhatian para hakim secara serius agar
tidak mengabulkan permohonan putusan tersebut, kecuali apabila terjadi keadaan
yang sangat memaksa tidak mungkin untuk dihindari, maka berdasarkan
pertimbangan tersebut tuntutan tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan Berita Acara Penyitaan Jaminan Nomor:
267/Pdt.G/2010/MS-Lgs tanggal 18 April 2011. Panitera Mahkamah Syar'iyah
Langsa telah melaksanakan sita jaminan tanggal 18 April 2011 terhadap sebidang
tanah beserta bangunannya sertipikat Hak Milik No.1084 tanggal 03 Nopember
2008 seluas 379 M2 atas nama Sri Ida Meni terletak di Gampong Paya Bujok
Seuleumak, Kecamatan Langsa Baro dengan batas-batas:
Sebelah Utara berbatas dengan jalan;
Sebelah Timur berbatas dengan pekarangan Sawqi Somat;
Sebelah Selatan berbatas dengan Senen;
Sebelah Barat berbatas dengan pekarangan Stadion;
Dan Berita Acara Sita tersebut telah dibacakan dalam sidang hari Rabu tanggal
20 April 2011, oleh sebab itu, sita jaminan tersebut harus dinyatakan sah dan
berharga ;
Menimbang, bahwa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas maka gugatan para Penggugat dikabulkan untuk sebagian;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka putusan Mahkamah Syar'iyah Langsa Nomor: 267/Pdt.G/2010/MS-
Lgs. Tanggal 6 Juli 2011 M bertepatan dengan tanggal 4 Sya'ban 1432 H harus
dibatalkan dan Mahkamah Syar'iyah Aceh akan mengadili sendiri dengan amar
putusan sebagaimana disebutkan dalam putusan ini;
Hal 12 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal 192 ayat (2) R. Bg dalam perkara
gugatan waris ini tidak ada yang dikalahkan secara mutlak baik para Penggugat
maupun para Tergugat, maka biaya perkara baik untuk tingkat pertama maupun
untuk tingkat banding dibebankan kepada kedua belah pihak secara tanggung
renteng;
Mengingat pada pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan serta
ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I
Menerima permohonan banding para Pembanding;
Membatalkan putusan Mahkamah Syar'iyah Langsa Nomor
267/Pdt.G/2010/MS-Lgs. Tanggal 6 Juli 2011 M bertepatan dengan tanggal
4 Sya'ban 1432 H, dengan mengadili sendiri:
Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi para Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan para Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang sudah dilaksanakan;
3. Menyatakan ahli waris yang sah dari Alm. Mawardi adalah sebagai berikut:
a. Sri Ida Meni, isteri/janda Alm. Mawardi (Tergugat I);
b. Khairul Husna, isteri/janda Alm. Mawardi ( Penggugat I);
c. Dira Mawarni, anak kandung perempuan Alm. Mawardi (Tergugat II);
d. Dhiya Siti Khaira, anak kandung perempuan Alm. Mawardi (Penggugat II);
e. H.M. Harun, ayah kandung Alm. Mawardi (Penggugat III);
4. Menyatakan harta waris Alm. Mawardi adalah sebagai berikut:
a. Setengahnya dari harta berupa sebidang tanah beserta bangunan sertipikat
Hak Milik No. 1084 tanggal 03 Nopember 2008 seluas 379 M2 atas nama Sri
Ida Meni, terletak di Kelurahan Paya Bujok Seulemak, Kecamatan Langsa
Baroe Kota Langsa dengan batas-batas:
Hal 13 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Sebelah Utara berbatas dengan Jalan;
Sebelah Timur berbatas dengan pekarangan Sawqi Somat;
Sebelah Selatan berbatas dengan Senen;
Sebelah Barat berbatas dengan pekarangan Stadion;
b. Setengah dari kebun kelapa sawit beserta isi di dalamnya Akta Jual beli No.
28/1/594/LSK/1996 tanggal 18 Januari 1996 seluas 20.000 M2 terletak di
Kelurahan Cot Girek Kecamatan Lhok Sukon Kabupaten Aceh Utara
dengan batas-batas:
Sebelah Utara berbatas dengan tanah kebun sawit milik Syarifah
100 M;
Sebelah Timur berbatas dengan tanah kebun sawit milik M. Ali
200 M;
Sebelah Selatan berbatas dengan tanah kebun sawit milik Syamsul
Bahri 100 M;
Sebelah Barat berbatas dengan tanah kebun sawit milik Negara
200 M;
c. Setengah uang duka dari PT. Telkom yaitu 1/2 x Rp.250.000.000,-(dua ratus
lima puluh juta rupiah) = Rp.125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta
rupiah);
5. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris sebagaimana disebutkan dalam
diktum 3 adalah sebagai berikut :
a. Sri Ida Meni (Tergugat I) 3/48 bagian atau 6, 25 %;
b. Khairul Husna (Penggugat I) 3/48 bagian atau 6,25 %;
c. Dira Mawarni (Tergugat II) 16/48 bagian atau 33 %;
d. Dhiya Siti Khaira (Penggugat II) 16/48 bagian atau 33 %;
e. H.M. Harun (Penggugat III) 10/48 bagian atau 21,50 %;
J u m l a h : 48/48 bagian atau 100 %
Hal 14 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
6. Menetapkan bagian Pengugat I dan Tergugat I dari uang duka dari PT. Telkom
masing-masing berhak 1/2 x Rp.125.000.000,-(seratus dua puluh lima juta
rupiah) = Rp.62.500.000,-(enam puluh dua juta lima ratus ribu rupiah);
7. Menghukum Tergugat I untuk menyerahkan kepada para Penggugat harta waris
Alm. Mawardi sebagaimana tersebut pada dictum 4 sesuai bagian masing-
masing sebagaimana tersebut pada dictum 5, apabila tidak dapat dibagi secara
natural maka dilelang lebih dahulu sesuai aturan dan hasilnya dibagikan
kepada para ahli waris sesuai dengan bagian masing-masing;
8. Menghukum Tergugat I untuk menyerarhkan hak Penggugat I sebagaimana
tersebut pada dictum 6;
9. Menolak dan atau menyatakan tidak dapat menerima gugatan para Penggugat
untuk selain dan selebihnya;
10. Menghukum para Penggugat dan Tergugat untuk membayar biaya perkara
secara tanggung renteng sebesar Rp.1.291.000,-(satu juta dua ratus sembilan
puluh satu ribu rupiah);
Menghukum para Penggugat dan Tergugat secara tanggung renteng untuk
membayar biaya banding sebesar Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu
rupiah);
Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah
Syar'iyah Aceh pada hari Senin 21 Nopember 2011 M. bertepatan dengan tanggal
25 Zulhijjah 1432 H. oleh kami Dra.Masdarwiaty, MA, sebagai Ketua Majelis,
Drs.H. Abdul Mu'in dan Drs. H. Mukhlas SH., MH. masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan mana dibacakan pada hari itu juga dalam sidang yang terbuka
untuk umum oleh Ketua Majelis di dampingin oleh masing-masing Hakim Anggota
dan dibantu oleh Humaidah,SH. sebagai Panitera Pengganti., tanpa dihadiri pihak-
pihak;
Hakim Ketua,
d.t.o
Dra. MASDARWIATY, MA
Hal 15 dari 15 hal. Putusan No.111/Pdt.G/2011/MS-Aceh
HAKIM ANGGOTA
d.t.o
Drs.H. ABDUL MU'IN
d.t.o
Drs. H. MUKHLAS, SH., MH.
Panitera Pengganti,
d.t.o
HUMAIDAH, SH.
Perincian Biaya Banding : 1. Biaya Meterai Rp. 6.000.- 2. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 3. Biaya Leges Rp. 5.000,- 4. Biaya Proses Rp. 134.000,- 5. J u m l a h Rp. 150.000,-
----------------------------(seratus lima puluh ribu rupiah)---------------------------
Untuk Salinan Yang Sama Bunyinya
Banda Aceh, 15 Desember 2011
PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH
dto
DRS. H. SYAMSIKAR