Metode penelitian kualitatif iain-fd

Post on 10-Aug-2015

950 views 9 download

Transcript of Metode penelitian kualitatif iain-fd

MASALAHPENELITIAN  Oleh: Burhan Bungin Disampaikan pada acara Workshop Metode Penelitian di laksanakan oleh Fak. Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010

Dosen Pascasarjana Univ. 17 Agustus 1945 Surabaya dan Peneliti Senior pada Lembaga Penelitian Masyarakat dan Filsafat -The BuBu Center

Literature:1. John W. Creswell, Research Design; Qualitave,

Quantitative, and Mixed Methods Approaches, London, Sage Publication, 2009

2. Paul C. Cozby, Method in Behavioral Research (edisi-9), Jogyakarta; Pustaka Pelajar, 2009

3. Denzin and Lincoln, Handbook of Qualitatif Research, Pustaka Pelajar; Jogyakarta, 2009

4. John W. Creswell, Educational Research; Palanning. Conducting, and Evaluating, Qualitative and Quantitative Research, New Jersey, 2008

5. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, jakarta: Kencana, 2009

6. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuaitatif, Jakarta; Kencana, 2009.

Filsafat Penelitian

AkalBudiRasa Ingin tahuKritis

Kebenaran Menjadi Produk Berfikir Utama

Bertanya Menjadi Alat Utama

Berdasarkan sejarah sosial, penelitian ilmiah dibangun berdasarkan tradisi pemikiran ilmiah baik yang mengadopsipemikiran Aristotelian yang positivismemaupun pemikiranfilsafat Plato yang humanistik

Positivisme Perancis dan Inggris David Hume, John Locke, dan Berkeley Positivisme, emperisisme, behaviorisme, naturalisme, dan sainsisme

August Comte (1798-1857)

Pandangan dunia positivistik terhadap ilmu pengetahuan:

objektiffenomenalisme reduksionisme naturalisme

Realitas itu pada hakikatnya bersifat materi dan kealaman. Manusia juga hakikatnya bersifat materi dan kealaman. Jiwa (mind) tak ubahnya dengan kertas putih (tabula rasa), hakikatnya semacam film kamera pada diri manusia; sekedar “photocopy” atau gambaran “hasil potret” pengalaman indrawi manusia.

Penelitian Kualitatif

FenomenologismeParadigma Jerman yang Kantian dan HegelianPlato, lebih humanistik, Memandang manusia sebagai manusia yang memiliki idealisme

Dasar Fenomelogisme berasal dariFilsafat Plato, lebih humanistik,

Memandang manusia sebagai manusia yang memiliki idealisme

Teori Plato tentang dunia ide merupakan pengilham pemikiran Kant maupun Hegel, Yang kemudian dikenal dengan Fenomenologisme

Pandangan Plato terhadap manusia lebih banyak menempatkan manusia sebagai makhluk yang humanistik dari pada manusia sebagai homosapien. Karena itu Plato memandang manusia sebagai manusia, bahkan Plato terlebih melihat manusia dipengaruhi oleh rasio-nya, karena itu menusia memiliki idealisme.

Jadi dalam pandangan fenomenologi sesuatu yang tampak itu pasti bermakna menurut subjek yang menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya.

Tradisi pemikiran Jerman yang Platonik, humanistik, idealistik ini mengilhami pemikiran Kant maupun Hegel tentang dunia ide yang kemudian melahirkan (menjadi akar tradisi) paradigma fenomenologi dalam penelitian sosial yang dikenal dengan paradigma penelitian kualitatif, dimana paradigma ini berseberangan (berhadapan) dengan tradisi pemikiran Inggris dan Prancis yang positivistik.

Persaingan fenomenologisme dan positivisme sebenarnya terjadi pada tataran penafsiran terhadap ajaran-ajaran filsafat yang melatarbelakangi masing-masing paradigma. Sehubungan dengan itu berbagai ajaran filsafat yang mendasari pandangannya juga digunakan untuk menjelaskan keberadaanya.

Dengan demikian maka paradigma fenomenologi juga menggunakan berbagai filsafat yang juga mendasari pandangan positivisme seperti skama dibawah ini.

Socrates (470-399 SM), Plato (429-347 SM), ----- HumanistikAristoteles (384-322 SM)

Rasionalisme

Rene DescartesSpinozaLeibniz

Vitalisme

Nietzsche, Bergson dan Schopenhouer

Idelaisme

HegelFichte Schelling

Kritisme

Imanuel Kant

Empirisme

David HumeJohn LockeBerkeley

Fenomenologisme

Edmund Husserl, Martin Heidegger, dan Merleau Ponty

HUBUNGAN FILSAFAT FENOMENOLOGI DENGAN FILSAFAT LAINNYA DALAM PENDEKATAN KUALITATIF

Dalam tradisi berfikir positivisme, bahwa pendekatan kualitatif dipandangan sebagai kritik terhadap positivisme, para ahli filsafat menamakannya dengan postpositivisme.

Lahirnya postpositivisme karena beberapa hal; (1) secara ontologis, postpositivisme bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti);

(2) secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidaklah cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulation yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori;

(3) secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti dengan objek atau realitas yang diteliti tidaklah bisa dipisahkan, seperti yang diusulkan oleh aliran positivisme. Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung.

Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.

Pengaruh empirisme terhadap pendekatan kualitatif terletak pada bagaimana upaya pendekatan kualitatif memecahkan misteri makna berdasarkan pada pengalaman peneliti dan obyek kajiannya.

Penedekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam kehidupan sosialnya bersama orang lain. Makna bukan sesuatu yang lahir diluar pengalaman objek penelitian atau peneliti, akan tetapi menjadi bagian terbesar dari kehidupan penelitian ataupun objek penelitian.

Disamping itu idealisme menjadi ruh dari analisis-analisis kualitatif, baik dari awal penelitian sampai dengan akhir penelitian.

Peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam semua proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi senjata utama menjalankan semua proses penelitian.

Pandangan-pandangan Kant bahwa kritisme adalah buah kerja rasio dan empiris seseorang, akan sangat membantu peneliti kualitatif membuka seluas-luasnya medan misteri, dengan demikian filsafat kritisme menjadi dasar yang kuat dalam seluruh proses penelitian kualitatif.

Rene Descartes mengajarkan rasionalisme sebagai sumber semua pengetahuan, dengan demikian maka ia berpendapat bahwa akal manusia menjadi sumber pengetahuan.

Penelitian kualitatif, membutuhkan kekuatan analisis yang lebih mendalam, terperinci namun meluas dan holistik, maka kekuatan akal adalah satu-satunya sumber kemampuan analisis dalam seluruh proses penelitian.

fenomena sosial memiliki dimensi sosial yang berbeda-beda serta tidak dapat dijelaskan hanya dalam pandangan materi dan fisika saja (mekanistik-deterministik), karena manusia memiliki kehendak sendiri untuk merubah diri, dunia dan semestanya.

Substansi filsafat vitalisme sejalan dengan pandangan ini dimana kemandirian subjek penelitian menentukan pemaknaan terhadap apa yang dialaminya tentang diri dan lingkungannya.

Gagasan Dunia Tentang PenelitianPandangan Selected Philosopis Strategies

of inquiryPositivistikKontruksi Sosial Stra. Kualitatif

Partisipatory/Advokasi Stra. KuantitatifPragmatis Mix Met. Stra.

Research DesignsQualitativeQuantitativeMixed Methods

Research Methods

QuestionsData CollectionData AnalysisInterpretationWrite-UpValidation

Pandangan Dunia Tentang Penelitian

Postpositivism Konstruksi Sosial

-Determinan -Understanding-Reductionisme -Multiple Participan Meanings-Emperical Observation -Social and historical

construction-Theory vericivation -Theory generation

Partisipatory/Advokasi Pragmatism

-Political -Consequences of action-Empowerment Issue-Oriented -Problem-centered-Collaborative -Pluralistic-Change-oriented -Real-Worl paractice oriented

Masalah Penelitian;Baik kualitatif maupun kuantitatif secara substansi berbeda asal usul satu-dengan-lainnya

Namun secara umum harus menjawab dua pertanyaan penting; -Objektif-Subjektif

Kuantitatif –ProblemHub, perbedaan, pengaruh, identifikasi Realitas yang tampakDi permukaanLuas – banyak variabel

Kualitatif -

FenomenalEksplorasiRealitasi yang tersembunyi, kesadaran, maknaMendalamKecil - dimulai dari masalah sederhana

Contoh Masalah:Kuantitatif

Hubungan antara tayangan Pornomedia – Sikap Seks Ramaja Masjid

Perbedaan Kemampuan Ekonomi Keluarga dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas

Pengaruh Tayangan Infotemen terhadap Sikap Ibu Terhadap Perceraian

Peran motivator di dalam membangun sikap gorong royang masyarakat pedesaan

Contoh Masalah:Kualitatif

Makna buka kampong dalam tradisi –budaya kesenian cakalele di Masyarakat Banda

Carok dan Harga Diri Masy Madura

Keris dalam Spirit Budaya Jaya

Seks dalam media massa