Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

62
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “K” G II P 10001 UK 37-38 MINGGU BERSALIN SEKSIO SESAREA DENGAN INDIKASI PEB + FETAL DISTRES DI RSUP dr. SOEDONO MADIUN Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengalaman Belajar Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan Disusun Oleh: GRESSTA ERDINA NAVARETTA NIM P27824208017

description

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Sectio Caesarea Dengan Indikasi PEB + Fetal DistressKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN KEBIDANANPRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETANMAGETAN2011

Transcript of Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Page 1: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “K” GIIP10001 UK 37-38 MINGGU

BERSALIN SEKSIO SESAREA DENGAN INDIKASI PEB + FETAL DISTRES

DI RSUP dr. SOEDONO MADIUN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengalaman BelajarPraktek dan Praktek Klinik Kebidanan

Disusun Oleh:

GRESSTA ERDINA NAVARETTANIM P27824208017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN

MAGETAN2010

Page 2: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny. “K” GIIP10001 UK 37-38 Minggu

Bersalin Seksio Sesarea dengan Indikasi PEB + Fetal Distres

di RSUP dr. Soedono Madiun

Telah disetujui tanggal:

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan

RAHAYU SUMANINGSIH, SSTNIP. 19690612 200212 2 001

Pembimbing Praktek

KARTINI, Amd.KebNIP. 140 134 392

ii

Page 3: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan “Asuhan Kebidanan pada Ny. “K” GIIP10001 UK 37-38 Minggu Bersalin

Seksio Sesarea dengan Indikasi PEB + Fetal Distres di RSUP dr. Soedono Madiun “

dengan baik.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar

praktek lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan, pengarahan dan

bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Nani Surtinah, SST,M.Pd, selaku Kaprodi Kebidanan Magetan.

2. Ibu Rahayu Sumaningsih, SST, selaku Pembimbing Akademik.

3. Ibu Kartini, Amd.Keb, selaku Pembimbing Praktek.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun

memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya.

Magetan, 2010

Penulis

iii

Page 4: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

BAB I LANDASAN TEORI

A. PERSALINAN DENGAN SEKSIO SESAREA ................................ 1

B. PRE-EKLAMSIA ............................................................................... 10

C. PENGKAJIAN ................................................................................... 14

D. DIAGNOSA KEBIDANAN ............................................................... 18

E. PERENCANAAN .............................................................................. 18

F. PELAKSANAAN ............................................................................... 20

G. EVALUASI ........................................................................................ 20

BAB II TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN ................................................................................... 21

B. DIAGNOSA KEBIDANAN ............................................................... 29

C. PERENCANAAN .............................................................................. 29

D. PELAKSANAAN ............................................................................... 32

E. EVALUASI ........................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 5: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. PERSALINAN DENGAN SEKSIO SESAREA

1. Pengertian

Seksio sesarea adalah pembedahan untuk elahirkan janin dengan

membuka dinding perut. (Wiknjosastro, 2007: 862)

Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada

dinding uterus melalui dinding depan perut. (Mochtar, 1992)

Dikenal beberapa jenis seksio sesarea, yakni:

a. Seksio sesarea transperitonealis:

- Seksio sesarea klasik: insisi dibuat di korpus uteri.

- Seksio sesarea profundal: insisi melitang konkaf pada segmen

bawah rahim.

b. Seksio sesarea vaginalis

Menurut sayatan pada rahim, SC dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Sayatan memanjang (longitudinal)

2) Sayatan melintang (tranversal)

3) Sayatan huruf T (T-incision)

(Wiknjosastro, 2007 : 864)

2. Etiologi

Operasi seksio sesarea dilakukan jika kelahiran pervaginam mungkin akan

menyebabkan resiko pada ibu ataupun janin.

Indikasi dilakukan SC adalah :

Distorsia janin-panggul

Gawat janin

Plasenta previa totalis

Pernah seksio sesarea

Kelahiran letak (utamanya letak lintang)

Hipertensi, pre-eklamsia berat, eklamsia

Janin besar

1

Page 6: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

(Wiknjosastro, 2007 : 863)

3. Patofisiologi

Amnion terdapat pada plasenta dan berisi cairan yang didalamnya adalah sifat

dari kantung. Amnion adalah bakteriostatik, yaitu korioamnionistik dan

infeksi pada janin. Atau disebut juga sawar mekanik terhadap infeksi. Setelah

amnion terinfeksi oleh bakteri dan disebut kolonisasi bakteri, maka janin akan

berpotensi untuk terinfeksi juga pada 25% klien cukup bulan yang terkena

infeksi amnion. Persalinan kurang bulan yang terkena infeksi amnion,

persalinan kurang bulan terkena indikasi ketuban pecah dini daripada 10%

klien persalinan cukup bulan. Indikasi KPD akan menjadi tahap

karioamnionitis (sepsis, infeksi menyeluruh). Keadaan serviks yang baik pada

kontraksi uterus yang baik, maka persalinan pervagina dianjurkan. Tetapi

apabila terjadi gagal induksi serviks atau induksi serviks tidak baik, maka

tindakan sectio sesarea tepat dilakukan secepat mungkin untuk menghindari

kecacatan atau terinfeksinya jauh lebih parah.

4. Gambaran Klinis

a. Insisi Abdomen

1) Insisi Vertikal

Insisi vertikal garis tengah introubilikus. Insisi ini harus cukup panjang

agar janin dapat lahir tanpa kesulitan. Oleh karena itu, panjang insisi

harus sesuai dengan tafsiran ukuran janin.

2) Insisi Tranversal atau Lintang

Kulit jaringan subkutan disayat dengan menggunakan insisi tranversal

rendah sedikit melengkung. Insisi dibuat setinggi garis rambut pubis

dan diperluas melebihi batas lateral otot rektus.

b. Insisi Uterus

1) Insisi Sesarea Klasik

Insisi sesarea klasik adalah suatu insisi vertikal ke dalam korpus uterus

di atas segmen bawah uterus dan mencapai fundus uterus. Sebagian

besar insisi dibuat di segmen bawah uterus secara melintang, insisi

melintang di segmen bawah memiliki keunggulan, yaitu hanya

memerlukan sedikit pemisahan kandung kemih dari miomerium di

2

Page 7: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

bawahnya. Indikasi untuk dilakukan insisi klasik untuk melahirkan

janin.

a) Apabila segmen bawah uterus tidak bisa dipajankan atau dimasuki

dengan aman karena kandung kemih melekat dengan erak akibat

pembedahan sebelumnya atau apabila terdapat karsinoma invasik

di serviks.

b) Janin berukuran besar, terlentang melinang, selaput ketuban sudah

pecah dan bahu terjepit jalan lahir.

c) Plasenta previa totalis.

d) Obesitas berat.

2) Insisi Sesarea Tranversal

Insisi tranversal melalui segmen bawah uterus merupakan tindakan

untuk presentasi kepala, diantaranya :

a) Lebih mudah diperbaiki.

b) Kemungkinan keluarnya janin ke rongga abdomen pada kehamilan

berikutnya.

c) Tidak mengakibatkan perlekatan usus.

Insisi uterus harus dibuat cukup lebar agar kepala dan janin dapat lahir

tanpa merobek atau harus memotong arteri dan vena uterina yang

berjalan sepanjang batas lateral uterus.

Pelahiran janin :

a) Pada presentasi kepala, suatu tangan diselipkan ke dalam rongga

uterus diantara symphisis dan kepala janin diangkat secara hati-

hati.

b) Hidung dan mulut diaspirasi dengan bola penghisap untuk

mencegah teraspirasinya cairan amnion dan isinya oleh janin.

c) Bahu dilahirkan dengan tanpa ringan disertai penekanan pada

fundus.

d) Bagian tubuh lainnya segera menyusul, setelah bahu dilahirkan ibu

atau pasien diberi oksitosin 20 unit/liter dengan kecepatan 10

ml/menit sampai uterus berkontraksi dengan baik.

e) Tali pusat diklem/bayi dipengangi setinggi dinding abdomen.

3

Page 8: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

f) Plasenta dikeluarkan dari uterus dan dinding abdomen.

5. Hal yang Perlu Dikembangkan

a. Seksio sesarea elektif : SC ini direncanakan lebih dahulu karena sudah

diketahui bahwa kehamian harus diselesaikan dengan pembedahan itu.

Keuntungannya adalah waktu pembedahan dapat ditentukan oleh dokter

yang akan menolongnya dan segala persiapan dapat dilakukan dengan

baik.

b. Anestesi

Anestesi umum mempunyai pengaruh depresif pada pusat pernafasan

janin, sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apne. Selain itu,

ada pengaruh trehadap tonus uterus yang bisa menyebabkan perdarahan

post partum.

- Anestesi spinal aman untuk janin, akan tetapi selalu ada kemungkinan

bahwa tekanan darah penderita menurun.

- Anestesi lokal adalah paling aman, akan tetapi tidak selalu dapat

dilakukan berhubung dengan sikap mental penderita.

c. Tranfusi darah

Pada umumnya, perdarahan pada seksio sesarea lebih banyak daripada

persalinan pervaginam. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi pada

uterus, ketika perlepasan plasenta, mungkin terjadinya atonia uteri post

partum. Oleh sebab itu, tiap-tiap seksio sesarea perlu diadakan persediaan

darah.

d. Pemberian antibiotika

Walau pemberian antibiotika sesudah seksio sesarea elektif dapat

dipersoalkan, namun pada umumnya pemberian dianjurkan.

(Wiknjosastro, 2007 : 865-866)

6. Persiapan Fisik Penderita

Melakukan pemeriksaan dasar :

Kesan umum : Apakah penderita tampak sakit, anemia,

dehidrasi dan terjadi perdarahan.

Pemeriksaan fisik umum : Tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.

Pemeriksaan khusus : Pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan dalam.

4

Page 9: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, ultrasonografi, foto rontgen

(abdomen, toraks)

(Manuaba, 1998 : 336)

7. Komplikasi

a. Pada ibu : Kematian, infeksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

morbiditas dan mortalitas pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang

menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan dan lamanya persalinan

berlangsung.

Infeksi puerperalis : Komplikasi ini biasanya ringan, seperti kenaikan

suhu selama beberapa hari dalam masa nifas atau bersifat berat, seperti

peritonitis, sepsis.

Perdarahan : Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan

jika cabang-cabang arteri uterina ikut terbuka/karena atonia uteri.

Komplikasi-komplikasi lain seperti : Luka kandung kencing,

embolisme paru-paru.

Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya

perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa

terjadi ruptura uteri.

b. Pada anak : Nasib anak yang dilahirkan dengan SC banyak tergantung dari

keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan SC. kadang terjadi pula

asfiksasi, trauma langsung pada bayi dan infeksi.

Langsung pada bayi dan infeksi.

Seksio sesarea merupakan tindakan operasi persalinan yang paling ringan

komplikasinya terhadap bayi. (Wiknjosastro, 2007 : 870)

8. Prosedur Tindakan Seksio Sesarea

a. Persetujuan medik.

b. Menetapkan indikasi seksio sesarea.

c. Menentukan jenis seksio sesarea.

d. Mempersiapkan TIM.

e. Mencegah infeksi dan persiapan operasi.

5

Page 10: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Pasien

1) Di ruang perawatan pasien dengan + 6 jam puasa. Pasien darurat

yang tidak dapat puasa harus dipasang pipa lambung ukuran (18-

20) dan dihisap sampai benar-benar kosong. Setelah kosong,

berikan antasida lalu pipa lambung dicabut.

2) Premedikasi yang harus diberikan adalah atropin. Bagi orang

dewasa untuk bedah elektif diberikan 0,5 mg IM 45 menit sebelum

anestesi. Untuk bedah darurat diberikan 0,25 mg IM dan 0,25 mg

IV 5 menit sebelum anestesi.

3) Diperiksa ulang apakan sudah lengkap pemeriksaan yang

diperlukan seperti darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah

(untuk seksio sesarea elektif). Untuk seksio sesarea emergensi

cukup pemeriksaan Hb, Ht, golongan darah.

4) Baju pasien diganti dengan baju khusus untuk dipakai ke ruang

tunggu kamar operasi.

5) Pasang infus, RL atau NaCl 0,9%.

6) Sebelum masuk ke kamar operasi, diganti dengan baju untuk di

kamar operasi.

7) Baringkan pasien dengan posisi tidur (pasang tensimeter/stetoscop

pre cordinal).

8) Dipasang folley kateter.

Penolong

9) Memakai baju khusus kamar operasi.

10) Mempersiapkan alat-alat/instrumen operasi, termasuk alat

penghisap darah/cairan, alat resusitasi bayi, oksigen dan

sebagainya.

11) Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan durante operasionum.

12) Periksa ulang persediaan darah.

13) Penolong cuci tangan.

14) Memakai baju operasi dan sarung tangan.

15) Pasien pada posisi telentang keadaan sudah dinarkose.

Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.

6

Page 11: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

16) Dipasang kain penutup 4-5 buah yang sesuai dengan kebutuhan.

f. Tindakan pembiusan

1) Induksi

Berikan oksigen melalui masker, 3 liter per menit.

Iniduksi dapat dilakukan dengan ketamin 0,5 mg/kg yang

dilarutkan dalam NaCl 09% dalam kadar 10 mg/ml yang

disuntikkan IV pelan (2 menit).

Jika dalam 5 menit anak belum lahir, dosis ketamin yang sama

dapat diberikan sekali lagi.

Segera setelah bola mata nampak bergerak tanpa sadar,

pembedahan dapat dimulai.

2) Anestesi

Berikan eter dengan cara tetes terbuka (open drop) atau masker

dengan E.M.O segera setelah tali pusat dijepit.

Jika seandainya dengan 2 kali dosis ketamin bayi belum juga lahir,

eter dapat dimulai tetapi dijaga jangan terlalu dalam.

Dengan cara open-drop, tetesan dipercepat hingga pembiusan

mencapai tahap yang diinginkan (seksio sesarea memerlukan

stadium 3 plane 1 sampai plane 2).

3) Pemantauan

Awasi pupil pasien, jangan sampai melebar (mydriasis).

Pelebaran lebih dari 3 mm menunjukkan stadium yang sudah terlalu

dalam kadar eter yang terlalu tinggi dapat mengganggu kontraksi otot

rahim, sehingga diperlukan tambahan dosis oksitosin.

Perhatian

Pasien anemia/hipotensi sangat peka dengan obat anestesi (dosis

harus sangat dikurangi). Pasien syok harus diatasi dulu.

Posisi pasien selama anesteria dan sebelum sadar kembali, kepala

lebih rendah. Selalu disiapkan pompa penghisap sebelum pasien

muntah.

g. Tindakan Operasi

1) Lakukan insisi mediana dengan pisau secara benar.

7

Page 12: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

2) Perdalam sayatan pada dinding abdomen sampai menembus

peritonium dan perlebar hingga sekitar 12 cm.

3) Obsevasi kondisi ataupun kelainan pada uterus, adneksa dan

parametrium dengan gejala menarik dinding abdomen ke kiri-kanan.

4) Angkat dinding perut dengan retraktror, selipkan kasa lebar basah

melingkupi sisi uterus gravidus untuk menampilkan dinding depan

uterus dan menyisihkan usus, ovarium, tuba dan organ intraabdominal

lainnya.

5) Dengan pisau, sayat segmen bawah uterus (sehingga mudah ditembus

dan diperlebar dengan jari), kemudian pecahkan ketuban dan hisap

cairan ketuban yang keluar.

6) Luksir keluar kepala janin, kemudian lahirkan seluruh tubuh dengan

cara yang sesuai. Bersihkan muka janin dengan kain kasa lembab.

7) Talu pusat dijepit pada jarak 10-15 cm dari umbilikus dan digunting.

Bayi diserahkan kepada dokter anak untuk perawatan selanjutnya.

8) Plasenta dilahirkan dengan melepasnya secara manual dari tempat

implantasi, kemudian ditarik tali pusat dan sedikit menekan fundus.

9) Tepi luka insisi pada segmen bawah uterus dijepit dengan klem

fenster/foerster, terutama pada kedua ujung luka sayatan.

10) Dilakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri dengan kasa yang

dijepitkan pada klem fenster atau dengan menggunakan 2-3 jari tangan

operator yang dibalut dengan kasa. Pastikan tidak ada bagian plasenta

yang tertinggal.

11) Dilakukan jahitan hemostatis dengan simpul 8 pada kedua ujung

reobekan uterus dengan menggunakan benang polyglycolik/cromik cat

gut no 0/1/0 dilanjutkan dengan penjahitan segmen bawah secara

jelujur terkunci.

12) Pastikan tidak adanya perdarahan melalui evaluasi ulang luka jahitan.

13) Keluarkan kasa basah, bersihkan rongga abdomen dan lakukan periksa

ulang untuk meyakinkan tidak adanya perdarahan dari tempat jahitan

atau di tempat lain.

8

Page 13: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

14) Fascia abdominalis pada ujung proksimal dan distal sayatan dijepit

dengan kocher dan dijahit hingga subcutis dengan polyglycolic acid

(misalnya: dexon No. 1).

15) Kulit dijahit dengan nylon atau polyglycolic acid secara subkutikuler.

16) Luka operasi ditutup dengan kasa dan povidon iodin.

17) Kain penutup abdomen dilepas hati-hati tanpa menyentuh kasa

penutup luka operasi.

18) Vagina dibersihkan dari sisa darah dan bekukan dengan menggunakan

kasa yang dijepit pada foester klem.

19) Daerah vulva sampai paha dibersihkan dari sisa darah atau cairan

tubuh.

h. Dekontaminasi.

i. Cuci tangan pasca tindakan.

j. Perawatan pasca bedah :

1) Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernafasan, ukur jumlah

urine yang tertampung di kantong urine. Periksa/ukur jumlah

perdarahan selama operasi.

2) Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan di atas pada

lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai apgar dan

kondisi bayi saat lahir. Lembar operasi ditandatangani oleh operator.

3) Buat instruksi perawatan yang meliputi :

- Jadwal pemeriksaan ulang tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas.

- Jadwal pengukuran jumlah produksi urine.

- Berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terinci yang mencakup:

nama, obat, dosis, cara pemberian dan waktu/jam pemberian.

k. Nasehat dan konseling pasca operasi

1) Kepada keluarga pasien

Beritahu bahwa :

- Operasi telah selesai dan sampaikan jalannya operasi, kondisi

ibu saat ini dan apa yang diharapkan, minimal mencakup 24

jam pasca operasi.

9

Page 14: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

- Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan dan

keadaan operasi.

- Resiko fungsi reproduksi pasien dan kehamilan/persalinan

yang akan datang.

- Kontrasepsi.

Jelaskan rencana perawatan dan perkiraan waktu pasien dapat

dipulangkan.

Mintakan pada keluarga untuk ikut mengawasi pasien khususnya

terhadap resiko fungsi reproduksi berupa bekas seksio sesarea.

2) Kepada pasien (setelah sadar/dapat berkomunikasi)

Beritahu bahwa :

- Keadaan pasien saat ini.

- Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan dan

keadaan bayi.

- Resiko fungsi reproduksi, kehamilan dan persalinan yang aka

datang.

Lakukan konseling dan rencanakan upaya-upaya pencegahan

kehamilan (bila tidak dilakukan tubektomi). Jelaskan hingga

pasien memahami, menerima dan dapat memilih metode

kontrasepsi yang sesuai.

Jelaskan kembali resiko yang dihadapi oleh pasien, berikan cukup

waktu untuk berdiskusi hingga diyakini bahwa pasien telah cukup

mengerti dan faham.

(Saifuddin, 2010 : 534)

B. PRE-EKLAMSIA

1. Pengertian

Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema dan

protein uria yang timbul karena kehamilan. (Wiknjosastro, 2007: 282)

Pre-eklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan

berat bila satu atau lebih tanda/gejala di bawah ini ditemukan:

10

Page 15: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan dastolik 110 mmHg

atau lebih.

b. Protein uria 5 gram atau lebih dalam 24 jam: 3 atau 4+ pada pemeriksaan

kualitatif.

c. Ologoria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam.

d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium.

e. Edema paru-paru atau sianosis.

(Wiknjosastro, 2007: 282)

Klasifikasi pre-eklamsia

a. Pre-eklamsia ringan

Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval

pemeriksaan 6 jam.

Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval

pemeriksaan 6 jam.

Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.

Proteinuria 0,3 gram atu lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai

2 pada urine kateter atau urine aliran pertengahan.

b. Pre-eklamsia berat

Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil,

sudah dapat digolongkan pre-eklamsia berat.

Tekanan darah 160/110 mmHg.

Oligouria, urine kurang dari 400 cc/24 jam.

Proteinuria lebih dari 3 gram/liter.

Keluhan subjektif:

- Nyeri epigastrium.

- Gangguan penglihatan.

- Nyeri kepala.

- Edema dan sianosis.

- Gangguan kesadaran.

- Gangguan kesadaran.

11

Page 16: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Pemeriksaan:

- Kadar enzim hati meningkat diserta ikterus.

- Perdarahan pada retina.

- Trombosit <100.000 /mm.

(Manuaba, 1998)

2. Etiologi

Penyebab pre-eklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui.

Diduga banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya eklamsia.

(Wiknjosastro, 2007: 283)

3. Patofisiologi

Pre-eklamsia jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu,

sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasal dari penderita yang

meninggal. Pada saat penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsy hati dan

ginjal, ternyata bahwa perubahan anatomi patologik pada alat-alat itu pada

pre-eklamsia tidak banyak berbeda daripada yang ditemukan pada eklamsia.

Terjadi perubahan-perubahan pada ginjal, sehingga menyebabkan proteinuria

dan mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air. Sesudah

persalinan berakhir, sebagian besar perubahan yang digambarkan menghilang.

(Wiknjosastro, 2007: 284)

4. Tanda dan Gejala

Tekanan darah sistolik >160 mmHg

Tekanan darah diastolik > 110 mmHg

Peningkatan kadar enzim hati atau dan ikterus

Trombosit < 100.000 /mm3

Oligouria < 400 ml/24 jam

Proteinuria > 3 gram/liter

Nyeri epigastrium

Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat.

Perdarahan retina

Edema pulmonal

Koma

5. Diagnosis

12

Page 17: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Pada umumnya diagnosis pre-eklamsia didasarkan atas adanya 2 dari trias

tanda utama: hipertensi, edema, dan proteinuria. Hal ini dapat merugikan

penderita, karena tiap tanda dapat merupakan bahaya, kendatipun ditemukan

tersendiri. (Wiknjosastro, 2007: 288)

6. Komplikasi

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin.

Komplikasi lainnya pada ibu:

a. Pre-eklamsia berat → eklamsia

b. Solusio plasenta

c. Kelainan mata (penglihatan)

d. Hipofibrinogenemia

e. Hemolisis

f. Perdarahan otak dan edema paru-paru

g. Nekrosis hati

h. Sindrom HELLP (haemolysis, elevated, liver enzymes dan low platelet)

i. Kelainan ginjal (kurang berfungsinya fungsi ginjal)

Kelainan pada bayi:

j. Komplikasi lain

k. Prematuritas

(Wiknjosastro, 2007: 296-297)

7. Penanganan

Pada penderita yang masuk RS sudah dengan tanda-tanda dan gejala-gejala

pre-eklamsia berat, harus segera diberikan sedative yang kuat untuk mencegah

timbulnya kejang-kejang. Apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut dapat

diatasi, dapat dipikirkan cara yang terbaik untuk menghentikan kehamilan.

Tindakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya eklamsia.

Sebagai pengobatan untuk mencgah timbulnya kejang, dapat diberikan:

a. Larutkan sulfas magnesium 40% sebanyak 10 ml (4 gram) disuntikkan

intramuscular bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan dan dapat

diulang 4 gram tiap 6 jam menurut keadaan. Tambahan sulfas magnesium

hanya diberikan bila diuresis baik, reflex patella +, dan kecepatan

13

Page 18: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

pernafasan lebih dari 16 x/menit. Obat tersebut selain menenangkan, juga

menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diurisis.

b. Kloropromazin 50 mg intramuskuler.

c. Diazepam 20 mg intramuskuler.

(Wiknjosastro, 2007: 292-293)

C. PENGKAJIAN

1. Data Subjektif

a. Biodata

Usia

Insiden tinggi primigravida muda meningkat pada primigravida tua.

Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun, insiden >3 kali lipat.

Partus

Angka kejadian tinggi pada primigravida muda maupun tua.

Primigravida tua resiko lebih tinggi untuk pre-eklamsia berat.

(Anonim, 1992)

Tingkat ekonomi

Frekuensi pre-eklamsia juga banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial

ekonomi didapatkan antara 3-7. (Wiknjosastro, 2007)

Tempat tinggal

Pre-eklamsia akan diperberat oleh wanita yang tinggal di tempat

kumuh. (Cuningham, 1995)

b. Keluhan utama

Sakit kepala yang keras, penglihatan kabut, nyeri ulu hati, kegelisahan

dan hyperefleksi sering mendahului serangan kejang. (Sastrawinata,

1984: 99)

Didapatkan nyeri epigastrium, mual atau muntah-muntah.

(Wiknjosastro, 2007: 287)

c. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang

- Faktor predisposisi seperti penyakit hipertensi.

14

Page 19: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

- Wanita dengan riwayat penyakit ginjal, diabetes, vaskuler

hipertensi dapat mempengaruhi terjadinya pre-eklamsia.

(Carpenito, 1998)

Riwayat kesehatan keluarga

- Keturunan hamil ganda foetalis. (Wiknjosastro, 2007)

Hidrops foetalis : berhubungan mencapai sekitar 50% kasus.

(Antonius, 1992)

- Jika ada riwayat pre-eklamsia/eklamsia pada ibu/nenek penderita

faktor resiko meningkat sampai + 25%. (Antonius, 1992)

- Keluarga dnegan riwayat hipertensi kronik mempunyai riwayat

pre-eklamsia dan eklamsia dapat mempengaruhi terjadinya PEB.

(Sastrawinata, 1994)

d. Riwayat obstetri

1) Haid

Menarche sekitar umur 13-16 tahun

Siklus 28-30 hari

Lama 3-5 hari

Jumlah + 50 cc

(Manuaba, 1998)

2) Riwayat kehamilan

Pada primigravida frekuensi pre-eklamsia lebih tinggi disbanding

dengan multigravida muda, mola hydatidosa, kehamilan ganda,

hidrop fetalis. (Wiknjosastro, 2007)

Pada umumnya PE baru timbul sesudah kehamilan 20 minggu dan

makin tua kehamilan makin besar resikonya. (Sastrawinata, 1984)

Pada mola hydatidosa penyakit ini dapat timbul sebelum minggu

ke-20. (Sastrawinata, 1984

3) Riwayat persalinan

Pada PEB kala II harus dispersing dengan vacuum/vorcep, jadi ibu

dilarang mengejan bila ada indikasi obstetrik, dilaksanakan SC.

(Mochtar, 1998)

15

Page 20: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Indikasi pengakhiran kehamilan, yaitu:

- PE ringan dari kehamilan lebih cukup bulan.

- PE dengan hipertensi/protein urin menetap selama 10-14 hari

dan janin cukup matur.

- PEB dan eklamsia dicoba dengan indikasi, bila gagal dilakukan

SC. (Wiknjosastro, 2007)

4) Riwayat KB

Resiko terjadi hipertensi bisa dikaitkan dengan pemakaian

kontrasepsi oral. (Cuningham, 1995)

e. Pola kebiasaan sehari hari

1) Nutrisi

Konsumsi natrium dalam kehidupan sehari-hari biasanya terlalu

banyak, sehingga menyebabkan retensi natrium.

2) Eliminasi

Pola eliminasi : urin yang dihasilkan tidak terlalu banyak, karena

terjadi retensi air dalam tubuh.

3) Personal hygiene

Kebersihan tubuh tetap dijaga untuk menghindari infeksi.

4) Aktivitas dan istirahat

Istirahat tidak selalu berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan

sehari-hari perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan

berbaring. (Wiknjosastro, 2007: 290)

f. Riwayat ketergantungan

Kebiasaan merokok: insiden pada ibu perokok akan memperparah

keadaan PEB.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum : KU bisa baik hingga buruk, kesadaran bisa

composmentis hingga coma.

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Pada PEB, tekanan darah meningkat 160/110 mmHg

atau lebih dan biasanya kembali normal setelah persalinan.

16

Page 21: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Nadi : Peningkatan pada nadi dapat terjadi.

Suhu : Dapat terjadi peningkatan suhu, jika terjadi infeksi.

c. BB : Kenaikan BB ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat

dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini

perlu menimbulkan kewaspadaan pre-eklamsia. (Wiknjosastro, 2007: 282)

d. Pemeriksaan fisik

1) Muka

Wajah sembab, pada mata dijumpai oedem retina dan spasma

pembuluh darah. Dalam hal ini kita curigai PEB, ikterus oleh karena

kadar enzim meningkat. (Manuaba, 1998: 242)

2) Dada

Adanya oedem paru yang menimbulkan dekompensasi cordis bisa pula

terjadi aspirasi pneumonia tau abses paru. (Mochtar, 1998 : 200)

3) Abdomen

Terdapat kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap rangsang,

sehingga mudah terjadi partus prematurus, pada auskultasi gawat janin

disebabkan oleh menurunnya aliran darah ke plasenta. (Mochtar,

1998 : 201)

4) Genetalia

Pada kasus PEB ditemukan oedem genetalia. (WHO, 2001: 18)

5) Ekstremitas

Terdapat oedem umum, kaki, tangan, ujung jari. (Mochtar, 1998: 241)

e. Pemeriksaan fisik

1) Urine

- Protein uria ++/+++/++++/ (Sarwono, 2006: 282)

- Protein uria >9 gram tiap hari (3+ sampai dengan 5+ berdasarkan

pengujian semi kuantitatif. (Martin, 1999: 840)

2) Darah

- Terjadi peningkatan hematokrit.

- Konsistensi kalium natrium klorida dalam serum normal.

17

Page 22: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

- Asam urat darah meningkat (umum selalu ditemukan) hal ini

disebabkan karena glomelurus menurun. (Sarwono, 2006: 282)

- Trombosit <100.000/mmHg. (Manuaba, 1998: 242)

D. DIAGNOSA KEBIDANAN

Setelah dilakukan analisa data, dari data subjektif dan objektif yang terkumpul

pada persalinan multigravida PEB dengan SC, maka kemungkinan diagnosa dan

masalah yang terjadi adalah: multi, aterm/preterm, tunggal, hidup/mati,

intrauterine, membujur, puka/puki, presentasi kepala, keadaan jalan lahir normal,

KU ……, PEB ……, dengan SC.

Masalah yang terjadi:

1. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan operasi

SC. (Doenges, 2001: 366)

2. Ketidakberdayaan maternal karena tidak ada pilihan persalinan lain.

(Doenges, 2001: 31)

E. PERENCANAAN

Perencanaan disusun berdasarkan diagnosa masalah yang telah ditegakkan.

Tindakan yang dilaksanakan dapat berupa tindakan mandiri dan kolaborasi.

Diagnosa : G….P…., UK preterm/aterm, sejahtera/distress, tunggal/ganda,

intrauterine, situs bujur/lintang, habitus fleksi, presentasi

kepala/bokong, keadaan panggul normal/sempit, KU baik dengan

pre-SC dengan indikasi PEB.

Tujuan : Proses Seksio Sesarea berjalan lancar tanpa ada penyulit.

Kriteria : - KU baik

- Tanda-tanda vital:

T : < 160/110 mmHg

N : 80-100 x/menit

S : 36-37,50C

R : 16-24 x/menit

- DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

18

Page 23: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

- Ibu memahami penjelasan yang diberikan.

- Ibu mampu beradaptasi dengan keadaannya.

Intervensi :

a. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.

R/ Membina hubungan baik antara klien dan petugas (bidan).

b. Jelaskan pada ibu tentang prosedur dan gambaran tindakan operatif dan

pemeriksaan yang akan dilakukan.

R/ Pengetahuan ibu bertambah, sehingga kooperatif dalam tindakan.

c. Minta keluarga untuk menandatangani inform consent.

R/ Inform consent merupakan suatu persetujuan yang diberikan oleh keluarga

untuk dilakukan suatu tindakan.

d. Beri dorongan moril pada ibu dengan berdoa.

R/ Dengan berdoa, akan memberikan ketenangan dan kebutuhan spiritual

terpenuhi.

e. Beri kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan perasaannya.

R/ Dengan keterbukaan, beban psikologis ibu akan berkurang.

f. Beritahu ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri dan kaki diganjal dengan

bantal.

R/ Aliran darah utera plasenta tidak terganggu karena penekanan oleh uterus.

g. Ajak suami/keluarga untuk memberi support mental pada ibu bila keadaan

memungkinkan.

R/ Ibu akan tenang dalam menghadapi persalinan.

h. Laksanakan observasi DJJ tiap 30 menit.

R/ Deteksi dini terjadinya fetal distress.

i. Puasakan ibu 8-10 jam sebelum pelaksanaan operasi.

R/ Puasa untuk mengosongkan isi lambung untuk mencegah

reflek/pengeluaran isi lambung karena pengaruh anestesi.

j. Kolaborasi dengan tim medis untuk pertolongan persalinan SC.

R/ Agar SC bisa berjalan lancar dan bayi selamat.

19

Page 24: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

F. PELAKSANAAN

Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan berdasarkan rencana tindakan yang

telah dibuat. Dalam pelaksanaan, seorang bidan dapat melakukan tindakan

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

G. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan kebidanan untuk menilai sejauh

mana keberhasilan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang ingin

didapat. Adapun evaluasi dilakuan dengan menggunakan SOAP :

S : Data subjektif

Merupakan keluhan/informasi yang dilakukan/diperoleh dari pasien.

O : Data objektif

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dan catatan medis.

A : Assesment

Merupakan analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat

kesimpulan.

P : Planning

Merupakan pendokumentasian dari tindakan untuk evaluasi dan rencana di

dalamnya, termasuk:

1. Asuhan mandiri

2. Kolaborasi

3. Rujukan

20

Page 25: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Data Subyektif

a. Biodata

Istri Suami

Nama : Ny. “K” Tn. ”M”

Umur : 41 tahun 38 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : SLTA SLTP

Pekerjaan : IRT Honorer Dinas Perhubungan

Penghasilan : - Rp. 750.000,-/bulan

Umur Kawin : 25 tahun 22 tahun

Alamat : Ds. Wayut, Kec. Jiwan, Kab. Madiun

Tanggal MRS : 31-05-2010, Pukul 20.15 WIB

Dikirim oleh : Bidan

Tanggal Pendataan : 31-05-2010, Pukul 21.00 WIB

Di Ruang Bersalin RSUP dr. Soedono Madiun

Register : 6.35.85.20

b. Alasan MRS

Dirujuk oleh bidan karena PEB.

Keluhan utama

Ibu mengatakan hamil ke-2, UK 9 bulan, mengeluh kenceng-kenceng

sejak tanggal 31-05-2010 dan merasakan sedikit pusing dan tensinya

tinggi.

21

Page 26: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

c. Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun dengan

gejala banyak minum, makan, sering kencing (DM), sesak nafas,

sering berdebar-debar, telapak tangan dingin dan berkeringat

(jantung), penyakit menahun dengan gejala mual muntah, nyeri ulu

hati, kuku dan sclera kuning (hepatitis), batuk lama >4 minggu,

berdahak, sesak nafas (TBC), keputihan, gatal, berbau, nyeri saat

kencing (PMS), BB turun >10% dalam 1 bulan mudah terserang

penyakit (HIV/AIDS). Ibu mengatakan tidak memelihara kucing,

ayam/unggas di rumah (TORCH). Ibu mengatakan tensinya tinggi

(tekanan darah tinggi) saat hamil ini.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Orang yang tinggal serumah dengan ibu tidak ada yang mempunyai

penyakit menurun dengan gejala mudah lelah, berdebar, keringat

dingin (jantung), banyak makan, minum dan sering kencing (DM),

penyakit menurun dengan gejala sesak nafas, mengi (asma), tetapi ibu

mengatakan bahwa keluarganya ada yang memiliki penyakit darah

tinggi. Keluarga ibu tidak memiliki penyakit dengan gejala mual,

muntah, nyeri ulu hati, kuku dan sclera kuning (hepatitis), TBC dan

HIV/AIDS.

d. Riwayat Kebidanan

Haid

Menarche : 14 tahun, siklus 28 hari, lama 5 hari, konsistensi encer. Ibu

mengalami nyeri sebelum haid.

HPHT : 11-.09-2009 HPL : 18-06-2010

Riwayat Kehamilan/Nifas yang Lalu

Anak pertama kehamilan cukup bulan, tidak mengalami hipertensi saat

hamil yang pertama, lahir normal ditolong bidan, BB : 2.800 gram,

laki-laki, sekarang hidup usia 16 tahun, tanpa masalah pada saat nifas.

22

Page 27: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ibu hamil ke-2 usia kehamilan 9 bulan, saat hamil

muda ibu mengatakan sering mual muntah. Ibu diberikan obat/vitamin

B6 dan disarankan untuk menghindari makan makanan yang

merangsang mual (berminyak). Pada umur kehamilan 4 bulan, mual

muntah menghilang dan ibu hanya mengeluh sering capek. Ibu diberi

saran oleh bidan untuk cukup istirahat dan makan makanan bergizi dan

memberikan tablet tambah darah diminum 1x1 tablet. Dan pada usia

kehamilan 8 bulan, ibu mengeluh sering kencing. Ibu tetap diberi

tablet tambah darah dan diberi penyuluhan tentang cara mengatasi

sering kencing. Ibu merasakan gerakan janinnya sejak 4 bulan lalu.

Pada usia kehamilan 7-9 bulan, ibu mendapat penyuluhan tentang

tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan. Selama hamil, tensi

ibu kadang-kadang tinggi dan diberikan obat penurun tekanan darah.

Dan menjelang persalinan, tensi ibu meningkat dan dirujuk ke RS

untuk dianjurkan melahirkan di RSUP dr. Soedono Madiun.

Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng pada tanga 31-05-2010.

Ibu pergi ke bidan untuk periksa. Ibu juga mengeluh pusing dan

akhirnya ibu dirujuk ke RSUP dr. Soedono Madiun pada pukul 20.15

WIB dan dianjurkan melakukan proses persalinan di RS.

Riwayat KB

Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulanan setelah kelahiran

anak pertamanya selama + 15 tahun.

Ibu tidak mengalami menstruasi selama menggunakan KB suntik 3

bulanan. Kemudian ibu berhenti menggunakan KB suntik. Dan

kemudian ibu hamil anak ke-2 ini. Ibu tidak mengalami keluhan atau

gangguan selama menggunakan KB suntik, hanya kadang-kadang

terasa pusing. Rencananya setelah anak ke-2 lahir, ibu ingin

menggunakan kontrasepsi mantab (tubektomi).

23

Page 28: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

e. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1) Nutrisi

Selama hamil : Makan 3-4 x sehari, porsi 1 piring nasi dengan lauk

(daging, ikan, telur, tahu, tempe), sayur (bayam,

kangkung, kacang, daun singkong), buah (pisang,

papaya, jeruk). Minum + 6-7 gelas/hari.

Selama di RS : Ibu makan 3 x sehari, porsi 1 piring nasi dengan lauk

(ikan, telur, tahu, tempe), buah (pisang, papaya,

jeruk). Minum + 5-6 gelas/hari.

2) Eliminasi

Selama hamil : BAK 6-7 x sehari selama hamil tua, warna kuning

jernih, tidak ada keluhan sebelum dan sesudah

kencing. BAB 1 x sehari, konsistensi lunak, warna

kuning trengguli, bau khas, tidak ada keluhan.

Selama di RS : Dipasang kateter pada ibu dan terasa nyeri pada

kemaluan. BAB : Ibu belum BAB selama di RS.

3) Personal Hygiene

Selama hamil : Ibu mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas

2 x seminggu, ganti celana dalam dan ganti pkaian

setiap kali sehabis mandi.

Selama di RS : Ibu hanya sibin/diseka 2 x sehari dan ganti pakaian.

4) Aktivitas

Selama hami : Biasanya ibu melakukan pekerjaan rumah tangga

(menyapu, memasak, mencuci baju).

Selama di RS : Ibu hanya berbaring di tempat tidur.

5) Istirahat/tidur

Selama hamil : Biasanya ibu tidur siang + 1 jam (pukul 13.00 –

14.00 WIB) dan tidur malam (pukul 21.00 – 05.00

WIB).

Selama di RS : Ibu mengatakan sulit tidur karena his yang mulai

timbul.

24

Page 29: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

6) Rekreasi

Selama hamil, ibu biasanya menonton TV.

7) Ketergantungan

Ibu ataupun suami tidak pernah merokok atau minum minuman keras

dan tidak minum jamu.

8) Latar Belakang

Selama hamil ibu tidak pernah minum jamu-jamuan, tidak pernah

memijat kandungannya ke dukun pijat. Ibu tidak berpantang makanan

terentu. Selama inpartu, ibu tidak meminum air rendaman rumput

fatimah.

9) Psikososial dan Spiritual

Ibu, suami dan keluarga sangat bahagia dan mengharapkan kehamilan

ini. Ibu dan keluarga selalu berdoa agar kehamilan ini lancar dan saat

persalinan nanti bayi dan ibu selamat. Ibu beragama islam dan

menjalankan sholat, tetapi pada saat inpartu ibu tidak menjalankan

sholat dan hanya berdoa saja.

2. Data Objektif

a. Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, tampak cemas. Ibu

tampak berbaring kiri di tempat tidur, sesekali mengelus perutnya dan

tampak meringis, sesekali berdoa.

b. Tanda-tanda Vital

T : 150/90 mmHg

S : 364 0C

N : 80 x/menit

R : 20 x/menit

c. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Simetris, rambut warna hitam, penyebaran merata, bersih,

tidak mudah rontok/dicabut. Tidak ada benjolan di

kepala.

Wajah : Tidak pucat, sembab dan oedem.

25

Page 30: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Mata : Simetris, sclera putih, konjungtiva palpebra merah muda,

tidak oedem, penglihatan tidak kabur.

Dada & : Simetris, pernafasan normal, tidak ada ronchi dan

Payudara wheezing, agak tegang, terdapat hyperpigmentasi pada

areola dan papilla mammae, puting susu menonjol,

colostrum belum keluar.

Abdomen : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, arah membujur,

terdapat linea alba, terdapat striae nigra, perut tampak

tegang saat kontraksi.

Genetalia : Tidak ada oedem pada vulva/vagina, tidak ada varices,

tidak ada condiloma acuminata dan matalata, tidak ada

pembesaran kelenjar skene dan bartholini, terdapat lendir

bercampur darah, tidak ada bekas luka.

Anus : Tidak terdapat hemoroid.

Ekstremitas

Atas : Jari tangan sedikit oedem, tidak ada gangguan pergerakan

tangan.

Bawah : Sedikit oedem, tidak ada varices, tidak ada gangguan

pergerakan. Reflek patella (+).

d. Pemeriksaan khusus

TFU : 32 cm

TBJ : (32-11) x 155 = 3.250 gram

Palpasi

Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, pada bagian fundus

teraba bagian yang besar, kurang bundar, agak lunak

dan tidak melenting (bokong).

Leopold II : Pada sisi kanan teraba bagian yang keras, datar,

memanjang seperti papan, pada sisi kiri teraba bagian

kecil janin (puka).

Leopold III : Bagian terendah teraba keras, bulat,melenting, tidak

mudah digoyangkan.

26

Page 31: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

Leopold IV : Divergen (bagian terbesar janin sudah masuk PAP).

Perlimaan 3/5, 2/5, bagian janin sudah masuk panggul.

VT

v/v taa, 2 cm, eff 25%, ketuban (+), preskep, HII, UUK kadep,

sutura terpisah, tidak ada bagian kecil di samping kepala janin,

os. coxigis dapat ditolak ke belakang, kesan panggul normal.

Auskultasi

DJJ (+), kuat (12,11,12) 136 x/menit pada punctum maximum 3 jari

kanan bawah pusat.

His jarang 2 x/10 menit, lama 30 detik.

Terapi (tindakan)

- Pasang dower kateter

- Infus D5

- Oksigen

- MgSO4 SM 20% IV 40% Drip (dalam 500 cc infus) 10 jam habis,

dengan tetesan 17 tetes/menit.

- Rencana 6 jam kemudian pro partus.

- Berikan nefidipin 2 x 10 mg

- Usul terminasi

- Mesoprostol 4 x 50 per vag

- Percepatan kala II

Data penunjang

- NST : fetal distres

- Darah lengkap

HB : 11,4

Leukosit : 10.800

Trombosit : 309.000

Hematokrit : 33,4

Albumin : 4,2

SGOT : 10

SGPT : 18

27

Page 32: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

- Urin lengkap

Urium : 24,5

Creatin : 2,47

B5 : 82

Natrium : 14,1

Kalium : 4,7

Chloride : 110

PH : 6

Protein +++

Glukosa (-)

3. Analisa Data

No Doagnosa/Masalah Data Dasar

1. GIIP10001, usia kehamian 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, situs bujur, fleksi, puka, preskep, inpartu kala I fase laten, KU ibu baik dengan usulan terminasi kehamilan.

DS : - Ibu mengatakan hamil ke-2, usia kehamilan 9 bulan.

- Ibu mengeluh kenceng-kenceng sejak tanggal 31-05-2010 dan merasakan sedikit pusing.

- HPHT : 11-09-2009- 18-06-2010

DO : - KU baik, kesadaran composmentis.- TTV

T : 150/90 mmHgN : 80 x/menitR : 364 0CS : 20 x/menit

- TFU : 32 cm- TBJ : 3.250 gram- Palpasi

L I : TFU pertengahan pusat dengan px, pada fundus teraba bagian yang besar kurang bundar, agak lunak dan tidak melenting.

L II : Pada sisi kanan teraba bagian keras, datar, memanjang seperti papan, pada sisi kiri teraba bagian kecil janin (puka).

L III : Bagian terendah teraba keras, bulat, melenting dan tidak mudah digoyangkan.

28

Page 33: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

No Doagnosa/Masalah Data Dasar

L IV : Divergen (bagian terbesar janin sudah masuk PAP)

Perlimaan : 3/5- VT

v/v taa, 2 cm, eff 25%, ketuban (+), preskep, H II, UUK kadep, sutura terpisah, tidak ada bagian kecil di samping kepala janin, os coxigis dapat ditolak ke belakang, kesan panggul normal.

- AuskultasiDJJ (+), kuat (12-11-12) 136 x/menit pada punctum maksimum 3 jari kanan bawah pusat.

- His jarang 2 x/10 menit, lama 30 detik.

2. Cemas DS : - Ibu mengatakan telah memeriksakan diri ke bidan dan dianjurkan untuk Masuk Rumah Sakit (MRS) di RSU untuk menjalani proses persalinan, karena mengalami tensi tinggi dan PEB.

- Ibu mengatakan cemas sehubungan dengan keadaan bayi dan dirinya.

DO : - Ibu tampak berbaring miring ke kiri di tempat tidur dengan sesekali mengelus perutnya dan tampak meringis.

- Ibu tampak cemas.- Ibu sering bertanya tentang keadaan

bayinya.

B. DIAGNOSA KEBIDANAN

GIIP10001, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, situs

bujur, fleksi, puka, preskep, inpartu kala I fase laten, KU ibu dan janin baik

dengan usulan terminasi kehamilan.

C. PERENCANAAN

1. Diagnosa : GIIP10001, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup,

intrauterine, situs bujur, fleksi, puka, preskep, inpartu kala I fase

29

Page 34: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

laten, KU ibu dan janin baik preseksio sesarea atas indikasi PEB

+ fetal distress.

Tujuan : - Kondisi ibu dan janin baik.

- Pelaksanaan operasi berjalan lancar.

Kriteria : - KU ibu dan janin baik.

- TTV

T : <160/110 mmHg

N : 80-100 x/menit

R : 36-37,5 0C

S : 16-24 x/menit

- DJJ dalam batas normal : 120-160 x/menit, kuat, teratur, ibu

merasakan gerakan janin.

Intervensi :

a. Lakukan pendekatan secara terapeutik.

R/ Membina hubungan saling percaya antara klien dan bidan.

b. Jelaskan hasil pemeriksaan ibu dan janin.

R/ Mengevaluasi hasil pemeriksaan dapat memberikan pengetahuan pada

ibu.

c. Jelaskan sebab dilaksanakan operasi SC.

R/ Ibu akan lebih kooperatif dan dapat menerima keadaan yang

dialaminya.

d. Minta keluarga untuk menandatangani inform consent.

R/ Inform consent merupakan suatu persetujuan yang diberikan keluarga

untuk dilakukan tindakan.

e. Beri dorongan mental pada ibu dengan berdoa.

R/ Dengan berdoa, akan memberikan kerterangan dan kebutuhan

spiritual.

f. Beri kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan perasaannya,

R/ Untuk memenuhi kebutuhan psikologis ibu.

g. Beritahu ibu untuk tidur miring kiri.

R/ Aliran darah utera plasenta tidak terganggu.

30

Page 35: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

h. Ajak suami/keluarga untuk memberi support mental pada ibu bila

memungkinkan.

R/ Ibu akan lebih tenang dalam menghadapi masalah.

i. Laksanakan observasi DJJ tiap 30 menit.

R/ Deteksi dini terjadinya fetal distress.

j. Puasakan ibu 8-10 jam

R/ Deteksi untuk mengosongkan isi lambung untuk mencegah

pengeluaran isi lambung karena pengaruh anestesi.

k. Kolaborasi dengan tim medis untuk pertolongan persalinan SC.

R/ Agar SC bisa berjalan lancar dan bayi selamat.

2. Masalah I : Cems sehubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang

tindakan operasi SC.

Tujuan : - Ibu akan lebih siap mental spiritual dengan pelaksanaan

operasi SC yang akan dijalani

- Operasi berkurang.

- Cemas berkurang.

- Seksio sesarea berjalan lancar.

Kriteria : - Ibu tenang dan tidak tampak cemas.

- Ibu kooperatif terhadap tindakan pre operasi.

- Ibu mengerti penjelasan bidan.

Intervensi :

a. Siapkan pasien untuk pelaksanaan operasi SC efektif.

R/ Persiapan yang baik akan memperlancar pelaksanaan operasi.

b. Beritahu klien tentang prosedur SC.

R/ Persiapan pre operasi memperlancar pelaksanaan tindakan.

c. Beri penjelasan kepada suami/keluarga tentang persalinan SC.

R/ Suami/keluarga akan lebih menerima keputusan SC.

d. Bombing ibu untuk berdoa agar proses persalinan SC berjalan lancar.

R/ Dengan berdoa, ibu akan lebih tenang.

31

Page 36: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

D. PELAKSANAAN

Tanggal 01-06-2010, pukul 18.00 WIB

1. Diagnosa : GIIP10001, usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup,

intrauterine, situs bujur, fleksi, puka, preskep, inpartu kala I fase

laten, KU ibu dan janin baik preseksio sesarea atas indikasi PEB +

fetal distress.

Implementasi :

a. Melakukan pendekatan secara terapeutik.

b. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisi ibu dan bayiny

kurang baik.

c. Menjelaskan sebab-sebab dilakukan SC karena terjadi PEB dan tekanan

darah ibu yang tinggi dan fetal distress.

d. Meminta keluarga untuk menandatangani inform consent.

e. Memberi dorongan moril pada ibu untuk mengungkapkan perasaannya.

f. Memberitahu ibu untuk tidur miring kiri agar aliran antara utero plasenta

lancar.

g. Mengajak keluarga untuk memberi semangat pada pasien.

h. Memuasakan ibu 8-10 jam sebelum operasi, yaitu mulai pukul 12.00-

18.30 WIB.

i. Berkolaborasi dengan tim medis untuk pelaksanaan terapi elektif seksio

sesarea. SC elektif dilaksanakan tanggal 01-06-2010, pukul 18.00 WIB.

2. Masalah I : Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

tindakan operasi SC.

Tanggal 01-06-2010, pukul 18.00 WIB

Implementasi :

a. Menyiapkan pasien untuk pelaksanaan operasi SC elektif, meliputi:

- Pemasangan infus (31-05-2010, pukul 20.15 WIB)

- Pemasangan dower kateter.

- Melakukan skeren.

- Mengganti pakaian pasien.

- Memakaikan tutup kepala.

32

Page 37: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

b. Beritahu prosedur tindakan SC, yaitu:

1) Sebelum melakukan operasi harus diteliti lagi indikasi dilakukan SC.

2) Melakukan pemeriksaan pada ibu dan janin.

- Dengan NST.

- Pemeriksaan laboratorium.

- Perkiraan berat janin dan keadaan janin.

3) Persiapan operasi

- Pemasangan infus, dower, kateter.

- Puasa 8-10 jam sebelum operasi.

4) Pelaksanaan operasi

- Dilakukan anestesi umum.

- Operator operasi dokter SPOG.

5) Seleksi operasi pasien dipindahkan ke ruang observatid intensif (IPI).

c. Memberi penjelasan kepada suami/keluarga tentang persalinan SC, yaitu

persalinan SC merupakan suatu pertolongan persalinan dengan cara

membuka perut dan kandungan ibu untuk melahirkan bayi yang

disebabkan oleh karena sebab-sebab tertentu.

d. Membimbing ibu untuk berdoa agar pelaksanaan SC berjalan lancar.

E. EVALUASI

Tanggal 01-06-2010, pukul 18.15 WIB

S : - Ibu mengatakan mengetahui perjalanan proses persalinannya.

- Ibu mengatakan mengetahui janinnya kurang baik.

- Ibu setuju dilakukan SC.

O : - KU ibu baik.

- Ibu tampak tidak begitu cemas.

- Tanda-tanda vital

T : 130/80 mmHg

N : 36,60C

S : 84 x/menit

R : 24 x/menit

33

Page 38: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

- DJJ (+) tidak teratur (13-10-12)

- His (+) 2 x/10 menit, lama 30 detik

A : GIIP10001 pre operasi sesarea indikasi PEB + fetal distress.

P : - Melakukan persiapan pre operasi (skeren)

- Memindahkan ibu dari bed ke branker untuk operasi dan mengganti

semua pakaian ibu dengan pakaian khusus operasi dan memakaikan

tudung kepala.

- Memberikan antibiotik klanexi dan antasida 60 ml.

- Melakukan komunikasi dengan ibu untuk persiapan operasi.

- Mengantarkan ibu ke ruang operasi.

- Pukul 18.00 WIB

o Dilakukan prosedur anestesi umum.

o Operasi seksio dimulai.

o Teknik SC menggunakan insisi secara klasik.

o Membuka perut lapis demi lapis sampai pada uterus.

- Pukul 19.15 WIB

Bayi lahir secara seksio, jenis kelamin perempuan A-S : 4-7, BB : 3.200

gram, PB : 46 cm, anus (+), cacat (-), plasenta lahir jam 19.25 WIB

dengan ditarik menggunakan koker secara hati-hati pada tali pusat, lahir

lengkap, jumlah kotiledon + 20 buah, lebar 20 cm, berat + 500 gram,

panjang tali pusat + 40 cm, insersi tali pusat sentralis.

- Mengevaluasi jumlah perdarahan.

- Lakukan injeksi sinto 1 ampul secara IV.

- Jahit luka operasi mulai dari menutup insisi uterus dan pastikan kontraksi

uterus baik.

- Tutup luka operasi dengan kasa steril dan hipafik.

- Evaluasi jumlah perdarahan.

- Bersihkan ibu dan observasi tingkat kesadaran dan tanda vital.

- Pindahkan ibu ke ruang IPI.

34

Page 39: Askeb Bulin Sc Dengan Peb+Fd - Gressta

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. Synopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Manuaba, I Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP

Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP

35