tugas fd 2
-
Upload
rizka-rachmiyanti -
Category
Documents
-
view
11 -
download
5
Transcript of tugas fd 2
1.Pengertian Temperatur
Temperatur adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Lazimnya
pengukuran temperatur dinyatakan dalam skala Celcius, Reamur, dan Fahrenheit. Temperatur
di muka bumi tidaklah sama di berbagai tempat. Persebaran temperatur dibedakan menjadi
dua yaitu:
a. Persebaran horizontal
Persebaran temperatur horizontal diperlihatkan dalam peta oleh isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang mempunyai suhu yang sama. Persebaran horizontal secara
tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan
temperatur daratan dan lautan.
b. Persebaran vertikal
Persebaran vertikal dipengaruhi oleh letak/posisi tinggi lintang dan musim.
Sebab-sebab adanya perbedaan temperatur, yaitu:
- Panas dari sinar matahari dapat menembus lebih dalam di lautan dari
pada di daratan.
- Panas yang diserap oleh air disebabkan oleh arus vertikal dan horizontal
sedang daratan tidak.
- Air dapat menyerap panas lebih baik dari pada tanah.
Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim seperti yang sering terjadi
pada daerah-daerah yang terletak di luar daerah tropis. Perubahan suhu di
Indonesia adalah:
- Dalam 24 jam, atau antara siang dan malam, dengan suhu tertinggi
biasanya terdapat antara pukul 14-15, dan suhu terendah pukul 06-07
pagi.
- Menurut ketinggian tempat, setiap naik 100 meter suhu turun 0,5oC.
Adanya perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada
pengendalian suhu, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan
suhu tertinggi yang sangat besar, seperti misalnya di Siberia atau Mongolia
yang letaknya jauh dari lautan.
Dengan bervariasinya persebaran temperatur secara vertikal dan
horizontal, maka dapat terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan.
2. Pengertian Termometer dan Jenis-jenis Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang
berarti panas danmeter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada
bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Jenis-jenis Termometer
1. Termometer alkohol adalah termometer yang menggunkan alkohol sebagai
media pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan fungsi
yang sama. Tetapi tidak sama seperti air raksa dalam termometer kaca. Isi
termometer alkohol tidak beracun dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang di
bagian atas cairan merupakan campuran dari nitrogen dan uap dari cairan. Dengan
meningkatnya suhu maka volumenya naik. Cairan yang digunakan dapat
berupa etanol murni atauasetat isoamyl, tergantung pada produsen dan pekerjaan
yang berhubungan dengan suhu. Karena termometer ini adalah transparan, maka
cairan yang dibuat harus terlihat dengan penambahan pewarna merah atau biru.
Thermometer ini hanya bisa mengukur suhu badan makhluk hidup (manusia dan
hewan). Thermometer ini tidak bisa mengukur yang tinggi suhunya di atas 78 °C.
Satu setengah dari gelas yang mengandung kaplier biasanya diberi label yang
berlatar belakang bewarna putih dan kuning untuk membaca skala. Dalam
penggunaan termometer alkohol ini diatur oleh titik didih cairan yang digunakan.
Batas dari termometer etanol ini adalah 78° C, dan bermanfaat untuk mengukur suhu
di siang hari, malam hari dan mengukur suhu tubuh. Thermometer alkohol ini adalah
yang paling banyak digunakan karena bahaya yang ditimbulkan sangat kecil ketika
terjadi kasus kerusakan pada termometer.
Gambar: Termometer Alkohol
2. Termometer Galileo (atau termometer Galilea), dinamai fisikawan Italia, Galileo
Galilei, adalahtermometer yang terbuat dari gelas silinder tertutup berisi cairan bening
dan serangkaian benda yangkerapatannya sedemikian rupa sehingga mereka naik
atau turun sesuai perubahan suhu.
Ciri desain
Di dalam cairan digantungkan sejumlah beban. Umumnya beban tersebut dilekatkan
pada bola kaca tersegel yang berisi cairan berwarna untuk efek estetika. Saat suhu
berubah, kerapatan cairan di dalam silinder turut berubah yang menyebabkan bola
kaca bergerak timbul atau tenggelam untuk mencapai posisi di mana kerapatannya
sama dengan cairan sekelilingnya atau terhenti oleh bola kaca lainnya. Bila
perbedaan kerapatan bola kaca sangat kecil dan terurutkan sedemikian rupa
sehingga yang kurang rapat berada di atas dan yang terapat berada di bawah, hal
tersebut dapat membentuk suatu skala suhu.
Suhu dibaca dari ukiran piringan logam di setiap bola kaca. Biasanya sebuah celah
memisahkan bola kaca atas dengan bola kaca bawah, berarti nilai suhu berada di
antara kedua nilai label baca di setiap sisi celah. Bila bola kaca melayang-layang di
celah, berarti nilai label baca mendekati suhu lingkungan.
Untuk mencapai keakuratan yang sesuai, toleransi beban harus dibuat kurang dari
1/1000 per satu gram(1 miligram).
Teori operasi
Termometer Galilea bekerja dengan prinsip daya apung. Daya apung sendiri
menentukan apakah suatu benda mengapung atau tenggelam dalam cairan, serta
memberi penjelasan mengapa perahu yang terbuat dari baja bisa mengapung
(sementara batangan baja padat dengan sendirinya akan tenggelam).
Satu-satunya faktor yang menentukan apakah suatu objek besar naik atau turun
dalam suatu cairan tertentu, berkaitan dengan kerapatan objek terhadap kerapatan
cairan di mana ia ditempatkan. Jika massa benda lebih besar dari massa cairan
pengisi, objek tersebut akan tenggelam. Jika massa benda kurang dari massa cairan
pengisi, objek tersebut akan mengapung.
Gambar: Termometer Galileo
3. Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau
sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor
adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika
suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan
gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
Termistor NTC yang tersambung pada kabel terisolasi
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat
hak paten diAmerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor
secara umum:Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient),
dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika
perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya.
4. Termokopel
Sensor suhu ruangan dalam ° Celsius
Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan
listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis
konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan
suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
Prinsip Operasi
Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann
Seebeckmenemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi
perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut
sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua
macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur.
Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami
perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda.
Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan
tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan
kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini
umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran
yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer
sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur,
kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel
mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.
Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga
sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran.
contoh, pada gambar di atas, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada
papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga
suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung. Termokopel dapat
dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap
sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan
dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel
menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi.
Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk
pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk
kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka
menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang
sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau diode) untuk mengukur suhu
sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi
suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin
yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini
dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termokopel dihubungkan
dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau kompensasi.
Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan jumlah
yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel itu sendiri. Kabel-kabel
ini lebih murah daripada kabel termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan
biasanya diproduksi pada bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh -
umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini
biasanya memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel
termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel kompensasi
pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai perbedaan kecil,
biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki koefisien
termoelektrik yang sama dengan termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas),
dengan hasil yang tidak seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output
yang mirip dengan termokopel, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi
dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau
kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termokopel. Pemilihan ini menghasilkan
tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara sambungan panas dan
dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar sehingga tegangan tambahan
ditambahkan pada tegangan termokopel, menggantikan perbedaan suhu antara
sambungan panas dan dingin.
Hubungan Tegangan dan Suhu
Hubungan antara perbedaan suhu dengan tegangan yang dihasilkan termokopel
bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi interpolasi polinomial
Koefisien an memiliki n antara 5 dan 9. Agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat,
persamaan biasanya diimplementasikan pada kontroler digital atau disimpan dalam
sebuah tabel pengamatan. Beberapa peralatan yang lebih tua menggunakan filter
analog.
Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu −200 °C
hingga +1200 °C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang populer dibanding
tipe K
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C
4. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk
pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C.
Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N
merupakan perbaikan tipe K
Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi
karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan
untuk mengukur temperatur tinggi (>300 °C).
5. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu
0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C.
6. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya
tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
7. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya
tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya
yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).
8. Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari
tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat
pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43
µV/°C
Penggunaan Termokopel
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas,
hingga 2300°C. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu
yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0--
100 °C dengan keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok.
Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
Industri besi dan baja
Pengaman pada alat-alat pemanas
Untuk termopile sensor radiasi
Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
5. TERMOMETER DIGITAL
digunakan untuk mengetahui suhu objek benda atau tubuh
Cara Menggunakan :Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel
sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana
termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya,
hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction.
Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt)
dengan temperatur.
Skala Suhu : 32oC – 42oC / 90oF – 107.6oF
Kelebihan : . Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor
suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian
elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca.
Kekurangan : harganya mahal
6. Termometer Six-Bellani
digunakan untuk mengukur suhu maksimum dan minimum suatu tempat
Cara Menggunakan : ketika suhu udara turun,alkohol di ruang A (tengah) [lihat
gambar 2] menyusut sehingga raksa di ruang B naik dan mendorong keping baja
untuk menunjukkan angka minimum.Sebaliknya jika suhu udara naik,alkohol diruang
A memuai dan mendesak raksa di ruang B turun,sedangkan raksa di ruang C naik
untuk mendorong paku baja menunjukkan angka maksimum.Untuk mengembalikan
keping baja pada posisi semula digunakan magnet tetap.
Skala Suhu :-20°C sampai dengan 50°C
Jenis Zat Muai : Alkohol dan Raksa
Kelebihan : dilengkapi magnet tetap untuk menarik keping baja turun
melekat pada raksa
7. Termometer Ruang
digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan
Cara Menggunakan : untuk mengukur suhu suatu ruangan,biasanya thermometer
ini di gabungkan dengan berbagai alat lain misalnya : alat penunjuk waktu,hiasan
dinding,dan lain sebagainya
Skala Suhu : -50 samapai dengan 50
Jenis Zat Muai : menggunakan zat muai logam(sebagian raksa)
Kelebihan : -merupakan termometer maksimum
- ukuran tandon dibuat besar agar menjadi lebih peka terhadap perubahan suhu
8. Termometer Klinis
-Termometer Klinis biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia.
Cara menggunakan : Mula-mula,periksa terlebih dahulu apakah termometer sudah
menunjukkan suhu dibawah 35°C.Jika belum,termometer kita kibas-kibaskan
sehingga menunjukkan suhu kurang dari 35°C.Selanjutnya,pasang thermometer itu di
bawah ketiak atau lipatan tubuh selama kira-kira 5 menit.Setelah itu,ambil
thermometer dari tubuh dan baca pada skala termometer.Skala yang ditunjukkan
termometer menunjukkan suhu tubuh pasien pada keadaan itu.
Skala Suhu : 35°C sampai dengan 42°C
Jenis zat muai : raksa atau alkohol
Tingkat Ketelitian : 0,1°C
Kelebihan : Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang
berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah pengukuran tidak
berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien.
Kekurangan : Termometer klinis harus dikibas-kibaskan terlebih dahulu
sebelum digunakan agar kembali ke posisi normal
3.Pengertian Pemuaian dan Aplikasi contoh dari Jenis-jenis
Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena
menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair,
dan pada zat gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu
demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga
dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian
volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koofisien muai
volumenya sama dengan 1/273.
a. Pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima
kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan
tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian
panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu.
Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda
atau jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan
pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu
adalah
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan
persamaan sebagai berikut :
Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali
menggunakan lambang sehingga menyulitkan dalam menghapal.
Disarankan untuk sering menggunakan rumus tersebut dalam
mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal.
b.Pemuaian luas
adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh
benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar
sekali dan tipis.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian
luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena
sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau
dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali
koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas
bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas
sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan
persamaan sebagai berikut :
c.Pemuaian volume
adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar
dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah
kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3
dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan
3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas
bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan
volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum.
Hanya saja beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah