Metode Amenore Laktasi

Post on 05-Dec-2014

226 views 15 download

Transcript of Metode Amenore Laktasi

Metode Amenore Laktasi(MAL)

Created by :1. Dwi Aji N2. Dwi Rahmadani3. Iin Wahyu

wulandari4. Nur Rochim5. Sigit Priyambodo6. Tia Wahyu W7. Three Ady JM8. Udi Rahayu

DEFINISI

•Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) (Affandi, 2003).

•MAL adalah suatu metode kontrasepsi dengan cara memberikan ASI kepada bayinya secara penuh (Varney, 2006).

SYARAT MAL

•Bayi tersebut harus berusia kurang dari 6 bulan.

•Wanita tersebut tidak mengalami perdarahan vaginal setelah 56 hari postpartum.

•Menyusui harus menjadi sumber nutrisi eksklusif untuk bayinya.

(Varney, 2005)

CARA KERJA MAL

• Konsentrasi prolaktin meningkatkan sebagai respons terhadap stimulus pengisapan berulang ketika menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi yang cukup, kadar prolaktin akan tetap tinggi. Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI juga mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus menstruasi. 

• Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah, dengan akibat timbulnya inaktivasi ovarium, kadar esterogen yang rendah dan anovulasi. Bahkan pada saat aktivitas ovarium mulai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan fertilitas menurun. 

Jadi, intinya cara kerja Metode Amenore Laktasi (MAL) ini adalah dengan penundaan atau penekanan ovulasi

(Hidayati, 2009).

EFEKTIVITAS MAL

• Jika seseorang ibu memberikan ASI kepada bayinya sesuai dengan kriteria MAL, maka kemungkinan untuk ibu hamil dalam 6 bulan pertama setelah melahirkan hanya kurang dari 2%. 

•Bagaimanapun untuk kebanyakan wanita 1 dari 50 kemungkinan untuk terjadinya kehamilan yang tidak terduga lebih besar resikonya dibandingkan mereka yang mengkombinasikan pemberian ASI / laktasi dengan metode kontrasepsi saja (Hanafi, 2002).

KEUNTUNGAN KONTRASEPSI MAL

Kontrasepsi

NonKontrasepsi

Kontrasepsi

•Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pascapersalina).

•Segera efektif.•Tidak mengganggu senggama.•Tidak ada efek samping secara sistemik.•Tidak perlu pengawasan medik.•Tidak perlu obat atau alat.•Tanpa biaya.

Nonkontrasepsi

• Untuk Bayi▫Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan

antibodi perlindungan lewat ASI).▫Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna

untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.▫Terhindar dari keterpaparan terhadap

kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai.

• Untuk Ibu▫Mengurangi perdarahan pascapersalinan.▫Mengurangi resiko anemia.▫Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan

bayi. (Affandi, 2003)

KETERBATASAN MAL

•Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan.

•Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.•Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid

atau sampai dengan 6 bulan. Hanya wanita amenore yang memberikan ASI secara eksklusif dengan interval teratur, termasuk pada waktu malam hari, yang selama 6 bulan pertama mendapatkan perlindungan kontrasepstif sama dengan perlindungan yang diberikan oleh kontrasepsi oral. Dengan munculnya menstruasi atau setelah 6 bulan, risiko ovulasi meningkat.

•Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS) termasuk HbV dan HIV. (Hidayati, 2009)

INDIKASI PENGGUNAAN MAL

• Ibu yang menyusui secara eksklusif dan bayinya berusia kurang dari 6 bulan.

•Belum mendapat menstruasi setelah melahirkan.

•Kita dapat mendorong ibu untuk memilih metode lain dengan tetap menganjurkannya untuk melanjutkan ASI, saat terjadi keadaan-keadaan seperti: ▫Bayi mulai diberikan makanan pendamping

secara teratur (menggantikan satu kali menyusui)

▫Menstruasi sudah mulai kembali. ▫Bayi sudah tidak terlalu sering menyusu. ▫Bayi sudah berusia 6 bulan atau lebih.

KONTRA INDIKASI PENGGUNAAN MAL

•Sudah mendapat menstruasi setelah persalinan.

•Tidak menyusui secara eksklusif.•Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.

•Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam. (Hidayati, 2009)

PETUNJUK PENGGUNAAN

•Bayi harus berusia kurang dari 6 bulan.

•Wanita yang belum mengalami perdarahan pervaginam setelah 56 hari pascapartum.

•Pemberian ASI harus merupakan sumber nutrisi yang eksklusif untuk bayi. (Varney, 2006)

TERIMAKASIH…

Langkah-Langkah penentuan KB MAL