Mengapa Mataku Merah

Post on 22-Dec-2015

43 views 0 download

description

jfjffjfj

Transcript of Mengapa Mataku Merah

Mengapa Mataku Merah?

Presentasi kasus 1

Kelompok 6

Modul MTHT

Anggota Kelompok

1. 03012047 Bangun said S

2. 03012048 Bernio Yustindra P

3. 03012049 Bertvi Mayda P.A

4. 03012051 Bina Lauringga A

5. 03012052 Carmelita Christina

6. 03012053 Chairina Azkya N

7. 03012055 Christopher A.Y

8. 03012057 Cindy Belinda

9. 03012059 Citra Dwi A

10. 03012061 Claraiva Mayung

11. 03012150 Ling Ling Melia

Skenario Kasus

Rini seorang foto model (usia 20 tahun), iba-tiba mata kirinya terasa seperti kelilipan. Ia menggosok (mengucek) mata kirinya berulang kali tapi masih terasa kelilipan. Lalu ia melepaskan lensa kontaknya. Rini memakai lensa kontak warna pada korneanya hanya untuk kepentingan kosmetik. Besok harinya, saat bangun tidur mata masih terasa kelilipan, tampak merah, berair, dan penglihatannya buram.

Rini, 20 tahun

Memakai lensa kontak hanya

untuk keperluan kosmetik

Gesekan antara kornea dan lensa

kontak

Mata terasa kelilipan, merah,

berair

Mata terasa kelilipan, merah,

berair

Penglihatan buram

Visus normal

Visus menurun

Terminologi Kelilipan : peristiwa adanya benda asing masuk ke mata

secara tak sengaja membuat mata terasa gatal dan mengganjal

Lensa kontak : penutup dari kaca/plastik yang melengkung digunakan langsung diatas bola mata atau kornea untuk memperbaiki kesalahan refraksi mata

Mata merah / hiperemi konjungtiva : kemerahan dan peradangan dari selaput konjungtiva dan selaput bagian dalam kelopak mata.

Selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapisan epitel,membran bowman,stroma,membran descement, dan endotel

Mata berair : produksi air mata yang berlebih diakibatkan oleh karena iritasi benda/cairan asing seperti debu,radang-infeksi,saluran yang tersumbat atau kelelahan/overload antara lain akibat gangguan visus

Anatomi Kornea Kornea, merupakan 1/6 bagian

anterior bola mata, jernih, transparan.

Avascular, menerima nutrisi dan O2 dari udara luar dan aquos humor.

Terdapat refleks kornea yang di persarafi oleh n.ophthalmicus

Berpean penting dalam reftaksi cahaya yang masuk ke mata.

Histologi kornea

Kornea terdiri dari 5 lapisan:

1. Lapisan epitel

2. Lapisan bowman

3. Lapisan stroma

4. Lapisan descement

5. Lapisan endotel

Epitel kornea

- Lanjutan dari epitel konjungtiva bulbi

- Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (5-6 lapisan)

Membran Bowman- Homogen, jernih,

aselular- Dibentuk oleh

perpadatan substansi antar sel dengan serabut kolagen halus yang tersebar tak beraturan

Stroma- 90% tebal kornea,

avaskular- Fibroblast + serat

kolagen+ subs. dasar amorf tdd kondroitin sulfat dan keratan sulfat

Membran Descement- Lapisan tipis- Fibril kolagen halus

disekresi endotel kornea

- Barier infeksi & sbg masuknya p.darah

Endotel- Epitel selapis gepeng

+ organel-organel- Tidak memiliki daya

regenerasi

Lapisan Air Mata

Lapisan air mata melapisi permukaan okuler normal. Terdiri dari 3 lapisan : Lapisan tipis lipid superfisial (0.11um) diproduksi

oleh kelenjar meibom dan berfungsi menahan evaporasi air mata dan mempertahankan penyebaran air mata

Lapisan tengah, lapisan tebal (lapisan aqueous, 7um) diproduksi oleh kelenjar lakrimalis utama seperti halnya kelenjar lakrimalis asesoris dari kelenjar Krause dan Wolfring.

Lapisan terdalam, lapisan musin hidrofilik diproduksi oleh sel-sel goblet konjunctiva dan epitel permukaan okuler dan berhubungan dengan permukaan okuler melalui ikatan jaringan longgar dengan glikokalik dari epitel konjunctiva. Berfungsi untuk menyebarkan air mata ke seluruh epitel kornea.

Hubungan Dry Eye dengan lensa kontak

Normalnya, sejumlah besar air dalam film air mata hilang oleh penguapan. Tingkat penguapan air mata normal tergantung suhu, kelembaban relatif, dan aliran udara di atas mata serta pada aperture palpebra dan tingkat berkedip.

Ketika lensa kontak ditempatkan pada mata, struktur lapisan air mata terganggu pada permukaan lensa dan pada permukaan mata dekat lensa. Lensa mengganggu struktur lapisan air mata, dan terjadi diskontinuitas lapisan lipid, sehingga terjadi peningkatan penguapan air mata.

Air dari lapisan air mata di permukaan lensa kontak menguap di antara kedipan dan terbentuk residu padat dari deposit lipid dan protein pada lensa. Mengubah permukaan lensa tidak basah merata. Lensa nonwetting tidak memiliki efek pelumas akan mengiritasi mata.

KLASIFIKASI PENYAKIT MATA

MATA MERAH VISUS NORMAL

MATA MERAH VISUS TURUN

MERAH SEBAGIAN Pterigium Pseudopterigium Pinguekula dan

Pinguekula iritans Hematoma

subkonjungtiva Episkleritis – Skleritis

MERAH MENYELURUH Konjungtivitis : bakteri,

virus, jamur, alergi

Keratitis Ulkus kornea Keratomikosis Glaukoma akut Uveitis Iridosiklitis Sindrom Vogt Koyanagi-

Harada Endoftalmitis Oftalmia simpatika Panoftalmitis

MATA TENANG VISUS TURUN

PERLAHAN Katarak Glaukoma Retinopati Kelainan refraksi

MENDADAK Neuritis optik Ablasi retina Oklusi vena retina

sentral Oklusi arteri retina

sentral Amliopia toksis Trombosis arteri karotid

interna Okulopati iskemik Buta sentral bilateral Histeria dan

Malingering Migren Retinopati serosa

sentral Amaurosis fugaks

Keratitis Keratitis (peradangan pada kornea) : kelainan

akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea kornea keruh (media penglihatan

terganggu) penglihatan menurun Berdasarkan lapisan yang terkena

-keratitis superfisial

-keratitis profunda/ interstisial Pada penggunaan lensa kontak umumnya dapat

terjadi keratitis superfisial pungtata

Etiologi

-Bakteri (pada penggunaan lensa kontak : Pseudomonas sp dan bakteri gram – lain

- Viral (herpetik, herpes zoster)- Jamur- Parasit- imunologi- Ultraviolet- Mata kering

 Barry PJ, Ruben M: Contact lens injuries An analysis of consecutive patients presenting to Moorfields Eye Hospital Casualty Department. Contact Lens J 9:6–10, 1980.

Konjungtivitis

Konjungtivitis : peradangan pada konjungtiva

Etiologi:

-Akut: Bakteri, virus, jamur, alergi

-Kronis : Trakoma (Chlamydia trachomatis)

tanda konjungtivitis keratitis

Tajam penglihatan normal menurun

silau - Nyata

sakit Pedas, rasa kelilipan sakit

Mata merah Injeksi konjungtival Injeksi siliar

sekret Ada, tergantung etiologi

-

Lengket kelopak mata

Ada, terutama pagi hari

-

Virus Bakteri jamur alergi

purulen Non-purulen

sekret sedikit penuh sedikit sedikit sedikit

Air mata banyak sedang sedang sedikit sedikit

gatal sedikit sedikit - - berat

merah merata merata terbatas

terbatas merata

pulasan Monosit, limfosit

Bakteri, PMN

Bakteri, PMN

Umumnya -

eosinofil

KONJUNGTIVITIS

ANAMNESIS

KERATITIS Ada fotofobia

Terasa sakit

Kelopak tidak lengket

KONJUNGTIVITIS Tidak fotofobia

Terasa pedas

Kelopak lengket pada pagi hari

PEMERIKSAAN FISIK

KERATITIS Tajam penglihatan

turun

Mata merah injeksi siliar

Sekret tidak ada

Pupil mengecil

KONJUNGTIVITIS Tajam penglihatan

normal

Mata merah injeksi konjungtival

Sekret serous, mukos, purulen

Pupil normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Uji fluoresein

untuk mengetahui adanya kerusakan epitel kornea Uji sensibilitas kornea

untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang sakit

Tatalaksana

Debridement epitel kornea Pengambilan spesimen Penatalaksanaan berdasar etiologi :

virus (trifluridine,acyclovir) , bakteri gram + (vankomisin, penisilin G) , bakteri gram - (gentamisin,polimixin B) , jamur (amfoterisin)

Terapi simptomatik : kortikosteroid dan air mata buatan

Pencegahan Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak

Cuci dan disenfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian

Tempat penyimpanan lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari, gantilah tempat penyimpanan lensa kontak secara teratur

Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril seperti air keran

Jangan memakai lensa kontak yang sudah rusak atau sudah lama

Lensa kontak sebaiknya tidak digunakan saat berendam atau saat berenang

Hentikan pemakaian lensa kontak jika muncul tanda dan gejala seperti : mata merah, berair, sakit saat melepas lensa kontak, kabur dan ada perasaan tidak nyaman dimata setelah lensa kontak terpasang

Prognosis

Ad vitam : bonam

Ad functionam : bonam

Ad sanationam : bonam

Daftar Pustaka

Stapleton F, Carnt N. Contact lens-related microbial keratitis : how have epidemiology and genetics helped us with pathogenesis and prophylaxis. Eye (Lond). 2012; 26(2): 185-193.

James B,Chew C, dan Bron A. Anatomi mata. Lecture notes oftalmologi, 9thed. Jakarta : erlangga; 2006. hal.1-17

Ilyas S dan Yulianti SR. Ilmu penyakit mata,4thed. Jakarta: Balai penerbit FKUI;2013.hal.113-6

Riordon E P, Whitcher J P, Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum, 17th ed. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 2009. p.125-49

 Barry PJ, Ruben M: Contact lens injuries An analysis of consecutive patients presenting to Moorfields Eye Hospital Casualty Department. Contact Lens J 9:6–10, 1980.