MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT - spada.uns.ac.id

Post on 13-Apr-2022

18 views 3 download

Transcript of MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT - spada.uns.ac.id

MANAJEMEN TERPADU

BALITA SAKIT

Disampaikan di Kuliah IPE 2021

Oleh Tim D-III Kebidanan

Sekolah Vokasi UNS

Pendahuluan

Kematian balitamerupakan indicator penting menunjukkan

derajat kesehatanmasyarakat→ upayauntuk menurunkan

dengan MTBS

MTBS sesuai Undang-undang no. 36 tahun 2009

tentang Kesehatan dan Permenkes no. 25 tahun

2014 tentang Upaya Kesehatan Anak serta

Standart Pelayanan Minimal

Covid dinyatakan

sebagai pandemic dunia

yang sampai saat

kasusnya masih tinggi

Pemerintah harus mencegah penyebaran COVID-19 di sisi lain

untuk pemerintah harus tetap memperhatikan upaya-upaya

menurunkan Angka Kematian Bayi. Salah satu upaya dengan

MTBS sesuai protocol kesehatan di masa Pandemic Covid-19

Standar pelayanan bagi balita sakit yg dinilai cost effective & memberikan kontribusi sangat besar unk menurunkan angka kematian neonatus, bayi dan anak balita bila dilaksanakan secara luas.

MTBS atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)

merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksanabalita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara

menyeluruh dalam tatalaksana kasus balita sakit di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar

Bila dilaksanakan dengan baik, upayaini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit

yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita.

MTBS meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan konseling

(promotif).

• Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus

• Memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit-penyakit pada balita lebih efektif

• Memperbaiki praktik keluarga dan masyarakat dlm perawatan di rumah & pola pencarian pertolongan

TUJUAN MTBS→Menekan mordibitas dan mortalitas balitaterutama terkait penyakit pneumonia, diare, malaria, campak dan

kondisi yang diperberat oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia).

Komponen MTBS

MTBS

• Balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun

MTBM

• Bayi muda umur kurang dari 2 bulan yang sakit maupun sehat

Pelaksana MTBS

• Tenaga kesehatan di unit pelayanan rawat

jalan tingkat dasar

– Bidan, perawat (Paramedis)

– Dokter

• Bukan untuk rawat inap

• Bukan untuk kader

Petugas 1 di loket, mengisi formulir

MTBS: Identitas anak, Status

kunjungan

Petugas 2, 3

dan 4 di ruang

periksa

Melakukan

seluruh Langkah

sejak

•Pengukuran

suhu badan

•Penimbangan

BB hingga

konseling

PEMBERIAN OBAT:

Pemberian obat

PENDAFTARAN +

memberi formulir MTBS+

family folder

DATANG

PULANG

RUJUK

PEMERIKSAAN:Memeriksa dan membuat

klasifikasi

Indentifikasi pengobatan +

KONSELING

Konseling pemberian obat

dirumah

kapan kembali pemberian makan

+

PEMBERIAN KODE DIAGNOSA

DALAM SP2TP +

TINDAKAN YANG DIPERLUKAN

Pengobatan pra rujukan

Imunisasi, Konseling gizi

Petugas 5 di

apotik

Formulir MTBS

NOTED:

Jika ada minimal

1 gejal→

klasifikasi

penyakit berat

langsung RUJUK

SEGERA

Jika tidak ada gejala pada

kondisi umum lanjut ke

pertanyaan selanjutnya

INTERPRETASI

Ya Tidak

Lanjut ke

pertanyaan

selanjutnya

Kaji sesuai bagan

MTBS

Jika hasil rujuk segera tidak

usah lanjut ke pertanyaan

selanjutnya

1. Apakah anak menderita batuk atausukar bernafas?

2. Apakah anak menderita diare?3. Apakah anak demam?4. Apakah anak mempunyai masalah

telinga?5. Memeriksa status gizi6. Memeriksa anemia7. Memeriksa status imunisasi8. Memeriksa pemberian vitamin A9. Menilai masalah/keluhan-keluhan lain

(Depkes RI, 2008).

Bagan MTBS

Bagan MTBM

Tindakan/ Pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian/ klasifikasi

1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah;

2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah;

3. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan

anak sakit di rumah, misal aturan penanganan diare di

rumah;

4. Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian

makanan selama anak sakit maupun dalam keadaan sehat;

5. Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas

kesehatan, dan lain-lain.

Pelayanan Kesehatan Balita Selama Masa Pandemi Covid-19

Peran Tenakes (sasaran Balita)

• Melakukan koordinasi lintas program di Pusk/faskes

• Melakukan sosialisasi terintegrasi dgn lintas program

• Melakukan analisa balita beresiko

• Melakukan koordinasi kader, RT/RW/kades/ kelurahan dan toma

• Memberikan pelayanan kesehatan kpd balita dgn melakukan triase, penerapan PPI dan physical distancing

Sosialisasi kepada Masyarakat

• Sosialisasi COVID-19

• Sosialisasi pencegahan level individu

• Sosialisasi cara menjaga kesehatan anak

scr mandiri di rumah (menggunakan buku

KIA)

• Kelas ibu balita ditunda pelaksanaannya

(tatap muka)

• Identifikasi anak yg memerlukan

perlindungan

Pelayanan Kesehatan

• Pelayanan rutin balita sehat mengikuti kebijakan Pemerintah yang berlaku di wilayah kerja dan mempertimbangkan:

Transmisi local

Covid-19Mobilitas Penduduk

Kapasitas

Penyedia Layanan

Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Balita Sakit di Puskesmas

1.Tenaga kesehatan, pasien anak dan pengantar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.

2.Memastikan akses tenaga kesehatan dan pasien terhadap fasilitas cuci tangan (sabun dan air bersih, atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol 70%) selama pemeriksaan.

3.Jaga jarak pelayanan minimal 1 meter, mulai dari pendaftaran, ruang tunggu dan ruang pemeriksaan. Pastikan ventilasi memadai untuk sirkulasi udara keluar masuk.

4.Menerapkan triage, memisahkan ruang tunggu dan ruang pemeriksaan.

5. Alur pelayanan disesuaikan untuk menghindari penumpukan pasien.

6. Mengatur meja pelayanan tdk berdekatan

7. Tentukan status balita sakit dgn menelusuri faktor resiko kontak dgn

orang terkontaminasi COVID-19

Contoh Sarana & Pra Sarana Triage

Ruang Pemeriksaan

Posisi Meja Pelayanan

8. Tata laksana kasus COVID-19 pada anak mengikuti pedoman

Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang berlaku

RUJUKAN BALITASAKIT

❖ Anak yang ditentukan sebagai PDP gejala sedang/ berat perlu rujukan (perawatan di

RS).

❖ Dalam pelaksanaan rujukan COVID-19 tdk boleh terjadi rujukan lepas/ terputusnya

alur rujukan balik. Hal ini meningkatkan risiko penularan COVID-19.

❖ Prosedur penyiapan transportasi untuk rujukan ke RS rujukan sebagai berikut:

a. Menghubungi RS rujukan untuk memberikan informasi pasien dlm pengawasan yg

akan dirujuk.

b. Petugas yg akan melakukan rujukan harus secara selalu menerapkan kebersihan

tangan & mengenakan masker & sarung tangan medis ketika membawa pasien

dengan ambulans.

c. Jika merujuk anak dgn status PDP COVID-19 maka petugas menerapkan

kewaspadaan kontak, droplet & airborne.

d. APD harus diganti setiap menangani pasien yg berbeda & dibuang dgn benar dlm

wadah dgn penutup sesuai dgn peraturan nasional tentang limbah infeksius.

e. Pengemudi ambulans menggunakan APD yg sesuai. Bila pengemudi juga harus

membantu memindahkan pasien ke ambulans, maka pengemudi harus

menggunakan APD yang sesuai.

f. Pengemudi & perawat pendamping rujukan harus sering membersihkan tangan

dengan alkohol & sabun.

Tetap Laksanakan Protokol Kesehatan

Jaga Kesehatan,

Minum Multivitamin Bila Perlu

Tetap Selalu DOA