MALPRAKTEK MEDIK dan KELALAIAN MEDIK

Post on 15-Feb-2016

373 views 12 download

description

dr. Rika Susanti , Sp F. MALPRAKTEK MEDIK dan KELALAIAN MEDIK. Praktek kedokteran. Suatu peradaban manusia Pada masyarakat purba , peran penyembuh (DOKTER) dirangkap oleh pemangku adat ( dukun ) Hubungan sangat paternalistik : pasien percaya sepenuhnya pada penyembuh. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MALPRAKTEK MEDIK dan KELALAIAN MEDIK

MALPRAKTEK MEDIKDAN KELALAIAN MEDIK

dr. Rika Susanti, Sp F

Praktek kedokteran Suatu peradaban manusia Pada masyarakat purba, peran

penyembuh (DOKTER) dirangkap oleh pemangku adat (dukun)

Hubungan sangat paternalistik: pasien percaya sepenuhnya pada penyembuh

Pola hubungan dokter pasien Dasar: kepercayaan

Priestly model(paternalistik): dokter dominan

Collegial model (kemitraan): dokter sederajat dengan pasien

Engineering model: pasien dominan

Praktek kedokteran Praktek penuh resiko Hasil akhir dipengaruhi banyak hal:

pasien, kondisi terakhir, dokter, obat, lingkungan

Dokter tak bisa menjamin hasil Hasil pengobatan: sembuh, tak ada

perbaikan, cacat, meninggal

Hubungan dokter pasien Merupakan hubungan perdata: suatu

perjanjian kontrak terapeutik Perjanjian melahirkan perikatan Perikatan menimbulkan hak dan

kewajiban pada para pihak Para pihak terikat untuk

melaksanakan kewajibannya (prestasi) masing-masing

PENINGKATAN TUNTUTAN DUGAAN MALPRAKTEK MEDIS

Meningkatnya pendidikan dan kesadaran atas hak

Meningkatnya penghargaan atas hasil tindakan medis

Komersialisasi pelayanan kesehatan Meningktnya biayan pelayanan Promosi ahli hukum dan UUPK

DAMPAK

Pengawasan praktek kedokteran Tekanan psikologis tenaga kesehatan Kedokteran defensif ( sangat berhati

– hati ) Diagnostik dan tindakan berlebihan Asuransi profesi Biaya pelayanan tinggi

Pengertian malpraktek medis Teori utama : Kelalain medik Pelanggaran atas kewajiban dokter

untuk bertindak layak dan hati – hati pada keadaan tertentu, mengakibatkan cedera/kerugian yang telah dapat diperkirakan sebelumnya

Malpraktek medis

Malpraktek etik Malpraktek perdata ( Malpraktek) Malpraktek pidana Malpraktek administratif (?)

w.m.a (1992)

Medical Malpractice involves the phycisian’s failure to conform the standard of care for treatment of the patient condition, or lack of skills, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient

Kegagalan medik, akibat

Perjalanan penyakit alami Resiko dan komplikasi Culpa : kelalaian medik Dolus : kesengajaan

Tindakan medik, pelanggaran pidana

Malpraktek Pidana Disebut tindakan pidana, bukan

malpraktek Pelaku : orang/ badan hukum Penyelesaian ; pengadilan Hukuman : penjara, denda, sita

Contoh tindak pidana Menipu pasien (378 KUHP) Melanggar kesopanan (285, 286,

290, 294 KUHP) Menggugurkan kandungan (15 jo 80

UU No. 23/1992) Membuka rahasia kedokteran (322

KUHP) Euthanasia (344 KUHP)

Malpraktek perdata

Disebut : malpraktek Pelaku ; orang/badan hukum Tanggung jawab: sendiri/bersama Penyelesaian : pengadilan, damai Hukuman : ganti rugi, rehabilitasi

Dasar gugatan

Kelalaian medik Tindakan medik tanpa persetujuan Pelanggaran janji ( wanprestasi)

Prestasi dokter ( upaya) Inspanningsverbintennis

Malpraktek medis Dokter tidak melaksanakan

kewajiban (wanprestasi) Dokter melakukan kelalaian: tidak

hati-hati, tidak peduli, tidak tahu, tidak acuh

Dokter melakukan kesalahan/kekeliruan

Dokter melanggar hak pasien Dokter melakukan perbuatan

melawan hukum

Malpraktek medis Praktek medis yang buruk Menyimpang dari standar profesi

medis: standar rata-rata dari kelompok yang sama dalam hal:

Pengetahuan (knowledge) Ketrampilan (skill) Kemampuan memutuskan (judgement)

Principle of liability Setiap dokter harus memiliki

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan memutuskan sesuai dengan rata-rata sejawatnya dengan keahlian yang sama

Pembuktian malpraktek Pembuktian tidak langsung: 4 D Duty: ada kewajiban Dereliction (breach) of duty:

pelanggaran kewajiban Damage: terjadi kerugian Direct causation: ada hubungan

sebab akibat

kelalaian

Tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan; atau melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang se-kualifikasi pada situasi dan kondisi yang identik

Kelalain biasanya tidak dituntut pidana atau secara hukum, kecuali : Dilakukan oleh orang yang seharusnya

bekerja hati hati Mengakibatkan kerugian pada orang lain

Pelanggaran etika Dokter melanggar etika kedokteran

(KODEKI) Pengaduan ke MKEK IDI sidang profesi Sanksi: profesi peringatan, dididik

ulang, dikeluarkan dari IDI

Tak ada kaitan langsung dengan pelanggaran hukum

Pelanggaran administrasi

Praktek tanpa izin Praktek dengan izin yang kadaluarsa Praktek tidak sesuai izin atau

keahlian

Pengaduan ke Depkes Sanksi: terhadap individu dan Badan

Hukum pembekuan atau pencabutan izin praktek

Pelanggaran disiplin(UU Praktek Kedokteran)

Yaitu pelanggaran dalam penegakan aturan-aturan dan atau ketentuan-ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter dan dokter gigi

Pengaduan ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

Hak dan Kewajiban Pasien dan Dokter

Hak-hak pasien dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, Pasal 52

Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

Menolak tindakan medis

Mendapatkan isi rekam medis

Kewajiban pasien Pasal 53

•Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya

•Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi

•Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan

•Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

Hak-hak dokter UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50

•Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

•Memberikan pelayanan medis menurut standar professional dan standar prosedur operasional;

•Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

•Menerima imbalan jasa.

Kewajiban dokter Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Memberikan pelayanan medis sesuai dengan

kebutuhan standar profesi atau standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih

baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu

meninggal dunia;

Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;

dan

Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran

gigi.

Transaksi terapeutik

perjanjian antara dokter dengan pasien

memberi dokter kewenangan melakukan pelayanan kesehatan pada pasien berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki

Sifat Transaksi Terapeutik

mengatur hubungan antara dokter dengan

pasien

dilakukan dalam suasana saling percaya

(konfidensial)

terdapat unsur-unsur emosional dan

kekhawatiran pasien akan kesehatannya

Pencegahan Malpraktek

Inggris, 2001 : Good Medical Practice,

Professional competence

AS, 2002 : Charter on Medical Professionalism

WHO, 2004 : Patient Safety

Penutup Dokter potensial untuk berbuat salah

malpraktek tidak selamanya dapat dicegah Cacat atau meninggal potensial untuk

digugat Gugatan umumnya karena tidak puas atas

cara perlakuan, jarang akibat apa yang mereka dapat/tidak dapatkan dalam pelayanan

Lingkup kesalahan umumnya pada basic care, bukan karena pelayanan yang canggih

TERIMA KASIH