Post on 01-Jan-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti ini, peningkatan pemakaian bahan kimia merupakan
hal yang tidak terelakkan lagi. Sejalan dengan itu, maka penyakit yang disebabkan oleh
bahan kimia pun meningkat drastis. Terutama pada lingkungan rumah tangga yang
kurang menyadari keselamatan anggota keluarganya itu sendiri. Peredaran bahan kimia
yang semakin hari semakin pesat, menimbulkan manfaat yang besar juga, tetapi juga
membuat masalah yang besar juga. Terutama masalah kesehatan. Keracunan merupakan
salah satu masalah kesehatan yang meningkat, baik di negara maju maupun di negara
berkembang.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu. Tetapi zat
tersebut dapat langsung terakumulasi dalam tubuh, sehingga akan menghasilkan efek
yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Dari data statistik diketahui bahwa
penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah paparan pestisida, obat-
obatan, hidrokarbon, bahan kimia, korosif, alcohol, dan beberapa racun alamiah,
termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan bebrapa tanaman beracun lainnya.
Bahan kimia (Toksikan = bahan racun) yang dipakai atau dihasilkan oleh suatu industri
dapat berupa padat, cair, ataupun gas. Baik yang dapat menguap maupun yang tidak
dapat menguap. Toksikan ini dapat menimbulkan penyakit pada kulit, mata, organ dalam,
dan saluran pencernaan.
Produk peralatan rumah tangga yang mengandung kimia berbahaya dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Gejala-gejala yang segera timbul seperti
pusing, sakit kepala, iritasi kulit dan mata, rasa perih, kesulitan bernapas, perilaku yang
1
tidak baik, iritasi, hiperaktif, masalah pernapasan, alergi, kerusakan organ tubuh, masalah
reproduksi, geno toxicity, kanker, dan Multiple Chemical Sensitivity (MCS), yang secara
tidak normal meningkatkan respon sistem imun terhadap kimia yang masuk ke dalam
kulit.
Kasus-kasus keracunan di dalam lingkungan rumah tangga, seringkali terjadi. Hal
ini disebabkan oleh karena penyimpanan bahan-bahan kimia tidak pada tempat yang
aman atau bisa juga akibat kelalaian. Padahal, rumah merupakan tempat yang seharusnya
paling aman bagi keluarga, khususnya bagi anak-anak. Beragam kebutuhan yang
dipergunakan di rumah tangga sehari-hari kenyataanya tidak luput dari sentuhan bahan-
bahan kimia, seperti berbagai jenis sabun, antiseptik atau anti hama sampai pewangi
ruangan.
Bahan-bahan berisiko menyebabkan keracunan adalah semua bahan kimia atau
campurannya yang membahayakan lingkungan, hewan atau kesehatan manusia. Bahan-
bahan ini jika terhirup, tertelan, atau terabsorpsi melalui kulit atau mata akan
menimbulkan keracunan yang membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan data
keracunan rumah sakit, menurut Sentra Informasi Keracunan BPOM, dari tahun 2001
sampai 2004, penyebab keracunan yang tertinggi adalah kelompok pestisida rumah
tangga. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi perhatian pihak orangtua di rumah agar
melakukan tindakan pencegahan untuk memperkecil risiko bahaya penggunaan bahan-
bahan kimia untuk rumah tangga.
Penggunaan yang aman dimulai dengan mempelajari atau mengenal tanda-tanda
pada label kemasan. Dalam label dicantumkan istilah-istilah kunci yang menunjukkan
tingkatan bahaya produk tersebut seperti:
Caution (hati-hati), berarti produk tersebut dapat membahayakan manusia. Bila
gasnya terhirup dapat menyebabkan nafas sesak, atau bila kontak dengan mata
dapat menyebabkan mata perih.
Warning (awas), bersifat lebih serius daripada “caution” yang mengindikasikan
akan menjadi sakit atau memiliki risiko yang lebih serius jika produk tersebut
2
tidak digunakan secara benar. Warning juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi produk tersebut mudah terbakar.
Warning (awas) dan Caution (hati-hati) menunjukkan bahwa bahan tersebut
beracun tetapi tidak sangat beracun (“moderate hazard”).
Poison (racun), mengindikasikan bahwa bahan tersebut sangat beracun.
Danger (bahaya), mengindikasikan perlu perhatian yang sangat serius. Bahan-
bahan tersebut sangat mudah terbakar, korosif atau sangat beracun. Jika dalam
penggunaannya tidak benar, dapat menimbulkan sakit yang sangat serius dan
lama, menyebabkan buta, bahkan kematian. Danger (bahaya) juga digunakan
untuk mengindikasikan bahwa produk tersebut dapat meledak.
Informasi dalam label berisi nama dagang, nama kimia, berat produk, merupakan
kata kunci, instruksi penggunaan dan penanganan yang aman, nama produsen, deskripsi
bahaya dari bahan aktif yang dikandung, peringatan, serta instruksi pertolongan pertama
bila terjadi keracunan. Label tidak mencantumkan informasi mengenai efek jangka
pendek atau panjang seperti yang tercantum dalam kemasan obat. Label hanya
menyebutkan akut atau bahaya yang sedang saja. Begitu pula tidak disebutkan bagaimana
cara membuang sisa produk dengan aman. Sementara kata-kata ”non-toxic” dan ”tidak
beracun” hanya untuk konsumsi iklan saja. Karena itu, jika label produk yang dipilih
tidak mencantumkan komposisi bahan di dalamnya atau instruksi penggunaannya tidak
jelas maka sebaiknya jangan dibeli.
Produk yang berisiko menimbulkan keracunan di beberapa bagian rumah:
Garasi, diantaranya oli, cat, aki, tiner yang keempatnya mudah terbakar serta
mengeluarkan zat-zat beracun.
Ruang tamu, yaitu obat anti nyamuk, pewangi/penyegar ruangan, pernis dan
pembersih kapet.
Kamar tidur, seperti pewangi ruangan, dan kapur barus/kamper.
Kamar mandi/ruang cuci, yaitu sabun mandi, deterjen, pemutih pakaian,
pembersih keramik/porselen, pembersih lantai, pembersih saluran air
3
Tempat lainnya, seperti berbagai pembasmi hama, pupuk tanaman, pembersih
kolam, dan lainnya.
Zat-zat yang terdapat dalam produk di atas ini jika salah penggunaannya dapat
mempengaruhi atau merusak organ tubuh bagian dalam, mengiritasi bagian luar
tubuh seperti kulit, mata, hidung dan bisa menimbulkan sakit kepala, serta mual.
Contohnya:
Pemutih pakaian tidak boleh dicampur dengan produk yang mengandung amonia
dan pembersih saluran air atau pembersih lainnya. Kalau tercampur akan
mengeluarkan gas, dan jika terhirup bisa menimbulkan permasalahan pernapasan
yang serius bahkan sampai kematian.
Pewangi/penyegar ruangan umumnya mudah terbakar dan juga merupakan iritan
kuat pada mata, kulit dan tenggorokan.
Sabun khusus untuk digunakan di mesin pencuci piring memiliki tingkat toksisitas
atau keracunan lebih tinggi dibandingkan sabun cuci piring untuk tangan.
Oli mengandung hidrokarbon dan logam berat, sehingga paparannya dalam
jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan syaraf serta kanker.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
perurumukan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa saja zat-zat berbahaya yang terkandung dalam bahan pembersih rumah
tangga yang dapat menjadi toksikan di dalam tubuh
2. Bagaimana Absorbsi, distribusi dan eliminasi toksikan tersebut
3. Apa saja efek toksik yang terjadi baik efek yang terlihat secara langsung
maupun kerusakan yang terjadi pada organ tubuh
4
C. Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Sebagai bahan kajian mengenai toksisitas zat pembersih rumah tangga.
2. Untuk mengetahui absorbsi, distribusi, eliminasi dan efek yang
ditimbulakan dari toksikan pada zat pembersih rumah tangga tersebut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Toksisitas dan cara mengatasinya
Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap
organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme, seperti
hewan, bakteri, atau tumbuhan, dan efek terhadap substruktur organisme, seperti sel
(sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti hati (hepatotoksisitas). Secara metafora, kata ini
bisa dipakai untuk menjelaskan dampak beracun pada kelompok yang lebih besar atau
rumit, seperti keluarga atau masyarakat.
Konsep utama toksikologi adalah bahwa dampaknya bersifat tergantung pada
dosis. Air saja bisa mengakibatkan keracunan air jika dikonsumsi terlalu banyak,
sementara zat yang sangat beracun seperti bisa ular memiliki titik rendah tertentu yang
bersifat tidak beracun. Toksisitas juga tergantung pada spesies, sehingga analisis lintas
spesies agak bermasalah jika dilakukan. Paradigma dan standar baru sedang berusaha
melompati pengujian hewan, tetapi tetap mempertahankan konsep akhir toksisitas.
CARA MENGATASI TOKSISITAS/KERACUNAN DALAM RUMAH TANGGA
Kenali dulu gejalanya. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah jika
seseorang yang mengalami keracunan muntah-muntah dan sering BAB, periksa suhu
tubuhnya. Baringkan dan jangan beri makanan yang harus dikunyah dulu. Sebagai
gantinya, berikanlah oralit sedikit demi sedikit. Jika tidak mempunyai oralit, berikan air
yang dicampur dengan garam dan gula. Jika diare dan muntah tidak juga berhenti
6
sementara asupan cairan tidak maksimal atau masih bisa makan dan minum tapi
kondisinya tidak juga membaik dalam wktu 12 jam, segera periksakan ke dokter.
Keracunan dapat terjadi di mana saja pada area di sekitar rumah. Misalnya seperti
di taman, garasi, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Berdasarkan data
Sentra Informasi Keracunan Badan POM, bahan penyebab keracunan yang tertinggi
adalah kelompok pestisida rumah tangga seperti penyemprot/ losion anti nyamuk
serangga, kecoa dan lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian pemilik rumah agar dapat
melakukan tindakan pencegahan untuk memperkecil risiko bahaya dari produk rumah
tangga tersebut, baik itu berupa produk pembersih, pewangi dan lain-lain sebagainya
yang berada di rumah. Oleh karena itu kita harus dapat mengenali zat-zat berbahaya
tersebut terlebih dahulu sebelum nantinya kita terpapar dengan efek toksiknya.
Berikut ini adalah zat-zat pembersih rumah tangga yang dapat menimbulkan
toksisitas di dalam tubuh :
B. Amonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus N H 3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan
Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak
dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm
volum. Zat ini biasanya digunakan pada produk pembersih kaca. Selain itu dalam
rumah tangga juga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu
perak dan barang logam lainnya. Penggunaan lain yaitu sebagai campuran dalam :
sabun anti bakteri, penyubur, plastik, memproses makanan kimia, proses industri, dan
pestisida.
7
Absorpsi
Absorpsi amonia terutama tergantung pada konsentrasinya, bila
konsentrasinya kurang maka diantara mikroba rumen akan mati sehingga absorpsi
amonia akan berkurang. Sumber amonia dalam rumen adalah peptida yang
merupakan hasil pemecahan protein, asam amino, bahan-bahan sumber nitrogen
lainnya. Urea, asam urat, dan nitrat segera diubah menjadi amonia dalam rumen.
Kadar amonia diperoleh dari hasil fermentasi protein dalam pakan. Protein dalam
pakan yang masuk ke dalam rumen akan didegradasi dan difermentasi menjadi
amonia, asam lemak terbang, dan gas CH4. Fermentasi protein oleh bakteri
dilakukan dengan menghidrolisis pakan menjadi asam amino dan polipeptida
menjadi peptida berantai pendek yang diikuti dengan proses deaminasi untuk
membebaskan amonia. Kecepatan deaminasi biasanya lebih lambat daripada
kecepatan pada proses proteolisis, oleh karena itu terdapat konsentrasi asam-asam
amino dan peptida yang lebih besar setelah makan, kemudian diikuti oleh
konsentrasi amonia sekitar 3 jam setelah makan. Hasil utama degradasi asam
amino adalah asam lemak terbang rantai panjang dan amonia.
Distribusi
Amonia merupakan prekursor utama untuk sintesis protein mikrobial
rumen dan jumlahnya menentukan fermentasi yang optimal. Amonia yang
dibebaskan dalam rumen sebagian akan dimanfaatkan oleh mikroba untuk
mensintesis protein mikroba, bahkan amonia yang dibebaskan dari urea ataupun
garam-garam amonium lain dapat dipergunakan untuk sintesa protein mikroba.
Sintesis protein mikroba tergantung pada kecepatan pemecahan nitrogen
makanan, kecepatan absorpsi amonia dan asam-asam amino, kecepatan alir bahan
pakan keluar dari rumen, keperluan mikroba akan asam-asam amino dan jenis
fermentasi rumen berdasarkan jenis makanan.
Eliminasi
8
Ammonia meningkatkan ekskresi proton dengan berkombiasi dengan
proton membentuk ion ammonium di dalam cairan tubulus ginjal. Ion ammonium
kemudian berpindah ke dalam urin sewaktu melewati tubulus ginjal. Sewaktu
darah difiltrasi di jaringan kapiler glomerulus, urea, gula, asamamino, ion, dan
H2O masuk ke dalam cairan tubulus ginjal (filtrate glomerulus). Suatu cairan ini
melewatibagian-bagian tubulus (tubulus kontortus proksimalis, lengkung henle,
tubulus kontortus distalis, dan duktus pengumpul) dalam perjalanannya menjadi
urin, berbagai komponen tersebut diserap kembali atau ditambahkan ke dalam
filtrate oleh sel epitel yang melapisi tubulus. Transporter spesifik di membrane
tubulus ginjal memindahkan proton ke dalam lumen tubulus untuk dipertukarkan
dengan Na+ sehingga filtrate glomerulus menjadi lebih asam sewaktu berubah
menjadi urin. Proton di dalam cairan tubulus disangga oleh fosfat, oleh bikarbonat
dan NH3. Ammonia yang tidak bermuatan mampu berdifusi menembus
membrane sel tubulus ginjal untuk masuk ke dalam urin. Ammonia kemudian
bergabung dengan proton dalam urin dan membentuk NH4 yang tidak dapat
dipindahkan kembali ke dalam sel. Pengeluaran proton sebagai NH4 menurunkan
kebutuhan ekskresi bikarbonat untuk menyangga urin.
Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh
Kontak dengan gas ammonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Efek potensial pada kesehatan mata,
hidung, tenggorokan perih, nyeri pada paru-paru, sakit kepala, mual dan muntah,
batuk, pusing, nafas tersengal-sengal, luka pada selaput mata, membakar kulit dan
paru-paru karena zat kimia. Bila bersatu dengan klorin akan menghasilkan gas
yang mematikan.
C. Triclosan
Merupakan senyawa-diklorfenoksi yang berkhasiat bakterioststis terhadap
kuman Gram-positif dan Gram-negatif. Praktis tidak aktif terhadap Pseudomonas,
9
ragi dan jamur. Merupakan bahan antiseptik yang digunakan pada banyak jenis
produk, termasuk kosmetik, peralatan rumah tangga, perawatan pribadi, pakaian
olahraga, plastik untuk mainan anak-anak dan peralatan dapur.
Absorpsi
Karena penggunaan umumnya yang digunakan sebagai sabun mandi atau
antiseptik lain, misalnya seperti dalam obat kumur dan pasta gigi tentu saja proses
absorpsi atau penyerapan utama zat ini adalah melalui kulit dan membran mukosa
mulut. Saat memasuki tubuh, triclosan akan mengganggu fungsi hormon tiroid
mengakibatkan peningkatan aktivitas di sel-sel otak yang berhubungan dengan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali serta penurunan berat badan abnormal.
Distribusi atau mekanisme kerjanya di dalam tubuh
Triclosan dapat terdistribusi dalam aliran darah dan bekerja dengan
membunuh bakteri baik serta jahat bersamaan. Namun, ketika ada bakteri yang
tersisa, mereka akan kehilangan kompetitor sekaligus pendukung yang
dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Kondisi ini akan memicu bakteri
bermutasi dan mengembangkan resistansi terhadap antibakteri bahkan antibiotik
yang pada akhirnya memicu komplikasi kesehatan serius.
Eliminasi
Dalam tes pada manusia, triclosan muncul dalam urin, darah, bahkan
dalam ASI. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan
endapan triclosan ditemukan dalam urin dari 75 persen orang Amerika berusia di
atas 5 tahun. Maka dapat diketahui bahwa distribusi triclosan di dalam tubuh
manusia bisa melalui darah dan proses eliminasinya bisa melalui urin dan ASI.
Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh
10
Efek potensial dari zat ini pada kesehatan adalah dapat menimbulkan
alergi, iritasi kulit, dermatitis, keracunan bila tertelan. Fakta lain, studi
menunjukkan bahwa triclosan dalam sabun antibakteri bereaksi dengan klorin
dalam air (terutama kolam renang) membentuk kloroform yang bersifat
karsinogenik bagi manusia. Penggunaan berlebih triclosan juga berpotensi
memicu gangguan pada sistem endokrin. Dan dampak lebih buruknya lagi bahan
ini dikatakan dapat menetap di tubuh.
Berikut dampak buruk pemakaian produk yg mengadung triclosan :
1. Penggunaan pasta gigi yang mengandung triclosan diketahui dapat
menimbulkan gigavitis.
2. Triclosan dapat terurai menjadi dioksin dan bereaksi dengan clorine
membentuk chloroform.
3. Triclosan dapat meracuni alga, hewan invertebrata, ikan dan katak.
4. Triclosan berdampak pada gangguan fungsi hati, pernafasan, kelenjar tyroid
dan gangguan hormon sex.
5. Triclosan dapat lolos dalam proses penyaringan water treatment di
pembuangan, yang bisa masuk ke sungai-sungai, yang kemungkinan
dimanfaatkan sebagai bahan oleh perusahaan air minum, pertanian atau oleh
masyarakat langsung.
D. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari, fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang
berfungsi sebagai desinfektan. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat
membunuh bakteri. Kegunaan lain dari fenol yaitu sebagai bahan baku sintesis zat
warna, obat-obatan, dan pembuatan plastik. Biasanya juga digunakan pada produk
pembersih rumah tangga. Digunakan dalam jumlah sedikit pada antiseptik tapi dalam
jumlah banyak pada desinfektan.
11
Absorpsi
Fenol masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, oral, dan kulit.
Karena fenol volatilitasnya rendah, maka penyerapannya sebagian besar melalui
oral dan kulit. Sehingga kemampuan penetrasinya yang baik melalui kulit atau
mukosa.
Distribusi
Kadar fenol dapat ditemukan dalam urin, hal ini menyatakan kemungkinan
besar fenol dapat terakumulasi di dalam darah sebelum masuk ke dalam ginjal dan
direabsorpsi menjadi urin.
Eliminasi
Jika fenol diserap dalam sistem gastrointerestinal, dengan cepat fenol
dikeluarkan melalui urine sebagai fenol bebas atau konjugasi fenol.
Efek yang ditimbulkan dalam tubuh
Fenol merupakan zat yang sangat berbahaya dan merusak organ kesehatan
manusia jika masuk melalui pernapasan manusia, kontak dengan wajah dan jika
tertelan kedalam tubuh manusia. Keracunan akibat absorpsi dapat terjadinya seperti
kerusakan ginjal (albuminuria, hematuria), dan absorpsi fenol jumlah banyak dapat
menyebabkan gangguan sistem saraf pusat. Bahaya dari penggunaan fenol yang lain
adalah dapat merusak protein, sehingga jika mengenai kulit akan terasa sakit.
E. Formaldehid
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde
12
atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr
Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida
dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan
sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Formaldehida juga dipakai
sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida
dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari
formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk
sementara mengawetkan bangkai.
Absorpsi
Formaldehid masuk ke dalam tubuh melalui beberapa jalur. Pertama,
saluran pernapasan. Kedua, kontak kulit atau mata. Formaldehid diabsorpsi
melalui kulit intak dan menyebabkan dermatitis kontak alergi atau dermatitis
kontak iritan. Ketiga, Saluran Pencernaan yaitu melalui makanan yang dimakan.
Paling banyak terpapar formaldehid terjadi melalui inhalasi atau kontak
kulit/mata. Selain itu penguapan formaldehid juga dapat diserap oleh paru-paru.
Distribusi
Formaldehid terakumulasi dalam sel, bereaksi dengan protein selular
(kebanyakan enzim) dan DNA (mitokondria dan nuklear). Kenyataan bahwa
formaldehid terakumulasi tiap dosis. Oleh karena itu, paparan kronik dengan
formaldehid dalam jumlah sangat sedikit harus dihindari.
Eliminasi
Eliminasi atau proses pembuangan formaldehid dari tubuh dapat
diekskresikan melalui urin dan feses.
13
Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh
Efek potensial pada kesehatan adalah iritasi padsa mata, hidung, dan
tenggorokan, batuk, nausea, dermatitis, hidung berdarah, keracunan pada saraf,
teratogenik, dan karsinogen. Keracunan akut akibat formaldehid dapat terjadi
pada saat mendesinfeksi ruang akibat terhirup uapnya atau akibat penggunaan oral
larutan dalam air (dosis kematian 10-30 gram larutan 35 %). Pada kasus akut,
formaldehid terdeteksi oleh baunya, namun individu yang sensitif terpapar
formaldehid dapat mengalami sakit kepala, iritasi mata, dan saluran pernapasan
pada level di bawah ambang batas bau (ambang batas bau 0.5-1.0 ppm). Paparan
akut dosis rendah menyebabkan sakit kepala, rinitis, dispnu; dosis lebih tinggi
dapat menyebabkan iritasi membrana mukosa, terbakar, dan lakrimasi, dan efek
pada saluran pernapasan bawah seperti bronkitis, edema paru, atau pneumonia.
Paparan uap formaldehid pada mata menyebabkan iritasi dan lakrimasi.
Bergantung pada konsentrasi formaldehid, cairan formaldehid dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman dan iritasi atau efek yang berat seperti opafikasi
kornea dan hilangnya penglihatan. Telah dilaporkan mengonsumsi cairan
formaldehid 37 persen 30 mL dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa.
Dapat menyebabkan trauma mukosa saluran cerna, mual, muntah, nyeri,
perdarahan dan perforasi. Efek sistemik termasuk asidosis metabolik, depresi
susunan saraf pusat dan koma, penekanan pernapasan dan gagal ginjal.
F. Klorin
Kaporit dan Klorin adalah istilah yang digunakan untuk menyebut zat yang
sama. Kaporit adalah bahasa awam dari Kalsium hipoklorit yaitu senyawa klorin
(Cl2) yang banyak digunakan sebagai pemutih dan desinfektan. Klorin adalah unsur
halogen yang paling banyak terdapat dialam namun jarang ditemui dalam bentuk
14
bebas. Pada umumnya klorin di temukan dalam bentuk garam halida dan ion klorida
(Lihat: sifat-sifat unsur Halogen). Klorin adalah bahan kimia yang biasanya
digunakan sebagai pembunuh kuman. Pada umumya klorin digunakan sebagai
desinfektan pada pakaian dan kolam renang. Senyawa terhalogenasi ini memiliki
kelemahan dia tidak dapat membunuh bakteri garam positif dan ragi, senyawa ini
juga tidak bersifat stabil dan sulit terbiodegradasi. Klorin dalam cairan membentuk
asam hiplorus yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh.
Klorin bewujud seperti gas yang berwarna kuning kehijauan dengan bau
cukup menyengat. Sumber utama klorin adalah air laut. Dalam air laut klorin
berbentuk ion klorida. Pada proses pembuatan garam, ion klorida akan berikatan
dengan unsur Natrium membentuk garam Natrium klorida atau garam dapur.
Desinfektan jenis ini dapat digunakan untuk membersihkan cairan tubuh,
mendesinfeksi sarung tangan yang terkena darah. Golongan desinfektan yang
mengandung klorin ini tidak digunakan untuk mendesinfeksi instrument. Klorin ini
diperlukan untuk membunuh virus HIV dan hepatitis B dengan kadar yang berbeda-
beda sesuai dengan kondisi lingkungannya. Yang perlu diingat, jangan menggunakan
desinfektan pembebas klorin untuk mendesinfeksi jarum dan syringe (tabung suntik).
Absorpsi
Pada mukosa yang lembab klor serta air akan membentuk asam klorida
dan asam hipoklorit akan menyebabkan kerja korsif. Klor (Cl) juga sebagai bahan
baku kaporit (CaOCl2) diklasifikasikan dalam kelompok pestisida (yang
penggunaannya ditujukan untuk membunuh organisme hidup). Penambahan
kaporit ke dalam air akan menghasilkan senyawa kimia sampingan yang bernama
Trihalometana (THM). Senyawa ini banyak diklaim oleh para pakar air di luar
negeri sebagai penyebab produksi radikal bebas dalam tubuh (mengakibatkan
kerusakan sel dan bersifat karsinogenik). Fakta yang lebih mengejutkan adalah
bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia sebanyak 70% bukan masuk
melalui air yang diminum, melainkan dari uap klor (kloroform) dalam kaporit
15
yang terhirup saat mandi, ditambah dengan penyerapan kaporit melalui kulit. Hal
ini terutama saat mandi dengan air hangat.
Selain meningkatkan jumlah kaporit yang menguap, air hangat juga
membuka pori-pori kulit. Dengan demikian kaporit terhirup dan terserap kulit dan
langsung masuk ke pembuluh darahPenelitian di AS menunjukkan bahwa jumlah
klor dalam kaporit yang masuk ke dalam tubuh dalam satu kali mandi air hangat
setara dengan jumlah klor yang dapat masuk melalui air minum sebanyak 2 liter /
harinya.
Distribusi
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pancreas. Di samping itu klor digunakan tubuh kita untuk
membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan
membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan
tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah bagian utama
dalam darah. Keseimbangan asam-basa dalam serum darah harus terjaga agar
setiap organ tubuh bisa menjalankan tugasnya. Jika derajat keasaman (pH) tidak
seimbang, misalnya terlalu asam atau terlalu basa, mineral tertentu akan mudah
mengendap. Ini bisa mengakibatkan pembentukan batu ginjal, endapan asam urat
pada persendian, dan lain-lain.
Eliminasi
Klorin diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat.
Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.
Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh
16
Klorin merupakan senyawa yang stabil, dimana zat ini merupkan zat yang
sangat toksik pada hewan perairan. Gas klorin sangat bersifat toksik, apabila
tehisap akan menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru dan bisa berakibat
fatal. Dengan menghirup 1000 ppm (0,1 %) akan berakibat fatal setelah beberapa
menit. Menyebabkan iritasi pada kulit dan membakar kulit.
Dari hasil penelitian diperoleh toksisitas dari klorin adalah sebagai berikut:
Dihirup oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 2593 mg/m3 selama 30
menit akan menyebabkan kematian.
Dihirup oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 500 ppm selama 5 menit
akan menyebabkan kematian.
Dihirup oleh tikus dengan dosis 137-293 ppm selama 1 jam akan
menyebabkan kematian tikus sebanyak 50 % (LD50).
Dari sifat-sifatnya diketahui bahwa klorin merupakan zat yang sangat
beracun apabila dihirup maupun kontak dengan mata. Zat ini terutama
menyebabkan kerusakan atau gangguan pada saluran pernafasan.
Tindakan pencegahan apabila kontak dengan tubuh:
Mata : Secepatnya bilas dengan air bersih, apabila iritasi tetap maka sudah terjadi
tanda-tanda kerusakan pada mata dan segeralah bawa ke dokter.
Kulit : Cuci segera dengan menggunakan air bersih dan sabun. Apabila rasanya
tidak efektif atau terjadi kerusakan pada kulit maka segeralah bawa ke
dokter.
Tertelan : cepat-cepat bawa ke dokter.
17
Untuk keselamatan kerja sebaiknya perhatikan hal-hal di bawah ini:
• Usahakan tutup botol penyimpan tertutup dengan baik.
• Tempatkan botol penimpan di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang
bagus.
• Apabila terjadi kecelakaan atau anda sudah merasa kurang sehat, maka
cepat-cepat ke dokter.
• Pembuangan limbah klor sebaiknya mempertimbangkan ekosistem.
G. Merkuri Klorida
Merkuri Klorida merupakan senyawa merkuri anorganik dalam bentuk garam.
Jenis merkuri ini banyak digunakan pada kosmetika, obat pencahar, pemutih gigi, dan
sebagai desinfektan, walaupun terkadang digunakan sebagai antiseptic.
Absorpsi
Garam merkuri yang larut Hg2+ memasuki sirkulasi bila diberikan secara
oral. Absorbsi melalui usus kira-kira 10% sejumlah besar Hg2+ tetap terikat pada
mukosa usus dan isi usus.
Distribusi
Distribusi merkuri anorganik sangat tidak seragam. Kadar tinggi Hg2+
ditemukan dalam ginjal dan bertahan lebih lama daripada di jaringan lain. Namun,
berdasarkan hasil penelitian pada beberapa hewan percobaan, senyawa merkuri
anorganik seperti merkuri nitrat (Hg(NO3)2), merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri
oksida (HgO), menumpuk terutama di dalam organ hati, ginjal dan otak.
18
Eliminasi
Logam ini diekskresikan melalui urin dan tinja tetapi ekskresi melalui tinja
lebih penting. Masa paruhnya pada manusia kira-kira 60 hari. Ekskresi senyawa
tersebut melalui urin sangat sedikit, hanya sekitar 2,3 %. Dalam tubuh manusia
merkuri anorganik dapat membentuk kompleks dengan gluthation pada hati dan
disekresikan dalam bentuk kompleks merkuri-glutathion atau merkuri-sistein.
Selain membentuk kompleks dengan gluthation dan sistein, merkuri anorganik
juga membentuk kompleks dengan garam empedu yang selanjutnya disekresikan
bersamaan dengan feces. Sayangnya kompleks merkuri anorganik dengan garam
empedu ini dalam usus besar dapat diabsorbsi kembali kedalam tubuh manusia.
Efek yang ditimbulkan dalam tubuh
Keracunan merkuri anorganik terutama meliputi masalah saluran
pencernaan (colitis, gingivitis, stomatitis, dan permasalahan kelenjar saliva) serta
kelainan metabolismee tubuh (proteinuria, hematuria, dysuria dan uremia). Iritasi
kulit dapat terjadi apabila senyawa ini kontak dengan kulit. Fatal apabila tertelan,
sakit pada saat menarik nafas atau diserap kulit, dapat menyebabkan kerusakan
pada system syaraf, dapat menyebabkan getaran pada otot, perubahan perilaku,
lupa ingatan, rasa metal pada mulut, gigi keropos, kerusakan otak dan ginjal. Serta
dapat menyebabkan toksisitas akut berat.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, terjadinya keracunan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu: Keracunan secara sengaja maupun keracunan secara tidak sengaja. Keracunan
yang disengaja sangat erat hubungannya dengan usaha bunuh diri ataupun
penyalahgunaan obat-obatan. Sedangkan keracunan yang tidak disengaja erat
hubungannya dengan kecelakaan kerja, atau ketidaksadaran maupun ketidaktahuan
seseorang terhadap suatu produk tertentu yang dapat menimbulkan keracunan.
Tingkat efek racun terhadap tubuh sangat dipengaruhi oleh beberapa factor,
seperti: sifat kimia bahan penyebab keracunan dosis, lama paparan, rute paparan,
serta factor inidvidu korban, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh,
daya tahan tubuh, kebiasaan, nutrisi, serta faktor genetik.
Seseorang yang telah mengalami keracunan kadang dapat diketahui dengan
adanay gejala non spesifikdan spesifik. Namun, kadang-kadang sulit untuk
menentukan adanay keracunan hanya dengan melihat gejala-gejalanya saja. Perlu
dilakukan tindakan medic, contohnya dengan pemeriksaan laboratorium melalui
pemeriksaan periodic urin, tinja, darah, kuku, rambut, dan lain-lain. Bila dicurigai
keracunan maka perlu diidentifikasi tanda dan gejala yang muncul seperti berikut:
Luka bakar atau kemerahan di sekitar mulut dan bibir yang mungkin akibat
menelan bahan kimia korosif.
Bau napas, seperti bau bahan kimia, contoh bensin, cat, minyak tanah.
Adanya bercak atau bau bahan pada tubuh korban, baik pada pakaian atau pada
furniture, pada lantai atau obyak di sekitar korban.
20
Tempat obat yang telah kosong atau adanaya tablet/pil yang berserakan.
Muntah, mulut berbuih, sulit bernapas, rasa kantuk yang berat, kebingungan atau
gejala lain yang tidak diharapkan.
Pada dasarnya semua bahan atau zat yang mengandung unsur kimia tentu saja
ada efek toksiknya. Namun, itu semua tergantung dari penggunaanya apakah sudah
tepat dan benar atau belum. Karena toksisitas suatu bahan itu dapat ditentukan dari
batas dosis dan cara pemakaiannya. Dan itu semua kembali lagi ke diri kita masing-
masing, untuk dapat dengan cermat serta teliti dan berhati-hati dalam menggunakanya
agar tidak terpapar toksisitas dari suatu zat yang hendak kita gunakan tersebut.
B. Saran
Selaku konsumen dan pemakai produk-produk yang terbuat dari bahan kimia
kita harus lebih jeli dan teliti dalam memilih produk yang akan kita pakai supaya
dampak yang ditimbulkan dari bahan kimia tersebut dapat diminimalisir. Konsumen
dianjurkan agar senantiasa cermat membaca label atau registrasi produk. Upayakan
pemakaian bahan kimia tersebut sehemat mungkin untuk menghindari dampak
pencemaran lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup.
Gunakanlah bahan kimia sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan
yang banyak organisme yang hidup di dalamnya. Gunakanlah ilmu pengetahuan kita
untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya bahan yang ramah lingkungan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Agus Surono,1997.Kulit Sehat Cerminan Tubuh anda.Atikel lepas Intisari.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pertanian. Gramedia. Jakarta
Frank C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
H.J. Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Sartono. 2002. Racun dan Keracunan. Jakarta: Penerbit Widya Medika.
Simatupang, Simon. Bahan-Bahan Kimia Industri yang dapat Menyebabkan Penyakit Rongga Mulut. FK USU. Medan.
Soeroso AY., Anna Permanasari & Kardiawarman, (2002), Ensiklopedi Sains & Kehidupan, Departemen Pendidikan Nasional.
Health and Hygiene. Diakses dari www.krching.com/images/bt/files/file_643_267.pdf pada tanggal 16 November 2013
Hindarkan Bahaya Keracunan di Lingkungan Rumah Tangga. Diakses dari www.library.stikom.edu/informasi/download-biblio.php?id=45 3 pada tanggal 16 November 2013
Bahan Kimia Toksik. Diakses dari http://www.moca.state.mn.ys/campaign/toxics pada tanggal 16 November 2013
Cara Mengatasi Keracunan dalam Rumah Tangga. Diakses dari http://www.infosehat.com/inside_level2.asp?artid=245&secid=&intid=3 pada tanggal 16 November 2013
22
LAMPIRAN
Berikut adalah gambar-gambar dari dampak toksisitas yang diakibatkan oleh zat-zat pembersih rumah tangga :
23