makalah toksikologi kel. 2.doc

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti ini, peningkatan pemakaian bahan kimia merupakan hal yang tidak terelakkan lagi. Sejalan dengan itu, maka penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia pun meningkat drastis. Terutama pada lingkungan rumah tangga yang kurang menyadari keselamatan anggota keluarganya itu sendiri. Peredaran bahan kimia yang semakin hari semakin pesat, menimbulkan manfaat yang besar juga, tetapi juga membuat masalah yang besar juga. Terutama masalah kesehatan. Keracunan merupakan salah satu masalah kesehatan yang meningkat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu. Tetapi zat tersebut dapat langsung terakumulasi dalam tubuh, sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia, korosif, alcohol, dan beberapa racun alamiah, termasuk bisa ular, 1

Transcript of makalah toksikologi kel. 2.doc

Page 1: makalah toksikologi kel. 2.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern seperti ini, peningkatan pemakaian bahan kimia merupakan

hal yang tidak terelakkan lagi. Sejalan dengan itu, maka penyakit yang disebabkan oleh

bahan kimia pun meningkat drastis. Terutama pada lingkungan rumah tangga yang

kurang menyadari keselamatan anggota keluarganya itu sendiri. Peredaran bahan kimia

yang semakin hari semakin pesat, menimbulkan manfaat yang besar juga, tetapi juga

membuat masalah yang besar juga. Terutama masalah kesehatan. Keracunan merupakan

salah satu masalah kesehatan yang meningkat, baik di negara maju maupun di negara

berkembang.

Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang

masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu. Tetapi zat

tersebut dapat langsung terakumulasi dalam tubuh, sehingga akan menghasilkan efek

yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Dari data statistik diketahui bahwa

penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah paparan pestisida, obat-

obatan, hidrokarbon, bahan kimia, korosif, alcohol, dan beberapa racun alamiah,

termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan bebrapa tanaman beracun lainnya.

Bahan kimia (Toksikan = bahan racun) yang dipakai atau dihasilkan oleh suatu industri

dapat berupa padat, cair, ataupun gas. Baik yang dapat menguap maupun yang tidak

dapat menguap. Toksikan ini dapat menimbulkan penyakit pada kulit, mata, organ dalam,

dan saluran pencernaan.

Produk peralatan rumah tangga yang mengandung kimia berbahaya dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Gejala-gejala yang segera timbul seperti

pusing, sakit kepala, iritasi kulit dan mata, rasa perih, kesulitan bernapas, perilaku yang

1

Page 2: makalah toksikologi kel. 2.doc

tidak baik, iritasi, hiperaktif, masalah pernapasan, alergi, kerusakan organ tubuh, masalah

reproduksi, geno toxicity, kanker, dan Multiple Chemical Sensitivity (MCS), yang secara

tidak normal meningkatkan respon sistem imun terhadap kimia yang masuk ke dalam

kulit.

Kasus-kasus keracunan di dalam lingkungan rumah tangga, seringkali terjadi. Hal

ini disebabkan oleh karena penyimpanan bahan-bahan kimia tidak pada tempat yang

aman atau bisa juga akibat kelalaian. Padahal, rumah merupakan tempat yang seharusnya

paling aman bagi keluarga, khususnya bagi anak-anak. Beragam kebutuhan yang

dipergunakan di rumah tangga sehari-hari kenyataanya tidak luput dari sentuhan bahan-

bahan kimia, seperti berbagai jenis sabun, antiseptik atau anti hama sampai pewangi

ruangan.

Bahan-bahan berisiko menyebabkan keracunan adalah semua bahan kimia atau

campurannya yang membahayakan lingkungan, hewan atau kesehatan manusia. Bahan-

bahan ini jika terhirup, tertelan, atau terabsorpsi melalui kulit atau mata akan

menimbulkan keracunan yang membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan data

keracunan rumah sakit, menurut Sentra Informasi Keracunan BPOM, dari tahun 2001

sampai 2004, penyebab keracunan yang tertinggi adalah kelompok pestisida rumah

tangga. Oleh karena itu, hal ini perlu menjadi perhatian pihak orangtua di rumah agar

melakukan tindakan pencegahan untuk memperkecil risiko bahaya penggunaan bahan-

bahan kimia untuk rumah tangga.

Penggunaan yang aman dimulai dengan mempelajari atau mengenal tanda-tanda

pada label kemasan. Dalam label dicantumkan istilah-istilah kunci yang menunjukkan

tingkatan bahaya produk tersebut seperti:

Caution (hati-hati), berarti produk tersebut dapat membahayakan manusia. Bila

gasnya terhirup dapat menyebabkan nafas sesak, atau bila kontak dengan mata

dapat menyebabkan mata perih.

Warning (awas), bersifat lebih serius daripada “caution” yang mengindikasikan

akan menjadi sakit atau memiliki risiko yang lebih serius jika produk tersebut

2

Page 3: makalah toksikologi kel. 2.doc

tidak digunakan secara benar. Warning juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi produk tersebut mudah terbakar.

Warning (awas) dan Caution (hati-hati) menunjukkan bahwa bahan tersebut

beracun tetapi tidak sangat beracun (“moderate hazard”).

Poison (racun), mengindikasikan bahwa bahan tersebut sangat beracun.

Danger (bahaya), mengindikasikan perlu perhatian yang sangat serius. Bahan-

bahan tersebut sangat mudah terbakar, korosif atau sangat beracun. Jika dalam

penggunaannya tidak benar, dapat menimbulkan sakit yang sangat serius dan

lama, menyebabkan buta, bahkan kematian. Danger (bahaya) juga digunakan

untuk mengindikasikan bahwa produk tersebut dapat meledak.

Informasi dalam label berisi nama dagang, nama kimia, berat produk, merupakan

kata kunci, instruksi penggunaan dan penanganan yang aman, nama produsen, deskripsi

bahaya dari bahan aktif yang dikandung, peringatan, serta instruksi pertolongan pertama

bila terjadi keracunan. Label tidak mencantumkan informasi mengenai efek jangka

pendek atau panjang seperti yang tercantum dalam kemasan obat. Label hanya

menyebutkan akut atau bahaya yang sedang saja. Begitu pula tidak disebutkan bagaimana

cara membuang sisa produk dengan aman. Sementara kata-kata ”non-toxic” dan ”tidak

beracun” hanya untuk konsumsi iklan saja. Karena itu, jika label produk yang dipilih

tidak mencantumkan komposisi bahan di dalamnya atau instruksi penggunaannya tidak

jelas maka sebaiknya jangan dibeli.

Produk yang berisiko menimbulkan keracunan di beberapa bagian rumah:

Garasi, diantaranya oli, cat, aki, tiner yang keempatnya mudah terbakar serta

mengeluarkan zat-zat beracun.

Ruang tamu, yaitu obat anti nyamuk, pewangi/penyegar ruangan, pernis dan

pembersih kapet.

Kamar tidur, seperti pewangi ruangan, dan kapur barus/kamper.

Kamar mandi/ruang cuci, yaitu sabun mandi, deterjen, pemutih pakaian,

pembersih keramik/porselen, pembersih lantai, pembersih saluran air

3

Page 4: makalah toksikologi kel. 2.doc

Tempat lainnya, seperti berbagai pembasmi hama, pupuk tanaman, pembersih

kolam, dan lainnya.

Zat-zat yang terdapat dalam produk di atas ini jika salah penggunaannya dapat

mempengaruhi atau merusak organ tubuh bagian dalam, mengiritasi bagian luar

tubuh seperti kulit, mata, hidung dan bisa menimbulkan sakit kepala, serta mual.

Contohnya:

Pemutih pakaian tidak boleh dicampur dengan produk yang mengandung amonia

dan pembersih saluran air atau pembersih lainnya. Kalau tercampur akan

mengeluarkan gas, dan jika terhirup bisa menimbulkan permasalahan pernapasan

yang serius bahkan sampai kematian.

Pewangi/penyegar ruangan umumnya mudah terbakar dan juga merupakan iritan

kuat pada mata, kulit dan tenggorokan.

Sabun khusus untuk digunakan di mesin pencuci piring memiliki tingkat toksisitas

atau keracunan lebih tinggi dibandingkan sabun cuci piring untuk tangan.

Oli mengandung hidrokarbon dan logam berat, sehingga paparannya dalam

jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan syaraf serta kanker.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

perurumukan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apa saja zat-zat berbahaya yang terkandung dalam bahan pembersih rumah

tangga yang dapat menjadi toksikan di dalam tubuh

2. Bagaimana Absorbsi, distribusi dan eliminasi toksikan tersebut

3. Apa saja efek toksik yang terjadi baik efek yang terlihat secara langsung

maupun kerusakan yang terjadi pada organ tubuh

4

Page 5: makalah toksikologi kel. 2.doc

 

C. Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain :

1. Sebagai bahan kajian mengenai toksisitas zat pembersih rumah tangga.

2. Untuk mengetahui absorbsi, distribusi, eliminasi dan efek yang

ditimbulakan dari toksikan pada zat pembersih rumah tangga tersebut.

5

Page 6: makalah toksikologi kel. 2.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Toksisitas dan cara mengatasinya

Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap

organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme, seperti

hewan, bakteri, atau tumbuhan, dan efek terhadap substruktur organisme, seperti sel

(sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti hati (hepatotoksisitas). Secara metafora, kata ini

bisa dipakai untuk menjelaskan dampak beracun pada kelompok yang lebih besar atau

rumit, seperti keluarga atau masyarakat.

Konsep utama toksikologi adalah bahwa dampaknya bersifat tergantung pada

dosis. Air saja bisa mengakibatkan keracunan air jika dikonsumsi terlalu banyak,

sementara zat yang sangat beracun seperti bisa ular memiliki titik rendah tertentu yang

bersifat tidak beracun. Toksisitas juga tergantung pada spesies, sehingga analisis lintas

spesies agak bermasalah jika dilakukan. Paradigma dan standar baru sedang berusaha

melompati pengujian hewan, tetapi tetap mempertahankan konsep akhir toksisitas.

CARA MENGATASI TOKSISITAS/KERACUNAN DALAM RUMAH TANGGA

Kenali dulu gejalanya. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah jika

seseorang yang mengalami keracunan muntah-muntah dan sering BAB, periksa suhu

tubuhnya. Baringkan dan jangan beri makanan yang harus dikunyah dulu. Sebagai

gantinya, berikanlah oralit sedikit demi sedikit. Jika tidak mempunyai oralit, berikan air

yang dicampur dengan garam dan gula. Jika diare dan muntah tidak juga berhenti

6

Page 7: makalah toksikologi kel. 2.doc

sementara asupan cairan tidak maksimal atau masih bisa makan dan minum tapi

kondisinya tidak juga membaik dalam wktu 12 jam, segera periksakan ke dokter.

Keracunan  dapat terjadi di mana saja pada area di sekitar rumah. Misalnya seperti

di taman, garasi, ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Berdasarkan data

Sentra Informasi Keracunan Badan POM, bahan penyebab keracunan yang tertinggi

adalah kelompok pestisida rumah tangga seperti penyemprot/ losion anti nyamuk

serangga, kecoa dan lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian pemilik rumah agar dapat

melakukan tindakan pencegahan untuk memperkecil risiko bahaya dari produk rumah

tangga tersebut, baik itu berupa produk pembersih, pewangi dan lain-lain sebagainya

yang berada di rumah. Oleh karena itu kita harus dapat mengenali zat-zat berbahaya

tersebut terlebih dahulu sebelum nantinya kita terpapar dengan efek toksiknya.

Berikut ini adalah zat-zat pembersih rumah tangga yang dapat menimbulkan

toksisitas di dalam tubuh :

B. Amonia

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus N H 3. Biasanya senyawa ini

didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun

amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri

adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan

Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak

dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm

volum. Zat ini biasanya digunakan pada produk pembersih kaca. Selain itu dalam

rumah tangga juga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu

perak dan barang logam lainnya. Penggunaan lain yaitu sebagai campuran dalam :

sabun anti bakteri, penyubur, plastik, memproses makanan kimia, proses industri, dan

pestisida.

7

Page 8: makalah toksikologi kel. 2.doc

Absorpsi

Absorpsi amonia terutama tergantung pada konsentrasinya, bila

konsentrasinya kurang maka diantara mikroba rumen akan mati sehingga absorpsi

amonia akan berkurang. Sumber amonia dalam rumen adalah peptida yang

merupakan hasil pemecahan protein, asam amino, bahan-bahan sumber nitrogen

lainnya.  Urea, asam urat, dan nitrat segera diubah menjadi amonia dalam rumen.

Kadar amonia diperoleh dari hasil fermentasi protein dalam pakan.  Protein dalam

pakan yang masuk ke dalam rumen akan didegradasi dan difermentasi menjadi

amonia, asam lemak terbang, dan gas CH4.  Fermentasi protein oleh bakteri

dilakukan dengan menghidrolisis pakan menjadi asam amino dan polipeptida

menjadi peptida berantai pendek yang diikuti dengan proses deaminasi untuk

membebaskan amonia.  Kecepatan deaminasi biasanya lebih lambat daripada

kecepatan pada proses proteolisis, oleh karena itu terdapat konsentrasi asam-asam

amino dan peptida yang lebih besar setelah makan, kemudian diikuti oleh

konsentrasi amonia sekitar 3 jam setelah makan.  Hasil utama degradasi asam

amino adalah asam lemak terbang rantai panjang dan amonia.

Distribusi

Amonia merupakan prekursor utama untuk sintesis protein mikrobial

rumen dan jumlahnya menentukan fermentasi yang optimal.  Amonia yang

dibebaskan dalam rumen sebagian akan dimanfaatkan oleh mikroba untuk

mensintesis protein mikroba, bahkan amonia yang dibebaskan dari urea ataupun

garam-garam amonium lain dapat dipergunakan untuk sintesa protein mikroba.

Sintesis protein mikroba tergantung pada kecepatan pemecahan nitrogen

makanan, kecepatan absorpsi amonia dan asam-asam amino, kecepatan alir bahan

pakan keluar dari rumen, keperluan mikroba akan asam-asam amino dan jenis

fermentasi rumen berdasarkan jenis makanan.

Eliminasi

8

Page 9: makalah toksikologi kel. 2.doc

Ammonia meningkatkan ekskresi proton dengan berkombiasi dengan

proton membentuk ion ammonium di dalam cairan tubulus ginjal. Ion ammonium

kemudian berpindah ke dalam urin sewaktu melewati tubulus ginjal. Sewaktu

darah difiltrasi di jaringan kapiler glomerulus, urea, gula, asamamino, ion, dan

H2O masuk ke dalam cairan tubulus ginjal (filtrate glomerulus). Suatu cairan ini

melewatibagian-bagian tubulus (tubulus kontortus proksimalis, lengkung henle,

tubulus kontortus distalis, dan duktus pengumpul) dalam perjalanannya menjadi

urin, berbagai komponen tersebut diserap kembali atau ditambahkan ke dalam

filtrate oleh sel epitel yang melapisi tubulus. Transporter spesifik di membrane

tubulus ginjal memindahkan proton ke dalam lumen tubulus untuk dipertukarkan

dengan Na+ sehingga filtrate glomerulus menjadi lebih asam sewaktu berubah

menjadi urin. Proton di dalam cairan tubulus disangga oleh fosfat, oleh bikarbonat

dan NH3. Ammonia yang tidak bermuatan mampu berdifusi menembus

membrane sel tubulus ginjal untuk masuk ke dalam urin. Ammonia kemudian

bergabung dengan proton dalam urin dan membentuk NH4 yang tidak dapat

dipindahkan kembali ke dalam sel. Pengeluaran proton sebagai NH4 menurunkan

kebutuhan ekskresi bikarbonat untuk menyangga urin.

Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh

Kontak dengan gas ammonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan

kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Efek potensial pada kesehatan mata,

hidung, tenggorokan perih, nyeri pada paru-paru, sakit kepala, mual dan muntah,

batuk, pusing, nafas tersengal-sengal, luka pada selaput mata, membakar kulit dan

paru-paru karena zat kimia. Bila bersatu dengan klorin akan menghasilkan gas

yang mematikan.

C. Triclosan

Merupakan senyawa-diklorfenoksi yang berkhasiat bakterioststis terhadap

kuman Gram-positif dan Gram-negatif. Praktis tidak aktif terhadap Pseudomonas,

9

Page 10: makalah toksikologi kel. 2.doc

ragi dan jamur. Merupakan bahan antiseptik yang digunakan pada banyak jenis

produk, termasuk kosmetik, peralatan rumah tangga, perawatan pribadi, pakaian

olahraga, plastik untuk mainan anak-anak dan peralatan dapur.

Absorpsi

Karena penggunaan umumnya yang digunakan sebagai sabun mandi atau

antiseptik lain, misalnya seperti dalam obat kumur dan pasta gigi tentu saja proses

absorpsi atau penyerapan utama zat ini adalah melalui kulit dan membran mukosa

mulut. Saat memasuki tubuh, triclosan akan mengganggu fungsi hormon tiroid

mengakibatkan peningkatan aktivitas di sel-sel otak yang berhubungan dengan

pertumbuhan sel yang tidak terkendali serta penurunan berat badan abnormal.

Distribusi atau mekanisme kerjanya di dalam tubuh

Triclosan dapat terdistribusi dalam aliran darah dan bekerja dengan

membunuh bakteri baik serta jahat bersamaan. Namun, ketika ada bakteri yang

tersisa, mereka akan kehilangan kompetitor sekaligus pendukung yang

dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Kondisi ini akan memicu bakteri

bermutasi dan mengembangkan resistansi terhadap antibakteri bahkan antibiotik

yang pada akhirnya memicu komplikasi kesehatan serius.

Eliminasi

Dalam tes pada manusia, triclosan muncul dalam urin, darah, bahkan

dalam ASI. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan

endapan triclosan ditemukan dalam urin dari 75 persen orang Amerika berusia di

atas 5 tahun. Maka dapat diketahui bahwa distribusi triclosan di dalam tubuh

manusia bisa melalui darah dan proses eliminasinya bisa melalui urin dan ASI.

Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh

10

Page 11: makalah toksikologi kel. 2.doc

Efek potensial dari zat ini pada kesehatan adalah dapat menimbulkan

alergi, iritasi kulit, dermatitis, keracunan bila tertelan. Fakta lain, studi

menunjukkan bahwa triclosan dalam sabun antibakteri bereaksi dengan klorin

dalam air (terutama kolam renang) membentuk kloroform yang bersifat

karsinogenik bagi manusia. Penggunaan berlebih triclosan juga berpotensi

memicu gangguan pada sistem endokrin. Dan dampak lebih buruknya lagi bahan

ini dikatakan dapat menetap di tubuh.

Berikut dampak buruk pemakaian produk yg mengadung triclosan :

1. Penggunaan pasta gigi yang mengandung triclosan diketahui  dapat

menimbulkan gigavitis.

2. Triclosan dapat terurai menjadi dioksin dan bereaksi dengan clorine

membentuk chloroform.

3. Triclosan dapat meracuni alga, hewan invertebrata, ikan dan katak.

4. Triclosan berdampak pada gangguan fungsi hati, pernafasan, kelenjar tyroid

dan gangguan hormon sex.

5. Triclosan dapat lolos dalam proses penyaringan water  treatment di

pembuangan, yang bisa masuk ke sungai-sungai, yang kemungkinan

dimanfaatkan sebagai bahan oleh perusahaan air minum, pertanian atau oleh

masyarakat langsung.

D. Fenol

Dalam kehidupan sehari-hari, fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang

berfungsi sebagai desinfektan. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat

membunuh bakteri. Kegunaan lain dari fenol yaitu sebagai bahan baku sintesis zat

warna, obat-obatan, dan pembuatan plastik. Biasanya juga digunakan pada produk

pembersih rumah tangga. Digunakan dalam jumlah sedikit pada antiseptik tapi dalam

jumlah banyak pada desinfektan.

11

Page 12: makalah toksikologi kel. 2.doc

Absorpsi

Fenol masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, oral, dan kulit.

Karena fenol volatilitasnya rendah, maka penyerapannya sebagian besar melalui

oral dan kulit. Sehingga kemampuan penetrasinya yang baik melalui kulit atau

mukosa.

Distribusi

Kadar fenol dapat ditemukan dalam urin, hal ini menyatakan kemungkinan

besar fenol dapat terakumulasi di dalam darah sebelum masuk ke dalam ginjal dan

direabsorpsi menjadi urin.

Eliminasi

Jika fenol diserap dalam sistem gastrointerestinal, dengan cepat fenol

dikeluarkan melalui urine sebagai fenol bebas atau konjugasi fenol.

Efek yang ditimbulkan dalam tubuh

Fenol merupakan zat yang sangat berbahaya dan merusak organ kesehatan

manusia jika masuk melalui pernapasan manusia, kontak dengan wajah dan jika

tertelan kedalam tubuh manusia. Keracunan akibat absorpsi dapat terjadinya seperti

kerusakan ginjal (albuminuria, hematuria), dan absorpsi fenol jumlah banyak dapat

menyebabkan gangguan sistem saraf pusat. Bahaya dari penggunaan fenol yang lain

adalah dapat merusak protein, sehingga jika mengenai kulit akan terasa sakit.

E. Formaldehid

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),

merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair

yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde

12

Page 13: makalah toksikologi kel. 2.doc

atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr

Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida

dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan

sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Formaldehida juga dipakai

sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida

dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari

formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk

sementara mengawetkan bangkai.

Absorpsi

Formaldehid masuk ke dalam tubuh melalui beberapa jalur. Pertama,

saluran pernapasan. Kedua, kontak kulit atau mata. Formaldehid diabsorpsi

melalui kulit intak dan menyebabkan dermatitis kontak alergi atau dermatitis

kontak iritan. Ketiga, Saluran Pencernaan yaitu melalui makanan yang dimakan.

Paling banyak terpapar formaldehid terjadi melalui inhalasi atau kontak

kulit/mata. Selain itu penguapan formaldehid juga dapat diserap oleh paru-paru.

Distribusi

Formaldehid terakumulasi dalam sel, bereaksi dengan protein selular

(kebanyakan enzim) dan DNA (mitokondria dan nuklear). Kenyataan bahwa

formaldehid terakumulasi tiap dosis. Oleh karena itu, paparan kronik dengan

formaldehid dalam jumlah sangat sedikit harus dihindari.

Eliminasi

Eliminasi atau proses pembuangan formaldehid dari tubuh dapat

diekskresikan melalui urin dan feses.

13

Page 14: makalah toksikologi kel. 2.doc

Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh

Efek potensial pada kesehatan adalah iritasi padsa mata, hidung, dan

tenggorokan, batuk, nausea, dermatitis, hidung berdarah, keracunan pada saraf,

teratogenik, dan karsinogen. Keracunan akut akibat formaldehid dapat terjadi

pada saat mendesinfeksi ruang akibat terhirup uapnya atau akibat penggunaan oral

larutan dalam air (dosis kematian 10-30 gram larutan 35 %). Pada kasus akut,

formaldehid terdeteksi oleh baunya, namun individu yang sensitif terpapar

formaldehid dapat mengalami sakit kepala, iritasi mata, dan saluran pernapasan

pada level di bawah ambang batas bau (ambang batas bau 0.5-1.0 ppm). Paparan

akut dosis rendah menyebabkan sakit kepala, rinitis, dispnu; dosis lebih tinggi

dapat menyebabkan iritasi membrana mukosa, terbakar, dan lakrimasi, dan efek

pada saluran pernapasan bawah seperti bronkitis, edema paru, atau pneumonia.

Paparan uap formaldehid pada mata menyebabkan iritasi dan lakrimasi.

Bergantung pada konsentrasi formaldehid, cairan formaldehid dapat

menyebabkan rasa tidak nyaman dan iritasi atau efek yang berat seperti opafikasi

kornea dan hilangnya penglihatan. Telah dilaporkan mengonsumsi cairan

formaldehid 37 persen 30 mL dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa.

Dapat menyebabkan trauma mukosa saluran cerna, mual, muntah, nyeri,

perdarahan dan perforasi. Efek sistemik termasuk asidosis metabolik, depresi

susunan saraf pusat dan koma, penekanan pernapasan dan gagal ginjal.

F. Klorin

Kaporit dan Klorin adalah istilah yang digunakan untuk menyebut zat yang

sama. Kaporit adalah bahasa awam dari Kalsium hipoklorit yaitu senyawa klorin

(Cl2) yang banyak digunakan sebagai pemutih dan desinfektan. Klorin adalah unsur

halogen yang paling banyak terdapat dialam namun jarang ditemui dalam bentuk

14

Page 15: makalah toksikologi kel. 2.doc

bebas. Pada umumnya klorin di temukan dalam bentuk garam halida dan ion klorida

(Lihat: sifat-sifat unsur Halogen). Klorin adalah bahan kimia yang biasanya

digunakan sebagai pembunuh kuman. Pada umumya klorin digunakan sebagai

desinfektan pada pakaian dan kolam renang. Senyawa terhalogenasi ini memiliki

kelemahan dia tidak dapat membunuh bakteri garam positif dan ragi, senyawa ini

juga tidak bersifat stabil dan sulit terbiodegradasi. Klorin dalam cairan membentuk

asam hiplorus yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh.

Klorin bewujud seperti gas yang berwarna kuning kehijauan dengan bau

cukup menyengat. Sumber utama klorin adalah air laut. Dalam air laut klorin

berbentuk ion klorida. Pada proses pembuatan garam, ion klorida akan berikatan

dengan unsur Natrium membentuk garam Natrium klorida atau garam dapur.

Desinfektan jenis ini dapat digunakan untuk membersihkan cairan tubuh,

mendesinfeksi sarung tangan yang terkena darah. Golongan desinfektan yang

mengandung klorin ini tidak digunakan untuk mendesinfeksi instrument. Klorin ini

diperlukan untuk membunuh virus HIV dan hepatitis B dengan kadar yang berbeda-

beda sesuai dengan kondisi lingkungannya. Yang perlu diingat, jangan menggunakan

desinfektan pembebas klorin untuk mendesinfeksi jarum dan syringe (tabung suntik).

Absorpsi

Pada mukosa yang lembab klor serta air akan membentuk asam klorida

dan asam hipoklorit akan menyebabkan kerja korsif. Klor (Cl) juga sebagai bahan

baku kaporit (CaOCl2) diklasifikasikan dalam kelompok pestisida (yang

penggunaannya ditujukan untuk membunuh organisme hidup). Penambahan

kaporit ke dalam air akan menghasilkan senyawa kimia sampingan yang bernama

Trihalometana (THM). Senyawa ini banyak diklaim oleh para pakar air di luar

negeri sebagai penyebab produksi radikal bebas dalam tubuh (mengakibatkan

kerusakan sel dan bersifat karsinogenik). Fakta yang lebih mengejutkan adalah

bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia sebanyak 70% bukan masuk

melalui air yang diminum, melainkan dari uap klor (kloroform) dalam kaporit

15

Page 16: makalah toksikologi kel. 2.doc

yang terhirup saat mandi, ditambah dengan penyerapan kaporit melalui kulit. Hal

ini terutama saat mandi dengan air hangat.

Selain meningkatkan jumlah kaporit yang menguap, air hangat juga

membuka pori-pori kulit. Dengan demikian kaporit terhirup dan terserap kulit dan

langsung masuk ke pembuluh darahPenelitian di AS menunjukkan bahwa jumlah

klor dalam kaporit yang masuk ke dalam tubuh dalam satu kali mandi air hangat

setara dengan jumlah klor yang dapat masuk melalui air minum sebanyak 2 liter /

harinya.

Distribusi

Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor

tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),

lambung dan pancreas. Di samping itu klor digunakan tubuh kita untuk

membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan

membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan

pepsinogen menjadi pepsin. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan

tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah bagian utama

dalam darah. Keseimbangan asam-basa dalam serum darah harus terjaga agar

setiap organ tubuh bisa menjalankan tugasnya. Jika derajat keasaman (pH) tidak

seimbang, misalnya terlalu asam atau terlalu basa, mineral tertentu akan mudah

mengendap. Ini bisa mengakibatkan pembentukan batu ginjal, endapan asam urat

pada persendian, dan lain-lain.

Eliminasi

Klorin diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat.

Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.

Efek dan toksisitas yang ditimbulkan dalam tubuh

16

Page 17: makalah toksikologi kel. 2.doc

Klorin merupakan senyawa yang stabil, dimana zat ini merupkan zat yang

sangat toksik pada hewan perairan. Gas klorin sangat bersifat toksik, apabila

tehisap akan menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru dan bisa berakibat

fatal. Dengan menghirup 1000 ppm (0,1 %) akan berakibat fatal setelah beberapa

menit. Menyebabkan iritasi pada kulit dan membakar kulit.

Dari hasil penelitian diperoleh toksisitas dari klorin adalah sebagai berikut:

Dihirup oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 2593 mg/m3 selama 30

menit akan menyebabkan kematian.

Dihirup oleh manusia dengan konsentrasi terkecil 500 ppm selama 5 menit

akan menyebabkan kematian.

Dihirup oleh tikus dengan dosis 137-293 ppm selama 1 jam akan

menyebabkan kematian tikus sebanyak 50 % (LD50).

Dari sifat-sifatnya diketahui bahwa klorin merupakan zat yang sangat

beracun apabila dihirup maupun kontak dengan mata. Zat ini terutama

menyebabkan kerusakan atau gangguan pada saluran pernafasan.

Tindakan pencegahan apabila kontak dengan tubuh:

Mata : Secepatnya bilas dengan air bersih, apabila iritasi tetap maka sudah terjadi

tanda-tanda kerusakan pada mata dan segeralah bawa ke dokter.

Kulit : Cuci segera dengan menggunakan air bersih dan sabun. Apabila rasanya

tidak efektif atau terjadi kerusakan pada kulit maka segeralah bawa ke

dokter.

Tertelan : cepat-cepat bawa ke dokter.

17

Page 18: makalah toksikologi kel. 2.doc

Untuk keselamatan kerja sebaiknya perhatikan hal-hal di bawah ini:

• Usahakan tutup botol penyimpan tertutup dengan baik.

• Tempatkan botol penimpan di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang

bagus.

• Apabila terjadi kecelakaan atau anda sudah merasa kurang sehat, maka

cepat-cepat ke dokter.

• Pembuangan limbah klor sebaiknya mempertimbangkan ekosistem.

G. Merkuri Klorida

Merkuri Klorida merupakan senyawa merkuri anorganik dalam bentuk garam.

Jenis merkuri ini banyak digunakan pada kosmetika, obat pencahar, pemutih gigi, dan

sebagai desinfektan, walaupun terkadang digunakan sebagai antiseptic.

Absorpsi

Garam merkuri yang larut Hg2+ memasuki sirkulasi bila diberikan secara

oral. Absorbsi melalui usus kira-kira 10% sejumlah besar Hg2+ tetap terikat pada

mukosa usus dan isi usus.

Distribusi

Distribusi merkuri anorganik sangat tidak seragam. Kadar tinggi Hg2+

ditemukan dalam ginjal dan bertahan lebih lama daripada di jaringan lain. Namun,

berdasarkan hasil penelitian pada beberapa hewan percobaan, senyawa merkuri

anorganik seperti merkuri nitrat (Hg(NO3)2), merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri

oksida (HgO), menumpuk terutama di dalam organ hati, ginjal dan otak.

18

Page 19: makalah toksikologi kel. 2.doc

Eliminasi

Logam ini diekskresikan melalui urin dan tinja tetapi ekskresi melalui tinja

lebih penting. Masa paruhnya pada manusia kira-kira 60 hari. Ekskresi senyawa

tersebut melalui urin sangat sedikit, hanya sekitar 2,3 %. Dalam tubuh manusia

merkuri anorganik dapat membentuk kompleks dengan gluthation pada hati dan

disekresikan dalam bentuk kompleks merkuri-glutathion atau merkuri-sistein.

Selain membentuk kompleks dengan gluthation dan sistein, merkuri anorganik

juga membentuk kompleks dengan garam empedu yang selanjutnya disekresikan 

bersamaan dengan feces. Sayangnya kompleks merkuri anorganik dengan garam

empedu  ini dalam usus besar dapat diabsorbsi  kembali kedalam tubuh manusia.

Efek yang ditimbulkan dalam tubuh

Keracunan merkuri anorganik terutama meliputi masalah saluran

pencernaan (colitis, gingivitis, stomatitis, dan permasalahan kelenjar saliva) serta

kelainan metabolismee tubuh (proteinuria, hematuria, dysuria dan uremia). Iritasi

kulit dapat terjadi apabila senyawa ini kontak dengan kulit. Fatal apabila tertelan,

sakit pada saat menarik nafas atau diserap kulit, dapat menyebabkan kerusakan

pada system syaraf, dapat menyebabkan getaran pada otot, perubahan perilaku,

lupa ingatan, rasa metal pada mulut, gigi keropos, kerusakan otak dan ginjal. Serta

dapat menyebabkan toksisitas akut berat.

19

Page 20: makalah toksikologi kel. 2.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, terjadinya keracunan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,

yaitu: Keracunan secara sengaja maupun keracunan secara tidak sengaja. Keracunan

yang disengaja sangat erat hubungannya dengan usaha bunuh diri ataupun

penyalahgunaan obat-obatan. Sedangkan keracunan yang tidak disengaja erat

hubungannya dengan kecelakaan kerja, atau ketidaksadaran maupun ketidaktahuan

seseorang terhadap suatu produk tertentu yang dapat menimbulkan keracunan.

Tingkat efek racun terhadap tubuh sangat dipengaruhi oleh beberapa factor,

seperti: sifat kimia bahan penyebab keracunan dosis, lama paparan, rute paparan,

serta factor inidvidu korban, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh,

daya tahan tubuh, kebiasaan, nutrisi, serta faktor genetik.

Seseorang yang telah mengalami keracunan kadang dapat diketahui dengan

adanay gejala non spesifikdan spesifik. Namun, kadang-kadang sulit untuk

menentukan adanay keracunan hanya dengan melihat gejala-gejalanya saja. Perlu

dilakukan tindakan medic, contohnya dengan pemeriksaan laboratorium melalui

pemeriksaan periodic urin, tinja, darah, kuku, rambut, dan lain-lain. Bila dicurigai

keracunan maka perlu diidentifikasi tanda dan gejala yang muncul seperti berikut:

Luka bakar atau kemerahan di sekitar mulut dan bibir yang mungkin akibat

menelan bahan kimia korosif.

Bau napas, seperti bau bahan kimia, contoh bensin, cat, minyak tanah.

Adanya bercak atau bau bahan pada tubuh korban, baik pada pakaian atau pada

furniture, pada lantai atau obyak di sekitar korban.

20

Page 21: makalah toksikologi kel. 2.doc

Tempat obat yang telah kosong atau adanaya tablet/pil yang berserakan.

Muntah, mulut berbuih, sulit bernapas, rasa kantuk yang berat, kebingungan atau

gejala lain yang tidak diharapkan.

Pada dasarnya semua bahan atau zat yang mengandung unsur kimia tentu saja

ada efek toksiknya. Namun, itu semua tergantung dari penggunaanya apakah sudah

tepat dan benar atau belum. Karena toksisitas suatu bahan itu dapat ditentukan dari

batas dosis dan cara pemakaiannya. Dan itu semua kembali lagi ke diri kita masing-

masing, untuk dapat dengan cermat serta teliti dan berhati-hati dalam menggunakanya

agar tidak terpapar toksisitas dari suatu zat yang hendak kita gunakan tersebut.

B. Saran

Selaku konsumen dan pemakai produk-produk yang terbuat dari bahan kimia

kita harus lebih jeli dan teliti dalam memilih produk yang akan kita pakai supaya

dampak yang ditimbulkan dari bahan kimia tersebut dapat diminimalisir. Konsumen

dianjurkan agar senantiasa cermat membaca label atau registrasi produk. Upayakan

pemakaian bahan kimia tersebut sehemat mungkin untuk menghindari dampak

pencemaran lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan mahluk hidup.

Gunakanlah bahan kimia sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan

yang banyak organisme yang hidup di dalamnya. Gunakanlah ilmu pengetahuan kita

untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya bahan yang ramah lingkungan.

21

Page 22: makalah toksikologi kel. 2.doc

DAFTAR PUSTAKA

Agus Surono,1997.Kulit Sehat Cerminan Tubuh anda.Atikel lepas Intisari.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pertanian. Gramedia. Jakarta

Frank C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

H.J. Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.

Sartono. 2002. Racun dan Keracunan. Jakarta: Penerbit Widya Medika.

Simatupang, Simon. Bahan-Bahan Kimia Industri yang dapat Menyebabkan Penyakit Rongga Mulut. FK USU. Medan.

Soeroso AY., Anna Permanasari & Kardiawarman, (2002), Ensiklopedi Sains & Kehidupan, Departemen Pendidikan Nasional.

Health and Hygiene. Diakses dari www.krching.com/images/bt/files/file_643_267.pdf pada tanggal 16 November 2013

Hindarkan Bahaya Keracunan di Lingkungan Rumah Tangga. Diakses dari www.library.stikom.edu/informasi/download-biblio.php?id=45 3 pada tanggal 16 November 2013

Bahan Kimia Toksik. Diakses dari http://www.moca.state.mn.ys/campaign/toxics pada tanggal 16 November 2013

Cara Mengatasi Keracunan dalam Rumah Tangga. Diakses dari http://www.infosehat.com/inside_level2.asp?artid=245&secid=&intid=3 pada tanggal 16 November 2013

22

Page 23: makalah toksikologi kel. 2.doc

LAMPIRAN

Berikut adalah gambar-gambar dari dampak toksisitas yang diakibatkan oleh zat-zat pembersih rumah tangga :

23