Post on 26-Jul-2015
“SANSEVIERA”
TANAMAN HIAS SEJUTA MANFAAT
Disusun oleh kelompok 8:
Iin Nurjamilah G641040
Intan Ayu Octavia G641040
Mira Della Rahma Nasution G641040
Rahmi Juwita Sukma G641040
Septy Kurniawati G641040
Silmi Haslinda G64104053
Sri Rahayu Natasia G641040
Yaasinta Ayuhani Carriens G641040
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya,
sehingga makalah yang dikerjakan telah terselesaikan dengan baik. Semoga
makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan melalui penjelasannya.
Makalah ini dibuat dengan judul Sanseviera “Tanaman Hias Sejuta Manfaat”.
Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan sumber mengenai berbagai
hal tentang Sanseviera yang kami baca, beserta isi yang terkandung didalamnya,
dan manfaatnya yang dapat diambil.
Selain itu terdapat pula hasil diskusi pada saat presentasi berlangsung yang
dapat dijadikan sebagai masukan dan koreksi pada makalah kami. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran.
Bogor, Januari 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sansevieria merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang cukup
digemari masyarakat. Kegemaran memiliki tanaman Sansevieria disamping
karena keindahan, corak dan aneka warna daun yang unik, cantik juga berfungsi
sebagai penyerap polutan disekitar tempat tumbuhnya. Tanaman ini menjadi
primadona karena keindahan daunnya cukup mempesona. Bermacam variasi
daun, mulai dari motif, warna, bentuk, serta ukurannya menyebabkan tanaman ini
banyak diburu orang. Terkadang harganya sangat fantastis, sehingga mencapai
jutaan rupiah.
Keistimewaan Sansevieria, diantaranya sangat resisten terhadap polutan
dan bahkan mampu menyerapnya. Penelitian yang dilakukkan oleh Badan
Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan, daun Sansevieria mampu
menyerap 107 jenis unsur berbahaya. Beberapa jenis polutan yang bisa
dihancurkan oleh Sansevieria adalah kloroform, bezena, xylena, formaldehid dan
trichloro etilen. Riset lainnya yang dilakukan oleh Wolverton Enviromental
Service menyebutkan bahwa sehelai daun Sansevieria mampu menyerap
formaldehid sebanyak 0,938 per jam. Jadi, untuk ruangan seluas 100m2, cukup
ditempatkan tanaman Sansevieria trifasciata dewasa berdaun 4-5 helai agar
ruangan itu bebas polutan.
Berbagai hal dan manfaat yang dimiliki oleh sanseviera inilah yang melatar
belakangi kami untuk mengambil tema tentang sanseviera pada presentasi dan
pembuatan makalah ini.
1.2 Tujuan
Beberapa tujuan yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini, diantaranya:
Dapat lebih memahami arti pentingnya menjaga kelestarian tanaman hijau
secara umum.
Dapat lebih memaksimalkan dan membudidayakan tanaman sanseviera
sehingga dapat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sanseviera
Salah satu jenis tanaman tropis yang sedang menjadi tren atau buah bibir
di kalangan pecinta tanaman hias adalah tanaman Sanseviera. Sansevieria lebih
dikenal dengan sebutan lidah mertua (mother-in laws tongue) atau dikenal sebagai
tanaman ular (snake plant) karena corak daun dari beberapa jenis tanaman ini
mirip dengan ular.
Tumbuhan Sanseviera atau lebih dikenal dengan nama Lidah Mertua ini
tidak hanya menebar pesona karena keindahannya tapi juga memiliki daya tarik
yang luar biasa karena manfaatnya. Penanaman dan perawatan yang mudah
menjadikan Sanseviera banyak diburu dan ditanam oleh penggila tanaman.
Sanseviera memiliki rentang toleransi yang tinggi terhadap kondisi
lingkungan. Daya tahan Sanseviera yang cukup kuat dan rentang toleransinya
yang cukup tinggi dengan kondisi sedikit air dan cahaya matahari sehingga
memungkinkan untuk ditanam dalam berbagai kondisi lingkungan, mulai di dalam
ruangan, lahan terbuka, sampai penanaman dengan hidroponik.
Tanaman Sansevieria termasuk famili Agavaceae dengan habitat aslinya
adalah daerah tropis yang kering dan mempunyai iklim gurun yang panas.
Tanaman ini juga tumbuh di pegunungan yang tandus dan gurun pasir yang
gersang.
2.2 Klasifikasi Sanseviera
Level Hirarki Latin Indonesia
Kingdom Plantea Tumbuhan
Subkingdom Tracheobionta Tumbuhan
berpembuluh
Superdivisi Sprematophyta Tumbuhan berbiji
Level Hirarki Latin Indonesia
Divisi Magnoliopyhta Tumbuhan berbunga
Level Hirarki Latin Indonesia
Kelas Liliopsida Monokotil (berbiji
tunggal)
Subkelas Liliidae -
Ordo Liliales -
Famili Agavaceae -
Genus Sansevieria Thunb. Sansevieria
Misa, Sansevieria
trifasciata,
-
Spesies Sansevieria
cylindrica, dan
Sansevieria kirkii
-
2.3 Jenis-Jenis Sanseviera
2.3.1 Berdasarkan Keturunan atau silsilahnya, ada 2 jenis yaitu:
Sanseviera yang berbentuk asli (dikenal dengan sebutan bentuk spesies).
Jenis hasil persilangan (hibridasi) yang biasa disebut bentuk hybrid
Bentuk Hybrid akan mampu menampilkan ragam corak dan karakter yang
berbeda dengan speaies aslinya, sehingga akan menambah keragaman
jenis Sanseviera. Namun demikian, peningkatan jumlah hybrid masih
sangat terbatas.
2.3.2 Mutasi
Bertambahnya variasi penampilan dan karakter Sanseviera juga banyak
dipengaruhi karena adanya mutasi. Akibat adanya mutasi, dari spesies yang sama
akan sering menampilkan bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda. Mutasi
dapat terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun dank arena adanya pengaruh
dari faktor lingkungan seperti: pengaruh tingkat kesuburan tanah, pengaruh suhu
dan pengaruh cahaya.
2.3.3 Berdasarkan bentuk fisik/luar:
1. Tumbuh memanjang ke atas , yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas
dengan ukuran 50-75 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing
seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria
sebagai tanaman pedang-pedangan.
2. Berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset , yaitu jenis yang berdaun
pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6
cm.
2.3.4 Berdasarkan Spesiesnya:
Sanseviera memiliki banyak sekali jenis dan spesiesnya. Beberapa spesies
yang terkenal antara lain: Sanseviera aethiopica, Sanseviera angustiflora,
Sanseviera arborescens, Sanseviera aubrytiana, Sanseviera braunii, Sanseviera
canaliculata, Sanseviera concinna, Sanseviera cylindrical, Sanseviera dawei,
Sanseviera deserti, Sanseviera dooneri, Sanseviera ehrenbergii, Sanseviera
fasciata, Sanseviera gracilis, Sanseviera grandicuspis, Sanseviera grandis,
Sanseviera hyacinthoides, Sanseviera intermedia, Sanseviera kirkii, Sanseviera
liberica, Sanseviera longiflora, Sanseviera metallica, Sanseviera parva,
Sanseviera phillipsiae, Sanseviera raffillii, Sanseviera roxburghiana, Sanseviera
senegambica, Sanseviera singularis, Sanseviera stuckyi, Sanseviera subspicata,
Sanseviera suffruticosa, Sanseviera trifasciata, Sanseviera zeylanica.
Setengah spesies merupakan tumbuhan rumah yang terkenal di beberapa
Negara, dengan Sanseviera trifasciata yang paling banyak dijual.
1. Sanseviera Cylindrical Bojer
Memiliki daun berbentuk silinder, tegak panjang dan tajam ujung
puncak daun dalam ukuran dua hingga tiga sentimeter lebar. Daunnya
berwarna hijau tua berbelang-belang kelabu. Spesies ini seakan-akan
pokok sekulen karena daunnya turut menyimpan sedikit air walaupun
keras. Bunganya tidak indah dipandang, tersebar dalam kuntuman kecil
dan berjambak. Tangkai bunganya keluar secara memanjang dari celahan
daun tengahnya.
Gambar 1 sanseviera cylindrical bojer
2. Sanseviera Hahnii
Merupakan spesies yang paling diminati karena bentuknya yang
padat dan rendah dengan ukuran panjang daunnya sehingga enam
sentimeter. Sesuai ditanam dalam pasu kecil dan kebanyakannya
digunakan untuk menyerikan dekorasi tanaman batu.
Gambar 2 Sansevieria hahnii
3. Sanseviera Trifasciata
Jenis ini yang sering disebut sebagai tanaman ular. Ujung daunnya
meruncing, tapi tidak berduri. Pada malam hari biasanya mengeluarkan
aroma harum. Daunnya yang masih muda tumbuh tepat di tengah-tengah
roset yang berdiri lempang ke atas. Awalnya, pertumbuhan tampak seperti
lidi. Jenis trifasciata yang telah disilang menghasilkan varietas baru, antara
lain:
Sanseviera trifasciata golden hahnii
Penampilan fisiknya hampir sama dengan hahnii. Perbedaannya
ada pada warna daun yang hijau muda dengan kombinasi warna kuning
emas, dan berbentuk pita pada bagian tepi daun.
Gambar 3 Sanseviera trifasciata golden hahnii
Sanseviera trifasciata lorentii
Daunnya rata dan tumbuh tegak dengan tinggi 40 cm – 100 cm.
pinggir daun berwarna kuning dan tampak tegas, sedang di bagian
tengahnya ada warna kuning yang menyebar tidak beraturan. Jumlah
daunnya bisa mencapai lebih dari 10 helai dan pertumbuhannya paling
cepat dibandingkan jenis lainnya.
Gambar 4 Sanseviera trifasciata lorentii
Sanseviera trifasciata bantel’s atau white Sanseviera
Daunnya tumbuh merapat dan tegak lurus. Antarhelai daun saling
bertumpuk simetris dengan warna dasar putih, bercorak hijau, dan tepi
daun warna hijaunya lebih tegas. Pertumbuhannya paling lambat
dibandingkan dengan jenis lain.
Gambar 5 Sanseviera trifasciata bantel’s atau white Sanseviera
Sanseviera trifasciata future
Ciri - cirinya mirip dengan lorentii, tapi daunnya lebih lebar dan
lebih pendek. Corak dan warna daunnya juga lebih jelas. Selain itu,
bentuknya menyerupai kelopak bunga mawar.
Gambar 6 Sanseviera trifasciata future
4. Sanseviera trifasciata Prain
Adalah spesies yang mempunyai daun panjang yang tajam, tebal
dan keras. Warnanya kelabu berbelang-belang hijau tua. Pertumbuhan
yang subur akan menyebabkan bentuk daunnya yang berpintal-pintal.
Gambar 7 Sanseviera trifasciata Prain
5. Sanseviera Trifasciata
Dibandingkan dengan laurentii, Trifasciata memiliki daun lebih
tebal dank eras. Terlihat lebih tegap dengan keindahan warna daunnya
kelabu berbelang-belang hijau tua yang diserikan dengan jalur kuning
muda pada keseluruhan tepi daun.
Gambar 8 Sanseviera Trifasciata
6. Sanseviera Liberica
Dapat dikatakan, jenis ini memiliki daun yang paling besar dan
panjang. Tumbuh kokoh ke atas dan agak tebal. Jika diperhatikan warna
daunnya, tampak kombinasi hijau-putih, namun warna putih lebih
menonjol.
Gambar 9 Sanseviera Liberica
7. Sanseviera Cylindrica
Sesuai dengan namanya, ia memiliki daun yang tumbuh
memanjang ke atas dan berbentuk silinder. Daunnya kaku dan sangat tebal
dengan warna hijau tua dengan alur-alur hitam keabu-abuan berwarna
hijau muda.
Gambar 10 Sanseviera Cylindrica
2.4 Lingkungan Tumbuh
Suhu Lingkungan : 24-29 °C
Curah Hujan & Kelembaban Udara :
– curah hujan rendah
– penguapan lebih tinggi daripada curah hujan
Cahaya : 1.000-10.000 fc (footcandle)
Kondisi Tanah :
– tidak terlalu lembab
– pH 5,5 – 7,5
Pada dasarnya Sanseviera membutuhkan media tanam yang
porous, bertekstur kasar, dan mengandung sedikit bahan organic. Hal ini
sangat penting mengingat tanaman sanseviera tidak menghendaki kondisi
media yang terlalu lembab. Media tanam yang porous menjamin
tersedianya oksigen bagi akar tanaman. Porositas yang tinggi juga
menunjukan drainase yang baik. Dengan demikian, media tidak akan
menyimpan air terlalu banyak. Kandungan air yang tinggi pada media
tanam bisa menyebabkan akar membusuk.
Keasaman (pH) media tanam yang ideal untuk Sanseviera adalah
5,5 – 7,5. Media tanam yang terlalu asam merupakan tempat yang ideal
bagi pertumbuhan pathogen. Akibatnya, tanaman menjadi sangat rentan
terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur seperti busuk
rimpang dan busuk daun. Namun jika pH terlalu rendah, media
memerlukan penambahan kalsium karbonat (CaCO3) atau kapur. Dalam
hal ini, unsur yang berperan dalam menaikkan pH adalah kalsium.
Sebaliknya, jika media terlalu basa bisa ditambahkan sulfur untuk
menurunkan nilai pH. Selain itu, sulfir juga termasuk salah satu yang
dibutuhkan tanaman meskipun dalam jumlah sedikit.
2.5 Kandungan Sanseviera
Daun dan rimpang sanseviera mengandung:
• Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika
direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat
bertahan lama.Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter.
Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi
pada selaput lendir. Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan
butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan
berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan.
Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin.
Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan
saponin triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27)
dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan
suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini memiliki
efek anti jamur. Pada binatang menunjukkan penghambatan aktifitas otot
polos. Saponin steroid diekskresikan setelah konjugasi dengan asam
glukoronida dan digunakan sebagai bahan baku pada proses biosintesis
dari obat kortikosteroid.
Contoh senyawa saponin steroid diantaranya adalah :
Asparagosides (Asparagus officinalis), Avenocosides (Avena sativa),
Disogenin (Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum).
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut
sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat
asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipesaponin ini adalah turunan β-
amyirine. Contoh senyawa triterpen steroid adalah : Asiaticoside (Centella
asiatica), Bacoside (Bacopa monneira), Cyclamin (Cyclamen persicum).
• Polifenol
Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang terkandung
di dalam tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol adalah
kelompok antioksidan yang secara alami ada di dalam sayuran, buah-
buahan, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan minuman (seperti teh, kopi,
cokelat dan anggur merah/red wine). Polifenol umumnya banyak
terkandung dalam kulit buah, sehingga ada benarnya kalau kita dihimbau
untuk mengkonsumsi apel dan bit beserta kulitnya.
Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat
radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah
proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh. Polifenol juga bermanfaat
menurunkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung,
alzheimer, dan kanker.
Senyawa polifenol terdiri dari beberapa subkelas yakni, flavonol,
isoflavon (dalam kedelai), flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan.
Turunan dari katekin seperti epikatekin, epigalo-katekin, apigalo-katekin
galat, dan quercetin umumnya ditemukan dalam teh dan apel. Dua unsur
terakhir merupakan antioksidan kuat, dengan kekuatan 4-5 kali lebih tinggi
dibandingkan vitamin C dan vitamin E yang dikenal sebagai antioksidan
potensial. Jenis polifenol lain adalah tanin (terkandung dalam teh dan
cokelat), yang sedang hangat diperbincangkan di dunia kesehatan.
Semua jenis teh mengandung polifenol dalam bentuk
epigallocatechin gallate (EGCG). Kandungan EGCG ini yang
melambungkan nama teh sebagai minuman anti kanker dan pencegah
serangan jantung.
• Pregnane glikosid
Tanaman ini mengandung bahan aktif pregnane glikosid yang
mampu mereduksi polutan menjadi asam organik, gula, dan beberapa
senyawa asam amino. Oleh karena itu, Sansevieria sangat bagus
diletakkan didalam ruangan, baik dirumah maupun dikantor-kantor,
maupun dijadikan penghias taman dijalan-jalan yang lalu lintasnya padat
sebagai antipolutan (airfreshener).
2.6 Perbanyakan
Beberapa cara untuk perbanyakan sanseviera, diantaranya adalah:
1. Cara Generatif
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan perkawinan bunga
untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama
dalam pembungaan dan pemasakan biji.
2. Cara Vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif adalah cara perkembangbiakan
tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang,
cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar, untuk menghasilkan
tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Prinsipnya adalah
merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar
berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan
daun sekaligus.
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan induknya. Selain itu, tanaman yang
berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan
berbuah.
Kelemahan dari perbanyakan dengan cara ini membutuhkan pohon
induk yang lebih besar dan lebih banyak, sehingga membutuhkan biaya
yang banyak. Beberapa teknik perbanyakan secara vegetative yang
digunakan untuk perbanyakan sanseviera, diantaranya:
Pisah anakan
Merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan.
Pada bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang
akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh.
Stek Daun
Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu
menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis
sanseviera yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau,
perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun
hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat
perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm, disiram dan ditempatkan di
tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.
Potong Pucuk, untuk memunculkan tunas baru
Untuk Sanseviera berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun,
dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun
satu dengan yang lainnya tetap melekat, dioles fungisida dan zat
perangsang akar kemudian ditanam, disimpan di tempat yang
teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.
Cacah daun
Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun
sanseviera dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak.
Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk
perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan
siap dipisah.
Teknik Cabut Pucuk
Teknik cabut pucuk cocok untuk sanseviera berdaun renggang.
Caranya dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan
tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.
Stek Rimpang, untuk mengatur pertumbuhan.
Dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap
potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat
perangsang akar kemudian ditanam.
Metode Kultur Jaringan
Metode ini digunakan untuk melestarikan jenis sanseviera yang
sudah langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.
Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral
pada bonggol atau pucuk rimpang.
2.7 Manfaat Sanseviera
Sansevieria, daun serat sejuta manfaat. Dahulu serat tanaman yang
popular dengan nama lidah mertua itu ditenun menjadi pakaian, alat musik,
atau bahan baku kertas. Kini kondang sebagai tanaman hias, antiseptik,
antikanker, dan yang terbaru antipolutan.
Sanseviera sebagai bahan baku industri tekstil
Bahan Serat Sanseviera
Salah satu nama yang diberikan kepada sanseviera adalah “bowst
hemp” yang berarti serat yang digunakan untuk mengikat. Hal ini
beralasan, karena daun tumbuhan ini dahulunya sering dijadikan sebagai
pengikat. Serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastic, dan tidak
merapuh meskipun terkena air. Karena keunggulan sifat-sifat inilah serat
daun sanseviera digunakan sebagai bahan baku pakaian. Beberapa Negara
seperti Cina dan Selandia Baru membudidayakan sanseviera sebagai bahan
baku pada industri tekstil. Jenis yang biasa ditanam untuk keperluan ini
diantaranya S. cylindrical ‘aethiopica’, S. kirkii ‘perinii’, Sanseviera
trifasciata ‘lorentii mein liebling’, dan S. zaeylanica.
Sanseviera sebagai tanaman obat
Di daerah asalnya di Afrika, sanseviera telah lama digunakan oleh
penduduk local sebagai penghalau racun akibat gigitan ular dan serangga.
Dibeberapa daerah di Asia, getah tumbuhan ini digunakan sebagai cairan
antiseptic dan daunnya digunakan untuk membalut luka pada tindakan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Bagi penderita diabetes, daun tanaman ini bias menjadi obat alternatif.
Jenis yang digunakan adalah Sanseviera trifasciata ‘lorentii’. Cara
penggunaannya, beberapa lembar daun dipotong-potong dan direbus dengan
tiga gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Sisa air ini kemudian
diminumkan kepada penderita. Dengan cara yang sama, ramuan ini juga
sering digunakan oleh penderita ambeien.
Sanseivera juga dapat digunakan sebagai obat sakit telinga, obat gatal,
meransang pertumbuhan rambut, sakit gigi dan obat kutu. Daunnya
dipanaskan dan jusnya diteteskan ke dalam telinga untuk merawat sakit
telinga. Ramuan Sanseivera dijadikan ramuan panas untuk mengobati gatal.
Jusnya juga dipakai di kepala untuk merangsang pertumbuhan rambut. Jusnya
yang suam juga digunakan bagi mengobati sakit gigi.
Dari penelitian sebelumnya, terungkap kandungan asam metal
glukoronat, saponin, dan abamagenin dalam tanaman Sansevieria. Itu menjadi
bukti sahih yang membenarkan pemanfaatan daun Sansevieria sebagai
penutup luka, antiseptik, serta sebagai obat wasir, cacar, cacing, sampai
penyakit mata atau telinga, dan juga sebagai bahan minuman penyegar tubuh.
Cara menyembuhkan wasir dengan sansevieria, lengkap dengan
komposisi dan metodenya, dipatenkan warga India bernama Rajeev Agnihotri.
Rajeev juga merekomendasikan penderita wasir mengkonsumsi kue panggang
yang diberi sansevieria sebagai bagian pengobatan.
Penemuan lain dari berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat,
Jerman, Belgia, sampai Tanzania dan Yaman mengungkap khasiat beberapa
spesies Sansevieria sebagai anti malaria, anticendawan, antikolesterol, sampai
antikanker. Sementara di Afrika, Sansevieria dimanfaatkan getahnya sebagai
anti racun ular dan serangga.
Sanseviera sebagai antipolutan
Didalam tiap helai daun sanseviera terdapat senyawa aktif pregnane
glycoside, yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun menjadi senyawa
asam organic, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Beberapa senyawa
beracun yang bias diuraikan oleh tanaman ini diantaranya kloroform, benzene,
xilen, formaldehid, dan trikloroetilen. Kloroform adalah senyawa beracun
yang menyerang system saraf manuasia, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal,
melalui system pernapasan dan sirkulasi darah.
Kemampuan sanseviera untuk menyerap racun membuatnya akrab
dalam penghijauan lingkungan. Di jalur hijau, tanaman ini dimanfaatkan
untuk menyerap racun asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara itu,
sebagai tanaman hias indoor, sanseviera bias menangani sick building
syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya onsentrasi
gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan penggunaan AC dalam
ruangan. Satu tanaman S. trifasciata ‘lorentii’ dewasa berdaun 4-5 helai dapat
menyegarkan kembali udara dalam ruaangan seluas 20 m2.
Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang sering beraktivitas
di dapur bias memetik manfaat dari tanaman sanseviera. Peletakan sanseviera
di dapur dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan
monoksida sisa pembakaran dari kompor.
Hasil penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) selama 25
tahun membuktikan sansevieria mampu menyerap 107 unsur yang terkandung
dalam polusi udara, termasuk di antaranya nikotin dari tembakau,
karbonmonoksida, sampai dioksin (zat maha beracun hasil pembakaran plastik
atau naftalena).
Sanseviera sebagai tanaman hias
Sansevieria dapat berfungsi sebagai penghias taman, baik tanaman
outdoor dilahan terbuka ataupun tanaman indoor yang berupa rangkaian.
Sebagai tanaman hias, pesona sanseviera terletak pada corak dan warna daun
yang khas. Sanseviera telah lama digunakan sebagai tanaman hias dalam
ruangan (indoor plants) dan di luar ruangan (outdoor plants). Tanaman
Sansevieria mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi yang digemari oleh
masyarakat Indonesia maupun mancanegara, seperti Belanda, Singapura,
Korea, Jepang dll.
2.8 Hasil Diskusi
1. Pertanyaan : Cara perbanyakan sanseviera dapat dilakukan dengan
generative dan vegetatif, apakah setiap yang dihasilkan
akan sama persis dengan induknya atau tidak? Mengapa
demikian?
Jawab : Cara perbanyakan generatif akan menghasikan anakan
yang tidak sama persis dengan induknya. Sedangkan cara
perbanyakan vegetatif akan menghasilkan anakan yang
sama dengan induknya. Salah satu contohnya adalah
menggunakan Stek. Namun, tidak selalu hasilnya sama
persis dengan induknya karena lingkungan juga dapat
mempengaruhi hasil perbanyakan dari sanseviera
tersebut.
2. Pertanyaan : apakah yang dimaksud dengan fc (footcandle) ?
Jawab : fc (footcandle) adalah satuan untuk cahaya.
3. Pertanyaan: Sansieviera adalah jenis tanaman yang dapat menyerap
polutan. Apakah semua jenis sanseviera dapat menyerap
polutan?
Jawab: Semua jenis sanseviera dapat menyerap polutan, namun
kemampuannya akan berbeda satu sama lain tergantung
jenis dan kemampuannya.
4. Pertanyaan: Berapakah suhu ideal untuk penyerapan polutan pada
sanseviera?
Jawab: Sanseviera akan tumbuh secara ideal pada suhu 24C–
29C pada siang hari, dan 18C - 21C pada malam hari,
sehingga kemampuannya dalam menyerap polutan juga
akan lebih efektif pada kisaran suhu tersebut.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Sansievera merupakan salah satu jenis tanaman hias yang mempunyai
banyak manfaat. Baik dalam bidang kesehatan, lingkungan/anti polutan, dan niali
ekonomi yang tinggi.
Kegemaran memiliki tanaman Sansevieria disamping karena keindahan,
corak dan aneka warna daun yang unik, cantik juga berfungsi sebagai penyerap
polutan disekitar tempat tumbuhnya. Tanaman ini menjadi primadona karena
keindahan daunnya cukup mempesona.
Tumbuhan Sansivera atau lebih dikenal dengan nama Lidah Mertua ini tidak
hanya menebar pesona karena keindahanya tapi juga memiliki daya tarik yang
luar biasa karena manfaatnya. Penanaman dan perawatan yang mudah menjadikan
sansivera banyak diburuh dan ditanam oleh penggila tanaman. Terkadang
harganya sangat fantastis, sehingga mencapai jutaan rupiah.
3.2. Saran
Diharapkan munculnya kesadaran dari manusia itu sendiri agar lebih
menjaga dan mencintai kelestarian lingkungan hidup disekitarnya. Menjaga
kelestarian tumbuh-tumbuhan hiaju yang mengandng banyak manfaat, salah
satunya sanseviera, sehingga manfaat yang terkandung di dalam sanseviera
diharapkan dapat diguanakan mengurangi adanya global warming dan
membersihkan udara yang tidak sehat.